A. PENDAHULUAN
Amanat UU nomor 8 tahun 2019, pasal 1 ayat 3 tentang
Penyelenggaraan Ibadah Haji dan umrah adalah kegiatan, perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan,evaluasi,dan pelaporan ibadah
haji dan umrah.
Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
nomor 62 Tahun 2016 tentang penyelenggaraan Kesehatan haji pasal 1 ayat
2 penyelenggaraan Kesehatan haji adalah rangkaian kegiatan yang meliputi
pembinaan,pelayanan,dan perlindungan Kesehatan dalam penyelenggaraan
ibadah haji.
Pemeriksaan Kesehatan Tahap Pertama merupakan pemeriksaan
kesehatan bagi seluruh jemaah haji di Puskesmas untuk mendapatkan data
kesehatan bagi upaya-upaya perawatan dan pemeliharaan, serta pembinaan
dan perlindungan. Pelaksanaannya dilakukan oleh Tim Pemeriksa.
B. LATAR BELAKANG
Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang nomor 13 Tahun
2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji, Pemerintah wajib
menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Haji agar jemaah haji dapat
menunaikan ibadah dengan baik sesuai ketentuan ajaran Islam.
Kementrian Kesehatan bertanggung jawab untuk menyelenggarakan
pelayanan kesehatan haji sejak sebelum keberangkatan ke Arab Saudi, di
perjalanan pergi dan pulang, selama di Arab Saudi dan setelah kembali ke
Indonesia.
Penyelenggaraan kesehatan haji bertujuan untuk memberikan
pembinaan, pelayanan, dan perlindungan yang sebaik-baiknya bagi Jemaah
Haji pada bidang kesehatan, sehingga Jemaah Haji dapat menunaikan
ibadahnya sesuai dengan ketentuan ajaran agama Islam. Tujuan tersebut
dicapai melalui upaya-upaya peningkatkan kondisi kesehatan sebelum
keberangkatan, menjaga kondisi sehat selama menunaikan ibadah sampai
tiba kembali ke Indonesia, serta mencegah transmisi penyakit menular yang
mungkin terbawa keluar/masuk oleh jemaah haji.
Kesehatan adalah modal perjalanan ibadah haji, tanpa kondisi
kesehatan yang memadai, niscaya prosesi ritual peribadatan menjadi tidak
maksimal. Oleh karena itu setiap jemaah haji perlu menyiapkan diri agar
memiliki status kesehatan optimal dan mempertahankannya. Untuk
itu,upaya pertama yang perlu ditempuh adalah pemeriksaan kesehatan.
Pemeriksaan kesehatan merupakan upaya identifikasi status
kesehatan sebagai landasan karakterisasi, prediksi dan penentuan cara
eliminasi faktor risiko kesehatan. Dengan demikian, prosedur dan jenis-
jenis pemeriksaan mesti ditatalaksana secara holistik.
C. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Terselenggaranya pemeriksaan, perawatan, dan pemeliharaan
kesehatan jemaah haji sebelum keberangkatan melalui pendekatan
etika, moral, keilmuan, dan profesionalisme dengan menghasilkan
kualifikasi data yang tepat dan lengkap sebagai dasar pembinaan dan
perlindungan kesehatan jemaah haji di Indonesia dan pengelolaan
kesehatan jemaah haji di Arab Saudi.
b. Tujuan Khusus :
1. Tercapainya identifikasi status kesehatan jemaah haji berkualitas.
2. Tersedianya data kesehatan sebagai dasar upaya perawatan dan
pemeliharaan, serta upaya-upaya pembinaan dan perlindungan
jemaah haji.
3. Terwujudnya pencatatan data status kesehatan dan faktor risiko
jemaah haji secara benar dan lengkap dalam Buku Kesehatan
Jemaah Haji (BKJH) Indonesia atau print out entry data kesehatan
calon jemaah di Siskohatkes Shar’i
4. Terwujudnya fungsi BKJH/ print out data kesehatan calon jemaah di
siskohatkes sebagai sumber informasi medik jemaah haji untuk
kepentingan pelayanan kesehatan haji.
5. Tersedianya bahan keterangan bagi penetapan layak kesehatan
(istithaah) jemaah haji.
6. Tercapainya peningkatan kewaspadaan terhadap transmisi penyakit
menular berpotensi Kejadian Luar Biasa (KLB) pada masyarakat
Internasional/Indonesia
b. Rincian Kegiatan
1. pelayanan pemeriksaan tahap 1 bagi CJH di puskesmas Susukan 1
di buka setiap hari senin s/d sabtu pukul 07.30 s/d 12.00
2. Kunjungan rumah dilakukan seminggu setelah jamaah haji pulang
dari mekah maksimal 2 minggu
F. SASARAN
CJH (calon jamaah haji yang sudah mempunyai nomor porsi)
Semua CJH mendapat penilaian kesehatan yang baik dan benar
G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN