PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Puskesmas Baki terletak di Wilayah Kecamatan Baki dan berada di tepi jalan
utama Propinsi yang berjarak 12 km dari kota Kabupaten Sukoharjo. Luas wilayah
kerja 23 km2, yang terdiri dari 614.303 Ha sawah dan 592.975 Ha tanah. Wilayah
kerja Puskesmas Baki meliputi 14 desa yaitu Desa Kudu, Kadilangu, Pandeyan,
Menuran, Duwet, Siwal, Waru, Bentakan, Gedongan, Jetis, Ngrombo, Mancasan,
Gentan dan Purbayan.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
2019, Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat
dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan
upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya. Pada Pasal 4 disebutkan
bahwasanya Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.
Adapun fungsi puskesmas sebagaimana tertuang pada Pasal 5 Permenkes RI
No. 43 Tahun 2019 meliputi:
a. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya;
b. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.
Selain dua fungsi yang terdapat pada pasal 5, selanjutnya pasal 8
menyebutkan bahwa Puskesmas juga dapat berfungsi sebagai wahana pendidikan
bidang kesehatan, wahana program internsip, dan/atau sebagai jejaring rumah sakit
pendidikan.
Puskesmas sebagai salah satu jenis fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
pertama memiliki peranan penting dalam sistem kesehatan nasional, khususnya
subsistem upaya kesehatan; Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan nasional
diselenggarakan berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh, berjenjang dan
terpadu. Upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama di Puskesmas Baki meliputi:
a. Rawat jalan
b. Pelayanan gawat darurat
c. Rawat Inap
B. Tujuan Pedoman
Pedoman pelayanan klinis bertujuan untuk menjadi acuan bagi seluruh
aktifitas pelayanan klinis yang dilaksanakan di Puskesmas Baki, sehingga pada
akhirnya pelayanan klinis dapat meningkatkan kepuasan pelanggan yang pada
akhirnya dapat mendukung pencapaian standar pelayanan minimal (SPM).
1
C. Ruang Lingkup Pelayanan
Ruang lingkup pelayanan klinis di Puskesmas Baki meliputi:
1. Pendaftaran pasien
Sebelum mendapatkan pelayanan pemeriksaan atau konsultasi kesehatan, pasien
terlebih dahulu mendaftarkan diri di bagian pendafaran untuk dicatatkan data
sosialnya dan dibuatkan rekam mediknya. Selanjutnya pasien akan diarahkan ke
poli yang dituju.
2. Pemeriksaan pasien Rawat Jalan
Pemeriksaan pasien dilakukan di poliklinik sesuai dengan keluhan dan kondisi
pasien. Pemeriksaan dilakukan di Poli umum, Poli gigi, KIA jika pasien dengan
kondisi membutuhkanrujukan, maka dilakukan rujukan rawat inap atau Tindakan
di UGD
3. Pemeriksaan penunjang
Apabila dianggap perlu maka dokter yang memeriksa kondisi pasien dapat
merujuk pasien ke unit penunjang (laboratorium) untuk mendapatkan
pemeriksaan penunjang yang sesuai demi mendapatkan informasi lebih lengkap
mengenai kondisi pasien.
4. Pelayanan kefarmasian
Apabila pasien sudah selesai diperiksa dan membutuhkan obat, maka pasien akan
diberi resep yang akan dibawa ke bagian farmasi untuk mendapatkan obat sesuai
dengan yang tertera dalam resep
5. Konsultasi pasien
Pasien yang membutuhkan penjelasan mengenai kondisi kesehatan yang lebih
rinci akan dirujuk ke unit terkait, misalnya konsultasi Gizi atau sanitasi.
D. Batasan Operasional
1. Rawat jalan adalah pelayanan medis yang diberikan kepada pasien untuk
tujuan pengamatan, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi dan pelayanan
kesehatan lainnya tanpa mengharuskan rawat inap.
2. Pelayanan gawat darurat adalah pelayanan kesehatan yang harus diberikan
secepatnya untuk mencegah terjadinya kematian, keparahan dan kecacatan
sesuai dengan kemampuan puskesmas.
3. Rawat Inap adalah pelayanan medis yang diberikan kepada pasien untuk
tujuan pengamatan, diagnostis, pengobatan.
4. Pasien rawat jalan
Pasien puskesmas yang setelah mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
dengan kondisinya dapat pulang ke rumah.
2
5. Pasien rawat inap adalah pasien Puskesmas yang mendapatkan pelayanan
kesehatan dengan kondisi harus dilakukan perawatan lebih lanjut di
Puskesmas.
6. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan tambahan terhadap pemeriksaan kesehatan yang dilakukan
dokter untuk mendapatkan kepastian diagnosa dan ketepatan terapi terhadap
pasien.
7. Konsultasi
Upaya memberikan pengertian dan pengetahuan kepada pasien mengenai hal
hal yang harus diketahui berhubungan dengan kondisi kesehatannya.
E. Landasan Hukum
1. Undang Undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang Undang No 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
3. Peraturan menteri Kesehatan No.43 Tahun 2019 Tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Status
Yang ada
No Jenis Ketenagaan Ket
sekarang
PNS PPPK BLUD BOK
1 Dokter 9 9 - - - 9
2 Dokter Gigi 3 3 - - - 3
3 Perawat 21 14 3 4 21
4 Bidan 33 33 - - - 33
5 Perawat Gigi 1 1 - - - 1
6 Apoteker 1 1 - - - 1
7 Assisten Apoteker 3 3 - - - 3
Administrator Kesehata
8 1 1 - - - 1
n
9 Epidemiolog Kesehatan 1 1 - - - 1
10 Sanitarian 2 1 - - 1 2
11 Nutrisionis 2 1 - - 1 2
12 Analis Laboratorium 4 4 - - - 4
13 Perekam Medis 2 2 - - - 2
14 Fisioterapis 3 2 1 - - 3
15 Teknisi Gigi 1 1 - - - 1
Pengadministrasi Umu
16 6 2 - 4 - 6
m
Pengadministrasi Keuan
17 1 1 - - - 1
gan
18 Pengelola Data 1 1 - - - 1
19 Petugas Kebersihan 3 - - 3 - 3
20 Pengemudi 2 - - 2 - 2
21 Juru Masak 1 - - 1 - 1
22 Petugas Keamanan 1 - - 1 - 1
JUMLAH 102
4
Puskesmas Baki memiliki tiga (3) Puskesmas Pembantu yaitu: Puskesmas
Pembantu Gentan, Daleman, Mancasan sedangkan Pustu Purbayan sudah ditutup
karena tidak ada kunjungan pasien dan akan dimanfaatkan oleh desa .Semua
Puskesmas Pembantu buka setiap hari Senin sampai Sabtu.
Dokter setiap hari bertugas di balai pengobatan umum, UGD dan Rawat
Inap. Jumlah dokter ada 9 (sembilan) yang masing-masing mempunyai
tugasnya sendiri-sendiri sesuai jadwal. Bila ada pertemuan yang
menyangkut upaya klinis yang menjadi tugas keseharian dokter atau yang
berkaitan dengan tugas integrasinya, maka akan didisposisi untuk
melakukan pertemuan, sehingga pelayanan dilayani oleh 1 (satu) dokter
dan perawat yang diberi pelimpahan wewenang.
Dokter gigi setiap hari bertugas di poli gigi. Jumlah dokter gigi ada 3 (tiga)
menempati ruang gigi di induk dan pustu Gentan.
Bidan setiap hari melakukan pelayanan diruangan KIA/KB, poli IVA,
MTBS, dan Imunisasi. Jumlah bidan ada 32 (tiga puluh dua) terdiri dari 14
bidan desa, 8 bidan poned dan 10 bidan di pelayanan. Masing-masing
bidan mempunyai spesifikasi ketugasan yang berbeda, misalnya sebagai
koordinator KIA, penanggung jawab kesehatan anak atau penanggung
jawab pelayanan KB (Keluarga Berencana) dan Penanggung jawab
PONED. Jika ada undangan pertemuan untuk bidan maka yang ditugasi
adalah disesuaikan dengan ketugasannya, sedangkan untuk kegiatan
puskesmas keliling dilakukan penjadwalan sesuai anggota tim. Untuk
melakukan kegiatan luar gedung, misalnya kunjungan ibu hamil risiko
tinggi, maka bidan akan menyesuaikan dengan kondisi pelayanan yang ada
di puskesmas.
Perawat setiap hari melakukan ketugasan sesuai jadwal yang telah dibuat.
Jenis pelayanan dalam gedung yang dilakukan perawat antara lain di Poli
Umum, Lansia, UGD dan Ruang Rawat Inap. Jumlah perawat ada 21 (dua
puluh satu) orang. Setiap perawat mempunyai tugas integrasi atau tugas
lain yang diberikan kepala puskesmas. Sehingga jika ada undangan yang
menyangkut tugas perawat yang bersangkutan akan didisposisi mengikuti
kegiatan tersebut. Untuk kegiatan puskesmas pembantu dan puskesmas
keliling, jadwal perawat sesuai dengan angggota tim.
Perawat gigi setiap hari bertugas di poli gigi bersama dokter gigi. Jumlah
perawat gigi ada 2 (dua) yang memiliki tugas integrasi.
Nutrisionis setiap hari bertugas di melayani konseling gizi pada pasien
rawat inap. Setiap hari Rabu dan Sabtu nutrisionis bertugas di poli
Konseling.
5
Analis laboratorium setiap hari bertugas di ruang laboratorium. Jumlah
analis ada 3 (tiga) dan mempunyai tugas integrasi.
Apoteker setiap hari bertugas di pelayanan farmasi. Jumlah apoteker ada 1
(satu) yang setiap hari dibantu petugas lain yang diberi wewenang
mengelola apotik. Jika petugas Apoteker ada undangan pertemuan maka
pelayanan farmasi dilayani oleh petugas yang diberi wewenang di apotik..
6
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
7
B. Standar Fasilitas
1. Fasilitas dan sarana
Ruang pelayanan terdiri dari:
a. Pelayanan Pendaftaran dan Rekam Medis
b. Pelayanan Pemeriksaan Umum
c. Pelayanan Pemeriksaan ISPA
d. Pelayanan Gigi dan Mulut
e. Pelayanan KIA / KB
f. Pelayanan Lansia
g. Pelayanan MTBS
h. Pelayanan Imunisasi
i. Pelayanan Fisioterapi
j. Pelayanan Laboratorium ditambah pelayanan rapid dan Swab
k. Pelayanan Farmasi
l. Pelayanan IVA
m. Pelayanan Konseling Gizi/ Sanitasi / PKPR /HIV
n. Pelayanan Gawat Darurat
o. Pelayanan Rawat Inap
p. Pelayanan Persalinan
2. Peralatan
Ruang Alat
Poli Umum Tensimeter
stetoskop
termometer
senter
timbangan
pengukur tinggi badan
pita pengukur
BP Gigi scaling elektric
light curing
cabut gigi permanen
tang cabut gigi decidui
plastis instrumen
sonde
exavator
pincet
kaca mulut
8
scalpel
elevator
tensimeter
stetoscope
dll
Ruang KIA tensimeter
stetoskop
stetoskop laennec
termometer
doppler
KB set
USG
Midline
Spuit
Pita pengukur lila
Hammer
Pengukur panggul
Timbangan bayi
Timbangan dewasa
Pengukur tinggi badan
Ruang laboratorium Centrifuge darah
Centrifuge urine
Box fiksasi
Lampu spiritus
Objek glass
Deck galass
Tabung
Mikroskop
Spuit
Ruang farmasi Timbangan obat
Blender
Laminator
Kalkulator
Plastik obat
Mesin puyer
Kertas puyer
Label obat
Sendok obat
Pendaftaran alat tulis
9
buku register
rak status
komputer
nomor antrian
Lemari
PONED Partus set
Stetoscope
Doppler
Tensi meter
Timbangan Dewasa
Timbangan bayi
Leanec
Midline
Suction
Oksigen
Incubator
Hb Set
Stirilisator
Nebulizer
Resusitasi set bayi
Rawat Inap dan UGD Tabung O2
Nebulizer set
Suction
Lampu tindakan
Sterilisator
Sketsel
Heacting set
Spuit
Aligator
Nierbeken
Kom
Tromol kassa
Timbangan bayi
Timbangan dewasa
Stetoscope
Tensimeter
Termometer
10
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN
A. BP Umum
1. Petugas Penanggung jawab
Dokter
2. Perangkat Kerja
Tensimeter
Stetoskop
Termometer
3. Tatalaksana
Petugas melakukan pemanggilan pasien.
