Anda di halaman 1dari 24

MODUL PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL BIDAN

JENJANG TERAMPIL – PELAKSANA

MATERI INTI 4
KIE DAN KONSELING

I. DESKRIPSI SINGKAT

Bidan perlu menguasai komunikasi yang efektif dalam memberikan asuhan


ibu dan bayi baru lahir. Dikarenakan bayi tidak bisa diajak bicara, maka
komunikasi hakekatnya dilakukan dengan ibu dan keluarga. Konseling
merupakan salah satu ketrampilan yang perlu dikuasai oleh bidan dalam
membantu ibu dan keluarga mengambil keputusan mengenai asuhan ibu dan
bayi baru lahir. Modul ini mengantarkan kepada pemahaman dasar
komunikasi dan konseling yang perlu dilatih dan diterapkan dalam praktek
sehari – hari.

II. TUJUAN PEMBELAJARAN

A. Tujuan Pembelajaran Umum


Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu melaksanakan KIE dan
konseling.

B. Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu:
1. Melakukan KIE pada klien/pasien secara individu
2. Melakukan konseling pada klien/pasien pada kasus kegawatdaruratan
kebidanan.

III. POKOK BAHASAN

Dalam modul ini akan dibahas pokok bahasan dan sub pokok bahasan sebagai
berikut :
Pokok Bahasan 1. KIE pada klien/pasien secara individu
Pokok Bahasan 2. Konseling pada klien/pasien pada kasus
kegawatdaruratan kebidanan

IV. METODE

 CTJ
 Curah Pendapat
 Bermain peran
KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR – 2011
396
MODUL PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL BIDAN
JENJANG TERAMPIL – PELAKSANA

V. MEDIA DAN ALAT BANTU

 Bahan tayangan (Slide power point)


 Laptop
 LCD
 Flipchart
 Whiteboard
 Spidol (ATK)
 Skenario bermain peran
 Daftar tilik observasi/ceklist

VI. LANGKAH – LANGKAH PEMBELAJARAN

Berikut disampaikan langkah – langkah kegiatan dalam proses pembelajaran


materi ini.

Langkah 1. Pengkondisian

Langkah pembelajaran:
1. Fasilitator menyapa peserta dengan ramah dan hangat. Apabila belum
pernah menyampaikan sesi di kelas, mulailah dengan perkenalan.
Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap, instansi tempat
bekerja, materi yang akan disampaikan.
2. Tujuan pembelajaran dan pokok bahasan yang akan disampaikan,
sebaiknya menggunakan bahan tayang.

Langkah 2. Penyampaian Materi

Langkah pembelajaran:
1. Fasilitator menyampaikan paparan seluruh materi sesuai urutan pokok
bahasan dan sub pokok bahasan dengan menggunakan bahan tayang.
Fasilitator menyampaikan materi dengan metode ceramah tanya jawab,
kemudian curah pendapat.
2. Fasilitator memandu peserta untuk latihan membuat rencana pelayanan.

Langkah 3. Rangkuman dan Kesimpulan

Langkah pembelajaran:
1. Fasilitator melakukan evaluasi untuk mengetahui penyerapan peserta
terhadap materi yang disampaikan dan pencapaian tujuan pembelajaran.
2. Fasilitator merangkum poin-poin penting dari materi yang disampaikan.
3. Fasilitator membuat kesimpulan.

KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSDIKLAT APARATUR – 2011
397
MODUL PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL BIDAN
JENJANG TERAMPIL – PELAKSANA

VII. URAIAN MATERI

Pokok Bahasan 1.

KIE PADA KLIEN / PASIEN SECARA INDIVIDU

a. Komunikasi

Proses dua arah dan timbal – balik :


Saling berbagi informasi,
Saling berbagi pikiran & perasaan,
Saling mendengarkan,
ditujukan agar pemahaman sama.

Bentuk komunikasi :
Verbal (kata) : lisan dan tulisan.
Non verbal (tanpa kata) : lambang, isyarat, bahasa tubuh, mimik.
Teknik komunikasi diperlukan dalam konseling agar efektif.

Pengertian Komunikasi :

Komunikasi
APA dan SIAPA? KESAN

PESAN

PEMBICARA PENDENGAR
(sumber) (penerima)

Komunikasi pada gambar diatas berlangsung antara dua orang, seorang


menjadi pembicara dan seorang menjadi pendengar. Pembicara merupakan
sumber yang menyampaikan pesan kepada pendengar selaku pihak penerima.
Dari pesan yang disampaikan itu timbul kesan pada penerima.

Akan tetapi komunikasi tidak hanya melalui pembicaraan lisan


melainkan juga bisa melalui gambar seperti gambar diatas dan juga
melalui tulisan seperti yang anda baca. Maka komunikasi berlangsung dari
pihak penulis yang merupakan sumber atau pemberi pesan kepada
pembaca yang merupakan penerima pesan.

KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSDIKLAT APARATUR – 2011
398
MODUL PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL BIDAN
JENJANG TERAMPIL – PELAKSANA

Jadi dalam komunikasi, ada dua pihak yang berperan yaitu :


 Pemberi pesan
 Penerima pesan

Komunikasi dapat berlangsung antara dua orang atau lebih, tidak


hanya antara seorang pemberi pesan kepada seorang penerima pesan.
Umpamanya seorang guru atau pelatih selaku pihak pemberi pesan
kepada beberapa orang murid atau peserta pelatihan selaku pihak
penerima pesan.

Informasi berupa pesan yang disampaikan tidak hanya secara


langsung bertatap muka antara seorang pembicara kepada seorang
pendengar. Seorang penyiar radio atau TV merupakan sumber informasi
atau pemberi informasi kepada penerima (audiens) yaitu para pendengar
atau pemirsa. Dengan demikian, komunikasi merupakan suatu proses
memberi dan menerima informasi antara dua orang atau lebih. Bisa
berlangsung secara langsung dengan bertatap muka secara lisan atau
secara tidak langsung melalui tulisan atau media masa seperti radio dan
media elektronik lainnya.

Tujuan Komunikasi :

MENGAPA?
Komunikasi

SAMA

PESAN = KESAN

Apabila dua pihak mengadakan komunikasi, maka diharapkan


bahwa akan ada pengertian yang sama antara kedua belah pihak. Dalam
arti lain, kesan yang diterima sama dengan pesan yang diberikan. Bila ada
perbedaan antara pesan yang disampaikan dengan kesan yang diterima,
berarti ada salah paham antara kedua belah pihak sehingga tidak terjadi
pengertian yang sama diantara mereka.

KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSDIKLAT APARATUR – 2011
399
MODUL PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL BIDAN
JENJANG TERAMPIL – PELAKSANA

Tujuan komunikasi adalah agar terjadi pengertian yang sama antara


kedua pihak yang berkomunikasi, dimana pesan yang diberikan pihak
pemberi menimbulkan kesan yang sama pada pihak penerima. Ada
kalanya terjadi salah paham dikarenakan kesan yang diterima berbeda
atau sangat berbeda dengan pesan yang diberikan. Keadaan tersebut
menunjukkan bahwa tujuan komunikasi tidak tercapai. Salah paham atau
miskomunikasi tersebut dapat dihindari dengan komunikasi dua arah, dimana
dapat terjadi komunikasi timbal – balik antara kedua pihak yang bergantian
menjadi pembicara dan pendengar.

Kesimpulan :

KOMUNIKASI adalah suatu PROSES BERBAGI INFORMASI


antara dua orang atau lebih untuk mencapai
PENGERTIAN YANG SAMA.

Bagaimana melakukan Komunikasi yang baik ?

Komunikasi merupakan proses dua arah dimana dua orang atau lebih :
Secara aktif dan timbal balik saling berbagi informasi.
Secara aktif berbagi perasaan dan pikiran agar pemahaman yang sama.
Secara aktif mendengarkan untuk memahami pikiran dan perasaan
orang lain.

Komunikasi Verbal dan Non Verbal

Komunikasi dapat dilakukan dengan berbicara, menggunakan kata-


kata (verbal) atau tanpa kata (non verbal) yakni dengan menggunakan bahasa
isyarat, lambang atau bahasa tubuh misalnya mimik muka, gerakan tangan,
kepala, tubuh, bahu atau nada suara yang keras, lembut, pelahan, tegas.
Adakalanya tidak dirasakan atau diluar kesadaran dan ada kebiasaan yang
tak disadari.

Ketrampilan untuk berkomunikasi secara efektif dapat dipelajari dan


membantu anda dalam menumbuhkan kepercayaan klien kepada diri
anda. Apabila klien percaya kepada anda, maka akan mudah untuk
mengatakan tentang dirinya dan masalah bayinya, dan apa yang
dibutuhkannya. Dia juga akan lebih mengikuti anjuran anda agar
memberikan asuhan terbaik bagi bayinya.

Ketrampilan Komunikasi yang baik merupakan teknik yang dapat


digunakan untuk menunjukkan perhatian kepada ibu dan keluarga bahwa

KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSDIKLAT APARATUR – 2011
400
MODUL PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL BIDAN
JENJANG TERAMPIL – PELAKSANA

anda peduli dan mau membantu. Seringkali kalau banyak pasien, petugas
sering khawatir kalau berkomunikasi yang baik akan makan waktu.
Apakah senyum dan berbicara lembut, memakai bahasa sederhana
menghabiskan waktu?

Menggunakan bahasa tubuh sangat bermanfaat dalam komunikasi,


namun harus bisa diterima dalam budaya setempat. Pelajari apa yang baik
dan diterima serta lazim dilakukan menurut tradisi, adat istiadat setempat.
Komunikasi yang baik membantu anda menerima dan memberi informasi
secara lengkap dan efektif.

Ketrampilan Komunikasi mencakup :

1. Menunjukkan perhatian.
Perlakukan ibu sebagai seseorang yang bisa memahami masalah
kesehatan bayinya dan bisa mengambil keputusan mengenai asuhan
bayinya.

2. Tidak bersifat menghakimi.


Jangan menyalahkan seorang ibu karena masalah yang dialaminya atau
masalah bayinya, praktek budaya, atau keputusan lalu yang telah
diambil.

3. Berbicara jelas dan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.


Agar komunikasi berlangsung, apa yang dikatakan harus dipahami
oleh petugas maupun oleh ibu. Kalau bisa gunakan bahasa yang paling
nyaman untuk ibu umpamanya bahasa daerah yang juga anda kuasai.

4. Mendengarkan secara aktif.


Dengarkan apa yang dikatakan ibu dan bagaimana mengatakannya,
nada suara, pilihan kata, mimik wajah, dan gerak tubuh.
Berdiamlah sesekali. Berikan kesempatan kepada ibu untuk
berpikir, bertanya, dan bicara. Ibu mungkin akan menemukan
bahwa dia sudah tahu jawaban dari permasalahannya.
Dengarkan dengan seksama daripada memikirkan apa yang akan
anda katakan selanjutnya.
Berikan umpan balik untuk menunjukkan bahwa anda sudah
dengar apa yang dikatakan ibu, misalnya mengangguk dan katakan
”ya”. Itu akan membuat ibu lebih berani melanjutkan.
Kadang ulangi atau rangkumlah apa yang dikatakan ibu. Kemudian
anda dan ibu akan tahu bahwa anda sudah memahaminya.
Berikan pujian dan dorongan untuk perilaku dan praktek asuhan
yang positif.

KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSDIKLAT APARATUR – 2011
401
MODUL PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL BIDAN
JENJANG TERAMPIL – PELAKSANA

5. Menggunakan bahasa tubuh.


Tersenyum
Kontak mata.
Memakai suara yang lembut.
Jagalah agar tinggi badan anda sejajar dengan ibu
Berikan sentuhan yang pantas pada lengan atau bahu.

6. Mendorong ibu untuk menyuarakan apa yang dipikirkan dan bertanya.


Jawab pertanyaannya secara jujur.
Pastikan untuk bertanya apakah ibu memahami anjuran anda dan
ulangi penjelasan bila perlu.

7. Menghormati hak perempuan untuk mengambil keputusan tentang


kesehatannya dan tentang bayinya.
Tugas anda untuk memberikan semua informasi yang dibutuhkan
ibu untuk mengambil keputusan, jangan memutuskan untuk dia.

8. Mendengarkan apa yang harus dikatakan ibu.


Berikan cukup waktu agar ibu bisa menceritakan apa yang menurut
pikirannya penting.
Jangan memotong selagi dia bicara.

Teknik Komunikasi Efektif :


1. Mendengar Secara Aktif (active listening)
2. Mengulang Kalimat (paraphrasing)
3. Memberi Umpan Balik (feedback)

b. Konseling

Ketrampilan komunikasi yang baik merupakan bagian yang sangat


penting dari konseling asuhan bayi baru lahir. Pada konseling perlu
komunikasi perorangan tatap muka yang efektif dan intensif. Konseling
membantu ibu dan keluarga untuk memutuskan apa yang akan dilakukan
dan bagaimana melakukan asuhan bayi baru lahir, termasuk memberikan
ASI.

Ketrampilan konseling yang baik :

1. Menyambut ibu dan keluarga.


Hal ini menunjukkan bahwa anda peduli dan menumbuhkan
kepercayaan.
Sambutlah ibu dengan ramah dan dengan jalan menghargai.

KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSDIKLAT APARATUR – 2011
402
MODUL PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL BIDAN
JENJANG TERAMPIL – PELAKSANA

Bila ibu atau bayi akan diperiksa atau akan mengalami suatu
prosedur, jelaskan apa yang akan dilakukan.
Berikan privasi selama pemeriksaan, konseling, atau prosedur.
Pastikan bahwa orang lain tidak bisa melihat atau mendengar.
Berikan kepastian dan buatlah merasa nyaman bila dibutuhkan.
Doronglah ibu untuk bertanya atau menyuarakan kerisauannya
setiap saat pada kunjungan.

2. Ajukan pertanyaan yang bermakna.


Pertanyaan adalah bagian penting dari konseling. Hal itu akan
membuat anda bisa menyimpulkan masalah atau kebutuhan ibu atau
bayi. Sangat bermanfaat misalnya untuk menemukan apa yang sudah
diketahuinya mengenai asuhan bayi baru lahir dan apakah ibu atau
keluarga menerapkan suatu perilaku yang positip dalam asuhan bayi
baru lahir. Dengan itu membantu anda mengenali suatu masalah dan
mengarahkan apa dan bagaimana konseling dilakukan.
Untuk mengajukan pertanyaan secara efektif :
Gunakan ketrampilan komunikasi yang baik.
Ajukan hanya satu pertanyaan setiap kali, tunggulah jawabannya
dengan penuh minat.
Usahakan tidak memulai pertanyaan dengan ”mengapa”.
Kadangkala bertanya ”mengapa” seakan mencari kesalahan.
Gunakan pertanyaan terbuka agar mendorong ibu untuk
menjelaskan keadaan bayinya. Pertanyaan terbuka memberi lebih
banyak keterangan buat petugas. Pertanyaan tertutup hanya akan
dijawab ”ya” dan ”tidak”.
Contoh :
- Pertanyaan terbuka :
”Bagaimana keadaan bayi ibu ?
”Bisa ibu jelaskan, bagaimana bayi ibu menetek?”

- Pertanyaan tertutup :
”Apakah bayi ibu sakit ?”
”Apa bayi ibu mau menetek?”

Bila ibu tidak mengerti, ulangi lagi pertanyaan dengan kata lain.

3. Berikan keterangan yang benar dan berguna.


Apapun hal yang menjadi bahan konseling, keterangan yang anda
berikan perlu benar dan berguna untuk ibu atau keluarga.

4. Bantu ibu dan keluarga membuat keputusan sendiri berdasarkan keterangan


yang jelas dan perasaan mereka, keadaan dan kebutuhan mereka.

KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSDIKLAT APARATUR – 2011
403
MODUL PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL BIDAN
JENJANG TERAMPIL – PELAKSANA

Setelah menjajagi kebutuhan keluarga, berikan beberapa saran yang


sesuai dengan keadaan setuap keluarga dan sumber yang tersedia.
Setelah memberi konseling dan bimbingan kepada ibu dan keluarga,
mereka biasanya memutuskan sendiri apa yang akan dilakukan. Orang
melaksanakan terbaik keputusannya sendiri. Itu sebabnya konselor
terbaik tidak membuat keputusan, tetapi membantu orang lain
mengambil keputusan sendiri. Kadangkala anda perlu memberi
keleluasaan. Apa yang anda sarankan mungkin tidak bisa dilakukan
dalam setiap lingkungan ibu. Bila itu terjadi, bantulah dia dan keluarga
untuk menemukan jalan keluarnya yang bisa berlaku untuk mereka.

5. Bantu ibu mengingat apa yang perlu dilakukan.


Bila memberikan petunjuk, hal berikut akan membantu ibu untuk
mengingatnya :
Jaga agar petunjuk singkat, mencakup semua butir yang penting.
Usahakan sederhana.
Tajamkan apa yang harus diingat.
Berikan keterangan terpenting lebih dulu.
Tunjukkan gambar atau peragakan ketika anda bicara.
Ulangi keterangan sebagai rangkuman.
Minta ibu mengulangi apa yang anda jelaskan. Dengan sabar,
betulkan bila ada kesalahan atau kekurangan dalam memahami.

6. Berikan pujian kepada ibu untuk datang dan ingatkan kunjungan berikutnya.
a. Bila ibu atau keluarga berkunjung ke puskesmas atau klinik anda :
Berikan pujian atas jerih payahnya datang untuk kesehatan
bayinya.
Berikan dorongan agar kembali untuk kunjungan berikutnya
atau ada masalah yang dihadapi ibu atau bayinya dan bila ada
tanda bahaya.

b. Bila anda melakukan kunjungan rumah :


Berikan pujian atas penerimaan ibu dan keluarga dirumahnya.
Beritahukan kapan anda akan berkunjung kembali atau bila ada
masalah ibu dan bayi dan bila ada tanda bahaya, anjurkan segera
menghubungi bidan atau datang ke Puskesmas.

Tantangan Konseling

Konseling tidak selalu mudah. Anda mungkin menghadapi keadaan


dimana sulit untuk mengetahui apa yang harus anda lakukan. Beberapa
situasi berikut ini mungkin dihadapi, disertai saran apa yang perlu
dilakukan :

KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSDIKLAT APARATUR – 2011
404
MODUL PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL BIDAN
JENJANG TERAMPIL – PELAKSANA

1. Klien diam :
Kalau dia diam pada awal pertemuan, dengan lembut minta
perhatian terhadap diamnya itu. Anda dapat mengatakan
umpamanya : ”Saya bisa mengerti mungkin sulit untuk bicara,
seringkali begitu. Apakah ada yang dirisaukan ?” Lihatlah dia dan
gunakan bahasa tubuh yang menunjukkan perhatian dan ikut
merasakan. Tunggu sampai dijawabnya.
Dalam pembicaraan, diam mungkin tepat. Kadang dia berpikir atau
tengah memutuskan bagaimana mengungkapkan perasaannya atau
pikirannya. Berikan waktu untuk berpikir.

2. Klien menangis :
Seseorang dapat menangis karena berbagai sebab; untuk
menyatakan kesedihan, untuk menarik perhatian atau belas kasihan,
dikarenakan ketegangan atau keresahan, atau untuk menghentikan
pembicaraan selanjutnya. Jangan mengira-ngira mengapa dia
menangis.
Tunggu sejenak. Kalau tangisnya berlanjut, katakan tidak mengapa
untuk menangis; itu reaksi yang wajar. Itu akan mengijinkan dia
untuk menjelaskan mengapa menangis. Anda mungkin bisa
bertanya dengan lembut.

3. Konselor tidak dapat menemukan pemecahan masalah klien.


Konselor mungkin was-was kalau tidak yakin apa yang bisa
disarankan. Anda tidak perlu harus menyelesaikan setiap persoalan
seseorang. Tunjukkan perhatian. Kadang-kadang itulah yang
sebetulnya dibutuhkan orang itu. Anda juga bisa menyarankan
orang lain yang bisa membantu.

