Anda di halaman 1dari 38

KEWASPADAAN

ISOLASI
Disampaikan pada Pelatihan PPI Dasar di RSAU dr
Efram Harsana Lanud Iswahyudi, Madiun
27-29 Februari 2024
CURRICULUM VITAE
• Nama : Rum Yulaika Wulandari
• Tempat/ tanggal lahir : Sragen, 15 Juli 1973
• Telp HP : 081225979469
• Email : rumyulaikawulandari@gmailcom
• Riwayat Pekerjaan  2017 TOT komunikasi efektif
 1996-1998 : RS Salamun  2020 TOT Pencegahan
Pengendalian Covid 19
 1998-2009 : RS dr Suhardi Hardjolukito
 2021 IPCN
 2009-2010 : RS dr Siswanto Adisumarmo
 2010- sekarang : RS Pusat dr Suhadi
Hardjolukito
• Pengalaman Organisasi
 Difisi bidang hukum PKVHI
Provinsi DIY
• Pelatihan  Difisi bidang kerjasama HIPPII
 2010 Concelor HIV/AIDS Provinsi DIY
 2014 PITC HIV/AIDS
 2015 PPI dasar
 2015 IPCN
 2016 PPI lanjut
Tujuan Pembelajaran Khusus
•Setelah proses pembelajaran ini peserta mampu:
 Menjelaskan Latar belakang
 Menjelaskan Rantai Infeksi
 Menjelaskan Tiap Item Kewaspadaan standar
 Menjelaskan Fungsi dan Tujuan Kewaspadaan
standar
 Kesimpulan
Pendahuluan
Latar Belakang
 Kewaspadaan Standar untuk memutus mata rantai infeksi,
namun kepatuhannya masih rendah, seperti kepatuhan
Kebersihan Tangan dibawah 50 %, yang merupakan salah satu
penyebab timbulnya HAIs
 Rendahnya kepatuhan terhadap penerapan Kewaspadaan
Standar disebabkan beberapa faktor seperti kurangnya
pengetahuan tentang Kewaspadaan Standar, fasilitas tidak
tersedia, tidak adanya dukungan manajemen, perilaku personil
yang tidak baik dan lain sebagainya
 Perlu diberikan pengetahuan tentang Kewaspadaan Standar
yang terdiri dari 11 unsur
SIAPA YANG MELAKSANAKAN KEWASPADAAN
STANDAR ?
Semua individu
terlibat di RS dan
Fasyankes

HH Penempatan pasien Praktik lumbal


APD Pemrosesan alat kesehatan
Limbah Penanganan linen punksi
Lingkungan Perlindungan Karyawan
Etika batuk Penyuntikan yang aman
Dokter

Semua individu Perawat dan Dokter

Perawat dan Dokter


Kapan Dilaksanakan Kewaspadaan
Standar

Setiap saat memberikan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit dan


Fasyankes, dimana saja, kapan saja, oleh siapa saja
Kewaspadaan Standar
1. Kebersihan Tangan
• Hal utama dalam PPI untuk memutus mata rantai infeksi sehingga dapat
mencegah kejadia HAIs (ISK, IAD, Phlebitis, IDO VAP, Penyakit infeksi)
• Pilar PPI
• Komponen sentral dari Patient Safety
• Sederhana dan efektif mencegah HAIs
• Menciptakan lingkungan yang aman
• Pelayanan kesehatan aman
• Bila tangan kotor , cuci dengan sabun/antiseptik di air mengalir
• Bila tangan tak tampak kotor , bersihkan dengan gosok cairan berbasis
alkohol
INDIKASI KEBERSIHAN TANGAN
a. Lima saat melakukan Kebersihan Tangan saat melayani pasien yaitu Sebelum
kontak pasien, Sebelum tindakan aseptic,Setelah menyentuh darah dan
cairan tubuh, sekresi, ekskresi, Setelah menyentuh pasien, Setelah
menyentuh sekitar permukaan lingkungan pasien
b. Bila tangan tampak kotor
c. Setelah menyentuh permukaan lingkungan atau peralatan yang
terkontaminasi
d. Sebelum makan dan Setelah makan
e. Sebelum menyediakan makanan
f. Setelah tiba di Rumah sakit dan Sebelum meninggalkan Rumah Sakit
g. Sebelum memakai sarung tangan dan setelah melepas sarung tangan
1. KEBERSIHAN TANGAN
(lanjutan)
Sebelum
melakukan
Kebersihan
Tangan pastikan
tidak ada asesoris
di Tangan
apapun posisinya
di RS

Dibawah asesoris
kolonisasi
mikroorganisme
1. KEBERSIHAN TANGAN (lanjutan)
Kewaspadaan Standar
2. Penggunaan APD
• APD merupakan alat kesehatan yang terdiri dari masker, topi, sarung
tangan,pelindung wajah, sepatu yang digunakan petugas maupun pasien
untuk melindungi diri dari kontaminasi penyakit infeksi.
• Digunakan sesuai indikasi jika melakukan tindakan terpapar atau
kemungkinan terpapar darah, cairan tubuh, sekresi, ekresi, kecuali
keringat
• Segera dilepas jika sudah selesai tindakan
Prinsip- prinsip penggunaan APD
• Selalu kebersihan tangan sebelum dan sesudah penggunaan APD
• APD harus selalu tersedia sesuai ukuran
• Pemilihan penggunaan APD sesuai indikasi yaitu risiko paparan (darah, cairan
tubuh, sekresi dan ekskresi) dan dinamika transmisi (Kontak, droplet, airborne)
• Selalu gunakan sebelum kontak pasien tanpa menyentuh permukaan
lingkungan lain
• Segera lepas Setelah selesai tindakan/tugas /meninggalkan area perawatan
• Sekali pakai untuk setiap tindakan dan setiap Pasien
• Setiap APD yang terlihat ternoda masif harus segera diganti
• APD yang sudah dipakai ditempatkan pada kontainer yang sudah tersedia
sesuai alatnya
• Setiap selesai tindakan APD harus segera dilepas
Kewaspadaan Standar
3. Penanganan Limbah
• Limbah padat infeksius ke kantong plastik kuning dan limbah
padat non infeksius ke kantong plastik hitam
• Limbah jarum dan benda tajam lainnya ke wadah tahan tusuk
dan tahan air
• Limbah cair infeksius ke saluran khusus
• Kontainer limbah tertutup, sebaiknya membuka menggunakan
injakan kaki
• Hati-hati menangani benda tajam
• Tidak pernah memberikan ke orang lain limbah benda tajam
• Tidak menyarungkan kembali jarum bekas pakai
Kewaspadaan Standar
4. Pengendalian Lingkungan
• Pertahankan kondisi lingkungan sehat
• Udara bersih, sistem ventilasi
• Penyediaan air bersih
• Permukaan lingkungan bersih
• Penataan peralatan sedemikian rupa sehingga tampak rapi
dan mudah dibersihkan
• Binatang (kucing, anjing, tikus) tidak ada disekitar ruangan,
termasuk lalat, nyamuk dan kecoak
Kewaspadaan Standar
5. Peralatan Perawatan Pasien
• Peralatan non kritikal
Peralatan yang hanya dipermukaan tubuh pasien
(Pembersihan atau disinfeksi)
• Peralatan semi kritikal
Peralatan yang masuk kedalam membrane mukosa
(Minimal disinfeksi tingkat tinggi atau sterilisasi)
• Peralatan kritikal
Peralatan yang masuk kedalam pembuluh darah atau jaringan
steril
(Sterilisasi)
ALUR PEMROSESAN PERALATAN PERAWATAN
PASIEN SETELAH DIPAKAI

