Anda di halaman 1dari 6

RESUME

PERATURAN MENTERI KESEHARAN NO. 15 TAHUN 2016


TENTANG
ISTITHAAH KESEHATAN JAMAAH HAJI

Nama TKHI/PPIH : Meyta Dwi Yunitasari, S. Kep., Ns


Nomor Register : NR143800002494
NIP : 19892905892014042001
Instansi : RS Universitas Airlangga Surabaya
Daerah Asal : Surabaya
No. Telp/HP : 081335498229
Email : ners.mey2@gmail.com

ISTITHAAH KESEHATAN JAMAAH HAJI


1. Istithaah adalah kemampuan jamaah haji secara jasmaniah, ruhaniah, pembekalan dan keamanan untuk
menunaikan ibadah haji tanpa menelantarkan kewajiban terhadap keluarga.
2. Istithaah kesehatan jamaah haji adalah kemampuan jamaah haji dari aspek kesehatan yang meliputi fisik
dan mental yang terukur dengan pemeriksaan yang dapat dipertanggungjawabkan sehingga jamaah haji
dapat menjalankan ibadahnya sesuai tuntutan Agama Islam.
3. Pengaturan istithaah kesehatan haji bertujuan untuk terselenggaranya pemeriksaan kesehatan dan
pembinaan kesehatan jamaah haji aar dapat menunaikan ibadahnya sesuai dengan ketentuan ajaran agama
islam.
4. Untuk memenuhi syarat istithaah kesehatan, jamaah haji harus dilakukan pemeriksaan kesehatan dan
pembinaan kesehatan jamaah haji. Pemeriksaan kesehatan jamaah haji adalah rangkaian kegiatan
penilaian status kesehatan jamaah haji yang diselenggarakan secara komprehensif. Sedangkan pembinaan
istithaah kesehatan haji adalah serangkaian kegiatan terpadu, terencana, terstruktur dan terukur diawali
dengan pemeriksaan kesehatan pada saat mendaftar menjadi jamaah haji sampai masa keberangkatan ke
Arab Saudi.
5. Pemeriksaan dan pembinaan kesehatan jamaah haji dilakukan oleh Tim Penyelenggara Kesehatan Haji
yang dibentuk oleh dinas kesehatan kabupaten/kota setempat. Pembinaan dilakukan di Puskesmas dan/
atau Rumah Sakit yang ditunjuk. Pemeriksaan dan pembinaan ini dilaksanakan sesuai standar teknis yang
ditetapkan oleh Menteri.
6. Pemeriksaan kesehatan dilakukan sebagai dasar pelaksanaan pembinaan kesehatan jamaah haji dalam
rangka mencapai istihaah kesehatan jamaah haji. Pemeriksaan kesehatan jamaah haji meliputi:
a. Tahap Pertama
Dilaksanakan oleh Tim Penyelenggara Kesehatan Kabupaten/ Kota di Puskesmas dan/ atau Rumah
Sakit pada saat jamaah haji melakukan pendaftaran untuk mendapatkan nomor porsi. Berdasarkan
pemeriksaan tahap pertama ditetapkan status kesehatan jamaah hasi resiko tinggi atau tidak resiko
tinggi. Penetapan status kesehatan jamaah haji risiko tinggi dituangkan dalam surat keterangan hasil
pemeriksaan kesehatan jamaah haji yang dikeluarkan dan ditanda tangani oleh dokter pemeriksa
kesehatan haji (tercantum dalam formulir 1). Jamaah resiko tinggi adalah jamaah dengan kriteria:
