Anda di halaman 1dari 49

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN JABATAN FUNGSIONAL

BIDANG KESEHATAN

DISAMPAIKAN PADA PELATIHAN JABFUNG BIDAN


TANGGAL 4 DESEMBER 2020
OLEH : GT. SRI ELLYANI,SKM
KEPALA SEKSI SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
DINAS KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
DASAR HUKUM
 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan.
 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara
 Undang-Undang No. 4 Tahun 2019 tentang kebidanan
 Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Manajemen PNS
 Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 13 tahun 2019 tentang
Pengusulan,Penetapan, dan Pembinaan Jabfung PNS
JABATAN ASN

JABATAN UTAMA PPPK


PIMPINAN MADYA
TINGGI PRATAMA
PNS KEAHLIAN
ADMINISTRATOR PPPK
KETRAMPILAN
JABATAN JABATAN
PENGAWAS
ADMINISTRASI FUNGSIONAL
PELAKSANA
FUNGSI ADMINISTRASI FUNGSI TEKNIS
JABATAN APARATUR SIPIL NEGARA

JABATAN a. Jabatan Pimpinan tinggi Utama (Ka. LPNK)


JABATAN a. b.Jabatan Pimpinan
Jabatan tinggitinggi
Pimpinan UtamaMadya
(Ka. LPNK)
(Sekjen, Sekjen LNS, Sestama, Staf Ahli
PIMPINAN b. Jabatan Pimpinan tinggi
Menteri, Setda Prov) Madya (Sekjen, Sekjen LNS, Sestama, Staf Ahli
PIMPINAN c.Menteri, Setda
Jabatan Prov) Tinggi Pratama (Direktur, Karo, Kepala Dinas, Kapus,
Pimpinan
TINGGI c. Jabatan Pimpinan
Inspektur, Set.DPR,Tinggi Pratama
Ka.Balai, (Direktur,dan
Setda Kab/Kota Karo, Kepala
jab lain yang Dinas,
setara Kapus,
TINGGI Inspektur, Set.DPR, Ka.Balai, Setda Kab/Kota dan jab lain yang setara

a. Jabatan Administrator (memimpin pelaksanaan seluruh kegiatan public


a. Jabatan
serta Administrator (memimpin
adm. Pemerintahan pelaksanaan seluruh kegiatan public
& pembangunan);
JABATAN b.serta adm. Pemerintahan
Jabatan & pembangunan);pelaksanaan
Pengawas (mengendalikan kegiatan yang
JABATAN b. Jabatan Pengawas (mengendalikan pelaksanaan kegiatan yang
ADMINISTRASI dilakukan oleh pejabat pelaksana);
ADMINISTRASI c.dilakukan
Jabatanoleh
c. Jabatan
pejabat(melaksanakan
Pelaksana
Pelaksanadan
pemerintahan
pelaksana); kegiatan pelayanan public serta adm
(melaksanakan
pembangunan)kegiatan pelayanan public serta adm
pemerintahan dan pembangunan)

Keahlian : Keterampilan :
JABATAN a. Ahli Utama a. Penyelia
JABATAN b. Ahli Madya b. Mahir
FUNGSIONAL c. Ahli Muda c. Terampil
FUNGSIONAL d. Ahli Pertama d. Pemula
JABATAN FUNGSIONAL

JABATAN FUNGSIONAL:
SEKELOMPOK JABATAN YANG BERISI FUNGSI DAN TUGAS YG
BERKAITAN DGN PELAYANAN FUNGSIONAL YG BERDASARKAN
PADA KEAHLIAN DAN KETERAMPILAN TERTENTU.

PEJABAT FUNGSIONAL:
PEGAWAI ASN YANG MENDUDUKI JABATAN FUNGSIONAL PADA
INSTANSI PEMERINTAH

UU No. 5 Tahun 2014


 Pasal 1 angka 11 dan 12,
 Pasal 13,
 Pasal 18.
JABATAN FUNGSIONAL

J • KEAHLIAN
• KETERAMPILAN
 PNS

F  NON PNS
(PPPK)

JF merupakan jabatan karier PNS.


