Anda di halaman 1dari 8

KERANGKA ACUAN

CALON JAMAAH HAJI

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA

DINAS KESEHATAN

UPT. PUSKESMAS KECAMATAN ALAS

2017
KERANGKA ACUAN KERJA

CALON JAMAAH HAJI TAHUN 2017 UPT PUSKESMAS ALAS

A. PENDAHULUAN
Amanat UU nomor 13 tahun 2008, pasal 3 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji
bahwa Penyelenggaraan Ibadah Haji bertujuan untuk memberikan pembinaan, pelayanan,
dan perlindungan yang sebaik-baiknya bagi jemaah haji sehingga jemaah haji dapat
menunaikan ibadahnya sesuai ketentuan ajaran agama Islam. Sesuai dengan Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 442/MENKES/SK/VI/2009 tentang Pedoman
Penyelenggaran Kesehatan Haji, tujuan Penyelenggaraan Kesehatan Haji adalah
meningkatkan kondisi kesehatan jemaah haji sebelum keberangkatan, menjaga agar jemaah
haji dalam kondisi sehat selama menunaikan ibadah, sampai tiba kembali di Tanah Air dan
mencegah terjadinya transmisi penyakit menular yang mungkin terbawa keluar / masuk oleh
jemaah haji
Pemeriksaan Kesehatan Tahap Pertama merupakan pemeriksaan kesehatan bagi
seluruh jemaah haji di Puskesmas untuk mendapatkan data kesehatan bagi upaya-upaya
perawatan dan pemeliharaan, serta pembinaan dan perlindungan. Pelaksanaannya dilakukan
oleh Tim Pemeriksa.

B. LATAR BELAKANG
Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang nomor 13 Tahun 2008 tentang
Penyelenggaraan Ibadah Haji, Pemerintah wajib menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan
Haji agar jemaah haji dapat menunaikan ibadah dengan baik sesuai ketentuan ajaran Islam.
Kementrian Kesehatan bertanggung jawab untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan
haji sejak sebelum keberangkatan ke Arab Saudi, di perjalanan pergi dan pulang, selama di
Arab Saudi dan setelah kembali ke Indonesia.
Penyelenggaraan kesehatan haji bertujuan untuk memberikan pembinaan, pelayanan,
dan perlindungan yang sebaik-baiknya bagi Jemaah Haji pada bidang kesehatan, sehingga
Jemaah Haji dapat menunaikan ibadahnya sesuai dengan ketentuan ajaran agama Islam.
Tujuan tersebut dicapai melalui upaya-upaya peningkatkan kondisi kesehatan sebelum

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatnya kondisi kesehatan calon/ jemaah haji Indonesia serta terbebasnya
masyarakat Indonesia/ Internasional dari transmisi penyakit menular yang mungkin
terbawa keluar/ masuk oleh calon/ jemaah haji Indonesia
Tujuan Khusus

2. Tujuan Khusus
a. Terindentifikasinya calon jemaah haji yang memenuhi persyaratan kesehatan
untuk ibadah haji.
b. Terbinanya kondisi kesehatan calon jemaah haji dan kemandirian pemeliharaan
kesehatan.
c. Tersedianya petugas kesehatan haji yang berpengetahuan, terampil, berdedikasi
dan profesional disetiap jenjang pelayanan kesehatan haji.
d. Meningkatnya surveilans, sistem kewaspadaan dini dan respon KLB.
e. Terwujudnya kesiapsiagaan dalam mengantisipasi penanggulangan bencana dan
musibah masal pada jemaah haji Indonesia.
f. Tersedianya data/ informasi cepat, tepat, terpercaya dan diseminasi informasi
kesehatan haji.
g. Terbinanya kerjasama dan kemitraan lintas program, sektor, bilateral dan
multilateral tentang kesehatan haji.
h. Tersedianya obat dan alat kesehatan sesuai dengan kebutuhan

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


Kegiatan pokok pelayanan kesehatan haji,Pemeriksaan kesehatan calon jemaah
haji,Pembinaan kesehatan calon jemaah haji, Imunisasi,Surveilans,Kesiapsiagaan
Penanggulangan KLB dan Musibah Masal, Kesehatan Lingkungan,Kegiatan manajemen
penyelenggaraan kesehatan haji,Perencanaan,Pengorganisasian,Pelatihan,Pembinaan
teknis, Sistem Informasi , Monitoring dan Evaluas.

