MATERI INTI 4
KIE DAN KONSELING
I. DESKRIPSI SINGKAT
Dalam modul ini akan dibahas pokok bahasan dan sub pokok bahasan sebagai
berikut :
Pokok Bahasan 1. KIE pada klien/pasien secara individu
Pokok Bahasan 2. Konseling pada klien/pasien pada kasus
kegawatdaruratan kebidanan
IV. METODE
CTJ
Curah Pendapat
Bermain peran
KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR – 2011
396
MODUL PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL BIDAN
JENJANG TERAMPIL – PELAKSANA
Langkah 1. Pengkondisian
Langkah pembelajaran:
1. Fasilitator menyapa peserta dengan ramah dan hangat. Apabila belum
pernah menyampaikan sesi di kelas, mulailah dengan perkenalan.
Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap, instansi tempat
bekerja, materi yang akan disampaikan.
2. Tujuan pembelajaran dan pokok bahasan yang akan disampaikan,
sebaiknya menggunakan bahan tayang.
Langkah pembelajaran:
1. Fasilitator menyampaikan paparan seluruh materi sesuai urutan pokok
bahasan dan sub pokok bahasan dengan menggunakan bahan tayang.
Fasilitator menyampaikan materi dengan metode ceramah tanya jawab,
kemudian curah pendapat.
2. Fasilitator memandu peserta untuk latihan membuat rencana pelayanan.
Langkah pembelajaran:
1. Fasilitator melakukan evaluasi untuk mengetahui penyerapan peserta
terhadap materi yang disampaikan dan pencapaian tujuan pembelajaran.
2. Fasilitator merangkum poin-poin penting dari materi yang disampaikan.
3. Fasilitator membuat kesimpulan.
Pokok Bahasan 1.
a. Komunikasi
Bentuk komunikasi :
Verbal (kata) : lisan dan tulisan.
Non verbal (tanpa kata) : lambang, isyarat, bahasa tubuh, mimik.
Teknik komunikasi diperlukan dalam konseling agar efektif.
Pengertian Komunikasi :
Komunikasi
APA dan SIAPA? KESAN
PESAN
PEMBICARA PENDENGAR
(sumber) (penerima)
Tujuan Komunikasi :
MENGAPA?
Komunikasi
SAMA
PESAN = KESAN
Kesimpulan :
Komunikasi merupakan proses dua arah dimana dua orang atau lebih :
Secara aktif dan timbal balik saling berbagi informasi.
Secara aktif berbagi perasaan dan pikiran agar pemahaman yang sama.
Secara aktif mendengarkan untuk memahami pikiran dan perasaan
orang lain.
anda peduli dan mau membantu. Seringkali kalau banyak pasien, petugas
sering khawatir kalau berkomunikasi yang baik akan makan waktu.
Apakah senyum dan berbicara lembut, memakai bahasa sederhana
menghabiskan waktu?
1. Menunjukkan perhatian.
Perlakukan ibu sebagai seseorang yang bisa memahami masalah
kesehatan bayinya dan bisa mengambil keputusan mengenai asuhan
bayinya.
b. Konseling
Bila ibu atau bayi akan diperiksa atau akan mengalami suatu
prosedur, jelaskan apa yang akan dilakukan.
Berikan privasi selama pemeriksaan, konseling, atau prosedur.
Pastikan bahwa orang lain tidak bisa melihat atau mendengar.
Berikan kepastian dan buatlah merasa nyaman bila dibutuhkan.
Doronglah ibu untuk bertanya atau menyuarakan kerisauannya
setiap saat pada kunjungan.
- Pertanyaan tertutup :
”Apakah bayi ibu sakit ?”
”Apa bayi ibu mau menetek?”
Bila ibu tidak mengerti, ulangi lagi pertanyaan dengan kata lain.
6. Berikan pujian kepada ibu untuk datang dan ingatkan kunjungan berikutnya.
a. Bila ibu atau keluarga berkunjung ke puskesmas atau klinik anda :
Berikan pujian atas jerih payahnya datang untuk kesehatan
bayinya.
Berikan dorongan agar kembali untuk kunjungan berikutnya
atau ada masalah yang dihadapi ibu atau bayinya dan bila ada
tanda bahaya.
Tantangan Konseling
1. Klien diam :
Kalau dia diam pada awal pertemuan, dengan lembut minta
perhatian terhadap diamnya itu. Anda dapat mengatakan
umpamanya : ”Saya bisa mengerti mungkin sulit untuk bicara,
seringkali begitu. Apakah ada yang dirisaukan ?” Lihatlah dia dan
gunakan bahasa tubuh yang menunjukkan perhatian dan ikut
merasakan. Tunggu sampai dijawabnya.
Dalam pembicaraan, diam mungkin tepat. Kadang dia berpikir atau
tengah memutuskan bagaimana mengungkapkan perasaannya atau
pikirannya. Berikan waktu untuk berpikir.