Mengapa
Jabfung UU 5 Tahun
2014
Penting? Jabatan
JA
Fungsional
Kesehatan JFT

30
JF
K Jabatan
ASN
PNS & PPPK

JPT
Karena......

Memiliki Masa
Pengabdian relatif lebih
lama
15 Jenjang madya s/d
Memiliki Kelas berusia 60 tahun Jenjang
Jabatan yang utama s/d berusia 65
5 relatif baik dari tahun
Kelas 5 s/d Dapat diangkat menjadi
Kelas 15
Pejabat Aministrasi bahkan
menjadi Pejabat Pimpinan
Tinggi (untuk jabfung jenjang
madya dan jenjang utama)
JUMLAH PEJABAT FUNGSIONAL KESEHATAN DI
INDONESIA
1 Dokter Pendidik Klinis 2.077 15 Dokter Gigi 6.961

2 Asisten Apoteker 12.262 16 Sanitarian 11.413


17 Pranata Laboratorium 13.167
3 Nutrisionis 11.489 Kesehatan
4 Perawat 161.212 18 Entomolog Kesehatan 130

5 Okupasi Terapis 132 19 Perekam Medis 3.338


20 Fisioterapis 2.423
6 Fisikawan Medis 86
21 Dokter 24.131
7 Perawat Gigi 10.439
22 Bidan 78.872
8 Penyuluh Kesehatan 4.503
Masyarakat 23 Epidemiolog Kesehatan 1.774
9 Refraksionis Optisien 392 24 Terapis Wicara 94

10 Administrator Kesehatan 1.688 25 Ortosis Prostetis 32

11 Radiografer 2.933 26 Teknisi Transfusi Darah 146


12 Apoteker 4.199 27 Teknisi Gigi 112
13 Teknisi elektromedis 1.391 28 Pembimbing Kesehatan Kerja 214
14 Psikolog Klinis 160
29 Penata Anestesi 0
30 Asisten Penata Anestesi 0
TOTAL : 355.770 (per 4 April 2019)
JUMLAH PEJABAT FUNGSIONAL KESEHATAN DI PROVINSI
KALTIM
NO. NAMA JABATAN FUNGSIONAL JUMLAH
1 ADMINKES 31
2 APOTEKER 364
3 ASSTEN APOTEKER 705
4 BIDAN 3.356
5 DOKTER 935
6 DOKTER GIGI 264
7 DOKTER PENDIDIK KLINIS
8 ENTOMOLOG 6
9 EPIDEMIOLOG 49
10 FISIKAWAN MED 1
11 FISIOTERAPIS 91
12 NUTRISIONIS 277
13 OKUPASI TERAPI 9
14 ORTOTIS PROS 2
15 SKM 344
16 PEREKAM MEDIS 121
17 PERAWAT 6.371
18 PERAWAT GIGI 75
19 PRANATA LABKES 514
20 PSIKOLOG KLINIS 5
21 RADIOGRAFER 122
22 REFRAKSIONIST 7
23 SANITARIAN 289
24 TEKNISI ELEKTROMEDIK 36
25 TEKNISI GIGI 12
26 TEKNISI TRANSFUSI 11
27 TERAPIS WICARA 9
28 PEMBIMBING KESJA 14
29 ASISTEN PENATA ANESTESI -
30 PENATA ANESTESI 8
JUMLAH 14.028
KEDUDUKAN, TANGGUNG JAWAB, DAN TUGAS JF

KEDUDUKAN DAN TANGGUNG JAWAB JF

1. Pejabat Fungsional berkedudukan sebagai pelaksana


teknis fungsional pada Instansi Pemerintah
2. Pejabat Fungsional sebagaimana dimaksud pada point (1)
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab secara langsung
kepada Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Pejabat Administrator, atau
Pejabat Pengawas yang memiliki keterkaitan dengan pelaksanaan
tugas JF.
3. Kedudukan Pejabat Fungsional sebagaimana dimaksud pada point (2)
ditetapkan dalam peta jabatan berdasarkan analisis tugas dan fungsi
unit kerja, analisis jabatan, dan analisis beban kerja dilaksanakan
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
TUGAS JF

