Anda di halaman 1dari 81

DIKLAT TEKNIS JABATAN FUNGSIONAL KESEHATAN

ZULFENDI
WI Madiya
BKPP ACEH
HP ; 08126925409

No Materi Diklat teknis Fungsional Jam Pelajaran Nara


(JP) Sumber
A Materi Dasar Zulfendi, SKM,
a. Manajemen ASN 8 S.Si. MT
B Materi Inti :
a. Pengorganiasasian Jabatan Fungsional Zulfendi, SKM,
Kesehatan 8 S.Si. MT

b. Pembuatan dan Penilaian DUPAK 9


c. Diklat dan Uji Kompetensi Jabatan 4
Fungsional
C Materi Penunjang
a. BLC 2
Jumlah jam pelajaran 31
NB : Materi dapat ditambah atau dikurang sesuai kebutuhan penyelenggara

KEBIJAKAN JABATAN FUNGSIONAL KESEHATAN


1. Deputi Bidang SDM Aparatur Kementerian PANRB. 2016. RPP tentang Gaji, Tunjangan dan
Fasilitas PNS. Jakarta (RENCANA)
2. Direktorat Jabatan Karier Fungsional BKN, 2017, Profil jabatan Fungsional PNS, Jakarta.
3. Kemetreian Kesehatan R.I., 2006, Panduan Akreditasi Pelatiahan, Jakarta.
4. Kepmenkes R.I. No. 613/ Menkes/SK/IV/2005 Tgl. 12 Agustus 2005 Tentang Pemberian
Kuasa Dan Pelimpawan Wewenang Penandatanganan Mutasi Di Lingk Dep. Kesehatan
5. Kepmenkes R.I. No 153 Thn 2015 Penilaian AK Jafung di Kesehatan di Lingkungan
Departeme Kesehatan, Jakarta
6. Muhammad Idrus, Deputi Bidang Pembinaan Diklat Aparatur LAN R.I, 2004, Kebijakan Diklat
Fungsional, Jakarta.
7. UU No. 05 Tahun 2014: Aparatur Sipil Negara
8. Peraturan Pemerintah No.53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS Jakarta
9. Peraturan Pemerintah No. 46 tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS Jakarta
10. Peraturan Pemerintah Mo.11 tahun 2017 tentang Manajemen PNS, Jakarta
11. Peraturan Presiden R.I. No. 81 TAHUN 2010. Tentang Grand Design Reformasi Birokrasi
12. Peraturan Menteri PANRB R.I., Nomor 26 Tahun 2016 Tentang Pengangkatan Pegawai
Negeri Sipil Dalam Jabatan Fungsional Melalui Penyesuaian/Inpassing. Jakarta
13. Peraturan Ka. BKN No. 39 tahun 2007 tentang Tata Cara Permintaan, Pemberian, dan
Penghentian Tunjangan Fungsional. Jakarta
14. Peraturan Ka. BKN No. 1 Tahun 2013 Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor
46 Tahun 2014 Tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil. Jakarta
15. Peraturan Kepala LAN Nomor 3 Tahun 2013 Tentang Pedoman penyelenggaraan Pendidikan
dan Pelatihan Analisisn Kebutuhan Diklat. Jakarta
16. Peraturan Ka. LAN No : 13 Tahun 2011 Tentang Pedoman Umum Pembinaan
Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Teknis. Jakart
17. Peraturan Ka. LAN No : 14 Tahun 2011 Tentang Pedoman Pola Penjenjangan Diklat Teknis

1
18. Peraturan Ka. LAN No : 15 Tahun 2011 Tentang Pedoman Umum Pembinaan
Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Fungsional, Jakarta
19. Permenkes No. 60 Tahun 2016 Tentang Pembinaan Jabatan Fungsional Kesehatan Dan
Jabatan Fungsional Non Kesehatan Di Lingkungan Kementerian Kesehatan, Jakarta
20. Permenkes No. 78 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Pendidikan Dan Pelatihan Jabatan
Fungsional Kesehatan, Jakarta
21. Permenkes No. 18 Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan Uji Kompetensi JF
22. Permenkes No. 43 Tahun 2017 Tentang Penyusunan Formasi Jabatan Fungsional Hes.
23. Surat Kepala BKN K.26-30/V.7-3/99 tgl 17 Januari 2014 tentang Batas Usia Pensiun (BUP),
24. Surat Edaran Permen PANRB No. 04 tahun 2013 Tentang Tugas Belajar Dan Izin Belajar,

TUJUAN BELAJAR
Memahami :
1. Manajemen PNS
2. Pengorganiasasian JF Kesehatan
3. Pembuatan dan Penilaian DUPAK
4. Diklat dan Uji Kompetensi JF
5. Pemberhentuan Sementara Dan Pemecatan Dari JF
6. JF Ilegal

2
MANAJEMEN PEGAWAI N

PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)


A. Pegawai Negeri Sipil (PNS)
Tabel 1 : Perbedaan PNS dan PPPK sebagai ASN
PNS PPPK
a. Wajib Memiliki Jabatan dan Pangkat a. Sebagai pegawai pemerintah tidak
b. Memiliki nomor Induk pegawai (NIP) menduduki jabatan
secara nasional b. Diangkat dengan kontrak perjanjian kerja
c. Melaksanakan tugas pokok c. Pemutusan masa kerja pada akhir masa
organisasi kontrak kerja dapat dilakukan pada setiap
d. BUP 58, 60 dan 65 tahun waktu
e. Mendapat gaji pangsiun bulanan d. Tidak memiliki Pangkat
f. Mendapat perlindungan e. Tidak memiliki NIP secara nasional
f. Melaksanakan tugas sebagai pelaksana
g. Tidak mendapat gaji pangsiun bulanan

B. Jabatan Pegawai Negeri.


b. Jabatan Aparatur Sipil Negara
a) Jabatan PNS (Termasuk Kepolisian)
b) PPPK (P3K)
c. Jabatan Non Aparatur Sipil Negara (Non-ASN)
a) Pejabat Negara
b) BUMN/BUMD, Perbangkan Pemerintah
c) Jabatan ABRI (AD, AU dan AL)

3
Tabel 2: Perbedaan Jabatan PNS Lama dan PNS UU ASN
UU No. 43 Tahun 1999 Tentang UU No. 5 Tahun 2014 Tentang ASN
Kepegawaian
A.Jabatan Struktural: A.Jabatan Struktural
1.Eselon I 1. JPT Utama (setara esl.Ia)
Ia : Kepala Badan/Lembaga a. Kepala Badan/Lembaga Pemerintah
Ib : a. Sekjen Kementerian dan non Kementerian
b. Dirjen 2. JPT Madya (setara esl Ib)
c. Staf Ahli di Kementerian a. Sekjen
d. Sekda Provinsi b. Dirjen
2.Eselon II c. Staf Ahli di Kementerian
IIa : Sekda Kabupatem/Kota Kepala Dinas d. Sekda Provinsi
IIb : Kepala Badan 3. JPT Pratama (setara esl. IIa/b)
3.Eselon III a. Kepala Biro
a. Kepala Bidang/Kabag b. Direktur Kementerian/Non Kementerian
b.Kepala UPT K/L/Dinas/Badan c. Kapus di Kementerian/Non kementerian
4.Eselon IV : d. Kepala Balai di Kementerian/Non
a.Kepala Seksi/Kasubag/Kasubid Kementerian
a.Jabatan Fungsional Umum (JFU) e. Ketua di Kementerian/P/K/K
ditentukan oleh PPK instansi dan f. Sekda Kabupaten/Kota
Pemerintah Daerah g. Kepala Dinas/Badan Provinsi/K/K
h. Staf Ahli Gubernur/Bupati/Walikota.
4.Jabatan Ademitrasi:
a. Jabatan Ademistrator (JA) (setara esl. III)
b. Jabatan Pengawas (JP), (setara eselon IV)
c. Jabatan Pelaksana (JPl) (Non struktural)
B.Jabatan Fungsional Tertentu B..Jabatan Fungsional (JF) (Non Struktural)
1. Keahlian : 1. Jabatan Keahlian :
a) Utama a) Ahli Utama
b) Madya b) Ahli Madya
c) Muda c) Ahli Muda
d) Pertama d) Ahli Pertama
2.Keterampilan 2.Jabatan Keterampilan:
a) Penyelia a) Penyelia
b) Pelaksana lanjutan b) Mahir
c) Pelaksana c) Terampil
d) Pelaksana pemula d) Pemula

4
Tabel 3 : Jenjang Jabatan, Golongan Pangkat Jabatan, Kelas Jabatan dan Eselon Jabatan
(Pasal 68 UU ASN Nomor 5 Tahun 2014)
Golongan(Terendah Kelas Jabatan Eselon
Jenjang Jabatan PNS -Tertinggi) (ASN) Jabatan
A. Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) ;
1. JPT Pratama (JPTP) > IV/b – IV/d 10 sampai 14 II a-b
2. JPT Madya (JPTM) > IV.c - IV/e 14 sampai 16 I a-b
3. JPT Utama (JPTU) > Ivd – IV/e 16 dan17 Ia
B. Jabatan Adeministrasi (JA) :
1. Jabatan Adeministrator (JA) > III/d – IV/d 8 sampai 10 III a-b
2. Jabatan Pengawas (JP) > IIIa – IV/a 6 sampai 8 IV a-b
3. Jabatan Pelaksana (JPl) > II.a – IV/a <6 Non-eselon
C. Jabatan Fungsional (JF) Non-eselon
1. JF Terampil (JFT) : AK Komulatif :
a) Pemula II.a dan II.b 25
b) Terampil II.c dan II.d 40-60-80
c) Mahir III.a dan III.b 100-150
d) Penyelia III.c dan III.d 200-300
2. JF Ahli (JFA):
a) Ahli Pertama III.a dan III.b 100-150
b) Ahli Muda III.c dan III.d 200-300
c) Ahli Madya IV.a, IV.b dan IV.c 400-550-700
d) Ahli Utama IV.d dan IV.e 850-1050
Tabel 8 : Jenjang Jabatan, Gol. Pangkat, Kelas Jabatan, AK, BUP Dan PBAK
Janjang Jabatan Golon Klas Angka BUP PBAK (Pejabat Yang berwenang Pembina
gan Jabata Kredit Menandatangani Angka Kredit) Jabatan
n
1. 1.JPT Utama IVd-e 16-17 60*
2. JPT Madya IVc 16 60 Presiden/Ment
3. JPT Pratama IVb. 15 60 er/G/B/W
4. Ademitrator IIIc-d 13 58
5. Pengawas IIIb 10-12 58
6. Pelaksana II-IV 6-10 58
PBAK Pejabat
Ahli Keteramplan Pembina
Penetapan
Pangakat/jaba
tan Ditetapkan
1. Ahli Utama IVe 15 1050 65-70 Dirjen Unit Presiden
Tugas bersifat ** Pembina
strategis nasional IVd 13/14 850 60 Kementerian/Lem
Profesional baga
tingkat tertinggi
2. Ahli Madiya IVc, 12 700 60 Ka Biro/Ka Menteri/Guber
Tugas bersifat IVb, 11 550 60 Pusat/Setdijen nur/Bupati/Wa
strategis sektoral unit pembina likota
Profesional IVa 10 400 60 Direktur di
tingkat tinggi Kementerian yg
membidangi
jabfung tsb
Dinas/Badan
Provinsi/Kab/Kot
a
3. Ahli Muda IIId, 9 300 58 Unit Pembina/ Kabag
Tugas bersifat IIIc. 8 200 58 Pimpinan Pengembanga
taktis operasional Pelayanan/ n Pegawai
Profesional Direktur Biro
tingkat lanjutan Pelayanan Kepegawaian/
Provinsi/ Gubernur/Bup
Kab/Kota/ ati/
Dinas/Badan Walikota
4. Ahli Pertama IIIb, 7 150 58 Provinsi/ Kepala Biro

5
Tugasnya Kab/Kota Kepegawaian/
bersifat Gubernur/Bup
operasional IIIa 6 100 58 ati/Walikota
profesional
tingkat dasar
5. Penyelia IIId, 5 300 58 1. Unit 1.Kabag
Melaksanakan Pembina/ Pengembanga
fungsi koordinasi Pimpinan n Pegawai
jabatan IIIc 4 200 58 Pelayana
fungsional 2. Direktur 2.Biro
keterampilan RS Kepegawaian/
6. Mahir IIIb, 3 150 58 Provinsi/ Gubernur/Bup
Melaksanakan Kab/Kota ati/
fungsi utama IIIa 3 100 58 3. Dinas/Bad Walikota
dalam jabatan an
fungsional Provinsi/
Kab/Kota
7. Trampil IId 3 80 58
Melaksanakan
fungsi lanjutan IIb 3 60 58
IIb 3 40 58
8. Pemula IIa 2 20 58
Melaksanakan
fungsi dasar
dalam jabatan
fungsional

B. Penetapan Karier PNS


Karier PNS ditetapkan dengan “Sistem Merit” secara adil dan wajar, tampa membedakan
latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, atau
kondisi kecacatan. “Sistem Merit” didasarkan atas :
a. KualifikasI, (pendidikan, masakerja, pangkat)
a) Sesuai
b) Tidak Sesuai
b. Kompetensi (manajerial, teknis, sosial kultural)
a) Memenuhi Syarat (MS)
b) Masih Memenuhi Syarat (MMS)
c) Belum Memenuhi Syarat (BMS)
c. Kinerja (SKP)
a) Baik sekali (memuaskan/istimewa)
b) Baik
c) Cukup (memenuhi harapan)
d) Kurang (belum memenuhi harapan)
Rekomendasi terhadap Sistem Merit adalah :
a. Dipertahankan
b. Tugas belajar
c. Pengembangan kompetensi (diklat)
d. Mutasi/rotasi
e. Rasionalisasi/pensiun dini
C. Pola Karier PNS
1. Pola Karir Terbuka
2. Pola Karir Tertutup
D. Jabatan Karier PNS
Jabatan Karier PNS terbagi 2 golongan,
a). Jabatan Struktural,
b). Jabatan Fungsional,

6
Tabel 9 : Jabatan Struktural dan Fungsional PNS

a. Jabatan Struktural b. Jabatan Fungsional


1. Menduduki jabatan pada struktur 1. Kedudukan dalam organisasi, langsung
organisasi . dibawah pejabat pembina di organisasi
2. Tanggung jawab tugas sebagai masing-masing
manajer, pembina, pengawas, 2. Terdapat 154 jenis JF terbagi Keahlian
pengendali dan penilai dan Keterampilan, dalam 25 Rumpun
3. Jenjang jabatan : Jabatan dan dibina oleh 45 Instansi
a. Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) : Pembina.
Terdiri 3 jabatan (JPT Pratama, 3. Tanggung jawab Sebagai pelaksana
JPT Madya, JPT Utama), kegiatan organisasi
4. Jabatan Adeministrasi, : Terdiri 4. Jenjang jabatan :
dari 2 jenjang jabatan Jab. a. JF Keterampilan terbagi 4 Jabatan
Adeministrator (JA) dan Jabatan (Pemula, terampil, mahir dan
pengawas (JP ) : Pengangkatan penyelia)
dalam jabatan Uji kompetensi b. JF Keahlian terbagi 4 Jabatan (Ahli
5. Dalam pelaksanaan tugas tidak Pertama, Ahli Muda, Ahli Madya dan
mengumpulkan Angka Kredit Ahli Utama
6. Penilaian Kinerja dengan SKP 5. Mengajukan diri dan mengikuti Uji
melalui Penilai Atasan Langsung kompetensi menduduki jabatan dan
7. Kenaikan jenjang jabatan mengikuti kenaikan jenjang jabatan
diklat kepemimpinan. 6. Dalam pelaksanaan tugas dengan
8. Kenaikan pangkat 4 tahun dan mengumpulkan Angka Kredit
kenaikan jabatan > 2 tahun jika 7. Penilaian Kinerja dengan SKP dan AK
memenuhi Kompetensi DUPAK melalui Tim Penilai
9. Dapat beralih ke jabatan PNS 8. Mengikuti diklat Pembentukan dan Uji
lainnya. Kopetensi diangkat dalam JF
9. Mengikuti diklat Penjenjangan dan Uji
kopetensi kenaikan jenjang JF
10. Dapat dihentikan sementara atau
dihentikan dari JF jika tidak mampu
mengumpulkan AK komulatif selama 5
tahun
11. Kenaikan pangkat 2 tahun dan kenaikan
jabatan 1 tahun jika memenuhi AK
12. Dapat beralih kejabatan struktural

7
Tabel 10 : Kompetensi Jabatan PNS

1. JAB. PIMPINAN TINGGI (JPT) 2. JAB. ADEMINISTRASI (JA) 3. JAB. FUNGSIONAL (JF)

1. Menduduki Jabatan Struktual 1. Menduduki Jabatan Struktur 1. Penetapan Permenpan Dalam


2. Memiliki Kopetensi 2. Memiliki Kopetensi Jabatan Keahlian dan
a. Manajerial (Diklat Pim) a. Manajerial (Diklat Pim) Keterampilan Tertentu
b. Teknis b. Teknis 2. Memiliki Kopetensi
c. Sosial Kultural c. Sosial Kultural a.Teknis (Diklat Fungsional)
3. Memiliki Standar Jabatan 3. Memiliki Standar Jabatan b.Sosial Kultural
4. Memenuhan syarat uji 4. Memenuhan syarat uji 3. Memiliki Standar Jabatan
kopetensi melalui lelang kompetensi 4. Memenuhan syarat uji
jabatan kompetensi

KENAIKAN PANGKAT DAN JABATAN PNS

A. Kenaikan Pangkat PNS


a. Kenaikan Pangkat Reguler Kenaikan Pangkat Karena Kenaikan Golongan Jabatan
b. Kenaikan Pangkat Pilihan.
a) Kenaikan Pangkat Penyesuaian Dalam Jabatan
b) Kenaikan Pangkat Menunjukan Prestasi Kerja Luar Biasa
c) Kenaikan Pangkat Menemukan Penemuan Baru Yang Bermanfaat Bagi Negara
d) Kenaikan Pangkat Menjadi Pejabat Negara
e) Kenaikan Pangkat Penyesuaian STTB atau Ijazah
c. Kenaikan Pangkat Anumerta (Tewas Dalam Tugas)
d. Kenaikan Pangkat Pengabdian (Setelah 10-30 tahun sebagai PNS)
e. Kenaikan Pangkat Pengabdian Karena Cacat Dinas
D. Masa Kenaikan Pangkat
“Masa kenaikan pangkat ditetapkan pada tanggal 1 April dan 1 Oktober setiap tahunnya”.

E. Batas Waktu Usul KP


Se.Ka.BKN.No K26-12/V.57-6/99.17 Juli 2002
1. TMT 1 April : di ropeg akhir Februari Di BKN akhir Maret
2. TMT 1 Okt : di ropeg akhir Agustus Di BKN akhir September

8
JABATAN FUNGSIONAL PNS
A. Pengertian Jabatan Fungsional (Sangat Rumit)
Sejak 24 tahun yang lalu Keputusan PP No. 87 Tahun 1994 Tentang Jabatan
Fungsional PNS hingga saat ini (2018) terdapat 154 Jenis Jabatan Fungsional
(terampil dan ahli), terbagi dalam 25 Rumpun Jabatan Fungsional (JF), dibawah
kendali 45 Instansi Pembina dan masing-masing JF telah memiliki 3 (tiga) dasar
aturan, antara lain Permen PAN-RB, SKB Kepala LAN dengan Kepala BAKN dan Juknis
rumpun jabatan dari masing-masing Kementerian pembina.

30 JENIS

JF
KESEHATAN

B Tugas, Peran dan Kedudukan Jabatan Fungsional


a.Tugas
Sebagai pelaksana pelayanan berdasarkan berdasarkan keahliandan/atau
keterampilan tertentu
c. Kedudukan
Berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab secara langsung pada pejabat
pimpinan tinggi ataupejabat administrasi yang memiliki keterkaitan dengan
pelaksanaan tugas jabatan fungsional tertentu

9
Tabel 20 : Perbedaan Jabatan Fungsional Keahlian dan Keteampilan.
a. Jabatan Fungsional Keahlian : b. Jabatan Fungsional Keterampilan
1. Diangkat dengan Pendidikan S1/DIV-S3, 1. Diangkat dengan Pendidikan minimal DIII
dengan pangkat minimal III.a dengan pangkat minimal II.b/c
2. Angka kredit PAK Awal minimal 100 2. Angka kredit PAK awal minimal 40/60
3. Angka Kredit Pemeliharaan 20/ tahun 3. Angka Kredit Pemeliharaan 10/ tahun
4. Pangkat dapat mencapai IV.c, kecuali 4. Pangkat terakhir mentok pada pangkat III/d
Dosen dan Widyaiswara mencapai IV.e 5. Penilaian DUPAK pada Tim Penilai Daerah
5. Penilaian DUPAK pada Tim Penilai Pusat (TPD)
(TPP) untuk pangkat IV/a keatas. 6. PAK di tanda tangani PBAK JPT Pratama
6. Kewajiban pengumpulan AK dari Instansi Pembina Daerah
pengembangan profesi 7. Tidak wajib pengumpulan AK dari
7. PAK ditandatangani PBAK Instansi Pusat pengembangan profesi
8. Tunjangan Fungsional lebih besar 8. Tunjangan Fungsional lebih kecil dari JF ahli
9. Tunjangan kinerja berdasarkan Kelas 9. Tunjangan kinerja berdasarkan Kelas Jabatan
Jabatan

Tabel : Jabatan Fungsional Rumpun Kesehatan Yang Telah Ditetapkan Kebijakanya

No Nama Jafung Permenp Skb Permenkes Syarat


an (Juklak) (Juknis) Pendidikan
1 Adminkes 42/2000 251/2001 19/2002 S1 KES
2 Apoteker 07/2008 1113/2008 377/2009 APOTEKER
3 Asst.apoteker 08/2008 1114/2008 376/2009 D-III FAR
4 Bidan 01/2008 1110/2008 551/2009 D-I/D-III/S1
5 Dokter 139/2003 1738/2003 - DOKTER
6 Dokter gigi 141/2003 1740/2003 - DRG
7 Dokdiknis 17/2008 1201/2009 - DR.SPES
8 Entomolog 18/2000 396/2001 1201/2004 D-I/D-III/S1
9 Epidemiolog 17/2000 395/2001 1200/2004 D-I/-/D-IV/S1
10 Fisikawan med 12/2008 1111/2008 262/2009 S1 FISMED
11 Fisioterapis 04/2004 209/2004 640/2005 D-III FIS
12 Nutrisionis 23/2001 894/2001 1306/2001 D-III/S1 GIZI
13 Okupasi terapi 123/2005 101/2006 991/2006 D-III OKUP
14 Ortotis pros 122/2005 100//2006 993/2006 D-III
15 Pkm 58/2000 1811/2000 66/2001 D-III/S-1
16 Perekam medis 30/2013 48/22/2014 47/2015 D-III/S-1
17 Perawat 25/2014 5/6/2015 - D-III/S1
18 Perawat gigi 23/2014 4/5/2015 - D-III/S1
19 Pranata labks 08/2006 611/2006 413/2007 SLA-S1
20 Psikolog klins 11/2008 1112/2008 613/2010 S1
21 Radiografer 29/2013 47/21/2014 52/2015 D-III/S1
22 Refraksionis 47/2005 1368/2005 994/2006 D-III Refl
23 Sanitarian 10/2006 393/2001 1206/2004 D1-S1
24 Teknisi elekt 28/2013 46/23/2014 51/2015 D-III/S1
25 Teknisi gigi 06/2007 1148/2007 365/2008 D-III TG
26 Teknisi tranfsi 05/2007 1147/2007 364/2008 D-1 TD
27 Terapis wicara 48/2005 1367/2005 992/2006 D-III TW
28 Pembimbing Kesker 13/2013 50/18 -2013 62/2014 D-IV-S1
(47/2013)
29 Penata Anastesi
30 Asisten Penata Anestesi

10
D. Jenjang Jabatan, Pangkat dan Anka Kredit Komulatif JF
Tabel 11 : Jenjang Jabatan dan Pangkat Jabatan Fungsional
Jenjang Jabatan Fungsional Pangkat AK Komulatif Eselon
1. J F Keterampilan (D.III): Non-
a) Pemula II.a dan II.b 25 eselon
b) Terampil II.b, II.c dan II.d 40-60-80
c) Mahir III.a dan III.b 100-150
d) Penyelia III.c dan III.d 200-300
2. JF Keahlian (Sarjana):
e) Ahli Pertama III.a dan III.b 100-150
f) Ahli Muda III.c dan III.d 200-300
g) Ahli Madya IV.a, IV.b dan IV.c 400-550-700
h) Ahli Utama IV.d dan IV.d 850-1050

E. PENGANGKATAN PNS DALAM JABATAN FUNGSIONAL


Didasarkan Adanya Formasi Jabatan (Peta Jabatan) dan kebutuhan jabatan berdasarkan :
a) Analisa Beban Kerja (ABK)
b) Analisa Jabatan (Anjab)
c) Standar Kompetensi JF
d) Uji Kompetensi (UKOM)
e) Diklat Teknis Subtantif dan Diklat Fungsional Pembentukan/Penjenjangan

