Anda di halaman 1dari 66

UJI KOMPETENSI JABATAN FUNGSIONAL PERAWAT

Direktorat Pembinaan dan Pengawasan Nakes


Direktorat Jenderal Tenaga Kesehatan - Kementerian Kesehatan RI
INSTANSI PEMBINA JABFUNG DI LINGKUNGAN KEMENKES RI 1. Menyusun naskah
(PMK No.60 THN 2016) akademik dan matriks butir
kegiatan;
2. Mensosialisasikan
1. Menyusun & melaksanakan kebijakan jabfungkes; 

teknis jabfungkes 3. Melakukan pembinaan;
2. Memonev pengembangan Puskat 4. memfasilitasi ukom;
jabfungkes; Mutu 5. Memutakhirkan data
3. Mengoordinasikan hasil jabfungkes;
binwas jfk 6. Memonev Jabatan
Fungsional yang menjadi
binaannya;

Unit
Unit
Pelatih- Kemenkes
pembina
an

1. Usul formasi CASN;


1. Merencanakan kebutuhan pelatihan 2. Usul & Tetapkan ASN dalam
dan pengembangan program Unit Jabfungke

pelatihan Jabfungkes; kepegawai- 3. Susun usul mutasi Jabfung
2. Menyusun kurikulum dan modul an kes;
pelatihan jabfungkes 4. Susun usulan jenis dan jumlah
3. Mengevaluasi pasca pelatihan jfk kebutuhan jabfungkes
5. Sharing data
JUMLAH PEJABAT FUNGSIONAL KESEHATAN DI INDONESIA

1 Administrator Kesehatan 1.806 16 Pembimbing Kesehatan Kerja 259


2 Apoteker 4.418 17 Penata Anestesi 33
3 Asisten Apoteker 12.187 18 Penyuluh Kesehatan Masyarakat 4.759
4 Asisten Penata Anestesi 24 19 Perawat 174.683
5 Bidan 80.055 20 Perawat Gigi 11.246

6 Dokter 24.672 21 Perekam Medis 3.671


22 Pranata Laboratorium Kesehatan 13.419
7 Dokter Gigi 7.389
23 Psikolog Klinis 160
8 Dokter Pendidik Klinis 2.157
24 Radiografer 3.321
9 Entomolog Kesehatan 129
25 Refraksionis Optisien 392
10 Epidemiolog Kesehatan 1.831 26 Sanitarian 11.488
11 Fisikawan Medis 92 27 Teknisi Elektromedis 1.536
28 Teknisi Gigi 113
12 Fisioterapis 2.437
29 Teknisi Transfusi Darah 147
13 Nutrisionis 11.551
30 Terapis Wicara 95
14 Okupasi Terapis 136
Total tahun 2019 : 362.948 (per Desember 2019)
15 Ortotis Prostetis 33 TOTAL : 374.239 (per Juli 2020)
Sumber: SAPK BKN
Unit Pembina Jabfung Kesehatan
No Unit Pembina No Jabatan Fungsional
1 Pusat Analisis Determinan Kesehatan, Sekretariat Jenderal 1 Administrator Kesehatan

2 Sekretariat Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat 2 Apoteker


Kesehatan 3 Asisten Apoteker
3 Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan, Ditjen Yankes 4 Dokter
5 Dokter Gigi
6 Dokter Pendidik Klinis
7 Fisioterapis
8 Okupasi Terapis
9 Ortotis Prostetis
10 Perawat
11 Perawat Gigi
12 Perekam Medis
13 Teknisi Gigi
14 Refraksionis Optisien
15 Terapis Wicara
4 Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer, Ditjen Yankes 16 Bidan
17 Teknisi Transfusi Darah
5 Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Ditjen Yankes 18 Fisikawan Medis
19 Pranata Labkes
20 Radiografer
21 Elektromedis
Unit Pembina Jabfung Kesehatan
NO UNIT PEMBINA NO JABATAN FUNGSIONAL
6 Direktorat Pencegahan & Pengendalian Penyakit Tular Vektor & Zoonotik, 22 Entomolog Kesehatan
Ditjen P2P

7 Direktorat Pencegahan & Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa & 23 Psikolog Klinis
NAPZA, Ditjen P2P

8 Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan, Ditjen P2P 24 Epidemiolog Kesehatan

9 Direktorat Kesehatan Lingkungan, Ditjen Kesmas 25 Sanitarian

10 Direktorat Gizi Masyarakat, Ditjen Kesmas 26 Nutrisionis

11 Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga, Ditjen Kesmas 27 Pembimbing Kesehatan Kerja

12 Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Ditjen 28 Penyuluh Kesehatan Masyarakat
Kesmas
19 Tugas Instansi Pembina
(Peraturan Pemerintah Nomor 17 tahun 2020 tentang Perubahan atas PP 11 tahun 2017)
a menyusun pedoman formasi JF j menganalisis kebutuhan pelatihan fungsional di
bidang tugas JF;
b Menyusun Standar Kompetensi JF k melakukan sosialisasi petunjuk pelaksanaan dan
petunjuk teknis JF
c menyusun juklak dan juknis l mengembangkan sistem informasi JF
d menyusun standar kualitas hasil kerja dan m memfasilitasi pelaksanaan tugas pokok
pedoman penilaian KHK
e menyusun pedoman penulisan karya n memfasilitasi pembentukan organisasi profesi
tulis/karya ilmiah yg inovatif
f menyusun kurikulum pelatihan o memfasilitasi penyusunan & penetapan kode etik
profesi & kode perilaku
g menyelenggarakan pelatihan p melakukan akreditasi pelatihan fungsional
h membina penyelenggaraan pelatihan q melakukan panev penerapan JF di seluruh Instansi
fungsional pada lembaga pelatihan Pemerintah Pengguna; dan
i menyelenggarakan uji kompetensi r Melakukan koordinasi dengan instansi pengguna
jabfung
s Menyusun informasi faktor jabatan untuk evaluasi
Bagan Pengelolaan Jabatan Fungsional Kesehatan Panev
Pengembangan
Perencanaan Pengangkatan Puncak Karir Mutasi /
Pengembangan Promosi/
Promosi/
Kompetensi Kenaikan
KenaikanJenjang/
Jenjang/
Perpindahan
PerpindahanJabatan/
Jabatan/
Pengembangan
2 Penugasan Khusus
Kompetensi
Pendidikan (Tubel) dan /
Inpassing/ Pelatihan (bimtek, e-
Promosi/ Pengembangan Karir
Ukom learning, pelatihan jarak
Perpindahan jauh, magang) Uji
Jabatan Kompeten
PNS (JFU/JFT/JA) si Kualifikasi
Bekerja PAK → SKP
Penilaian
Satker Formasi Kinerja
Formasi
1

Pengangkatan
Latsar
Pertama
CPNS Tunjangan
Berhenti Alih
Satker Formasi
Sistem Informasi
PENGEMBANGAN KARIER
JABATAN FUNGSIONAL
• Kualifikasi • Pengembangan Kompetensi
pendidikan sesuai dan Uji Kompetensii
persyaratan yang
dibutuhkan < D III atau >
D IV/S1 (rekrutmen,tubel
atau ibel)

• Pemenuhan Angka
• Formasi Kredit
• SKP
Kompetensi dalam UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN

Pasal 68 ayat (1) dan (2)


• PNS diangkat dalam pangkat dan jabatan tertentu pada Instansi Pemerintah.
• Pengangkatan PNS dalam jabatan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditentukan berdasarkan perbandingan objektif antara kompetensi, kualifikasi, dan
persyaratan yang dibutuhkan oleh jabatan dengan kompetensi, kualifikasi, dan persyaratan
yang dimiliki oleh pegawai.

Pasal 69 ayat (1)


• Pengembangan karier PNS dilakukan berdasarkan kualifikasi, kompetensi, penilaian
kinerja, dan kebutuhan Instansi Pemerintah

Pasal 72 ayat (1)


• Promosi PNS dilakukan berdasarkan perbandingan objektif antara kompetensi, kualifikasi,
dan persyaratan yang dibutuhkan oleh jabatan, penilaian atas prestasi kerja,
kepemimpinan, kerja sama, kreativitas, dan pertimbangan dari tim penilai kinerja PNS pada
Instansi Pemerintah, tanpa membedakan jender, suku, agama, ras, dan golongan
UJI KOMPETENSI JFK
Uji Kompetensi Jabatan Fungsional

Untuk memberikan pengakuan


terhadap kompetensi jabatan
fungsional kesehatan

menjadi bahan pertimbangan


untuk kenaikan jenjang jabatan.
Penyelenggara Uji Kompetensi
Jabatan Fungsional Kesehatan

