ZULFENDI
WI Madiya
BKPP ACEH
HP ; 08126925409
1
18. Peraturan Ka. LAN No : 15 Tahun 2011 Tentang Pedoman Umum Pembinaan
Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Fungsional, Jakarta
19. Permenkes No. 60 Tahun 2016 Tentang Pembinaan Jabatan Fungsional Kesehatan Dan
Jabatan Fungsional Non Kesehatan Di Lingkungan Kementerian Kesehatan, Jakarta
20. Permenkes No. 78 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Pendidikan Dan Pelatihan Jabatan
Fungsional Kesehatan, Jakarta
21. Permenkes No. 18 Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan Uji Kompetensi JF
22. Permenkes No. 43 Tahun 2017 Tentang Penyusunan Formasi Jabatan Fungsional Hes.
23. Surat Kepala BKN K.26-30/V.7-3/99 tgl 17 Januari 2014 tentang Batas Usia Pensiun (BUP),
24. Surat Edaran Permen PANRB No. 04 tahun 2013 Tentang Tugas Belajar Dan Izin Belajar,
TUJUAN BELAJAR
Memahami :
1. Manajemen PNS
2. Pengorganiasasian JF Kesehatan
3. Pembuatan dan Penilaian DUPAK
4. Diklat dan Uji Kompetensi JF
5. Pemberhentuan Sementara Dan Pemecatan Dari JF
6. JF Ilegal
2
MANAJEMEN PEGAWAI N
3
Tabel 2: Perbedaan Jabatan PNS Lama dan PNS UU ASN
UU No. 43 Tahun 1999 Tentang UU No. 5 Tahun 2014 Tentang ASN
Kepegawaian
A.Jabatan Struktural: A.Jabatan Struktural
1.Eselon I 1. JPT Utama (setara esl.Ia)
Ia : Kepala Badan/Lembaga a. Kepala Badan/Lembaga Pemerintah
Ib : a. Sekjen Kementerian dan non Kementerian
b. Dirjen 2. JPT Madya (setara esl Ib)
c. Staf Ahli di Kementerian a. Sekjen
d. Sekda Provinsi b. Dirjen
2.Eselon II c. Staf Ahli di Kementerian
IIa : Sekda Kabupatem/Kota Kepala Dinas d. Sekda Provinsi
IIb : Kepala Badan 3. JPT Pratama (setara esl. IIa/b)
3.Eselon III a. Kepala Biro
a. Kepala Bidang/Kabag b. Direktur Kementerian/Non Kementerian
b.Kepala UPT K/L/Dinas/Badan c. Kapus di Kementerian/Non kementerian
4.Eselon IV : d. Kepala Balai di Kementerian/Non
a.Kepala Seksi/Kasubag/Kasubid Kementerian
a.Jabatan Fungsional Umum (JFU) e. Ketua di Kementerian/P/K/K
ditentukan oleh PPK instansi dan f. Sekda Kabupaten/Kota
Pemerintah Daerah g. Kepala Dinas/Badan Provinsi/K/K
h. Staf Ahli Gubernur/Bupati/Walikota.
4.Jabatan Ademitrasi:
a. Jabatan Ademistrator (JA) (setara esl. III)
b. Jabatan Pengawas (JP), (setara eselon IV)
c. Jabatan Pelaksana (JPl) (Non struktural)
B.Jabatan Fungsional Tertentu B..Jabatan Fungsional (JF) (Non Struktural)
1. Keahlian : 1. Jabatan Keahlian :
a) Utama a) Ahli Utama
b) Madya b) Ahli Madya
c) Muda c) Ahli Muda
d) Pertama d) Ahli Pertama
2.Keterampilan 2.Jabatan Keterampilan:
a) Penyelia a) Penyelia
b) Pelaksana lanjutan b) Mahir
c) Pelaksana c) Terampil
d) Pelaksana pemula d) Pemula
4
Tabel 3 : Jenjang Jabatan, Golongan Pangkat Jabatan, Kelas Jabatan dan Eselon Jabatan
(Pasal 68 UU ASN Nomor 5 Tahun 2014)
Golongan(Terendah Kelas Jabatan Eselon
Jenjang Jabatan PNS -Tertinggi) (ASN) Jabatan
A. Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) ;
1. JPT Pratama (JPTP) > IV/b – IV/d 10 sampai 14 II a-b
2. JPT Madya (JPTM) > IV.c - IV/e 14 sampai 16 I a-b
3. JPT Utama (JPTU) > Ivd – IV/e 16 dan17 Ia
B. Jabatan Adeministrasi (JA) :
1. Jabatan Adeministrator (JA) > III/d – IV/d 8 sampai 10 III a-b
2. Jabatan Pengawas (JP) > IIIa – IV/a 6 sampai 8 IV a-b
3. Jabatan Pelaksana (JPl) > II.a – IV/a <6 Non-eselon
C. Jabatan Fungsional (JF) Non-eselon
1. JF Terampil (JFT) : AK Komulatif :
a) Pemula II.a dan II.b 25
b) Terampil II.c dan II.d 40-60-80
c) Mahir III.a dan III.b 100-150
d) Penyelia III.c dan III.d 200-300
2. JF Ahli (JFA):
a) Ahli Pertama III.a dan III.b 100-150
b) Ahli Muda III.c dan III.d 200-300
c) Ahli Madya IV.a, IV.b dan IV.c 400-550-700
d) Ahli Utama IV.d dan IV.e 850-1050
Tabel 8 : Jenjang Jabatan, Gol. Pangkat, Kelas Jabatan, AK, BUP Dan PBAK
Janjang Jabatan Golon Klas Angka BUP PBAK (Pejabat Yang berwenang Pembina
gan Jabata Kredit Menandatangani Angka Kredit) Jabatan
n
1. 1.JPT Utama IVd-e 16-17 60*
2. JPT Madya IVc 16 60 Presiden/Ment
3. JPT Pratama IVb. 15 60 er/G/B/W
4. Ademitrator IIIc-d 13 58
5. Pengawas IIIb 10-12 58
6. Pelaksana II-IV 6-10 58
PBAK Pejabat
Ahli Keteramplan Pembina
Penetapan
Pangakat/jaba
tan Ditetapkan
1. Ahli Utama IVe 15 1050 65-70 Dirjen Unit Presiden
Tugas bersifat ** Pembina
strategis nasional IVd 13/14 850 60 Kementerian/Lem
Profesional baga
tingkat tertinggi
2. Ahli Madiya IVc, 12 700 60 Ka Biro/Ka Menteri/Guber
Tugas bersifat IVb, 11 550 60 Pusat/Setdijen nur/Bupati/Wa
strategis sektoral unit pembina likota
Profesional IVa 10 400 60 Direktur di
tingkat tinggi Kementerian yg
membidangi
jabfung tsb
Dinas/Badan
Provinsi/Kab/Kot
a
3. Ahli Muda IIId, 9 300 58 Unit Pembina/ Kabag
Tugas bersifat IIIc. 8 200 58 Pimpinan Pengembanga
taktis operasional Pelayanan/ n Pegawai
Profesional Direktur Biro
tingkat lanjutan Pelayanan Kepegawaian/
Provinsi/ Gubernur/Bup
Kab/Kota/ ati/
Dinas/Badan Walikota
4. Ahli Pertama IIIb, 7 150 58 Provinsi/ Kepala Biro
5
Tugasnya Kab/Kota Kepegawaian/
bersifat Gubernur/Bup
operasional IIIa 6 100 58 ati/Walikota
profesional
tingkat dasar
5. Penyelia IIId, 5 300 58 1. Unit 1.Kabag
Melaksanakan Pembina/ Pengembanga
fungsi koordinasi Pimpinan n Pegawai
jabatan IIIc 4 200 58 Pelayana
fungsional 2. Direktur 2.Biro
keterampilan RS Kepegawaian/
6. Mahir IIIb, 3 150 58 Provinsi/ Gubernur/Bup
Melaksanakan Kab/Kota ati/
fungsi utama IIIa 3 100 58 3. Dinas/Bad Walikota
dalam jabatan an
fungsional Provinsi/
Kab/Kota
7. Trampil IId 3 80 58
Melaksanakan
fungsi lanjutan IIb 3 60 58
IIb 3 40 58
8. Pemula IIa 2 20 58
Melaksanakan
fungsi dasar
dalam jabatan
fungsional
6
Tabel 9 : Jabatan Struktural dan Fungsional PNS
7
Tabel 10 : Kompetensi Jabatan PNS
1. JAB. PIMPINAN TINGGI (JPT) 2. JAB. ADEMINISTRASI (JA) 3. JAB. FUNGSIONAL (JF)
8
JABATAN FUNGSIONAL PNS
A. Pengertian Jabatan Fungsional (Sangat Rumit)
Sejak 24 tahun yang lalu Keputusan PP No. 87 Tahun 1994 Tentang Jabatan
Fungsional PNS hingga saat ini (2018) terdapat 154 Jenis Jabatan Fungsional
(terampil dan ahli), terbagi dalam 25 Rumpun Jabatan Fungsional (JF), dibawah
kendali 45 Instansi Pembina dan masing-masing JF telah memiliki 3 (tiga) dasar
aturan, antara lain Permen PAN-RB, SKB Kepala LAN dengan Kepala BAKN dan Juknis
rumpun jabatan dari masing-masing Kementerian pembina.
30 JENIS
JF
KESEHATAN
9
Tabel 20 : Perbedaan Jabatan Fungsional Keahlian dan Keteampilan.
a. Jabatan Fungsional Keahlian : b. Jabatan Fungsional Keterampilan
1. Diangkat dengan Pendidikan S1/DIV-S3, 1. Diangkat dengan Pendidikan minimal DIII
dengan pangkat minimal III.a dengan pangkat minimal II.b/c
2. Angka kredit PAK Awal minimal 100 2. Angka kredit PAK awal minimal 40/60
3. Angka Kredit Pemeliharaan 20/ tahun 3. Angka Kredit Pemeliharaan 10/ tahun
4. Pangkat dapat mencapai IV.c, kecuali 4. Pangkat terakhir mentok pada pangkat III/d
Dosen dan Widyaiswara mencapai IV.e 5. Penilaian DUPAK pada Tim Penilai Daerah
5. Penilaian DUPAK pada Tim Penilai Pusat (TPD)
(TPP) untuk pangkat IV/a keatas. 6. PAK di tanda tangani PBAK JPT Pratama
6. Kewajiban pengumpulan AK dari Instansi Pembina Daerah
pengembangan profesi 7. Tidak wajib pengumpulan AK dari
7. PAK ditandatangani PBAK Instansi Pusat pengembangan profesi
8. Tunjangan Fungsional lebih besar 8. Tunjangan Fungsional lebih kecil dari JF ahli
9. Tunjangan kinerja berdasarkan Kelas 9. Tunjangan kinerja berdasarkan Kelas Jabatan
Jabatan
10
D. Jenjang Jabatan, Pangkat dan Anka Kredit Komulatif JF
Tabel 11 : Jenjang Jabatan dan Pangkat Jabatan Fungsional
Jenjang Jabatan Fungsional Pangkat AK Komulatif Eselon
1. J F Keterampilan (D.III): Non-
a) Pemula II.a dan II.b 25 eselon
b) Terampil II.b, II.c dan II.d 40-60-80
c) Mahir III.a dan III.b 100-150
d) Penyelia III.c dan III.d 200-300
2. JF Keahlian (Sarjana):
e) Ahli Pertama III.a dan III.b 100-150
f) Ahli Muda III.c dan III.d 200-300
g) Ahli Madya IV.a, IV.b dan IV.c 400-550-700
h) Ahli Utama IV.d dan IV.d 850-1050
11
Tabel 12 : Syarat Pengangkatan Jabatan Fungsional Keterampilam dan Keahlian:
a. Keterampilan : b. Keahlian :
1. Pendidikan SMU/D.III 1. Pendidikan S1/D.IV/S2/S3
2. Telah PNS 100% 2. Telah PNS 100%
3. Pangkat II/a-IIc 3. Pangkat III/a-IIIb
4. Permohonan memilih Jenis JF Terampil 4. Permohonan memilih Jenis JF Ahli
kepada Atasan Langsung untuk mendapatkan kepada Atasan Langsung untuk ahli
SPMT fungsional trampil mendapatkan SPMT ahli
5. Telah mengikuti diklat teknis 2 x dan diklat 5. Telah mengikuti diklat teknis 2 x dan diklat
fungsional pembentukan, dan mendapatkan fungsional pembentukan, dan
STTPL/Sertifikat Lulus mendapatkan STTPL/Sertifikat Lulus
6. Permohonan mengikuti uji kopetensi 6. Permohonan mengikuti uji kopetensi
pengangkatan pertama dalam JF pengangkatan pertama dalam JF
7. Telah Memiliki SPMT Fungsional Trampil 7. Telah Memiliki SPMT Fungsional Trampil
8. Mengajukan DUPAK awal yang ditetapkan 8. Mengajukan DUPAK awal yang ditetapkan
PBAK Tim Penilai Daerah PBAK Tim Penilai Daerah
9. Adanya kebutuhan Instansi (ABK) 9. Adanya kebutuhan Instansi (ABK)
10. Data Portopolio legalisir: 10. Data Portopolio lelalisir:
a. SK PNS a. SK PNS
b. SKP 1 tahun bernilai Baik b. SKP 1 tahun bernilai Baik
c. Karpeg c. Karpeg
d. Izajah terakhir d. Izajah terakhir
e. PAK awal e. PAK awal
f. STTPL/Sertifikat Pembentukan f. STTPL/Sertifikat Pembentukan
g. Sertifikat Lulus Ukom g. Sertifikat Lulus Ukom
11. Telah menjadi anggota/pengurus organisasi 11. Telah menjadi anggota/pengurus
profesi, Khusus tenaga Kesehatan harus organisasi profesi, Khusus tenaga
memiliki STR Kesehatan harus memiliki STR
12. Surat pengantar pengangkatan pertama 12.Surat pengantar pengangkatan pertama
kepada PyB melalui AL kepada PyB melalui AL
12
B. PENGANGKATAN DARI PNS JABATAN LAIN
C. PENGANGKATAN MELALUI INPASSING
a) 1 (satu) tahun sebelum Batas Usia Pensiu (BUP) bagi Jabatan Pimpinan Tinggi
bila sedang menduduki jabatan JPT
b) 2 (dua) tahun sebelum Batas Usia Pensiun bagi Jabatan Administrator (JA) bila
sedang menduduki jabatan JA
c) 3 (tiga) Jabatan Pengawas (JP) dan jabatan Pelaksana (JPl), bila sedang
menduduki jabatan JP dan JPl.
d) 2 (dua) tahun sebelum BUP bagi Jabatan Fungsional yang mundur sementara
karena menduduki jabatan Struktural, kemudian kembali lagi menduduki jabatan
fungsional.
