Anda di halaman 1dari 22

PROSEDUR PENETAPAN ANGKA KREDIT

(PAK)

DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN


KEMENTERIAN KESEHATAN RI
1. UNDANG - UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TTG ASN
2. PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 12 TAHUN 2002 TTG KP PNS
3. PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 40 TAHUN 2010 TTG JAFUNG PNS
4. PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 32 TAHUN 1996 TTG NAKES
5. KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 87 TAHUN 1999 TTG RUMPUN JABATAN
FUNGSIONAL PNS
6. PERATURAN MENPAN MASING-MASING JABFUNGKES
7. PERATURAN BERSAMA MENKES & KA BKN MASING-MASING JABFUNGKES (JUKLAK)
8. PERATURAN MENKES MASING-MASING JABFUNGKES (JUKNIS)
9. PERMENKES NOMOR 510/MENKES/PER/VII/2009 TTG PEMBERIAN KUASA DAN
PENDELEGASIAN KEWENANGAN PENANDATANGANAN NOTA/SURAT PERSETUJUAN
KEPUTUSAN MUTASI KEPEGAWAIAN DALAM LINGKUNGAN DEPKES
10. KEPMENKES NOMOR 153/MENKES/SK/III/2006 TTG PEDOMAN PENILAIAN ANGKA
KREDIT JABATAN FUNGSIONAL KESEHATAN
2
Satuan nilai dari tiap butir kegiatan dan/atau
akumulasi nilai butir kegiatan yang harus dicapai
oleh pejabat fungsional yang digunakan sebagai
salah satu syarat untuk pengangkatan dan
kenaikan pangkat dalam jabatan fungsional
JABATAN FUNGSIONAL

Kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab,


wewenang dan hak seseorang Pegawai Negeri Sipil
dalam suatu satuan organisasi yang dalam pelaksanaan
tugasnya didasarkan pada keahlian dan/atau ketrampilan
tertentu serta bersifat mandiri.
TUJUAN PENETAPAN JABATAN FUNGSIONAL

 PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KERJA PNS


 PENINGKATAN PRODUKTIVITAS UNIT KERJA
 PENINGKATAN KARIER PNS
 PENINGKATAN PROFESIONALISME PNS
Setiap pejabat fungsional wajib mencatat dan
menginventarisir hasil kerja masing-masing dan apabila
dari hasil inventarisasi kegiatan tersebut telah
memenuhi jumlah angka kredit untuk kenaikan
jabatan/pangkat maka pejabat fungsional yang
bersangkutan secara hirarki mengajukan penilaian
dan penetapan angka kredit
kepada pejabat ybw
PENETAPAN ANGKA KREDIT (PAK)

Penetapan Angka Kredit untuk kenaikan pangkat ditetapkan


selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum periode kenaikan
pangkat

Kenaikan pangkat periode April, angka kredit ditetapkan


selambat-lambatnya pada bulan Januari, tahun yang
bersangkutan.

Kenaikan pangkat periode Oktober, angka kredit ditetapkan


selambat-lambatnya pada bulan Juli, tahun yang bersangkutan.
PENGAJUAN ANGKA KREDITl:

1. Sekurang-kurangnya 1 tahun dari


jabatan terakhir untuk kenaikan jabatan
2. Sekurang-kurangnya 2 tahun dari
pangkat terakhir untuk kenaikan
pangkat
PEJABAT YANG BERWENANG MENETAPKAN AK DAN SK

JENJANG PBAK
GOLONGAN ANGKA KREDIT PEJABAT YANG MENETAPKAN SK
JABATAN JENJANG AHLI

Kabag Pengembangan Pegawai


Biro Kepegawaian
III/b 150 Pertama (Sesuai dengan Peraturan Daerah
UPT/Setditjen Bina Upaya Masing-Masing)
Kesehatan
III/c 200 (Dinkes Prop/Kab/Kota) Kepala Biro Kepegawaian
(Sesuai dengan Peraturan Daerah
Muda
III/d 300 Masing-Masing)

IV/a 400 Menteri Kesehatan


(petikan : Karopeg)
IV/b 550 Setditjen Bina Upaya
Madya ( Sesuai dengan Peraturan Daerah
Kesehatan
Masing-Masing)
IV/c 700

IV/d 850
Utama Dirjen Bina Upaya Kesehatan Presiden
IV/e 1050
MEKANISME PENETAPAN ANGKA KREDIT

PBAK

Atasan Langsung TIM


Pejabat Pengusul Set Tim Penilai PENILAI
PFK

Tembusan
Pihak Tim
Terkait Teknis

10
Pejabat fungsional yang telah
memiliki angka kredit melebihi angka
kredit yang telah ditentukan untuk kenaikan
jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi, kelebihan
angka kredit tersebut diperhitungkan untuk
kenaikan jabatan/pangkat berikutnya