Adalah Instansi Pemerintah


Pengguna Jabatan Fungsional
Kesehatan di Pusat dan Daerah
yang sekurangnya dipimpin oleh
pejabat pimpinan tinggi pratama
(japimti pratama) setelah diberikan
rekomendasi penyelenggaraan uji
dari Kementerian Kesehatan.
Penyelenggaraan Uji Kompetensi
Jabatan Fungsional Kesehatan

320 Instansi :
❑7
Kementerian/Lembaga
❑30 Rumah Sakit
❑34 Dinas Kesehatan
Provinsi
❑249 Dinas Kesehatan
Kab/kota

Total 20.759 Peserta Uji


Lulus : 19.689
Tidak Lulus: 1.070

Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021

Update data 6 April 2021


Peta Persebaran Penyelenggaraan Ukom
Sudah melakukan uji

Sudah terdapat
rekomendasi, namun belum
melaksanakan ukom
PENYELENGGARA UJI KO
MPETENSI
Koordinator

Penanggung Jawab
Alur Proposal Pelaksanaan Uji
Peserta Uji Kompetensi

Syarat Peserta Uji Kompetensi


• Sekurang kurangnya sudah memangku jenjang jabatan
fungsional sebelumnya selama 1(satu) tahun;
• Memiliki Surat Keputusan jabatan fungsional jenjang
terakhir;
• Prestasi kerja paling kurang bernilai baik selama satu
tahun terakhir yang dibuktikan dengan Sasaran Kinerja
Pegawai (SKP); dan
• Memiliki Surat rekomendasi dari pimpinan unit kerja
untuk mengikuti uji kompetensi jabatan fungsional
kesehatan
Kewajiban Peserta Uji
• Mempersiapkan berkas administrasi yang diperlukan
• Mengajukan permohonan uji kompetensi ke pimpinan instansi pengguna
dengan diketahui atasan langsung.
• Melakukan registrasi online uji kompetensi jabatan fungsional. Seluruh pejabat
fungsional yang akan mengikuti uji kompetensi wajib melakukan pemutakhiran
data jabatan fungsional secara online melalui laman resmi Badan
Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (Badan
PPSDMK). Setelah melakukan pemutakhiran data jabatan fungsional, semua
calon peserta uji kompetensi harus mendaftar uji kompetensi secara online.
• Mencetak buku registrasi online.
• Mempersiapkan berkas portofolio dan data dukung yang diperlukan.
• Melakukan konsultasi dengan tim penguji sebelum melakukan uji kompetensi
(setelah ditetapkan menjadi calon peserta uji).
• Melaksanakan uji sesuai dengan tempat, waktu, metode yang telah ditetapkan.
Hak Peserta Uji
• Mendapatkan feedback dan hasil kelulusan uji kompetensi.
• Bila lulus, mendapat sertifikat uji kompetensi.
• Bila tidak lulus, boleh mengikuti uji ulang sesuai dengan jadwal yang
ditetapkan oleh pelaksana.
• Bila uji ulang pertama tidak lulus, boleh mengikuti uji ulang yang kedua
sesuai dengan jadwal yang tersedia penyelenggara.
• Bila uji ulang yang kedua tidak lulus maka pimpinan instansi pengguna
memberikan peningkatan pengetahuan dan keterampilan kepada pejabat
fungsional tersebut
Waktu dan Tempat Uji Kompetensi

• Pelaksanaan Uji dilakukan secara periodik


(memperhatikan periode kenaikan pangkat)

• Tempat Uji dapat disesuaikan dengan instansi tempat


pejabat fungsional bekerja atau instansi pembinanya,
dapat berupa :
a. Unit Pembina
b. Dinkes Provinsi
c. Dinkes Kab/Kota
d. UPT Kementerian Kesehatan
e. Klinik/Poliklinik Kementerian/Lembaga selain Kemenkes
f. Institusi dan atau Faskes lain
g. Tempat lain yang ditunjuk atau ditetapkan oleh
penyelenggara
Pembiayaan

• Pembiayaan ini dibebankan pada Anggaran dan


Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Provinsi, Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Kabupaten/Kota, dan sumber dana lainnya
yang sah dan tidak mengikat sesuai tugas masing –
masing instandi penyelenggara uji kompetensi
sesuai Permenkes 18 tahun 2017.

• Setiap instansi pengguna Jabatan fungsional


merencanakan dan menganggarkan biaya untuk
penyelenggaraan uji.
Tim Penguji
Jumlah Tim Penguji sekurang – kurangnya berjumlah tiga orang dan Terdiri
dari Ketua dan Anggota

1 Pusat

2 Instansi Kementerian/Lembaga Selain Kemenkes

3 Provinsi

4 Kabupaten/Kota

5 UPT Kementerian Kesehatan


Syarat Penguji
1 mempunyai jenis jabatan fungsional yang sama
dengan peserta uji

mempunyai jabatan paling rendah setingkat lebih tinggi dari


2 jabatan fungsional yang di uji dengan kategori yang sama

3 memiliki surat keputusan sebagai tim penguji

Apabila Tidak ada penguji yang memiliki


sertifikat maka pimpinan instansi dapat
4 memiliki sertifikat sebagai tim penguji
menunjuk penguji yang memiliki keahlian
serta mampu untuk menjadi penguji
dengan indikator memiliki kemampuan
5 tidak sedang menjalani hukuman disiplin teknis kompetensi, keprofesian dan
pemahaman tentang jabatan fungsional.
.
tidak sebagai peserta uji.
6
Tugas Tim Penguji
Melakukan pencatatan
dan melaporkan Menetapkan Metode uji

Melakukan monitoring
Membuat rencana penilaian
dan evaluasi

Melakukan
Memberikanpemutakhiran
feedback
instrumen
hasil penilaian Tugas Tim Menetapkan
Penguji metode penilaian

Memberikan feedback
hasil penilaian
Menyiapkan
perangkat penilaian
Melakukan penilaian

Memeriksa dan memvalidasi Berkoordinasi dengan


data dokumen instansi penyelenggara
Kewenangan Tim Penguji

Menetapkan kelulusan uji kompetensi

Memberikan catatan / feedback Meminta data/dokumen


hasil uji kompetensi tambahan kepada peserta
Kewenangan Tim maupun pihak yang
Penguji terkait bila diperlukan
Menentukan jenis metode dan
instrumen penilaian,

Menghentikan proses
Menetapkan substansi penilaian penilaian jika dipandang
Berdasarkan butir butir kegiatan dan tidak sesuai dengan ketentuan,
atau standar yang telah ditetapkan norma, etika dan prinsip
keselamatan,
Mekanisme Peserta Uji
Peningkatan pengetahuan dan
Mendaftar uji 5 11 kemampuan
kompetensi online Mencetak bukti Menyiapkan berkas Tidak Lulus
pendaftaran portofolio

6 Mendapatkan sertifikat
4 Lulus bila lulus

10 Uji ulang ke dua

Mengajukan
7 a. Konsultasi
3 permohonan ke pimpinan dengan tim Tidak Lulus
instansi pengguna penguji
b. Diberikan kartu ujian
oleh tim penguji Mendapatkan sertifikat
Lulus
bila lulus
2 Mempersiapkan berkas
administrasi
Pelaksanaan uji 9 Uji ulang pertama
8
1 Melakukan updating online
Tidak Lulus

jabfung

Lulus
Mekanisme Tim Penguji
6
 Memberi Menetapkan Menyiapkan
Membuat
konsultasi metode penilaian
rencana
7 perangkat
15
kepada calon
peserta uji
penilaian 5 penilaian Melakukan pemutakhiran
instrumen uji
 Menetapkan Berkoordinasi dengan
metode uji 4 instansi penyelenggara
 Memberikan untuk persiapan peralatan,
Melakukan pencatatan dan
kartu ujian
3
sarana & prasarana
8
14 pelaporan kepada ketua
penyelenggara uji

Memeriksa dan 9 Melaksanakan 13


Ketua tim penguji menandatangi
sertifikat uji
2 memvalidasi data dokumen
administratif calon peserta
pengujian

uji

12 Memberikan feedback hasil penilaian


Memiliki SK sebagai tim 10
1 penguji
Melakukan penilaian 11
Memutuskan hasil uji
Materi Uji

Materi Uji Kompetensi jabatan


fungsional kesehatan mengacu
pada butir butir kegiatan jenjang
jabatan yang sedang dipangku
dan jenjang yang akan dipangku
sesuai dengan peraturan
perundangan.
(Permenkes Nomor 18 tahun 2017)

(Permenkes Nomor 18 tahun 2017)


Kompetensi ASN yang dibutuhkan (UU No. 5/2014)

1. Kompetensi 2. Kompetensi Teknis,


manajerial, diukur dari tingkat dan
diukur dari tingkat Teknis spesialisasi pendidikan,
Manajerial
pendidikan, pelatihan teknis
pelatihan struktural fungsional, dan
atau manajemen, pengalaman bekerja
dan pengalaman secara teknis.
Sosio-
kepemimpinan.
Kultural