L. Kewajiban Pemangku JF
M. Kenaikan Jenjang JF Izajah Pendidkan Sejalur (Terampil Ke Ahli)
(
Pejabat fungsional yang dibebaskan sementara dari jabatannya dapat diangkat kembali apabila:
a. Telah berakhir masa berlakunya hukuman disiplin,
b. Telah selesai melaksanakan tugas diluar jabatanfungsional,
c. Telah selesai tugas belajar lebih dari 6 bulan,
d. Berdasarkan keputusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap,
dinyatakan tidak bersalah atau dijatuhi hukuman percobaan,
e. Telah selesai menjalankan cuti di luar tanggungan negara dan telah melaporkan diri untuk
aktif kembali sebagai Pegawai Negeri Sipil.
Pejabat fungsional yang diangkat kembali dalam jabatan fungsional, jabatannya ditetapkan
berdasarkan angka kredit yang terakhir dimiliki. .
13
Pembebasan sementara di awasi Seketariat Tim penilai JF Jabatan Fungsional
yang dibebaskan sementara, diberhentikan dari pembayaran tunjangan jabfung mulai
bulan berikutnya.
Jika ditinjau pada PP 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS Pasal 7 Ayat (4), PNS dihentikan dari
JF dikarenakan terkena hukuman disiplin tingkat berat sebagai berikut :
1. Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun;
2. Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah;
3. Pembebasan dari jabatan;
4. Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS;
5. Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS.
6. Jika tidak mampu mengumpul kecukupan AK kenaikan pangkat dan jabatan lebih dari 5
(lima) tahun, mengambil peluang kenaikan pangkat dengan reguler (4 tahun) terkena
hukuman disiplin berat.
7. Terkait dengan sasaran kerja pegawai (SKP) kurang dari 25% (dua puluh lima persen)
pertahun,
14
PENGORGANISASIAN JABATAN FUNGSIONAL PNS
A. Instansi Pemerintah,
a. Instansi Pusat,
b. Instansi Daerah,
c. Instansi Pembina, pembina rumpun jabatan fungsional
d. Instansi Pengguna Jabatan, adalah Instasi yang menggunakan pejabat ASN
B. Pejabat Negara (PN)
1. PBAK Pusat,
15
Tabel 11 : PBAK Tim Penilai AK Pusat
No Instansi/Unit Pembina JF PBAK Jabatan Fungsional Kesehatan
1 Direktur Jendral Bina Pelayanan Jenjang JF Ahli Utama (IV.d dan e) bagi Dokter,
Medik Doter Gigi, Psikiawan medik, pada TPP
2 Direktur Jendral Kefarmasian Jenjang JF Ahli Utama (IV.d dan e) bagi JF Apoteker
dan Alat kesehatan (Alkes) pada TPP
3 Seketaris Direktorat Jendral Bina Jenjang JF Madya dan Penyelia kebawah bagi JF
Pelayanan Medik
4 Seketaris Direktorat Jendral Jenjang JF Madya/Muda/Penyelia kebawah bagi JF
Kefarmasian dan Alat kesehatan Dokter, Dokter Gigi, mPranata labkes, Fisioterapis
(Alkes) bagi PNS pada UPT/Instansi Vertikal/Daerah
5 Seketaris Direktorat Bina Jenjang JF Madya/Muda dan Penyelia kebawah bagi
Kesehatan Masyarakat JF Nutrisionis
6 Seketaris Direktorat PP dan PL Jenjang JF Madya/Muda dan Penyelia kebawah bagi
JF Sanitasian, Entomologi Kes, Epidemiologi Kes,
dan Kesehatan Kerja
7 Kepala Biro Hukum dan dan Jenjang JF Madya kebawah bagi JF Adeministrator
Organisasi kementerian kesehatan (Adminkes)
8 Kepala Pusat Promosi Kesehatan Jenjang JF Madya dan Penyelia kebawah bagi JF
Kementerian Penyuluh kesehatan Masyarakat (PKM)
9 Kepala UPT Tingkat Eselon II Untuk Jenjang JF Muda/Penyelia Kebawah bagi
seluruh Rumpun JF binaanya pada lingkungan
kerjanya.
10 Kepala UPT Tingkat Eselon III Untuk JF Penyelia Kebawah bagi seluruh Rumpun JF
binaanya pada lingkungan kerjanya.
11 Kepala UPT Tingkat Eselon IV Tidak memiliki wewenang menetapkan angka kredit
di lingkungan kerjanya
2. PBAK Daerah
17
Tabel 14 : Unit Pembina Tim Penilai AK JF Tingkat Pusat Dan Daerah
No Unit Pembina Tim Penilai AK JF Jabatan Fungsional
Pusat
1 Seketariat Direktorat Jendral Dokter Pendidik Klinis, Dokter, Dokter Gigi, Perawat,
Pelayanan Kesehatan, setara Perawat Gigi, Bidan, Radiografer, , Perekam Medis,
eselon II Fisioterapis,
6 UPT Pusat (RSU, RSK, Pus. Melakukan penilaian terhadap JF Ahli Muda/penyelia
Litbangkes) Setara eselon II kebawah
18
N. Ketua Kelompok Jabatan Fungsional
Ketua Kelompok Jabatan Fungsional, adalah ketua dari semua jenis JF terdapat pada instasi
pembina atau instansi pengguna JF,
a. Butir Kegiatan,
b. SPMK (Surat Pernyataan Melakukan Kegiatan)/Laporan :
Surat pernyataan hasil kegiatan unsur pelayanan yang dibuat pejabat fungsional secara
mingguan dan dinyatakan oleh Atasan Langsung (AL).
1. SPM Pendidikan dan Latihan (SPMPL),
2. SPM Pelayanan (SPMP),
3. SPM Pengembangan Perofesi (SPMPP),
4. SPM Pengabdian masyarakat (SPMPM),
5. SPM Penunjang Tugas (SPMPT)
6. Laporan Bulanan,
7. Laporan Semesteran,
c. DUPAK (Daftar Usulan Penetapan Angka Kredit),
d. PAK (Penetapan Angka Kredit), adalah hasil perhitungan kegiatan dalam kurun waktu
tertentu oleh tim penilai dan ditetapkan oleh PBAK (Pejabat Yang Berwenang
Menetapkan Angka Kredit)
e. Angka Kredit Kegiatan JF, yaitu angka ketetapan oleh Permen PAN setiap butir kegiatan
dalam uraian kegiatan jabatan unrur Utama dan Unsur penunjang.
f. Rekapitulasi Penilaian AK, lembaran hasil perhitungan persetujuan tim penilai atas
DUPAK yang diajukan Pejabat Fungsional dalam kurun waktu tertentu, ditanda tangani
oleh ketua tim penilai
g. Berita Acara Penilaian AK, adalah pernyataan hasip keputusan rapat penilaian dari tim
penilai atas penilaian DUPAK dikeluarkan oleh tim penilai di tanda tangani oleh ketua tim
penilai.
b) Uraian Kegiatan Jenjang JF,
c) Organisasi Profesi, suatu lembaga/persatuan/perkumpulan/wadah berbadan hukum formal yang
terdiri dari anggota yang memiliki profesi yang sama dari jabatan fungsiona PNS.
d) Angka Kredit Sertifikat,
1. Angka Kredit (AK) Sertifikat/STTPL Unsur Utama, yang tercantum pada sertifikat/STTPL
peserta Jabatan Fungsional,
19
contoh :
Tabel 16 : Angka Kredit Pendidikan dan Pelatihan Pada Sertifikat
(Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Latihan (STTPL)
Lama Pelaksanaan Angka
Diklat/Pelatihan Keredit
Jabatan
Fungsional
2. Angka Satuan Kredit Profesi (SKP), SKP merupakan angka tercantum pada Sertifikat
Diklat/Pelatihan/Seminar yang diberikan oleh Organisasi Profesi (OP). setiap diklat/seminar
harus mendapat rekomendasi dari OP jenjang wilayah kerja lebih tinggi (misalnya :
Seminar tingkat Provinsi mendapat rekomendasi nomor akreditasi SKP dan besarnya
angka SKP dari Pengurus Pusat OP tersebut, untuk Wilayak K/K mendapat rekomendasi
dari DPW OP tersebut), penentuan besarnya SKP OP tergantung lama kegiatan, jenjang
regional pelaksanaan, dan materi kegiatan.
Sertifikat SKP diperlukan bagi JF untuk bukti kompetensi perpanjangan Surat Tanda
Registrasi (STR) izin peraktek/kerja dalam preode 5 tahun.
Tabel 17 : Jumlah SKP Tenaga Kesehatan untuk mendapatkan STR
20
TAHAPAN PENGANGKATAN PNS DALAM JF
Calon pejabat fungsional (CPF) beberapa hal sebagai berikut :
b. Unit/Instansi/Dinas/UPT/Pembina Pusat/Daerah/UPT Tempat Bertugas PNS, telah memiliki
rekomendasi Peta Formasi JF/JPl dari Kementerian Kesehatan atas persetujuan BAKN
dan Men PAN
c. Telah terdapat Tim Penguji Kompetensi JF dan Nomor regestrasi penyelenggaraan uji
kompetensi (Ukom) serta No. Sertifikat Uji Kompetensi dari instansi/unit pembina pusat
(BPSDMK) serta no. Pasword registrasi online, dipastikan juga peserta telah
memiliki kartu pendaftara mengikuti Ukom yang didaftar melalui Online BPSDMK,
(Permenkes No. 43 Tahun 2017 Tentang Penyusunan Formasi Jabatan Fungsional
Kes
d. Telah terdapat Tim Penilai Angka Kredit JF pada Instansi/unit Pembina/UPT Pusat/daerah.
e. Telah mengikuti 2 (dua) x Diklat teknis Subtantif yang berbeda, terkait JF yang dipilih.
f. Telah mengikuti Diklat Fungsional pembentukan, untuk dapat diangkan dalam 5 jenis JF dan
atau telah mengikuti Diklat Fungsional Penjenjangan untuk kenaikan jenjang JF satu tingkat
lebih tinggi.
g. Telah mengajukan DUPAK untuk mendapatkan PAK pertama dari PBAK untuk
pengangkatan dalan JF atau PAK untuk kenaikan Pangkat dan Jabatan Fungsional.
