Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH SURVEILANS

KESEHATAN HAJI

Nama Kelompok :

1. Rahmad Suhendra (P07133318004)

2. Diah Ayu Fitriana (P07133318009)

3. Ludfi Novia Sari (P07133318011)

4. Hasna Atin Nafisah (P07133318014)

D IV ALIH JENJANG KESEHATAN LINGKUNGAN


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN
YOGYAKARTA
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata΄ala, karena
berkat rahmat-Nya saya bisa menyelesaikan tugas mata kuliah Surveilans
Epidemiologi dengan tugas makalah yang berjudul Surveilans Epidemiologi
Kesehatan Haji.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu Kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi pembaca, mahasiswa dan
bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi
kita semua.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Yogyakarta, 19 April 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................i


DAFTAR ISI.................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah..................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................2
1.3 Tujuan..............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................3
2.1 Penyelenggaraan kesehatan haji........................................................................3
2.2 Sasaran surveilans epidemiologi kesehatan haji...............................................4
2.3 Tujuan surveilans kesehatan haji......................................................................6

BAB III
PENUTUP................................................................................................................... 9
3.1 Kesimpulan..................................................................................................... 9
3.2 Saran…...........................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan Permenkes Nomor 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan


Tata Kerja Kementerian Kesehatan, Pusat Kesehatan Haji adalah unsur
pendukung pelaksanaan tugas Kementerian Kesehatan di bidang kesehatan
haji yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Menteri Kesehatan
melalui Sekretaris Jenderal.
Pusat Kesehatan Haji mempunyai tugas melaksanakan penyusunan
kebijakan teknis, pelaksanaan dan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di
bidang pelayanan kesehatan haji sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Tugas nasional yang dilaksanakan oleh pemerintah secara inter
departemental Departemen Kesehatan bertanggung jawab dalam pembinaan
dan pelayanan kesehatan calon/ jemaah haji Indonesia Tanggung jawab
pelayanan ini sejak sebelum keberangkatan ke Arab Saudi, diperjalanan pergi/
pulang, selama di Arab Saudi dan setelah kembali ke tanah air.
Penyelenggaraan ibadah haji bertujuan untuk memberikan pembinaan,
pelayanan dan perlindungan yang sebaik-baiknya melalui sistem dan
manajemen penyelenggaraan yang terpadu agar pelaksanaan ibadah haji dapat
berjalan dengan aman, tertib, lancar dan nyaman sesuai dengan tuntunan
agama serta jemaah haji dapat melaksanakan ibadah haji secara mandiri
sehingga diperoleh haji mabrur.
B. Rumusan Masalah
1. Dasar penyelenggaraan kesehatan haji?
2. Tujuan penyelenggaraan kesehatan haji?
3. Kegiatan dari surveilans epidemiologi kesehatan haji?
4. Sasaran dari surveilans kesehatan haji?

C. Tujuan
1. Mengetahui dasar penyelenggaraan kesehatan haji
2. Mengetahui tujuan penyelenggaraan kesehatan haji
3. Mengetahui kegiatan dari surveilans epidemiologi kesehatan haji
4. Mengetahui sasaran dari surveilans kesehatan haji
BAB II
PEMBAHASAN

A. Penyelenggaraan Kesehatan Haji


Dasar penyelenggaraan kesehatan haji, UU No. 13 tahun 2008 BAB
III pasal 6, pemerintah bekewajiban melakukan pembinaaan, pelayanan dan
perlindungan dengan menyediakan layanan administrasi, bimbingan ibadah
haji, akomondasi, transportasi, Pelayanan Kesehatan, keamanan dan hal yang
lain yang biasa diperlukan oleh jemaah haji. Menurut Kepmenkes No. 442
tahun 2009 tujuan dari penyelenggaraan kesehatan haji, adalah meningkatkan
kondisi kesehatan jamaah haji sebelum keberangkatan (peran Puskesmas, Din
Kes Kab/Kota atau Provinsi.
Kegiatan dari surveilans epidemiologi adalah
1. Pengumpulan, pengolahan, analisis dan disiminasi data atau informasi,
dilakukan sejak calon jemaah haji melakukan pemeriksaan kesehatan di
daerah asal, diperjalanan, selama di Arab Saudi dan setelah kembali dari
Arab Saudi sampai ke daerah asal selama 14 hari.
2. Pengamatan terhadap jemaah haji sakit dan wafat baik di Arab Saudi, di
embarkasi/ debarkasi haji dan sekembalinya dari Arab Saudi.
3. Pengamatan terhadap kesehatan lingkungan di Indonesia dan Arab Saudi.