3. Kompetensi Sosial Kultural,


diukur dari pengalaman kerja berkaitan dengan masyarakat
majemuk dalam hal agama, suku, dan budaya sehingga
memiliki wawasan kebangsaan.
TINGKAT PENGUASAAN KOMPETENSI
Proficiency Levels Competence
➢ Mengkreasikan mengembangkan, konsep, teori,
kebijakan
Level 5
➢ Sebagai sumber rujukan utama (mentor)
05
➢ Mengevaluasi suatu proses pekerjaan
Level 4 ➢ Mengembangkan teknik metode kerja
04 ➢ Memberi arahan atau tanpa panduan
➢ Menerapkan dg analisis
03 Level 3 ➢ Tdk memerlukan bimbingan
➢ Dapat membimbing orang lain
➢ memecahkan masalah teknis operasional.
02 ➢ Menerapkan sesuai pedoman
Level 2 ➢ Berdasar pedoman/panduan dan memerlukan
bimbingan
01
➢Tingkat memahami, mengerti substansi
➢pekerjaan sederhana dg pedoman/ panduan
Level 1
➢Bimbingan intensif
melaksanakan pekerjaan teknis sederhana dengan proses
1 dan aturan yang jelas, memerlukan pengawasan langsun
g/bantuan dari orang lain.

penguasan pengetahuan dan keterampilan yang tidak


2 memerlukan pelatihan khusus

Level 1 memiliki pemahaman dasar tentang prinsip-prinsip teori


Awareness/being developed 3 dan praktek, namun masih memerlukan pengawasan
Paham/Dalam Pengembangan langsung dan/atau bantuan pihak lain.

mengindikasikan kemampuan bertanggungjawab atas


4 pekerjaan sendiri
melakukan tugas teknis dengan alat, prosedur
1 dan metode kerja yang sudah baku
pemahaman tentang prinsip-prinsip teori dan
2
praktek, dalam pelaksanaan tugas tanpa
bantuan dan/atau pengawasan langsung.

Level 2 mengindikasikan penguasaan pengetahuan


Basic / Dasar
3 dan keterampilan yang memerlukan
pelatihan tingkat dasar.
mengindikasikan kemampuan untuk
4
bertanggungjawab atas pekerjaan sendiri dan
dapat diberi tangungjawab membantu
pekerjaan orang lain untuk tugas teknis
yang sederhana
melakukan tugas teknis yang lebih spesifik dengan
1 menganalisis informasi secara terbatas dan
pilihan metode untuk menyelesaikan permasalahan

pemahaman tentang prinsip-prinsip teori dan


2 praktek tanpa bantuan dan/atau pengawasan
langsung, dengan kecepatan yang tepat
penyelesaian pekerjaan yang lebih cepat

Level 3 3
mengindikasikan kepercayaan diri dan kemampuan
dan menunjukkan kelancaran dan
Intermediate/Menengah
ketangkasan dalam praktek pelaksanaan
pekerjaan teknis
penguasan pengetahuan dan keterampilan yang
4
memerlukan pelatihan tingkat menengah

kemampuan bertanggungjawab atas pekerjaan


5 sendiri dan dapat diberi tangungjawab atas
pekerjaan kelompok/tim.
mengembangkan ilmu pengetahuan/iptek, konsep/teori
1 dan praktek mampu mendapat pengakuan ditingkat
instansi
kemampuan menghasilkan perbaikan dan
2 pembaharuan teknis, metode kerja.

beradaptasi dengan berbagai situasi, peningkatan


3 kompleksitas dan resiko serta kemampuan
Level 4 memecahkan permasalahan teknis yang timbul
dalam pekerjaan.
Advance/Mumpuni
kemampuan mengembangkan dan menerapkan
4 pendekatan mono disipliner/satu bidang keilmuan dan
kemampuan melakukan uji kompetensi serta
memiliki kemampuan pengajaran serta menjadi
rujukan atau mentor tingkat instansi.
penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang
5 memerlukan pelatihan lanjutan
kemampuan mengembangkan ilmu pengetahuan/iptek,
1 konsep/teori mampu mendapat pengakuan nasion
al atau internasional
2 kemampuan menghasilkan karya kreatif, original
dan teruji
menunjukkan inisiatif dan kemampuan beradaptasi
3 dengan situasi masalah khusus, dan dapat memimpin
Level 5 orang lain dalam melakukan kegiatan teknis
Expert/Ahli
mampu mengkoordinasikan, memimpin dan menilai
4
orang lain, kemampuan melakukan uji
kompetensi, dan kemampuan menjadi
pembimbing/mentor.
5 kemampuan mengembangkan dan menerapkan
pendekatan inter, multi disipliner.
penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang
6 menjadi rujukan atau mentor tingkat nasional
atau internasional.
Pola Distribusi Required Competency Level (RCL)
Kompetensi Teknis