LANGKAH-LANGKAH
PERSIAPAN PENGANGKATAN PERTAMA DAN
KENAIKAN PANGKAT/JABATAN FUNGSIONAL
Sebagai Berikut :
A. Menjadi Anggota Organisasi Profesi (OP).
B. Memiliki Surat tanda Regestrasi (STR) Profesi (JF Kesehatan)
C. Mendapatkan SPMT Fungsional Ahli/Terampil (dari PyB)
D. Mengikuti Diklat Teknis Subtantif 2 x yang Berbeda
1. Peraturan Ka. LAN No : 14 Tahun 2011 Tentang Pedoman Pola Penjenjangan Diklat Teknis
E. Mengikuti Diklat Fungsional Pembentukan (pengngkatan I)
1. Peraturan Ka. LAN No : 14 Tahun 2011 Tentang Pedoman Pola Penjenjangan
2. Peraturan Ka. LAN No : 15 Tahun 2011 Tentang Pedoman Umum Pembinaan Diklat teknis
3. Permenkes No. 78 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Pendidikan Dan Pelatihan
Jabatan Fungsional Kesehatan)
F. Mengikuti Uji Kompetensi Pengangkatan Dalam JF
(Permenkes No. 78 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Pendidikan Dan Pelatihan
Jabatan Fungsional Kesehatan)
G. Membuat dan Mengajukan DUPAK untuk Mendapatkan PAK Pertama
H. Mengajukan Diri Menjadi Pejabat Fungsional
I. Mengajukan DUPAK Penilaian AK Kinerja JF (Naik pangkat/jabatan)
Permenkes No. 60 Tahun 2016 Tentang Pembinaan Jabatan Fungsional Kesehatan Dan
Jabatan Fungsional Non Kesehatan Di Lingkungan Kementerian Kesehatan, Jakarta
J. Mengajukan PAK Kenaikan Pangkat/Jabatan JF
K. Mengikuti Diklat Teknis Subtantif
1. Peraturan Ka. LAN No : 14 Tahun 2011 Tentang Pedoman Pola Penjenjangan
2. Peraturan Ka. LAN No : 15 Tahun 2011 Tentang Pedoman Umum Pembinaan Diklat teknis
L. Mengikuti Diklat Fungsional Penjenjangan
21
1. Peraturan Ka. LAN No : 14 Tahun 2011 Tentang Pedoman Pola Penjenjangan
2. Permenkes No. 78 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Pendidikan Dan Pelatihan Jabatan
Fungsional Kesehatan,
M. Uji Kompetensi Kenaikan Jenjang Jabatan Setingkat Lebih Tinggi
(Permenkes No. 18 Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan Uji Kompetensi JF)
B. Diklat Fungsional :
a. Diklat Fungsional Pembentukan JF
b. Diklat Fungsional Penjenjangan Jabatan
c. Diklat Teknis Penunjang Tugas JF
a. Tim Penilai Pusat (TPP) berada dibawah pejabat yang berwenang (PyB) pada Instansi
Pembina Pusat sesuai rumpun jabatan masing-masing., tim penilai pusat terdiri dari:
a) Tim Penilai Pusat (TPP) berada dibawah Dirjen Unit Pembina JF masing-masing.
b) Tim Penilai Instansi (TPI) berada dibawah Pim. Unit Pelayanan Pusat.
c) Tim Penilai Pusat dalam melaksanakna tugas berada dibawah tanggung jawab kepada
PyB/PBAK nya masing-masing.
d) Tim Penilai Pusat (TPP), hanya menilai usulan DUPAK jabatan fungsional Ahli madya
pangkat (IV.a) keatas bagi Jabatan fungsional Pemerintah Daerah yang diusul melalui
Instansi pembinanya di daerah (kecuali JF Widyaiswara jabatan Ahli Madya pangkat IV.c
keatas)
D. Susunan Anggota Tim Penilai
Tim penilai daerah (TPD) di provinsi dan Kab/Kota dapat dibentuk jika terdapat 8-10 jabatan
fungsional yang sama, jumlah orang tim penilai cukup 3 orang, jika jumlah mencapai 20 samapi 200
orang, jumlah tim 5-7 orang dan jika lebih 200 jabatan fungsional yang sama
Komposisi Tim penilai AK terdiri dari ;
1. Seorang Ketua merangkap anggota (Jabatan Struktural/PBAK)
2. Seorang Wakil Ketua merangkap anggota (jabatan Struktural/Jabatan Adeministrator)
3. Seorang Sekretaris merangkap anggota (Jabatan Struktural/Jabatan Pengawas)
4. Sekurang-kurangnya 4 (empat) orang anggota berasal dari jabatan fungsional (JF) yang sama
denagan JF yang dinilai).
23
F. Masa Jabatan Tim Penilai
Masa Jabatan Tim Penilai adalah 3 (tiga) tahun, setelah menjadi Tim Penilai 2 ( dua ) periode
masa jabatan dapat diangkat kembali setelah melampaui tenggang waktu 1 (satu) periode masa
jabatan. Dalam hal terdapat anggota Tim Penilai yang ikut dinilai, maka Ketua Tim Penilai dapat
mengangkat Anggota Tim Penilai Pengganti.
1. Apabila Tim Penilai Kab/Kota belum dapat dibentuk, karena belum memenuhi syarat
keanggtaan Tim Penilai yang ditentukan, maka penilaian prestasi kerja dapat dilakukan oleh
Tim Penilai Kab/Kota lain yang terdekat atau Tim Penilai Provinsi lain yang terdekat atau Tim
Penilai Pusat untu semua jabatan dan pangkat JF
2. Apabila Tim Penilai Propinsi belum dapat dibentuk karena belum memenuhi syarat keanggo-
taan Tim Penilai yang ditentukan, maka penilaian prestasi kerja dapat dilakukan oleh Tim
Penilai Provinsi lain terdekat atau Tim Penilai Pusat.
Agar pelaksanaan penilaian angka kredit dapat berjalan dengan adil, obyektif dan profesional,
maka dalam menjalankan kewenangannya, PBAK dibantu oleh Tim penilai sesuai kedudukan PBAK
a. Jika Tim Penilai instansi belum dapat dibentuk karena belum memenuhi syarat keanggotan
maka penilaian dan penetapan AK dapat dimintakan kepada Tim Penilai Pusat
b. Jika Tim Penilai Kabupaten/Kota belum dapat dibentuk, karena belum memenuhi syarat
keanggotan maka penilaian dan penetapan AK dapat dimintakan kepada Kab/Kota lain
terdekat atau Provinsi atau Pusat
c. Jika Tim Penilai Provinsi belum dapat dibentuk karena belum memenuhi syarat keanggotan
maka penilaian dan penetapan AK dapat dimintakan kepada Provinsi lain terdekat atau Pusat.
24
Tabel : Unit Pembina Pusat Jabatan Fungsional Kesehatan
25
Tabel : Unit Pembina Jabatan Fungsional Nonkesehatan
di Lingkungan Kementerian Kesehatan.
No Unit pembina Pusat Lik. JF Kesehatan
Kesehatan
a. Sekretariat Badan Penelitian dan Peneliti, Kepala Seketariat PBAK JF Ahli
Pengembangan Kesehatan Perekayasa Madya/Ahli Muda dan Penyelia
Teknisi Litkayasa
b. Sekretariat Badan Dosen Kepala Seketariat sebagai PBAK
Pengembangan dan Pranata JF Ahli Madya/Ahli Muda dan
Pemberdayaan SDMK Laboratorium Penyelia
Pendidikan
c. Pusat Pelatihan BP SDMK Widyaiswara Kepala Pusat sebagai PBAK JF
Assesor Sdm Ahli Madya/Ahli Muda dan Penyelia
Aparatur
Teknologi
Pembelajaran
d. Direktorat Pencegahan dan Pekerja Sosial Seketaris Direktorat sebagai PBAK
Pengendalian Masalah JF Ahli Madya/Ahli Muda dan
Kesehatan Jiwa dan NAPZA Penyelia
e. Sekretariat Jenderal
a) Biro Perencanaan dan Anggaran, Perencana Kepala Biro sebagai PBAK JF Ahli
Madya/Ahli Muda dan Penyelia
b) Biro Kepegawaian, Analis Kepegawaian Kepala Biro sebagai PBAK JF Ahli
Madya/Ahli Muda dan Penyelia
c) Biro Keuangan dan Barang Milik Pengelola Kepala Biro sebagai PBAK JF Ahli
Negara, Pengadaan Madya/Ahli Muda dan Penyelia
Barang/Jasa
d) Biro Umum, Arsiparis Kepala Biro sebagai PBAK JF Ahli
Madya/Ahli Muda dan Penyelia
e) Biro Hukum dan Organisasi, Perancang Peraturan Kepala Biro sebagai PBAK JF Ahli
Perundang- Madya/Ahli Muda dan Penyelia
Undangan
f) Pusat Data dan Informasi, Pranata Komputer Kepala Biro sebagai PBAK JF Ahli
Statistisi Madya/Ahli Muda dan Penyelia
g) Biro Komunikasi dan Pelayanan Pustakawan Kepala Biro sebagai PBAK JF Ahli
Masyarakat, Pranata Hubungan Madya/Ahli Muda dan Penyelia
Masyarakat
h) Pusat Analisis Determinan Analis Kebijakan Kepala Biro sebagai PBAK JF Ahli
Kesehatan, Madya/Ahli Muda dan Penyelia
26
Kab/Kota (eselon II) semua JF Ahli Muda dan Penyelia Kabupaten/Kota
kebawah di Instansi UPT Kab/Kota
9 Direktur RS/Pimpinan Tim Penilai UPT Pusat ( TPD), Semua JFK Kepala Dinas Kesehatan
Pelayanan di UPT Daerah Untuk semua Penyelia kebawah di Provinsi/K/K
(Eselon III) Instansi UPT Kab/Kota
1. 1 Januari s/d 20 Januari untuk kenaikan pangkat periode April, dengan tenggang waktu
penyelesaian PAK 21 Januari s/d 20 pebruari tahun berjalan.
2. 1 Juli s/d 20 Juli untuk kenaikan pangkat periode Oktober dengan tenggang waktu
penyelesaian PAK 21 agustus tahun berjalan.
Apabila DUPAK masuk ke Seketariat Tim telah melampaui tanggal 20 Pebruari/Agustus maka
DUPAK akan di proses untuk periode berikutnya.
E. Unsur DUPAK
27
Tabel : Unsur Penilaian DUPAK
No Unsur Keterangan
1 A. Unsur Utama 80 % AK Komulatif
1. Melaksanakan Pendidikan
1. Pendidikan Formal
2. STTPL/Sertifikat Diklat
2. Melaksanakan Pelayanan (20 % dari AK unsur Utama)
3. Melaksanakan Pengabdian Masyarakat (Memenuhi AK tertentu)
4. Melaksanakan Pengembangan Prifesi
Jumlah Unsur Utama
2 B. Unsur Penunjang < 20 dari AK Komulatif
1. Melakukan pernunjang Tugas
Jumlah Unsur Penunjang
Jumlah Unsur Utama Dan Penunjang
28
Tabel 21 : Dokumen Unrur DUPAK Jabatan Fungasional
No Unsur Keterangan
1 Surat pengantar ke Seketariat Tim Penilai di Ditandatangani pejabat pengusul
UPT/Instansi Pembina
2 Dokumen Kepegawaian (Portopolio) Dilegalisir
a. SK Fungsional PNS
b. SKP 1 tahun bernilai Baik
c. Karpeg
d. Izajah terakhir
e. PAK lama (HARPAK)
f. STTPL/Sertifikat Penjenjangan *
g. Sertifikat lulus ukom kenaikan jabatan *
*NB: Untuk kenaikan pangkat tidak diperlukan
3 Dokumen DUPAK
A. DUPAK Ditanda tangani pejabat pengusul
B. Dokumen Unsur Utama Ditanta tangani AL
a. Laphar (laporan harian)
b. Lapbul (laporan bulanan)
c. SPMPL
d. SPMPK
e. SPMPM
f. SPMPP
C. Dokumen Unsur Penunjang Ditanta tangani AL
a. SPMPT
4 Dokumen Bukti Fisik Dilegalisir
I UNSUR UTAMA
A. Pendidikan
C. Pengabdian Masyarakat
C. Pengembangan Profesi
II UNSUR PENUNJANG
≤ 20 % 5 8 12 16 20 30 40 60
PENUNJANG TUGAS
29
Tabel 20 : JUMLAH ANGKA KREDIT KUMULATIF MINIMAL
I UNSUR UTAMA
A. Pendidikan
B. Pelaksanaan Kegiatan ≥ 80 % 80 120 160 240 320 440 560 680 840
C. Pengabdian Masyarakat
C. Pengembangan Profesi
II UNSUR PENUNJANG
≤ 20 % 20 30 40 60 80 110 140 170 210
PENUNJANG TUGAS
JUMLAH 100% 100 150 200 300 400 550 700 850 1050
Nama :
NIP :
Jabatan :
Unit kerja :
30
Contoh : SPMPL/SPMK/SPMPP/SPPM/SPMPT
31
TATACARA PENILAIAN ANGKA KREDIT JF
32
F. Latihan Penilaian DUPAK
a. Surat Pengantar dari pejabat Pengusul KE Seketariat TIM
b. Periksa Kelengkapan Data Kepegawaian
c. Periksa Kelengkapan DUPAK
d. Periksa Uraian Tugas Unsur sesuai jenjang Jabatan Fungsional antara
LAPHAR, LABUL dan Surat Pernyataa sesuai Ttbel MENPAN/SKP/Juknis.
e. Periksa legalitas bukti pisik dan sertifikat tahun berjalan.
f. Periksa legalitas surat pernyataan
g. Periksa nilai satuan Nilai AK sesuai Tabel dan pengalian.
h. Periksa UT 1 tingkat di atas Jabatan Fungsional dengan pengalian (80%) dari
nilai pengalian
i. Minta tim penilai khusus untuk membantu kebenaran pelaksanaan tugas
j. Semua nilai semesteran dituangkan dalam belangko penilaian yang syah
k. danditandatangani Ketua/Wakil/anggota tim penilai
33
Laporan Harian (LAPHAR) 1 Semester Uraian Tugas Sesuai Pangkat dan JF
LAPORAN BULANAN
1 JANUARI - 30 JUNI
TIM PENILAI AK JF
(SPMPK)
I. UNSUR UTAMA
T. tangan
Ketua/wakit/anggota
34
KOP DINAS
PENETAPAN ANGKA KREDIT
NOMOR : 800/ /RSUD/2009
INSTANSI : .....................................................................................................
MASA PENILAIAN TGL : 1 JUNI 2016 S/D 31 DESEMBER 2016
I NO KETERANGAN PERORANAGN
1 Nama .
2 Nip .
4 Tempat/Tgl. Lahir .
dr. .......................................
NIP: ........................................