4. Konselor tidak bisa menjawab pertanyaan klien.


Jelaskan dengan jujur dan terbuka bahwa anda tidak tahu
jawabannya; akan tetapi bersama anda bisa menemukannya.
Tanyakan kepada atasan atau pengawas anda, rekan lain yang tahu,
atau bahan kepustakaan, beri jawaban yang benar.

5. Konselor membuat kesalahan.


Betulkan kesalahan dan minta maaf. Sangat penting untuk benar,
tetapi tidak penting untuk nampak sempurna. Mengakui kesalahan
menunjukkan penghargaan kepada orang lain.
Berlakulah jujur. Semakin jujur anda mengungkapkan perasaan
anda sendiri sepantasnya (tanpa membuka kehidupan pribadi),
semakin mudah baginya untuk melakukan hal yang sama.

KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSDIKLAT APARATUR – 2011
405
MODUL PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL BIDAN
JENJANG TERAMPIL – PELAKSANA

6. Klien bertanya hal yang sifatnya pribadi.


Secara umum, usahakan tidak berbicara mengenai diri anda, ini
akan mengalihkan perhatian dari orang lain.
Anda tidak perlu menjawab pertanyaan yang bersifat pribadi.
Hubungan antara seseorang dengan konselor adalah profesional,
bukan sosial.

Pokok Bahasan 2.

KONSELING PADA KLIEN/PASIEN PADA KASUS


KEGAWATDARURATAN KEBIDANAN

Pada saat persalinan atau pasca persalinan diperlukan konseling khusus


untuk pasien dengan kondisi sebagai berikut :
1. Ibu bersalin untuk pertama kalinya/remaja memerlukan dukungan baik
dari suami dan keluarga maupun penolong persalinan.
2. Ibu bersalin dengan anak kembar, prematur atau bayi kecil untuk masa
kehamilan (BBLR) agar menerima dan merawatnya.

Konseling secara khusus diperlukan untuk memberikan dukungan bagi :

1. Ibu Bersalin yang gelisah kesakitan , persalinan lama


2. Ibu Bersalin dengan penyulit yang harus dirujuk atau tindakan, operasi,
dll.
3. Ibu yang bayinya cacat misalnya sumbing, dll.
4. Ibu yang bayinya Asfiksia.
5. Ibu dengan bayi BBLR
6. Ibu yang bayinya harus dirujuk.
7. Ibu yang bayinya meninggal dunia.
8. Ibu nifas dengan depresi postpartum.
9. Ibu dengan robekan perineum atau gangguan kencing.
10. Ibu dengan permasalahan menyusui.

Untuk hal – hal tersebut diperlukan konselor terlatih. Dengan melalui pelatihan
yang intensif seorang tenaga kesehatan bisa melakukan konseling khusus yang
menyangkut kesehatan ibu dan bayi baru lahir. Dapat juga dijalin kerjasama
dengan konselor yang mempunyai latar belakang pendidikan khusus seperti
psikolog atau petugas sosial. Pada pendekatan klinik secara modern dilakukan
pendekatan tim untuk menangani suatu kasus dari berbagai segi.

KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSDIKLAT APARATUR – 2011
406
MODUL PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL BIDAN
JENJANG TERAMPIL – PELAKSANA

NO KASUS KNOWLEDGE SKILL ATTITUDE

Kasus 1. Komunikasi 1. Pemeriksaan fisik : 1. Informed choice


kegawatdaruratan interpersonal/  Pengukuran TTV 2. Informed consent
dalam persalinan : konseling  Palpasi Abdomen 3. Merujuk dengan
2.1. Malpresentasi : 2. Anatomi Panggul  Auskultasi DJJ BAKSOKU
 Persalinan Letak 3. Mekanisme  Pemantauan HIS
Sungsang persalinan Letak  Menghitung TBJ
Sungsang  Pemeriksaan
4. Pencegahan dalam
infeksi 2. Pemasangan infus
5. Tanda dan Bahaya 3. Teknik pertolongan
letak sungsang persalinan
pada ibu dan janin sungsang :
6. Penatalaksanaan  Spontan Bracht
kasus gawat  Klasik
darurat dalam  Muller
persalinan  Lovset
7. Prinsip rujukan
 Deventer
 Mauricau
 Persalinan Letak 1. Komunikasi 1. Pemeriksaan fisik : 1. Melakukan informed
Muka interpersonal/  Pengukuran TTV choice
konseling  Palpasi Abdomen 2. Melakukan informed
2. Anatomi Panggul  Auskultasi DJJ consent
3. Ukuran – ukuran  Menghitung TBJ 3. Menjaga privacy
kepala janin  Pemeriksaan klien
4. Mekanisme dalam 4. Memberikan
persalinan Letak 2. Pemantauan kebutuhan
Muka Kemajuan 5. Melakukan tindakan
5. Pencegahan persalinan sesuai dengan SOP
infeksi  HIS 6. Menyampaikan hasil
6. Tanda dan Bahaya  Pembukaan temuan dengan benar
letak muka pada serviks dan jelas
ibu dan janin  Penurunan 7. Memberikan
7. Penatalaksanaan kepala dukungan/support
kasus gawat 3. Pemasangan infus pada ibu
darurat dalam 4. Teknik pertolongan 8. Menjaga keamanan
persalinan persalinan dan kenyamanan ibu
8. Prinsip rujukan
 Persalinan Letak 1. Komunikasi 1. Pemeriksaan fisik : 1. Melakukan informed
Dahi interpersonal/  Pengukuran TTV choice
konseling  Palpasi Abdomen 2. Melakukan informed
2. Anatomi Panggul  Auskultasi DJJ consent
3. Ukuran – ukuran  Menghitung TBJ 3. Menjaga privacy klien
kepala janin  Pemeriksaan 4. Memberikan
4. Mekanisme dalam kebutuhan
persalinan Letak 2. Pemantauan 5. Melakukan tindakan
Dahi Kemajuan sesuai dengan SOP
5. Pencegahan persalinan 6. Menyampaikan hasil
infeksi  HIS temuan dengan benar

KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSDIKLAT APARATUR – 2011
407
MODUL PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL BIDAN
JENJANG TERAMPIL – PELAKSANA