JF memiliki tugas memberikan pelayanan


fungsional yang berdasarkan pada
keahlian dan keterampilan tertentu.
KATEGORI dan JENJANG
JABATAN FUNGSIONAL
 Jabatan fungsional
keterampilan:
a. penyelia;
b. mahir;
c. terampil; dan
d. pemula.
 Jabatan fungsional keahlian
:
a. ahli utama;
b. ahli madya;
c. ahli muda; dan
d. ahli pertama
TUGAS DAN FUNGSI JABATAN FUNGSIONAL

1. ahli utama, melaksanakan Tugas dan Fungsi (TUSI ) utama yg


mensyaratkan kualifikasi profesional tingkat tertinggi di bidangnya.
2. ahli madya, melaksanakan TUSI utama yang mensyaratkan
kualifikasi profesional tingkat tinggi.
3. ahli muda melaksanakan TUSI utama yg mensyaratkan kualifikasi
profesional tingkat lanjutan.
4. ahli pertama, melaksanakan TUSI utama yg mensyaratkan
kualifikasi profesional tingkat dasar.
5. penyelia melaksanakan TUSI koordinasi dalam JF keterampilan.
6. mahir, melaksanakan TUSI utama dalam JF keterampilan.
7. terampil, melaksanakan TUSI yg bersifat lanjutan dlm JF
keterampilan.
8. pemula, melaksanakan TUSI yg bersifat dasar dlm JF keterampilan
KOMPETENSI & PERSYARATAN JABATAN FUNGSIONAL

KOMPETENSI PERSYARATAN
1. memiliki kemampuan 1. Profesional dengan pendidikan minimal
Jabatan pengetahuan di bidang Sarjana (strata –1) atau D.IV;
2. Memiliki kemampuan untuk melakukan
Fungsional tertentu kegiatan yang berkaitan dengan
2. memiliki kemampuan
Keahlian menggunakan metodologi
penelitian, pengkajian dan pengembangan,
peningkatan dan
3. memiliki kemampuan berfikir penerapan konsep dan teori serta
analitis dan konseptual metoda operasional dan penerapan
4. Memiliki kemampuan untuk disiplin ilmu pengetahuan yang
mengembangkan teknik dan mendasari pelaksanaan tugas dan
fungsi jabatan fungsional yang
metoda dalam bidang tugas
bersangkutan;
didasarkan pada keilmuan 3. Syarat-syarat lainnya sesuai dengan
tertentu peraturan perundangan.

1. memiliki pengetahuan
1. Teknisi profesional dan/atau penunjang
Jabatan vokasional/kejuruan profesional dengan pendidikan minimal
Fungsional 2. mampu melaksanakan SLTA dan setinggi-tingginya Diploma III
Keterampilan kegiatan teknis (D-3);
vokasional/ kejuruan 2. Memiliki kemampuan untuk
3. mampu menerapkan prosedur melakukan kegiatan teknis operasional;
dan teknik vokasional/ 3. Syarat-syarat lainnya sesuai dengan
peraturan perundangan.
kejuruan tertentu
KRITERIA PENETAPAN JF

1. Fungsi dan tugasnya berkaitan dengan pelaksanaan fungsi


dan tugas Instansi Pemerintah;
2. Mensyaratkan keahlian atau keterampilan tertentu yang
dibuktikan dengan sertifikasi dan/atau penilaian tertentu;
3. Dapat disusun dalam suatu jenjang jabatan berdasarkan
tingkat kesulitan dan kompetensi; dan
4. Pelaksanaan tugas yang bersifat mandiri dalam menjalankan
tugas profesinya.
5. Kegiatannya dapat diukur dengan satuan nilai atau akumulasi
nilai butir-butir kegiatan dalam bentuk angka kredit
KLASIFIKASI JF

1. Klasifikasi JF disusun berdasarkan kesamaan karakteristik,


mekanisme, dan pola kerja yang diperlukan, dengan
memperhatikan hasil kerja, pengetahuan, keterampilan, dan
keahlian yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas dan
fungsi JF.

