Anda di halaman 1dari 5

Di Susun Oleh :

Nama : Putu Indra Maha Yana


NIM : 018.06.0047 / 25
Kelas :A
Blok : Kesehatan Haji
Dosen : dr. H. Aulianto

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR

MATARAM

2021
KESEHATAN HAJI

Menunaikan ibadah haji adalah melakukan rukun Islam yang kelima dan hukumnya
wajib bagi setiap umat Islam yang mampu (istitha’ah) melaksanakannya sekali seumur
hidupnya. Oleh sebab itu, umat Islam yang sudah istitha’ah memiliki semangat tinggi untuk
bisa melaksanakan haji agar terhidar dari dosa dan tentu mengharapkan pahala dan ridha
Allah SWT. Pelayanan kesehatan adalah pemeriksaan, perawatan dan pemeliharaan
kesehatan jamaah haji untuk menjaga agar jamaah haji tetap dalam keadaan sehat antara lain
tidak menularkan atau ketularan penyakit selama menjalankan ibadah haji.

Pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan terdiri dari pelayanan kesehatan di daerah


(pemerikasaan kesehatan sebelum keberangkatan/ pra haji dan pada saat kepulangan/ pasca
haji), pelayanan kesehatan di embarkasi dan debarkasi, pelayanan kesehatan selama
penerbangan, pelayanan kesehatan selama di Arab Saudi, dan pelayanan kesehatan
dikelompok terbang. Pelayanan kesehatan tersebut satu dengan lainnya merupakan proses
pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komperhensif. Dalam tahapan ini juga
dilakukan pemerikasaaan tes kehamilan, vaksin meningitis meningokokus, pembinaan dan
penyuluhan kesehatan, pelayanan rujukan dan pengamatan penyakit, pemeriksaan di
embarkasi dilakukan secara selektif, termasuk kelengkapan dokumen kesehatan haji.
Penyelenggaraan kesehatan haji merupakan tugas nasional dan dilaksanakan oleh pemerintah
secara interdepartemental.1

Kesehatan Jemaah Haji adalah kemampuan Jemaah Haji dari aspek kesehatan yang
meliputi fisik dan mental yang terukur dengan pemeriksaan yang dapat
dipertanggungjawabkan sehingga Jemaah Haji dapat menjalankan ibadahnya sesuai tuntunan
Agama Islam.

a. Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji.


b. Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji dengan Pendampingan.
c. Tidak Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji untuk Sementara; atau
d. Tidak Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji.

Dalam rangka menentukan istithaah calon jemaaah haji Pemeriksaan Kesehatan


dilakukan sebagai dasar pelaksanaan Pembinaan Kesehatan Jemaah Haji dalam rangka
Istithaah Kesehatan Jemaah Haji. Pemeriksaan Kesehatan sebagimana dimaksud meliputi:
Pemeriksaan Kesehatan tahap pertama dilaksanakan oleh Tim Penyelenggara
Kesehatan Haji Kabupaten/Kota di puskesmas dan/atau rumah sakit pada saat jemaah Haji
melakukan pendaftaran untuk mendapatkan nomor porsi. Status Kesehatan Risiko Tinggi
ditetapkan bagi Jemaah Haji dengan kriteria:

a. berusia 60 tahun atau lebih; dan/atau


b. memiliki faktor risiko kesehatan dan gangguan kesehatan yang potensial
menyebabkan keterbatasan dalam melaksanakan ibadah haji.

Pemeriksaan kesehatan tahap pertama dilaksanakan oleh tim penyelenggara kesehatan


haji kabupaten/kota di puskesmas atau klinik yang ditetapkan oleh bupati/walikota atau dapat
didelegasikan kepada kepala dinas kesehatan kabupaten/kota. Tim penyelenggara kesehatan
haji kabupaten/kota (puskesmas atau rumah sakit) harus proaktif untuk dapat memfasilitasi
pemeriksaan kesehatan tahap pertama.Pihak dinas kesehatan kabupaten/kota dapat meminta
data Jemaah haji yang akan berangkat pada Kantor Kementerian Agama kabupaten/kota atau
diperoleh dari Siskohatkes. Pemeriksaan kesehatan tahap pertama meliputi:

a. Anamnesa.
b. Pemeriksaan fisik.
c. Pemeriksaan penunjang.
d. Diagnosis.
e. Penetapan tingkat risiko kesehatan.
f. Rekomendasi/saran/rencana tindaklanjut.

Pemeriksaan kesehatan tahap kedua merupakan pemeriksaan kesehatan yang


dilaksanakan paling lambat tiga bulan sebelum masa keberangkatan jemaah haji. Hasil
pemeriksaan kesehatan tahap kedua merupakan penetapan istithaah. Pemeriksaan Kesehatan
tahap kedua dilaksanakan oleh Tim Penyelenggara Kesehatan Haji Kabupaten/Kota di
puskesmas dan/atau rumah sakit pada saat pemerintah telah menentukan kepastian
keberangkatan Jemaah Haji pada tahun berjalan. Berdasarkan Pemeriksaan Kesehatan tahap
kedua ditetapkan Istithaah Kesehatan Jemaah Haji.Istithaah Kesehatan Jemaah Haji
sebagaimana dimaksud meliputi:

a. Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji.


b. Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji dengan Pendampingan.
c. Tidak Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji untuk Sementara;
atau
d. Tidak Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji.

Pemeriksaan Kesehatan tahap ketiga dilaksanakan oleh PPIH Embarkasi Bidang


Kesehatan di embarkasi pada saat Jemaah Haji menjelang pemberangkatan. Pemeriksaan
tahap ketiga dilakukan untuk menetapkan status kesehatan Jemaah Haji laik atau tidak laik
terbang. Jemaah Haji yang ditetapkan tidak laik terbang merupakan Jemaah Haji dengan
kondisi yang tidak memenuhi standar keselamatan penerbangan internasional dan/atau
peraturan kesehatan International. Dalam menetapkan status kesehatan PPIH Embarkasi
Bidang Kesehatan berkoordinasi dengan dokter penerbangan.

KESIMPULAN

Pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan terdiri dari pelayanan kesehatan di daerah


(pemerikasaan kesehatan sebelum keberangkatan/ pra haji dan pada saat kepulangan/ pasca
haji), pelayanan kesehatan di embarkasi dan debarkasi, pelayanan kesehatan selama
penerbangan, pelayanan kesehatan selama di Arab Saudi, dan pelayanan kesehatan
dikelompok terbang. Pelayanan kesehatan tersebut satu dengan lainnya merupakan proses
pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komperhensif. Dalam rangka menentukan
istithaah calon jemaaah haji Pemeriksaan Kesehatan dilakukan sebagai dasar pelaksanaan
Pembinaan Kesehatan Jemaah Haji.
DAFTAR PUSTAKA

Sisca Kurniasih. Isthita’ah Kesehatan Jamaah Haji Dalam Perspektif Kementrian


Kesehatan RI. Mei 2018

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2016


Tentang Istithaah Kesehatan Jemaah Haji

Anda mungkin juga menyukai