1. Pengangkatan Pertama melalui CPNS


2. Pengangkatan dari PNS (Jabatan Lain)
3. Pengangkatan melalui Inpassing

11
Tabel 12 : Syarat Pengangkatan Jabatan Fungsional Keterampilam dan Keahlian:

a. Keterampilan : b. Keahlian :
1. Pendidikan SMU/D.III 1. Pendidikan S1/D.IV/S2/S3
2. Telah PNS 100% 2. Telah PNS 100%
3. Pangkat II/a-IIc 3. Pangkat III/a-IIIb
4. Permohonan memilih Jenis JF Terampil 4. Permohonan memilih Jenis JF Ahli
kepada Atasan Langsung untuk mendapatkan kepada Atasan Langsung untuk ahli
SPMT fungsional trampil mendapatkan SPMT ahli
5. Telah mengikuti diklat teknis 2 x dan diklat 5. Telah mengikuti diklat teknis 2 x dan diklat
fungsional pembentukan, dan mendapatkan fungsional pembentukan, dan
STTPL/Sertifikat Lulus mendapatkan STTPL/Sertifikat Lulus
6. Permohonan mengikuti uji kopetensi 6. Permohonan mengikuti uji kopetensi
pengangkatan pertama dalam JF pengangkatan pertama dalam JF
7. Telah Memiliki SPMT Fungsional Trampil 7. Telah Memiliki SPMT Fungsional Trampil
8. Mengajukan DUPAK awal yang ditetapkan 8. Mengajukan DUPAK awal yang ditetapkan
PBAK Tim Penilai Daerah PBAK Tim Penilai Daerah
9. Adanya kebutuhan Instansi (ABK) 9. Adanya kebutuhan Instansi (ABK)
10. Data Portopolio legalisir: 10. Data Portopolio lelalisir:
a. SK PNS a. SK PNS
b. SKP 1 tahun bernilai Baik b. SKP 1 tahun bernilai Baik
c. Karpeg c. Karpeg
d. Izajah terakhir d. Izajah terakhir
e. PAK awal e. PAK awal
f. STTPL/Sertifikat Pembentukan f. STTPL/Sertifikat Pembentukan
g. Sertifikat Lulus Ukom g. Sertifikat Lulus Ukom
11. Telah menjadi anggota/pengurus organisasi 11. Telah menjadi anggota/pengurus
profesi, Khusus tenaga Kesehatan harus organisasi profesi, Khusus tenaga
memiliki STR Kesehatan harus memiliki STR
12. Surat pengantar pengangkatan pertama 12.Surat pengantar pengangkatan pertama
kepada PyB melalui AL kepada PyB melalui AL

A. PENGANGKATAN PERTAMA MELALUI CPNS


a) Tersedianya Formasi setelah dilakukan Anjab
b) Telah PNS memiliki STR dan anggota Organisasi profesi
c) Ijazah sesuai sesuai jabatan
d) STTPL/Diklat Fungsional Pembentukan ( berdasarkan Kepmenpan masing-
masing).
e) Usia  5 th sebelum BUP
f) Mengikuti lulus Ukom pengangkatan pertama
g) SKP (1 th bernilai Baik)
h) Mengajukan Memilih Jabatan Fungsional kepada instansi pembina melalui
atasan langsung serta mendapatkan SPMT) sesuai JF
i) Mengajukan Pembuatan DUPAK pertama, Memenuhi AK Kumulatif Min
Pengangkatan Pertama
j) Kualifikasi Pendidikan sesuai kompetensinya
k) Tabel Jabatan dan Angka Kredit Komulatif DUPAK Pengangkatan Pertama

12
B. PENGANGKATAN DARI PNS JABATAN LAIN
C. PENGANGKATAN MELALUI INPASSING
a) 1 (satu) tahun sebelum Batas Usia Pensiu (BUP) bagi Jabatan Pimpinan Tinggi
bila sedang menduduki jabatan JPT
b) 2 (dua) tahun sebelum Batas Usia Pensiun bagi Jabatan Administrator (JA) bila
sedang menduduki jabatan JA
c) 3 (tiga) Jabatan Pengawas (JP) dan jabatan Pelaksana (JPl), bila sedang
menduduki jabatan JP dan JPl.
d) 2 (dua) tahun sebelum BUP bagi Jabatan Fungsional yang mundur sementara
karena menduduki jabatan Struktural, kemudian kembali lagi menduduki jabatan
fungsional.

L. Kewajiban Pemangku JF
M. Kenaikan Jenjang JF Izajah Pendidkan Sejalur (Terampil Ke Ahli)
(

N. Kenaikan Jenjang JF Izajah Pendidikan Tidak Sejalur (Terampil Ke Ahli )


O. Pengangkatan JF Kesehatan Wajip Diklat Fungsional Pembentukan
a) Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
b) Administrator Kesehatan
c) Entomolog Kesehatan
d) Epidemiolog Kesehatan
e) Terapis wicara

PEMBEBASAS SEMENTARA DARI JABATAN FUNGSIONAL,

a. Diberhentikan sementara sebagai PNS


b. Ditugaskan secara penuh diluar jabatanya
c. Menjalani cuti diluar tanggungan negara,
d. Menjalani tugas belajar lebih dari 6 bulan
e. Tidak cukup angka kredit pemeliharaan 10 angka kredit bagi jabatan fungsional yang mentok III/d
dan 20 angka kredit bagi jabatan fungsional ahli pangkat IV/c.
f. Pengajuan pengundurkan diri untuk mengikuti ujian dinas kenaikan golongan PNS
g. Belum mencapai pangkat maksimal, dalam jangka waktu 5 (lima) untuk kenaikan Jabatan/pangkat
h. Telah mencapai pangkat maksimal : Dalam jangka waktu 1 (satu) tahun mengumpulkan AK
dari unsur Utama
a) Tk. Terampil : III/d = 10 AK
b) Tk. Ahli Jenjang Madya : IV/c = 20 AK
c) Tk. Ahli Jenjang Utama : IV/e = 25 AK
i. kinerja SKP kurang dari 25% atau terkena hukuman ringan jika capaian kinerja SKP 25-50%.
Dihentikan sementara pembayaran tunjangan fungsionalnya.

Pejabat fungsional yang dibebaskan sementara dari jabatannya dapat diangkat kembali apabila:
a. Telah berakhir masa berlakunya hukuman disiplin,
b. Telah selesai melaksanakan tugas diluar jabatanfungsional,
c. Telah selesai tugas belajar lebih dari 6 bulan,
d. Berdasarkan keputusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap,
dinyatakan tidak bersalah atau dijatuhi hukuman percobaan,
e. Telah selesai menjalankan cuti di luar tanggungan negara dan telah melaporkan diri untuk
aktif kembali sebagai Pegawai Negeri Sipil.
Pejabat fungsional yang diangkat kembali dalam jabatan fungsional, jabatannya ditetapkan
berdasarkan angka kredit yang terakhir dimiliki. .

13
Pembebasan sementara di awasi Seketariat Tim penilai JF Jabatan Fungsional
yang dibebaskan sementara, diberhentikan dari pembayaran tunjangan jabfung mulai
bulan berikutnya.

PEMBEBASAN DARI PNS/ JABATAN FUNGSIONAL

Pemberhentian dari Jabatan Fungsional terkait dengan :


a. Akibat dijatuhi hukuman disiplin tingkat berat
b. Dihentikan dari PNS tidak dengan hormat setelah inkrah terkena hukuman tindakan korupsi
(Tipikor)
c. Dihentikan dari PNS tidak dengan hormat setelah inkrah terkena hukuman tindakan pidana
umum lebih 2 tahun dengan kejahatan berencana.
d. Pemberhentian tidak dengan hormat setelah inkrah terkena hukuman pidana apabila (makar,
narkoba dan kejahatan sosial di luar norma etika dan moral).
e. Pemberhentian tidak dengan hormat jika capaian SKP pada akhir tahun kurang dari 25 %, (PP
46 tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS).
f. Tidak masuk kerja tanpa alasan selama 46 (empat puluh enam) hari kerja atau lebih pertahun;
g. Kawin tampa seijin PyB (AL) dan Istri pertama dan/ kedua isteri adalah PNS.
h. Menjadi peserta calon DPR/Pilkada tampa pengunduran diri dari PNS
i. Menjadi anggota/pengurus Partai Politik
j. Membei bantuan/pasilitas negara/membantu/ terlibat pada kampanye calon peserta pemilu
(Legestatuf/Pelpres/Pilkada)
k. Hukuman pelanggaran terhadap kewajiban berbuat tetapi tidak berbuat layanan (Pasal 4 PP
53/2010.)

JENIS-JENIS HUKUMAN PNS

Jika ditinjau pada PP 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS Pasal 7 Ayat (4), PNS dihentikan dari
JF dikarenakan terkena hukuman disiplin tingkat berat sebagai berikut :
1. Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun;
2. Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah;
3. Pembebasan dari jabatan;
4. Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS;
5. Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS.
6. Jika tidak mampu mengumpul kecukupan AK kenaikan pangkat dan jabatan lebih dari 5
(lima) tahun, mengambil peluang kenaikan pangkat dengan reguler (4 tahun) terkena
hukuman disiplin berat.
7. Terkait dengan sasaran kerja pegawai (SKP) kurang dari 25% (dua puluh lima persen)
pertahun,

14
PENGORGANISASIAN JABATAN FUNGSIONAL PNS
A. Instansi Pemerintah,
a. Instansi Pusat,
b. Instansi Daerah,
c. Instansi Pembina, pembina rumpun jabatan fungsional
d. Instansi Pengguna Jabatan, adalah Instasi yang menggunakan pejabat ASN
B. Pejabat Negara (PN)

C. Pejabat Pemerintah (Eksekutif)


a.. Pejabat Struktural,
b. Pejabat Fungsional,
c. Pejabat Pelaksana,
E. Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK)
1. Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat adalah;
a. Presiden
b. Menteri,
c. Jaksa Agung,
d. Pimpinan Kesekretariatan,
e. Lembaga Kepresidenan (Pejabat Pembina Kepegawaian adalah Sekretaris Negara)
f. Kepala Kepolisian Negara
g. Pimpinan Tertinggi Tinggi Negara,
h. Kepala Pelaksana Harian Badan Narkotika Nasional
i. Pempinan Kesekretariatan Lembaga lain yang dipimpin oleh Pejabat setrktural eselon I dan
Bukan merupakan bagian dari Departemen/Lembaga Pemrintahan Non Departemen.

2. Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah ;


a. Gubernur, Sekda dan Bupati/Walikota.
b. Kepala Dinas/Badan Instansi Kepegawaian Daerah dan Instansi fertikalnya
c. Kepala Dinas/Badan Pendidikan dan Platihan Daerah dan Instansi fertikalnya

F. Pejabat Berwenang (PyB)

G. Pejabat Yang Berwenang Menetapkan Angka Kredit (PBAK)

1. PBAK Pusat,

15
Tabel 11 : PBAK Tim Penilai AK Pusat
No Instansi/Unit Pembina JF PBAK Jabatan Fungsional Kesehatan
1 Direktur Jendral Bina Pelayanan Jenjang JF Ahli Utama (IV.d dan e) bagi Dokter,
Medik Doter Gigi, Psikiawan medik, pada TPP
2 Direktur Jendral Kefarmasian Jenjang JF Ahli Utama (IV.d dan e) bagi JF Apoteker
dan Alat kesehatan (Alkes) pada TPP
3 Seketaris Direktorat Jendral Bina Jenjang JF Madya dan Penyelia kebawah bagi JF
Pelayanan Medik
4 Seketaris Direktorat Jendral Jenjang JF Madya/Muda/Penyelia kebawah bagi JF
Kefarmasian dan Alat kesehatan Dokter, Dokter Gigi, mPranata labkes, Fisioterapis
(Alkes) bagi PNS pada UPT/Instansi Vertikal/Daerah
5 Seketaris Direktorat Bina Jenjang JF Madya/Muda dan Penyelia kebawah bagi
Kesehatan Masyarakat JF Nutrisionis
6 Seketaris Direktorat PP dan PL Jenjang JF Madya/Muda dan Penyelia kebawah bagi
JF Sanitasian, Entomologi Kes, Epidemiologi Kes,
dan Kesehatan Kerja
7 Kepala Biro Hukum dan dan Jenjang JF Madya kebawah bagi JF Adeministrator
Organisasi kementerian kesehatan (Adminkes)
8 Kepala Pusat Promosi Kesehatan Jenjang JF Madya dan Penyelia kebawah bagi JF
Kementerian Penyuluh kesehatan Masyarakat (PKM)
9 Kepala UPT Tingkat Eselon II Untuk Jenjang JF Muda/Penyelia Kebawah bagi
seluruh Rumpun JF binaanya pada lingkungan
kerjanya.
10 Kepala UPT Tingkat Eselon III Untuk JF Penyelia Kebawah bagi seluruh Rumpun JF
binaanya pada lingkungan kerjanya.
11 Kepala UPT Tingkat Eselon IV Tidak memiliki wewenang menetapkan angka kredit
di lingkungan kerjanya

2. PBAK Daerah

Tabel 12 : PBAK Tim Penilai AK Daerah

No Instansi/Unit Pembina JF PBAK Jabatan Fungsional Kesehatan


1 Sekda/Kepala Dinas/Badan/ Untuk Jenjang JF Muda/Penyelia Kebawah bagi
Kepala UPT Tingkat Eselon II seluruh Rumpun JF binaanya pada lingkungan
kerjanya.
2 Kepala UPT Tingkat Eselon III Untuk JF Penyelia Kebawah bagi seluruh
Rumpun JF binaanya pada lingkungan
kerjanya.
3 Kepala UPT Tingkat Eselon IV Tidak memiliki wewenang menetapkan angka
kredit di lingkungan kerjanya

H. Instansi Pengendali Diklat (IPD)


Badan Kepegawaian Negara (BKN) yang secara fungsional bertanggung jawab atas
pengembangan dan pengawasan standar kompetensi jabatan serta pengendalian pemanfaatan
lulusan Diklat.

I. Instansi Pembina Diklat (IPD)


Lembaga Administrasi Negara (LAN) yang secara fungsional bertanggung jawab atas
pengaturan, koordinasi, dan penyelenggaraan Diklat.

J. Instansi Pembina Jabatan Fungsional


a). Instansi Pembina Jabatan Fungsional Pusat
Pembinaan Jabatan fungsional rumpun Kesehatan, adalah kementerian/lembaga
kesehatan yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan.
16
b). Instansi Pembina Jabatan Fungsional Daerah
a. Dinas Kesehatan Perovinsi/K/K sebagai Instansi Pembina Jabatan Fungsional Kesehatan
(JFK) ; Dokter, Bidan, Perawat dll
b. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Perovinsi/K/K sebagai Pembina Jabatan Fungsional Guru,
Pengawas pendidikan dll
c. Biro Pusat Statistik Perovinsi sebagai Pembina Jabatan Fungsional Pranata Komputer.
d. Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi/K/K, sebagai pembina JF Analisis Kepegawaian.

Tabel 13 : Contoh Unit Pembina Jabatan Fungsional Kesehatan Tingkat Pusat


No Unit Pembina JF Pusat Jabatan Fungsional Jumlah JF

1 Ditjen Pelayanan Dokter Pendidik Klinis, Dokter, Dokter Gigi, 20


Kesehatan Perawat, Perawat Gigi, Bidan, Radiografer, Pranata
Labkes, Perekam Medis, Fisioterapis, Teknis
Elektromedis, Ortotis Prostetis, Okupasi Terapis,
Terapis Wicara, Refraksionis Optisen, Teknisi Gigi,
Teknisi Transfusi Darah, FisikawanMedis Anastesi
dan Pranata Anastesi

2 Ditjen Pencegahan dan Entomolog Kesehatan, Epidemiolog Kesehatan, 3


Pengendalian Penyakit Psikolog Klinis

3 Ditjen Kefarmasian dan Apoteker, Asisten Apoteker 2


Alkes

4 Ditjen Kesehatan Nutrisionis, Pembimbing Kesehatan Kerja, 4


Masyarakat Penyuluh Kesehatan Masyarakat, Sanitarian

5 Pusat Determinan Administrator Kesehatan 1


(diusulkan)

6 Biro Hukum Seketarian Jabatan Fungsional Perancang Undang-undang 1


menkes

Jumlah JFK 30 Jenis JF Kesehatan

17
Tabel 14 : Unit Pembina Tim Penilai AK JF Tingkat Pusat Dan Daerah
No Unit Pembina Tim Penilai AK JF Jabatan Fungsional
Pusat

1 Seketariat Direktorat Jendral Dokter Pendidik Klinis, Dokter, Dokter Gigi, Perawat,
Pelayanan Kesehatan, setara Perawat Gigi, Bidan, Radiografer, , Perekam Medis,
eselon II Fisioterapis,

Teknis Elektromedis, Ortotis Prostetis, Okupasi


Terapis, Terapis Wicara, Refraksionis Optisen, Teknisi
Gigi,

Teknisi Transfusi Darah, FisikawanMedis Anastesi dan


Pranata Anastesi, melakukan Penilaian terhadap JFAhli
Madya keatas

2 Seketariat Direktorat Jendral Entomolog Kesehatan, Epidemiolog Kesehatan,


Pencegahan Pengendalian dan Psikolog Klinis, melakukan Penilaian terhadap JF Ahli
PLP, setara eselon II Madya keatas

3 Seketariat Direktorat Jendral Apoteker, Asisten Apoteker, melakukan


Kefarmasian dan Alkes, setara
eselon II Penilaian terhadap JF jAhli Madya keatas

4 Seketariat Direktorat Jendral Nutrisionis, Pembimbing Kesehatan Kerja, Penyuluh


Kesehatan Masyarakat, setara Kesehatan Masyarakat, Sanitarian melakukan Penilaian
eselon II terhadap JF Ahli Madya keatas

5 Biro Kepegawaian Kementerian Administrator Kesehatan, melakukan


Kes
Penilaian terhadap JF Ahli Madya keatas

6 Biro Hukum Seketarian menkes Jabatan Fungsional Perancang Undang-undang Bidang


Kesehatan

5 UPT Pus lab kes Pranata Labkes, melakukan

Penilaian terhadap JF jabatan Madya keatas

6 UPT Pusat (RSU, RSK, Pus. Melakukan penilaian terhadap JF Ahli Muda/penyelia
Litbangkes) Setara eselon II kebawah

7 Dinker/UPT Daerah (RS Melakukan penilaian JF Ahli Muda/Penyelia kebawah


Provinsi/Kab/Kota dll), Setara
eselon II

8 UPT Daerah (RS/Pasyankes Penilaian JF jabatan /Penyelia kebawah


Provinsi/Kab/Kota, dll), Setara
eselon III

L. Pejabat Pengusul (PP),


Pejabat yang secara administratif diberi wewenang untuk mengusulkan kenaikan pangkat,
kenaikan jabatan, memberi tugas tambahan, mengusulkan DUPAK jafung dilingkungan unit kerjanya
untuk disampaikan kepada Tim Penilai Angka Kredit melalui Sekretariat Tim Penilai.

M. Atasan Langsun (AL),


Pimpinan atau Pejabat yang ditunjuk oleh Instansi Pembina Jabatan Fungsional sesuai
wewenangnya untuk mengawasi dan mensetujui kegiatan fungsional, memberikan rekomendasi
surat perintah melaksanakan tugas (SPMT).

18
N. Ketua Kelompok Jabatan Fungsional
Ketua Kelompok Jabatan Fungsional, adalah ketua dari semua jenis JF terdapat pada instasi
pembina atau instansi pengguna JF,

O. Sekretariat Tim Penilai (STP)


Perangkat tugas yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian (PPK) atau pejabat yang
berwenang (PB) untuk membantu pengorganisasian Penilaian Angka Kredit,

P. Tim Penilai Angka Kredit (TPAK)

Q. Tim Penilai Teknis (TPT)


Apabila ada penilaian yang bersifat khusus / keahlian tertentu, maka PBAK dapat membentuk
Tim Penilai Teknis, baik dari PNS/Non PNS yang mempunyai kompetensi teknis yang diperlukan.
Seorang ketua
a. Sekretaris merangkap anggota
b. Anggota tim (jumlahnya sesuai dengan pertimbangan teknis tim penilai)
R. Pemangku Jabatan Fungsional
T.Tim Penilai Kinerja PNS penilai SKP
U.Tim Penguji Kopetensi (Asesor Kopetensi )
Z. Badan Pertimbangan Kepegawaian (BAPEK)

BEBERAPA PENGERTIAN DALAM JABATAN FUNGSIONAL

a. Butir Kegiatan,
b. SPMK (Surat Pernyataan Melakukan Kegiatan)/Laporan :
Surat pernyataan hasil kegiatan unsur pelayanan yang dibuat pejabat fungsional secara
mingguan dan dinyatakan oleh Atasan Langsung (AL).
1. SPM Pendidikan dan Latihan (SPMPL),
2. SPM Pelayanan (SPMP),
3. SPM Pengembangan Perofesi (SPMPP),
4. SPM Pengabdian masyarakat (SPMPM),
5. SPM Penunjang Tugas (SPMPT)
6. Laporan Bulanan,
7. Laporan Semesteran,
c. DUPAK (Daftar Usulan Penetapan Angka Kredit),
d. PAK (Penetapan Angka Kredit), adalah hasil perhitungan kegiatan dalam kurun waktu
tertentu oleh tim penilai dan ditetapkan oleh PBAK (Pejabat Yang Berwenang
Menetapkan Angka Kredit)
e. Angka Kredit Kegiatan JF, yaitu angka ketetapan oleh Permen PAN setiap butir kegiatan
dalam uraian kegiatan jabatan unrur Utama dan Unsur penunjang.
f. Rekapitulasi Penilaian AK, lembaran hasil perhitungan persetujuan tim penilai atas
DUPAK yang diajukan Pejabat Fungsional dalam kurun waktu tertentu, ditanda tangani
oleh ketua tim penilai
g. Berita Acara Penilaian AK, adalah pernyataan hasip keputusan rapat penilaian dari tim
penilai atas penilaian DUPAK dikeluarkan oleh tim penilai di tanda tangani oleh ketua tim
penilai.
b) Uraian Kegiatan Jenjang JF,
c) Organisasi Profesi, suatu lembaga/persatuan/perkumpulan/wadah berbadan hukum formal yang
terdiri dari anggota yang memiliki profesi yang sama dari jabatan fungsiona PNS.
d) Angka Kredit Sertifikat,
1. Angka Kredit (AK) Sertifikat/STTPL Unsur Utama, yang tercantum pada sertifikat/STTPL
peserta Jabatan Fungsional,
19
contoh :
Tabel 16 : Angka Kredit Pendidikan dan Pelatihan Pada Sertifikat
(Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Latihan (STTPL)
Lama Pelaksanaan Angka
Diklat/Pelatihan Keredit
Jabatan
Fungsional

1. Lamanya lebih dari 960 jam 15

2. Lamanya antara 641 – 960 jam 9

3. Lamanya antara 401 – 640 jam 6

4. Lamanya antara 161 – 400 jam 3

5. Lamanya antara 81 – 160jam 2

6. Lamanya antara 30 – 80 jam 1

2. Angka Satuan Kredit Profesi (SKP), SKP merupakan angka tercantum pada Sertifikat
Diklat/Pelatihan/Seminar yang diberikan oleh Organisasi Profesi (OP). setiap diklat/seminar
harus mendapat rekomendasi dari OP jenjang wilayah kerja lebih tinggi (misalnya :
Seminar tingkat Provinsi mendapat rekomendasi nomor akreditasi SKP dan besarnya
angka SKP dari Pengurus Pusat OP tersebut, untuk Wilayak K/K mendapat rekomendasi
dari DPW OP tersebut), penentuan besarnya SKP OP tergantung lama kegiatan, jenjang
regional pelaksanaan, dan materi kegiatan.
Sertifikat SKP diperlukan bagi JF untuk bukti kompetensi perpanjangan Surat Tanda
Registrasi (STR) izin peraktek/kerja dalam preode 5 tahun.
Tabel 17 : Jumlah SKP Tenaga Kesehatan untuk mendapatkan STR

PNS tenaga Kesehatan Jumlah SKP STR/


5 tahun
1. Dokter 250
2. Perawat 25
3. Bidan 25
4. Peranata Labkes 25

20
TAHAPAN PENGANGKATAN PNS DALAM JF
Calon pejabat fungsional (CPF) beberapa hal sebagai berikut :
b. Unit/Instansi/Dinas/UPT/Pembina Pusat/Daerah/UPT Tempat Bertugas PNS, telah memiliki
rekomendasi Peta Formasi JF/JPl dari Kementerian Kesehatan atas persetujuan BAKN
dan Men PAN
c. Telah terdapat Tim Penguji Kompetensi JF dan Nomor regestrasi penyelenggaraan uji
kompetensi (Ukom) serta No. Sertifikat Uji Kompetensi dari instansi/unit pembina pusat
(BPSDMK) serta no. Pasword registrasi online, dipastikan juga peserta telah
memiliki kartu pendaftara mengikuti Ukom yang didaftar melalui Online BPSDMK,
(Permenkes No. 43 Tahun 2017 Tentang Penyusunan Formasi Jabatan Fungsional
Kes
d. Telah terdapat Tim Penilai Angka Kredit JF pada Instansi/unit Pembina/UPT Pusat/daerah.
e. Telah mengikuti 2 (dua) x Diklat teknis Subtantif yang berbeda, terkait JF yang dipilih.
f. Telah mengikuti Diklat Fungsional pembentukan, untuk dapat diangkan dalam 5 jenis JF dan
atau telah mengikuti Diklat Fungsional Penjenjangan untuk kenaikan jenjang JF satu tingkat
lebih tinggi.
g. Telah mengajukan DUPAK untuk mendapatkan PAK pertama dari PBAK untuk
pengangkatan dalan JF atau PAK untuk kenaikan Pangkat dan Jabatan Fungsional.