Sumber data surveilans epidemiologi kesehatan haji meliputi


1. hasil pemeriksaan kesehatan calon jemaah haji di puskesmas dan dinas
kesehatan kabupaten/ kota, laboratorium, rumah sakit dan unit-unit
rujukan lainnya baik di Indonesia maupun di Arab Saudi.
2. SE dilakukan melalui jejaring surveilans kesehatan haji (net working)
sejak di tanah air sampai dengan di Arab Saudi
3. Pengumpulan, pengolahan, analisis dan deseminasi data atau informasi,
dilakukan dengan menggunakan fasilitas sistem komputerisasi haji terpadu
(Siskohat) bidang kesehatan di Arab Saudi, pusat, embarkasi/debarkasi
haji dan Dinas Kesehatan Provinsi/ Kesehatan kota/ Kab.
4. Pengumpulan, pengolahan, analisis dan diseminasi data atau informasi
dipuskesmas, dinas kesehatan kabupaten/kota dan dinas kesehatan
provinsi yang belum tersedia jaringan Siskohat bidang kesehatan
dilakukan dengan mengirim laporan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
5. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota bersama – sama petugas puskesmas
melaksanakan SE paska haji dengan mengamati kondisi kesehatan jemaah
haji secara pasif dan aktif.

B. Sasaran Surveilans Epidemiologi Haji


Sasaran penyelenggaraan kesehatan haji Indonesia adalah seluruh
calon/ jemaah haji sejak terdaftar di daerah asal, di perjalanan, selama di Arab
Saudi dan 14 hari setelah kembali dari Arab Saudi, pengelola kesehatan haji,
tenaga kesehatan, instansi pemerintah di semua jenjang administrasi yang
bertanggung jawab dalam penyelenggaraan haji, dan petugas kesehatan haji
(Tim Kesehatan Haji Indonesia dan Panitia Penyelenggaran Ibadah Haji di
Arab Saudi bidang kesehatan)
Adapun sasaran surveilans epidemiologi kesehatan haji adalah :
1. Penyakit menular sesuaidengan Undang Undang Karantina, Undang –
Undang Wabah Penyakit Menular, International Health Regulation (IHR).
2. Penyakit tidak menular
3. Keracunan Kesehatan Lingkungan

Gm. Bagan tahapan pemeriksaan dan pembinaan

Pemeriksaan Kesehatan Tahap Pertama


RISTI

Tahapan Pemeriksaan dan Pembinaan Kesehatan Haji

Puskesmas/
Rumah Sakit

Pembinaan Masa Tunggu

Pemeriksaan Kesehatan Tahap Kedua


Kabupaten/ Kota

Embarkasi
Memenuhi Syarat Memenuhi Syarat Dengan Pendampingan Tidak Memenuhi Syarat
TidakMemenuhi Syarat Sementara

Pembinaan Masa Keberangkatan

C. Tujuan dari surveilans kesehatan haji


Pemeriksaan Kesehatan Tahap Ketiga
1. Mencegah keluarnya penyakit menular dari Indonesia dan masuknya
penyakit menular dari luar negeri yang mungkin terbawa oleh calon/
jemaah haji ke Indonesia, mengetahui distribusi penyakit, kematian
Laik Terbang Tidak Laik Terbang
menurut waktu dan tempat serta faktor risiko yang terdapat pada calon/
jemaah haji Indonesia.
2. Mengetahui distribusi penyakit, kematian menurut waktu dan tempat serta
faktor resiko yang terdapat pada calon jemaah haji Indonesia.
D. Kebijakan
1. Meningkatkan sistem dan manajemen penyelenggaraan kesehatan haji
secara terpadu, menyeluruh baik lintas program maupun lintas sektor
dengan pendekatan epidemiologi.
2. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan haji dengan mengoptimalkan
kemampuan di puskesmas, dinas kesehatan kabupaten/ kota, dinas
kesehatan provinsi, embarkasi/ debarkasi haji dan di Arab Saudi.
3. Mengembangkan dan meningkatkan pembinaan kesehatan calon/ jemaah
haji dengan pendekatan manajemen risiko, profesional, terintegrasi lintas
program, lintas sektor terkait dan mengikut sertakan peran masyarakat.
4. Mengembangkan dan memperkuat jejaring surveilans dengan fokus
penyakit potensial wabah terutama Meningitis meningokokus, penyakit
menular baru (new emerging diseases) dan penyakit menular yang
berjangkit kembali (re emerging diseases), sistem kewaspadaan dini dan
respon KLB, bencana serta musibah masal.
5. Mengembangkan dan meningkatkan profesionalisme sumber daya
manusia dalam penyelenggaraan kesehatan haji dibidang pemeriksaan dan
pembinaan, surveilans, Kesehatan Lingkungan, penanggulangan KLB dan
musibah masal, sistem informasi kesehatan haji.
6. Menyediakan dan meningkatkan perangkat keras dan perangkat lunak
sistem informasi manajemen kesehatan haji pada setiap jenjang
administrasi kesehatan.
7. Menyiapkan dan menyusun daftar kebutuhan obat, alat kesehatan haji
maupun distribusinya. Menjalin kerjasama lintas program, sektoral,
regional Asean, bilateral dengan Pemerintah Arab Saudi maupun
Internasional.
8. Meningkatkan dan memantapkan sistem rekrutmen Panitia Penyelenggara
Ibadah Haji (PPIH) di Arab Saudi bidang kesehatan dan Petugas yang
menyertai jemaah haji (TKHI Kloter) melalui prosedur, kriteria serta cara
penyeleksian secara berjenjang dari dinas kesehatan kabupaten/ kota,
dinas kesehatan provinsi dan pusat.
9. Meningkatkan kemampuan penggalian sumber daya daerah (provinsi dan
kabupaten/kota) dan sumber daya yang berasal dari masyarakat dalam
penyelenggaraan kesehatan haji.