Petugas melakukan anamnese untuk mengetahui keluhan, Riwayat
penyakit sekarang, Riwayat penyakit dahulu dan memeriksa tanda vital
pasien, menanyakan keluhan nyeri dan mengukur tingkat nyeri
menggunakan skala numerik, kemudian mencatatkannya di rekam
medis. Pasien dipersilakan menuju meja dokter.
Dokter melakukan pemeriksaan terhadap pasien dan mencatatkannya
di rekam medis. Bila dokter merasa pasien perlu mendapatkan
pemeriksaan lebih lanjut, maka dokter akan membuat surat rujukan
baik internal atau eksternal dan memberikannya kepada pasien. Bila
tidak, maka pasien mendapatkan resep sesuai kondisi penyakitnya.
B. BP Gigi
1. Petugas Penanggung jawab
Dokter gigi
Perawat gigi
2. Perangkat kerja
Tensi meter
Stetoskop
Dental unit
3. Tatalaksana
Petugas memanggil pasien.
Pasien masuk ke dalam ruangan poli gigi.
Petugas melakukan anamnese dan pemeriksaan tanda vital pasien
dan mencatatkannya di rekam medis. Pasien disiapkan di kursi gigi
untuk diperiksa dokter.
11
Dokter memeriksa kondisi kesehatan mulut pasien dan
mencatatkannya di rekam medis. Bila pasien memerlukan tindakan
perawatan gigi, maka dokter gigi akan melakukan tindakan. Bila
tidak dan pasien membutuhan obat, maka dokter akan menuliskan
resep untuk pengambilan obat di farmasi.
C. KIA dan KB
1. Petugas Penanggung jawab
Bidan
2. Perangkat Kerja
Tensi meter
Stetoskop
Doppler
Spuit
USG
3. Tatalaksana
Petugas memanggil pasien.
Pasien masuk ke poli KIA.
Petugas akan melakukan anamnese dan pemeriksaan tanda vital
serta mencatatakannya di rekam medis.
Pasien ibu hamil yang akan memeriksakan kehamilannya akan
dipersilakan naik ke bed periksa untuk dilakukan pemeriksaan
kondisi kehamilannya. Hasil pemeriksaan akan dicatat di rekam
medis.
Bila memerlukan pemeriksaan penunjang yang lain, ibu hamil akan
dirujuk internal. Bila memerlukan imunisasi akan diberi
immunisasi.
Bila sudah selesai ibu hamil diberi resep untuk pengambilan
vitamin atau obat lainnya.
Pasien bayi yang akan immunisasi akan diperiksa dulu apakah
cukup sehat untuk mendapatkan immunisasi hari ini.
Bila kondisi bayi sehat, maka bayi akan diberi jenis immunisasi
sesuai jadwalnya. Untuk jenis immunisasi yang dapat menimbulkan
demam, kepada orang tua bayi akan deberi resep pengambilan obat
penurun panas.
Pasien peserta KB akan dilakukan pemeriksaan dan konsultasi,
kemudian akan diberikan pelayanan KB sesuai keinginan pasien.
12
Pasien yang akan dilakukan tindakan KB segera menuju ke poli KB
untuk mendapatkan tindakan.
Pasien calon pengantin akan dilakukan pemeriksaan dan konsultasi.
Bila memerlukan immunisasi, maka calon pengantin akan diberi
immunisasi.
D. Laboratorium
13
Petugas laboratorium mengambil sampel yang akan diperiksa pada
pasien.
Petugas memberikan hasil laboratorium kepada petugas rawat inap
untuk di follow up.
E. Farmasi
1. Petugas Penanggung jawab
Apoteker
2. Perangkat Kerja
Alat tulis
Blender obat
Kertas pembungkus obat
Plastik pembungkus obat
Alat pembungkus obat
3. Tatalaksana
Pasien meletakkan lembar resep di kerangjang yang telah disediakan
dan menunggu obat disiapkan.
Petugas mengambil lembar resep dan membacanya untuk memastikan
resep dapat dibaca dengan jelas dan obat-obat yang tertulis di dalam
lembar resep tersedia.
Apabila ada keraguan atau kekurangjelasan, maka petugas akan
menanyakan kepada petugas yangmenulis resep.
Petugas kemudian menyiapkan obat yang tertera di resep dan
memasukkannya ke dalam bungkus plastik, menuliskan informasi
penggunaan obat di bungkusnya dan kemudian menyerahkannya
kepada pasien.