Tembusan :
1. Kepada Sdi................................... pada .............................
2. Kepala Biro Kepegawaian Setjen ................... di Jakarta
3. Kepala Kepeg .................... ........................................
4. Direktur RSU ...............................................................
5. Seketaris Tim Penilai Jabatan Fungsional ......................
35
UJI KOPETENSI JABATAN FUNGSIONAL
A. Pengantar Ukom.
kebutuhan standar dunia kerjaa ntara lain ;
a. Standar Kompetensi Kerja
b. Standar Profesi
c. Standar Pelayanan
d. Kode Etik Profesi
b. Standar Kompetensi Kerja Internasional (SKKI) ditetapkan suatu organisasi multinasional dan
digunakan secara internasional.
c. Standar Kompetensi Kerja Khusus (SKKK) untuk memenuhi tujuan organisasinya sendiri
36
C. Standar Kompetensi Kerja
Berdasarkan Pasal 69 ayat (1) dan ayat (3) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 20l4 tentang
Aparatur Sipil Negara antara lain dinyatakan bahwa pengembangan karier Pegawai Negeri Sipil
dilakukan berdasarkan Sistem Merit : kualifikasi, kompetensi, penilaian kinerja, dan kebutuhan
Instansi Pemerintah,
Pengertian Uji Kompetensi JF (Pasal 1 Permenkes No. 18/2017), adalah suatu proses untuk
mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja pejabat fungsional kesehatan yang dilakukan
oleh tim penguji dalam rangka memenuhi syarat kenaikan jenjang jabatan setingkat lebih tinggi.
Kompetensi Pegawai Negeri Sipil (PNS) mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja
yang mutlak diperlukan dalam melaksanakan tugas-tugas jabatannya.
D. Setandar Kompetensi Kerja Yang Diukur
a. Kompetensi teknis : diukur dari tingkat dan spesialisasi pendidikan, pelatihan teknis fungsional, dan
pengalaman bekerja secara teknis;
b. Kompetensi manajerial : tingkat pendidikan, pelatihan struktural (manajemen), dan pengalaman
kepemimpinan; dan
c. Kompetensi sosial kultural : pengalaman kerja berkaitan dengan masyarakat majemuk dalam hal
agama, suku, dan budaya sehingga memiliki wawasan kebangsaan.
37
d. Jumlah penguji (assesor) kopetensi setiap tim 3-7 Orang dengan jabatan fungsional yang sama
dengan peserta
e. Tim penguji dibentuk instansi pembina jika terdapat 3 orang JF yang sama di seluruh
Kabupaten/Kota/UPT
a. Instansi pembina (Unit Pembin JF Kemenkes dan Dinas Kesehatan Provinsi/K/K) melakukan
mapping terhadap pejabat fungsional kesehatan meliputi variabel nama pemangku, jenis
jabatan fungsional, kategori jabatan fungsional, jenjang jabatan fungsional, riwayat pendidikan,
riwayat pelatihan jabatan fungsional terkait dan variabel lainnya yang diperlukan.
b. Identifikasi kebutuhan uji kompetensi bagi pejabat fungsional terutama yang akan menduduki
jabatan dan naik jenjang jabatan.
c. Memeriksa kelengkapan dokumen administrasi calon peserta.
d. Menetapkan calon peserta uji yang telah memenuhi persyaratan.
e. Menunjuk dan Menetapkan tim penguji sesuai persyaratan.
f. Melakukan perencanaan dan mengalokasikan anggaran biaya penyelenggaraan uji kompetensi
jabatan fungsional kesehatan.
g. Melakukan penyiapan tempat uji kompetensi.
h. Melakukan penyiapan peralatan, sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk uji kompetensi.
i. Membuat dan menyampaikan proposal penyelenggaraan uji ke Pusat Peningkatan Mutu SDMK.
j. Melaksanakan uji kompetensi.
k. Membuat dan menyampaikan Berita Acara Pelaksanaan Uji dan meminta nomor sertifikat ke
Pusat Peningkatan Mutu SDMK.
l. Mengeluarkan sertifikat kompetensi dan memberikan kepada pejabat fungsional kesehatan
yang lulus, paling lambat satu bulan setelah dinyatakan lulus.
m. Memberikan peningkatan pengetahuan dan kemampuan bagi peserta uji yang tiga kali tidak
lulus uji kompetensi.
n. Membuat peroposal ajuan penyelenggara meliputi:
a) Perencanaan penyelenggaraan uji;
b) Registrasi calon peserta uji;
c) Pelaksanaan verifikasi data calon peserta uji;
d) Tempat uji;
e) Tim penguji;
f) Metode uji dan penilaian;
g) Materi uji;
h) Pelaksanaan; dan pelaporan.
o. Berita acara pelaksanaan (BAP) uji kompetensi menjadi dasar dalam memberikan nomor
sertifikat. Laporan disampaikan setelah semua pelaksanaan uji kompetensi selesai. Paling
lambat dua minggu setelah selesai uji kompetensi pimpinan instansi penyelenggara uji
membuat BAP dan di sampaikan secara berjenjang kepada Pusat Peningkatan Mutu SDMK
dan unit pembina jabatan fungsional kesehatan.
38
g) menginformasikan maksud dan tujuan uji kompetensi kepada pejabat fungsional di
Instansinya; dan
h) mengidentifikasi jumlah pejabat fungsional yang layak ikut uji kompetensi.
i) Menerbitkan sertifikat uji kompetensi untuk pejabat fungsional yang diuji di kabupaten/kota.
j) Membuat BAP uji kompetensi seperti contoh sebagaimana tercantum dalam Formulir 1
Peraturan ini yang disampaikan kepada Pusat Peningkatan Mutu SDMK.
k) Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap penyelenggaraan uji kompetensi.
l) Melakukan pencatatan dan melaporkan penyelenggaraan uji kompetensi kepada Unit
Pembina dan Pusat Peningkatan Mutu secara manual maupun online meliputi:
a) Jumlah peserta uji;
b) Jenis jabatan fungsional;
c) Kategori dan jenjang jabatan fungsional;
d) Rekapitulasi kelulusan;
e) Metode uji kompetensi;
f) Materi uji kompetensi;
g) Tim penguji kompetensi; dan
h) Waktu dan tempat uji kompetensi.
a) Penguji (assesor), menduduki jenis jabatan fungsional yang sama dengan peserta uji.
b) Jenjang jabatan penguji setingkat lebih tinggi dari yang diuji.
c) Ditetapkan oleh Instansi Pembina dengan Surat Keputusan sekurang-kurangnya dari JPT
Pratama.
d) Memiliki gelar yang sama dengan peserta uji kopetensi peserta
e) Tim penguji kompetensi dapat dibentuk apabila terdapat sekurang-kurangnya 3 (tiga) pejabat
fungsional yang sama dalam satu instansi/ fasyankes/kabupaten kota
f) Memiliki sertifikat sebagai penguji kompetensi (Assesor). Jika tidak ada dapat diganti dengan
memiliki kemampuan teknis kompetensi, keprofesian, dan pemahaman mengenai jabatan
fungsional.
g) Tidak sedang menjalani hukuman disiplin.
Penguji atau Asesor Kompetensi adalah seseorang yang memiliki kompetensi dan memenuhi
persyaratan untuk melakukan dan/atau menilai Uji Kompetensi pada jenis dan kualifikasi tertentu
yang ditentukan oleh LSP/BNSP/Instansi Pembina, yaitu sebagai berikut:
39
b) Membuat rencana penilaian.
k) Melakukan pelaporkan kepada pimpinan penyelenggara uji yang meliputi jumlah peserta uji dan
yang lulus uji kompetensi, jenis jabatan fungsional, kategori dan jenjang jabatan fungsional,
rekapitulasi kelulusan, metode uji kompetensi, tim penguji kompetensi, waktu dan tempat uji
kompetensi.
Direktur Jenderal menetapkan tim penguji tingkat pusat untuk jabatan fungsional kesehatan
yang menjadi binaannya berdasarkan usulan :
c. Tim Penguji Instansi pada Instansi Kementerian/Lembaga non Kementerian selain Kementerian
Kesehatan (eselon II). serta tim penguji di UPT atau satuan kerja yang ada di bawah
lingkungannya
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi/K/K menetapkan tim penguji tingkat provinsi, yang
berjumlah sekurang-kurangnya tiga (3) orang dan terdiri atas ketua dan anggota.
Contoh kasus: Kepala Dinas Kesehatan Provinsi menetapkan tim penguji tingkat Provinsi
untuk masing-masing jabatan fungsional kesehatan, tim penguji tingkat provinsi ini dapat berasal
dari Kantor Dinas Kesehatan Provinsi/K/K, Rumah Sakit P/K/K, Puskesmas atau fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya di bawah koordinasi Dinas Kesehatan Provinsi/K/K sepanjang
memenuhi syarat sebagi tim penguji.
40
K. Peserta Uji Kompetensi
Peserta Uji Kompetensi meliputi: PNS yang belum menduduki jabatan atau PNS yang akan
kenaikan jenjang JF, yang memiliki latar belakang pendidikan atau pelatihan atau pengalaman kerja
yang relevan dengan Standar Kompetensi Kerja yang akan diujikan,
1) Peserta mengajukan diri mengikuti uji kopetensi (baik pengangkatan dalam jabatan fungsional
atau kenaikan jenjang jabatan fungsional) kepada Instansi pembina atau instansi pengguna
diketahui atasan langsung (AL)
2) Melakukan registrasi online uji kompetensi jabatan fungsional. melalui laman resmi Badan
Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (Badan PPSDMK)
(Sebagai pemutakhiran data)
3) Peserta mencetak bukti registrasi online.
4) Peserta mempersiapkan berkas portofolio dan data dukung yang diperlukan.
5) Setelah ditetapkan menjadi calon peserta, melakukan konsultasi dengan tim penguji di
wilayah.
6) Kepala Instansi Pembina (Kepala UPT Kementerian/UPT Pusat, Dinas Kesehatan Provinsi
dan Kabupaten/Kota/UPT Provinsi dan K/K) mendapatkan password untuk memverifikasi data
peserta yang telah mendaftar onlene di BPSDMK Pusat
7) Mengikuti uji sesuai tempat, waktu, metode yang telah ditetapkan.
8) Bila lulus, mendapatkan feedback dan mendapat sertifikat uji kompetensi, bila tidak lulus,
boleh mengikuti uji ulang pertama dan ulang kedua (2 x ulangan) sesuai dengan jadwal yang
ditetapkan oleh pelaksana.
9) Bila uji ulang yang kedua tidak lulus maka pimpinan instansi pengguna memberikan
peningkatan pengetahuan dan keterampilan kepada pejabat fungsional tersebut.
b.Persiapan Uji Kompertensi Pada Instansi Pembina
Instansi pembina (Unit Pembin JF Kemenkes dan Dinas Kesehatan Provinsi/K/K) membuat
perencanaan kebutuhan uji kompetensi pejabat fungsional yang menjadi binaannya.
1. Melakukan pemetaan terhadap pejabat fungsional yang akan menduduki jabatan fungsional
2. Melakukan identifikasi pejabat fungsional yang akan naik jenjang.
3. Perencanaan anggaran biaya penyelenggaraan
4. Menyusunan metode uji, materi uji, perangkat pengujian, sarana dan prasarana, waktu dan
tempat uji kompetensi.
5. Pembinaan dan pengawasan uji kompetensi sesuai dengan lingkup masing-masing.
6. Verifikasi dan validasi Calon Peserta Uji kompetensi secara online. Kepala Dinas kesehatan
Provinsi/kabupaten/kota, dan Pimpinan Unit Pembina di Kementerian Kesehatan menugaskan
staf untuk melakukan verifikasi data peserta yang telah mendata secara online. Pimpinan
instansi penyelenggara dan unit Pembina akan mendapatkan password untuk dapat
memverifikasi data online calon peserta uji tersebut.
7. Pimpinan instansi penyelenggara dan unit Pembina mengajukan proposal Permohonan
Rekomendasi Pelaksanaan Uji kepada Pusat Peningkatan Mutu Sumber Daya Manusia
Kesehatan dan diberikan kepada pelaksana uji yang mengajukan proposal perencanan
pelaksanaan uji setelah dilakukan verifikasi secara berjenjang.
Setiap pelaksana uji membuat proposal perencanaan uji kompetensi meliputi calon peserta
uji, waktu pelaksanaan uji, tempat pelaksanaan uji, metode pelaksanaan uji, tim penguji,
pembentukan sekretariat pelaksanaan uji kompetensi.
a. Butir butir kegiatan jenjang jabatan yang sedang dipangku (75% - 80%)
b. Butir butir kegiatan jenjang jabatan yang akan dipangku (20% - 25%)
41
L. Metode Uji Kompetensi Kerja
a. Uji Portofolio,
b. Uji Tulis,
c. Uji Lisan
d. Uji Praktik.
Uji portofolio merupakan satu metode wajib dalam pelaksanaan uji kompetensi. Namun untuk
metode uji tulis, uji lisan atau uji praktik merupakan metode uji pilihan.
a. Penilaian Portofolio
Merupakan metode wajib yang merupakan laporan lengkap segala aktifitas seseorang yang
dilakukannya yang menunjukan kecakapan pejabat fungsional kesehatan dalam bidangnya masing
masing. Merupakan suatu metode penilaian yang berkesinambungan dengan mengumpulkan
informasi secara sistematik atas hasil pekerjaan seseorang.
a) Komponen Utama
Bukti fisik diklat berupa sertifikat atau STTPL asli yang dikeluarkan oleh lembaga
penyelenggara yang syah. harus dilengkapi dengan laporan singkat hasil diklat yang meliputi
tujuan diklat, materi diklat dan manfaat diklat untuk perbaikan pelayanan kesehatan.
