J ULI 2017
Materi Inti 5: Pencegahan Infeksi pada Penanganan
Ibu Hamil dengan HIV, Sifilis dan atau Hepatitis B
MATERI INTI-5
PENCEGAHAN INFEKSI PADA PENANGANAN IBU HAMIL DENGAN HIV,
SIFILIS DAN ATAU HEPATITIS B
I. DESKRIPSI SINGKAT
Infeksi dapat ditularkan melalui kontak dengan darah atau cairan tubuh. Untuk itu, perlu
diterapkan tindakan pencegahan umum pada saat menangani semua pasien, yang meliputi
mencuci tangan dengan air mengalir dan antiseptik, mendekontaminasi peralatan dan
perlengkapan, menggunakan dan membuang jarum dan alat tajam dengan aman,
menggunakan alat pelindung diri yang sesuai, segera memberihkan percikan darah dan
cairan tubuh, menggunakan sistem pembuangan yang aman untuk pengumpulan dan
pembuangan limbah medis dan non medis, dan pengelolaan bahan pakai ulang sesuai
standar
Penerapan kewaspadaan standar dan keamanan lingkungan kerja harus dilakukan di setiap
kegiatan layanan yang berkaitan dengan pengendalian infeksi, termasuk infeksi HIV-AIDS.
Oleh karena itu setiap petugas kesehatan harus memahami tentang pencegahan infeksi
pada penanganan ibu hamil dengan HIV, Sifiis dan Hepatitis B. .
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu menjelaskan tentang pencegahan infeksi
IV. Metode
Curah pendapat
Ceramah tanya jawab
MODUL PELATIHAN BAGI PELATIH TRIPLE ELIMINASI HIV, SIFILIS DAN HEPATITIS B 1
Materi Inti 5: Pencegahan Infeksi pada Penanganan
Ibu Hamil dengan HIV, Sifilis dan atau Hepatitis B
1. Fasilitator menyapa peserta dengan ramah dan hangat. Apabila belum pernah
menyampaikan sesi di kelas, mulailah dengan perkenalan. Perkenalkan diri dengan
menyebutkan nama lengkap, instansi tempat bekerja/pengalaman bekerja terkait
dengan materi yang akan disampaikan.
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran materi ini dan pokok bahasan yang akan
dibahas, sebaiknya dengan menggunakan bahan tayang.
MODUL PELATIHAN BAGI PELATIH TRIPLE ELIMINASI HIV, SIFILIS DAN HEPATITIS B 2
Materi Inti 5: Pencegahan Infeksi pada Penanganan
Ibu Hamil dengan HIV, Sifilis dan atau Hepatitis B
Infeksi dapat ditularkan melalui kontak dengan darah atau cairan tubuh, baik melalui
kontak langsung dengan luka yang terbuka atau melalui luka bekas suntik, misalnya
Hepatitis B, Hepatitis C, dan HIV
Darah adalah cairan utama yang diketahui berhubungan dengan penularan infeksi pada
fasilitas kesehatan; sejumlah kecil darah bisa saja terdapat dalam cairan tubuh yang lain.
Penularan HIV kepada petugas kesehatan hampir selalu berhubungan dengan luka
bekas suntik pada saat perawatan seorang pasien yang terinfeksi HIV. Pada praktiknya,
penularan terjadi pada saat melakukan:
Injeksi melalui pembuluh darah
Donor darah
Dialisis
Transfusi
Risiko terinfeksi HIV pada petugas kesehatan jika pemaparan tersebut terjadi dengan
darah, jaringan atau cairan tubuh lain yang cukup mengandung darah:
Cidera pada kulit (misalnya tusukan jarum atau terpotong benda tajam)
Kontak dengan selaput lendir atau kulit yang tidak utuh (misalnya kulit yang
terbuka dan pecah, lecet atau terkena dermatitis.
Risiko penularan HIV setelah tertusuk jarum dari klien HIV positif adalah 3 : 1000.
Risiko penularan HBV setelah tertusuk jarum dari klien HBV positif adalah 27-37 : 100.