LANGKAH-LANGKAH
PERSIAPAN PENGANGKATAN PERTAMA DAN
KENAIKAN PANGKAT/JABATAN FUNGSIONAL
Sebagai Berikut :
A. Menjadi Anggota Organisasi Profesi (OP).
B. Memiliki Surat tanda Regestrasi (STR) Profesi (JF Kesehatan)
C. Mendapatkan SPMT Fungsional Ahli/Terampil (dari PyB)
D. Mengikuti Diklat Teknis Subtantif 2 x yang Berbeda
1. Peraturan Ka. LAN No : 14 Tahun 2011 Tentang Pedoman Pola Penjenjangan Diklat Teknis
E. Mengikuti Diklat Fungsional Pembentukan (pengngkatan I)
1. Peraturan Ka. LAN No : 14 Tahun 2011 Tentang Pedoman Pola Penjenjangan
2. Peraturan Ka. LAN No : 15 Tahun 2011 Tentang Pedoman Umum Pembinaan Diklat teknis
3. Permenkes No. 78 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Pendidikan Dan Pelatihan
Jabatan Fungsional Kesehatan)
F. Mengikuti Uji Kompetensi Pengangkatan Dalam JF
(Permenkes No. 78 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Pendidikan Dan Pelatihan
Jabatan Fungsional Kesehatan)
G. Membuat dan Mengajukan DUPAK untuk Mendapatkan PAK Pertama
H. Mengajukan Diri Menjadi Pejabat Fungsional
I. Mengajukan DUPAK Penilaian AK Kinerja JF (Naik pangkat/jabatan)
Permenkes No. 60 Tahun 2016 Tentang Pembinaan Jabatan Fungsional Kesehatan Dan
Jabatan Fungsional Non Kesehatan Di Lingkungan Kementerian Kesehatan, Jakarta
J. Mengajukan PAK Kenaikan Pangkat/Jabatan JF
K. Mengikuti Diklat Teknis Subtantif
1. Peraturan Ka. LAN No : 14 Tahun 2011 Tentang Pedoman Pola Penjenjangan
2. Peraturan Ka. LAN No : 15 Tahun 2011 Tentang Pedoman Umum Pembinaan Diklat teknis
L. Mengikuti Diklat Fungsional Penjenjangan
21
1. Peraturan Ka. LAN No : 14 Tahun 2011 Tentang Pedoman Pola Penjenjangan
2. Permenkes No. 78 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Pendidikan Dan Pelatihan Jabatan
Fungsional Kesehatan,
M. Uji Kompetensi Kenaikan Jenjang Jabatan Setingkat Lebih Tinggi
(Permenkes No. 18 Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan Uji Kompetensi JF)

KENAIKAN PANGKAT DAN JABATAN FUNGSIONAL


Tabel 18 : Perbedaan Kenaikan Pangkat dan Jabatan Fungsional
No Kenaikan Pangkat Fungsional Kenaikan Jabatan Fungsional
1 Kenaikan pangkat dan golongan Kenaikan jenjang jabatan satu tingkat
satu tingkat lebih tinggi lebih tinggi
2 Kenaikan pangkat dan golongan Kenaikan jabatan setelah 1 tahun dalam
belum tentu naik jabatan pangkat terakhir
3 Minimal 2 (dua) tahun dalam Minimal 1 (satu) tahun dalam pangkat
pangkat terakhir, jika mencukupi AK terakhir, jika mencukupi AK yang
yang disyaratkan disyaratkan
4 Naik gaji Pokok Naik tunjangan fungsional atau tunjangan
kinerja dan tunjangan profesi
5 Tidak diwajibkan persyaratan Diklat Dipersyaratkan Diklat Penjenjangan dan
penjenjangan tetapi dipersyaratkan terlebi dahulu telah memiliki Diklat teknis
diklat teknis. yang berbeda 2 (dua) kali.
6 Dipersyaratkan KTI Tidak diperyaratkan KTI, AK KTI sudah
ada di kenaikan pangkat.
7 Dipersyaratka Penetapan Angka Penetapan Angka Kredit (PAK) ,
Kredit (PAK) setiap tahun 1 (satu) mencukupi pada kenaikan pangkat.
kali

D. Syarat Adeministrasi Kenaikan Pangkat Fungsional


1. Surat pengantar kenaikan pangkat
2. SK Menduduki JF
3. PAK Lama
4. PAK Baru telah memenuhi angka kredit (PAK)
5. Minimal telah memiliki 2 th pangkat terakhir
6. SKP 2 th terakhir bernilai baik
7. SK tidak sedang menjalani hukuman.
8. Kelengkapan adm. ( SK CPNS, SK PNS, SK KP TERAKHIR, KARPEG)
E. Syarat Kenaikan Pangkat/Jabatan JF Dengan Penyesuaian Ijazah
a. Surat Pengantar Usul Kenaikan Pangkat
b. SPMT
c. PAK lama
d. PAK baru
e. Lulus ujian dinas penyusuaian. Ijazah
f. Lulus Diklat/STTPL Fungsional Penjenjangan
g. Lulus mengikuti Ukom kenaikan jenjang jabatan
h. Memiliki Ijazah yang Lebih Tinggi
i. Telah 1 Th dalam Pangkat Terakhir
j. SKP : 2 Tahun Terakhir bernilai Baik
k. Kelengkapan Adeministrasi ( SK CPNS, SK PNS, SK KP TERAKHIR,
KARPEG, IJAZAH yang dilegalisir)
22
DIKLAT JABATAN FUNGSIONAL
A. Tujuan Diklat Jabatan Fungsional
a) Untuk pengangkatan pertama;
b) Untuk dapat kenaikan jenjang jabatan fungsional;
c) Untuk alih jenjang jabatan fungsional terampil keahli; dan
d) Untuk alih jabatan fungsional ke JF lainnya.
e) Syarat mengikuti diklat fungsional.

B. Diklat Fungsional :
a. Diklat Fungsional Pembentukan JF
b. Diklat Fungsional Penjenjangan Jabatan
c. Diklat Teknis Penunjang Tugas JF

TIM PENILAI ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL


A. Tim Penilai Angka Kredit

B. Kedudukan Tim Penilai

a. Tim Penilai Pusat (TPP) berada dibawah pejabat yang berwenang (PyB) pada Instansi
Pembina Pusat sesuai rumpun jabatan masing-masing., tim penilai pusat terdiri dari:
a) Tim Penilai Pusat (TPP) berada dibawah Dirjen Unit Pembina JF masing-masing.
b) Tim Penilai Instansi (TPI) berada dibawah Pim. Unit Pelayanan Pusat.
c) Tim Penilai Pusat dalam melaksanakna tugas berada dibawah tanggung jawab kepada
PyB/PBAK nya masing-masing.
d) Tim Penilai Pusat (TPP), hanya menilai usulan DUPAK jabatan fungsional Ahli madya
pangkat (IV.a) keatas bagi Jabatan fungsional Pemerintah Daerah yang diusul melalui
Instansi pembinanya di daerah (kecuali JF Widyaiswara jabatan Ahli Madya pangkat IV.c
keatas)
D. Susunan Anggota Tim Penilai

Tim penilai daerah (TPD) di provinsi dan Kab/Kota dapat dibentuk jika terdapat 8-10 jabatan
fungsional yang sama, jumlah orang tim penilai cukup 3 orang, jika jumlah mencapai 20 samapi 200
orang, jumlah tim 5-7 orang dan jika lebih 200 jabatan fungsional yang sama
Komposisi Tim penilai AK terdiri dari ;
1. Seorang Ketua merangkap anggota (Jabatan Struktural/PBAK)
2. Seorang Wakil Ketua merangkap anggota (jabatan Struktural/Jabatan Adeministrator)
3. Seorang Sekretaris merangkap anggota (Jabatan Struktural/Jabatan Pengawas)
4. Sekurang-kurangnya 4 (empat) orang anggota berasal dari jabatan fungsional (JF) yang sama
denagan JF yang dinilai).

E. Syarat Menjadi Tim Penilai

1. Jabatan/pangkat serendah-rendahnya sama dengan jabatan/pangkat yang dinilai.


2. Memiliki keahlian dan kemampuan (kompetensi) untuk menilai prestasi kerja setelah mengikuti
Diklat Teknis, Tim Penilaian Angka Kredit (STTPL)
3. Dapat aktif melakukan penilaian.

23
F. Masa Jabatan Tim Penilai

Masa Jabatan Tim Penilai adalah 3 (tiga) tahun, setelah menjadi Tim Penilai 2 ( dua ) periode
masa jabatan dapat diangkat kembali setelah melampaui tenggang waktu 1 (satu) periode masa
jabatan. Dalam hal terdapat anggota Tim Penilai yang ikut dinilai, maka Ketua Tim Penilai dapat
mengangkat Anggota Tim Penilai Pengganti.

G. Ketentuan Lain Tim Penilai

1. Apabila Tim Penilai Kab/Kota belum dapat dibentuk, karena belum memenuhi syarat
keanggtaan Tim Penilai yang ditentukan, maka penilaian prestasi kerja dapat dilakukan oleh
Tim Penilai Kab/Kota lain yang terdekat atau Tim Penilai Provinsi lain yang terdekat atau Tim
Penilai Pusat untu semua jabatan dan pangkat JF
2. Apabila Tim Penilai Propinsi belum dapat dibentuk karena belum memenuhi syarat keanggo-
taan Tim Penilai yang ditentukan, maka penilaian prestasi kerja dapat dilakukan oleh Tim
Penilai Provinsi lain terdekat atau Tim Penilai Pusat.

H. Wewenang Tim Penilaian

Agar pelaksanaan penilaian angka kredit dapat berjalan dengan adil, obyektif dan profesional,
maka dalam menjalankan kewenangannya, PBAK dibantu oleh Tim penilai sesuai kedudukan PBAK

a. Jika Tim Penilai instansi belum dapat dibentuk karena belum memenuhi syarat keanggotan
maka penilaian dan penetapan AK dapat dimintakan kepada Tim Penilai Pusat
b. Jika Tim Penilai Kabupaten/Kota belum dapat dibentuk, karena belum memenuhi syarat
keanggotan maka penilaian dan penetapan AK dapat dimintakan kepada Kab/Kota lain
terdekat atau Provinsi atau Pusat
c. Jika Tim Penilai Provinsi belum dapat dibentuk karena belum memenuhi syarat keanggotan
maka penilaian dan penetapan AK dapat dimintakan kepada Provinsi lain terdekat atau Pusat.

I. Seketariat Tim Penilai Angka Kredit

K. Kedudukan Tim Penilai

24
Tabel : Unit Pembina Pusat Jabatan Fungsional Kesehatan

No Unit pembina Pusat dan PBAK TPP JF PBAK


Kesehatan
1. Sekretariat Jenderal sebagai PBAK JF Ahli Utama
a. Pusat Analisis Determinan Administrator Seketaris Direktorat sebagai PBAK
Kesehatan, Kesehatan JF Ahli Madya/Ahli Muda
b. Sekretariat Direktorat Jenderal Apoteker, Seketaris Direktorat sebagai PBAK
Kefarmasian dan Alat Kesehatan Asisten Apoteker JF Ahli Madya/Ahli Muda dan
Penyelia
2. Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan sebagai PBAK JF Ahli Utama
a. Direktorat Pelayanan Kesehatan Dokter, Dokter Gigi, Seketaris Direktorat sebagai PBAK
Rujukan Dokter Pendidik JF Ahli Madya/Ahli Muda dan
Klinis, Fisioterapis, Penyelia
Okupasi Terapis,
Ortotis Prostetis,
Perawat, Perawat
Gigi, Perekam Medis,
Teknisi Gigi,
Refraksionis Optisien,
dan Terapis Wicar
b. Direktorat Pelayanan Kesehatan Bidan Seketaris Direktorat sebagai PBAK
Primer Teknisi Transfusi JF Ahli Madya/Ahli Muda dan
Darah Penyelia
c. Direktorat Fasilitas Pelayanan Fisikawan Medis, Seketaris Direktorat sebagai PBAK
Kesehatan Pranata Laboratorium JF Ahli Madya/Ahli Muda dan
Kesehatan, Penyelia
Radiografer,
Teknisi Elektromedis;
3. Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit sebagai PBAK JF Ahli Utama
a Direktorat Pencegahan dan Entomolog Kesehatan Seketaris Direktorat sebagai PBAK
Pengendalian Penyakit Tular Vektor JF Ahli Madya/Ahli Muda dan
dan Zoonotik, Penyelia
b Direktorat Pencegahan dan Psikolog Klinis Seketaris Direktorat sebagai PBAK
Pengendalian Masalah Kesehatan
Jiwa dan NAPZA
c Direktorat Surveilans dan Karantina Epidemiolog Seketaris Direktorat sebagai PBAK
Kesehatan Kesehatan; JF Ahli Madya/Ahli Muda dan
Penyelia
4. Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat sebagai PBAK JF Ahli Utama
a. Direktorat Kesehatan Lingkungan, Sanitarian Seketaris Direktorat sebagai PBAK
JF Ahli Madya/Ahli Muda dan
Penyelia
b. Direktorat Gizi Masyarakat Nutrisionis Seketaris Direktorat sebagai PBAK
JF Ahli Madya/Ahli Muda dan
Penyelia
c. Direktorat Kesehatan Kerja dan Pembimbing Seketaris Direktorat sebagai PBAK
Olahraga Kesehatan Kerja JF Ahli Madya/Ahli Muda dan
Penyelia
d. Direktorat Promosi Kesehatan dan Penyuluh Kesehatan Seketaris Direktorat sebagai PBAK
Pemberdayaan Masyarakat Masyarakat JF Ahli Madya/Ahli Muda dan
Penyelia

25
Tabel : Unit Pembina Jabatan Fungsional Nonkesehatan
di Lingkungan Kementerian Kesehatan.
No Unit pembina Pusat Lik. JF Kesehatan
Kesehatan
a. Sekretariat Badan Penelitian dan Peneliti, Kepala Seketariat PBAK JF Ahli
Pengembangan Kesehatan Perekayasa Madya/Ahli Muda dan Penyelia
Teknisi Litkayasa
b. Sekretariat Badan Dosen Kepala Seketariat sebagai PBAK
Pengembangan dan Pranata JF Ahli Madya/Ahli Muda dan
Pemberdayaan SDMK Laboratorium Penyelia
Pendidikan
c. Pusat Pelatihan BP SDMK Widyaiswara Kepala Pusat sebagai PBAK JF
Assesor Sdm Ahli Madya/Ahli Muda dan Penyelia
Aparatur
Teknologi
Pembelajaran
d. Direktorat Pencegahan dan Pekerja Sosial Seketaris Direktorat sebagai PBAK
Pengendalian Masalah JF Ahli Madya/Ahli Muda dan
Kesehatan Jiwa dan NAPZA Penyelia
e. Sekretariat Jenderal
a) Biro Perencanaan dan Anggaran, Perencana Kepala Biro sebagai PBAK JF Ahli
Madya/Ahli Muda dan Penyelia
b) Biro Kepegawaian, Analis Kepegawaian Kepala Biro sebagai PBAK JF Ahli
Madya/Ahli Muda dan Penyelia
c) Biro Keuangan dan Barang Milik Pengelola Kepala Biro sebagai PBAK JF Ahli
Negara, Pengadaan Madya/Ahli Muda dan Penyelia
Barang/Jasa
d) Biro Umum, Arsiparis Kepala Biro sebagai PBAK JF Ahli
Madya/Ahli Muda dan Penyelia
e) Biro Hukum dan Organisasi, Perancang Peraturan Kepala Biro sebagai PBAK JF Ahli
Perundang- Madya/Ahli Muda dan Penyelia
Undangan
f) Pusat Data dan Informasi, Pranata Komputer Kepala Biro sebagai PBAK JF Ahli
Statistisi Madya/Ahli Muda dan Penyelia
g) Biro Komunikasi dan Pelayanan Pustakawan Kepala Biro sebagai PBAK JF Ahli
Masyarakat, Pranata Hubungan Madya/Ahli Muda dan Penyelia
Masyarakat
h) Pusat Analisis Determinan Analis Kebijakan Kepala Biro sebagai PBAK JF Ahli
Kesehatan, Madya/Ahli Muda dan Penyelia

Tabel 18 : Kedudkan Tim Penilai Pusat, Daerah Pada di Instansi


Pembina Rumpun Jabatan Kesehatan
No Instansi Tim Penilai DUPAK PBAK
/Unit/UPT/Pembina JF
8 UPT Pusat dan Vertikal di Tim Penilai Unit Kerja (TPI) Masing-masing JF pada
Lingkungan Kemeterian Semua JFK Untuk JF Ahli Muda dan Direktorat Unit Pembina
(Eselon II) Penyelia kebawah. Pusat
9 Direktur UPT/RS/Pimpinan Tim Penilai UPT Pusat (TPI) Masing-masing JF pada
Pelayanan di lingkungan Semua JFK Untuk JF Penyelia kebawah di Direktorat Unit Pembina
Kemenkes (Eselon III) Instansi UPT Pusat Pusat
5 Kepala Dinas/Badan di Tim Penilai Provinsi (TPD) Kepala Dinas Kesehatan
Prpvinsi Untuk semua JF Ahli Muda dan Penyelia Provinsi
kebawah di Daerah
6 Dir. RS/Lembaga/UPT Tim Penilai UPTD Provinsi (TPD) Untuk Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi (Eselon II) semua JF Ahli Muda dan Penyelia Provinsi
kebawah di Daerah
7 Ka. Dinas/Badan Kab/Kota Tim Penilai Kabupaten/Kota (TPD), Untuk Kepala Dinas Kesehatan
semua JF Ahli Muda dan Penyelia Kabupaten/Kota
kebawah di Kab/Kota
8 Dir. RS/Badan Layanan Tim Penilai UPTD Kab/Kota (TPD), Untuk Kepala Dinas Kesehatan

26
Kab/Kota (eselon II) semua JF Ahli Muda dan Penyelia Kabupaten/Kota
kebawah di Instansi UPT Kab/Kota
9 Direktur RS/Pimpinan Tim Penilai UPT Pusat ( TPD), Semua JFK Kepala Dinas Kesehatan
Pelayanan di UPT Daerah Untuk semua Penyelia kebawah di Provinsi/K/K
(Eselon III) Instansi UPT Kab/Kota

PEMBUATAN DAN PENGUSULAN DUPAK

A. Jenis-Jenis DUPAK dan PAK/HARPAK

a. DUPAK/PAK pengangkatan pertama (tidak mesti 1-2 Semester)


b. DUPAK/PAK kenaikan pangkat JF
c. DUPAK/PAK kenaikan jenjang JF (pangkat dan jabatan)
d. DUPAK/PAK kenainan jenjang jabatan dari JF terampil ke JF ahli
e. DUPAK/PAK alih jabatan fungsional ke jabatan fungsional lain
f. DUPAK/PAK setelah pembebasan sementara dari JF.
g. DUPAK/PAK pengangkatan kembali setelah pemberhentian dari JF
h. HARPAK bagi JF yang pangkat telah mencapai maksimum (10 AK bagi JF teramil ,20 AK
bagi JF ahli/thn)

C. Jenjang Uraiyan Tugas JF


a. Uraiyan Tugas DUPAK Terampil
a) DUPAK uraiyan tugas Pemula (II/a),
b) DUPAK uraiyan tugas Terampil (II/b, II/c, II/d)
c) DUPAK uraiyan tugas Mahir (III/a, III/b)
d) DUPAK uraiyan tugas Penyelia (III/c, III/d)

b. Uraiyan Tugas DUPAK Ahli


a) DUPAK uraiyan tugas Ahli Pertama (III/a, III/b),
b) DUPAK uraiyan tugas Ahli Muda (III/c, III/d)
c) DUPAK uraiyan tugas Ahli Madya (IV/a, IV/b, IV/c)
d) DUPAK uraiyan tugas Ahli Utama (IV/d, IV/e)
D. Periade Pengusulan DUPAK

Dupak diusulkan 2 (dua) kali dalam satu tahun ;

1. 1 Januari s/d 20 Januari untuk kenaikan pangkat periode April, dengan tenggang waktu
penyelesaian PAK 21 Januari s/d 20 pebruari tahun berjalan.
2. 1 Juli s/d 20 Juli untuk kenaikan pangkat periode Oktober dengan tenggang waktu
penyelesaian PAK 21 agustus tahun berjalan.
Apabila DUPAK masuk ke Seketariat Tim telah melampaui tanggal 20 Pebruari/Agustus maka
DUPAK akan di proses untuk periode berikutnya.

E. Unsur DUPAK

27
Tabel : Unsur Penilaian DUPAK

No Unsur Keterangan
1 A. Unsur Utama 80 % AK Komulatif
1. Melaksanakan Pendidikan
1. Pendidikan Formal
2. STTPL/Sertifikat Diklat
2. Melaksanakan Pelayanan (20 % dari AK unsur Utama)
3. Melaksanakan Pengabdian Masyarakat (Memenuhi AK tertentu)
4. Melaksanakan Pengembangan Prifesi
Jumlah Unsur Utama
2 B. Unsur Penunjang < 20 dari AK Komulatif
1. Melakukan pernunjang Tugas
Jumlah Unsur Penunjang
Jumlah Unsur Utama Dan Penunjang

F. Mekanisma Pengusulan DUPAK


a. Pengusulan DUPAK kepada Seketariat Tim melalui AL
b. Pemeriksaan dokumen Kepegawaian (Portopolio)
c. Pemeriksasn dokumen Surat Pernyataan AL kelengkapan DUPAK dan bukti fisik
d. Telaah uraian tugas sesuai Jenjang Jabatan
a. Telaah terhadap kesesuaian usulan Angka Kredit
b. Penulisan Laporan Hasil Penilaian
a. Sidang penilaian Hasil Rekapitulasi Penetapan Angka Kredit (HARPAK)
b. Berita acera sidang Tim Penilaian
c. Surat pengantar pengusulan PAK kepada PBAK di Instansi pembina JF
d. Penetapan Angka Kredit (PAK) oleh PBAK
G. Dokumen DUPAK
a. Dokumen Portofolio (kepegawaian):
a) Surat pengantar pejabat pengusul/AL kepada PBAK melalui Seketariat Tim Penilai
b) SK Pangkat terakhir (SK JF dan Tunjangan Fungsional)
c) SKP 1 tahun bernilai baik
d) PAK Lama
e) Kartu pegawai (Karpeg)
b. Fomulir DUPAK (telah ditanda tangani pejabat pengusul)
a) Laporan harian (lahar)
b) Laporan ulanan (labul)
c) Surat pernyataan mengikuti pendidikan/Diklat (SPMP/D)
d) Surat pernyataan melaksanakan tugas (SPMT)
e) Surat pernyataan melakukan pengembangan profesi (SPMT)
f) Serat pernyataan melalksanakan penunjang tugas (SPMPT)
c. Bukti Fisik
a) Pendidikan formal, pendidikan dan pelatihan (STTPL); surat tugas/izin mengikuti
pendidikan dan surat pernyataan telah mengikuti pendidikan disertai Izajah atua
STPPL/sertifikat
b) Kegiatan/tugas; surat tugas, surat pernyataan melakukan kegiatan disertai bukti fisik
c) Pengembangan profesi; surat tugas, surat pernyataan telah pengembangan profesi
disertai bukti fisik. SK Tim kegiatan, KTI/SOP/jurnal ilmiah/Juknis dll.
d) Penunjang tugas; surat tugas/izin, surat pernyataan penunjang tugas disertai bukti fisik

28
Tabel 21 : Dokumen Unrur DUPAK Jabatan Fungasional
No Unsur Keterangan
1 Surat pengantar ke Seketariat Tim Penilai di Ditandatangani pejabat pengusul
UPT/Instansi Pembina
2 Dokumen Kepegawaian (Portopolio) Dilegalisir
a. SK Fungsional PNS
b. SKP 1 tahun bernilai Baik
c. Karpeg
d. Izajah terakhir
e. PAK lama (HARPAK)
f. STTPL/Sertifikat Penjenjangan *
g. Sertifikat lulus ukom kenaikan jabatan *
*NB: Untuk kenaikan pangkat tidak diperlukan
3 Dokumen DUPAK
A. DUPAK Ditanda tangani pejabat pengusul
B. Dokumen Unsur Utama Ditanta tangani AL
a. Laphar (laporan harian)
b. Lapbul (laporan bulanan)
c. SPMPL
d. SPMPK
e. SPMPM
f. SPMPP
C. Dokumen Unsur Penunjang Ditanta tangani AL
a. SPMPT
4 Dokumen Bukti Fisik Dilegalisir

TABEL 19 : JUMLAH ANGKA KREDIT KUMULATIF MINIMAL

UNTUK PENGANGKATAN DAN KENAIKAN JABATAN / PANGKAT JF TERAMPIL

Persen Pemula Terampil Mahir Penyelia

% II/a II/b II/c II/d III/a III/b III/c III/d

I UNSUR UTAMA

A. Pendidikan

B. Pelaksanaan Kegiatan ≥ 80 % 20 32 48 64 80 120 160 240

C. Pengabdian Masyarakat

C. Pengembangan Profesi

II UNSUR PENUNJANG
≤ 20 % 5 8 12 16 20 30 40 60
PENUNJANG TUGAS

JUMLAH 100% 25 40 60 80 100 150 200 300

29
Tabel 20 : JUMLAH ANGKA KREDIT KUMULATIF MINIMAL

UNTUK PENGANGKATAN DAN KENAIKAN JABATAN / PANGKAT JF AHLI

Persen PERTAMA MUDA MADYA UTAMA

% III/a III/b III/c III/d IV/a IV/b IV/c IV/d IV/e

I UNSUR UTAMA

A. Pendidikan

B. Pelaksanaan Kegiatan ≥ 80 % 80 120 160 240 320 440 560 680 840

C. Pengabdian Masyarakat

C. Pengembangan Profesi

II UNSUR PENUNJANG
≤ 20 % 20 30 40 60 80 110 140 170 210
PENUNJANG TUGAS

JUMLAH 100% 100 150 200 300 400 550 700 850 1050

Contoh : Laporan Harian

Nama :

NIP :

Pangkat/Ruangan. Gol/ TMT :

Jabatan :

Unit kerja :

30
Contoh : SPMPL/SPMK/SPMPP/SPPM/SPMPT

31
TATACARA PENILAIAN ANGKA KREDIT JF

A. Instansi Pembina Jabatan Fungsional

JPT Instansi Pembina Jabatan Fungsional pembentukan Tim Penilai


Angka Kredit (TPAK) menyusun petunjuk teknis (juknis) standar oprasional
prosedur (SOP) ditetapkan pejabat yang berwenang penetapan angka kredit
(PBAK)
Jumlah dan komposisi tim penilai sesuai kebutuhan dan persyaratan yang
ditetapkan, juga menetapkan Seketariat Tim Penilai Angka Kredit setingkat
jabatan Administrator atau sesendah-rendahnya Jabatan Pengawas
kepegawaian di Instansi pembina.