Sambil menyerahkan obat, petugas juga menyampaikan informasi
yang perlu diketahui pasien atau keluarganya sehubungan dengan
penggunaan obat.
14
Nebulizer
Dll
3. Tatalaksana
Pasien masuk UGD
Petugas menyarankan pasien tidur ditempat tidur tindakan
Petugas/dokter melakukan anamnesa dan pemeriksaan TTV.
Petugas / dokter melakukan pemeriksaan lain secara head to toe
Bila pasien inidak indikasi mondok langsung diberi tindakan
pemasangan infus
Jika pasien tidak indikasi mondok diberi tindakan sesuai dengan
keluhanya.
Pasien yang indikasi mondok langsung dimasukkan ke dalam
ruang rawat inap.
Pasien yang tidak indikasi mondok di perbolehkan pulang setelah
menyelesaikan administrasi.
Sebelum pulang pasien diberi informasi tentang kapan kontrol,
apa yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan selama perawatan
di rumah.
15
BAB V
LOGISTIK
16
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
17
8. Petugas Puskesmas memberikan pertanyaan terbuka menanyakan tanggal
lahir pasien/ umur ; “Tanggal lahir nya berapa/ umurnya berapa Bapak /
Ibu?”
9. Saat pasien menyebutkan tanggal lahirnya, Petugas Puskesmas
mencocokkan dengan gelang identitas pasien.
10. Petugas Puskesmas dapat melanjutkan pelayanan medis yang akan
diberikannya bila kedua identitas yang disebutkan pasien telah sesuai
dengan yang tercantum dalam gelang identitas,
11. Petugas Puskesmas melakukan konfirmasi dengan keluarga bila salah satu
identitas yang disebutkan pasien tidak sesuai dengan yang tercantum dalam
gelang identitas,
12. Petugas Puskesmas menjelaskan kepada pasien mengenai pelayanan medis
yang akan diberikannya.
13. Pada kondisi pasien yang tidak dapat berkomunikasi misal pada pasien
tidak sadar, tidak dapat berkomunikasi karena terhalang masalah bahasa
dan tidak ada penerjemah, karena usia (bayi), gangguan kognitif (dementia
atau kelainan mental), identifikasi dilakukan dengan memeriksa nama
lengkap pasien dan Identitas lain (seperti tanggal lahir, KTP) pada gelang
identitas pasien, dicocokan dengan informasi yang telah dimiliki ruang
rawat inap (rekam medis, resep, atau tabung specimen).
14. Petugas Puskesmas yang memasang gelang identitas pasien harus
menuliskan tanggal dan jam masuk Puskesmas pada gelang identitas,Untuk
identifikasi pasien terlantar/ tidak ada keluarga,
15. Petugas Puskesmas dalam mengidentifikasi pasien terlantar/ tidak ada
keluarga (Mr X1, Mr X2 dst) dengan mencocokkan gelang identitas pasien
yang meliputi nama pasien, tanggal dan jam masuk UGD Puskesmas dan
nomor rekam medis,
16. Dalam mengidentifikasi bayi baru lahir petugas Puskesmas memberikan
gelang identitas bayi lahir denganmemberikan nama lengkap ibu (Contoh:
By Ny. Ana Suryana) dan nomor rekam medis ibu. Dalam waktu 24 jam
pada gelang identitas bayi ditambahkan nomor rekam medis bayi dan
dibuatkan rekam medik baru dan terpisah dari ibu,
17. Petugas Puskesmas memberikan gelang identitas sesuai waktu bayi lahir
dengan memberikan nama ibu dan nomor rekam medis ibu ditambah
nomor urut kelahiran (Contoh: By Ny. Ana Suryana 1, By. Ny Ana
Suryana 2) untuk mengidentifikasi bayi kembar baru lahir,
18. Koordinator rawat inap dan PONED melakukan monitoring dan evaluasi
pelaksanaan identifikasi pasien di tiap-tiap unit masing-masing,
18
Koordinator rawat inap dan PONED merencanakan tindak lanjut jika
pelaksanaan tidak sesuai dengan tujuan.