(c) Jumlah sertifikat yang dapat dinilai sebanyak 3 (tiga) sertifikat per tahun, apabila dalam satu
tahun ditemukan lebih dari tiga sertifikat/piagam maka yang dinilai hanya 3 (tiga)
sertifikat/piagam saja.
b. Uji Tulis, merupakan salah satu cara untuk mengukur pengetahuan dan pemahaman pejabat
fungsional untuk dapat menganalisis dan memecahkan masalah terkait kompetensi. Metode uji
tulis dalam uji kompetensi yang digunakan dapat dalam bentuk pertanyaan dengan pilihan ganda.
42
c. Uji Lisan/wawancara dapat dilakukan bersamaan dengan metode uji lainnya atau dilakukan
tersendiri.
d. Uji Praktik, merupakan ujian praktik atas tindakan/ prosedur tindakan dari butir-butir kegiatan
jenjang jabatan dari masing-masing jabatan fungsional kesehatan untuk melihat kemampuan
peserta uji dari aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap.
a) Pusat Peningkatan Mutu SDMK evaluasi uji kompetensi terhadap unit Pembina,
Kementerian/Lembaga non Kementerian selain Kementerian Kesehatan dan Dinkes Provinsi.
b) Unit Pembina evaluasi uji kompetensi penyelenggaraan uji di Dinas Kesehatan Provinsi, serta
melakukan pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan uji kompetensi terhadap Dinkes
Kabupaten/Kota dan UPT Provinsi.
d) Dinkes Kabupaten/Kota adalah melakukan pemantauan dan evaluasi uji kompetensi terhadap
tempat penyelenggara uji di wilayahnya.
43
Contoh :
BERITA ACARA PELAKSANAAN (BAP)
UJI KOMPETENSI JABATAN FUNGSIONAL KESEHATAN (UK-JFK)
Pada hari ini … tanggal … bulan … tahun … telah dilaksanakan uji kompetensi jabatan
fungsional … (jenis jabatan fungsional) yang bertempat di …
1. Jumlah peserta uji keseluruhan : … orang
2. Jumlah Peserta yang lulus : … orang
3. Jumlah Peserta tidak lulus : … orang
Kendala yang dihadapi
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………..
Saran/Perbaikan penyelenggaraan uji
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
Tempat, tanggal – bulan –tahun
Pimpinan Instansi Penyelenggara Ketua Tim Penguji
Uji Kompetensi
Nama Nama
44
4) Pranata Laboratorium Pendidikan
5) Analisis kebijakan (di instansi daerah)
6) Pengadaan barang dan jasa (kebutuhan, pemeliharaan aset)
7) Humaas
c. Jabatan Fungsional Penunjang Tugas Umum (JFPTU) *
Kantor Camat beserta a. Jabatan Fungsional Penunjang Tugas Khusus (JFPTK) ;:
perangkat di Kecamatan, 1) Penghulu
al; 2) Penyuluh Agama
a. UPT Pertanian 3) Pekerja Sosial
b. UPTD Peternakan 4) Penyuluh Sosial
c. UPTD Sosial 5) Hubungan Masyarakat (Humas)
d. UPTD Pendidikan 6) Penyuluh Keluarga Berencana
e. UPTD BKKBN 7) Penyuluh Pajak
f. UPTD Kantor Pajak 8) Penyluh Perindustrian
g. UPTD Industri 9) Pengawas Bibit Ternak
h. UPTD Kehutanan 10) Penyuluh Pertanian
i. UPTD Kemn Hukum 11) Penyuluh Kehutanan
j. UPTD Kebudayaan, 12) Penyuluh Hukum
k. UPTD Kantor Agama 13) Penyuluh Narkona
(Kuaket) 14) Penilai Pajak Bumi dan Bangunan
l. UPTD Pengawas 15) Penggerak Suadaya Masyarakat (penggera ekonomi masyarakat)
Gunung Berapi 16) Pamong Belajar (pengawas mutu pendidikan diluar sekolah, pemuda
dan olah raga)
17) Pamong Budaya (membina kebudayaan, seni, bahasa, purbakala,
musium di Kecamatan)
18) Pengamat gunung api
19) Rescuer (antar kecamatan)
b. Jabatan Fungsional Penunjang Tugas Umum (JFPTU) *
PNS pada lembaga Daera a. Jabatan Fungsional Instansi Pembina (JFIP):
(contoh Sipil pada KIP, 1. Sesuai pada Rumpun jabatan
Sipil pada Polda, Polres, b. JFTK (Jabatan Fungsional Tugas Khusus) :**
Polsek Seketarias DPR dll) 1) Pustakawan
2) Instruktur
3) Pengembang Teknologi Pembelajara
4) Pranata Laboratorium Pendidikan
5) Analisis kebijakan (di RS/Puskesmas/Layanan Kesehatan)
6) Pengadaan barang dan jasa (kebutuhan, pemeliharaan aset)
7) Analis Kepegawaian
8) Assesor SDM Aparatur
9) Auditor Kepegawaian
10) Pengendali Dampak Lingkungan
11) Rescuer
12) Pekerja Sosial
13) Penuluh Narkoba
14) Sandiman
15) Agen
16) Penyuluh Hukum
c. Jabatan Fungsional Penunjang Tugas Umum (JFPTU) *
PNS Pada Dinas dan Badan Daerah, ditempatkan seseui Rumpun Jabatan **
Rumah Sakit Daerah a. Jabatan Fungsional Instansi Pembina (JFIP):
(Umum dan Khusus), 1. 28 Jabatan Fungsional Rumpun Kesehatan
Puskesmas dan Pelayanan b. Jabatan Fungsional Penunjang Tugas Khusus (JFPTK) ; :
Kesehatan pemerintah 1) Pustakawan
(klinik instansi) 2) Instruktur
3) Pengembang Teknologi Pembelajara
4) Pranata Laboratorium Pendidikan
5) Analisis kebijakan (di RS/Puskesmas/Layanan Kesehatan)
6) Pengadaan barang dan jasa (kebutuhan, pemeliharaan aset)
7) Analis Kepegawaian
8) Assesor SDM Aparatur
9) Auditor Kepegawaian
10) Pengendali Dampak Lingkungan
11) Rescuer
12) Pekerja Sosial
13) Penuluh Narkoba
14) Penuluh KB
c. Jabatan Fungsional Penunjang Tugas Umum (JFPTU) *
Dinas Kesehatan dan UPT a. Jabatan Fungsional Instansi Pembina (JFIP):
sejenisnya (Kesehatan 1) Adeministrator Kesehatan
45
Pelabuhan, Keshatan 2) Epidemiologi Kesehatan
ternak, Pengawas 3) Entomologi Kesehatan
pertanian, Ikan dll) 4) Penyuluh Kesehatan,
5) Pembimbingan Kesehatan Kerja
6) Penyuluh pada UPT kesehatan (pada pertanian,perikanan, hewan,
KB)
7) Pranata laboratorium kesehatan (pada UPT laboratorium)
8) Sanitarian
9) Apoteker dan Asisten Apoteker (UPT pada gudang farmasi)
10) Teknisi Transfusi Darah ( pada UPT PMI)
b. Jabatan Fungsional Penunjang Tugas Khusus (JFPTK) ; :
1) Pustakawan
2) Instruktur
3) Pengembang Teknologi Pembelajara
4) Pranata Laboratorium Pendidikan
5) Analisis kebijakan (di RS/Puskesmas/Layanan Kesehatan)
6) Pengadaan barang dan jasa (kebutuhan, pemeliharaan aset)
7) Analis Kepegawaian
8) Assesor SDM Aparatur
9) Auditor Kepegawaian
10) Pengendali Dampak Lingkungan
11) Rescuer
17) Pekerja Sosial
18) Penyuluh Sosial
19) Penuluh Narkoba
20) Penuluh KB
12) Pengawas Farmasi Dan Makanan
c. Jabatan Fungsional Penunjang Tugas Umum (JFPTU) *
Dinas/Badan/UPT a. Jabatan Fungsional Instansi Pembina (JFIP)
Pertanian Daerah 1) Analis Pasar Hasil Pertanian
2) Medik Veteriner
3) Paramedik Veteriner
4) Pengawas Benih Tanaman
5) Pengawas Bibit Ternak
6) Pengawas Mutu Hasil Pertanian
7) Pengawas Mutu Pakan
8) Pengendali OPT
9) Penyuluh Pertanian
10) Pemeriksa PVT
11) Analis Ketahanan Pangan
c. Jabatan Fungsional Penunjang Tugas Khusus (JFPTK) ;
1) Pustakawan
2) Instruktur
3) Pengembang Teknologi Pembelajara
4) Pranata Laboratorium Pendidikan
5) Analisis kebijakan (di RS/Puskesmas/Layanan Kesehatan)
6) Pengadaan barang dan jasa (kebutuhan, pemeliharaan aset)
7) Analis Kepegawaian
8) Assesor SDM Aparatur
9) Auditor Kepegawaian
10) Pengendali Dampak Lingkungan
11) Analis Anggaran dan Pendapatan Belanja Daerah dan Negara .
12) Analisa Keuangan Pusat dan Daerah.
13) Perancang perundang-undang di daerah
c. Jabatan Fungsional Penunjang Tugas Umum (JFPTU)*
NB :
46
HUKUMAN DISIPLI DISIPLIN JABATAN FUNGSIONAL
Pegawai Negeri Sipil menempati kedudukan yang mulia, sebagai unsur aparatur Negara yang
memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional, jujur, adil dan merata dalam
penyelenggaraan tugas Negara, pemerintahan, dan pembangunan.
Disiplin Pegawai Negeri Sipil disebutkan peraturan disiplin adalah peraturan yang
mengatur kewajiban, larangan, dan sanksi apabila kewajiban tidak ditaati atau larangan dilanggar
oleh seorang Pegawai Negeri Sipil.
a) Teguran lisan;
b) Teguran tertulis; dan
c) Pernyataan tidak puas secara tertulis.
c. Jenis hukuman disiplin sedang huruf b terdiri dari:
a) Usulan dari PPK Pusat dan Daerah kepada Presiden bagi PNS yang menduduki JPT utama,
JPT madya, dan JF ahli utama; atau
b) Usulan PyB kepada PPK bagi PNS JPT pratama, JA, JF selain JF ahli utama.
Keputusan pemberhentian ditetapkan paling lama 21 (dua puluh satu) hari kerja setelah usul
pemberhentian diterima.
Pasal 289 PP No. 19 Tahun 2013 Selain JPT utama, JPT madya, dan JF ahli utama, Presiden
dapat mendelegasikan kewenangan pemberhentian PNS kepada:
a. Menteri di kementerian;
b. Pimpinan lembaga di lembaga pemerintah nonkementerian;
c. Sekretaris jenderal di sekretariat lembaga negara dan lembaga nonstruktural;
d. Gubernur di provinsi; dan
e. Bupati/walikota di kabupaten/kota.
f. Jaksa Agung; dan
g. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia.
h. Kepala Badan Intelejen Negara; dan
i. Sekretaris Mahkamah Agung.
j. Pejabat lain yang ditentukan oleh Presiden
Pasal 290 PPK Pusat/Daerah Provinsi /Kab/Kota menetapkan pemberhentian terhadap:
a. Calon PNS yang tidak memenuhi syarat untuk diangkat menjadi PNS di lingkungannya;
Untuk PNS yang menduduki:
a) JPT pratama;
b) JA;
c) JF ahli madya, JF ahli muda, dan JF ahli pertama; dan
d) JF penyelia, JF mahir, JF terampil, dan JF pemula.
Berdasarkan evaluasi Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) pada PP.46/2011, hukuman dapat
diberikan pada PNS berupa :
a) Bagi PNS/CPNS yang tidak menyusun SKP atau capaian SKP < 25 (Pasal 6)
b) Bagi Pejabat penilai yang tidak menilai prestasi kerja pegawai (Pasal 19)
b. Hukdis Sedang : Penundaan KGB Selama 1 Tahun , bagi PNS/CPNS yg capaian SKP 25
s.d. 50,
48
Mekanisme pemberiuan hukuman berdasarkan PP.46/2011 sebagai berikut :
a) Adanaya kasus pengaduan/temuan dari Satker atau audit Itjen kepada PPK/PyB,
b) Bukti adanya panggilan tertulis terhadap PNS oleh PPK/PyB sebanyak 2 x
c) Ferivikasi data surat pengaduan kasus pelanggaran disiplin kepada PPK/PyB;
d) Surat Panggilan Secara Tertulis (maksimal 2 Kali);
e) Formulir Nilai Capaian SKP;
f) Formulir Penilaian SKP oleh Pejabat Penilai;
g) Berita Acara Pemeriksaan (BAP) oleh PyB;
h) Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP);
i) Daftar Hadir Pegawai (Absensi) yg dilegasir oleh PyB;
j) Usul rekomendasi hukuman displin dari PyB kepada Biro Kepegawaian (telaah kasus)
k) Sidang DPK jika hukuman berat dihadiri pembelaan dari terdakwa
l) Surat Keputusan PPK/PyB dalm 21 hari
m) PNS dapat banding ke BAPEK / PTUN / MA (jika hudis berat diterima)
BAB XVI
49
Diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil. Akan tetapi permintaan berhenti
dari PNS dapat ditolak apabila PNS yang bersangkutan masih terikat dalam keharusan bekerja pada
Pemerintah atau ditunda paling lama 1 (satu) tahun, apabila ada kepentingan dinas yang mendesak.