6. Tanda dan Bahaya  Pembukaan dan jelas


letak dahi pada serviks 7. Memberikan
ibu dan janin  Penurunan dukungan/support
7. Penatalaksanaan kepala pada ibu
kasus gawat 3. Pemasangan infus 8. Menjaga keamanan
darurat dalam 4. Teknik pertolongan dan kenyamanan ibu
persalinan persalinan
8. Prinsip rujukan
 Persalinan Letak 1. Komunikasi 1. Pemeriksaan fisik : 1. Melakukan informed
Puncak interpersonal/  Pengukuran TTV consent
konseling  Palpasi Abdomen 2. Menjaga privacy klien
2. Anatomi Panggul  Auskultasi DJJ 3. Memberikan
3. Ukuran – ukuran  Menghitung TBJ kebutuhan
kepala janin  Pemeriksaan 4. Melakukan tindakan
4. Mekanisme dalam sesuai dengan SOP
persalinan Letak 2. Pemantauan 5. Menyampaikan hasil
Puncak Kemajuan temuan dengan benar
5. Pencegahan persalinan dan jelas
infeksi  HIS 6. Memberikan
6. Tanda dan Bahaya  Pembukaan dukungan/support
letak puncak pada serviks pada ibu
ibu dan janin  Penurunan 7. Menjaga keamanan
7. Penatalaksanaan kepala dan kenyamanan ibu
kasus gawat 3. Pemasangan infus
darurat dalam 4. Teknik pertolongan
persalinan persalinan
8. Prinsip rujukan
 Persalinan Letak 1. Komunikasi 1. Pemeriksaan fisik : 1. Melakukan informed
Lintang interpersonal/  Pengukuran TTV consent
konseling  Palpasi Abdomen 2. Menjaga privacy klien
2. Anatomi Panggul  Auskultasi DJJ 3. Memberikan
3. Ukuran – ukuran  Menghitung TBJ kebutuhan
kepala janin  Pemeriksaan 4. Melakukan tindakan
4. Mekanisme dalam sesuai dengan SOP
persalinan Letak 2. Pemantauan 5. Menyampaikan hasil
Lintang Kemajuan temuan dengan benar
5. Pencegahan persalinan dan jelas
infeksi  HIS 6. Memberikan
6. Tanda dan Bahaya  Pembukaan dukungan/support
letak lintang pada serviks pada ibu
ibu dan janin  Penurunan 7. Menjaga keamanan
7. Penatalaksanaan kepala dan kenyamanan ibu
kasus gawat 3. Pemasangan infus
darurat dalam 4. Teknik pertolongan
persalinan persalinan
8. Prinsip rujukan
2.2. Persalinan 1. Komunikasi 1. Pemeriksaan fisik : 1. Melakukan informed
Gemeli interpersonal/  Pengukuran TTV consent
konseling  Palpasi Abdomen 2. Menjaga privacy klien
2. Anatomi Panggul  Auskultasi DJJ 3. Memberikan

KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSDIKLAT APARATUR – 2011
408
MODUL PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL BIDAN
JENJANG TERAMPIL – PELAKSANA

3. Palpasi Abdomen  Menghitung TBJ kebutuhan


4. Pencegahan  Pemeriksaan 4. Melakukan tindakan
infeksi dalam sesuai dengan SOP
5. Tanda dan Bahaya 2. Pemantauan 5. Menyampaikan hasil
persalinan gemeli Kemajuan temuan dengan benar
pada ibu dan janin persalinan dan jelas
6. Penatalaksanaan  HIS 6. Memberikan
kasus kegawat -  Pembukaan dukungan/support
daruratan pada serviks pada ibu
persalinan  Penurunan 7. Menjaga keamanan
7. Prinsip rujukan kepala dan kenyamanan ibu
3. Pemasangan infus
2.3. Partus Lama 1. Komunikasi 1. Pemeriksaan fisik : 1. Melakukan informed
interpersonal/  Pengukuran TTV consent
konseling  Palpasi Abdomen 2. Menjaga privacy klien
2. Anatomi Panggul  Auskultasi DJJ 3. Memberikan
3. Palpasi Abdomen  Menghitung TBJ kebutuhan
4. Partograf  Pemeriksaan 4. Melakukan tindakan
5. Pencegahan dalam sesuai dengan SOP
infeksi 2. Pemantauan 5. Menyampaikan hasil
6. Tanda dan Bahaya Kemajuan temuan dengan benar
partus lama pada persalinan dan jelas
ibu dan janin  HIS 6. Memberikan
7. Penatalaksanaan  Pembukaan dukungan/support
kasus kegawat - serviks pada ibu
daruratan pada  Penurunan 7. Menjaga keamanan
persalinan kepala dan kenyamanan ibu
8. Prinsip rujukan 3. Pemasangan infus
2.4. Inersia Uteri 1. Komunikasi 1. Pemeriksaan fisik : 1. Melakukan informed
interpersonal/  Pengukuran TTV consent
konseling  Palpasi Abdomen 2. Menjaga privacy klien
2. Anatomi Panggul  Auskultasi DJJ 3. Memberikan
3. Palpasi Abdomen  Menghitung TBJ kebutuhan
4. Partograf  Pemeriksaan 4. Melakukan tindakan
5. Pencegahan dalam sesuai dengan SOP
infeksi 2. Pemantauan 5. Menyampaikan hasil
6. Tanda dan Bahaya Kemajuan temuan dengan benar
Inersia uteri pada persalinan dan jelas
ibu dan janin  HIS 6. Memberikan
7. Penatalaksanaan  Pembukaan dukungan/support
kasus kegawat - serviks pada ibu
daruratan pada  Penurunan 7. Menjaga keamanan
persalinan kepala dan kenyamanan ibu
8. Prinsip rujukan 3. Pemasangan infus
2.5. Partus Macet 1. Komunikasi 1. Pemeriksaan fisik : 1. Melakukan informed
interpersonal/  Pengukuran TTV consent
konseling  Palpasi Abdomen 2. Menjaga privacy klien
2. Anatomi Panggul  Auskultasi DJJ 3. Memberikan
3. Fisiologi  Menghitung TBJ kebutuhan

KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSDIKLAT APARATUR – 2011
409
MODUL PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL BIDAN
JENJANG TERAMPIL – PELAKSANA

persalinan  Pemeriksaan 4. Melakukan tindakan


4. Partograf dalam sesuai dengan SOP
5. Pencegahan 2. Pemantauan 5. Menyampaikan hasil
infeksi Kemajuan temuan dengan benar
6. Tanda dan Bahaya persalinan dan jelas
partus macet pada  HIS 6. Memberikan
ibu dan janin  Pembukaan dukungan/support
7. Penatalaksanaan serviks pada ibu
kasus kegawat -  Penurunan 7. Menjaga keamanan
daruratan pada kepala dan kenyamanan ibu
persalinan 3. Pemasangan infus
8. Prinsip rujukan
2.6. Distosia Bahu 1. Komunikasi 1. Melakukan 1. Melakukan informed
interpersonal/ episiotomi consent
konseling 2. Melakukan manuver 2. Menjaga privacy klien
2. Anatomi Panggul Mc Robert 3. Memberikan
3. Fisiologi kebutuhan
persalinan 4. Melakukan tindakan
4. Partograf sesuai dengan SOP
5. Pencegahan 5. Menyampaikan hasil
infeksi temuan dengan benar
6. Tanda dan Bahaya dan jelas
distosia bahu pada 6. Memberikan
ibu dan janin dukungan/support
7. Penatalaksanaan pada ibu
kasus kegawat - 7. Menjaga keamanan
daruratan pada dan kenyamanan ibu
persalinan
8. Prinsip rujukan
2.7. Atonia uteri 1. Komunikasi 1. Melakukan KBI/ 1. Melakukan informed
interpersonal/ KBE/KBA consent
konseling 2. Pasang infus 2. Menjaga privacy klien
2. Pencegahan 3. Pemberian 3. Memberikan
infeksi uterotonika kebutuhan
3. Tehnik KBI/KBE/ 4. Pemantauan 4. Melakukan tindakan
KBA kontraksi uterus sesuai dengan SOP
4. Tanda dan Bahaya 5. Pemantauan jumlah 5. Menyampaikan hasil
Atonia Uteri pada perdarahan temuan dengan benar
ibu 6. Pemantauan dan jelas
5. Penatalaksanaan  TTV setiap 15 6. Memberikan
kasus kegawat - menit pada jam dukungan/support
daruratan pada pertama pada ibu
persalinan  TTV setiap 30 7. Menjaga keamanan
6. Prinsip rujukan menit pada jam dan kenyamanan ibu
kedua

KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSDIKLAT APARATUR – 2011
410
MODUL PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL BIDAN
JENJANG TERAMPIL – PELAKSANA

2.8. Retensio 1. Komunikasi 1. Pemasangan infus 1. Melakukan informed


Plasenta interpersonal/ 2. Pemberian consent
konseling uterotonika 2. Menjaga privacy klien
2. Pencegahan 3. Melakukan manual 3. Memberikan
infeksi plasenta kebutuhan
3. Fisiologi Kala III 4. Pemantauan 4. Melakukan tindakan
4. Teknik melakukan kontraksi uterus sesuai dengan SOP
Manual Plasenta 5. Pemantauan jumlah 5. Menyampaikan hasil
5. Tanda dan Bahaya perdarahan temuan dengan benar
Retensio plasenta 6. Pemantauan TTV dan jelas
pada ibu 7. Pemeriksaan 6. Memberikan
6. Penatalaksanaan Laboratorium : HB dukungan/support
kasus kegawat - pada ibu
daruratan pada 7. Menjaga keamanan
persalinan dan kenyamanan ibu
7. Prinsip rujukan
2.9. KPD 1. Komunikasi 1. Pemeriksaan Dalam 1. Melakukan informed
interpersonal/ 2. Pemeriksaan air consent
konseling ketuban dengan 2. Menjaga privacy klien
2. Mekanisme kertas lakmus 3. Memberikan
persalinan 3. Pemeriksaan warna kebutuhan
3. Pencegahan air ketuban 4. Melakukan tindakan
infeksi 4. Pemantauan DJJ sesuai dengan SOP
4. Tanda dan Bahaya 5. Menyampaikan hasil
KPD pada ibu temuan dengan benar
5. Penatalaksanaan dan jelas
kasus kegawat – 6. Memberikan
daruratan pada dukungan/support
persalinan pada ibu
6. Prinsip rujukan 7. Menjaga keamanan
dan kenyamanan ibu
2.10. PEB / 1. Komunikasi Melakukan 1. Melakukan informed
Eklampsi interpersonal/ penatalaksanaan awal: consent
konseling  Pemasangan infus 2. Menjaga privacy klien
2. Mekanisme  Pemeriksaan refleks 3. Memberikan
persalinan patella kebutuhan
3. Pencegahan  Pemeriksaan protein 4. Melakukan tindakan
infeksi urin sesuai dengan SOP
4. Tanda dan Bahaya  Pengukuran TD 5. Menyampaikan hasil
Pre Eklamsia/  Pemberian MgSO4 temuan dengan benar
Eklamsia pada ibu dan jelas
dan janin 6. Memberikan
5. Penatalaksanaan dukungan/support
kasus kegawat - pada ibu
daruratan pada 7. Menjaga keamanan
persalinan dan kenyamanan ibu
6. Prinsip rujukan

KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSDIKLAT APARATUR – 2011
411
MODUL PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL BIDAN
JENJANG TERAMPIL – PELAKSANA

2.11. Prematur 1. Komunikasi 1. Menjaga kehangatan 1. Melakukan informed


interpersonal/ bayi consent
konseling 2. Melakukan 2. Menjaga privacy klien
2. Mekanisme penilaian awal 3. Memberikan
persalinan 3. Resusitasi kebutuhan
3. Pencegahan 4. Pemantauan Pasca 4. Melakukan tindakan
infeksi resusitasi sesuai dengan SOP
4. Tanda dan Bahaya 5. Menyampaikan hasil
prematur pada temuan dengan benar
janin dan jelas
5. Prinsip 6. Memberikan
Penatalaksanaan dukungan/support
bayi premature pada ibu
6. Resusitasi 7. Menjaga keamanan
7. Prinsip rujukan dan kenyamanan ibu

VIII. REFERENSI

1. Djauzi, S and Supartondo. 2004. “Komunikasi dan Empati Dalam


Hubungan DokterPasien” Jakarta: Balai Penerbit FK-UI
2. Hardjana, A.M. 2003. Komunikasi Intrapersonal & Interpersonal. Kanisius,
Jakarta
3. Istiana Kuswardani dan Eka Indah Risyanti, Panduan Konseling
Seksualitas Remaja, DI Yogyakarta, Lentera Sahaja PKBI DIY, 2000
4. Klipping Curhat PKBI di Harian KOMPAS, Jakarta, PKBI Pusat, 2000-2003
5. Konsil Kedokteran Indonesia. 2005. Kemitraan dalam Hubungan Dokter –
Pasien. Jakarta: KKI.
6. Lestari, E.G dan Maliki, M.A. 2003. Komunikasi Efektif. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.
7. Poernomo, Ieda SS. 2004. Pengertian KIE dan Konseling. Jakarta: Makalah
Perinasia.
8. Poernomo, Ieda SS. 2005. Komunikasi Metode Kanguru. Jakarta: Makalah
Perinasia.
9. Toolkit HIV – AIDS untuk SLTP oleh PKBI untuk UNICEF dan DIKNAS

KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSDIKLAT APARATUR – 2011
412
MODUL PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL BIDAN
JENJANG TERAMPIL – PELAKSANA

LAMPIRAN

MAIN PERAN 1 : Konseling pada Asuhan Kehamilan

Skenario :

Anda sedang melakukan asuhan kehamilan (antenatal) di posyandu desa A.