Jabatan Jenjang Jabatan RCL


JPT Utama 5-4 Dominan 5
Jabatan Pimpinan Tinggi Madya 5-4 Fity-fifty
Pratama 5 - 4 -3 Dominan 4
JA Administrator 4 -3 Dominan 3
Jabatan Administrasi Pengawas 2 -3 Fifty-fifty
Pelaksana 2 -1 Dominan 1 atau 2
JF Utama 5- 4 Dominan 5
Jabatan Fungsional Madya 5-4 Dominan 4
Keahlian
Muda 4 -3 ffty-fifty
Pertama 3-2 -1 Dominan 2
JF Penyelia 4-3 fifty-fifty
Jabatan Fungsional Mahir 4-3 Dominan 3
Keterampilan
Terampil 3,2,1 Dominan 2
Pemula 2 -1 Dominan 1
Metode Uji Kompetensi

• Metode uji, dapat berupa :


a. Portofolio → Wajib
b. Uji Tulis
Pilihan
c. Uji Lisan
d. Uji Praktik
Penetapan Metode Uji
Dalam menetapkan metode uji kompetensi Tim Penguji harus
memperhatikan beberapa hal :
Tim penguji harus memperhatikan peraturan perundang – undangan,
1
kondisi, keadaan sumber daya yang tersedia di instansi pengguna
yang akan diuji
Penetapan metode uji dilakukan setelah tim penguji berkoordinasi
2 dengan pimpinan instansi pengguna jabatan fungsional yang akan
diuji

Tim penguji menginformasikan kepada peserta uji tentang metode


3 uji yang akan digunakan, rencana penilaian, metode penilaian,
waktu, dan tempat, tata tertib, dll pada saat peserta uji konsultasi
dengan tim penguji
Metode Uji Portofolio
Digunakan sebagai salah satu Dapat merefleksi pelayanan
Laporan lengkap segala yang diberikan, dapat
cara penilaian yang mampu
aktifitas seseorang yang mengungkap pencapaian standar menunjukan kemampuan,
dilakukannya yang kompetensi dan kompetensi dasar memberi gambaran atas apa
menunjukan kecakapan setiap pejabat fungsional yang dilakukan pejabat
pejabat fungsional kesehatan fungsional kesehatan dan
kesehatan sebagai bukti otentik

Portofolio
Penilaian Portofolio
Penilian portofolio terdiri dari dua
komponen 1
2 20%
80%
Sertifikat
Pelatihan Unsur
Pelayanan
Karya dan/ /Asuhan
Penghargaan Pengembangan atau
yang relevan Profesi
dan/
bidang atau
kesehatan
Komponen Tambahan Komponen Utama
Komponen penilaian portofolio

 Komponen Utama adalah bukti Pelayanan/asuhan


Penilaian komponen pelayanan/asuhan ini
mengacu dari butir
kegiatan jabatan fungsional dengan kriteria:
a. 75% - 80% komponen pelayanan/asuhan
berasal dari kompetensi pada jenjang
yang sedang dipangkunya dan
b. 20% - 25% komponen pelayanan/asuhan
berasal dari kompetensi yang akan
dipangkunya
Contoh instrumen portofolio JF Perawat

Jenjang
saat ini : Terampil
Rumah Jabatan : Rumah Sakit
N Unit Kompetensi Definisi Operasional Jumlah Jenis Target M V A T Dokumen
o dokum bukti kompete yang
en nsi memenuh
i4
persyarat
an

1 Melakukan pengkajian keperawatan Melakukan pengumpulan data pada klien dengan tingkat 20 loogbook 20
dasar pada individu. ketergantungan minimal tanpa risiko, melalui anamnesis dan
pemeriksaan fisik head to toe, menilai riwayat kesehatan dan
perkembangan penyakit/masalah kesehatan, norma, perilaku
dan kebiasaan seseorang.

2 Melakukan intervensi keperawatan Memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan 10 loogbook 10
dalam pemenuhan kebutuhan dasar gangguan pemenuhan oksigen dengan kasus sederhana,
manusia: oksigenasi sederhana. sehingga pemberian oksigen hanya dengan nasal dan sungkup
sederhana.

3 Melakukan intervensi keperawatan Penatalaksanaan tindakan keperawatan pada pasien dengan 10 loogbook 10
dalam pemenuhan kebutuhan dasar gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit menghindari
manusia: cairan elektrolit. terjadinya dehidrasi, gangguan elektrolit diberikan melalui
parenteral.
No Unit Kompetensi Definisi Operasional Jumlah Jenis Target M V A T Dokumen

Lanjutan dok bukti kompetensi yang


mememnuhi 4
unsur

4 Melakukan intervensi keperawatan Komunikasi dengan menggunakan prinsip dan 10 loogbook 10


yang berkaitan dengan komunikasi. teknik komunikasi terapeutik, antar perawat-
klien tanpa hambatan komunikasi.

5 Melakukan dokumentasi terhadap Melakukan dokumentasi pelaksanaan tindakan 10 loogbook 10


proses asuhan keperawatan. keperawatan pada pasien.

6 Memfasilitasi penggunaan alat Memfasilitasi klien dengan menyediakan alat 10 loogbook 10


pengaman atau pelindung fisik pada pengaman (APD, bedplang, screen, dll) sesuai
pasien untuk mencegah risiko cedera dengan kebutuhan klien untuk mencegah
pada individu dalam rangka upaya cedera pada pasien serta mencegah
preventif. penularan/infeksi silang dari dan terhadap
perawat

7 Melakukan intervensi keperawatan Memberikan makan dalam bentuk cair dan 10 loogbook 10
dalam pemenuhan kebutuhan dasar minum melalui selang atau pipa NGT kepada
manusia: nutrisi enteral. klien yang tidak mampu makan secara normal.

8 Melakukan intervensi keperawatan Memberikan nutrisi berupa cairan infus yang 10 loogbook 10
dalam pemenuhan kebutuhan dasar dimasukan ke dalam tubuh melalui darah vena
manusia: nutrisi parenteral. baik sentral (untuk nutrisi parenteral total) atau
vena perifer (untuk nutrisi parenteral parsial).90
Penilaian Portofolio
Memadai kesesuaian antara jumlah dokumen yang dipersyaratkan
dengan ketersediaan dokumen portofolio yang ada
PERTAMA
Valid Bukti asuhan /pelayanan yang dilakukan dibuktikan dengan
Autem corrumpit quo te. yang
dokumen/loogbook Pri telah diverifikasi ditandai dengan
cu unumtanda
habeo modus,
tangan dan ne
nama jelas atasan langsung atau ketua
munere timmaluisset
pelaksanahis. Estpenanggung jawab asuhan.
atau
quod ignota viderer in. Ius ne
Asli a. Untuk bukti asuhan/pelayanan, dokumen yang dinilai
etiam latine quaerendum. Pri
merupakan bukti asli dari asuhan / tindakan yang
id ferri fabulas assentior, error
dilakukan yang berupa laporan portofolio yang diserahkan
munere.
ke penguji,
b. Untuk sertifikat pelatihan, dokumen berupa sertifikat asli
dan dapat ditunjukkan kepada penguji pada saat ujian.

Terkini laporan pekerjaan dalam kurun waktu paling lama 5 tahun


sejak ditetapkan dalam SK jenjang Jabfung terakhir sampai
dengan pelaksaan ujian
Komponen Tambahan

1. Pelatihan
2. Karya Pengembangan Profesi
3. Penghargaan yang relevan dibidang
kesehatan
Pelatihan

Adalah kegiatan pelatihan yang pernah diikuti oleh pejabat fungsional


1 dalam rangka pengembangan dan/atau peningkatan kompetensi
selama melaksanakan tugas pelayanan kesehatan di seluruh instansi
atau fasilitas pelayanan kesehatan.