Batas usia pensiun (BUP) Pegawai Negeri Sipil adalah 58 tahun. Pemberhentian dengan hormat
diberitahukan kepada Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan satu tahun sebelum mencapai batas
usia tersebut. namun dapat diperpanjang sampai dengan BUP 60 tahun atau 65 tahun:
Tindak Pidana/Penyelewengan sebagai PNS dapat diberhentikan dengan tidak hormat sebagai
PNS karena:
a. Melanggar sumpah dan janji PNS, sumpah dan janji jabatan PNS atau Peraturan Disiplin
PNS;
50
b. Dihukum penjara yang sudah mempunyai kekuatan hukum yang tetap, karena Tindak
Pidana Kejahatan dengan pidana penjara setinggi-tingginya 4 (empat) tahun.
c. Dapat diberhentikan dengan tidak hormat sebagai PNS apabila dipidana penjara atau
kurungan berdasarkan Keputusan Pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap,
karena:
a). Melakukan suatu tindak Pidana Kejahatan Jabatan atau Tindak Pidana Kejahatan
yang Ada Hubungannya Dengan Jabatan;
b). Melakukan suatu tindak Pidana Kejahatan seperti dimaksud dalam pasal 104 sampai
dengan pasal 161 KUHP.
Diberhentikan dengan hormat dengan mendapat hak-hak berdasarkan surat keterangan Tim
Penguji Kesehatan dinyatakan:
a) Tidak dapat bekerja lagi dalam semua Jabatan Negeri karena kesehatannya;
b) Menderita penyakit atau kelainan yang berbahaya bagi dirinya sendiri dan atau
c) lingkungan kerjanya;
d) Setelah berakhirnya cuti sakit, belum mampu bekerja kembali.
Diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil Begitu juga Pegawai Negeri Sipil
yang hilang, dianggap telah meninggal dunia pada akhir bulan ke 12 (dua belas) sejak yang
bersangkutan dinyatakan hilang. Pernyataan hilang dibuat oleh pejabat yang berwenang berdasarkan
surat keterangan atau berita acara dari pejabat yang berwajib.
Pegawai Negeri Sipil yang tidak melaporkan diri kembali kepada instansi induknya
setelah habis menjalankan cuti di luar tanggungan negara, tidak dapat dipekerjakan kembali karena
tidak ada lowongan, maka yang bersangkutan diberhentikan dengan hormat. Pemberhentian ini
disertai dengan hak-hak kepegawaian sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku.
51
BATAS USIAN PANGSIUN JABATAN FUNGSIONAL
52
TUGAS DAN IZIN BELAJAR JABATAN FUNGSIONAL
A. Usia Maksimum
a. Program D.I, D.II, D.III dan Program I (S.1) atau setara berusia paling tinggi 25 (dua puluh
lima) tahun
b. Program II (S.2) atau setara berusia paling tinggi 37 (tiga puluh tujuh ) tahun
c. Program III (S.3) atau setara berusia paling tinggi 40 (empat puluh tahun ) tahun
Untuk daerah terpencil, tertinggal, dan terluar atau jabatan sangat diperlukan, usia maksimal
dapat ditetapkan menjadi :
a. Program D.I, D.II, D.III dan Program I (S.1) atau setara berusia paling tinggi 37 (tiga puluh
tujuh ) tahun
b. Program II (S.2) atau setara berusia paling tinggi 42 (empat puluh dua ) tahun
c. Program III (S.3) atau setara berusia paling tinggi 47 (empat puluh tujuh) tahun.
B. Tugas Belajar
a. Program studi di dalam negeri yang akan diikuti telah mendapatkan persetujuan/ akreditasi
minimal B dari lembaga yang berwenang
b. Bagi PNS yang menduduki Jabatan Fungsional (JF) di bebaskan dari jabatan
c. Setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan (SKP) 1 (satu) tahun terakhir paling kurang
bernilai baik
d. Bagi PNS yang menduduki jabatan fungsional dosen mengikuti program tugas belajar atau
izin belajar untuk Program Strata II (S.2) atau setara dan Program Setara (S.3) atau setara,
usia paling tinggi 50 tahun, sampai tahun 2015.
C). Izin Belajar
a. Program studi di dalam negeri yang akan diikuti telah mendapatkan persetujuan/ akreditasi
minimal B dari lembaga yang berwenang.
b. PNS tidak berhak menuntut penyesuaian ijazah ke dalam pangkat yang lebih tinggi, kebuali
terdapat formasi
53
GAJI, TUNJANGAN JABATAN DAN TUNJANGAN KINERJA
54
Tabel 7 : Tunjangan Kinerja Pegawai Kementerian Dalam Negerai
No Kelas Jabatan Tunjangan Kinerja
Per Kelas Jabatan
1 2 3
1. 17 Rp 26.324.000,00
2. 16 Rp 20.695.000,00
3. 15 Rp 14.721.000,00
4. 14 Rp 11.670.000,00
5. 13 Rp 8.562.000,00
6. 12 Rp 7.271.000,00
7. 11 Rp 5.183.000,00
8. 10 Rp 4.551.000,00
9. 9 Rp 3.781.000,00
10. 8 Rp 3.319.000,00
11. 7 Rp 2.928.000,00
12. 6 Rp 2.702.000,00
13. 5 Rp 2.493.000,00
14. 4 Rp 2.350.000,00
15. 3 Rp 2.216.000,00
16. 2 Rp 2.089.000,00
17. 1 Rp 1.968.000,00
3 Inspektur Pusat/Biro/Direktur/
15 UPT (Es. II) 14.721.000 10.315.000 4.406.000 42,71
6 Bagian/Bidang/Balai
12 (Dibawah Upt Es. IV) 7.271.000 4.819.000 2.452.000 50,88
7 Bagian/Bidang/Balai
(Dibawah Upt Es. IV)
8 Bagian/Bidang/Balai
(Dibawah Upt Es. IV)
55
Fung ahli pertama
56
J. Kelas Jabatan (Permenpan No. 34 tahun 2011 Pedoman Evaluasi Jabatan)
Kelas Jabatan (KJ) adalah, tingkat Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT), Jabatan Adeministrasi (JA)
dan Jabatan Fungsional (JF) yang digunakan untuk sebagai dasar besarnya pemberian Tunjangan
Prestasi kerja (TPK) yang juga didasarkan atas beberapa dasar lainnya seperti : Nilai jabatan (NJ),
Evaluasi Jabatan (RJ), Indek Harga Nilai Jabatan (IHNJ) Faktor Penyeimbang (FP) dan Upah
Minimum Regional provinsi: (UMRP) :
57
LAMPIRAN
Lampiran I : Contoh Hasil Rekapitulasi Penetapan Angka Kredit (HARPAK) JF
Keterangan
Banda Aceh, …..
1. No.PAK Lama No. ..................Tgl :……….........…...… TIM PENILAI ....
Masa penilaian PAK Lama .............s/d ........................, ,.....
Nilai AK PAK Lama :…110.000
Penilaian AK.Baru : 6,900 Ketua
58
Lampiran II : Berita Acera Sidang Tim Penilaian PAK
KOP SURAT
Lampiran :
BERITA ACARA PENETAPAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL..................
TIM PENILAI DAERAH JABATAN FUNGSIONAL KESEHATAN
KABUPATEN ........................
PRIODE ; 1 JANUARI 2016 S/D 31 JUNI 2016
Pada hari ini, Kamis, Tanggal 30 Januari 2017, telah dilaksanakan Sidang Penetapan Angka
Kredit (PAK) untuk Priode 1 Januari 2016 S/D 31 Desember 2016, bertempat di Dinas
kesehatan Aceh Jaya .
Penilai Angka Kredit Jabatan Fungsional...............Tingkat Daerah, diperiksa
sebanyak………….. orang terlampir pada Daftar Usulan Penetapan Angka Kredit dan
menetapkan sebanyak ……… (…………………) orang ............... untuk dapat diusulkan
kenaikan dalam pangkat atau jabatan setingkat lebih tnggi
Demikian Berita Acara ini dibuat untuk dipergunakan sebagai mestinya.
............................................., ...........
Tim Penilai Angka Kredit Jabatan Fungsional ............. Daerah
Pada ... ......................
Ketua : ………….(Ka. UPT/Dinas/...) (…………………………….)
Ketua Tim penilai
3. Laila, SKM
(…………………………….)
Anggota
59
Lampiran III : Latihan Pertimbangan dalam Sidang Penilaian DUPAK
60
LAMPIRAN IV :
a. N a m a
b. Nomor Induk Pegawai
c. Nomor Seri Karpeg.
d. Tempat / Tanggal lahir
e. Pangkat / Gol. Ruang (TMT )
f. Jenis Kelamin
g. Pendidikan Tertinggi
h. Jabatan
i. Masa Kerja Golongan :a. Lama : 1 April 2005
b.Baru : 10 Oktober 2006
j. Unit kerja
III. Unsur Yang Dinilai
Angka Kredit Menurut
N Unsur dan Sub Unsur Instansi Pengusul Tim Penilai
o JUML
LAMA BARU JUMLAH LAMA BARU AH
A Pendidikan Dan Pelatihan
1.
2.
Jumlah Unsur pendidikan
B Kegiatan/Pelayanan ......
1
2. dst
Jumlah unsur Kegiatan/pelayanan
C Pengabsian masyarakat
1
2. dst
Jumlah pengabdian masyarakat
Jumlah Unsur Utama
D Pengembangan Profesi
1
2. dst
Jumlah Pengembangan Profesi
Jumlah Unsur Penunjang
Jumlah Unsur Utama dan Penunjang
Lampiran Pejabat Pengusul
Tempat,......Tanggal...........
1. Surat pernyataan melakukan kegiatan
6. Potocopy ijazah/STTPL
61
Tanggal...........
Tanga tangan
Catatan Tim Penilai(Nama)
NIP
Catatan Tim Penilai Anggota Tim Penilai
Tanggal...........
Tanga tangan
(Nama)
NIP
B. Laporan Harian (Lahar)
Bulan :......................................tahun..........
a. Nama :
b. NIP :
c. Pangkat/golongan :
d. Jabatan :
e. Unit Kerja :
N Unsut Tanggal J
o kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 m
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 l
A Pendidik
an
1.
2. dst
B Pelayana
n
1.
2. dst
C Pengabdi
an masy
1
2. dst
D Pengemb
angan
Tugas
1
2. dst
E Penunjan
g Tugas
1
F Tugas JF
diatas 1
tingkat
1
2. dst
G Tugas
dibawah
1 tingkat
jabatan
1.
2. dst
Tugas
diatas
jenjang
jabatan
1
2
Tugas
dibawah
jenjang
jabatan
1
2
Paraf AL
62
C. Laporab Bulanan (Labul)
a. Nama :
b. NIP :
c. Pangkat/golongan :
d. Jabatan :
e. Unit Kerja :
N Unsut Tanggal Jlh AH J
o kegiatan m
l
Ja Feb Ma Apri Mei Jun Juli Agus Sep Okt Nov Des
nu r l
ari
A Pendidikan
1.
2. dst
B Pelayanan
1.
2. dst
C Pengabdia
n masy
1
2. dst
D Pengemba
ngan
Tugas
1
2. dst
E Penunjang
Tugas
1
F Tugas
diatas 1
tingkat
Jabatan
1
2. dst
G Tugas
dibawah 1
tingkat
jabatan
1.
2. dst
Paraf AL
Tempat.....tanggal......
Tanda tangan AL
(Nama)
NIP :
63
D. Surat Pernyataan untuk Dukungan DUPAK :
f. Nama :
g. NIP :
h. Pangkat/golongan :
i. Jabatan :
j. Unit Kerja :
Menerangkan bahwa :
a. Nama :
b. NIP :
c. Pangkat/golongan :
d. Jabatan :
e. Unit Kerja :
Telah Melakukan Pendidikan dan Pelatihan .............. , dari : ..............................s.d....................................
Nilai Keterangan
Jml.
Uraian Kegiatan Pendidikan dan Satuan Jumlah
No Tanggal Volume AK Bukti fisik
Pelatihan Hasil AK
Kegiatan
1 2 3 4 5 6
dst
Jumlah
.............................,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
Atasan langsung
Tanda tangan
(......................)
64
2. Surat Pernyataan Melaksanakan Kegiatan/Pelayanan (SPMK)
k. Nama :
l. NIP :
m. Pangkat/golongan :
n. Jabatan :
o. Unit Kerja :
Menerangkan bahwa :
f. Nama :
g. NIP :
h. Pangkat/golongan :
i. Jabatan :
j. Unit Kerja :
Telah Melakukan Kegiatan............... .............. , dari : ..............................s.d....................................
Nilai Keterangan
Jml.
Satuan Jumlah
No Uraian Kegiatan/Pelayanan............... Tanggal Volume AK Bukti fisik
Hasil AK
Kegiatan
1 2 3 4 5 6
dst
Jumlah
.............................,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
Atasan langsung
Tanda tangan
(......................)
p. Nama :
q. NIP :
r. Pangkat/golongan :
s. Jabatan :
t. Unit Kerja :
Menerangkan bahwa :
k. Nama :
l. NIP :
m. Pangkat/golongan :
n. Jabatan :
o. Unit Kerja :
Telah Melakukan Pengabdian Masyarakat.... .............. , dari :
65
..............................s.d....................................