1) Berusia 60 tahun atau lebih; dan / atau
2) Memiliki faktor risiko kesehatan dan gangguan kesehatan yang potensial menyebabkan
keterbatasan dalam melaksanakan ibadah haji.
b. Tahap Kedua
Dilaksanakan oleh Tim Penyelenggara Kesehatan Kabupaten/ Kota di Puskesmas dan/ atau Rumah
Sakit pada saat pemerintah telah menetukan kepastian keberangkatan jamaah haji pada tahun berjalan.
Berdasarkan pemeriksaan tahap kedua ditetapkan Istithaah Kesehatan Jamaah Haji, meliputi:
1) Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji, yaitu jamaah haji yang memiliki kemampuan
mengikuti proses ibadah haji tanpa bantuan obat, alat, dan/atau orang lain dengan tingkat
kebugaran jasmani setidaknya dengan kategori cukup. Penentuan tingkat kebugaran melalui
pemeriksaan kebugaran yang disesuikan dengan karakteristik individu jamaah haji. Jamaah haji ini
wajib berperan aktif dalam kegiatan promotif dan promotif.
2) Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji dengan Pendampingan, merupakan jamaah haji dengan
kriteria:
a) Berusia 60 tahun atau lebih; dan/ atau
b) Menderita penyakit tertentu yang tidak masuk dalam kriteria tidak memenuhi syarat Istithaah
sementara dan / atau tidak memenuhi syarat Istithaah.
3) Tidak Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji untuk Sementara, yaitu jamaah haji dengan
kriteria:
a) Tidak memiliki sertifikat vaksinasi internasional (ICV) yang sah;
b) Menderita penyakit tertentu yang berpeluang sembuh, antara lain TBC sputum BTA Positif,
TB MDR, DM tidak terkontrol, Hipertiroid, HIV-AIDS dengan Diare Kronik, Stroke Akut,
Perdarahan Saluran Cerna, Anemia Gravis;
c) Suspek dan/ atau konfirm penyakit menular yang berpotensi wabah;
d) Psikosis akut;
e) Fraktur tungkai yang membutuhkan imobilisasi;
f) Fraktur tulang belakang tanpa komplikasi neurologis; atau
g) Hamil yang diprediksi usia kehamilannya pada saat keberangkatan kurang dari 14 minggu atau
lebih dari 26 minggu.
4) Tidak Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji, yaitu jamaah haji dengan kriteria:
a) Kondisi klinis yang dapat mengancan jiwa, anatar lain PPOK derajat IV, HF Std. IV, CKD Std.
IV dengan peritoneal dialysis/ hemodialisis reguler, AIDS Std. IV dengan infeksi oportunistik,
stroke hemoragic luas;
b) Gangguan jiwa berat, antara lain skizofrenia berat, demensia berat, retardasi mental berat;
c) Jamaah dengan penyakit yang sulit diharapkan kesembuhannya, antara lain keganasan stadium
akhir, TB –TDR, sirosis atau hepatoma decompensata.
c. Tahap ketiga
Dilaksanakan oleh PPIH Embarkasi Bidang Kesehatan di embarkasi pada saat jamaah haji menjelang