B. Jadwal Penilaian DUPAK


Seketariat tim bertugas menyusun kegiatan, jadwal sidang, mekanisme penilaian ,
rekapitulasi nilai, berita acara sidang dan mensosialisasikanya prosedur pada seluruh
instansi yang terdapat JF rumpun yang sama, jadwal sidang dapat disusun sebagai berikut;
a.Waktu Peneriman Dokumen DUPAK oleh Seketariat Tim
1. 1 Januari s/d 25 Januari untuk kenaikan pangkat April
2. 1 Juli s/d 25 Januari untuk kenaikan pangkat Oktober
b.Waktu Penilaian dan Sidang Penetapan Angka Kredit (PAK)
3. 15 Januari s/d 20 Pebruari untuk kenaikan pangkat/jabatan fungsional, bulan April
4. 15 Juli/d 20 Agustus untuk kenaikan pangkat/jabatan bulan Oktober

C. Pemeriksaan Dokumen Kepegawaian (Portopolio) :


1. Surat pengantar Pejabat Pengusul
2. Telaah Unsur-unsur dokumen Kepegawaian (Portopolio) PF
3. Telaah kelengkapan DUPAK dan SPM dukungan dari Atasan Langsung (AL)

D. Pemeriksasn Dokumen DUPAK dan Telaah Bukti Fisik

1. Telaah Terhadap Daftar Kegiatan DUPAK


2. Telaah Terhadap Usulan Penilaian Pengajuan Angka Kredit

E. Penulisan Laporan Hasil Penilaian (Rekapitulasi Nilai)

32
F. Latihan Penilaian DUPAK
a. Surat Pengantar dari pejabat Pengusul KE Seketariat TIM
b. Periksa Kelengkapan Data Kepegawaian
c. Periksa Kelengkapan DUPAK
d. Periksa Uraian Tugas Unsur sesuai jenjang Jabatan Fungsional antara
LAPHAR, LABUL dan Surat Pernyataa sesuai Ttbel MENPAN/SKP/Juknis.
e. Periksa legalitas bukti pisik dan sertifikat tahun berjalan.
f. Periksa legalitas surat pernyataan
g. Periksa nilai satuan Nilai AK sesuai Tabel dan pengalian.
h. Periksa UT 1 tingkat di atas Jabatan Fungsional dengan pengalian (80%) dari
nilai pengalian
i. Minta tim penilai khusus untuk membantu kebenaran pelaksanaan tugas
j. Semua nilai semesteran dituangkan dalam belangko penilaian yang syah
k. danditandatangani Ketua/Wakil/anggota tim penilai

33
Laporan Harian (LAPHAR) 1 Semester Uraian Tugas Sesuai Pangkat dan JF

1. Januari 2. 3. 4. 5. Mei 6. Juni


Cek Uraian Tugas

2.Laporan Bulanan (LABUL) 1 Semester

LAPORAN BULANAN

1 JANUARI - 30 JUNI

3. Surat Pernyataan Melakukan Pelatana 1 Smt

SURAT PERNYATAAN MELAKUKAN


FOMULIR PERSETUJUAN
KEGIATAN PELAYANAN

TIM PENILAI AK JF
(SPMPK)

I. UNSUR UTAMA

4. Surat Pernyataan Melakukan

Pengabdian Masyarakat1 1 Smt no Intansi TIM Ketera


Unsur Penilaian
Pengusul Penilai ngan

Surat Pernyataan 1 Pendidikan 100 100 S / TS


Melakukan Pengabdian
2 Kegiatan Pelayanan 14,500 12,250 S / TS
Masyarakat
3 Pengabdian Msyarakat 0 0 S / TS
(SPMPM)
4 Pengembangan Profesi 0 0 S / TS

5 Penunjang Tugas 0,350 0,350 S / TS


5. Surat Pernyataan Melakukan
JUMLAH
Pengembangan Profesi 1 Smt

T. tangan

Ketua/wakit/anggota

F. Surat Pernyataan Penunjang Keterangan :

Tugas 1 Smt PAK Lama No. …… Tgl :….………

Surat Pernyataan Masa penilaian PAK Lama …….……


Penunjang Tugas
Nilai AK PAK Lama ……..………………….........….

(SPMPT) Penilaian AK.Baru ………..……………

34
KOP DINAS
PENETAPAN ANGKA KREDIT
NOMOR : 800/ /RSUD/2009
INSTANSI : .....................................................................................................
MASA PENILAIAN TGL : 1 JUNI 2016 S/D 31 DESEMBER 2016
I NO KETERANGAN PERORANAGN
1 Nama .

2 Nip .

3 Nomor Seri Karpeg .

4 Tempat/Tgl. Lahir .

5 Jenis Kelamin Perempuan

6 Pendidikan Yang Telah Disetujui AK S-1 Farmasi MIPA

7 Pangkat/Gol. Ruang/Tmt Penata Muda, III/a, 01 April 2016

8 Jabatan Fungsional Staf ...................................................

9 Masa Kerja Golongan Lama : 1 -4- 2015 04Tahun 04 Bulan

Baru : 1 -4- 2016 05 Tahun 04 Bulan


RSUD Kota Jantho Kabupaten Aceh
10 Unit Kerja Besar
LAMA BARU JUMLAH
II PENETAPAN ANGKA KREDIT
1 UNSUR UTAMA
A. Pendidikan
1. Pendidikan Sekolah Mendapat Gelar/Ijazah 100.00 100.00
2. Pendidikan dan Pelatihan mendapat
Surat Tada Tamat Pendidikan dan Pelatihan
(STTPL) 6,000 6,000
B. Pelayanan Kesehatan 8,890 8,890
C. Pengembangan Profesi 1,000 1,000
D Pengabdian Masyarakat
JUMLAH UNSUR UTAMA 115,890 115,890
UNSUR PENUNJANG
2
a. STR Kesehatan 1,350 1,350
JUMLAH UNSUR PENUNJANG 1,350 1,350
III JUMLAH UNSUR UTAMA DAN UNSUR PENUNJANG 117,240 117,240
IV Dapat Dipertimbangkan untuk di Angkat dalam Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium
Kesehatan Pertama, dalam Pangkat/Golongan :Pertama, III/a, TMT 1 April 2017
Ditetapkan di : ..............................
Asli disampaikan Kepada Pada Tanggal : ...........................
Kepala Kantor BKN Regional ..... Kepala Dinas ................................
Di .......................................

dr. .......................................
NIP: ........................................
Tembusan :
1. Kepada Sdi................................... pada .............................
2. Kepala Biro Kepegawaian Setjen ................... di Jakarta
3. Kepala Kepeg .................... ........................................
4. Direktur RSU ...............................................................
5. Seketaris Tim Penilai Jabatan Fungsional ......................

35
UJI KOPETENSI JABATAN FUNGSIONAL

A. Pengantar Ukom.
kebutuhan standar dunia kerjaa ntara lain ;
a. Standar Kompetensi Kerja
b. Standar Profesi
c. Standar Pelayanan
d. Kode Etik Profesi

JENIS STANDAR KOMPETENSI KERJA:


a. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)

b. Standar Kompetensi Kerja Internasional (SKKI) ditetapkan suatu organisasi multinasional dan
digunakan secara internasional.

c. Standar Kompetensi Kerja Khusus (SKKK) untuk memenuhi tujuan organisasinya sendiri

B. Beberapa Jenis Uji Kopetensi (Ukom) antara lain;

1. Uji Kopetensi Standar Lulusan pendidikan perguruan tinggi penyelenggara pendidikan


2. Uji Kopetensi Standar Kompetensi Kerja
3. Uji Kopetensi Menduduki Jabatan ASN
4. Uji Kopetensi Menduduki Jabatan Fungsional PNS
5. Uji Kopetensi Kenaikan Jenjang Jabatan Fungsional
6. Uji Kopetensi Profesi dari Organisasi Profesi (OP) untuk mendapatkan Surat Tanda Registrasi
(STR) dari Instansi pembina.
Tabel 23 : Uji Kompetensi Jabatan PNS

Ukom Menduduki Jabatan PNS Ukom Kenaikan Jenjang Ukom Profesi JF


Jabatan Fungsional
a. Ukom Untuk JPT : Dilakukan a. Dilakukan Instansi Pembina a. Dilakukan OP melalui:
PPK (lelang jabatan) (pemerintah) Sebagai b. Kelulusan Pendidikan (uji
b. Ukom Untuk JA, JP dan JPl pengakuan terhadap tulis dan peraktek)
(dilakukan tim penguji kopetensi kopetensi JF digunakan untuk c. Melalui keanggotaan OP:
Instansi Pengguna) kenaikan jenjang jabatan. a) Uji tulis
c. Ukom JF (dilakukan tim penguji b. Membentuk tim penguji : Tim b) Sertifikat Satuan
kopetensi Instansi Pembina JF), Pusat, Tim Provinsi, Tim Kredit profesi (SKP)
Dilakukan setelah ada ABK dan Kabupaten Kota (Pada UPT d. Metode Uji:
Anjab masing-masing) a) Uji Tulis
d. Materi Uji : Kopetensi c. Materi Uji : Kopetensi b) Uji praktek
manajerial, kopetensi teknis dan manajerial, teknis dan sosial c) Seminar SKP
sosial kultural kultural e. Tempat ujian di tentukan
e. Metode Uji Assesmen Center: d. Metode Uji: OP/Diawasi MTKP masing-
a) Portopolio a) Portopolio masing jabatan
b) Uji Tulis b) Uji Tulis
c) LGD (Leaderless Group c) Uji Wawancara
Discussion) d) Uji praktek
d) Psikologi e. Nilai kelulusan >71
f. Tempat ujian di ditentukan f. Tempat ujian di UPT masing-
Pansel Diawasi KASN masing Diawasi Instansi
pembina jabatan fungsional

36
C. Standar Kompetensi Kerja

Berdasarkan Pasal 69 ayat (1) dan ayat (3) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 20l4 tentang
Aparatur Sipil Negara antara lain dinyatakan bahwa pengembangan karier Pegawai Negeri Sipil
dilakukan berdasarkan Sistem Merit : kualifikasi, kompetensi, penilaian kinerja, dan kebutuhan
Instansi Pemerintah,
Pengertian Uji Kompetensi JF (Pasal 1 Permenkes No. 18/2017), adalah suatu proses untuk
mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja pejabat fungsional kesehatan yang dilakukan
oleh tim penguji dalam rangka memenuhi syarat kenaikan jenjang jabatan setingkat lebih tinggi.
Kompetensi Pegawai Negeri Sipil (PNS) mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja
yang mutlak diperlukan dalam melaksanakan tugas-tugas jabatannya.
D. Setandar Kompetensi Kerja Yang Diukur
a. Kompetensi teknis : diukur dari tingkat dan spesialisasi pendidikan, pelatihan teknis fungsional, dan
pengalaman bekerja secara teknis;
b. Kompetensi manajerial : tingkat pendidikan, pelatihan struktural (manajemen), dan pengalaman
kepemimpinan; dan
c. Kompetensi sosial kultural : pengalaman kerja berkaitan dengan masyarakat majemuk dalam hal
agama, suku, dan budaya sehingga memiliki wawasan kebangsaan.

E. Tujuan Uji Kompetensi


a. Memberikan pengakuan terhadap kompetensi jabatan fungsional kesehatan; untuk dapat
diangkat dalam jabatan fungsional
b. Menjadi bahan pertimbangan untuk menduduki jabatan fungsional.
c. Menjadi bahan pertimbangan untuk kenaikan jenjang jabatan fungsional.
d. Menjadi bahan pertimbangan untuk menjadi assesor uji kompetensi.

F. Sasaran Uji Kompetensi:


a. Instansi pembina JF Pusat dan daerah
b. Tim Penguji Kompetensi Jabatan Fungsional Pusat dan Daerah
c. Pejabat Fungsional Kesehatan (sasaran utama).
d. Assesor (penguji) Uji Kompetensi

G. Penyelenggara Uji Kompetensi


a. Pusat Peningkatan Mutu SDMK Kementerian Kesehatan BPSDM Kesehatan
b. Unit Pembina Jabatan Fungsional Kementerian Kesehatan (Instansi Pembina Pusat)
c. Kementerian/Lembaga Pemerintah Nonkementerian Kesehatan
d. UPT Kementerian Kesehatan (RS Pusat/Puslabkes/Litbangkes)
e. Unit Pelaksana Teknis (UPT) vertikal Kementerian Kesehatan RI
f. Instansi Pembina JF Daerah (Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota)
g. UPT Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota (RS Provinsi/Kabupaten/Kota dll, yang dipimpin JPT
Pratama

H. Penyelenggara Uji Kopetensi JF

a. Instansi Pembina (Unit Pembina JF kementerian/Dinkes Provinsi/K/K) mengajuan proposal


penyelenggaraan uji kopetensi kepada unit pembina Uji Kompetensi (BPSDMK RI) untuk
mendapatkan No. Sertifikat Ukom
b. Instansi pembina pengusulan proposal uji kopetensi untuk pengangkatan dalam jabatan
fungsional dan kenaikan jenjang jabatan fungsional PNS berdasarkan data Analisa Beban kerja
(ABK) dan data Analisa Jabatan (Anjab) dan data online laman BPSDMK RI
c. Instansi Pembina JF (Dinkes Provinsi/K/K) mengajuan nama peserta uji kopetensi pada instansi
Pembina Ukom (baik untuk pengangkatan maupun kenaikan jenjang jabatan)

37
d. Jumlah penguji (assesor) kopetensi setiap tim 3-7 Orang dengan jabatan fungsional yang sama
dengan peserta
e. Tim penguji dibentuk instansi pembina jika terdapat 3 orang JF yang sama di seluruh
Kabupaten/Kota/UPT

I. Mekanisme Penyelenggara Uji

a. Instansi pembina (Unit Pembin JF Kemenkes dan Dinas Kesehatan Provinsi/K/K) melakukan
mapping terhadap pejabat fungsional kesehatan meliputi variabel nama pemangku, jenis
jabatan fungsional, kategori jabatan fungsional, jenjang jabatan fungsional, riwayat pendidikan,
riwayat pelatihan jabatan fungsional terkait dan variabel lainnya yang diperlukan.
b. Identifikasi kebutuhan uji kompetensi bagi pejabat fungsional terutama yang akan menduduki
jabatan dan naik jenjang jabatan.
c. Memeriksa kelengkapan dokumen administrasi calon peserta.
d. Menetapkan calon peserta uji yang telah memenuhi persyaratan.
e. Menunjuk dan Menetapkan tim penguji sesuai persyaratan.
f. Melakukan perencanaan dan mengalokasikan anggaran biaya penyelenggaraan uji kompetensi
jabatan fungsional kesehatan.
g. Melakukan penyiapan tempat uji kompetensi.
h. Melakukan penyiapan peralatan, sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk uji kompetensi.
i. Membuat dan menyampaikan proposal penyelenggaraan uji ke Pusat Peningkatan Mutu SDMK.
j. Melaksanakan uji kompetensi.
k. Membuat dan menyampaikan Berita Acara Pelaksanaan Uji dan meminta nomor sertifikat ke
Pusat Peningkatan Mutu SDMK.
l. Mengeluarkan sertifikat kompetensi dan memberikan kepada pejabat fungsional kesehatan
yang lulus, paling lambat satu bulan setelah dinyatakan lulus.
m. Memberikan peningkatan pengetahuan dan kemampuan bagi peserta uji yang tiga kali tidak
lulus uji kompetensi.
n. Membuat peroposal ajuan penyelenggara meliputi:
a) Perencanaan penyelenggaraan uji;
b) Registrasi calon peserta uji;
c) Pelaksanaan verifikasi data calon peserta uji;
d) Tempat uji;
e) Tim penguji;
f) Metode uji dan penilaian;
g) Materi uji;
h) Pelaksanaan; dan pelaporan.
o. Berita acara pelaksanaan (BAP) uji kompetensi menjadi dasar dalam memberikan nomor
sertifikat. Laporan disampaikan setelah semua pelaksanaan uji kompetensi selesai. Paling
lambat dua minggu setelah selesai uji kompetensi pimpinan instansi penyelenggara uji
membuat BAP dan di sampaikan secara berjenjang kepada Pusat Peningkatan Mutu SDMK
dan unit pembina jabatan fungsional kesehatan.

J. Mekanisme Tingkat Daerah


1. Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota, UPT Kesehatan tingkat provinsi/K/K dan
Instansi/fasilitas pelayanan kesehatan/fasilitas pelayanan kesehatan lainnya di tingkat daerah
yang dipimpin oleh pejabat pimpinan tinggi pratama.
Tugas :
a) Membuat rencana penyelenggaraan uji kompetensi.
b) Membentuk tim penguji kabupaten/kota.
c) Membuat surat pengajuan penyelenggaraan uji kompetensi kepada Dinas Kesehatan Provinsi.
d) Memfasilitasi penyelenggaraan uji kompetensi termasuk dalam menyiapkan fasilitas dan
sumber daya yang dibutuhkan di kabupaten/kota, antara lain:
e) membentuk kepanitiaan atau sekretariat uji kompetensi di Kabupaten/Kota;
f) mengkoordinir penyelenggaraan uji kompetensi di wilayah kerja kabupaten/kota;

38
g) menginformasikan maksud dan tujuan uji kompetensi kepada pejabat fungsional di
Instansinya; dan
h) mengidentifikasi jumlah pejabat fungsional yang layak ikut uji kompetensi.
i) Menerbitkan sertifikat uji kompetensi untuk pejabat fungsional yang diuji di kabupaten/kota.
j) Membuat BAP uji kompetensi seperti contoh sebagaimana tercantum dalam Formulir 1
Peraturan ini yang disampaikan kepada Pusat Peningkatan Mutu SDMK.
k) Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap penyelenggaraan uji kompetensi.
l) Melakukan pencatatan dan melaporkan penyelenggaraan uji kompetensi kepada Unit
Pembina dan Pusat Peningkatan Mutu secara manual maupun online meliputi:
a) Jumlah peserta uji;
b) Jenis jabatan fungsional;
c) Kategori dan jenjang jabatan fungsional;
d) Rekapitulasi kelulusan;
e) Metode uji kompetensi;
f) Materi uji kompetensi;
g) Tim penguji kompetensi; dan
h) Waktu dan tempat uji kompetensi.

K. Tim Penguji Kompetensi (TPK)


1. Persyaratan Menjadi Anggota Tim Penguji

a) Penguji (assesor), menduduki jenis jabatan fungsional yang sama dengan peserta uji.
b) Jenjang jabatan penguji setingkat lebih tinggi dari yang diuji.
c) Ditetapkan oleh Instansi Pembina dengan Surat Keputusan sekurang-kurangnya dari JPT
Pratama.
d) Memiliki gelar yang sama dengan peserta uji kopetensi peserta
e) Tim penguji kompetensi dapat dibentuk apabila terdapat sekurang-kurangnya 3 (tiga) pejabat
fungsional yang sama dalam satu instansi/ fasyankes/kabupaten kota
f) Memiliki sertifikat sebagai penguji kompetensi (Assesor). Jika tidak ada dapat diganti dengan
memiliki kemampuan teknis kompetensi, keprofesian, dan pemahaman mengenai jabatan
fungsional.
g) Tidak sedang menjalani hukuman disiplin.
Penguji atau Asesor Kompetensi adalah seseorang yang memiliki kompetensi dan memenuhi
persyaratan untuk melakukan dan/atau menilai Uji Kompetensi pada jenis dan kualifikasi tertentu
yang ditentukan oleh LSP/BNSP/Instansi Pembina, yaitu sebagai berikut:

a. Memahami Skema Sertifikasi yang relevan;


b. Mampu menerapkan prosedur Uji Kompetensi dan dokumentasi;
c. Fasih, secara lisan maupun tertulis, dalam bahasa yang digunakan untuk Uji Kompetensi;
dalam situasi dimana penerjemah bahasa dilibatkan;
d. Melakukan penilaian sesuai dengan panduan yang ditetapkan;
e. Memiliki keahlian sesuai dengan Skema Sertifikasi yang diujikan;
f. Memiliki sertifikat Asesor Kompetensi yang diterbitkan oleh LSP/BNSP.
g. Tidak melanggar kode etik Asesor.
h. Penilaian Valid, artinya menilai apa yang seharusnya dinilai, bukti-bukti yang dikumpulkan
harus mencukupi serta terkini dan asli;
i. Penilaian Reliabel, artinya penilaian bersifat konsisten, dapat menghasilkan kesimpulan yang
sama walaupun dilakukan pada waktu, tempat dan asesor yang berbeda;
j. Penilaian Fleksibel, artinya penilaian dilakukan dengan metoda yang disesuaikan dengan
kondisi peserta uji serta kondisi tempat asesmen kompetensi;
k. Penilaian Adil, tidak boleh ada diskriminasi terhadap peserta, dimana peserta harus
diperlakukan sama sesuai dengan prosedur yang ada dengan tidak melihat dari kelompok
mana dia berasal.
2. Tugas Tim Penguji Kompetensi
a) Menetapkan metode uji kompetensi, berkoordinasi dengan pimpinan instansi pengguna

39
b) Membuat rencana penilaian.

c) Menetapkan metode penilaian.

d) Menyiapkan perangkat penilaian.

e) Menyiapkan fasilitas dan sumber daya yang dibutuhkan.

f) Memeriksa dan memvalidasi data dokumen.

g) Melakukan penilaian uji kompetensi sesuai dengan metode yang ditetapkan.

h) Memberikan feedback hasil penilaian uji kepada peserta uji kompetensi.

i) Melakukan pemutakhiran instrumen uji kompetensi.

j) Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap hasil penyelenggaraan.

k) Melakukan pelaporkan kepada pimpinan penyelenggara uji yang meliputi jumlah peserta uji dan
yang lulus uji kompetensi, jenis jabatan fungsional, kategori dan jenjang jabatan fungsional,
rekapitulasi kelulusan, metode uji kompetensi, tim penguji kompetensi, waktu dan tempat uji
kompetensi.

4.Kedudukan Tim Penguji


a. Tim Penguji Tingkat Pusat

Direktur Jenderal menetapkan tim penguji tingkat pusat untuk jabatan fungsional kesehatan
yang menjadi binaannya berdasarkan usulan :

1. Unit Pembina jabatan Fungsional di kementerian Kesehatan dan


2. Pusat Peningkatan Mutu Sumber Daya Manusia.
b. Tim Penguji Instansi pada Unit Pelaksana Teknis Pusat di Lingkungan Kementerian Kesehatan
(eselon II) menetapkan tim penguji tingkat Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Kementerian
Kesehatan, yang berjumlah sekurang-kurangnya tiga (3) orang dan terdiri atas ketua dan
anggota.

c. Tim Penguji Instansi pada Instansi Kementerian/Lembaga non Kementerian selain Kementerian
Kesehatan (eselon II). serta tim penguji di UPT atau satuan kerja yang ada di bawah
lingkungannya

d. Tingkat Penguji Tingkat Provinsi dan Kabupaten Kota

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi/K/K menetapkan tim penguji tingkat provinsi, yang
berjumlah sekurang-kurangnya tiga (3) orang dan terdiri atas ketua dan anggota.

Contoh kasus: Kepala Dinas Kesehatan Provinsi menetapkan tim penguji tingkat Provinsi
untuk masing-masing jabatan fungsional kesehatan, tim penguji tingkat provinsi ini dapat berasal
dari Kantor Dinas Kesehatan Provinsi/K/K, Rumah Sakit P/K/K, Puskesmas atau fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya di bawah koordinasi Dinas Kesehatan Provinsi/K/K sepanjang
memenuhi syarat sebagi tim penguji.

40
K. Peserta Uji Kompetensi
Peserta Uji Kompetensi meliputi: PNS yang belum menduduki jabatan atau PNS yang akan
kenaikan jenjang JF, yang memiliki latar belakang pendidikan atau pelatihan atau pengalaman kerja
yang relevan dengan Standar Kompetensi Kerja yang akan diujikan,

a.Tahapan Uji Kopetensi

1) Peserta mengajukan diri mengikuti uji kopetensi (baik pengangkatan dalam jabatan fungsional
atau kenaikan jenjang jabatan fungsional) kepada Instansi pembina atau instansi pengguna
diketahui atasan langsung (AL)
2) Melakukan registrasi online uji kompetensi jabatan fungsional. melalui laman resmi Badan
Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (Badan PPSDMK)
(Sebagai pemutakhiran data)
3) Peserta mencetak bukti registrasi online.
4) Peserta mempersiapkan berkas portofolio dan data dukung yang diperlukan.
5) Setelah ditetapkan menjadi calon peserta, melakukan konsultasi dengan tim penguji di
wilayah.
6) Kepala Instansi Pembina (Kepala UPT Kementerian/UPT Pusat, Dinas Kesehatan Provinsi
dan Kabupaten/Kota/UPT Provinsi dan K/K) mendapatkan password untuk memverifikasi data
peserta yang telah mendaftar onlene di BPSDMK Pusat
7) Mengikuti uji sesuai tempat, waktu, metode yang telah ditetapkan.
8) Bila lulus, mendapatkan feedback dan mendapat sertifikat uji kompetensi, bila tidak lulus,
boleh mengikuti uji ulang pertama dan ulang kedua (2 x ulangan) sesuai dengan jadwal yang
ditetapkan oleh pelaksana.
9) Bila uji ulang yang kedua tidak lulus maka pimpinan instansi pengguna memberikan
peningkatan pengetahuan dan keterampilan kepada pejabat fungsional tersebut.
b.Persiapan Uji Kompertensi Pada Instansi Pembina

Instansi pembina (Unit Pembin JF Kemenkes dan Dinas Kesehatan Provinsi/K/K) membuat
perencanaan kebutuhan uji kompetensi pejabat fungsional yang menjadi binaannya.
1. Melakukan pemetaan terhadap pejabat fungsional yang akan menduduki jabatan fungsional
2. Melakukan identifikasi pejabat fungsional yang akan naik jenjang.
3. Perencanaan anggaran biaya penyelenggaraan
4. Menyusunan metode uji, materi uji, perangkat pengujian, sarana dan prasarana, waktu dan
tempat uji kompetensi.
5. Pembinaan dan pengawasan uji kompetensi sesuai dengan lingkup masing-masing.
6. Verifikasi dan validasi Calon Peserta Uji kompetensi secara online. Kepala Dinas kesehatan
Provinsi/kabupaten/kota, dan Pimpinan Unit Pembina di Kementerian Kesehatan menugaskan
staf untuk melakukan verifikasi data peserta yang telah mendata secara online. Pimpinan
instansi penyelenggara dan unit Pembina akan mendapatkan password untuk dapat
memverifikasi data online calon peserta uji tersebut.
7. Pimpinan instansi penyelenggara dan unit Pembina mengajukan proposal Permohonan
Rekomendasi Pelaksanaan Uji kepada Pusat Peningkatan Mutu Sumber Daya Manusia
Kesehatan dan diberikan kepada pelaksana uji yang mengajukan proposal perencanan
pelaksanaan uji setelah dilakukan verifikasi secara berjenjang.
Setiap pelaksana uji membuat proposal perencanaan uji kompetensi meliputi calon peserta
uji, waktu pelaksanaan uji, tempat pelaksanaan uji, metode pelaksanaan uji, tim penguji,
pembentukan sekretariat pelaksanaan uji kompetensi.

K. Materi Uji Kompetensi Kerja

Materi Uji Kompetensi jabatan fungsional kesehatan mengacu pada

a. Butir butir kegiatan jenjang jabatan yang sedang dipangku (75% - 80%)
b. Butir butir kegiatan jenjang jabatan yang akan dipangku (20% - 25%)

41
L. Metode Uji Kompetensi Kerja

Metode uji kompetensi berupa

a. Uji Portofolio,
b. Uji Tulis,
c. Uji Lisan
d. Uji Praktik.
Uji portofolio merupakan satu metode wajib dalam pelaksanaan uji kompetensi. Namun untuk
metode uji tulis, uji lisan atau uji praktik merupakan metode uji pilihan.

a. Penilaian Portofolio

Merupakan metode wajib yang merupakan laporan lengkap segala aktifitas seseorang yang
dilakukannya yang menunjukan kecakapan pejabat fungsional kesehatan dalam bidangnya masing
masing. Merupakan suatu metode penilaian yang berkesinambungan dengan mengumpulkan
informasi secara sistematik atas hasil pekerjaan seseorang.

Unsur Penilaian portofolio :

a) Komponen Utama

1.Bukti Kegiatan Pelayanan/asuhan (SPMK)

Komponen pelayanan/asuhan mengacu pada butir kegiatan jenjang jabatan fungsional


dengan kriteria:

(1) 75% - 80% komponen pelayanan/asuhan berasal dari kompetensi


jenjang jabatan yang sedang dipangkunya; dan
(2) 20% - 25% komponen pelayanan/asuhan berasal dari kompetensi yang
akan dipangkunya.
b).Komponen Tambahan, berupa:

(1) Sertifikat Pelatihan

Bukti fisik diklat berupa sertifikat atau STTPL asli yang dikeluarkan oleh lembaga
penyelenggara yang syah. harus dilengkapi dengan laporan singkat hasil diklat yang meliputi
tujuan diklat, materi diklat dan manfaat diklat untuk perbaikan pelayanan kesehatan.

Sertifikat dapat dinilai apabila:

(a) Materi diklat relevansi dengan jabatan fungsional yang dipangkunya.


dengan katagori
o Relevan (R), apabila materi diklat secara langsung dapat menunjang peningkatan
kompetensi teknis di jenjang yang akan dipangkunya.
o Tidak Relevan (TR) tidak menunjang peningkatan kompetensi tidak dinilai.
(b) Durasi diklat sekurang kurangnya 30 JPL.

(c) Jumlah sertifikat yang dapat dinilai sebanyak 3 (tiga) sertifikat per tahun, apabila dalam satu
tahun ditemukan lebih dari tiga sertifikat/piagam maka yang dinilai hanya 3 (tiga)
sertifikat/piagam saja.

(2) Karya Pengembangan Profesi

(3) Penghargaan yang relevan di bidang kesehatan.

b. Uji Tulis, merupakan salah satu cara untuk mengukur pengetahuan dan pemahaman pejabat
fungsional untuk dapat menganalisis dan memecahkan masalah terkait kompetensi. Metode uji
tulis dalam uji kompetensi yang digunakan dapat dalam bentuk pertanyaan dengan pilihan ganda.

42
c. Uji Lisan/wawancara dapat dilakukan bersamaan dengan metode uji lainnya atau dilakukan
tersendiri.

d. Uji Praktik, merupakan ujian praktik atas tindakan/ prosedur tindakan dari butir-butir kegiatan
jenjang jabatan dari masing-masing jabatan fungsional kesehatan untuk melihat kemampuan
peserta uji dari aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap.

L. Tempat Uji Kompetensi (TUK)


Tempat Uji Kompetensi adalah tempat kerja atau tempat lainnya yang memenuhi persyaratan
untuk digunakan sebagai tempat pelaksanaan Uji Kompetensi.

a. Unit Utama Kementerian Kesehatan


b. Dinas Kesehatan Provinsi;
c. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota;
d. Unit Pelaksana Teknis Pusat;
e. Unit Pelaksana Teknis Daerah;
f. Klinik/Poliklinik yang ada pada Kementerian/Lembaga;
g. Rumah Sakit;
h. Puskesmas;
i. Institusi/Fasilitas Kesehatan Lainnya yang memiliki pejabat fungsional kesehatan; dan
j. Tempat lain yang ditunjuk atau ditetapkan oleh pelaksana uji.
Pemantauan

a) Pusat Peningkatan Mutu SDMK evaluasi uji kompetensi terhadap unit Pembina,
Kementerian/Lembaga non Kementerian selain Kementerian Kesehatan dan Dinkes Provinsi.

b) Unit Pembina evaluasi uji kompetensi penyelenggaraan uji di Dinas Kesehatan Provinsi, serta
melakukan pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan uji kompetensi terhadap Dinkes
Kabupaten/Kota dan UPT Provinsi.
d) Dinkes Kabupaten/Kota adalah melakukan pemantauan dan evaluasi uji kompetensi terhadap
tempat penyelenggara uji di wilayahnya.

L. Sertifikat Uji Kompetensi


Sertifikasi kompetensi merupakan proses pemberian sertifikat kompetensi yang dilakukan secara
sistematis dan obyektif melalui uji kompetensi yang mengacu kepada Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia, standar internasional dan/atau standar khusus.
Sertifikat Kompetensi pada dasarnya diberikan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi atau Badan
Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Tetapi bagi jabatan fungsional kesehatan Sertifikat Uji
kompetensi merupakan bukti pengakuan tertulis atas penguasaan kompetensi kerja yang diberikan
kepada pejabat fungsional kesehatan yang telah lulus uji kompetensi jabatan fungsional diberikan
oleh instansi pembina yang ditandatangani oleh pimpinan instansi penyelenggara uji kompetensi dan
ketua tim penguji

43
Contoh :
BERITA ACARA PELAKSANAAN (BAP)
UJI KOMPETENSI JABATAN FUNGSIONAL KESEHATAN (UK-JFK)

Pada hari ini … tanggal … bulan … tahun … telah dilaksanakan uji kompetensi jabatan
fungsional … (jenis jabatan fungsional) yang bertempat di …
1. Jumlah peserta uji keseluruhan : … orang
2. Jumlah Peserta yang lulus : … orang
3. Jumlah Peserta tidak lulus : … orang
Kendala yang dihadapi
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………..
Saran/Perbaikan penyelenggaraan uji
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
Tempat, tanggal – bulan –tahun
Pimpinan Instansi Penyelenggara Ketua Tim Penguji
Uji Kompetensi
Nama Nama

INSTANSI PEMBINA JABATAN FUNGSIONAL


A. Instansi Pembina JF
Tabel 12 : Jabatan Fungsional Pada Instansi Pembina.
Instansi Pembina Jabatan Fungsional
a. Jabatan Fungsional Penunjang Tugas Khusus (JFPTK)
Biro/Bidang pada 1) Analis Anggaran dan Pendapatan Belanja Daerah dan Negara .
Seketariat Pemerintah 2) Analisa Keuangan Pusat dan Daerah.
Daerah (Penempatan pada 3) Perancang perundang-undang di daerah
Bidang dan Biro di sesuai 4) Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah
dengan uraian tugas) (supervise provinsi ke Kab/Kota)
5) Analisis kebijakan (di instansi daerah)
6) Pengadaan barang dan jasa (kebutuhan, pemeliharaan aset)
7) Analis Kepegawaian
8) Assesor SDM Aparatur
9) Auditor Kepegawaian
a. b. Jabatan Fungsional Penunjang Tugas Umum (JFPTU)*
Badan a. Jabatan Fungsional Instansi Pembina (JFIP):
Kepegawaian Daerah 1) Analis Kepegawaian
2) Assesor SDM Aparatur
3) Auditor Kepegawaian
b. Jabatan Fungsional Penunjang Tugas Khusus (JFPTK) :
1) Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah
(supervise provinsi ke Kab/Kota)
2) Statistisi
3) Analisis kebijakan (di instansi daerah)
4) Pengadaan barang dan jasa (kebutuhan, pemeliharaan aset)
c.Jabatan Fungsional Penunjang Tugas Umum (JFPTU) *
Badan Diklat Pemerintah a. Jabatan Fungsional Instansi Pembina (JFIP):
Daerah 1) Widyaiswara
2) Analis Kepegawaian
3) Assesor SDM Aparatur
4) Auditor Kepegawaian
b. Jabatan Fungsional Penunjang Tugas Khusus (JFPTK) :
1) Pustakawan
2) Instruktur
3) Pengembang Teknologi Pembelajara

44
4) Pranata Laboratorium Pendidikan
5) Analisis kebijakan (di instansi daerah)
6) Pengadaan barang dan jasa (kebutuhan, pemeliharaan aset)
7) Humaas
c. Jabatan Fungsional Penunjang Tugas Umum (JFPTU) *
Kantor Camat beserta a. Jabatan Fungsional Penunjang Tugas Khusus (JFPTK) ;:
perangkat di Kecamatan, 1) Penghulu
al; 2) Penyuluh Agama
a. UPT Pertanian 3) Pekerja Sosial
b. UPTD Peternakan 4) Penyuluh Sosial
c. UPTD Sosial 5) Hubungan Masyarakat (Humas)
d. UPTD Pendidikan 6) Penyuluh Keluarga Berencana
e. UPTD BKKBN 7) Penyuluh Pajak
f. UPTD Kantor Pajak 8) Penyluh Perindustrian
g. UPTD Industri 9) Pengawas Bibit Ternak
h. UPTD Kehutanan 10) Penyuluh Pertanian
i. UPTD Kemn Hukum 11) Penyuluh Kehutanan
j. UPTD Kebudayaan, 12) Penyuluh Hukum
k. UPTD Kantor Agama 13) Penyuluh Narkona
(Kuaket) 14) Penilai Pajak Bumi dan Bangunan
l. UPTD Pengawas 15) Penggerak Suadaya Masyarakat (penggera ekonomi masyarakat)
Gunung Berapi 16) Pamong Belajar (pengawas mutu pendidikan diluar sekolah, pemuda
dan olah raga)
17) Pamong Budaya (membina kebudayaan, seni, bahasa, purbakala,
musium di Kecamatan)
18) Pengamat gunung api
19) Rescuer (antar kecamatan)
b. Jabatan Fungsional Penunjang Tugas Umum (JFPTU) *
PNS pada lembaga Daera a. Jabatan Fungsional Instansi Pembina (JFIP):
(contoh Sipil pada KIP, 1. Sesuai pada Rumpun jabatan
Sipil pada Polda, Polres, b. JFTK (Jabatan Fungsional Tugas Khusus) :**
Polsek Seketarias DPR dll) 1) Pustakawan
2) Instruktur
3) Pengembang Teknologi Pembelajara
4) Pranata Laboratorium Pendidikan
5) Analisis kebijakan (di RS/Puskesmas/Layanan Kesehatan)
6) Pengadaan barang dan jasa (kebutuhan, pemeliharaan aset)
7) Analis Kepegawaian
8) Assesor SDM Aparatur
9) Auditor Kepegawaian
10) Pengendali Dampak Lingkungan
11) Rescuer
12) Pekerja Sosial
13) Penuluh Narkoba
14) Sandiman
15) Agen
16) Penyuluh Hukum
c. Jabatan Fungsional Penunjang Tugas Umum (JFPTU) *
PNS Pada Dinas dan Badan Daerah, ditempatkan seseui Rumpun Jabatan **
Rumah Sakit Daerah a. Jabatan Fungsional Instansi Pembina (JFIP):
(Umum dan Khusus), 1. 28 Jabatan Fungsional Rumpun Kesehatan
Puskesmas dan Pelayanan b. Jabatan Fungsional Penunjang Tugas Khusus (JFPTK) ; :
Kesehatan pemerintah 1) Pustakawan
(klinik instansi) 2) Instruktur
3) Pengembang Teknologi Pembelajara
4) Pranata Laboratorium Pendidikan
5) Analisis kebijakan (di RS/Puskesmas/Layanan Kesehatan)
6) Pengadaan barang dan jasa (kebutuhan, pemeliharaan aset)
7) Analis Kepegawaian
8) Assesor SDM Aparatur
9) Auditor Kepegawaian
10) Pengendali Dampak Lingkungan
11) Rescuer
12) Pekerja Sosial
13) Penuluh Narkoba
14) Penuluh KB
c. Jabatan Fungsional Penunjang Tugas Umum (JFPTU) *
Dinas Kesehatan dan UPT a. Jabatan Fungsional Instansi Pembina (JFIP):
sejenisnya (Kesehatan 1) Adeministrator Kesehatan

45
Pelabuhan, Keshatan 2) Epidemiologi Kesehatan
ternak, Pengawas 3) Entomologi Kesehatan
pertanian, Ikan dll) 4) Penyuluh Kesehatan,
5) Pembimbingan Kesehatan Kerja
6) Penyuluh pada UPT kesehatan (pada pertanian,perikanan, hewan,
KB)
7) Pranata laboratorium kesehatan (pada UPT laboratorium)
8) Sanitarian
9) Apoteker dan Asisten Apoteker (UPT pada gudang farmasi)
10) Teknisi Transfusi Darah ( pada UPT PMI)
b. Jabatan Fungsional Penunjang Tugas Khusus (JFPTK) ; :
1) Pustakawan
2) Instruktur
3) Pengembang Teknologi Pembelajara
4) Pranata Laboratorium Pendidikan
5) Analisis kebijakan (di RS/Puskesmas/Layanan Kesehatan)
6) Pengadaan barang dan jasa (kebutuhan, pemeliharaan aset)
7) Analis Kepegawaian
8) Assesor SDM Aparatur
9) Auditor Kepegawaian
10) Pengendali Dampak Lingkungan
11) Rescuer
17) Pekerja Sosial
18) Penyuluh Sosial
19) Penuluh Narkoba
20) Penuluh KB
12) Pengawas Farmasi Dan Makanan
c. Jabatan Fungsional Penunjang Tugas Umum (JFPTU) *
Dinas/Badan/UPT a. Jabatan Fungsional Instansi Pembina (JFIP)
Pertanian Daerah 1) Analis Pasar Hasil Pertanian
2) Medik Veteriner
3) Paramedik Veteriner
4) Pengawas Benih Tanaman
5) Pengawas Bibit Ternak
6) Pengawas Mutu Hasil Pertanian
7) Pengawas Mutu Pakan
8) Pengendali OPT
9) Penyuluh Pertanian
10) Pemeriksa PVT
11) Analis Ketahanan Pangan
c. Jabatan Fungsional Penunjang Tugas Khusus (JFPTK) ;
1) Pustakawan
2) Instruktur
3) Pengembang Teknologi Pembelajara
4) Pranata Laboratorium Pendidikan
5) Analisis kebijakan (di RS/Puskesmas/Layanan Kesehatan)
6) Pengadaan barang dan jasa (kebutuhan, pemeliharaan aset)
7) Analis Kepegawaian
8) Assesor SDM Aparatur
9) Auditor Kepegawaian
10) Pengendali Dampak Lingkungan
11) Analis Anggaran dan Pendapatan Belanja Daerah dan Negara .
12) Analisa Keuangan Pusat dan Daerah.
13) Perancang perundang-undang di daerah
c. Jabatan Fungsional Penunjang Tugas Umum (JFPTU)*
NB :

46
HUKUMAN DISIPLI DISIPLIN JABATAN FUNGSIONAL

(Pasal 86 UU ASN No. 5/2014)

Pegawai Negeri Sipil menempati kedudukan yang mulia, sebagai unsur aparatur Negara yang
memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional, jujur, adil dan merata dalam
penyelenggaraan tugas Negara, pemerintahan, dan pembangunan.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Peraturan

Disiplin Pegawai Negeri Sipil disebutkan peraturan disiplin adalah peraturan yang

mengatur kewajiban, larangan, dan sanksi apabila kewajiban tidak ditaati atau larangan dilanggar
oleh seorang Pegawai Negeri Sipil.

A. Hukuman Karna Melanggar Disiplin


Hukuman disiplin adalah hukuman yang dijatuhkan kepada PNS karena melanggar peraturan
disiplin PNS.

a. Tingkat hukuman disiplin terdiri dari:

a) Hukuman disiplin ringan;


b) Hukuman disiplin sedang; dan
c) Hukuman disiplin berat.
b. Jenis hukuman disiplin ringan terdiri dari:

a) Teguran lisan;
b) Teguran tertulis; dan
c) Pernyataan tidak puas secara tertulis.
c. Jenis hukuman disiplin sedang huruf b terdiri dari:

a) Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1(satu) tahun;


b) Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun; dan
c) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun.
d. Jenis hukuman disiplin berat terdiri dari:

a) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun;


b) Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah;
c) Pembebasan dari jabatan;
d) Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai pns;
e) Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS.

B. Hukuman Karena Kinerja


a) Hukuman Karena Tidak Mencapai Target SKP (Sasaran Kinerja Pegawai PP.46/2011)
b) Hukuman karena Tidak mencapai Kinerja Angka Kredit agi JF
c) Cara Pemberhentian dari Jabatan PNS

C. Hukuman Berat Dengan Hormat Dan Tidak Hormat

a) Hukuman karena makar


b) Hukuman Terlibat menjadi anggota/pengurus partai Politik
c) Hukuman Terlibat kampanye Politik
d) Hukuman Terlibat Korupsi
e) Hukuman Terlibat Pidana Umum
47
f) Hukuman kawin lebih dari satu tampa izim pimpinan dan istri pertama
D. Cara Pemberhentian dari PNS (Hukuman Disiplin Berat)
Pemberhentian PNS ditetapkan dengan PP No. 32/1979 dan perubahan ke empat PP no
32/1979 menjadi PP No. 19 Tahun 2013 tentang Perubahan ke empat pemberhentian PNS

a. Pemberhentian Dengan Hormat Atau Tidak Dengan Hormat Dari PNS

Pasal 266 PP No. 19 Tahun 2013:

a) Usulan dari PPK Pusat dan Daerah kepada Presiden bagi PNS yang menduduki JPT utama,
JPT madya, dan JF ahli utama; atau
b) Usulan PyB kepada PPK bagi PNS JPT pratama, JA, JF selain JF ahli utama.
Keputusan pemberhentian ditetapkan paling lama 21 (dua puluh satu) hari kerja setelah usul
pemberhentian diterima.

b. Kewenangan Pemberhentian, Pemberhentian Sementara, dan Pengaktifan Kembali


Pasal 288 PP No. 19 Tahun 2013 Presiden menetapkan pemberhentian PNS di lingkungan
Instansi Pusat dan Daerah yang menduduki JPT utama, JPT madya, dan JF ahli utama.

Pasal 289 PP No. 19 Tahun 2013 Selain JPT utama, JPT madya, dan JF ahli utama, Presiden
dapat mendelegasikan kewenangan pemberhentian PNS kepada:
a. Menteri di kementerian;
b. Pimpinan lembaga di lembaga pemerintah nonkementerian;
c. Sekretaris jenderal di sekretariat lembaga negara dan lembaga nonstruktural;
d. Gubernur di provinsi; dan
e. Bupati/walikota di kabupaten/kota.
f. Jaksa Agung; dan
g. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia.
h. Kepala Badan Intelejen Negara; dan
i. Sekretaris Mahkamah Agung.
j. Pejabat lain yang ditentukan oleh Presiden
Pasal 290 PPK Pusat/Daerah Provinsi /Kab/Kota menetapkan pemberhentian terhadap:
a. Calon PNS yang tidak memenuhi syarat untuk diangkat menjadi PNS di lingkungannya;
Untuk PNS yang menduduki:
a) JPT pratama;
b) JA;
c) JF ahli madya, JF ahli muda, dan JF ahli pertama; dan
d) JF penyelia, JF mahir, JF terampil, dan JF pemula.

E. Hukuman PNS Karena Tidak Mencapai Target SKP

Berdasarkan evaluasi Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) pada PP.46/2011, hukuman dapat
diberikan pada PNS berupa :

a. Hukdis Berat : Penurunan Pangkat Selama 3 Tahun

a) Bagi PNS/CPNS yang tidak menyusun SKP atau capaian SKP < 25 (Pasal 6)
b) Bagi Pejabat penilai yang tidak menilai prestasi kerja pegawai (Pasal 19)
b. Hukdis Sedang : Penundaan KGB Selama 1 Tahun , bagi PNS/CPNS yg capaian SKP 25

s.d. 50,

F. Mekanisme Pemberian Hukuman Bagi PNS Tidak Mencapai Target SKP

48
Mekanisme pemberiuan hukuman berdasarkan PP.46/2011 sebagai berikut :

a) Adanaya kasus pengaduan/temuan dari Satker atau audit Itjen kepada PPK/PyB,
b) Bukti adanya panggilan tertulis terhadap PNS oleh PPK/PyB sebanyak 2 x
c) Ferivikasi data surat pengaduan kasus pelanggaran disiplin kepada PPK/PyB;
d) Surat Panggilan Secara Tertulis (maksimal 2 Kali);
e) Formulir Nilai Capaian SKP;
f) Formulir Penilaian SKP oleh Pejabat Penilai;
g) Berita Acara Pemeriksaan (BAP) oleh PyB;
h) Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP);
i) Daftar Hadir Pegawai (Absensi) yg dilegasir oleh PyB;
j) Usul rekomendasi hukuman displin dari PyB kepada Biro Kepegawaian (telaah kasus)
k) Sidang DPK jika hukuman berat dihadiri pembelaan dari terdakwa
l) Surat Keputusan PPK/PyB dalm 21 hari
m) PNS dapat banding ke BAPEK / PTUN / MA (jika hudis berat diterima)

BAB XVI

PEMBERHENTIAN DARI PEGAWAI NEGERI SIPIL

(PP Nomor 32 Tahun 1979 )

Pemberhentian sebagai PNS diatur dalam PP Nomor 32 Tahun 1979, pemberhentian/pangsiun


PNS dilakukan oleh PyB dalam suatu instansi yang mengakibatkan seorang Pegawai Negeri Sipil
kehilangan statusnya sebagai PNS.