11
UNSUR KEGIATAN
A. UNSUR UTAMA
1. Pendidikan
2. Kegiatan Pelayanan Kesehatan/Medik Spesialistik
3. Pengabdian Masyarakat
4. Pelayanan Pendidikan Dokter dan/atau Dokter Spesialistik di RS
Pendidikan Milik Pemerintah
5. Kegiatan Penelitian
B. UNSUR PENUNJANG
1. Kegiatan Mengajar/Melatih
2. Kegiatan Mengikuti Pertemuan Ilmiah
3. Kegiatan Menjadi Anggota Organisasi Profesi
4. Kegiatan Menjadi Anggota Tim Penilai Jafung Kesehatan
5. Kegiatan Memperoleh Penghargaan
6. Memperoleh Gelar Kesarjanaan Lainnya
PENUGASAN

Apabila suatu unit kerja tidak terdapat Pejabat Fungsional yang


sesuai dengan jenjang jabatannya untuk melaksanakan
kegiatan/tugas pokoknya, maka pejabat fungsional yang berada
pada satu tingkat di atas atau di bawah jenjang jabatannya dapat
melakukan kegiatan tersebut berdasarkan penugasan tertulis
dari pimpinan unit kerja ybs

Apabila suatu unit kerja dalam situasi kegawatdaruratan tidak


terdapat pejabat fungsional yang sesuai dengan jabatannya
untuk melaksanakan kegiatan/tugas pokok maka pejabat
fungsional dapat melakukan pekerjaan dua tingkat di atas atau di
bawah jenjang jabatannya .
1. Satu tingkat di bawah 100 %

2. Satu tingkat di atas 80 %

3. Dua tingkat di atas 60 %


NO JUMLAH PENULIS PENULIS UTAMA PENULIS PEMBANTU

1 2 60 % 40 %

2 3 50 % 25 %

3. 4 40 % 20 %
 Unsur Utama minimal 80 %
 Unsur Penunjang maksimal 20 %
 unsur pengembangan profesi untuk jabatan
fungsional tingkat Madya dan Utama
diwajibkan mengumpulkan angka kredit
sekurang-kurangnya 12 (dua belas)

16
Pembebasan Sementara

1. Tidak Dapat Mengumpulkan Angka Kredit


2. Diberhentikan sementara sebagai PNS
3. Ditugaskan secara penuh diluar jabatan
4. Cuti diluar tanggungan negara
5. Tugas belajar lebih dari enam bulan

17
1. Jabfung Penyelia 10 AK
Penata Tk. I – III/d Tiap Tahun

2. Jabfung Madya, 20 AK
Pembina Utama Muda – IV/c Tiap Tahun

3. Jabfung Utama 25 AK
Pembina Utama – IV/e Tiap Tahun

18
PENDUKUNG USULAN PAK
 Surat Pengantar dari pimpinan instansi/unit kerja
 DUPAK
 Laporan Harian Dan Bulanan
 Bukti fisik yang mendukung hasil kegiatan
 SPMK
 Foto copy SK KP terakhir
 Foto copy SK Jabatan terakhir
 Foto copy SK PAK terakhir
 Foto copy Karpeg
 Foto copy ijazah terakhir
 DP3 terakhir
JABATAN FUNGSIONAL TENAGA KESEHATAN
DAN UNIT PEMBINA

1. Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan


 Dokter  Teknisi Elektromedis
 Dokter Gigi  Radiografer
 Perawat  Okupasi Terapis
 Bidan  Terapis Wicara
 Pranata Labkes  Ref.Optisien
 Perawat Gigi  Teknisi Gigi
 Perekam Medis  Teknisi Transfusi Darah
 Fisioterapis  Fisikawan Medis
 Ortotis Prostetis  Psikolog Klinis
 Dokter Pendidik Klinis

2. Direktorat Jenderal Penanggulangan Penyakit Dan Penyehatan


Lingkungan
Sanitarian,
Epidemiolog Kesehatan 20

Entomolog Kesehatan
3. Direktorat Jenderal Bina Gizi Dan Kesehatan Ibu Dan
Anak
 Nutrisionis
 Pembimbing Kesehatan Kerja

4. Direktorat Jenderal Bina Farmasi Dan Alat Kesehatan


 Apoteker
 Ass Apoteker

5. Biro Hukum Dan Organisasi


 Administrasi Kesehatan

6. Pusat Promosi Kesehatan


 Penyuluh Kesehatan Masyarakat

Anda mungkin juga menyukai