Bukti fisik komponen pelatihan ini berupa sertifikat atau piagam


asli yang dikeluarkan oleh lembaga penyelenggara yang syah.
2

Pelatihan dilengkapi dengan laporan singkat hasil pelatihan


3
yang meliputi : tujuan diklat, materi diklat dan manfaat diklat
untuk perbaikan pelayanan kesehatan.
Komponen Tambahan :
Sertifikat Pelatihan
Kabupaten/
Kota/ Instansi Provinsi

Internasional
20%20
10%
Nasional 10
25% 45%
40
30

Skor Penilaian Sertifikat Pelatihan yang Relevan berdasarkan Lembaga


yang mengeluarkan
Contoh Kasus

• Bila seorang perawat mengikuti pelatihan ACLS dengan


35 jpl dengan sertifikat lembaga yang mengeluarkan
adalah PPSDM Kesehatan maka penilaian dari unsur
tambahan adalah :
30 x 20% = 6
Maka nilai dari unsur tambahan adalah 6
(E)
Karya Pengembangan Profesi

Apabila pejabat fungsional kesehatan mempunyai karya tulis


yang berupa artikel yang dimuat pada jurnal ilmiah dan atau
tulisan ilmiah popular yang dimuat pada majalah, tabloid,
koran, news letter, bulletin,
Penilaian Karya Pengembangan Profesi

Jurnal terakreditasi (50) Sebagai ketua (50)


Jurnal tdk terakreditasi (30) Sebagai anggota (40)

Artikel
Internasional (50), Nasional Laporan
(30), Provinsi (20), dan
Kabupaten/Kota (10) Penelitian

Internasional (50)
Buku Nasional (40)
Provinsi (30)
Kabupaten/Kota (20)
Tingkat Instansi (10)
Modul Diklat
Karya Teknologi
Kualitas Modul Baik (50)
Tepat Guna
Kualitas Kurang Baik(20)

Skor Penilaian Karya Pengembangan Profesi yang Relevan


berdasarkan kriteria
Komponen Tambahan : Penghargaan yang relevan bidang kesehatan

Kabupaten/
Kota/ Instansi Provinsi

Internasional
Nasional 20% 20
10
10%

25% 45%
30 40

Skor Penilaian Sertifikat Pelatihan yang Relevan berdasarkan Lembaga


yang mengeluarkan
Tujuan Umum Pengaturan Penyelenggaraan Uji Kompetensi
Jabatan Fungsional Kesehatan

Penyelenggaaraan Uji Kompetensi Jabfungkes


yang Implementatif, Mampu Laksana dan
Berkualitas
Penyelenggaaraan Uji Kompetensi untuk 30 Jenis
Jabfungkes dan Berbagai Metode
Pengangkatan/Perpindahan Jabatan/Alih
Kategori/Alih Jenjang/Promosi

Pada juli 2022

Permenpan 13/2019
“Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, semua ketentuan dalam Peraturan Menteri tentang JF
yang telah ditetapkan dan semua peraturan pelaksanaannya, menyesuaikan dan mengikuti ketentuan
dalam Peraturan Menteri ini paling lama 3 (tiga) tahun sejak Peraturan Menteri ini diundangkan”
Uji Kompetensi Jabatan Fungsional Kesehatan

54
Penyelenggaraan UKOM di Daerah

Papua Gorontalo Bengkulu


Ukom JFK di Provinsi di Prov Papua

Uji Tulis Uji Lisan Uji Praktik


UJI KOMPETENSI JFK DI KABUPATEN KAIMANA
Pelaksanaan Uji Kompetensi Jabfung Dokdiknis Ahli Utama
59
TERIMAKASIH
Dokumen yang disipakan
1. SKP satu tahun terakhir tahun 2020 atau 2021
2. SK Jabfung/SK PNS
3. Bukti Portofolio asuhan keperawatan dalam bentuk
Logbook/Askep atau dokumen lain
PENUGASAN
DISKUSI KELOMPOK
Panduan Diskusi Kelompok
Tujuan: setelah diskusi kelompok, peserta mampu menyusun kelengkapan uji
kompetensi jabatan fungsional Perawat.

Bahan Latihan
Logbook
Uraian Tugas JF

Langkah-langkah:
• Peserta dibagi menjadi 3 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 10 orang
• Setiap kelompok menyusun kelengkapan uji kompetensi portofolio JF Perawat
• Waktu latihan 45 menit
• Satu kelompok mempresentasikan hasil diskusinya. Waktu presentasi hasil diskusi 10
menit

Waktu: 75 menit
Kelengkapan Ukom Perawat

a. SK JF Terakhir
b. Bukti pendaftaran ukom online
c. SKP 1 tahun terakhir bernilai baik
d. Surat rekomendasi dari atasan untuk ikut ukom
e. bukti portofolio (asuhan keperawatan dan komponen tambahan
apabila ada )

Jelaskan dan uraikan kelengkapan uji kompetensi dari poin a


hingga e dalam PPT (dapat diberikan contoh)
Contoh

Anda mungkin juga menyukai