Pemberhentian PNS ada 2 (dua) Golongan, yaitu

a. Pemberhentian dengan hormat (pangsiun)


b. Pemberhentian dengan tidak hormat.
Pemberhentian PNS dapat dilakukan :

a. Atas permintaan sendiri;


b. Karena mencapai batas usia pensiun;
c. Karena adanya penyederhanaan organisasi;
d. Karena melakukan pelanggaran atau tindak pidana atau penyelewengan;
e. Karena tidak cakap jasmani dan rohani;
f. Karena meninggalkan tugas;
g. Karena meninggal dunia atau hilang;
h. Karena hal-hal lain.
A. Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil Atas Permintaan Sendiri

49
Diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil. Akan tetapi permintaan berhenti
dari PNS dapat ditolak apabila PNS yang bersangkutan masih terikat dalam keharusan bekerja pada
Pemerintah atau ditunda paling lama 1 (satu) tahun, apabila ada kepentingan dinas yang mendesak.

B. Pemberhentian Karena Telah Mencapai Batas Usia pangsiun (BUP)

Batas usia pensiun (BUP) Pegawai Negeri Sipil adalah 58 tahun. Pemberhentian dengan hormat
diberitahukan kepada Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan satu tahun sebelum mencapai batas
usia tersebut. namun dapat diperpanjang sampai dengan BUP 60 tahun atau 65 tahun:

Tabel 9 : Batas Usia Pangsiun (BUP) PNS

BUP Bagi Jabatan PNS


58 Thn a. Jabatan Adeministrator
b. Jabatan Pengawas
c. Jabatan Pelaksana
d. Jabatan Fungsional sampai Ahli Muda
e. Hakim pada Mahkamah Pelayaran;
f. Hakim pada Pengadilan Tinggi;
g. Hakim pada Pengadilan Negeri;
h. Hakim Agama pada Pengadilan Agama Tingkat Banding;
i. Hakim Agama pada Pengadilan Agama.
60 thn a. Ketua dan Wakil Ketua, Ketua Muda, dan Hakim Anggota Mahkamah Agung;
b. Jaksa Agung;
c. Pimpinan Sekretariat Lembaga Tertinggi Negara;
d. Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen;
e. Seluruh eselon I dan II;
f. Dokter yang ditugaskan secara penuh pada Lembaga Kedokteran Negeri sesuai
dengan profesinya;
g. Pengawas Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama atau Atas;
h. Guru yang ditugaskan secara penuh pada SLTA dan SLTP;
i. Penilik Taman Kanak-Kanak, Penilik Sekolah Dasar, Penilik Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama;
j. Guru yang ditugaskan pada Sekolah Dasar
65 thn a. Ahli Peneliti;
b. Guru besar, Lektor Kepala, Lektor pada perguruan tinggi;
c. Jabatan Fungsional Widyaiswara atau jabatan lain yang ditentukan oleh Presiden.

C. Pemberhentian Karena Penyederhanaan Organisasi

Penyederhanaan terhadap satuan organisasi mengakibatkan adanya kelebihan Pegawai Negeri


Sipil dimaksud disalurkan kepada instansi Negara atau Pemerintah lainnya. atau diberhentikan
dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil dengan mendapatkan hak-hak Kepegawaian sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

D. Pemberhentian Karena Melakukan Pelanggaran

Tindak Pidana/Penyelewengan sebagai PNS dapat diberhentikan dengan tidak hormat sebagai
PNS karena:

a. Melanggar sumpah dan janji PNS, sumpah dan janji jabatan PNS atau Peraturan Disiplin
PNS;
50
b. Dihukum penjara yang sudah mempunyai kekuatan hukum yang tetap, karena Tindak
Pidana Kejahatan dengan pidana penjara setinggi-tingginya 4 (empat) tahun.

c. Dapat diberhentikan dengan tidak hormat sebagai PNS apabila dipidana penjara atau
kurungan berdasarkan Keputusan Pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap,
karena:

a). Melakukan suatu tindak Pidana Kejahatan Jabatan atau Tindak Pidana Kejahatan
yang Ada Hubungannya Dengan Jabatan;

b). Melakukan suatu tindak Pidana Kejahatan seperti dimaksud dalam pasal 104 sampai
dengan pasal 161 KUHP.

E. Pemberhentian Karena Tidak Cakap Jasmani Atau Rohani

Diberhentikan dengan hormat dengan mendapat hak-hak berdasarkan surat keterangan Tim
Penguji Kesehatan dinyatakan:

a) Tidak dapat bekerja lagi dalam semua Jabatan Negeri karena kesehatannya;
b) Menderita penyakit atau kelainan yang berbahaya bagi dirinya sendiri dan atau
c) lingkungan kerjanya;
d) Setelah berakhirnya cuti sakit, belum mampu bekerja kembali.

F. Pemberhentian Karena Meninggalkan Tugas

PNS meninggalkan tugas selama 2 (dua) bulan berturut-turut diberhentikan pembayar an


gajinya mulai bulan ketiga. Untuk selanjutnya apabila dalam waktu 6 (enam) bulan secara terus-
menerus meninggalkan tugasnya secara tidak sah, maka yang bersangkutan diberhentikan dengan
tidak hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil.

G. Pemberhentian Karena Meninggal Dunia

Diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil Begitu juga Pegawai Negeri Sipil
yang hilang, dianggap telah meninggal dunia pada akhir bulan ke 12 (dua belas) sejak yang
bersangkutan dinyatakan hilang. Pernyataan hilang dibuat oleh pejabat yang berwenang berdasarkan
surat keterangan atau berita acara dari pejabat yang berwajib.

H. Pemberhentian Karena Hal-Hal Lain

Pegawai Negeri Sipil yang tidak melaporkan diri kembali kepada instansi induknya

setelah habis menjalankan cuti di luar tanggungan negara, tidak dapat dipekerjakan kembali karena
tidak ada lowongan, maka yang bersangkutan diberhentikan dengan hormat. Pemberhentian ini
disertai dengan hak-hak kepegawaian sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku.

51
BATAS USIAN PANGSIUN JABATAN FUNGSIONAL

Table 14 : Batas Usia Pansiun (BUP) Jabatan Struktural PNS


No Jabatan Fungsional BUP Berlaku
1 Jabatan Administrasi: 58 Tahun UU no. 5 Tahun
a. Administrator, 2014
b.Pengawas, PP no. 21 tahun
c. Pelaksana. 2014
2 Jabatan Pimpinan Tinggi 60 Tahun UU no. 5 Tahun
a. Pimpinan Tinggi Utama (eselon Ia) 2014
b.Pimpinan Tinggi Madya (eselon I.b, dan II.a) PP no. 21 tahun
c. Jabatan Pimpinan Tinggi Pertama (eselon II.a dan 2014
II.b)

C. Batas Usia Pangsiun Jabatan Fungsional


Tabel 15 : Batas Usia Pansiun (BUP) Jabatan Fungsional PNS
No Jabatan Fungsional BUP Berlaku
1 1. Pejabat Fungsional Ahli 58 tahun PP no. 21 tahun
a. Ahli Muda dan 2014
b. Ahli Pertama
2. Pejabat Fungsional Keterampilan;
2 a. Jabatan Fungsional Ahli Utama dan Ahli Madya; 60 tahun PP no. 21 tahun
b. Jabatan Fungsional Apoteker; 2014
c. Jabatan Fungsional Dokter yang ditugaskan secara penuh
pada unit pelayanan kesehatan negeri;
d. Jabatan Fungsional Dokter Gigi yang ditugaskan secara penuh
pada unit pelayanan kesehatan negeri;
e. Jabatan Fungsional Dokter Pendidik Klinis Muda dan
Pertama;
f. Jabatan Fungsional Medik Veteriner;
g. Jabatan Fungsional Penilik;
h. Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah;
i. Jabatan Fungsional Widyaiswara Madya dan Muda;
j. Jabatan Fungsional lain yang ditentukan oleh Presiden.
k. Dosen Program pendidikan Akademik dan Profesional
Asisten Ahli
l. Guru
3 a. Jabatan Fungsional Peneliti Utama dan Peneliti Madya yang 65 tahun PP no. 21 tahun
ditugaskan secara penuh di bidang penelitian; 2014
b. Jabatan Fungsional Dokter Pendidik Klinis Utama dan
Madya;
c. Jabatan Fungsional Widyaiswara Utama;
d. Jabatan Fungsional Pengawas Radiasi Utama;
e. Jabatan Fungsional Perekayasa Utama;
f. Jabatan Fungsional Pustakawan Utama;.com
g. Jabatan Fungsional Pranata Nuklir Utama; atau
h. Jabatan Fungsional lain yang ditentukan oleh Presiden.
i. Dosen Program Pendidikan Akademik dan Profesional Lektor
dan Letor Kepala
Pegawai Negeri Sipil yang sedang menduduki Jabatan Fungsional Ahli Muda, Ahli Pertama, dan
Fungsional Trampil Penyelia, belum mencapai batas usia pension sebelum berlakunga PP no. 21 tahun
2014, 30 Januari 2014. BUP dapat diperpanjang sampai dengan 60 (enam puluh) tahun,

52
TUGAS DAN IZIN BELAJAR JABATAN FUNGSIONAL

Surat Edaran No. 4 tahun 2013

Tentang Tugas Belajar Dan Izin Belajar PNS

A. Usia Maksimum

a. Program D.I, D.II, D.III dan Program I (S.1) atau setara berusia paling tinggi 25 (dua puluh
lima) tahun
b. Program II (S.2) atau setara berusia paling tinggi 37 (tiga puluh tujuh ) tahun
c. Program III (S.3) atau setara berusia paling tinggi 40 (empat puluh tahun ) tahun
Untuk daerah terpencil, tertinggal, dan terluar atau jabatan sangat diperlukan, usia maksimal
dapat ditetapkan menjadi :

a. Program D.I, D.II, D.III dan Program I (S.1) atau setara berusia paling tinggi 37 (tiga puluh
tujuh ) tahun
b. Program II (S.2) atau setara berusia paling tinggi 42 (empat puluh dua ) tahun
c. Program III (S.3) atau setara berusia paling tinggi 47 (empat puluh tujuh) tahun.

B. Tugas Belajar

a. Program studi di dalam negeri yang akan diikuti telah mendapatkan persetujuan/ akreditasi
minimal B dari lembaga yang berwenang
b. Bagi PNS yang menduduki Jabatan Fungsional (JF) di bebaskan dari jabatan
c. Setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan (SKP) 1 (satu) tahun terakhir paling kurang
bernilai baik
d. Bagi PNS yang menduduki jabatan fungsional dosen mengikuti program tugas belajar atau
izin belajar untuk Program Strata II (S.2) atau setara dan Program Setara (S.3) atau setara,
usia paling tinggi 50 tahun, sampai tahun 2015.
C). Izin Belajar

a. Program studi di dalam negeri yang akan diikuti telah mendapatkan persetujuan/ akreditasi
minimal B dari lembaga yang berwenang.
b. PNS tidak berhak menuntut penyesuaian ijazah ke dalam pangkat yang lebih tinggi, kebuali
terdapat formasi

53
GAJI, TUNJANGAN JABATAN DAN TUNJANGAN KINERJA

(PP No. 11 Tahun 2003 . Gaji Pegawai Negeri Sipil)

Tabel 11 : Jabatan Fungsional, pangkat AK dan Tujngan Fungsional


A. Jenjang Jabatan Fungsional Terampil
Jabatan Pangkat Angka Kredit Tunjangan
Kenaikan Fungsional lama
Pangkat/jabatan
a. Penyelia III c - III d 80-100 Rp. 500.000
b. Mahir III a - III b 40-60 Rp. 265.000
c. Pelaksana II b - IIc - IId 25-30 Rp. 240.000
d. Pemula II a 20 Rp. 220.000
A. Jenjang Jabatan Fungsional Ahli

Jabatan Pangkat AK Tunjangan


a. Madya IV a - IV b-IV c 400-,450,700 Rp 850.000,
b. Muda III c - III d 200-300 Rp 600.000,
c. Pertama III a - III b 100-150 Rp 300.000,
Widyaiswara
a. Utama IV d - IV e 850,1050 Rp 1.400.000,
b. Madya IV a - IVb-IVc 400-,450,700 Rp 1.000.000,
c. Muda III c - III d 200-300 Rp 700.000,
d. Pertama III a - III b 100-150 Rp 325.000,
Guru:
a. Guru Utama IV/d; dan IV/e. 850,1050 Tufung 300.000 +
b. Guru Madya IV/a; IV/b; dan IV/c. 400-,450,700 Tunjangan
c. Guru Muda III/c; dan III/d. 200-300 Profesi/sertifikasi
d. Guru Pertama III/a; dan III/b; 100-150 sebesar gaji pokok
Dosen
a. Guru besar atau
Profesor IV d - IV e 850,1050 Rp1.350.000,
b. Lektor kepala IV a - IV b-IVc 400-,450,700 Rp 900.000,
c. Lektor III c - III d 200-300 Rp 700.000,
d. Asisten ahli III a - III b 100-150 Rp 375.000,
Dokter/DokterGigi/Apote
ker :
a. Dokter Utama IV d - IV e 850,1050 Rp 1.400.000,
b. Dokter Madya IV a - IV b-IVc 400-,450,700 Rp 1.200.000,
c. Dokter Muda III c - III d 200-300 Rp 750.000,
d. Dokter Pertama III a - III b 100-150 Rp 325.000,
Peneliti : Pepres 100/2012
e. Utama IV d - IV e 850,1050 Rp 5.200.000,
f. Madya IV a - IV b- IVc 400-,450,700 Rp 3.000.000,
g. Muda III c - III d 200-300 Rp 1.750.000,
h. Pertama III a - III b 100-150 Rp 1.100.000

54
Tabel 7 : Tunjangan Kinerja Pegawai Kementerian Dalam Negerai
No Kelas Jabatan Tunjangan Kinerja
Per Kelas Jabatan
1 2 3
1. 17 Rp 26.324.000,00
2. 16 Rp 20.695.000,00
3. 15 Rp 14.721.000,00
4. 14 Rp 11.670.000,00
5. 13 Rp 8.562.000,00
6. 12 Rp 7.271.000,00
7. 11 Rp 5.183.000,00
8. 10 Rp 4.551.000,00
9. 9 Rp 3.781.000,00
10. 8 Rp 3.319.000,00
11. 7 Rp 2.928.000,00
12. 6 Rp 2.702.000,00
13. 5 Rp 2.493.000,00
14. 4 Rp 2.350.000,00
15. 3 Rp 2.216.000,00
16. 2 Rp 2.089.000,00
17. 1 Rp 1.968.000,00

Tabel 10 : Peraturan Presiden Tahun 2015


Kenaikan Nilai Tunjangan Kinerja PNS
No Klas Tunjanga Tunjanga %
jaba Kinerja Kinerja Kenaikan
tan Jabatan Baru Lama Tunjanga
Kinerja
Baru

1 17 Kepala lembaga 26.324.000 19.360.000 6.964.000 35,97

2 16 Deputi 20.695.000 14.131.000 6.564.000 46,45

3 Inspektur Pusat/Biro/Direktur/
15 UPT (Es. II) 14.721.000 10.315.000 4.406.000 42,71

4 14 Dinas/badan 11.670.000 7.529.000 4.141.000 55,00

5 13 UPT/Balai (Satker, Es.III) 8.562.000 6.023.000 2.539.000 42,16

6 Bagian/Bidang/Balai
12 (Dibawah Upt Es. IV) 7.271.000 4.819.000 2.452.000 50,88

7 Bagian/Bidang/Balai
(Dibawah Upt Es. IV)

11 Fung ahli madya 5.183.000 3.855.000 1.328.000 34,45

8 Bagian/Bidang/Balai
(Dibawah Upt Es. IV)

10 Fung ahli muda 4.551.000 3.352.000 1.199.000 35,77

9 Sub. Bag TU (Balai-satker)

9 Fung ahli pertama 3.781.000 2.915.000 866 29,71

10 8 Sub. Bag/Sub. Bid/Seksi 3.319.000 2.535.000 784 30,93

55
Fung ahli pertama

Fung trampil penyelia

11 7 Fung trampil lanjutan 2.928.000 2.304.000 624 27,08

12 6 Fung trampil pelaksana 2.702.000 2.095.000 607 28,97

13 5 2.493.000 1.904.000 589 30,93


Fung trampil pemula
14 4 Pelaksana 2.350.000 1.814.000 536 29,55

15 3 Pelaksana 2.216.000 1.727.000 489 28,31

16 2 Pelaksana 2.089.000 1.645.000 444 26,99

17 1 Pelaksana 1.968.000 1.563.000 405 25,91

Tabel 25 : Jabatan Fungsional, Pangkat, AK dan Tujngan Fungsional


B. Jenjang Jabatan Fungsional Terampil
Jabatan Pangkat Angka Kredit Tunjangan
Kenaikan Fungsional lama
Pangkat/jabatan
e. Penyelia III c - III d 80-100 Rp. 500.000
f. Mahir III a - III b 40-60 Rp. 265.000
g. Pelaksana II b - IIc - IId 25-30 Rp. 240.000
h. Pemula II a 20 Rp. 220.000
B. Jenjang Jabatan Fungsional Ahli

Jabatan Pangkat AK Tunjangan


d. Madya IV a - IV b-IV c 400-,450,700 Rp 850.000,
e. Muda III c - III d 200-300 Rp 600.000,
f. Pertama III a - III b 100-150 Rp 300.000,
Widyaiswara
e. Utama IV d - IV e 850,1050 Rp 1.400.000,
f. Madya IV a - IVb-IVc 400-,450,700 Rp 1.000.000,
g. Muda III c - III d 200-300 Rp 700.000,
h. Pertama III a - III b 100-150 Rp 325.000,
Guru:
a. Guru Utama IV/d; dan IV/e. 850,1050 Tufung 300.000 +
b. Guru Madya IV/a; IV/b; dan IV/c. 400-,450,700 Tunjangan
c. Guru Muda III/c; dan III/d. 200-300 Profesi/sertifikasi
d. Guru Pertama III/a; dan III/b; 100-150 sebesar gaji pokok
Dosen
e. Guru besar atau
Profesor IV d - IV e 850,1050 Rp1.350.000,
f. Lektor kepala IV a - IV b-IVc 400-,450,700 Rp 900.000,
g. Lektor III c - III d 200-300 Rp 700.000,
h. Asisten ahli III a - III b 100-150 Rp 375.000,
Dokter/DokterGigi/Apotek
er :
i. Dokter Utama IV d - IV e 850,1050 Rp 1.400.000,
j. Dokter Madya IV a - IV b-IVc 400-,450,700 Rp 1.200.000,
k. Dokter Muda III c - III d 200-300 Rp 750.000,
l. Dokter Pertama III a - III b 100-150 Rp 325.000,
Peneliti : Pepres 100/2012
m. Utama IV d - IV e 850,1050 Rp 5.200.000,
n. Madya IV a - IV b- IVc 400-,450,700 Rp 3.000.000,
o. Muda III c - III d 200-300 Rp 1.750.000,
p. Pertama III a - III b 100-150 Rp 1.100.000

56
J. Kelas Jabatan (Permenpan No. 34 tahun 2011 Pedoman Evaluasi Jabatan)
Kelas Jabatan (KJ) adalah, tingkat Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT), Jabatan Adeministrasi (JA)
dan Jabatan Fungsional (JF) yang digunakan untuk sebagai dasar besarnya pemberian Tunjangan
Prestasi kerja (TPK) yang juga didasarkan atas beberapa dasar lainnya seperti : Nilai jabatan (NJ),
Evaluasi Jabatan (RJ), Indek Harga Nilai Jabatan (IHNJ) Faktor Penyeimbang (FP) dan Upah
Minimum Regional provinsi: (UMRP) :

a. Nilai Jabatan (Job Value) dan Kelas Jabatan (Job Class)


1. Di tetapka pada lingkungan instansi Pemerintah (K/L dan PD) dan Lembaga pemerintah Non-
Kementerian (LPNK),
2. Jabatan Menteri, wakil menteri dan Kepala, wakil kepala serta wakil Gubernur Lemhanas
adalah jabatan Non-Grading (tanpa Kelas)
3. Kelas jabatan tertingi pemerintah adalah 17 (tujuh belas) setara Menteri dan Wakil Menteri,
antara lain JPT Utama dan Madya: Seketariat Kementerian (Sekjen), Deputi (Direktoral
Jendral), Inspektorat Jenderal dan Kepala Badan
4. Kelas jabatan tertinggi di lingkungan LPNK adalah 16 (enam belas) meliputi Seketaris utama,
Deputi dan Inspektorat utama

57
LAMPIRAN
Lampiran I : Contoh Hasil Rekapitulasi Penetapan Angka Kredit (HARPAK) JF

SEKRETARIAT TIM PENILAI DAERAH KABUPATEN ........................................


JABATAN FUNGSIONAL ………………………………………...............……………..
HASIL PERTIMBANGAN TIM PENILAI
Nomor Penilaian :……….........………………………….
Masa Penilaian :……………..………………………….
I KETETANGAN PERORANGAN
1 N a m a
2 NIP/ Kartu Pegawai
3 Tempat/Tanggal lahir
4 Pangkat / Gol. Ruang ( TMT )
5 Jenis Kelamin
6 Pendidikan
7 Jabatan
8 Unit Kerja
II PENILAIAN ANGKA KREDIT
PERTIMBANGAN
TIM
UNSUR YANG DINILAI TIM PENILAI KET.
INSTANSI PENIL
PENGUSUL AI
1 UNSUR UTAMA
a. Pendidikan
1. Pendidikan sekolah memperoleh
ijazah/gelar Setuju/Tidak setuju
2. Diklat fungsional Kesehatan
dan mendapat Sertifikat /STTPL Setuju/Tidak setuju
b. Pelayanan Kesehatan Setuju/Tidak setuju
c. Pengabdian pada masyarakat Setuju/Tidak setuju
d. Pengembangan Profesi Setuju/Tidak setuju
2 UNSUR PENUNJANG
1. Penunjang Tugas Pelayanan Kesehatan Setuju/Tidak setuju
III JUMLAH KESELURUHAN Setuju/Tidak setuju

Keterangan
Banda Aceh, …..
1. No.PAK Lama No. ..................Tgl :……….........…...… TIM PENILAI ....
Masa penilaian PAK Lama .............s/d ........................, ,.....
Nilai AK PAK Lama :…110.000
Penilaian AK.Baru : 6,900 Ketua

Jumlah :116.900 ……………………………


2. Jumlah AK minimal untuk persyaratan NIP.
PENGANGKATAN/ KENAIKAN/Jabatan :…150,000 Wakil Ketua
……………………………
PERTIMBANGAN TIM NIP.
3 …………………………………………………………………………………
Anggota
………………………………………………………………………………
……………………………
NIP.

58
Lampiran II : Berita Acera Sidang Tim Penilaian PAK

KOP SURAT
Lampiran :
BERITA ACARA PENETAPAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL..................
TIM PENILAI DAERAH JABATAN FUNGSIONAL KESEHATAN
KABUPATEN ........................
PRIODE ; 1 JANUARI 2016 S/D 31 JUNI 2016

Pada hari ini, Kamis, Tanggal 30 Januari 2017, telah dilaksanakan Sidang Penetapan Angka
Kredit (PAK) untuk Priode 1 Januari 2016 S/D 31 Desember 2016, bertempat di Dinas
kesehatan Aceh Jaya .
Penilai Angka Kredit Jabatan Fungsional...............Tingkat Daerah, diperiksa
sebanyak………….. orang terlampir pada Daftar Usulan Penetapan Angka Kredit dan
menetapkan sebanyak ……… (…………………) orang ............... untuk dapat diusulkan
kenaikan dalam pangkat atau jabatan setingkat lebih tnggi
Demikian Berita Acara ini dibuat untuk dipergunakan sebagai mestinya.

............................................., ...........
Tim Penilai Angka Kredit Jabatan Fungsional ............. Daerah
Pada ... ......................
Ketua : ………….(Ka. UPT/Dinas/...) (…………………………….)
Ketua Tim penilai

Wakil : Bunjamin Senyum (…………………………….)