19
Cara pengguntingan lihat gambar
20
6. Petugas rawat inap/ PONED membacakan kembali /BaK (read back)
kepada pengirim pesan per telepon/ lisan untuk konfirmasi kebenaran
pesan yang dituliskan, termasuk nama pasien, tanggal lahir dan
diagnosis.setelah dituliskan, pesan/ hasil test laboratorium yang kritis ,
7. Petugas rawat inap/ PONEDmenulis nama dokter yang memberikan pesan,
8. Petugas rawat inap/ PONED menulis nama dan tanda tangan sebagai tanda
yang menerima pesan,
9. Petugas rawat inap/ PONEDmemverifikasi dokter pengirim pesan dengan
menandatangani catatan pesan yang ditulis penerima pesan sebagai tanda
persetujuan dalam waktu 1 x 24 jam.
Metode Komunikasi Tertulis:
10. Dokter menuliskan instruksi harus dilakukan secara lengkap dapat terbaca
dengan jelas agar sumber instruksi dapat dilacak bila diperlukan verifikasi,
11. Dokter menuliskan harus menuliskan nama lengkap dan tanda tangan
penulis, serta tanggal dan waktu penulisan instruksi setiap penulisan
instruksi,
12. Dalam menuliskan instruksi dokter hendaknya menghindari penggunaan
singkatan, akronim, dan simbol yang berpotensi menimbulkan masalah
dalam penulisan instruksi dan dokumentasi medis (misalnya catatan
lanjutan keperawatan, anamnesis, pemeriksaan fisis, pengkajian awal
keperawatan,),
13. Koordinator rawat inap dan PONED melakukan monitoring dan evaluasi
pelaksanaan komunikasi effektif di tiap-tiap unit masing-masing,
14. Koordinator rawat inap dan PONED merencanakan tindak lanjut jika
pelaksanaan tidak sesuai dengan tujuan.
Prosedur
a. Benar Pasien:
1. Petugas menggunakan minimal 2 identitas pasien dalam
mengidentifikasi pasien,
2. Petugas mencocokkan obat yang akan diberikan dengan instruksi terapi
tertulis,
3. Petugas menganamnesis riwayat alergi pasien,
4. Petugas menganamnesis kehamilan/ menyusui,
5. Petugas menganamnesis lengkap riwayat obat/ penggunaan obat saat ini
dan membuat daftar obat- obat tersebut,
21
6. Petugas membandingkan pemberian obat saat ini dengan daftar obat
yang digunakan pasien di rumah (termasuk kelalaian, duplikasi,
penyesuaian, kehilangan/ menghilangkan, interaksi, atau tambahan
obat).
7. Petugas mengidentifikasi pasien yang akan mendapat obat dengan
kewaspadaan tinggi dilakukan oleh dua orang yang kompeten (double
check).
b. Benar Obat
8. Petugas memberi label semua obat dan tempat obat (syringes, cangkir
obat, baskom obat), dan larutan lain.
9. Petugasmenuliskan pada label nama obat, kekuatan, jumlah, kuantitas,
pengenceran dan volume, tanggal persiapan, tanggal kadaluarsa jika
tidak digunakan dalam 24 jam dan tanggal kadaluarsa jika kurang dari
24 jam.
10. Petugas melakukan verifikasi semua obat dan larutan minimal 2 orang
secara verbal dan visual jika orang yang menyiapkan obat bukan yang
memberikannya ke pasien,
11. Petugasmelakukan pemberian label tiap obat atau larutan segera setelah
obat disiapkan jika tidak segera diberikan,
12. Petugas memberi label pada syringes setelah obat disiapkan/diisi
(jangan pada saat syringe masih kosong)
13. Petugas menyiapkan satu obat atau larutan pada satu saat. Beri label
hanya untuk satu obat atau larutan pada satu saat,
14. Petugas membuang segera setiap obat atau larutan yang tidak ada
labelnya,
15. Saat pergantian tugas/ jaga, petugas mereview semua obat dan larutan
oleh petugas lama dan petugas baru secara bersama,
16. Petugas mengubah daftar obat/ kardeks jika terdapat perubahan obat,
17. Dua petugas yang berkompeten mengecek kebenaran jenis obat yang
perlu kewaspadaan tinggi,
c. Benar Dosis
1. Dua orang yang berkompeten mengngecek dan menghitung (double
cek) jika ada untuk dosis/ volume obat, terutama yang memerlukan
kewaspadaan tinggi,
2. Petugas mengkonsultasikan dengan dokter yang menuliskan resep jika
ragu.