2. Klien menangis :
Seseorang dapat menangis karena berbagai sebab; untuk
menyatakan kesedihan, untuk menarik perhatian atau belas kasihan,
dikarenakan ketegangan atau keresahan, atau untuk menghentikan
pembicaraan selanjutnya. Jangan mengira-ngira mengapa dia
menangis.
Tunggu sejenak. Kalau tangisnya berlanjut, katakan tidak mengapa
untuk menangis; itu reaksi yang wajar. Itu akan mengijinkan dia
untuk menjelaskan mengapa menangis. Anda mungkin bisa
bertanya dengan lembut.
Pokok Bahasan 2.
Untuk hal – hal tersebut diperlukan konselor terlatih. Dengan melalui pelatihan
yang intensif seorang tenaga kesehatan bisa melakukan konseling khusus yang
menyangkut kesehatan ibu dan bayi baru lahir. Dapat juga dijalin kerjasama
dengan konselor yang mempunyai latar belakang pendidikan khusus seperti
psikolog atau petugas sosial. Pada pendekatan klinik secara modern dilakukan
pendekatan tim untuk menangani suatu kasus dari berbagai segi.
VIII. REFERENSI
LAMPIRAN
Skenario :
Jawablah dahulu pertanyaan berikut ini dan tuliskan jawabannya pada kolom di
sebelah kanan. Kemudian lakukan main peran dimana anda melakukan
komunikasi dan konseling sesuai dengan skenario.
PERTANYAAN JAWABAN
1. Apa yang paling dulu anda Membangun hubungan saling percaya
lakukan pada kunjungan antara Nakes dengan ibu hamil.
pertama (KI)?
2. Apa yang harus anda tanyakan Identitas.
pada kunjungan pertama ? Berapa usia ibu.
Jelaskan. Kapan menstruasi terakhir ?
Jumlah Anak Hidup/Mati.
Riwayat Kehamilan, keguguran.
Riwayat Persalinan.
Jumlah kehamilan/kelahiran.
Bedah sesar, forsep/vakum.
Robekan perineum derajat 3.
Perdarahan hebat sebelum / sesudah
melahirkan.
Mengalami kejang.
Bayi lahir mati/meninggal hari I.
Apa merokok, minum, pakai narkoba?
Setelah selesai berikan tepuk tangan kepada para aktor dan peserta lain
menyampaikan komentar kepada para ”super star”.
Skenario :
Pada kunjungan berikutnya, Gunawan, 28 tahun, suami dari Ny. Erni yang bekerja
sebagai supir ikut mengantarkan istrinya periksa hamil kedua.
Jawablah dahulu pertanyaan berikut ini dan tuliskan jawabannya pada kolom
disebelah kanan. Kemudian lakukan main peran : anda melakukan komunikasi dan
konseling sesuai dengan skenario.
PERTANYAAN JAWABAN
1. Apa yang lebih dahulu anda Menyapa dengan ramah Ny. Erni dan
lakukan untuk menyambut suaminya, membuka buku catatan.
suami – istri tersebut? Menghargai kedatangan suami dan
terimakasih telah memenuhi datang
mengantar istrinya.
Menyiapkan kartu rencana kelahiran,
menanyakan dan mengisi identitas.
SIAPA :
Siapa akan menolong persalinan dan
siapa keluarga yang mendampingi
selama persalinan sampai 24 jam.
3. Lalu apa lagi yang perlu MENGAPA :
dijelaskan dan dibahas bersama Mengapa perlu bersalin dengan Nakes
suami – istri itu ? karena sudah dilatih untuk menolong
kelahiran agar lancar dan aman.
DIMANA :
Dimana melahirkan, di rumah atau di
Puskesmas supaya aman bila terjadi
penyulit yang tak bisa diperkirakan.
BILAMANA :
Bila atau kapan taksiran hari kelahiran
agar suami ada ditempat dan keluarga
siap – siaga sampai 24 jam setelahnya.
4. Selanjutnya apa lagi yang perlu BAGAIMANA :
dibahas untuk rencana Bagaimana mempersiapkan kelahiran
kelahiran ? agar berlangsung aman dan lancar
termasuk kesiagaan darurat.
BERAPA :
Berapa biaya yang harus disediakan
termasuk imbalan jasa, kendaraan dan
untuk menunggu, dari mana uangnya.
Lembar Kerja :
1. Ceklist :
Apabila anda melakukan konseling, apakah anda biasa melakukan hal berikut ?
Beri tanda bila ya dikotak didepannya.
- Baik : 11 – 15, anda punya potensi baik untuk konseling dan perlu
dipelihara dan ditingkatkan dalam praktek.
- Sedang : 6 – 10, anda punya potensi sedang untuk konseling dan perlu lebih
banyak belajar dan praktek.