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


Tahap - Tahap Pemeriksaan Kesehatan Calon Jemaah Haji
a. Pemeriksaan Kesehatan I
dilaksanakan di puskesmas oleh dokter puskesmas sebagai
pemeriksa kesehatan, dibantu tenaga keperawatan dan analis laboratorium puskesmas
sebelum melunasi Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) ke Bank Penerima Setoran (BPS)
dilakukan untuk mengetahui faktor risiko calon jemaah haji
dan selanjutnya dilakukan manajemen terhadap faktor risiko tersebut sehingga calon
jemaah haji mencapai kesehatan yang optimal untuk menunaikan ibadah haji.
Pada saat pemeriksaan kesehatan I tersebut, foto harus sudah ditempel pada lembar
Surat Keterangan Kesehatan yang akan diserahkan ke BPS dan sesuai dengan wajah
calon jemaah haji. Selanjutnya calon jemaah haji diingatkan bahwa setelah memperoleh
kursi (seat) atau terdaftar di Siskohat, calon jemaah haji harus kembali ke puskesmas
untuk dilakukan pembinaan lebih lanjut dan dibuatkan buku kesehatan
Pasfoto yang ditempel pada buku kesehatan dan surat keterangan kesehatan harus
sama dengan pasfoto yang digunakan untuk paspor haji dan berukuran 4 x 6 cm
kemudian dibubuhi stempel puskesmas dan harus mengenai pasfoto.
Bila yang diperiksa calon jemaah haji wanita sebaiknya pemeriksa kesehatan adalah
dokter wanita. Apabila yang memeriksa dokter pria harus didampingi oleh perawat
wanita.
Data hasil pemeriksaan kesehatan calon jemaah haji harus ditulis dengan lengkap dan
benar dalam BKJH dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya sesuai dengan
lembar I Petunjuk Pengisian Buku Kesehatan Jemaah Haji terlampir
Tenaga kesehatan harus mengisi kode diagnosis sesuai dengan hasil pemeriksaan
kesehatan calon jemaah haji, sesuai dengan lembar II petunjuk pengisian terlampir. Calon
jemaah haji yang hasil pemeriksaan kesehatannya BAIK atau KURANG BAIK
kesehatannya, tetapi besar harapan dapat disembuhkan sebelum keberangkatannya, maka
buku kesehatannya dapat ditanda tangani langsung oleh dokter pemeriksa dengan catatan
harus mengikuti pengobatan dan pembinaan kesehatan secara teratur
Khusus untuk calon jemaah haji wanita pasangan usia subur (PUS) perlu dilakukan
pemeriksaan tes kehamilan (bagi puskesmas yang sudah mampu). Bagi yang tidak hamil
ditekankan untuk mengikuti keluarga berencana (KB), untuk mencegah kehamilan
sampai keberangkatan. Kemudian menanda tangani surat pernyataan pada buku
kesehatan bahwa jika ternyata hamil menjelang saat keberangkatan bersedia menunda
keberangkatannya ke Arab Saudi
Bagi wanita hamil dengan usia kehamilan kurang dari 14 minggu dan lebih dari 26
minggu harus menunda keberangkatannya sesuai dengan Surat Keputusan Bersama
(SKB) Menteri Agama dan Menteri Kesehatan serta peraturan penerbangan Internasional
Bagi wanita hamil dengan usia kehamilan antara 14 s/d 26 minggu dan telah
divaksinasi Meningitis meningokokus tetravalen sebelum hamil diizinkan berangkat
dengan syarat menanda tangani surat pernyataan bersedia menanggung segala risikonya
Khusus bagi calon jemaah haji usia lanjut (Usia >60 tahun ) selain dilakukan
pemeriksaan laboratorium (darah dan urin) perlu dirujuk ke Rumah Sakit Kabupaten/
Kota untuk dilakukan pemeriksaan EKG, foto thorak dan kimia darah sesuai indikasi.
Hasil pemeriksaan dilampirkan pada Buku Kesehatan Jemaah Haji
Bagi calon jemaah haji yang batuk lebih dari 3 minggu, dilakukan pemeriksaan
laboratorium Basil Tahan Asam (BTA) dan foto thorak. Apabila hasilnya positif maka
diberi pengobatan sesuai dengan ketentuan Program Pemberantasan TB Paru Nasional
Hasil pemeriksaan kesehatan harus ditulis sesuai kode diagnosis calon jemaah haji
risti maksimal 5 kode dengan urutan pertama yang terberat.