PRE CLEANING CLEANING


(Rendam dengan (Dalam wadah dan
enzymatik/detergen) air mengalir) DRYING

Sterilisasi

Peralatan Kritikal

Minimal
DTT
Simpan
Peralatan semi
Kritikal Peralatan non Kritikal
Kewaspadaan Standar
6. Penanganan Linen
• Menyimpan linen bersih di dalam lemari tertutup
• Memisahkan penyimpanan linen bersih dengan linen steril
• Memisahkan troley linen bersih dan linen kotor
• Memisahkan linen kotor ternoda darah atau cairan tubuh
dengan linen kotor tidak ternoda
• Menempatkan linen kotor tidak dilantai
• Menyimpan linen di lemari tertutup
• Membawa linen kotor maupun bersih dalam keadaan
tertutup
• Persediaan linen sesuai kebutuhan
Kewaspadaan Standar
7. Perlindungan Kesehatan Karyawan
• Petugas wajib menjaga kesehatannya
• Petugas kesehatan
Sehat
Jika sakit tidak bekerja
Saat bekerja tidak memakai assesoris di tangan, tidak
pakai sandal jepit
Tidak memanipulasi limbah benda tajam
Berpakaian bersih
Kewaspadaan Standar
8. Penempatan Pasien
• Pasien infeksius di ruang terpisah, beri jarak >1 m
• Kohorting bila tidak memungkinkan
• Kewaspadaan sesuai cara transmisi penyebab infeksi (kontak,
droplet, airborne)
• Pisahkan pasien yang tidak dapat menjaga kebersihan
lingkungannya
Kewaspadaan Standar
9. Penyuntikan yang Aman
• Tidak direkomendasikan menggunakan spuit berulang kali
(one needle, one shoot, one time)
• Menggunakan bak instrumen jika memberikan suntikan,
bukan keranjang plastik berubang-lubang
• Memberikan suntikan dengan teknik aseptik dan antiseptik
Kewaspadaan Standar
10. Etika Batuk dan Bersin
• Menutup mulut & hidung saat batuk/ bersin pakai
tisu
• Buang ke tempat sampah (kuning ) bila telah terkena
sekret saluran napas dan
• Lakukan cuci tangan dg sabun /antiseptik dan& air
mengalir, alkohol handrub setelah kontak dengan
sekret
• Jaga jarak terhadap orang dg gejala ISPA dg demam
Kewaspadaan Standar
11. Praktik Lumbal Punksi
• Masker harus dipakai klinisi saat melakukan lumbal
pungsi, anaestesi spinal /epidural/pasang kateter
vena sentral
• Cegah droplet flora orofaring,dapat menimbulkan
meningitis bakterial
Contact/Kontak Droplet/Percikan Airborne/Udara

>5µm Tek neg < 5µm

MRSA, VRE TBC, SARS


H5N1,H1N1
MDRO Meningitis

Bicara,batuk Bicara,batuk
Aerosol Aerosol
bersin bersin
Sarung tangan Jarak Masker Bedah Jarak Jarak
Gaun 1m 1m
Masker N 95 2m
Wajah, Gaun
Kewaspadaan Berdasarkan
Transmisi Kontak
Bila pasien diketahui/dicurigai infeksius atau terkolonisasi agen infeksius:
1. Penempatan pasien :
1 kamar tersendiri atau kohor (dikumpulkan) dengan pasien yang
terinfeksi agen infeksi sama
Penelitian gagal membuktikan kamar tersendiri mencegah HAIs
Kohorting unt management KLB MDRO termasuk MRSA,VRE,ESBL
2. Alat Pelindung Diri:
Sarung tangan:
Gaun :
Bila diperkirakan pakaian akan tercemar saat kontak dg pasien,
permukaan lingkungan atau peralatan pasien (diare, inkontinensia,
kolonostomi, slang drainase). Lepaskan gaun sebelum meninggalkan
ruangan dan pastikan pakaian tidak menyentuh lagi permukaan
tercemar dlm ruangan
Kewaspadaan Berdasarkan
Transmisi Droplet
• Penyakit menular lewat droplet ,ditularkan melalui
batuk, bersin dan berbicaradroplet kecil dan droplet
besar
• Percikan > 5µm melayang di udara jatuh mengenai
mukosa mata, hidung atau mulut orang tanpa pelindung
dan akan jatuh pada jarak < 1m
• B pertussis,meningococcus,Avian Influenza,
Streptococcus grup A ,Adenovirus ,H1N1
Kewaspadaan Berdasarkan
Transmisi Droplet
• Tempatkan pasien di kamar tersendiri atau dengan pasien
infeksi /terkolonisasi yg sama atau kohort bila tidak
memungkinkan dan beri jarak antar pasien 1m
• Pengelolaan udara khusus tidak diperlukan, pintu boleh terbuka
• Gunakan masker bedah dalam jarak 1 m dari pasien (2 m pada
pasien flu burung)
• Pemindahan pasien :
minimalisasi transportasi pasien, pasangkan masker pada pasien
saat proses pemindahan
• Penggunaan APD : masker bedah/medik
KESIMPULAN
• Kewaspadaan Isolasi merupakan bagian dari program
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi, bertujuan memutus
mata rantai infeksi
• Kewaspadaan Isolasi terdiri dari dua lapis: Kewaspadaan
Standar dan Kewaspadaan berdasarkan Transmisi kontak,
droplet, udara
• Kewaspadaan standar diterapkan kepada semua pasien tanpa
melihat ada infeksi atau tidak ada infeksi
• Penerapan kewaspadaan standar dilaksanakan oleh individu
baik pasien, petugas, pengunjung, dan masyarakat
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai