MATERI INTI 1
PERSIAPAN PELAYANAN KEBIDANAN
I. DESKRIPSI SINGKAT
IV. METODE
CTJ
Curah pendapat
Simulasi
Langkah 1. Pengkondisian
Langkah pembelajaran :
1. Fasilitator menyapa peserta dengan ramah dan hangat. Apabila belum
pernah menyampaikan sesi di kelas, mulailah dengan perkenalan.
Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap, instansi tempat
bekerja, materi yang akan disampaikan.
2. Tujuan pembelajaran dan pokok bahasan yang akan disampaikan,
sebaiknya menggunakan bahan tayang.
Langkah pembelajaran :
1. Fasilitator menyampaikan paparan seluruh materi sesuai urutan pokok
bahasan dan sub pokok bahasan dengan menggunakan bahan tayang.
Fasilitator menyampaikan materi dengan metode ceramah tanya jawab,
kemudian curah pendapat.
2. Fasilitator memandu peserta untuk latihan membuat rencana pelayanan.
Langkah pembelajaran :
1. Fasilitator melakukan evaluasi untuk mengetahui penyerapan peserta
terhadap materi yang disampaikan dan pencapaian tujuan pembelajaran.
2. Fasilitator merangkum poin-poin penting dari materi yang disampaikan.
3. Fasilitator membuat kesimpulan.
VII.URAIAN MATERI
Pokok bahasan 1.
Pencegahan Infeksi
a. Cuci tangan
Prosedur paling penting dari pencegahan penyebaran infeksi yang
menyebabkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir.
Pakai sarung tangan sebelum menyentuh sesuatu yang basah (kulit tak
utuh, selaput mukosa, darah atau cairan tubuh lainnya), peralatan,
sarung tangan atau sampah yang terkontaminasi.
Jika sarung tangan diperlukan, ganti sarung tangan untuk setiap ibu
atau bayi baru lahir untuk menghindari kontaminasi silang atau
digunakan sarung tangan yang berbeda untuk situasi yang berbeda pula
(Tabel 1-1).
Sarung tangan sekali pakai lebih dianjurkan, tapi jika jumlahnya sangat
terbatas maka sarung tangan bekas pakai dapat diproses ulang dengan
dekontaminasi, cuci dan bilas, desinfeksi tingkat tinggi atau sterilisasi.
Jika sarung tangan sekali pakai digunakan ulang, jangan diproses lebih
dari tiga kali karena mugkin ada robekan atau lubang yang tidak terlihat
atau sarung tangan mungkin robek pada saat sedang digunakan.
Teknik aseptic membuat prosedur menjadi lebih aman bagi ibu, bayi
baru lahir dan penolong persalinan. Teknik aseptic meliputi aspek :
atau membatasi petugas dari percikan ciran tubuh, darah atau cedera
selama melaksanakan prosedur klinik.
Antiseptis
Antiseptis adalah tindakan yang dilakukan untuk mencegah infeksi
dengan cara membunuh atau mngurangi mikroorganisme pada
jaringan tubuh atau kulit. Karena kulit dan selaput mukosa tidak
dapat disterilkan maka penggunaan antiseptic akan sangat
mengurangi jumlah mikroorganisme yang dapat mengkontaminasi
luka terbuka dan menyebabkan infeksi. Cuci tangan secara teratur di
antara kontak dengan setiap ibu dan bayi baru lahir, juga membantu
untuk menghilangkan sebagian besar mikroorganisme pada kulit.
1) Dekontaminasi
c) DTT Kimiawi
Luka tusuk benda tajam (misalnya jarum) merupakan salah satu alur
utama infeksi HIV dan Hepatitis B di antara para penolong persalinan.
Oleh karena itu perhatikan pedoman berikut ini :
1) Pembuangan Sampah
Sampah bisa terkontaminasi atau tidak terkontaminasi. Sampah yang
tidak terkontaminasi tidak mengandung risiko bagi petugas yang
menanganinya. Tapi sebagian besar limbah persalinan dan kelahiran
bayi adalah sampah terkontaminasi. Jika tidak dikelola dengan
benar, sampah terkontaminasi berpotensi untuk menginfeksi
siapapun yang melakukan kontak atau menangani sampah tersebut
termasuk anggota masyarakat. Sampah terkontaminasi termasuk
darah, nanah, urin, kotoran manusia dan benda-benda yang kotor
oleh cairan tubuh.
g. Pencatatan (dokumentasi) PI
1) Semua tindakan yang dilakukan mulai persiapan sampai memproses
alat harus dicatat, jika hal tersebut tidak dicatat dapat dianggap hal
tersebut tidak
dilakukan.
2) Waktu dan tanggal hal tersebut dikerjakan
3) Indentifikasi tenaga yang mengerjakan.
Pokok bahasan 2.
Pernyataan standar :
Bidan mempersiapkan semua fasilitas dan lingkungan pelayanan kebidanan
yang tepat, relevan dan lengkap sesuai dengan kondisi klien/pasien dan kasus
yang dihadapi.
Kriteria hasil :
1. Tersedianya alat dan obat pelayanan kebidanan sesuai kasus yang dihadapi
2. Adanya daftar inventaris alat secara teratur dan berkala
3. Adanya dokumen kalibrasi alat
4. Adanya tenaga terlatih untuk pemeliharaan alat
5. Adanya tempat penyimpanan alat dan obat
2. Alat dan obat pelayanan kebidanan pada tindakan biopsi, pap smear,
exterpasi poly servix, aff IUD, insersi IUD, mikro kuret dan vagina toilet.
3. Alat dan obat pelayanan kebidanan pada perdarahan post partum,
eklampsia/ PEB, retensio plasenta, partus macet dan asfiksia neonatorum
Penyataan :
Proses penyediaan alat dan obat untuk pelayanan antenatal care persalinan,
nifas dan bayi baru lahir serta nifas baik dari segi jumlah, jenis dan spesifik
untuk mencapai tujuan pelayanan kebidanan.
Rasionalnya :
Terpenuhinya alat dan obat pelayanan antenatal care persalinan, nifas dan bayi
baru lahir persalinan, nifas dan bayi baru lahir dan kegawadaruratan yang
memadai untuk mendukung pelayanan kebidanan yang efektif dan efisien.
Kriteria struktur :
a. Adanya kebijakan Rumah Sakit/Puskesmas tentang pengelolaan alat dan
obat pelayanan kebidanan
b. Adanya mekanisme pengelolaan alat dan obat
c. Adanya SOP/Protap penggunaan alat
d. Adanya SOP/Protap pemeliharaan alat
e. Adanya standar alat sesuai dengan jumlah, jenis dan spesifikasi
f. Adanya tempat penyimpan alat yang memadai
g. Adanya pengelolaan alat dan obat
Kriteria proses :
a. Mengindentifikasi kebutuhan alat dan obat kebidanan sesuai dengan jumlah,
jenis dan spesifikasi.
b. Menyusun rencana kebutuhan alat dan obat kebidanan sesuai dengan
jumlah, jenis dan spesifikasi
c. Melaksanakan pendistribusian, pemeliharaan dan penyimpanan alat dan
obat kebidanan sesuai SOP/Protap
d. Melaksanakan koordinasi dengan unit terkait dalam pengelolaan alat dan
obat untuk pelayanan kebidanan
e. Mengoptimalkan alat dan obat menurut fungsi dan masa pakai sesuai
SOP/Protap
f. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan penggunaan alat dan obat secara
teratur dan berkala
Kriteria hasil:
a. Tersedianya alat dan obat pelayanan kebidanan sesuai standar
b. Tersedianya dokumen meliputi jumlah, jenis, spesikasi, kondisi dan masa
pakai
VIII.REFERENSI
IX. LAMPIRAN
1. Skenario simulasi
2. Alat Pencegahan Infeksi
3. Alat – alat Kebidanan
LAMPIRAN
A. Skenario simulasi
1. Bagi peserta menjadi 5 kelompok
2. Berikan 5 contoh kasus patologis dengan penyakit penyerta
a. Kelompok I : Mempersiapkan alat pada kasus eklampsia dan
memproses alat setelah pakai
b. Kelompok II : Mempersiapkan alat pada kasus retensia plasenta dan
memproses alat setelah pakai
c. Kelompok III : Mempersiapkan alat pada kasus partus macet dan
memproses alat setalah pakai
d. Kelompok IV : Mempersiapkan alat pada kasus asfikasia neonatorum
dan memproses alat setelah pakai
e. Kelompok V : Mempersiapkan alat pada kasus Haemoragie Post
Partum dan memproses alat setelah pakai
3. Diskusikan hasil simulasi penatalaksanaan asuhan sebagai evaluasi.
URAIAN TUGAS
I. NAMA :
JABATAN : Bidan Pelaksana /Terampil (Perawat Klinik I)
ATASAN LANGSUNG : Kepala Instalasi
1. Laporan jaga shift pagi, sore atau malam dan timbang terima.
2. Jumlah alat dan obat sesuai kebutuhan.
3. Lapoan kegiatan SMK3.
4. Laporan KIE kebidanan pada klien dan keluarga.
5. Laporan data hasil pengkajian, pendokumentasian hasil asuhan kebidanan.
6. Dokumentasi kegiatan kolaborasi dengan profesi kesehatan lain.
7. Dokumentasi persiapan tindakan operasi obstetri dan ginekologi
8. Laporan kegiatan pengembangan : ilmiah, presentasi kasus, ronde
keperawatan, CNE, diskusi, refleksi, dll.
9. Laporan kegiatan mutu, dan kehadiran rapat ruangan.
V. WEWENANG