Seorang Ibu Hamil bernama Ny. Erni, G1 Po Ao, 20 tahun datang pertama kalinya
untuk periksa hamil dengan diantar oleh kakak perempuannya.

Peran 1 : Ibu Hamil


Peran 2 : Petugas
Peran 3 : Kakak Perempuan

Jawablah dahulu pertanyaan berikut ini dan tuliskan jawabannya pada kolom di
sebelah kanan. Kemudian lakukan main peran dimana anda melakukan
komunikasi dan konseling sesuai dengan skenario.

PERTANYAAN JAWABAN
1. Apa yang paling dulu anda  Membangun hubungan saling percaya
lakukan pada kunjungan antara Nakes dengan ibu hamil.
pertama (KI)?
2. Apa yang harus anda tanyakan  Identitas.
pada kunjungan pertama ?  Berapa usia ibu.
Jelaskan.  Kapan menstruasi terakhir ?
 Jumlah Anak Hidup/Mati.
 Riwayat Kehamilan, keguguran.
 Riwayat Persalinan.
 Jumlah kehamilan/kelahiran.
 Bedah sesar, forsep/vakum.
 Robekan perineum derajat 3.
 Perdarahan hebat sebelum / sesudah
melahirkan.
 Mengalami kejang.
 Bayi lahir mati/meninggal hari I.
 Apa merokok, minum, pakai narkoba?

KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSDIKLAT APARATUR – 2011
413
MODUL PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL BIDAN
JENJANG TERAMPIL – PELAKSANA

3. Selain memastikan apakah ibu  Metoda Kalender.


hamil, perlu dilakukan taksiran  Metoda Bulan
persalinan.  Metoda ”Roda Kehamilan”
Sebutkan 3 cara.

Ny. Erni hari pertama haid


terakhir 11 Mei 2007. Kapan
diperkirakan akan melahirkan ?
Hitunglah dengan cepat dan
catat pada Kartu Rencana
Persalinan.
4. Dengan jalan bagaimana 
ditentukan usia kehamilannya ?
Jelaskan.
Rencana Kelahiran :
5. Salah satu yang harus dilakukan
Adalah suatu perencanaan persalinan dan
pada kunjungan pertama adalah
kelahiran bayi yang mencakup
membantu suami-istri membuat
keputusan mengenai rencana  APA tujuan rencana kelahiran.
kelahiran.  SIAPA akan menolong.
 MENGAPA persalinan oleh Nakes.
 Apa yang dimaksud dengan  DIMANA melahirkan.
rencana kelahiran ?  BILAMANA taksiran hari persalinan.
 BAGAIMANA mempersiapkannya.
 BERAPA biayanya.

 Dalam merencanakan Suami sebaiknya hadir. Bila berada diluar


persalinan suami – istri harus kota dalam waktu lama, diberitahukan dan
terlibar dalam mengambil diminta persetujuannya. Bila ada diminta
keputusan. Bagaimana kalau hadir pada kunjungan kedua.
suami tidak hadir ?

 Apakah kakak perempuan perlu Kakak perempuan perlu mendengarkan


ikut mendengarkan? Apakah untuk membantu ibu. Namun belum bisa
cukup diwakili oleh kakak mewakili keluarga memutuskan kecuali
perempuan? kalau suami tidak berada ditempat.
Jelaskan pendapat anda.
6. Informasi apakah yang perlu  Gizi
dikomunikasikan kepada ibu  Perawatan mandiri.
hamil pada kunjungan pertama?  ASI ekslusif
 Kebiasaan sehat : berhenti merokok,
minum alkohol, narkoba.
 Hubungan sex yang aman.

KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSDIKLAT APARATUR – 2011
414
MODUL PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL BIDAN
JENJANG TERAMPIL – PELAKSANA

7. Ny. Erni menyatakan  Keluhan muntah dan enek adalah wajar


kerisauannya tentang pada awal kehamilan dan akan hilang
kehamilannya yang pertama ini dengan sendirinya.
dan keluhan muntah, enek serta  JIKA muntah terus – menerus, agar ibu
tidak enak makan. memeriksakan diri ke petugas.
 Makan sedikit demi sedikit tapi sering
Apa yang perlu anda katakan? dan makanan beragam yang disukai,
lauk, sayuran dan buah-buahan.
8. Kebiasaan Ny. Erni anda  Memuji kebiasaan baik bangun pagi
tanyakan, penjelasannya biasa menjaga kebersihan dan sholat.
bangun pagi dan sholat, tidak  Menjelaskan bahwa sarapan pagi amat
sarapan pagi hanya kopi dan penting untuk menambah kekuatan.
suka jalan pagi kalau libur. Dia  Memuji dan menganjurrkan terus jalan
bekerja sebagai guru di TK. Apa kaki dg suami, tidak membahayakan.
yang anda anjurkan untuknya ?  Menjelaskan kapan sebaiknya cuti dan
bagaimana ibu bekerja bisa memberi
ASI Ekslusif selama 6 bulan.

9. Selanjutnya Ny. Erni  Hubungan seks aman selama hamil


menanyakan apa boleh sepanjang tidak berlebihan dan bisa
melakukan hubungan seks dan menjaga kesehatan ibu hamil.
kapan tidak boleh  Sesudah bersalin sebaiknya tidak
melakukannya ? Apa jawaban berhuungan seks dahulu sampai habis
anda ? masa nifas (40 hari).

10. Setelah selesai pemeriksaan Kunjungan asuhan kehamilan minimal 4


anda menjelaskan perlunya kali selama hamil oleh Nakes agar jika ada
kunjungan ulang, kapan dan masalah dapat diketahui dan diatasi.
mengapa demikian.
Jawablah.
a. Kunjungan pertama.  K1 : Triwulan I (1 – 3 bulan)
Kapan dilakukan ? Memastikan hamil, taksiran kelahiran,
Mengapa? informasi dan rencana persalinan.

b. Kunjungan kedua.  K2 : Triwulan II (4 – 6 bulan)


Kapan dilakukan ? Gejala tensi naik, edema, proteinuria
Mengapa? (preeklampsia) baru muncul.

c. Kunjungan ketiga.  K3 : Triwulan III (7 – 9 bulan)


Kapan dilakukan ? Kelainan letak janin, kembar, baru bisa
Mengapa? diketahui.

d. Kunjungan keempat  K4: Triwulan IV (7-9 bulan)


Kapan dilakukan ?
KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR – 2011
415
MODUL PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL BIDAN
JENJANG TERAMPIL – PELAKSANA

Mengapa? Memastikan letak bayi, kelainan dan


kondisi yang perlu dirujuk.

Sekarang peragakan bagaimana melakukan komunikasi dan konseling melalui


main peran. Tiga orang bermain peran sesuai skenario diatas dan lainnya
mengamati materi dan metoda komunikasi serta konseling yang dilakukan.

