PENGEMBANGAN
JABATAN FUNGSIONAL
TENAGA GIZI
Oleh:
R. GIRI WURJANDARU, SKM, M.KES
Kasubdit Kewaspadaan Gizi, Direktorat Gizi Masyarakat
Disampaikan Pada:
Pelatihan Nasional Asuhan Gizi dan Dietetik VI Tahun 2018
Grand Inna Hotel Padang, 30 Oktober 2018
OUTLINE
DASAR HUKUM DAN KEBIJAKAN UMUM
PENUTUP
DASAR HUKUM DAN KEBIJAKAN
UMUM
DASAR HUKUM
1. UNDANG - UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014
TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA;
2. UNDANG UNDANG NO 36 TAHUN 2014
TENTANG TENAGA KESEHATAN Untuk
3. PERATURAN PEMERINTAH NO 11 TAHUN 2017 menghasilkan
ttg Manajemen PNS
PNS yang
4. PERMENPAN RB NO 42 TAHUN 2018 ttg
Pengangkatan PNS melalui inpassing profesional,
5. PERMENKES NO 42 TAHUN 2017 ttg memiliki dasar,
Pengangkatan PNS dalam JF Kesehatan melalui nilai etika profesi,
Inpassing bebas dari
6. PERMENKES NO 43 TAHUN 2017Penyusunan intervensi politik,
formasi JF Kesehatan bersih dari praktek
7. PERMENKES NO 60 TAHUN 2016 ttg pembinaan KKN
JF kesehatan dan JF nonkesehatan di
lingkungan Kemenkes
8. PMK no 26/2013 ttg Penyelenggaraan
Pekerjaan dan Praktik Tenaga Gizi
JABATAN ASN
JABATAN PIMPINAN
JABATAN ADMINISTRASI JABATAN FUNGSIONAL
TINGGI
• Jabatan Administrator • Jabatan fungsional • JPT utama;
memimpin pelaksanaan keahlian, terdiri atas: • JPT madya; dan
seluruh kegiatan a. ahli utama; • JPT pratama.
pelayanan dan b. ahli madya;
administrasi c. ahli muda; dan Berfungsi memimpin dan
d. ahli pertama. memotivasi setiap Pegawai
• Jabatan Pengawas ASN melalui:
mengendalikan • Jabatan fungsional • kepeloporan
pelaksanaan kegiatan keterampilan, terdiri atas: • pengembangan kerja
a. Penyelia; sama; dan
• Jabatan Pelaksana b. Mahir (Pelaksana • keteladanan.
melaksanakan kegiatan Lanjutan);
pelayanan dan c. Terampil (Pelaksana);
administrasi dan
pemerintahan dan d. Pemula (Pelaksana
pembangunan Pemula).
PENGERTIAN
UU ASN Nomor 5 Tahun 2014
Jabatan Fungsional
Sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan tugas berkaitan dengan
pelayanan fungsional yang berdasarkan pada keahlian dan
keterampilan tertentu.
Pejabat Fungsional
Pegawai ASN yang menduduki Jabatan Fungsional pada instansi
pemerintah
Kegiatan berdasarkan proses dan A.K yg dikumpulkan tidak mencerminkan prestasi kerja
produk/output tidak terdefinisi JF
SANKSI SESUAI
PERATURAN PUU
PENGEMBANGAN KARIER PEJABAT FUNGSIONAL ASN
1. Kualifikasi
2. Kompetensi
BERDASARKAN 3. Penilaian kinerja, dan;
4. Kebutuhan Instansi
Pemerintah
1. Pertama
a. Penata Muda, Gol. Ruang III/a;
b. Penata Muda Tk. I, Gol. Ruang III/b;
2. Muda
a. Penata, Gol. Ruang III/c;
AHLI b. Penata Tk. I, Gol. Ruang III/d;
3. Madya
a. Pembina, Gol. Ruang IV/a;
b. Pembina Tk. I, Gol. Ruang IV/b;
c. Pembina Utama Muda, Go. Ruang IV/c.
FORMASI
Bertugas sebelum Sebelumnya
terbit Permenpan Bertugas setelah Struktural/Jabfung lain
terbit Permenpan
Inpassing Pengangkatan Alih Jabatan
Pertama
PAK
TERAMPIL : AHLI :
Nutrisionis yang memiliki angka kredit melebihi angka kredit yang ditentukan
untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi, kelebihan angka kredit
tersebut dapat diperhitungkan untuk kenaikan jabatan/pangkat berikutnya.
PENETAPAN ANGKA KREDIT (PAK)
UNTUK KENAIKAN PANGKAT FUNGSIONAL
SKB Menkes dan Kepala BKN No. Juklak Jabfung Nutrisionis dan
894/MENKES/SKB/VIII/2001 dan angka kreditnya
No. 35 Tahun 2001
Teknikal
dietisien
Menimbang UU Tenaga
Semula Kesehatan (tenaga gizi
Nutrisionis terdiri dari nutrisionis
dan dietisien) dan dietisien
Kondisi di lapangan
nutrisionis
PENGERTIAN NOMENKLATUR
Nutrisionis : tenaga professional di bidang gizi,
makanan dan diet yang berlatar belakang pendidikan
Sarjana Gizi atau Sarjana Terapan Gizi,
Dietisien: tenaga professional di bidang gizi,
makanan dan diet yang berlatar belakang pendidikan
Sarjana Gizi atau Sarjana Terapan Gizi ditambah 1
tahun pendidikan Profesi Dietisien,
Teknisi Dietisien: tenaga professional di bidang gizi,
makanan dan diet yang berlatar belakang pendidikan
Diploma III Gizi
PERLU dilakukan REVISI dan UPDATING
Keputusan Menteri Negara PAN
No 23/KEP/M.PAN/4/2001
NUTRISIONIS 5 Tahun
Pendidikan Profesi
Dietisien
TEKNISI DIETISIEN 4 Tahun
Sumber:¹ Kemenkes RI., 2015. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014. Jakarta: Kemenkes RI, 2015
²Kemenkes RI. 2013. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Jakarta: Kelemnekes RI. 2013
³ Asumsi kebutuhan Nutrisionis-Dietisien seperti RS kelas D.
4 Kebutuhan Nutrisionis-Dietesien 3 orang setiap Puskesmas untuk menangani masalah undernutrition, overnutrition dan surveillance.
Defisit Nutrisionis dan Dietesien
Kebutuhan 98.661
Existing 15.324
Defisit 83.337
mengusulkan materi kebijakan teknis tentang JF, pedoman formasi JF, bahan kurikulum
pelatihan fungsional/teknis JF dengan melibatkan organisasi profesi terkait
Identifikasi dan pengkajian serta pengusulan tunjangan JF
mensosialisasikan kebijakan Jabatan Fungsional secara berkesinambungan kepada para
pemangku kepentingan
mengusulkan jenis dan jumlah peserta pelatihan fungsional/teknis Jabatan Fungsional
berdasarkan usulan dari unit kepegawaian Eselon I
mengusulkan Tim Penilai Pusat JF
melakukan pembinaan terhadap Tim Penilai JF
memfasilitasi pembentukan organisasi profesi JF dan penyelenggaraan uji kompetensi JF
melakukan pemutakhiran data JF
melakukan pemantauan, evaluasi JF
menyampaikan hasil pelaksanaan pembinaan JF kepada Unit yang membidangi
Pengembangan Jabatan Fungsional
BIROKRAT IDAMAN