Volume percikan darah terinfeksi HBV yang mampu menularkan HBV adalah 10-8 ml =
0,00000001 ml
B. Kewaspadaan Standar
Merupakan suatu langkah kegiatan yang bertujuan untuk mencegah/meminimalkan
penularan infeksi pada tenaga kesehatan dan pasien melalui atau tanpa melalui alat
kedokteran.
Prinsip utama pada kewaspadaan standar adalah: Semua dianggap potensial infektif.
Oleh karena itu perlu dipahami secara benar cara/prosedur pencegahan infeksi
Cuci tangan
Dekontaminasi
Desinfeksi Tingkat tinggi
Sterilisasi
Pelindung /barriers: Sarung tangan, apron, kacamata khusus/google, masker,
sepatu bot
MODUL PELATIHAN BAGI PELATIH TRIPLE ELIMINASI HIV, SIFILIS DAN HEPATITIS B 3
Materi Inti 5: Pencegahan Infeksi pada Penanganan
Ibu Hamil dengan HIV, Sifilis dan atau Hepatitis B
Cuci Tangan
Cuci tangan adalah prosedur sederhana namun sangat penting dilakukan untuk
mencegah kontaminasi saat melakukan tindakan. Cuci tangan dilakukan pada :
MODUL PELATIHAN BAGI PELATIH TRIPLE ELIMINASI HIV, SIFILIS DAN HEPATITIS B 4
Materi Inti 5: Pencegahan Infeksi pada Penanganan
Ibu Hamil dengan HIV, Sifilis dan atau Hepatitis B
Dekontaminasi
Prinsip:
Kegiatan:
- Merendam alat dan sarung tangan sehabis digunakan dalam chlorine 0.5%.
- Rendam selama 10 menit dan bilas sampai bersih segera.
- Lap meja dan lantai dengan larutan chlorin
Sarung tangan
Masker
Kacamata pelindung
Tutup kepala
Jubah dan celemek plastik
Sepatu pelindung
Setiap penggunaan alat pelindung diri (APD), memiliki manfaat baik terhadap pasien
maupun petugas kesehatan, sebagaimana terlihat pada tabel berikut.
MODUL PELATIHAN BAGI PELATIH TRIPLE ELIMINASI HIV, SIFILIS DAN HEPATITIS B 5
Materi Inti 5: Pencegahan Infeksi pada Penanganan
Ibu Hamil dengan HIV, Sifilis dan atau Hepatitis B
1. Pengertian
Pengertian penyuntikan yang aman (safety injection) adalah suatu kondisi
dimana:
Alat Keterangan
Semprit Auto-disable (AD) Peralatan suntik yang
direkomendasikan
Alat suntik prefilled auto-disable Tersedia untuk vaksin hepatitis B &
(PID) TT
Semprit dan jarum yang bisa dipakai Tidak direkomendasikan
ulang (reusable)
Semprit dan jarum sekali pakai Untuk tujuan mencampur vaksin
dibuang (non-AD) saja
Uniject ™
Soloshot ™
Destroject ®
Univec ™
Terumo
K1 ™
Medico injet®
Semua semprit AD mempunyai penutup plastik untuk menjaga agar jarum
tetap steril dan beberapa juga memiliki penutup pada pistonnya.
MODUL PELATIHAN BAGI PELATIH TRIPLE ELIMINASI HIV, SIFILIS DAN HEPATITIS B 7
Materi Inti 5: Pencegahan Infeksi pada Penanganan
Ibu Hamil dengan HIV, Sifilis dan atau Hepatitis B
Gambar 1
Alat suntik prefilled injection device adalah jenis alat suntik yang hanya bisa
digunakan sekali pakai dan telah berisi vaksin dosis tunggal dengan jarum
yang telah terpasang dari pabrik.