Nilai Keterangan
Jml.
Satuan Jumlah
No Uraian Kegiatan Pelayanan Masyarakat Tanggal Volume AK Bukti fisik
Hasil AK
Kegiatan
1 2 3 4 5 6
dst
Jumlah
.............................,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
Atasan langsung
Tanda tangan
(......................)
u. Nama :
v. NIP :
w. Pangkat/golongan :
x. Jabatan :
y. Unit Kerja :
Menerangkan bahwa :
p. Nama :
q. NIP :
r. Pangkat/golongan :
s. Jabatan :
t. Unit Kerja :
Telah Melakukan Pengembangan Profesi ........................... , dari :
..........................s.d................................
Nilai Keterangan
Jml.
Uraian Kegiatan Pengembangan Satuan Jumlah
No Tanggal Volume AK Bukti fisik
Profesi............... Hasil AK
Kegiatan
1 2 3 4 5 6
dst
Jumlah
.............................,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
66
Atasan langsung
Tanda tangan
(......................)
z. Nama :
aa. NIP :
bb. Pangkat/golongan :
cc. Jabatan :
dd. Unit Kerja :
Menerangkan bahwa :
u. Nama :
v. NIP :
w. Pangkat/golongan :
x. Jabatan :
y. Unit Kerja :
Telah Melakukan Penunjang Tugas ............... .............. , dari :
..............................s.d....................................
Nilai Keterangan
Jml.
Uraian Kegiatan Penunjang Satuan Jumlah
No Tanggal Volume AK Bukti fisik
Tugas............ Hasil AK
Kegiatan
1 2 3 4 5 6
dst
Jumlah
.............................,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
Atasan langsung
Tanda tangan
(......................)
67
Angka Kredit Pengembangan Profesi, Hampir Semua Jabatan Fungsional
68
Angka Kredit Pengembangan Profesi, Hampir Semua Jabatan Fungsional
No TANGGAL SATUAN
URAIAN KEGIATAN PENUNJANG BULAN HASIL
1 2 3 4
II. UNSUR PENUNJANG KEGIATAN SANITASI (20 %)
69
Lampiran V : Formasi Jabatan Fungsional Pada Instansi Pembina.
71
16) Pranata Laboratorium Pendidikan
17) Analisis kebijakan (di RS/Puskesmas/Layanan Kesehatan)
18) Pengadaan barang dan jasa (kebutuhan, pemeliharaan aset)
19) Analis Kepegawaian
20) Assesor SDM Aparatur
21) Auditor Kepegawaian
22) Pengendali Dampak Lingkungan
23) Rescuer
37) Pekerja Sosial
38) Penyuluh Sosial
39) Penuluh Narkoba
40) Penuluh KB
24) Pengawas Farmasi Dan Makanan
c. Jabatan Fungsional Penunjang Tugas Umum (JFPTU) *
Dinas/Badan/UPT a. Jabatan Fungsional Instansi Pembina (JFIP)
Pertanian Daerah 12) Analis Pasar Hasil Pertanian
13) Medik Veteriner
14) Paramedik Veteriner
15) Pengawas Benih Tanaman
16) Pengawas Bibit Ternak
17) Pengawas Mutu Hasil Pertanian
18) Pengawas Mutu Pakan
19) Pengendali OPT
20) Penyuluh Pertanian
21) Pemeriksa PVT
22) Analis Ketahanan Pangan
c. Jabatan Fungsional Penunjang Tugas Khusus (JFPTK) ;
14) Pustakawan
15) Instruktur
16) Pengembang Teknologi Pembelajara
17) Pranata Laboratorium Pendidikan
18) Analisis kebijakan (di RS/Puskesmas/Layanan Kesehatan)
19) Pengadaan barang dan jasa (kebutuhan, pemeliharaan aset)
20) Analis Kepegawaian
21) Assesor SDM Aparatur
22) Auditor Kepegawaian
23) Pengendali Dampak Lingkungan
24) Analis Anggaran dan Pendapatan Belanja Daerah dan Negara .
25) Analisa Keuangan Pusat dan Daerah.
26) Perancang perundang-undang di daerah
c. Jabatan Fungsional Penunjang Tugas Umum (JFPTU)*
72
LAMPIRAN 4 : RUMPUN JABATAN FUNGSIONAL TAHUN 2018
NO RUMPUN JABATAN FUNGSIONAL JABATAN FUNGSIONAL NO RUMPUN JABATAN FUNGSIONAL JABATAN FUNGSIONAL
1 Rumpun Fisika 1. Pengawas radiasi 12 Rumpun Optik dan Alat Obtik 1. Pengedal prekwensi radio
2. Pengaman gunung api 2. Operator
3. Pranata meteorology dan geofisika 13 Rumpun Teknisi & Pengontrol Kapa dan 1. Teknisi Penerbangan
4. Peranata nuklir Pesawat 2. Pengawas keselamatan pelayaran
14 Rumpun Pengawas Kualitas dan 1. Inspektur ketenagalistrikan
Keselamatan kereja 2. Inspektur tambang
3. Inspektur minyak dan gas
2 Rumpun Matematika , Statistik dan 1. Peneliti 4. Pengawas ketenagaankerjaan
Penelitian 2. Statistisi 5. Penguji mutu dan barang
3 Rumpun ke Komputeran 1. Pranata Komputer 6. Penera
4 Rumpun Arsitek, Insinyur & yang 1. Penyelidik bumi 7. Pengamat tera
berkaitan 2. Penata ruang 8. Pengawas farmasi dan Makanan
3. Teknik pengairan 9. Pengawas lingkungan hidup
4. Teknik penyehatan lingkungan 10. Penguji Kenderaan bermotor
5. Surveyor Pemetaan, Teknik Jalan dan 11. Rescuer
jembatan 12. Pengamat kemetrologian
6. Tata Bangunan dan Perumahan, 13. Pranata laboratorium meterorogi
5 Rumpun Penelitian dan 1. Teknisi penelitian 14. Penguji K3
Perekayasaan 2. Perekayasaan
3. Perekayasa
6 Tumpun Ilmu hayati 15 Rumpun Akuntan dan Anggaran 1. Auditor
1. Medik veteriner Paramedic 8. Pengelola ketahanan pangan 2. Analisa keuangan pusat
peteriner 9. Pengawas mutu 16 Rumpun Asisten professional Penilai pajak bumi dan bangunan
2. Pengawas mutu hasil pakan 10. Pengendali organism pengganggu Pelelangan
3. Pengawas mutu hasil perikanan 11. Pengawasan perikanan 17 Rumpun Imigrasi, Pajak dan Asisten 1. Pemeriksa bead an cukai
4. Pengawas hama dan penyakit 12. Pengawas bibit ternak 2. Pemeriksa pajak
5. Pengendali ekosistem hutan 13. Pengawasan perikanan 3. Penyuluh pajak
6. Penyuluh kehutanan 14. Analisa dampak lingkungan 4. Analisa keimigrasian
7. Pelindung varietas tanaman 15. Pengendali ekosistem laut dan pesisir 5. Pemeriksa keimigrasian
7 Rumpun Kesehatan
1. Administrator Kesehatan 15. Pembimbing Kesehatan Kerja 18 Rumpun manajemen 1. Analisa kepegawaian
2. Apoteker 16. Penyuluh Kesehatan Masyarakat 2. Penterjemah
3. Asisten Apoteker 17. Perawat 3. Audid kepegawaian
4. Bidan 18. Perawat Gigi 4. Assssor SDM Aparatur
5. Dokter 19. Perekam Medis 5. Pengelola Pengadaan barang dan
73
6. Dokter Gigi 20. Pranata Laboratorium Kesehatan jasa
7. Dokter Pendidik Klinis 21. Psikolog Klinis 6. Analisa APBN
8. Epidemiolog Kesehatan 22. Radiografer 7.
9. Entomolog Kesehatan 23. Refraksionis Optisien 8.
10. Fisioterapis 24. Sanitarian 19 Rumpun Hukum dan keadilan 1. Mediatio hubungan industry
11. Fisikawan Medis 25. Teknisi Elektromedis 2. Perancang peraturan perundang-
12. Nutrisionis 26. Teknisi Gigi undang
13. Okupasi Terapis 27. Teknisi Transfusi Darah 20 Rumpun Hak Cipta, Paten dan Merek 1. Pemeriksa mere
14. Orthotis Prostetis 28. Terapis Wicara 2. Pemeriksa paten
8 Rumpun Pendidikan Tingkat Tinggi Dosen 3. Kataloagen
Pemeriksa desain industry
9 Rumpun Pendidikan Tkt. TK, dasar, Guru 21 Rumpun Penyidik dan Detektif 1. Agen
Lanjutan dan sekolah khusus 2. Polisi kehutanan
10 Rumpun pendidikan lain 1. Pamong belajar, 3. Sandiman
2. Pengawas sekolah
3. Penilik 22 Rumpun Arsiparis, Pustakawan 1. Arsiparis
4. Pembelajaran Pranata laboratorium 2. Pustakawan
5. Pelatih Olahraga 23 Rumpun Ilmu Sosial dan Pengantar kerja 1. Penyuluh hukum
6. Asisten pelatih olah raga 2. Pengantar kerja
7. Pengembang teknologi pendidikan 3. Penyuluh perindustrian an
8. Widyaiswara perdagangan
4. Penggerak suadaya masyarakat
11 Rumpun Keagamaan 1. Penghulu
5. Pekerja social
2. Penyuluh agama
6. Penyuluh social
7. Penyuluh KB
8. Penyuluh narkoaba
24 Rumpun Penerangan dan Seni 1. Pranata Hubungan masyarakat 25 Rumpun Politik dan Hubungan Luar 1. Diplomat
Budaya 2. Pamong budaya 2. Pengawas pemerintah
74
P R O F I L JABATAN FUNGSIONAL PNS
Direktorat Jabatan ASN Badan Kepegawaian Negara (BKN) 2017
Telp. (021) 8093008 ext. 1307-1309 fax. (021) 80889566 email: dit.jasn@gmail.com
ditjarir_bkn@yahoo.com
1. Adikara Siaran ( AS ) 55. Pembina Jasa Konstruksi 103. Penguji Perangkat Telekomunikasi
2. Administrator Kesehatan 56. Pemeriksa 104. Penguji t Mu u Barang
3. Agen 57. Pemeriksa Bea dan Cukai 105. Penyelidik Bumi
4. Analis Anggaran 58. Pemeriksa Desain Industri 106. Penyuluh Agama
5. Analis Anggaran dan Pendapatan 59. Pemeriksa Keimigrasian 107. Penyuluh Hukum
Belanja Negara 60. Pemeriksa Merek 108. Penyuluh Kehutanan
6. Analis Ketahanan Pangan 61. Pemeriksa Pajak 109. Pelelang
7. Analis Keuangan Pusat dan Daerah 62. Pemeriksa Paten 110. Pekerja Sosial
8. Analis Pasar Hasil Pertanian 63. Pemeriksa Perlindungan Varietas 111. Pembimbing Kesehatan Kerja
9. Analis Pasar Hasil Perikanan Tanaman 112. Penyuluh Keluarga Berencana
10. Analis Pertahanan Negara 64. Penata Anestesi 113. Penyuluh Kesehatan Masyarakat
11. Analis Kebijakan 65. Penata Ruang 114. Penyuluh Narkoba
12. Analis Keimigrasian 66. Penilai Pajak Bumi dan Bangunan 115. Penyuluh Perindustrian dan
13. Analis Kepegawaian 67. Penilai Pemerintah Perdagangan
14. Andalan Siaran ( AS ) 68. Penilik 116. Penyuluh Pajak
15. Apoteker 69. Peneliti 117. Penyuluh Pertanian
16. Arsiparis 70. Penera 118. Penyuluh Sosial
17. Asisten Apoteker 71. Penerjemah 119. Penyuluh Perikanan
18. Asisten Pelatih Olahraga 72. Pengamat Gunung Api 120. Perancang Peraturan Perundang-
19. Asisten Pembimbing 73. Pengamat Meteorologi dan undangan
Kemasyarakatan Geofisika 121. Perawat
20. Asisten Penata Anestesi 74. Pengamat Tera 122. Perawat Gigi
21. Asisten Penguji Perangkat 75. Pengantar Kerja 123. Perekam Medis
Telekomunikasi 76. Pengawas Benih Tanaman 124. Perekayasa
22. Asisten Pengelola Produksi 77. Pengawas Bibit Ternak 125. Perencana
Perikanan Tangkap
78. Pengawas Farmasi dan Makanan 126. Polisi Kehutanan
23. Asesor Manajemen Mutu Industri
79. Pengawas Keselamatan 127. Polisi Pamong Praja (Pol PP)
24. Assessor SDM A t SDM Aparatur Pelayaran 128. Pustakawan
25. Auditor 80. Pengawas Kemetrologian 129. Pranata Hubungan Masyarakat
26. Auditor Kepegawaian 81. Pengawas Ketenagakerjaan 130. Pranata Komputer
27. Bidan 82. Pengawas Lingkungan Hidup 131. Pranata Laboratorium Kesehatan
28. Diplomat 83. Pengawas Mutu Hasil Pertanian 132. Pranata Laboratorium
29. Dokter 84. Pengawas Mutu Pakan Kemetrologian
30. Dokter Gigi 85. Pengawas Perikanan 133. Pranata Nuklir
31. Dokter Pendidik Klinis 86. Pengawas Penyelenggaraan 134. Pranata Laboratorium Pendidikan
32. Dosen Urusan Pemerintahan di Daerah 135. Psikolog Klinis
33. Epidemiolog Kesehatan (Pengawas Pemerintahan)
136. Radiografer
34. Entomolog Kesehatan 87. Pengawas Radiasi
137. Refraksionis Optisien
35. Fisioterapis 35 88. Pengawas Sekolah
138. Rescuer
36. Fisikawan Medis 89. Pengelola Ekosisitem Laut dan
Pesisir 139. Sandiman
37. Guru 140. Sanitarian
90. Pengelola Kesehatan Ikan
38. Inspektur Ketenagalistrikan 141. Surveyor Pemetaan
91. Pengelola Pengadaan
39. Inspektur Minyak dan Gas Bumi 142. Statistisi
Barang/Jasa
40. Inspektur Tambang 143. Teknisi Elektromedis
92. Pengelola Produksi Perikanan
41. Instruktur Tangkap 144. Teknisi Gigi
42. Jaksa 93. Pengendali Dampak Lingkungan 145. Teknik Jalan dan Jembatan
43. Kataloger 94. Pengendali Ekosistem Hutan 146. Teknik Pengairan
44. Medik Veteriner 95. Pengendali Frekuensi Radio 147. Teknisi Penerbangan
45. Mediator Hubungan Industrial 96. Pengendali Hama dan Penyakit 148. Teknisi Penelitian dan
46. Nutrisionis Ikan
75
47. Okupasi Terapis 97. Pengendali Organisme Perekayasaan
48. Operator Transmisi Sandi Pengganggu Tumbuhan 149. Teknik Penyehatan Lingkungan
49. Ortotis Prostetis 98. Pengembang Teknologi 150. Teknisi Siaran
Pembelajaran 151. Teknik Tata Bangunan dan
50. Pamong Belajar
99. Penggerak Swadaya Masyarakat Perumahan
51. Pamong Budaya
100. Penghulu 152. Teknisi Transfusi Darah
52. Paramedik Veteriner
101. Penguji Kendaraan Bermotor 153. Terapis Wicara
53. Pelatih Olahraga
102. Penguji Keselamatan dan 154. Widyaiswara
54. Pembimbing Kemasyarakatan
Kesehatan Kerja
76
EVALUASI PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL
WAKTU 60 MENIT
77
D. Ditjen Bina Pelayanan Medis (Yanmed)
12. Dibawah ini adalah syarat PNS dapat diangkat dalam Jabatan Fungsional Kesehatan Kecuali :
A. Telah bersetatus PNS (SK 100%) dan memiliki SPMT Jabatan Fungsional yang diajukannya pada
Pejabat Pembina JF Kesehatan
B. Telah memasuki umur 5 tahun BUP
C. Memiliki Sertifikat Diklat/STTPL Jabatan Fungsional Pembentukan (Kecuali JF yang telah
dibebaskan)
D. Memiliki Penetapan Angka Kredit (PAK) pertama, kecuali yang dianggkat dengan Infassing
(penyesuaian).