Setelah selesai berikan tepuk tangan kepada para aktor dan peserta lain
menyampaikan komentar kepada para ”super star”.

Terakhir pelatih/instruktur menyampaikan umpan balik hasil pengamatannya,


membetulkan dan menyimpulkan hasilnya.

MAIN PERAN 2 : Konseling Rencana Kelahiran

Skenario :

Pada kunjungan berikutnya, Gunawan, 28 tahun, suami dari Ny. Erni yang bekerja
sebagai supir ikut mengantarkan istrinya periksa hamil kedua.

Peran 1 : Ibu Hamil


Peran 2 : Suami Ibu Hamil
Peran 3 : Petugas

Jawablah dahulu pertanyaan berikut ini dan tuliskan jawabannya pada kolom
disebelah kanan. Kemudian lakukan main peran : anda melakukan komunikasi dan
konseling sesuai dengan skenario.

PERTANYAAN JAWABAN
1. Apa yang lebih dahulu anda  Menyapa dengan ramah Ny. Erni dan
lakukan untuk menyambut suaminya, membuka buku catatan.
suami – istri tersebut?  Menghargai kedatangan suami dan
terimakasih telah memenuhi datang
mengantar istrinya.
 Menyiapkan kartu rencana kelahiran,
menanyakan dan mengisi identitas.

KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSDIKLAT APARATUR – 2011
416
MODUL PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL BIDAN
JENJANG TERAMPIL – PELAKSANA

2. Sekarang anda bermaksud  APA :


membantu suami–istri membuat Rencana kelahiran membantu suami –
rencana kelahiran. istri untuk mempersiapkan kelahiran
bayi yang diharapkan aman. Kartu
Apa saja yang perlu anda bahas rencana kelahiran mengingatkan apa
dalam membuat rencana kelahiran yang perlu disiapkan.
bayi ?

 SIAPA :
Siapa akan menolong persalinan dan
siapa keluarga yang mendampingi
selama persalinan sampai 24 jam.
3. Lalu apa lagi yang perlu  MENGAPA :
dijelaskan dan dibahas bersama Mengapa perlu bersalin dengan Nakes
suami – istri itu ? karena sudah dilatih untuk menolong
kelahiran agar lancar dan aman.

 DIMANA :
Dimana melahirkan, di rumah atau di
Puskesmas supaya aman bila terjadi
penyulit yang tak bisa diperkirakan.

 BILAMANA :
Bila atau kapan taksiran hari kelahiran
agar suami ada ditempat dan keluarga
siap – siaga sampai 24 jam setelahnya.
4. Selanjutnya apa lagi yang perlu  BAGAIMANA :
dibahas untuk rencana Bagaimana mempersiapkan kelahiran
kelahiran ? agar berlangsung aman dan lancar
termasuk kesiagaan darurat.

 BERAPA :
Berapa biaya yang harus disediakan
termasuk imbalan jasa, kendaraan dan
untuk menunggu, dari mana uangnya.

KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSDIKLAT APARATUR – 2011
417
MODUL PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL BIDAN
JENJANG TERAMPIL – PELAKSANA

5. Bagaimana mempersiapkan  SIAP : PERSIAPAN KELAHIRAN


kelahiran, mencakup apa saja ?  Kendaraan ketempat bersalin.
 Biaya dan sumbernya.
 Tabungan ibu bersalin.
 Keluarga yang mendampingi selama
persalinan sampai 24 jam sesudahnya.
 Siapa menolong urusan rumah tangga.

 SIAGA : KESIAGAAN DARURAT


 Mengenali tanda persalinan.
 Segera hubungi petugas bila ada tanda.
 Mengenali tanda bahaya kehamilan.
 Kemana merujuk kalau ada bahaya.
6. Kedua pasangan itu sepakat 
untuk memilih bersalin di klinik
bidan, apa yang perlu
dipesankan ?
7. Andaikata mereka memilih 
bersalin dirumah ditolong oleh
bidan, apa yang perlu
disiapkan?
8. Seandainya pasangan itu tetap 
berniat melahirkan dirumah
dengan dukun, apa yang perlu
disiapkan ?
9. Apakah perlu memberitahukan 
tanda bahaya kehamilan dan
persalinan ? Apa saja bahaya
untuk ibu dan bayi ?
10. Apakah perlu mengkaji ulang 
rencana kelahiran setiap kali
datang ? Apa dasar membuat
rencana kelahiran ?
Sekarang peragakan bagaimana melakukan komunikasi dan konseling melalui
main peran. Tiga orang main peran sesuai skenario diatas dan lainnya
mengamati materi dan metoda komunikasi dan konseling yang dilakukan.
Setelah selesai berikan tepuk tangan kepada para aktor dan peserta lain
menyampaikan komentar kepada para ”super star”.
Terakhir pelatih/instruktur menyampaikan umpan balik hasil pengamatannya,
membetulkan dan menyimpulkan hasilnya.

KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSDIKLAT APARATUR – 2011
418
MODUL PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL BIDAN
JENJANG TERAMPIL – PELAKSANA

Lembar Kerja :

1. Ceklist :

Apabila anda melakukan konseling, apakah anda biasa melakukan hal berikut ?
Beri tanda  bila ya dikotak didepannya.

 Mengucapkan salam pada saat bertemu klien.


 Menggunakan bahasa isyarat (non verbal) secara baik.
 Menyatakan tujuan.
 Menanyakan masalah yang dihadapi klien.
 Memberikan kesempatan klien untuk menyampaikan masalah lain.
 Menanyakan kepada klien tentang kejelasan informasi yang diberikan.
 Memberi umpan balik masalah yang dihadapi klien (termasuk pujian).
 Memberitahu klien tentang pemeriksaan dan tindakan yang akan dilakukan.
 Memberitahu klien tentang hasil pemeriksaan yang dilakukan.
 Memberitahu klien penanganan yang diberikan, obat dan cara penggunaan.
 Menyepakati bersama klien kapan harus melakukan kunjungan ulang/
rujukan.
 Mengulangi kata – kata klien untuk memperjelas.
 Mendengarkan klien secara serius.
 Tidak memotong pembicaraan.
 Mengulas kembali tentang hal-hal yang telah disampaikan.

Hitung berapa banyak tanda  :

- Baik : 11 – 15, anda punya potensi baik untuk konseling dan perlu
dipelihara dan ditingkatkan dalam praktek.

- Sedang : 6 – 10, anda punya potensi sedang untuk konseling dan perlu lebih
banyak belajar dan praktek.

- Kurang : 0 – 5, anda kurang mengerti tentang konseling dan perlu lebih


banyak belajar dan praktek.

KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSDIKLAT APARATUR – 2011
419

Anda mungkin juga menyukai