Seketaris
Ketua/Angota :
Anggota :1. Zulkifli Yunus, M.Kes (…………………………….)
Anggota
2. Gazali Abas, SE, MM (…………………………….)
Anggota

3. Laila, SKM
(…………………………….)
Anggota

4. Sufriati, SKM. (…………………………….)


Anggota

5. Lindawati. Amd. Bid (…………………………….)


Anggota

59
Lampiran III : Latihan Pertimbangan dalam Sidang Penilaian DUPAK

Portopolio Dupak, Sertifikat/STTPL, UKOM Pertimbangan


Jabatan, Ukom Pengangkatan/STR
1. Bidan : 1. HARPAK Sem. I Akhir: 245 AK
1. Pelasana Penyelia : dari IIIc ke III.d 2. Nilai AK DUPAK Sem.II Usulan
2. SK Pangkat : 210 AK Baru) :
3. Pak lama : 210 AK a. Pendidikan baru D-IV
4. STR masih hidup b. Sertifikat pelatihan 2 AK
5. Sertifikat Ukom Pengangkatan I : Lulus c. Pelayanan 35 AK
6. Sertifikat Ukom Penjenjangan : Belum d. Pengabdian 5 AK
ada e. Penegmbangan Profesi : 4 AK
7. Diklat Teknis subtantif 2 bh f. Penunjang Tugas : 18 AK
8. SPMT ada
9. Surat pengantar ada
10. Portopolio kepegawaian lengkap
2.Perawat : 1. HARPAK Sem. I Akhir: 25 AK
1. Pelasana Pertama: dari III.b ke III.c 2. Nilai AK DUPAK Sem. II (Usulan
2. SK Pangkat : 155 AK Baru) :
3. PAK lama : 155 a. Pendidikan
4. Sertifikat Ukom Pengangkatan I : Lulus b. Pelatihan 2 AK
5. Sertifikat Ukom Kenaikan jabatan : c. Pelayanan 20 AK
Belum ada d. Pengabdian 5 AK
6. Diklat Fungsional Penjenjangan Lulus e. Penegmbangan Profesi : 4 AK
7. STR surat keterangan pengurusan f. Penunjang Tugas : 18 AK
8. SPMT ada
9. Surat pengantar ada
10. Portopolio kepegawaian lengkap

60
LAMPIRAN IV :

A. Daftar Usulan Penetapan Angka Kredit (DUPAK)

DUAK JABATAN FUNGSIONAL ...................................................................................


NO :..............................................................................

! Periode Penilaian :................................................. s/d ...................................................

II. Keterangan Perorangan

a. N a m a
b. Nomor Induk Pegawai
c. Nomor Seri Karpeg.
d. Tempat / Tanggal lahir
e. Pangkat / Gol. Ruang (TMT )
f. Jenis Kelamin
g. Pendidikan Tertinggi
h. Jabatan
i. Masa Kerja Golongan :a. Lama : 1 April 2005
b.Baru : 10 Oktober 2006
j. Unit kerja
III. Unsur Yang Dinilai
Angka Kredit Menurut
N Unsur dan Sub Unsur Instansi Pengusul Tim Penilai
o JUML
LAMA BARU JUMLAH LAMA BARU AH
A Pendidikan Dan Pelatihan
1.
2.
Jumlah Unsur pendidikan
B Kegiatan/Pelayanan ......
1
2. dst
Jumlah unsur Kegiatan/pelayanan
C Pengabsian masyarakat
1
2. dst
Jumlah pengabdian masyarakat
Jumlah Unsur Utama
D Pengembangan Profesi
1
2. dst
Jumlah Pengembangan Profesi
Jumlah Unsur Penunjang
Jumlah Unsur Utama dan Penunjang
Lampiran Pejabat Pengusul
Tempat,......Tanggal...........
1. Surat pernyataan melakukan kegiatan

2. Surat pernyataan melakukan pengembangan profesi


Tanga tangan
(Nama)
3. Surat pernyataan melakukan kegiatan penunjang tugas NIP

4. Surat keterangan sebagai anggota/pengurus anggota organisasi.

5. Potocopy SK pangkat terakhir.

6. Potocopy ijazah/STTPL

7. Potocopy serifikat/karya tulis/makalah/terjemahan/ juknis/protap/surat keterangan

Catatan Tim Penilai Ketua tim Penilai


Tanggal...........
Tanga tangan
(Nama)
NIP
Catatan Tim Penilai Anggota Tim Penilai

61
Tanggal...........
Tanga tangan
Catatan Tim Penilai(Nama)
NIP
Catatan Tim Penilai Anggota Tim Penilai
Tanggal...........
Tanga tangan
(Nama)
NIP
B. Laporan Harian (Lahar)

Laporan Kegiatan Harian Jabatan Fungsional.................

Bulan :......................................tahun..........

a. Nama :
b. NIP :
c. Pangkat/golongan :
d. Jabatan :
e. Unit Kerja :
N Unsut Tanggal J
o kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 m
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 l
A Pendidik
an
1.
2. dst
B Pelayana
n
1.
2. dst
C Pengabdi
an masy
1
2. dst
D Pengemb
angan
Tugas
1
2. dst
E Penunjan
g Tugas
1
F Tugas JF
diatas 1
tingkat
1
2. dst
G Tugas
dibawah
1 tingkat
jabatan
1.
2. dst
Tugas
diatas
jenjang
jabatan
1
2
Tugas
dibawah
jenjang
jabatan
1
2
Paraf AL

62
C. Laporab Bulanan (Labul)

Laporan Kegiatan Bulanan Jabatan Fungsional.................

Bulan :................ s/d ......................tahun..........

a. Nama :
b. NIP :
c. Pangkat/golongan :
d. Jabatan :
e. Unit Kerja :
N Unsut Tanggal Jlh AH J
o kegiatan m
l
Ja Feb Ma Apri Mei Jun Juli Agus Sep Okt Nov Des
nu r l
ari
A Pendidikan
1.
2. dst
B Pelayanan
1.
2. dst
C Pengabdia
n masy
1
2. dst
D Pengemba
ngan
Tugas
1
2. dst
E Penunjang
Tugas
1
F Tugas
diatas 1
tingkat
Jabatan
1
2. dst
G Tugas
dibawah 1
tingkat
jabatan
1.
2. dst
Paraf AL

Tempat.....tanggal......

Tanda tangan AL

(Nama)

NIP :

63
D. Surat Pernyataan untuk Dukungan DUPAK :

1.Surat Pernyataan Melaksanakan Pendidikan dan Pelatihan (SPMPP)

Yang bertanda tangan dibawah ini :

f. Nama :
g. NIP :
h. Pangkat/golongan :
i. Jabatan :
j. Unit Kerja :
Menerangkan bahwa :

a. Nama :
b. NIP :
c. Pangkat/golongan :
d. Jabatan :
e. Unit Kerja :
Telah Melakukan Pendidikan dan Pelatihan .............. , dari : ..............................s.d....................................

Nilai Keterangan
Jml.
Uraian Kegiatan Pendidikan dan Satuan Jumlah
No Tanggal Volume AK Bukti fisik
Pelatihan Hasil AK
Kegiatan

1 2 3 4 5 6

dst

Jumlah

.............................,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

Atasan langsung

Tanda tangan

(......................)

64
2. Surat Pernyataan Melaksanakan Kegiatan/Pelayanan (SPMK)

Yang bertanda tangan dibawah ini :

k. Nama :
l. NIP :
m. Pangkat/golongan :
n. Jabatan :
o. Unit Kerja :
Menerangkan bahwa :

f. Nama :
g. NIP :
h. Pangkat/golongan :
i. Jabatan :
j. Unit Kerja :
Telah Melakukan Kegiatan............... .............. , dari : ..............................s.d....................................

Nilai Keterangan
Jml.
Satuan Jumlah
No Uraian Kegiatan/Pelayanan............... Tanggal Volume AK Bukti fisik
Hasil AK
Kegiatan

1 2 3 4 5 6

dst

Jumlah

.............................,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

Atasan langsung

Tanda tangan

(......................)

3. Surat Pernyataan Melaksanakan Pengabdian Masyarakat (SMPM)

Yang bertanda tangan dibawah ini :

p. Nama :
q. NIP :
r. Pangkat/golongan :
s. Jabatan :
t. Unit Kerja :
Menerangkan bahwa :

k. Nama :
l. NIP :
m. Pangkat/golongan :
n. Jabatan :
o. Unit Kerja :
Telah Melakukan Pengabdian Masyarakat.... .............. , dari :
65
..............................s.d....................................

Nilai Keterangan
Jml.
Satuan Jumlah
No Uraian Kegiatan Pelayanan Masyarakat Tanggal Volume AK Bukti fisik
Hasil AK
Kegiatan

1 2 3 4 5 6

dst

Jumlah

.............................,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

Atasan langsung

Tanda tangan

(......................)

4. Surat Pernyataan Melaksanakan Pengembangan Profesi (SMPP)


Yang bertanda tangan dibawah ini :

u. Nama :
v. NIP :
w. Pangkat/golongan :
x. Jabatan :
y. Unit Kerja :
Menerangkan bahwa :

p. Nama :
q. NIP :
r. Pangkat/golongan :
s. Jabatan :
t. Unit Kerja :
Telah Melakukan Pengembangan Profesi ........................... , dari :
..........................s.d................................

Nilai Keterangan
Jml.
Uraian Kegiatan Pengembangan Satuan Jumlah
No Tanggal Volume AK Bukti fisik
Profesi............... Hasil AK
Kegiatan

1 2 3 4 5 6

dst

Jumlah

.............................,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
66
Atasan langsung

Tanda tangan

(......................)

5. Surat Pernyataan Melaksanakan Penunjang Tugas (SMPT)

Yang bertanda tangan dibawah ini :

z. Nama :
aa. NIP :
bb. Pangkat/golongan :
cc. Jabatan :
dd. Unit Kerja :
Menerangkan bahwa :

u. Nama :
v. NIP :
w. Pangkat/golongan :
x. Jabatan :
y. Unit Kerja :
Telah Melakukan Penunjang Tugas ............... .............. , dari :
..............................s.d....................................

Nilai Keterangan
Jml.
Uraian Kegiatan Penunjang Satuan Jumlah
No Tanggal Volume AK Bukti fisik
Tugas............ Hasil AK
Kegiatan

1 2 3 4 5 6

dst

Jumlah

.............................,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

Atasan langsung

Tanda tangan

(......................)

67
Angka Kredit Pengembangan Profesi, Hampir Semua Jabatan Fungsional

Memiliki Nikai Ak Sama

No URAIAN KEGIATAN TANGGAL SATUAN


PENGEMBANGAN PROFESI BULAN HASIL
1 2 3 4
III PENGEMBANGAN PROFESI
A Membuat Karya Tulis/Karya Ilmiah Bidang Kesehatan
1. Karya tulis ilmiah hasil penelitian bidang kesehatan
dipublikasi
a. Dalam btk buku diterbitkan dan diedarkan secara nasio. 12,5
b. Dalam majalah ilmiah diakui instansi yang berwenang 6,0
2.Karya tulis berupa tinjauan atau ulasan ilmiah hasil gagasan
sendiri yang
tidak di publikasi 7,0
a. Dalam bentuk buku 3,5
b. Dalam bentuk makalah
3.Karya tulis berupa tinjauan atau ulasan ilmiah hasil gagasan 8,0
sendiri yang
di publikasi 4,0
a. Dalam bentuk buku 2,0
b. Dalam bentuk makalah 2,5
4.Tulisan ilmiah populer bidang PKM disebarluaskan melalui
media masa
5. Menyampaikan prasaran berupa tinjauan gagasan di
bidang PKM pada pertemuan ilmiah
B Menterjemahkan/menyadur buku dan bahan lain di bidang 7,0
PKM
1. Terjemahan bidang PKM yang di publikasi 3,5
a. Dalam btk buku diterbitkan dan diedarkan secara
nasional
b. Dalam majalah ilmiah diakui instansi yang berwenang 3,0
2. Terjemahan bidang PKM yang tidak publikasi 1,5
a. Dalam btk buku diterbitkan dan diedarkan secara nasio. 1,5
b. Dalam majalah ilmiah diakui instansi yang berwenang 0,02
3. Membuat abstrak tulisan ilmiah yang dibuat dalam 2,0
penerbitan
C Membimbing PKM dibawah jenjang 5,0
D Membuat buku pedoman/Juklak/ Juknis di bidang PKM
E Mengembangkan teknologi tepat guna di bidang PKM

68
Angka Kredit Pengembangan Profesi, Hampir Semua Jabatan Fungsional

Memiliki Nikai Ak Sama

No TANGGAL SATUAN
URAIAN KEGIATAN PENUNJANG BULAN HASIL
1 2 3 4
II. UNSUR PENUNJANG KEGIATAN SANITASI (20 %)

A Mengajar/melatih pada pendidikan yang berkaitan dengan


bidang PKM 0,04
dan pelatihan pegawai
B Mengikuti kegiatan seminar/lokakarya dalam bidang PKM

1. Mengikuti seminar/lokarya internasional/nasional sebagai


a. Pemasaran 3,0
b. Pembahas/moderator/narasumber 2,0
c. Peserta 1,0
2. Mengikuti/berperanserta sebagai delegasi ilmiah
a. Sebagai ketua 1,5
b. Sebagai anggota 1,0
C 1. Menjadi anggota organisasi tingkat nasional/internasional
a. Pengurus aktif 1,0
b. Angota aktif 0,75
2. Menjadi anggota organisasi profesi tingkat
Provinsi/Kabupaten-kota:
a. Pengurus aktif 0,0
b. Angota aktif 0,35
D Menjadi anggota tim penilai jabatan fungsional PKM 0,5
E Memperoleh gelar kesarjanaan lainnya
1. Sarjana/Diploma IV 5,0
2. Sarjana muda/Diploma III/DiplomaII 3,0
F 1. Mencapat penghargaan/tanda jasa dari pemerintah/jasa
lainnya
a. Nasional 3,0
b. Provinsi 2,5
c. Kabupaten/Kota 2,0
2. Gelar Kehormatan di bidang akademis 15,0

69
Lampiran V : Formasi Jabatan Fungsional Pada Instansi Pembina.

Instansi Pembina Jabatan Fungsional


a. Jabatan Fungsional Penunjang Tugas Khusus (JFPTK)
Biro/Bidang pada 10) Analis Anggaran dan Pendapatan Belanja Daerah dan Negara .
Seketariat Pemerintah 11) Analisa Keuangan Pusat dan Daerah.
Daerah (Penempatan 12) Perancang perundang-undang di daerah
pada Bidang dan Biro di 13) Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah
sesuai dengan uraian (supervise provinsi ke Kab/Kota)
tugas) 14) Analisis kebijakan (di instansi daerah)
15) Pengadaan barang dan jasa (kebutuhan, pemeliharaan aset)
16) Analis Kepegawaian
17) Assesor SDM Aparatur
18) Auditor Kepegawaian
b. b. Jabatan Fungsional Penunjang Tugas Umum (JFPTU)*
Badan a. Jabatan Fungsional Instansi Pembina (JFIP):
Kepegawaian Daerah 4) Analis Kepegawaian
5) Assesor SDM Aparatur
6) Auditor Kepegawaian
b. Jabatan Fungsional Penunjang Tugas Khusus (JFPTK) :
8) Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah
(supervise provinsi ke Kab/Kota)
9) Statistisi
10) Analisis kebijakan (di instansi daerah)
11) Pengadaan barang dan jasa (kebutuhan, pemeliharaan aset)
c.Jabatan Fungsional Penunjang Tugas Umum (JFPTU) *
Badan Diklat Pemerintah a. Jabatan Fungsional Instansi Pembina (JFIP):
Daerah 5) Widyaiswara
6) Analis Kepegawaian
7) Assesor SDM Aparatur
8) Auditor Kepegawaian
b. Jabatan Fungsional Penunjang Tugas Khusus (JFPTK) :
5) Pustakawan
6) Instruktur
7) Pengembang Teknologi Pembelajara
8) Pranata Laboratorium Pendidikan
12) Analisis kebijakan (di instansi daerah)
13) Pengadaan barang dan jasa (kebutuhan, pemeliharaan aset)
14) Humaas
c. Jabatan Fungsional Penunjang Tugas Umum (JFPTU) *
Kantor Camat beserta a. Jabatan Fungsional Penunjang Tugas Khusus (JFPTK) ;:
perangkat di Kecamatan, 20) Penghulu
al; 21) Penyuluh Agama
m. UPT Pertanian 22) Pekerja Sosial
n. UPTD Peternakan 23) Penyuluh Sosial
o. UPTD Sosial 24) Hubungan Masyarakat (Humas)
p. UPTD Pendidikan 25) Penyuluh Keluarga Berencana
q. UPTD BKKBN 26) Penyuluh Pajak
r. UPTD Kantor Pajak 27) Penyluh Perindustrian
s. UPTD Industri 28) Pengawas Bibit Ternak
t. UPTD Kehutanan 29) Penyuluh Pertanian
u. UPTD Kemn Hukum 30) Penyuluh Kehutanan
UPTD Kebudayaan, 31) Penyuluh Hukum
UPTD Kantor Agama 32) Penyuluh Narkona
(Kuaket) 33) Penilai Pajak Bumi dan Bangunan
UPTD Pengawas Gunung 34) Penggerak Suadaya Masyarakat (penggera ekonomi masyarakat)
70
Berapi 35) Pamong Belajar (pengawas mutu pendidikan diluar sekolah,
pemuda dan olah raga)
36) Pamong Budaya (membina kebudayaan, seni, bahasa, purbakala,
musium di Kecamatan)
37) Pengamat gunung api
38) Rescuer (antar kecamatan)
b. Jabatan Fungsional Penunjang Tugas Umum (JFPTU) *
PNS pada lembaga a. Jabatan Fungsional Instansi Pembina (JFIP):
Daera (contoh Sipil pada 1. Sesuai pada Rumpun jabatan
KIP, Sipil pada Polda, b. JFTK (Jabatan Fungsional Tugas Khusus) :**
Polres, Polsek Seketarias 21) Pustakawan
DPR dll) 22) Instruktur
23) Pengembang Teknologi Pembelajara
24) Pranata Laboratorium Pendidikan
25) Analisis kebijakan (di RS/Puskesmas/Layanan Kesehatan)
26) Pengadaan barang dan jasa (kebutuhan, pemeliharaan aset)
27) Analis Kepegawaian
28) Assesor SDM Aparatur
29) Auditor Kepegawaian
30) Pengendali Dampak Lingkungan
31) Rescuer
32) Pekerja Sosial
33) Penuluh Narkoba
34) Sandiman
35) Agen
36) Penyuluh Hukum
c. Jabatan Fungsional Penunjang Tugas Umum (JFPTU) *
PNS Pada Dinas dan Badan Daerah, ditempatkan seseui Rumpun Jabatan **
Rumah Sakit Daerah a. Jabatan Fungsional Instansi Pembina (JFIP):
(Umum dan Khusus), 1. 28 Jabatan Fungsional Rumpun Kesehatan
Puskesmas dan b. Jabatan Fungsional Penunjang Tugas Khusus (JFPTK) ; :
Pelayanan Kesehatan 15) Pustakawan
pemerintah (klinik 16) Instruktur
instansi) 17) Pengembang Teknologi Pembelajara
18) Pranata Laboratorium Pendidikan
19) Analisis kebijakan (di RS/Puskesmas/Layanan Kesehatan)
20) Pengadaan barang dan jasa (kebutuhan, pemeliharaan aset)
21) Analis Kepegawaian
22) Assesor SDM Aparatur
23) Auditor Kepegawaian
24) Pengendali Dampak Lingkungan
25) Rescuer
26) Pekerja Sosial
27) Penuluh Narkoba
28) Penuluh KB
c. Jabatan Fungsional Penunjang Tugas Umum (JFPTU) *
Dinas Kesehatan dan a. Jabatan Fungsional Instansi Pembina (JFIP):
UPT sejenisnya 11) Adeministrator Kesehatan
(Kesehatan Pelabuhan, 12) Epidemiologi Kesehatan
Keshatan ternak, 13) Entomologi Kesehatan
Pengawas pertanian, Ikan 14) Penyuluh Kesehatan,
dll) 15) Pembimbingan Kesehatan Kerja
16) Penyuluh pada UPT kesehatan (pada pertanian,perikanan,
hewan, KB)
17) Pranata laboratorium kesehatan (pada UPT laboratorium)
18) Sanitarian
19) Apoteker dan Asisten Apoteker (UPT pada gudang farmasi)
20) Teknisi Transfusi Darah ( pada UPT PMI)
b. Jabatan Fungsional Penunjang Tugas Khusus (JFPTK) ; :
13) Pustakawan
14) Instruktur
15) Pengembang Teknologi Pembelajara

71
16) Pranata Laboratorium Pendidikan
17) Analisis kebijakan (di RS/Puskesmas/Layanan Kesehatan)
18) Pengadaan barang dan jasa (kebutuhan, pemeliharaan aset)
19) Analis Kepegawaian
20) Assesor SDM Aparatur
21) Auditor Kepegawaian
22) Pengendali Dampak Lingkungan
23) Rescuer
37) Pekerja Sosial
38) Penyuluh Sosial
39) Penuluh Narkoba
40) Penuluh KB
24) Pengawas Farmasi Dan Makanan
c. Jabatan Fungsional Penunjang Tugas Umum (JFPTU) *
Dinas/Badan/UPT a. Jabatan Fungsional Instansi Pembina (JFIP)
Pertanian Daerah 12) Analis Pasar Hasil Pertanian
13) Medik Veteriner
14) Paramedik Veteriner
15) Pengawas Benih Tanaman
16) Pengawas Bibit Ternak
17) Pengawas Mutu Hasil Pertanian
18) Pengawas Mutu Pakan
19) Pengendali OPT
20) Penyuluh Pertanian
21) Pemeriksa PVT
22) Analis Ketahanan Pangan
c. Jabatan Fungsional Penunjang Tugas Khusus (JFPTK) ;
14) Pustakawan
15) Instruktur
16) Pengembang Teknologi Pembelajara
17) Pranata Laboratorium Pendidikan
18) Analisis kebijakan (di RS/Puskesmas/Layanan Kesehatan)
19) Pengadaan barang dan jasa (kebutuhan, pemeliharaan aset)
20) Analis Kepegawaian
21) Assesor SDM Aparatur
22) Auditor Kepegawaian
23) Pengendali Dampak Lingkungan
24) Analis Anggaran dan Pendapatan Belanja Daerah dan Negara .
25) Analisa Keuangan Pusat dan Daerah.
26) Perancang perundang-undang di daerah
c. Jabatan Fungsional Penunjang Tugas Umum (JFPTU)*

72
LAMPIRAN 4 : RUMPUN JABATAN FUNGSIONAL TAHUN 2018
NO RUMPUN JABATAN FUNGSIONAL JABATAN FUNGSIONAL NO RUMPUN JABATAN FUNGSIONAL JABATAN FUNGSIONAL
1 Rumpun Fisika 1. Pengawas radiasi 12 Rumpun Optik dan Alat Obtik 1. Pengedal prekwensi radio
2. Pengaman gunung api 2. Operator
3. Pranata meteorology dan geofisika 13 Rumpun Teknisi & Pengontrol Kapa dan 1. Teknisi Penerbangan
4. Peranata nuklir Pesawat 2. Pengawas keselamatan pelayaran
14 Rumpun Pengawas Kualitas dan 1. Inspektur ketenagalistrikan
Keselamatan kereja 2. Inspektur tambang
3. Inspektur minyak dan gas
2 Rumpun Matematika , Statistik dan 1. Peneliti 4. Pengawas ketenagaankerjaan
Penelitian 2. Statistisi 5. Penguji mutu dan barang
3 Rumpun ke Komputeran 1. Pranata Komputer 6. Penera
4 Rumpun Arsitek, Insinyur & yang 1. Penyelidik bumi 7. Pengamat tera
berkaitan 2. Penata ruang 8. Pengawas farmasi dan Makanan
3. Teknik pengairan 9. Pengawas lingkungan hidup
4. Teknik penyehatan lingkungan 10. Penguji Kenderaan bermotor
5. Surveyor Pemetaan, Teknik Jalan dan 11. Rescuer
jembatan 12. Pengamat kemetrologian
6. Tata Bangunan dan Perumahan, 13. Pranata laboratorium meterorogi
5 Rumpun Penelitian dan 1. Teknisi penelitian 14. Penguji K3
Perekayasaan 2. Perekayasaan
3. Perekayasa
6 Tumpun Ilmu hayati 15 Rumpun Akuntan dan Anggaran 1. Auditor
1. Medik veteriner Paramedic 8. Pengelola ketahanan pangan 2. Analisa keuangan pusat
peteriner 9. Pengawas mutu 16 Rumpun Asisten professional Penilai pajak bumi dan bangunan
2. Pengawas mutu hasil pakan 10. Pengendali organism pengganggu Pelelangan
3. Pengawas mutu hasil perikanan 11. Pengawasan perikanan 17 Rumpun Imigrasi, Pajak dan Asisten 1. Pemeriksa bead an cukai
4. Pengawas hama dan penyakit 12. Pengawas bibit ternak 2. Pemeriksa pajak
5. Pengendali ekosistem hutan 13. Pengawasan perikanan 3. Penyuluh pajak
6. Penyuluh kehutanan 14. Analisa dampak lingkungan 4. Analisa keimigrasian
7. Pelindung varietas tanaman 15. Pengendali ekosistem laut dan pesisir 5. Pemeriksa keimigrasian
7 Rumpun Kesehatan
1. Administrator Kesehatan 15. Pembimbing Kesehatan Kerja 18 Rumpun manajemen 1. Analisa kepegawaian
2. Apoteker 16. Penyuluh Kesehatan Masyarakat 2. Penterjemah
3. Asisten Apoteker 17. Perawat 3. Audid kepegawaian
4. Bidan 18. Perawat Gigi 4. Assssor SDM Aparatur
5. Dokter 19. Perekam Medis 5. Pengelola Pengadaan barang dan