MODUL PELATIHAN BAGI PELATIH TRIPLE ELIMINASI HIV, SIFILIS DAN HEPATITIS B 8
Materi Inti 5: Pencegahan Infeksi pada Penanganan
Ibu Hamil dengan HIV, Sifilis dan atau Hepatitis B
Gambar 2
MODUL PELATIHAN BAGI PELATIH TRIPLE ELIMINASI HIV, SIFILIS DAN HEPATITIS B 9
Materi Inti 5: Pencegahan Infeksi pada Penanganan
Ibu Hamil dengan HIV, Sifilis dan atau Hepatitis B
suntikan, dan berikan dosis itu dengan menekan wadah sampai isinya
kosong.
Tabel 1: Contoh-contoh praktek imunisasi yang tidak tepat dan reaksi hebat
yang mungkin timbul setelah imunisasi bagian KIPI??
MODUL PELATIHAN BAGI PELATIH TRIPLE ELIMINASI HIV, SIFILIS DAN HEPATITIS B 10
Materi Inti 5: Pencegahan Infeksi pada Penanganan
Ibu Hamil dengan HIV, Sifilis dan atau Hepatitis B
Pengangkutan/penyimpan vaksin
yang salah
Reaksi lokal dari vaksin panas berlebih
VVM berubah warna Vaksin tidak efektifa
Gumpalan vaksin serab (adsorbed)
Pengabaian kontra indikasi Reaksi hebat yang dapat dihindari
a
Vaksin menjadi tidak efektif bukanlah suatu KIPI.
a. Sebelum pelaksanaan
1) Baca label pada ampul atau pelarut, pastikan dikirim oleh pabrik yang sama
2) Goyang botol atau ampul vaksin, pastikan semua bubuk ada pada dasar
ampul/vial
3) Buka vial atau ampul vaksin, amati pelarut pastikan tidak retak
4) Buka ampul kaca,
a) Sedot pelarut ke dalam semprit pencampur. Gunakan semprit AD yang
baru untuk mencampur vaksin dengan pelarut.
b) Mencampur vaksin dengan pelarut. Tarik pelan-pelan pelarut masuk ke
dalam semprit dan suntikkan ke dalam vial atau ampul vaksin. Lalu
dikocok sehingga campuran menjadi homogen. Masukkan semprit dan
jarum pencampur ke dalam safety box setelah digunakan.
MODUL PELATIHAN BAGI PELATIH TRIPLE ELIMINASI HIV, SIFILIS DAN HEPATITIS B 11
Materi Inti 5: Pencegahan Infeksi pada Penanganan
Ibu Hamil dengan HIV, Sifilis dan atau Hepatitis B
Ingat :
Adalah alat suntik yang setelah satu kali digunakan secara otomatis menjadi rusak
dan tidak dapat digunakan lagi (telah dibahas lebih lengkap pada halaman ...)
MODUL PELATIHAN BAGI PELATIH TRIPLE ELIMINASI HIV, SIFILIS DAN HEPATITIS B 12
Materi Inti 5: Pencegahan Infeksi pada Penanganan
Ibu Hamil dengan HIV, Sifilis dan atau Hepatitis B
6. Teknik penyuntikan
MODUL PELATIHAN BAGI PELATIH TRIPLE ELIMINASI HIV, SIFILIS DAN HEPATITIS B 13
Materi Inti 5: Pencegahan Infeksi pada Penanganan
Ibu Hamil dengan HIV, Sifilis dan atau Hepatitis B
h) Jaga agar posisi jarum tetap datar di sepanjang kulit sehingga jarum
masuk ke dalam lapisan atas kulit saja. Jaga agar lubang di ujung
jarum menghadap ke depan.
i) Jangan menekan jarum terlalu dalam dan jangan menurunkan jarum
karena jarum akan masuk di bawah kulit, sehingga yang terjadi
suntikan di dalam otot (subcutaneous) bukan suntikan intradermal.
j) Untuk memegang jarum dengan posisi yang tepat, letakkan ibu jari
kiri anda pada ujung bawah semprit dekat jarum, tetapi jangan
menyentuh jarum.
k) Pegang ujung penyedot antara jari telunjuk dan jari tengah tangan
kanan anda. Tekan penyedot dengan ibu jari tangan anda.
l) Suntikkan 0,05 ml vaksin dan lepaskan jarum.
b. Langkah-langkah penyuntikan :
MODUL PELATIHAN BAGI PELATIH TRIPLE ELIMINASI HIV, SIFILIS DAN HEPATITIS B 14
Materi Inti 5: Pencegahan Infeksi pada Penanganan
Ibu Hamil dengan HIV, Sifilis dan atau Hepatitis B
Gambar 3
Gambar 4
MODUL PELATIHAN BAGI PELATIH TRIPLE ELIMINASI HIV, SIFILIS DAN HEPATITIS B 15
Materi Inti 5: Pencegahan Infeksi pada Penanganan
Ibu Hamil dengan HIV, Sifilis dan atau Hepatitis B
Jarum seringkali melukai para petugas kesehatan. Setetes darah yang terinfeksi
oleh virus hepatitis B, hepatitis C, HIV atau virus-virus lainnya dapat ditularkan
melalui luka karena tusukan jarum suntik.
MODUL PELATIHAN BAGI PELATIH TRIPLE ELIMINASI HIV, SIFILIS DAN HEPATITIS B 16
Materi Inti 5: Pencegahan Infeksi pada Penanganan
Ibu Hamil dengan HIV, Sifilis dan atau Hepatitis B
Jangan sentuh:
JANGAN DISENTUH
JANGAN DISENTUH
JANGAN DISENTUH JANGAN DISENTUH
PENTING: Jika anda menyentuh bagian-bagian ini, buang semprit dan jarum
dan ambil semprit yang baru dan steril.
MODUL PELATIHAN BAGI PELATIH TRIPLE ELIMINASI HIV, SIFILIS DAN HEPATITIS B 17
Materi Inti 5: Pencegahan Infeksi pada Penanganan
Ibu Hamil dengan HIV, Sifilis dan atau Hepatitis B
Gambar 6
Dapat disentuh
Dapat disentuh
MODUL PELATIHAN BAGI PELATIH TRIPLE ELIMINASI HIV, SIFILIS DAN HEPATITIS B 18
Materi Inti 5: Pencegahan Infeksi pada Penanganan
Ibu Hamil dengan HIV, Sifilis dan atau Hepatitis B
Gerakan anak yang tidak diduga pada saat pemberian suntikan dapat
menyebabkan tusukan jarum yang tidak disengaja.
Untuk mencegah ini, atur posisi anak yang aman sebelum memberikan
suntikan.
Gambar 8
MODUL PELATIHAN BAGI PELATIH TRIPLE ELIMINASI HIV, SIFILIS DAN HEPATITIS B 19
Materi Inti 5: Pencegahan Infeksi pada Penanganan
Ibu Hamil dengan HIV, Sifilis dan atau Hepatitis B
Tungkai anak
dijepit paha ibu
MODUL PELATIHAN BAGI PELATIH TRIPLE ELIMINASI HIV, SIFILIS DAN HEPATITIS B 20
Materi Inti 5: Pencegahan Infeksi pada Penanganan
Ibu Hamil dengan HIV, Sifilis dan atau Hepatitis B
Keringkan/Dinginkan
dan Simpan
Disinfeksi tingkat tinggi menghancurkan semua virus, bakteri, parasit, fungi dan sejumlah
endospora.
MODUL PELATIHAN BAGI PELATIH TRIPLE ELIMINASI HIV, SIFILIS DAN HEPATITIS B 21
Materi Inti 5: Pencegahan Infeksi pada Penanganan
Ibu Hamil dengan HIV, Sifilis dan atau Hepatitis B
Berikut adalah jenis-Jenis desinfektan yang dapat digunakan serta potensi bahayanya
Untuk melakukan penilaian risiko terhadap metode dekontaminasi yang dipilih dapat dilihat
pada tabel berikut.
Risiko
MODUL PELATIHAN BAGI PELATIH TRIPLE ELIMINASI HIV, SIFILIS DAN HEPATITIS B 22
Materi Inti 5: Pencegahan Infeksi pada Penanganan
Ibu Hamil dengan HIV, Sifilis dan atau Hepatitis B
MODUL PELATIHAN BAGI PELATIH TRIPLE ELIMINASI HIV, SIFILIS DAN HEPATITIS B 23
Materi Inti 5: Pencegahan Infeksi pada Penanganan
Ibu Hamil dengan HIV, Sifilis dan atau Hepatitis B
Sterilisator
MODUL PELATIHAN BAGI PELATIH TRIPLE ELIMINASI HIV, SIFILIS DAN HEPATITIS B 24
Materi Inti 5: Pencegahan Infeksi pada Penanganan
Ibu Hamil dengan HIV, Sifilis dan atau Hepatitis B
MODUL PELATIHAN BAGI PELATIH TRIPLE ELIMINASI HIV, SIFILIS DAN HEPATITIS B 25
Materi Inti 5: Pencegahan Infeksi pada Penanganan
Ibu Hamil dengan HIV, Sifilis dan atau Hepatitis B
Pengelolaan limbah
Untuk membuang limbah padat yang terkontaminasi darah, cairan tubuh, spesimen
laboratorium atau jaringan tubuh:
Untuk membuang limbah yang cair, seperti darah atau cairan tubuh, tuangkan limbah cair
ke dalam saluran pembuangan yang terhubung dengan saluran pembuangan yang
ditangani secara memadai atau lubang kakus.
Rekomendasi untuk membuang alat tajam
Alat tajam sekali pakai, seperti jarum hipodermik, membutuhkan penanganan khusus
karena alat tajam seperti itu sangat mungkin melukai petugas kesehatan. Jika dibuang
dalam tempat pembuangan sampah umum, benda tersebut berbahaya bagi masyarakat.
Perhatikan hal-hal berikut ini berkenaan dengan membuang wadah alat-alat tajam
dengan aman:
Gunakan sarung tangan yang tebal.
MODUL PELATIHAN BAGI PELATIH TRIPLE ELIMINASI HIV, SIFILIS DAN HEPATITIS B 26
Materi Inti 5: Pencegahan Infeksi pada Penanganan
Ibu Hamil dengan HIV, Sifilis dan atau Hepatitis B
Jika wadah alat tajam terisi ¾ bagian penuh, tutup rapat-rapat bagian wadah yang
terbuka dengan penutup, sumbat, atau isolasi.
Pastikan tidak ada benda tajam yang menyembul keluar dari wadah.
Buang wadah alat tajam dengan membakar, membungkus atau menimbunnya.
Lepaskan sarung tangan tebal.
Cuci tangan anda dan keringkan dengan kain yang kering atau mesin pengering.
Jika ¾ bagian wadah sudah terisi, taburkan bahan seperti semen (mortar), busa plastik,
atau tanah liat ke dalam wadah sampai terisi penuh. Setelah bahan dipadatkan, tutup
wadah dan buang ke dalam tempat pembuangan, simpan, atau timbun.
Mengubur limbah
Pada fasilitas kesehatan yang memiliki dana terbatas, menimbun limbah dengan benar
pada atau dekat fasilitas mungkin merupakan satu-satunya pilihan yang tersedia untuk
membuang limbah. Lakukan tindakan pencegahan berikut ini untuk memperkecil risiko :
MODUL PELATIHAN BAGI PELATIH TRIPLE ELIMINASI HIV, SIFILIS DAN HEPATITIS B 27
Materi Inti 5: Pencegahan Infeksi pada Penanganan
Ibu Hamil dengan HIV, Sifilis dan atau Hepatitis B
Setiap kecelakaan oleh karena alat tajam atau pajanan memberikan risiko terkena infeksi
HIV kepada petugas kesehatan. Yang dimaksudkan adalah setiap perlukaan yang
menembus kulit seperti misalnya, tusukan jarum, luka iris, kontak dengan lapisan mukosa
atau kulit yang tidak utuh, (pada saat pajanan kulit dalam kondisi luka, pecah, lecet atau
sedang terserang dermatitis), atau pajanan darah atau cairan tubuh yang lain pada kulit
yang utuh dengan lama kontak yang panjang (beberapa menit atau lebih).