22
3. Petugas saat menyiapkan obat berkonsentrasi penuh untuk menghindari
gangguan.
d. Benar Waktu
1. Petugas memberikan obat dan menginformasikan sesuai waktu yang
ditentukan:
sebelum makan, setelah makan, saat makan.
Perhatikan waktu pemberian:
3 x sehari tiap 8 jam.
2 x sehari tiap 12 jam. Sehari sekali tiap 24 jam. Selang sehari
tiap 48 jam
2. Petugas memberikan obat dengan segera setelah diinstruksikan oleh
dokter,
3. Petugas meneliti dengan benar bahwa obat belum memasuki masa
kadaluarsa.
f. Benar Dokumentasi
1. Petugas mendokumentasikan setiap perubahan yang terjadi pada pasien
setelah mendapat obat,
2. Petugas langsung menuliskan bukti nama dan tanda tangan/ paraf
setelah memberikan obat pada dokumen rekam medik,
3. Petugas/ dokter menuliskan nama dan paraf jika ada perubahan jenis/
dosis/ jadwal/ cara pemberian obat
4. Dokter memberikan coretan dan terakhir garis (ujungnya) diberi paraf
jika penulisan resep salah,
Contoh:
Lasix tab, 1 x 40 mg Jcmd Lasix inj. 1 x 40 mg iv.
23
5. Petugas mendokumentasikan respon pasien terhadap pengobatan: Efek
Samping Obat (ESO) dicatat dalam rekam medik & Form Pelaporan
Insiden + Formulir Pelaporan Efek Samping Obat
6. Petugas melaporkan Insiden dikirim ke Tim Keselamatan Pasien di Unit
Pelayanan Jaminan Mutu. Pelaporan Efek Samping Obat dikirim ke
Komite Farmasi dan Terapi,
7. Petugas mendokumentasikan KNC terkait pengobatan, :
Format PelaporanInsiden ke Tim Keselamatan Pasien.
Dokumentasikan Kejadian Tidak Diharapkan
Format Pelaporan Insiden ke Tim Keselamatan Pasien.
g. Benar Informasi
1. Petugas mengkomunikasikan semua rencana tindakan/ pengobatan harus
dikomunikasikan pada pasien & atau keluarganya,
2. Petugas menjelaskan tujuan & cara mengkonsumsi obat yang benar,
3. Petugas menjelaskan efek samping yang mungkin timbul.
4. Petugas mengkomunikasikan rencana lama terapi pada pasien,
24
3. Petugas memeriksa adanya alergi pada pasien disesuaikan dengan
rekam medic,
4. Petugas memeriksa adanya interaksi obat,
5. Petugas memeriksa adanya kontraindikasi,
6. Petugas mengidentifikasi masalah-masalah yang berkaitan dengan
resep/ instruksi pengobatan,
25
b. Mengimplementasikan program kebersihan tangan yang efektif.
26
10. Semua petugas dan mahasiswa Mencuci tangan dengan air yang mengalir
dibutuhkan waktu 40-60 detik dengan handrub cukup 20-30 detik,
11. Semua petugas dan mahasiswa melakukan kebersihan tangan dengan enam
langkah sesuai dengan langkah yang sudah ditetapkan.
27
2. Hasil pengukuran dimonitor dan ditindak lanjuti sesuai derajat risiko
jatuh pasien guna mencegah pasien jatuh serta akibat tak terduga lainnya.
28
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
29
1. Pemadam kebakaran (hidrant)
2. Jas
3. Peralatan pembersih
4. Obat-obatan
5. Kapas
6. Plaster pembalut
Aturan umum dalam tata tertib keselamatan kerja adalah sebagai berikut:
a. Mengenali semua jenis peralatan keselamatan kerja dan letaknya untuk
memudahkan pertolongan saat terjadi kecelakaan kerja.
b. Pakailah jas (dokter, dokter gigi, analis) saat bekerja
c. Harus mengetahui cara pemakaian alat darurat seperti pemadam kebakaran, eye
shower, respirator, dan alat keselamatan kerja yang lainnya.
d. Buanglah sampah pada tempatnya.
e. Lakukan latihan keselamatan kerja secara periodik.
f. Dilarang merokok
30
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
31
BAB IX
PENUTUP
32