73
6. Dokter Gigi 20. Pranata Laboratorium Kesehatan jasa
7. Dokter Pendidik Klinis 21. Psikolog Klinis 6. Analisa APBN
8. Epidemiolog Kesehatan 22. Radiografer 7.
9. Entomolog Kesehatan 23. Refraksionis Optisien 8.
10. Fisioterapis 24. Sanitarian 19 Rumpun Hukum dan keadilan 1. Mediatio hubungan industry
11. Fisikawan Medis 25. Teknisi Elektromedis 2. Perancang peraturan perundang-
12. Nutrisionis 26. Teknisi Gigi undang
13. Okupasi Terapis 27. Teknisi Transfusi Darah 20 Rumpun Hak Cipta, Paten dan Merek 1. Pemeriksa mere
14. Orthotis Prostetis 28. Terapis Wicara 2. Pemeriksa paten
8 Rumpun Pendidikan Tingkat Tinggi Dosen 3. Kataloagen
Pemeriksa desain industry
9 Rumpun Pendidikan Tkt. TK, dasar, Guru 21 Rumpun Penyidik dan Detektif 1. Agen
Lanjutan dan sekolah khusus 2. Polisi kehutanan
10 Rumpun pendidikan lain 1. Pamong belajar, 3. Sandiman
2. Pengawas sekolah
3. Penilik 22 Rumpun Arsiparis, Pustakawan 1. Arsiparis
4. Pembelajaran Pranata laboratorium 2. Pustakawan
5. Pelatih Olahraga 23 Rumpun Ilmu Sosial dan Pengantar kerja 1. Penyuluh hukum
6. Asisten pelatih olah raga 2. Pengantar kerja
7. Pengembang teknologi pendidikan 3. Penyuluh perindustrian an
8. Widyaiswara perdagangan
4. Penggerak suadaya masyarakat
11 Rumpun Keagamaan 1. Penghulu
5. Pekerja social
2. Penyuluh agama
6. Penyuluh social
7. Penyuluh KB
8. Penyuluh narkoaba
24 Rumpun Penerangan dan Seni 1. Pranata Hubungan masyarakat 25 Rumpun Politik dan Hubungan Luar 1. Diplomat
Budaya 2. Pamong budaya 2. Pengawas pemerintah

74
P R O F I L JABATAN FUNGSIONAL PNS
Direktorat Jabatan ASN Badan Kepegawaian Negara (BKN) 2017

Telp. (021) 8093008 ext. 1307-1309 fax. (021) 80889566 email: dit.jasn@gmail.com
ditjarir_bkn@yahoo.com

1. Adikara Siaran ( AS ) 55. Pembina Jasa Konstruksi 103. Penguji Perangkat Telekomunikasi
2. Administrator Kesehatan 56. Pemeriksa 104. Penguji t Mu u Barang
3. Agen 57. Pemeriksa Bea dan Cukai 105. Penyelidik Bumi
4. Analis Anggaran 58. Pemeriksa Desain Industri 106. Penyuluh Agama
5. Analis Anggaran dan Pendapatan 59. Pemeriksa Keimigrasian 107. Penyuluh Hukum
Belanja Negara 60. Pemeriksa Merek 108. Penyuluh Kehutanan
6. Analis Ketahanan Pangan 61. Pemeriksa Pajak 109. Pelelang
7. Analis Keuangan Pusat dan Daerah 62. Pemeriksa Paten 110. Pekerja Sosial
8. Analis Pasar Hasil Pertanian 63. Pemeriksa Perlindungan Varietas 111. Pembimbing Kesehatan Kerja
9. Analis Pasar Hasil Perikanan Tanaman 112. Penyuluh Keluarga Berencana
10. Analis Pertahanan Negara 64. Penata Anestesi 113. Penyuluh Kesehatan Masyarakat
11. Analis Kebijakan 65. Penata Ruang 114. Penyuluh Narkoba
12. Analis Keimigrasian 66. Penilai Pajak Bumi dan Bangunan 115. Penyuluh Perindustrian dan
13. Analis Kepegawaian 67. Penilai Pemerintah Perdagangan
14. Andalan Siaran ( AS ) 68. Penilik 116. Penyuluh Pajak
15. Apoteker 69. Peneliti 117. Penyuluh Pertanian
16. Arsiparis 70. Penera 118. Penyuluh Sosial
17. Asisten Apoteker 71. Penerjemah 119. Penyuluh Perikanan
18. Asisten Pelatih Olahraga 72. Pengamat Gunung Api 120. Perancang Peraturan Perundang-
19. Asisten Pembimbing 73. Pengamat Meteorologi dan undangan
Kemasyarakatan Geofisika 121. Perawat
20. Asisten Penata Anestesi 74. Pengamat Tera 122. Perawat Gigi
21. Asisten Penguji Perangkat 75. Pengantar Kerja 123. Perekam Medis
Telekomunikasi 76. Pengawas Benih Tanaman 124. Perekayasa
22. Asisten Pengelola Produksi 77. Pengawas Bibit Ternak 125. Perencana
Perikanan Tangkap
78. Pengawas Farmasi dan Makanan 126. Polisi Kehutanan
23. Asesor Manajemen Mutu Industri
79. Pengawas Keselamatan 127. Polisi Pamong Praja (Pol PP)
24. Assessor SDM A t SDM Aparatur Pelayaran 128. Pustakawan
25. Auditor 80. Pengawas Kemetrologian 129. Pranata Hubungan Masyarakat
26. Auditor Kepegawaian 81. Pengawas Ketenagakerjaan 130. Pranata Komputer
27. Bidan 82. Pengawas Lingkungan Hidup 131. Pranata Laboratorium Kesehatan
28. Diplomat 83. Pengawas Mutu Hasil Pertanian 132. Pranata Laboratorium
29. Dokter 84. Pengawas Mutu Pakan Kemetrologian
30. Dokter Gigi 85. Pengawas Perikanan 133. Pranata Nuklir
31. Dokter Pendidik Klinis 86. Pengawas Penyelenggaraan 134. Pranata Laboratorium Pendidikan
32. Dosen Urusan Pemerintahan di Daerah 135. Psikolog Klinis
33. Epidemiolog Kesehatan (Pengawas Pemerintahan)
136. Radiografer
34. Entomolog Kesehatan 87. Pengawas Radiasi
137. Refraksionis Optisien
35. Fisioterapis 35 88. Pengawas Sekolah
138. Rescuer
36. Fisikawan Medis 89. Pengelola Ekosisitem Laut dan
Pesisir 139. Sandiman
37. Guru 140. Sanitarian
90. Pengelola Kesehatan Ikan
38. Inspektur Ketenagalistrikan 141. Surveyor Pemetaan
91. Pengelola Pengadaan
39. Inspektur Minyak dan Gas Bumi 142. Statistisi
Barang/Jasa
40. Inspektur Tambang 143. Teknisi Elektromedis
92. Pengelola Produksi Perikanan
41. Instruktur Tangkap 144. Teknisi Gigi
42. Jaksa 93. Pengendali Dampak Lingkungan 145. Teknik Jalan dan Jembatan
43. Kataloger 94. Pengendali Ekosistem Hutan 146. Teknik Pengairan
44. Medik Veteriner 95. Pengendali Frekuensi Radio 147. Teknisi Penerbangan
45. Mediator Hubungan Industrial 96. Pengendali Hama dan Penyakit 148. Teknisi Penelitian dan
46. Nutrisionis Ikan
75
47. Okupasi Terapis 97. Pengendali Organisme Perekayasaan
48. Operator Transmisi Sandi Pengganggu Tumbuhan 149. Teknik Penyehatan Lingkungan
49. Ortotis Prostetis 98. Pengembang Teknologi 150. Teknisi Siaran
Pembelajaran 151. Teknik Tata Bangunan dan
50. Pamong Belajar
99. Penggerak Swadaya Masyarakat Perumahan
51. Pamong Budaya
100. Penghulu 152. Teknisi Transfusi Darah
52. Paramedik Veteriner
101. Penguji Kendaraan Bermotor 153. Terapis Wicara
53. Pelatih Olahraga
102. Penguji Keselamatan dan 154. Widyaiswara
54. Pembimbing Kemasyarakatan
Kesehatan Kerja

76
EVALUASI PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL
WAKTU 60 MENIT

A. PILIH JAWABAN YANG PALING BENAR


1. Dalam UU ASN No.5/2014 dan PP No.11/2017 tentang manajemen PNS, jabatan PNS dibagi dalam 3
jabatan antara lain :
A. Jabatan Struktural, Jabatan Pelaksana dan Jabatan Fungsional
B. Janatan Adeministrator, Jabatan Pengawas dan Jabatan Pelaksana
C. Jabatan Pimpinan Tinggi, Jabatan Adeministrasi dan Jabatan Fungsional
D. Jabatan Pimpinan Tinggi, Jabatan Struktural, dan Jabatan Fungsiona;
2. Kebijakan Jabatan Fungsional, telah berjalan selama 24 tahun, tetapi banyak terjadi penyimpangan
kenaikan pangkat dan jabatan fungsional, hal ini disebabkan
A. Tidak ada sosialisasi dan diklat Tim Penilaian DUPAK
B. Pejabat Pembina, Bidang Kepgewaian dan Kepangkatan tidak paham
C. Pejabat fungsional tidak paham mekanisme membuat dan mengajukan DUPAK
D. Permenpan, SKB dan Juknis Jabatan Fungsional sulid dipaham para PNS
3. Diklat /pelatihan/seminar SKP (Satuan Kredit Profesi) yang dilakukan oleh Organisasi
Profesi termasuk penilaian Angka Kredit (AK) dalam unsur
A. Pendidikan dan pelatihan (STTPL)
B. Pelayanan Kesehatan
C. Pengembangan Profesi
D. Penunjang Tugas.
4. Pendidikan dan pelatihan (Diklat) mendapatkan Surat Tanda Tamat Pendidikan dan
Pelatihan (STTPL) yang dilakukan Instansi Pembina selama 10 hari, maka anka kredit
yang diperoleh adalah
A. 2 AK, B, 10 AK, C, 5 AK D. 15 AK
5. Unsur utama kegiatan yang wajib dilakukan oleh pejabat fungsional adalah ?
A. Pendidikan dan pelatihan
B. Pelayanan
C. Pengabdian Masyarakat
D. Pengembangan profesi
6. PP No. 16 tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional PNS dan Kepres No. 87 Tahun 1999 tentang
Rumpun Jabatan Fungsional PNS, sampai saat ini telah terdapat sebanyak ?
A. 28 jabatan fungsional kesehatan dibagi dalam 25 rumpun jabatan dan 45 Dinkes
B. 28 jabatan fungsional kesehatan dalam 1 rumpun jabatan dan 1 Rumah Sakit
C. 143 Jabatan Fungsional, dibagi dalam 25 rumpun jabatan dan 45 Instansi Pembina
D. 143 Jabatan Fungsional, dalam 1 rumpun jabatan dan 1 kementerian
7. Jabatan Fungsional Mahir (pangkat III.a dan III.b), termasuk dalam jabatan Fungsional Terampil, jika
ingin kenaikan Jabatan ke Penyelia (III.c), berapa Angka Kredit yang diperlukan:
A. 50 AK, B, 100 AK, C, 150 AK D. 200 AK
8. PNS yang diangkat dalam Jabatan Fungsional Terampil dengan Pendidikan D-3, BUP 58 tahun,
dengan pangkat pangsiunya mentok sampai :
A. III.d, B, IV.a, C, IV.c D. III.b
9. Dibawah ini adalah Jabatan Fungsional yang tidak ada jabatan fungsional terampilnya Kecuali ,
A. Fungsional dokter
B. Fungsional Adeministrator Kesehatan (Adminkes)
C. Fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat (PKM)
D. Fungsional Apoteker
10. Tim Penilai Daerah (TPD) di Provinsi dan Kabupaten, hanya boleh memeriksa usulan DUPAK untuk
Jabatan Fungsional dengan Pangkat :
A. Pemula (II.a) s/d Ahli Muda (III.d)
B. Pemula (II.a) s/d Penyelia (III.d)
C. Ahli Pertama (III.a) s/d Ahli Utama (IV.e)
D. Ahli Pertama (III.a) s/d Ahli Madya (IV.a)
11. Tim Penilai Pusat (TPP) di Kementerian Kesehatan, dapat memeriksa usulan DUPAK untuk semuan
Pangkat dan Jabatan , TPPJabatan Fungsional Dokter, Perawat, Bidan, terdapat pada :
A. Ditjen Bina Kesmas (Yankesmas)
B. Ditjen Bina Kefar dan Alkes :
C. Pusat Promosi Kesehatan (Setjen Promkes)

77
D. Ditjen Bina Pelayanan Medis (Yanmed)
12. Dibawah ini adalah syarat PNS dapat diangkat dalam Jabatan Fungsional Kesehatan Kecuali :
A. Telah bersetatus PNS (SK 100%) dan memiliki SPMT Jabatan Fungsional yang diajukannya pada
Pejabat Pembina JF Kesehatan
B. Telah memasuki umur 5 tahun BUP
C. Memiliki Sertifikat Diklat/STTPL Jabatan Fungsional Pembentukan (Kecuali JF yang telah
dibebaskan)
D. Memiliki Penetapan Angka Kredit (PAK) pertama, kecuali yang dianggkat dengan Infassing
(penyesuaian).
13. PBAK (Pejabat yang Berhak Menandatangani Angka Kredit) Jabatan Fungsional Ahli Madya
(Pangkat IV.b), adalah :
A. Pejabat Pembina Jabatan Fungsional pada Kepala Intansi Esellon II di Daerah
B. Pejabat yang berwenang (PyB) setingkat Sekda Provinsi dan Kabupaten Kota dan/atau
setingkat Dirjen pada Kementerian Pembina Jabatan Fungsional
C. Pejabat Pembina Jabatan Fungsional pada Kepala Intansi Esellon III di Daerah
D. Ketua Tim Penilai Pusat (TPP) atau ketua Tim Penilai Daerah (TPD) Jabatan Fungsional
14. Jika terdapat lebih dari 200 orang jabatan fungsiona yang sama, Maka Jumlah Tim Penilai Daerah
(TPD) adalah 7 orang, dengan komposisi :
A. 7 orang Pejabat Struktural yang ditetapkan oleh PPK/PyB (Pejabat Pembina Kepegawaian)
B. 3 orang Pejabat Struktural dan 4 orang Pejabat Fungsional yang sama yang ditetapkan oleh
PPK/PyB (Pejabat Pembina Kepegawaian)
C. 7 orang Pejabat Fungsional yang ditetapkan oleh PPK/PyB (Pejabat Pembina Kepegawaian)
D. 4 orang Pejabat Struktural dan 3 orang Pejabat Fungsional yang sama yang ditetapkan oleh
PPK/PyB (Pejabat Pembina Kepegawaian)
15. Dibawah ini adalah Syarat Pengangkatan tim penilai jabatan Fungsional, KECUALI
A. Masa Jabatan Tim Penilai adalah 3 ( tiga) tahun.
B. Dapat diperpanjang untuk 1 (satu) periode masa jabatan.
C. Boleh menilai JF pangkat yang lebih tinggi dari jabatan Tim Penilai
D. Setelah 2 (dua) periode masa jabatan dapat diangkat kembali setelah tenggang waktu 1 (satu)
periode masa jabatan.
16. Pejabat fungsional yang melaksanakan tugas satu tingkat di bawah jenjang jabatannya, angka kredit
yang diperoleh
A. Sama nilai angka kredit dari setiap butir kegiatan yang dilakukan.
B. Sebesar 80 % dari setiap butir kegiatan yang dilakukan.
C. Tidak adanilai karena bukan tugasnya
D. Nilai dikalikan 2 kali lipat
17. Seorang jabatan Fungsional Ahli pendidikan SKM, diangkat dalam jabatan JF Adminkes, melanjukan
pendidkan Master Manajemen (S2), berapakan nilai angka kredit Izajahnya untuk diakui ;
A. 50 AK. B. 10 AK. C. 15 AK D. Tidak Diakui
18. Setiap Pejabat Fungsional wajib mengumpulkan Angka Kredit pada Unsur Utama setiap kenaikan
pangkat dan jabatan, sebesar
A. 100 % dari kewajiban nilai AK komulatif
B. Minimal < 20 % Nilai AK dari kewajiban beban nilai kumulatif .
C. Minimal > 80 % dari kewajiban beban nilai AK komulatif
D. Minimal < 20 % Nilai AK dari unsur penunjang tugas
19. Pertimbangan penilaian Tim Penilai untuk kenaikan pangkat Jabatan Fungsional Ahli Muda, untuk
kenaikan pangkat dari III.c ke III.d memerlukan 100 AK selama 2 tahun, setelah 2 tahun dapat
mengumpulkan AK 110 , terdiri dari Unsur Utama 78 AK dan Unsur Penunjang 32 AK, apakad dapat
dipertimbangkan kenaikan Pangkat,
A. Dapat dipertimbangkan kenaikan pangkat, sebab telah melebihi 10 AK
B. Belum dapat dipertimbangkan kenaikan pangkat, walaupuntelah melebihi 10 AK
C. Belum dapat dipertimbangkan kenaikan pangkat, kelebihan AK unsur penunjang tugas
D. Belum dapat dipertimbangkan kenaikan pangkat, Unsur utama masih kurang
20. Masa penilaian DUPAK dan penetapan PAK kenaikan pangkat periode Oktober, adalah
A. Selambat-lambatnya Januari tahun yang bersangkutan.
B. Selambat-lambatnya Juli tahun yang bersangkutan.
C. Selambat-lambatnya September tahun yang bersangkutan.
D. Selambat-lambatnya April tahun yang bersangkutan.
21. Dibawah ini adalah Nilai AK Izajah yang sesuai Peraturan Menpan No. PER/60/M.PAN/6/2005 Kecuali
:

78
A. Ijazah D-III Kesehatan 60 AK
B. Ijazah Sarjana S-1/D.IV Bidang Kesehatan 75 AK
C. Ijazah Dokter/Apoteker/ Magister (S2) Bidang Kesehatan 150 AK
D. Ijazah Doktor (S3) Bidang Kesehatan 200 AK
22. Bagi Jabatan Fungsional Jenjang Ahli Madya (IV.a) naik Pangkat ke Ahli Madya (IV.b).
diwajibkan mengumpulkan nilau AK Unsur Pengembangan Profesi (menulis karita nilmiah)
A. Sekurang-kurangnya 12 AK B. Sekurang-kurangnya 4 AK
C. Sekurang-kurangnya 8 AK D. Sekurang-kurangnya 40 AK
23. Karya Tulis Ilmiah (Jurnal) yang ditulis 3 orang JF dan di publikasi dalam Jurnal Ilmiah Kesehatan
(terakreditasi) maka penulis utama mendapat nilai AK sebesar :
A. 50 % dari nilai AK Jurnal
B. 60 % dari nilai AK Jurnal
C. 20 % dari nilai AK Jurnal
D. 40 % dari nilai AK Jurnal
24. Pembuatan Jukni dan SOP teknis kerja atau Barner Promosi dan Leflate Promosi Kesehatan Termasuk
dalam unsur AK dalam DUPAK pada :
A. Unsur penunjang tugas
B. Unsur Pengabdian masyarakat
C. Unsur Pengembangan profesi
D. Unsur pelayanan kesehatan
25. Dibawah ini adalah Dokumen DUPAK Jabatan Fungsional KECUALI :
A. SPMT
B. Laphar dan Labul
C. SPMPK, SPMPM, SPMPP
D. SPMPT.
26. Dalam Pengorganisasian Jabatan Fubgsional yang disebut Pejabat Yang Berwenang
(PyB) Tingkat Kabupaten/Kota adalah;
A. Pejabat Pembina Jabatan Fungsional (Kepala Dinas Kesehatan)
B. Pejabat Pembina Kepegawaian (BKD, BKPP, BPSDM, DPSDM)
C. Atasan Langsung (Kapus, Kabid, Kasi, Seketaris Dinas/RS)
D. Bupati Dan Sekda Kabupaten/Kota
27. Kenaikan Jenjang Jabatan Fungsional diwajibkan terlebihdahulu mengikuti 2 x Diklat Teknis
Subtantif yang berbeda dan 1 x Diklat Fungsional
A. Pembentukan
B. Satuan Kredit Profesi (SKP)
C. Kepemimpinan
D. Penjenjangan.
28. Preode Pembuatan DUPAK dilakukan setiap semester (6 bulan) dan diajukan paling sedikit 1 x dalam
satu tahun. Pada bulan
A. Januari dan Juli. B. April dan Oktober. C. Januari D. Desember
29. Setiap Tim Penilai tidak boleh menerima DUPAK langsung dari Pejabat Fungsional, tetapi harus
melelui :
A. Ketua Organisasinya masing-masing
B. Seketariat Tim Penilai
C. Ketua Tim Penilai
D. Kepegawaian pada Dinas/Badan pada Instansi Pembina.
30. Berita Acara dibuat Tim Penilai setelah Sidang Penentuan bersama ketua Tim, untuk memutuskan:
A. Pertimbangan untuk dapat kenaikan pangkat, Kenaikan Jabatan atau Kenaikan Pangkat
sekaligus kenaikan Jabatan
B. Pertimbangan Etika-Moral dan Kinerja PNS
C. Pertimbangan hasil Sasaran Kinerja PNS (SKP)
D. Pertimbangan hasil Ukom Satuan Kredit Profesi (SKP)
B. Essay :

1. Tuliskan bahan-bahan untuk pengajuan DUPAK (Daftar Usulan Penetapan


2. Angka Kredit)
3. Tuliskan unsur untuk penilaian PAK (Penetapan Angka Kredit)
4. Berapa nila AK menjadi Angota Perofesi pertahun
5. Apa tugas Seketariat Tim Penilai AK JF
6. Apa beda naik pangkat dan naik jabatan fungsional
79
7. Beda jabatan Struktural, Fungsional dan Pelaksana
8. Apa beda Jabatan Terampil dan Ahli
9. Apa Beda Naik pangkat dan jabatan
10. Apa Perbedaan DUPAK dan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP)
11. Unsur kegiatan
12. Target dan sasaran
13. Fanismen penilaian Kunerja
14. Apa Beda Sertifikat STTPL dan Sertifikat Seminar dan sertifikat Satuan Kredit Profesi (SKP)
15. Apa Beda DUPAK JF Kesehatan dan NON Kesehatan
16. Apa Perbedaan dan Pesramaan DUPAK Kesehatan
17. Apa beda Unsur Utama dan penunjang

PROFIL PENULIS

Nama Zulfendi, saat ini sebagai Widyaiswara Madya di BPSDM


Aceh, lahir di Medang Ara, 20 April 1963. Pendidikan : SD dan
SMP Karang Baru Aceh Tamiang, Analis Kesehatan Banda Aceh
1983 dan SMU T. Nyak Arief Banda Aceh 1984, Pendidikan
Guru Mahir Analisis Surabaya 1986, DIII Akademi Analis
Kesehatan di Bandung, 1988. S1 Statistik UT 1999, S1 Kesehatan
Masyarakat Unmuha Aceh, 2002, S1 Biologi Unmuha Aceh 2003,
Pascasarjana (S2) Biomedical Science Amsterdam 1996,
Pascasarjana (S2) Teknik Kimia Unsyiah 2010, Candidat Doktor
(S3) PAI UIN Ar-Raniry Aceh, Candidat Doktor (S3) Matematika
dan Aplikasi Sains (DMAS) Unsyiah Aceh.

Karier penulis diawali sebagai pejabat fungsional Pranata Laboratorium Kesehatan,


Kepala Sub Seksi Mikrobiologi 2004, Kepala Bidang Kimia Kesehatan Lingkungan Labkes. Aceh
2007, Kepala Kepegawaian RS Ibu dan Anak, hingga saat ini masih menjadi aktif sebagai
Dosen di berbagai Universitas dan sebagai PP Komisi Penanggulangan HIV-AIDS Aceh.

Penulis aktif dalam organisasi sebagai pengurus ICMI Aceh, Pengurus GBN, LMP Aceh,
Ketua IKMAT, Ketua Konsersium Organisasi Profesi Kesehatan (KOPKA). Koordinator
Amperha Aceh, pernah menjadi Ketua Ikatan Widyaiswara Indonesia (IWI) Aceh dan PATELKI
Aceh

Beberapa buku yang pernah ditulis, Penuntun Pemeriksaan Mikologi Klinik (!988), Isolasi
dan Identifikasi Bakteriologi Klinik, Mikologi Klinik, DNA Amplifikasi (1990-2000), Analisa
80
Mikrobiologi Lingkungan (1995), Pemeriksaan Kualitas Lingkungan Terbatas di Lapangan
(2000), Pembuatan DUPAK Jabatan Fungsional Kesehataan (2010), Penilaian Angka Kredit
jabatan Fungsional kesehatan,, Isolasi dan Inokulasi Fusarium sp. Gaharu di Aceh (2012).
Pedoman Diagnostic Reading Rancangan Projec Capter Diklat PIM III dan IV Pola Baru (2014).

Tugas lainnya, sebagai Dosen menulis modul dan buku materi ajar pada Diklat
Kepemimpinan PNS, Diklat teknis subtantif JF Kesehatan, Akademi Analis Kesehatan,
Akafarma Aceh, FKM Unmuha Aceh. Uv. Jabal Ghafur Sigli, Politeknik Kes. Aceh. dan menjadi
Trainer Kesehatan Lingkungan, Konselor HIV-AIDS, yang paling umum menjadi Trainer
Jabatan Fungsional dan Manajemen ASN.

Penulis sangat bersukur, Berbekal pengalaman mengajar dan menulis, melihat sanagat
penting tersedianya buku pedoman bagi PNS, “Manajemen ASN dan Karier Jabatan PNS
“(Buku I), Manajemen “Jabatan Fungsional PNS” (Buku II),

81

Anda mungkin juga menyukai