keberangkatan berkoordinasi dengan dokter penerbangan. Pemeriksaan ini untuk menetapkan status
kesehatan jamaah haji layak atau tidak layak terbang. Jamaah haji yang ditetapkan tidak layak
terbang adalah jamaah haji dengan kondisi yang tidak memenuhi standar keselamatan penerbangan

internasional dan / atau peraturan kesehatan internasional. Penetapan status kesehatan jamaah haji
berdasarkan hasil pemeriksaan tahap ketiga dituangkan dalam Berita Acara Kelaikan Terbang

yang dikeluarkan dan ditandatangani oleh ketua PPIH Embarkasi Bidang Kesehatan (tercantum

dalam formulir III) dan disampaikan kepada ketua PPIH Embarkasi.

7. Pembinaan Istithaah Kesehatan Jamaah Haji merupakan upaya mempersiapkan istithaah kesehatan haji
yang dilakukan oleh pemerintah daerah dengan melibatkan organisasi profesi dan / atau organisasi
masyarakat berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan jamaah haji.
a. Jenis dan metode pembinaan meliputi: kegiatan penyuluhan, konseling, latihan kebugaran,
pemanfaatan media massa, penyebarluasan informasi, kunjungan rumah, dan manasik kesehatan.
b. Berdasarkan periode pelaksanaannya, pembinaan dalam rangka istithaah kesehatan jamaah haji terdiri
atas:
1) Pembinaan Istithaah Kesehataan Jamaah Haji masa tunggu, dilakukan terhadap seluruh jamaah
haji setelah memperoleh nomor porsi dan disesuaikan dengan hasil pemeriksaan kesehatan.
2) Pembinaan Istithaah Kesehataan Jamaah Haji masa keberangkatan, dilakukan kepada jamaah haji
yang akan berangkat pada tahun berjalan.
c. Pelaksanaan pembinaan terintegrasi dengan program kesehatn di kabupaten/kota, antara lain keluarga
sehat, pencegahan penyakit menular, posbindu penyakit tidak menular, pembinaan kelompok olah
raga dan latihan fisik, serta posyandu lansia.

8. Setipa kegiatan pemeriksaan kesehatan dan pembinaan kesehatan dalam rangka istithaah kesehatan
jamaah haji harus dilaporkan secara berjenjang oleh tim penyelenggara kesehatan haji. Pelaporan
dilaksanakan dengan mengunaak sistem informasi kesehatan jamaah haji.

9. Dalam rangka penyelenggaraan istithaah kesehatan jamaah haji dikembangkan koordinasi, jejaring kerja,
serta kemitraan antara instansi pemerintah dan pemangku kepentingan, baik pusat, provinsi, maupun
kabupaten/ kota yang bertujuan untuk:
a. Identifikasi, pencataan, dan pelaporan masalah kesehatan terkait Istithaah Kesehatan Jamaah Haji;
b. Peningkatan dan pengembangan kapasitas teknis dan manajemen SDM; dan
c. Keberhasilan pelaksanaan pemeriksaan kesehatan dan pembinaan kesehatan jamaah haji.
10. Pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Menteri ini dilaksanaan secara berjenjang
oleh Menteri, Kepala Dinkes Provinsi, dan Kepala Dinkes Kabupaten/Kota.

Formulir I

SURAT KETERANGAN HASIL PEMERIKSAAN KESEHATAN


JEMAAH HAJI
Nomor:

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama :
Jabatan :

Telah melakukan Pemeriksaan Kesehatan kepada Jemaah Haji di bawah ini:

Nama
Bin/Binti
Umur
Nomor Porsi
Pekerjaan
Alaniat

Menyatakan bahwa Jemaah tersebut di atas didiagnosis sebagai:


1
2
3
4
5

Sehingga, sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 15 Tahun 2016 Tentang


Istithaah Kesehatan Jemaah Haji
Menyatakan bahwa Status Kesehatan Jemaah Haji tersebut
(Risiko
Tinggi/Tidak Risiko Tinggi)* untuk ditindaklanjuti dengan Pembinaan
Kesehatan Haji.

20

Stempel/Cap

Puskesmas�S
Dokter Pemeriksa Tahap Pertama -
*) Coret yang tidak perlu

Formulir I
I

BERITA ACARA PENETAPAN ISTITHAAH KESEHATAN


JEMAAH HAJI
Nomor:

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama :
Jabatan :

Telah melakukan Pemeriksaan Kesehatan kepada Jamaah Haji di bawah ini:

Nama
Bin/Bind
Umur
Nomor Porsi
Pekerjaan
Alamat

Menyatakan bahwa Jemaah tersebut di atas didiagnosis sebagai;


1
2
3
4
5

Sehingga, sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 15 Tahun 2016 Tentang


Istithaah Kesehatan Jemaah Haji

Menyatakan bahwa Jemaah Haji tersebut (MEMENUHI SYARAT/MEMENUHI


SYARAT DENGAN PENDAMPINGAN/TIDAK MEMENUHI SYARAT SEMENTARA/
TIDAK MEMENUHI SYARAT)* untuk pelaksanaan ibadah haji.

20

Stampel/Cap

DInas Kesehatan
Kabupaten/Kota
Ketua Tim Penyelenggara Kesehatan Haji
Kab/Kota
*) Coret yang tidak perlu

Anda mungkin juga menyukai