13. PBAK (Pejabat yang Berhak Menandatangani Angka Kredit) Jabatan Fungsional Ahli Madya
(Pangkat IV.b), adalah :
A. Pejabat Pembina Jabatan Fungsional pada Kepala Intansi Esellon II di Daerah
B. Pejabat yang berwenang (PyB) setingkat Sekda Provinsi dan Kabupaten Kota dan/atau
setingkat Dirjen pada Kementerian Pembina Jabatan Fungsional
C. Pejabat Pembina Jabatan Fungsional pada Kepala Intansi Esellon III di Daerah
D. Ketua Tim Penilai Pusat (TPP) atau ketua Tim Penilai Daerah (TPD) Jabatan Fungsional
14. Jika terdapat lebih dari 200 orang jabatan fungsiona yang sama, Maka Jumlah Tim Penilai Daerah
(TPD) adalah 7 orang, dengan komposisi :
A. 7 orang Pejabat Struktural yang ditetapkan oleh PPK/PyB (Pejabat Pembina Kepegawaian)
B. 3 orang Pejabat Struktural dan 4 orang Pejabat Fungsional yang sama yang ditetapkan oleh
PPK/PyB (Pejabat Pembina Kepegawaian)
C. 7 orang Pejabat Fungsional yang ditetapkan oleh PPK/PyB (Pejabat Pembina Kepegawaian)
D. 4 orang Pejabat Struktural dan 3 orang Pejabat Fungsional yang sama yang ditetapkan oleh
PPK/PyB (Pejabat Pembina Kepegawaian)
15. Dibawah ini adalah Syarat Pengangkatan tim penilai jabatan Fungsional, KECUALI
A. Masa Jabatan Tim Penilai adalah 3 ( tiga) tahun.
B. Dapat diperpanjang untuk 1 (satu) periode masa jabatan.
C. Boleh menilai JF pangkat yang lebih tinggi dari jabatan Tim Penilai
D. Setelah 2 (dua) periode masa jabatan dapat diangkat kembali setelah tenggang waktu 1 (satu)
periode masa jabatan.
16. Pejabat fungsional yang melaksanakan tugas satu tingkat di bawah jenjang jabatannya, angka kredit
yang diperoleh
A. Sama nilai angka kredit dari setiap butir kegiatan yang dilakukan.
B. Sebesar 80 % dari setiap butir kegiatan yang dilakukan.
C. Tidak adanilai karena bukan tugasnya
D. Nilai dikalikan 2 kali lipat
17. Seorang jabatan Fungsional Ahli pendidikan SKM, diangkat dalam jabatan JF Adminkes, melanjukan
pendidkan Master Manajemen (S2), berapakan nilai angka kredit Izajahnya untuk diakui ;
A. 50 AK. B. 10 AK. C. 15 AK D. Tidak Diakui
18. Setiap Pejabat Fungsional wajib mengumpulkan Angka Kredit pada Unsur Utama setiap kenaikan
pangkat dan jabatan, sebesar
A. 100 % dari kewajiban nilai AK komulatif
B. Minimal < 20 % Nilai AK dari kewajiban beban nilai kumulatif .
C. Minimal > 80 % dari kewajiban beban nilai AK komulatif
D. Minimal < 20 % Nilai AK dari unsur penunjang tugas
19. Pertimbangan penilaian Tim Penilai untuk kenaikan pangkat Jabatan Fungsional Ahli Muda, untuk
kenaikan pangkat dari III.c ke III.d memerlukan 100 AK selama 2 tahun, setelah 2 tahun dapat
mengumpulkan AK 110 , terdiri dari Unsur Utama 78 AK dan Unsur Penunjang 32 AK, apakad dapat
dipertimbangkan kenaikan Pangkat,
A. Dapat dipertimbangkan kenaikan pangkat, sebab telah melebihi 10 AK
B. Belum dapat dipertimbangkan kenaikan pangkat, walaupuntelah melebihi 10 AK
C. Belum dapat dipertimbangkan kenaikan pangkat, kelebihan AK unsur penunjang tugas
D. Belum dapat dipertimbangkan kenaikan pangkat, Unsur utama masih kurang
20. Masa penilaian DUPAK dan penetapan PAK kenaikan pangkat periode Oktober, adalah
A. Selambat-lambatnya Januari tahun yang bersangkutan.
B. Selambat-lambatnya Juli tahun yang bersangkutan.
C. Selambat-lambatnya September tahun yang bersangkutan.
D. Selambat-lambatnya April tahun yang bersangkutan.
21. Dibawah ini adalah Nilai AK Izajah yang sesuai Peraturan Menpan No. PER/60/M.PAN/6/2005 Kecuali
:
78
A. Ijazah D-III Kesehatan 60 AK
B. Ijazah Sarjana S-1/D.IV Bidang Kesehatan 75 AK
C. Ijazah Dokter/Apoteker/ Magister (S2) Bidang Kesehatan 150 AK
D. Ijazah Doktor (S3) Bidang Kesehatan 200 AK
22. Bagi Jabatan Fungsional Jenjang Ahli Madya (IV.a) naik Pangkat ke Ahli Madya (IV.b).
diwajibkan mengumpulkan nilau AK Unsur Pengembangan Profesi (menulis karita nilmiah)
A. Sekurang-kurangnya 12 AK B. Sekurang-kurangnya 4 AK
C. Sekurang-kurangnya 8 AK D. Sekurang-kurangnya 40 AK
23. Karya Tulis Ilmiah (Jurnal) yang ditulis 3 orang JF dan di publikasi dalam Jurnal Ilmiah Kesehatan
(terakreditasi) maka penulis utama mendapat nilai AK sebesar :
A. 50 % dari nilai AK Jurnal
B. 60 % dari nilai AK Jurnal
C. 20 % dari nilai AK Jurnal
D. 40 % dari nilai AK Jurnal
24. Pembuatan Jukni dan SOP teknis kerja atau Barner Promosi dan Leflate Promosi Kesehatan Termasuk
dalam unsur AK dalam DUPAK pada :
A. Unsur penunjang tugas
B. Unsur Pengabdian masyarakat
C. Unsur Pengembangan profesi
D. Unsur pelayanan kesehatan
25. Dibawah ini adalah Dokumen DUPAK Jabatan Fungsional KECUALI :
A. SPMT
B. Laphar dan Labul
C. SPMPK, SPMPM, SPMPP
D. SPMPT.
26. Dalam Pengorganisasian Jabatan Fubgsional yang disebut Pejabat Yang Berwenang
(PyB) Tingkat Kabupaten/Kota adalah;
A. Pejabat Pembina Jabatan Fungsional (Kepala Dinas Kesehatan)
B. Pejabat Pembina Kepegawaian (BKD, BKPP, BPSDM, DPSDM)
C. Atasan Langsung (Kapus, Kabid, Kasi, Seketaris Dinas/RS)
D. Bupati Dan Sekda Kabupaten/Kota
27. Kenaikan Jenjang Jabatan Fungsional diwajibkan terlebihdahulu mengikuti 2 x Diklat Teknis
Subtantif yang berbeda dan 1 x Diklat Fungsional
A. Pembentukan
B. Satuan Kredit Profesi (SKP)
C. Kepemimpinan
D. Penjenjangan.
28. Preode Pembuatan DUPAK dilakukan setiap semester (6 bulan) dan diajukan paling sedikit 1 x dalam
satu tahun. Pada bulan
A. Januari dan Juli. B. April dan Oktober. C. Januari D. Desember
29. Setiap Tim Penilai tidak boleh menerima DUPAK langsung dari Pejabat Fungsional, tetapi harus
melelui :
A. Ketua Organisasinya masing-masing
B. Seketariat Tim Penilai
C. Ketua Tim Penilai
D. Kepegawaian pada Dinas/Badan pada Instansi Pembina.
30. Berita Acara dibuat Tim Penilai setelah Sidang Penentuan bersama ketua Tim, untuk memutuskan:
A. Pertimbangan untuk dapat kenaikan pangkat, Kenaikan Jabatan atau Kenaikan Pangkat
sekaligus kenaikan Jabatan
B. Pertimbangan Etika-Moral dan Kinerja PNS
C. Pertimbangan hasil Sasaran Kinerja PNS (SKP)
D. Pertimbangan hasil Ukom Satuan Kredit Profesi (SKP)
B. Essay :
PROFIL PENULIS
Penulis aktif dalam organisasi sebagai pengurus ICMI Aceh, Pengurus GBN, LMP Aceh,
Ketua IKMAT, Ketua Konsersium Organisasi Profesi Kesehatan (KOPKA). Koordinator
Amperha Aceh, pernah menjadi Ketua Ikatan Widyaiswara Indonesia (IWI) Aceh dan PATELKI
Aceh
Beberapa buku yang pernah ditulis, Penuntun Pemeriksaan Mikologi Klinik (!988), Isolasi
dan Identifikasi Bakteriologi Klinik, Mikologi Klinik, DNA Amplifikasi (1990-2000), Analisa
80
Mikrobiologi Lingkungan (1995), Pemeriksaan Kualitas Lingkungan Terbatas di Lapangan
(2000), Pembuatan DUPAK Jabatan Fungsional Kesehataan (2010), Penilaian Angka Kredit
jabatan Fungsional kesehatan,, Isolasi dan Inokulasi Fusarium sp. Gaharu di Aceh (2012).
Pedoman Diagnostic Reading Rancangan Projec Capter Diklat PIM III dan IV Pola Baru (2014).
Tugas lainnya, sebagai Dosen menulis modul dan buku materi ajar pada Diklat
Kepemimpinan PNS, Diklat teknis subtantif JF Kesehatan, Akademi Analis Kesehatan,
Akafarma Aceh, FKM Unmuha Aceh. Uv. Jabal Ghafur Sigli, Politeknik Kes. Aceh. dan menjadi
Trainer Kesehatan Lingkungan, Konselor HIV-AIDS, yang paling umum menjadi Trainer
Jabatan Fungsional dan Manajemen ASN.
Penulis sangat bersukur, Berbekal pengalaman mengajar dan menulis, melihat sanagat
penting tersedianya buku pedoman bagi PNS, “Manajemen ASN dan Karier Jabatan PNS
“(Buku I), Manajemen “Jabatan Fungsional PNS” (Buku II),
81