2. Pemeriksaan Kesehatan II
dilaksanakan oleh Tim Penyelenggara Kesehatan Haji
Kabupaten/ Kota dengan penanggung jawab Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota
yang anggotanya terdiri dari Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit Umum Kabupaten/ Kota
dilakukan terhadap seluruh calon jemaah haji untuk menentukan layak tidaknya calon jemaah
haji berangkat ke Arab Saudi
Pelaksana pemeriksaan kesehatan II dan rujukan adalah dokter, perawat dan tenaga
kesehatan lainnya (dinas kesehatan dan rumah sakit) dan atau dokter yang pernah
bertugas sebagai Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) atau Tim Kesehatan Haji Daerah
(TKHD) yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota
Tim Pelaksana Penerima Rujukan Kabupaten/ Kota adalah dokter spesialis yang
ditetapkan oleh Tim Penyelenggara Kesehatan Haji Kabupaten/ Kota
Pada saat memeriksa calon jemaah haji, tenaga kesehatan harus memeriksa dengan
teliti apakah calon jemaah haji yang diperiksa sesuai dengan foto yang terdapat dalam
BKJH
Bagi calon jemaah haji wanita pasangan usia subur harus dilakukan tes kehamilan
sebelum divaksinasi Meningitis meningokokus tetravalen
Dokter pemeriksa kesehatan II harus menentukan kesimpulan sesuai dengan hasil
pemeriksaan, yang dinyatakan BAIK atau TIDAK BAIK
Bagi calon jemaah haji yang BAIK kesehatannya diberikan imunisasi Meningitis
meningokokus tetravalen. BKJH diisi dengan lengkap dan ditanda tangani oleh dokter
pemeriksa kesehatan II dan selanjutnya dianjurkan untuk mengikuti pembinaan kesehatan
hingga waktu keberangkatan ke pelabuhan Embarkasi Haji
Bagi calon jemaah haji yang TIDAK BAIK kesehatannya tetapi menurut dokter
pemeriksa kesehatan dapat disembuhkan sebelum keberangkatan maka kesimpulan hasil
pemeriksaan ditentukan setelah pengobatan terakhir dan apabila sampai dengan
pengobatan terakhir tidak sembuh maka dinyatakan tidak baik kesehatannya dan ditunda/
ditolak keberangkatannya
Bagi calon jemaah haji penderita penyakit menular yang membahayakan diri
sendiri maupun orang lain, dilakukan pengobatan hingga tidak membahayakan lagi. Jika
memerlukan pengobatan yang lama dan diperkirakan tidak sembuh hingga saat
keberangkatan ke Arab Saudi, maka dokter pemeriksa kesehatan II bersama Tim
Penyelenggara Kesehatan Haji Kabupaten/ Kota memutuskan menunda/ menolak
keberangkatan calon jemaah haji tersebut
Bagi calon jemaah haji berumur lebih dari 60 tahun dan sesuai dengan indikasi agar
dilengkapi dengan hasil foto thorak, EKG, dan laboratorium kimia darah, hasilnya ditulis
dan dilampirkan pada BKJH
Seluruh hasil pemeriksaan kesehatan II ditulis secara lengkap sesuai status
kesehatannya di BKJH dan dapat dipertanggung jawabkan akan kebenaran isinya
Pelanggaran terhadap pelaksanaan pemeriksaan kesehatan calon jemaah haji dapat
dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

F. SASARAN

1. Calon jamaah haji yang ada di lingkungan kerja UPT Puskesmas Alas

G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

H. BIAYA
I. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN

1. evaluasi dilakukan setiap selesai kegiatan.

2. semua hasil kegiatan di tulis di dalam form yang sudah di sediakan.

J. PENCATATAN DAN PELAPORAN

Hasil pelaksanaan kegiatan di catat di dalam form laporan yang sudah di sediakan.
Laporan program dibuat setelah melaksanakan kegiatan.

Alas,

Mengetahui Pelaksana
Penanggung Jawab Pemegang Program

Dr.ISMUTAQIEM

NIP. 19840620 201101 1 013

Anda mungkin juga menyukai