MODUL PELATIHAN BAGI PELATIH TRIPLE ELIMINASI HIV, SIFILIS DAN HEPATITIS B 28
Materi Inti 5: Pencegahan Infeksi pada Penanganan
Ibu Hamil dengan HIV, Sifilis dan atau Hepatitis B
d. Langkah 4 : melakukan tes HIV pada petugas yang terpajan segera setelah terpajan,
3 bulan, 6 bulan pasca pajanan untuk mengetahui apakah tertular infeksi HIV
Sumber pajanan
Pajanan
Seberapa berat ?
volume Tidak perlu PPP
Lebih berat ( mis, jarum Tidak berat (mis, Banyak (mis, beberapa tetes Sedikit (mis, satu
berlubang yang besar, tusukan jarum solid atau percikan darah banyak tetes dalam
yang dalam, darah terlihat di goresan superficial) dan/atau dalam waktu lama waktu singkat
alkes, jarum bekas pasien
KP 3 KP 2 KP 2 KP 1
Keterangan :
MODUL PELATIHAN BAGI PELATIH TRIPLE ELIMINASI HIV, SIFILIS DAN HEPATITIS B 29
Materi Inti 5: Pencegahan Infeksi pada Penanganan
Ibu Hamil dengan HIV, Sifilis dan atau Hepatitis B
1. OPIM (other potentially infectious material) : cairan semen/mani, sekret vagina, cairan
serebrospinal, synovial, pleura, pericardial dan amnion, jaringan.
2. Pajanan terhadap OPIM harus ditelaah secara kasus perkasus pada
umumnya substansi tubuh tersebut dianggap berisiko rendah untuk menularkan
infeksi disarana kesehatan. Setiap kontak langsung terhadap bahan mengandung HIV
tinggi di laboratorium penelitian atau sarana produksi dimasukan dalam kelompok
kecelakaan yang memerlukan telaah klinis tentang keperluan profilaksis pasca
pajanan (PPP).
3. Kontak dengan kulit yang utuh pada umumnya tidak dianggap berisiko terhadap
penularan HIV. Namun apabila pajanan tersebut berasal dari darah yang banyak
(misalnya kulit yang cukup luas atau dalam waktu yang cukup lama konta dengan
darah), maka harus dianggap berisiko terjadi penularan HIV.
Tidak perlu
PPP
Pada umumnya
tidak perlu PEP
KS HIV 1 KS HIV 2
Keterangan :
1. Sumber pajanan dikatakan tidak terinfeksi HIV apabila telah dikonfirmasi dengan
MODUL PELATIHAN BAGI PELATIH TRIPLE ELIMINASI HIV, SIFILIS DAN HEPATITIS B 30
Materi Inti 5: Pencegahan Infeksi pada Penanganan
Ibu Hamil dengan HIV, Sifilis dan atau Hepatitis B
Keterangan :
Dosis :
MODUL PELATIHAN BAGI PELATIH TRIPLE ELIMINASI HIV, SIFILIS DAN HEPATITIS B 31
Materi Inti 5: Pencegahan Infeksi pada Penanganan
Ibu Hamil dengan HIV, Sifilis dan atau Hepatitis B
Bila kecelakaan semacam ini terjadi lebih dari 2 kali, maka perlu melakukan evaluasi
pemakaian atas alat tajam tersebut. Perlu menghindari pemakaian alat tajam sejauh
mungkin.
Hepatitis B ??
DAFTAR PUSTAKA
1. Kementerian Kesehtan RI, 2011, Modul Pelatihan Pemeriksaan Anti HIV bagi
Petugas Laboratorium
MODUL PELATIHAN BAGI PELATIH TRIPLE ELIMINASI HIV, SIFILIS DAN HEPATITIS B 32