2. Klasifikasi sebagaimana dimaksud pada nomor 1 ditetapkan


dan dijadikan dasar bagi penetapan JF berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
PELANTIKAN DAN PENGAMBILAN
SUMPAH/JANJI

1. Setiap PNS yang diangkat menjadi Pejabat Fungsional wajib


dilantik dan diambil sumpah/janji menurut agama atau
kepercayaannya kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Tata cara pelantikan dan pengambilan sumpah/janji JF


dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan.
PENILAIAN KINERJA JF
Penilaian Kinerja meliputi:
a. SKP; dan
b. Perilaku Kerja.
SKP merupakan target kinerja setiap tahun Pejabat Fungsional
berdasarkan penetapan kinerja unit kerja yang bersangkutan.
SKP untuk masing-masing jenjang jabatan diambil dari uraian
kegiatan tugas jabatan sebagai turunan dari penetapan kinerja
unit kerja.
Perilaku kerja meliputi aspek: a. orientasi pelayanan;
b. komitmen; c. inisiatif kerja; d. kerja sama; dan
e. kepemimpinan.
PEMBERHENTIAN DARI JABATAN FUNGSIONAL
PNS diberhentikan dari JF apabila:
1. mengundurkan diri dari Jabatan;
2. diberhentikan sementara sebagai PNS;
3. menjalani cuti di luar tanggungan negara;
4. menjalani tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan;
5. ditugaskan secara penuh pada Jabatan Pimpinan Tinggi,
Jabatan Administrator, Jabatan Pengawas, dan Jabatan
Pelaksana; atau
6. tidak memenuhi persyaratan Jabatan.

Pengaktifan Kembali:
PNS yang diberhentikan dari JF karena alasan di atas dapat
diangkat kembali sesuai dengan jenjang JF terakhir apabila
tersedia kebutuhan Jabatan fungsional
KOMPETENSI JF
STANDAR KOMPETENSI
JF harus memiliki Standar Kompetensi sesuai dengan jenjang
jabatan.
Kompetensi jabatan fungsional meliputi:
a. Kompetensi teknis;
b. Kompetensi manajerial; dan
c. Kompetensi sosial kultural.
Standar Kompetensi setiap jenjang jabatan disusun oleh Instansi
Pembina sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan, dan ditetapkan dalam Peraturan Menteri tentang JF
yang ditetapkan.
STANDAR KOMPETENSI JF
1. Kompetensi Teknis adalah pengetahuan, keterampilan, dan
sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dan dikembangkan yang
spesifik berkaitan dengan bidang teknis Jabatan.
2. Kompetensi Manajerial adalah pengetahuan, keterampilan, dan
sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dikembangkan untuk
memimpin dan/atau mengelola unit organisasi.
3. Kompetensi Sosial Kultural adalah pengetahuan, keterampilan,
dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dan dikembangkan
terkait dengan pengalaman berinteraksi dengan masyarakat
majemuk dalam hal agama, suku dan budaya, perilaku, wawasan
kebangsaan, etika, nilai-nilai, moral, emosi dan prinsip, yang harus
dipenuhi oleh setiap pemegang Jabatan untuk memperoleh hasil
kerja sesuai dengan peran, fungsi dan Jabatan.
PENGEMBANGAN KOMPETENSI JF
1. Untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalisme Pejabat
Fungsional wajib diikutsertakan pelatihan.
2. Pelatihan yang diberikan bagi Pejabat Fungsional sebagaimana
dimaksud disesuaikan dengan hasil analisis kebutuhan pelatihan dan
penilaian kinerja.
3. Pelatihan yang diberikan kepada Pejabat Fungsional sebagaimana
dimaksud pada nomor (1), antara lain dalam bentuk:
a. Pelatihan fungsional;
b. Pelatihan teknis bidang tugas JF.
4. Selain pelatihan sebagaimana tersebut Pejabat Fungsional dapat
mengembangkan kompetensinya melalui program pengembangan
kompetensi lainnya.meliputi pengembangan kompetensi manajerial,
kompetensi sosial kultural, dan kompetensi teknis lain terkait bidang
PENGEMBANGAN KOMPETENSI JF

6. Program pengembangan kompetensi sebagaimana


dimaksud dapat berbentuk:
a. Pemeliharaan kinerja dan target kinerja;
b. Seminar;
c. Lokakarya;
d. Konferensi.
Ketentuan mengenai pelatihan dan pengembangan
kompetensi serta pedoman penyusunan analisis
kebutuhan pelatihan JF diatur oleh pimpinan Instansi
Pembina
KOMPETENSI JABATAN ASN

JPT

JA

JF

TEKNIS SOSIAL MANAJERIAL


KULTURAL

HARD COMPETENCY SOFT COMPETENCY


BATAS USIA PENSIUN

58 (lima puluh delapan) tahun bagi JF


Keterampilan, Ahli Pertama, dan JF Ahli Muda;

60 (enam puluh) tahun bagi JF Ahli Madya;

65 (enam puluh lima) tahun bagi JF Ahli Utama;


UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 4 TAHUN 2019 TENTANG KEBIDANAN

Pendidikan Kebidanan terdiri atas:


a. pendidikan akademik; b. pendidikan vokasi; dan c. pendidikan profesi.

a. Pendidikan akademik terdiri atas: a. program sarjana; b. program magister; dan


c. program doktor.
Lulusan pendidikan akademik dapat melanjutkan program pendidikan
profesi
b. Pendidikan vokasi
Program diploma tiga kebidanan

Lulusan pendidikan vokasi yang akan menjadi Bidan lulusan pendidikan profesi
harus melanjutkan program pendidikan setara sarjana ditambah pendidikan
profesi.
Pendidikan profesi merupakan program lanjutan dari program pendidikan setara
sarjana atau program sarjana.
REGISTRASI DAN IZIN PRAKTIK
Setiap Bidan yang akan menjalankan Praktik Kebidanan wajib memiliki STR.
Persyaratan
1. Ijazah
2. Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi;
3. Surat keterangan sehat fisik dan mental;
4. Surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/janji profesi;
5. Pernyataan tertulis untuk mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika profesi.)
STR berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat diregistrasi ulang setelah memenuhi
persyaratan.

Persyaratan untuk Registrasi ulang


6. STR lama;
7. Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi;
8. Surat keterangan sehat fisik dan mental;
9. Pernyataan tertulis mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika profesi;
10. Telah mengabdikan diri sebagai tenaga profesi atau vokasi;
11. Memenuhi kecukupan dalam kegiatan pelayanan, pendidikan, pelatihan, dan atau
kegiatan ilmiah lainnya.
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 4 TAHUN 2019 TENTANG KEBIDANAN
Izin Praktik
Bidan yang akan menjalankan Praktik Kebidanan wajib
memiliki izin praktik, diberikan dalam bentuk SIPB.
SIPB diberikan oleh Pemerintah Daerah kabupaten/kota
atas rekomendasi pejabat kesehatan yang berwenang di
kabupaten/kota tempat Bidan menjalankan praktiknya.
Persyaratan SIPB
a. STR yang masih berlaku;
b. Tempat praktik.
SIPB berlaku apabila: a. STR masih berlaku; dan b. Bidan
berpraktik di tempat sebagaimana tercantum dalam SIPB.
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 4 TAHUN 2019 TENTANG KEBIDANAN
Bidan paling banyak mendapatkan 2 (dua) SIPB.
1. 1 (satu) di Tempat Praktik Mandiri Bidan
2. 1 (satu) di Fasilitas Pelayanan Kesehatan selain dr
Tempat Praktik Mandiri Bidan;
3. atau 2 (dua) Praktik Kebidanan di Fasilitas pelayanan
Kesehatan selain di Tempat Praktik Mandiri Bidan.

SIPB tidak berlaku apabila: a. Bidan meninggal dunia;


b. habis masa berlakunya; c. dicabut berdasarkan
ketentuan perundang-undangan d. atas permintaan
sendiri.
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 4 TAHUN 2019 TENTANG KEBIDANAN

Setiap Bidan harus menjalankan Praktik Kebidanan di


tempat praktik yang sesuai dengan SIPB.

Bidan yang menjalankan Praktik Kebidanan di tempat


praktik yang tidak sesuai dengan SIPB dikenai sanksi
administratif berupa:

1. Teguran tertulis;
2. Penghentian sementara kegiatan;
3. Pencabutan izin.
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 4 TAHUN 2019 TENTANG KEBIDANAN

Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, setiap orang


yang sedang mengikuti pendidikan Kebidanan diploma
empat dapat berpraktik sebagai Bidan lulusan diploma
empat di Fasilitas Pelayanan Kesehatan setelah lulus
pendidikan kecuali praktik mandiri Bidan.
Bidan lulusan pendidikan diploma empat sebelum
Undang-Undang ini mulai berlaku dapat berpraktik di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan kecuali praktik mandiri
Bidan.
STR dan SIPB yang telah dimiliki oleh Bidan sebelum
Undang-Undang ini diundangkan, dinyatakan tetap
berlaku sampai jangka waktu STR dan SIPB berakhir.
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 4 TAHUN 2019 TENTANG KEBIDANAN
Bidan lulusan pendidikan Kebidanan di bawah diploma tiga Kebidanan
yang telah melakukan Praktik Kebidanan sebelum Undang-Undang ini
diundangkan masih tetap dapat melakukan Praktik Kebidanan untuk
jangka waktu paling lama Bulan Oktober Tahun 2O2O.

Bidan lulusan pendidikan diploma tiga dan Bidan lulusan pendidikan


diploma empat yang telah melaksanakan Praktik Kebidanan secara
mandiri di Tempat Praktik Mandiri Bidan sebelum Undang-Undang ini
diundangkan, dapat melaksanakan Praktik Kebidanan secara mandiri di
Tempat praktik Mandiri Bidan untuk jangka waktu paling lama 7 (tujuh)
tahun setelah Undang-Undang ini diundangkan.
SURAT EDARAN No. DM.03.01/V/0668/2020,TANGGAL
27 APRIL 2020 TENTANG PEMBERITAHUAN
PENGATURAN TERBARU DALAM PENGELOLAAN JABATAN
FUNGSIONAL KESEHATAN
A. Sesuai Peraturan Pemerintah No. 17 tahun 2020, tentang Perubahan atas PP No. 11
tahun 2017 tentang Manajemen PNS

Peraturan Pemerintah No. 11 Peraturan Pemerintah No. 17 tahun


tahun 2017 tentang Manajemen 2020, tentang Perubahan atas PP No. 11
PNS tahun 2017 tentang Manajemen PNS

Uji kompetensi persyaratan Uji kompetensi persyaratan


pengangkatan pertama sebagaimana
pengangkatan pertama sebagaimana
pasal 75 ayat (1) huruf e dihapus,
pasal 75 ayat (1) huruf e mengikuti sehingga mengikuti dan lulus uji
kompetensi teknis,kompetensi
dan lulus uji Kompetensi Teknis,
manajerial dan kompetensi sosial
Kompetensi Manajerial, dan kultural sesuai standar kompetensi
yang telah disusun oleh instansi
Kompetensi Sosial Kultural sesuai
Pembina, tidak menjadi persyaratan
standar kompetensi yang telah pengangkatan pertama untuk kategori
keahlian
disusun oleh instansi pembina;
A. Sesuai Peraturan Pemerintah No. 17 tahun 2020, tentang Perubahan atas PP
No. 11 tahun 2017 tentang Manajemen PNS

Peraturan Pemerintah No. 17 tahun


Peraturan Pemerintah No. 11
2020, tentang Perubahan atas PP No.
tahun 2017 tentang
11 tahun 2017 tentang Manajemen
Manajemen PNS
PNS

Uji kompetensi persyaratan


Uji kompetensi pengangkatan pertama
pengangkatan pertama sebagaimana pasal 78 ayat (1)
sebagaimana pasal 78 ayat huruf e dihapus, sehingga
mengikuti dan lulus uji
(1) huruf e mengikuti dan
kompetensi teknis,kompetensi
lulus uji Kompetensi Teknis, manajerial dan kompetensi social
Kompetensi Manajerial, dan kultural sesuai standar
Kompetensi Sosial Kultural kompetensi yang telah disusun
sesuai standar kompetensi oleh instansi Pembina, tidak
yang telah disusun oleh menjadi persyaratan
instansi Pembina pengangkatan pertama untuk
kategori keterampilan
B. Sehubungan dengan ditetapkannya 3 PERMENPANRB
terbaru yaitu :

1. PERMENPANRB no.35/2019 ttg Jabatan Fungsional Perawat,


2. PERMENPANRB no.36/2019 ttg Jabatan Fungsional Bidan ,
3. PERMENPANRB no.37/2019 ttg Jabatan Fungsional Terapis gigi
dan mulut,
4. PERMENPANRB no.13/2019 ttg Pengusulan ,Penetapan, dan
Pembinaan Jabatan fungsional PNS
B. Sehubungan dengan ditetapkannya 3 PERMENPANRB
terbaru yaitu :

1. Pelantikan dan Pengambilan Sumpah Janji


Setiap PNS yg diangkat menjadi Pejabat Fungsional
Perawat,Bidan,Terapis Gigi dan Mulut wajib dilantik dan diambil
sumpah/janji menurut agama atau kepercayaannya kepada TYME.
2. Penilaian Kinerja
a. Penilaian kinerja Pejabat fungsional Perawat,Bidan dan Terapis
gigi dan mulut meliputi SKP dan Perilaku Kerja .SKP diambil dari
uraian kegiatan tugas jabatan sesuai jenjang masing-masing
mengacu pada uraian kegiatan dalam PERMENPANRB no.35/2019
ttg Jabatan Fungsional Perawat, PERMENPANRB no.36/2019 ttg
Jabatan Fungsional Bidan , PERMENPANRB no.37/2019 ttg
Jabatan Fungsional Terapis gigi dan mulut,
B. Sehubungan dengan ditetapkannya 3
PERMENPANRB terbaru yaitu :

b. Apabila pada awal tahun 2020 pejabat fungsional perawat, bidan,


dan terapis gigi dan mulut sudah menyusun dan menetapkan SKP
berdasarkan PERMENPANRB 25/2014 untuk JF Perawat,
PERMENPANRB no. 001/2008 utk JF Bidan dan PERMENPANRB
no 23/2014 untuk JF Perawat gigi,maka dapat dibenarkan dan
dapat diperhitungkan nilai perolehan Angka Kreditnya pada tahun
2020
B. Sehubungan dengan ditetapkannya 3
PERMENPANRB terbaru yaitu :

3. Pengembangan Profesi
Bagi Pejabat Fungsional Perawat,Bidan,Terapis Gigi dan Mulut jenjang mahir yang
akan naik ke jenjang Penyelia wajib melaksanakan kegiatan pengembangan
profesi JF dengan angka kredit pengembangan profesi yang dipersyaratkan 4
(empat),yang diberlakukan mulai periode kenaikan jenjang April 2021

4. Angka Kredit
a. Angka Kredit Pemeliharaan
Pejabat Fungsional Perawat, Bidan,Terapis Gigi dan Mulut kategori keterampilan
atau keahlian yang telah memenuhi syarat untuk kenaikan jenjang jabatan
setingkat lebih tinggi tetapi belum tersedia lowongan jabatan maka setiap tahun
wajib memenuhi angka kredit tertentu sesuai peraturan perundang-undangan
B. Sehubungan dengan ditetapkannya 3
PERMENPANRB terbaru yaitu :
5. Uji Kompetensi
a. Uji kompetensi inpassing JF Perawat,
Bidan,Terapis Gigi dan Mulut serta JF Kesehatan
lainnya dilaksanakan sesuai Permenkes nomor 23
tahun 2019 tentang Pengangkatan PNS dalam jabatan
fungsional kesehatan melalui Penyesuaian
/inpassing.

b. Uji kompetensi kenaikan jenjang jabatan untuk


jabatan Fungsional perawat,Perawat gigi/Terapis gigi
dan mulut , Radiografer, Teknisi
Elektromedis,Perekam Medis dan Pembimbing
Kesehatan Kerja dilaksanakan sesuai Permenkes 18 /
2017 tentang penyelenggaraan Uji Kompetensi JFK
B. Sehubungan dengan ditetapkannya 3 PERMENPANRB
terbaru yaitu :
5. Uji Kompetensi

c. Uji kompetensi kenaikan jenjang jabatan untuk JF Adminkes ,


Apoteker, Asisten Apoteker, bidan, dokter, dokter gigi, Dokdiknis,
entomolog Kesehatan . Epidemiolog Kesehatan , Fisikawan Medis,
fisioterapis, Nutrisionis, okupasi Terapi, Ortotis prostetis,Penyuluh
Kesehatan Masyarakat,Pranata Labkes, Psikologi klinik, Refraksionis
Optisien, Sanitarian, Teknisi Gigi, Teknis Transfusi Darah, Terapis
wicara, Penata Anestesi dan Asisten Penata Anestesi dilaksanakan
mulai Juli tahun 2022
B. Sehubungan dengan ditetapkannya 3
PERMENPANRB terbaru yaitu :

5. Uji Kompetensi
d. Uji kompetensi untuk perpindahan jabatan , alih kategori, dan
promosi untuk 30 jenis JFK (Adminkes , Apoteker, Asisten
Apoteker, bidan, dokter, dokter gigi, Dokdiknis, entomolog
Kesehatan . Epidemiolog Kesehatan , Fisikawan Medis,
fisioterapis, Nutrisionis, okupasi Terapi, Ortotis prostetis,Penyuluh
Kesehatan Masyarakat, perekam medis, perawat, terapis gigi dan
mulut,Pranata Labkes, Psikologi klinik, Radiografer, Refraksionis
Optisien, Sanitarian, Teknisi Elektromedis, Teknisi Gigi, Teknis
Transfusi Darah, Terapis wicara, Pembimbing Kesehatan Kerja,
Penata Anestesi dan Asisten Penata Anestesi dilaksanakan mulai
Juli tahun 2022
B. Sehubungan dengan ditetapkannya 3
PERMENPANRB terbaru yaitu :

5. Uji Kompetensi
e. Uji kompetensi JF dokter, dokter pendidik klinis,dokter
gigi,perawat,apoteker,dan bidan untuk kenaikan jenjang ke
ahli utama dilaksanakan mulai Juli tahun 2022
6. JF Perawat , bidan dan terapis gigi dan mulut kategori keterampilan
dengan Pendidikan dibawah D III (Diploma III)

JF perawat, bidan, terapis gigi dan mulut kategori keterampilan


dengan Pendidikan dibawah D III (Diploma III) dapat melaksanakan
tugas pada jenjang JF kategori Keterampilan sesuai dengan jenjang
jabatan yang saat ini sedang diduduki, JF tersebut wajib memiliki
ijazah sekurang-kurangnya D III kesehatan sesuai dengan kualifikasi
JF masing-masing paling lama sesuai ketentuan perundang-
undangan (UU RI no. 36 tahun 2014 tentang tenaga kesehatan yaitu
17 Oktober tahun 2020)
7. Nomenklatur /nama JF
Sesuai peraturan perundang-undangan bahwa nomenklatur/nama JF
Perawat gigi disesuaikan dan diakui menjadi JF Terapis Gigi dan Mulut

8. Pelatihan JF
PNS yang telah diangkat melalui pengangkatan pertama dari CPNS ke
dalam JF Perawat, Bidan, Terapis gigi dan mulut paling lama 3 (tiga) tahun
wajib mengikuti dan lulus Pendidikan dan pelatihan fungsional JF.Apabila
belum mengikuti dan /atau tidak lulus Pendidikan dan pelatihan fungsional
tersebut tidak diberikan kenaikan jenjang satu tingkat di atas. Sehubungan
dengan hal tersebut mohon Saudara mempersiapkan dan memfasilitasi
pelatihan JF ini
SEHAT ADALAH HARTAKU,
YANG HARUS KU JAGA DAN
KU PELIHARA

Terima Kasih
http://anakbersinar.com/assets/images/public/media/0b66834782d41ad790238af210e6470f.jpg

Anda mungkin juga menyukai