E. Strategi
1. Sosialisasi pemeriksaan dan pembinaan kesehatan calon jemaah haji
sehingga petugas dan masyarakat mengetahui manfaat dari pemeriksaan
dan pembinaan kesehatan haji. Standarisasi pemeriksaan dan pembinaan
kesehatan calon jemaah haji.
2. Advokasi pada pengambil keputusan untuk dukungan politis dan
komitmen dalam pembiayaan terutama SKD dan respon KLB, bencana
dan musibah masal.
3. Intensifikasi pemeriksaan fisik didukung pemeriksaan laboratorium yang
akurat, tatalaksana kasus dengan pendekatan manajemen risiko sesuai
dengan standar yang berlaku.
4. Swadana dalam pemeriksaan dan pembinaan kesehatan calon jemaah haji
Penggalangan kemitraan dengan badan pengelola pembiayaan kesehatan
seperti Asuransi Kesehatan (ASKES), Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Masyarakat (JPKM) dan asuransi kesehatan lainnya dalam pembinaan
kesehatan haji.
5. Fasilitasi dan asistensi metode, teknologi pemeriksaan, pembinaan serta
pengukuran kualitas (quality assurance) kesehatan haji.
6. Pengembangan metode dan materi pelatihan petugas kesehatan haji (PPIH
dan TKHI) yang sesuai dengan kebutuhan di lapangan (aplikatif)
7. Intensifikasi surveilans epidemiologi, SKD dan respon KLB

F. Target
1. Seluruh Puskesmas pemeriksa kesehatan calon jemaah haji dan Dinas
Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota melaksanakan pemeriksaan, rujukan
dan pembinaan kesehatan sesuai dengan standar.
2. Cakupan pemeriksaan kesehatan calon jemaah haji 100 %. Cakupan tes
kehamilan pada calon jemaah haji wanita pasangan usia subur ( PUS )
100%.
3. Cakupan imunisasi Meningitis meningokokus tetravalen 100 % dengan
Indeks Pemakaian (IP) 9 Frekuensi KLB menurun. Menurunnya angka
kunjungan dan angka kematian. Seluruh pelabuhan Embarkasi/ Debarkasi
Haji melaksanakan pemeriksaan dokumen kesehatan haji sesuai dengan
standar. Cakupan pengumpulan Kartu Kewaspadaan Kesehatan Jemaah
Haji (K3JH) 80 %
Kegiatan pokok pelayanan kesehatan haji,Pemeriksaan kesehatan calon
jemaah haji,Pembinaan kesehatan calon jemaah haji,
Imunisasi,Surveilans,Kesiapsiagaan Penanggulangan KLB dan Musibah
Masal, Kesehatan Lingkungan,Kegiatan manajemen penyelenggaraan
kesehatan haji,Perencanaan,Pengorganisasian,Pelatihan,Pembinaan teknis,
Sistem Informasi , Monitoring dan Evaluasi.

BAB III
KESIMPULAN & SARAN

A. Kesimpulan

Penyelenggaraan ibadah haji bertujuan untuk memberikan pembinaan,


pelayanan dan perlindungan yang sebaik-baiknya melalui sistem dan
manajemen penyelenggaraan yang terpadu :
1. Dasar penyelenggaraan kesehatan haji adalah UU No. 13 tahun 2008,
BAB III pasal 6, BAB VIII pasal 31
2. Tujuan penyelenggaraan kesehatan haji adalah meningkatkan kondisi
kesehatan jamaah haji sebelum keberangkatan (peran Puskesmas, Din Kes
Kab/Kota atau Provinsi.
3. Adapun sasaran surveilans epidemiologi kesehatan haji adalah :
a. Penyakit menular sesuaidengan Undang Undang Karantina, Undang –
Undang Wabah Penyakit Menular, International Health Regulation
(IHR).
b. Penyakit tidak menular
c. Keracunan Kesehatan Lingkungan
4. Tujuan dari surveilans kesehatan haji
a. Mencegah keluarnya penyakit menular dari Indonesia dan masuknya
penyakit menular dari luar negeri yang mungkin terbawa oleh calon/
jemaah haji ke Indonesia, mengetahui distribusi penyakit, kematian
menurut waktu dan tempat serta faktor risiko yang terdapat pada
calon/ jemaah haji Indonesia.
b. Mengetahui distribusi penyakit, kematian menurut waktu dan tempat
serta faktor resiko yang terdapat pada calon jemaah haji Indonesia.

B. Saran

Untuk calon jemaah haji sebelum pergi ke tanah suci sebaiknya


memeriksakan kesehatan secara rutin di puskesmas, rumah sakit, atau pos
pelayanan kesehatan terdekat, atau kepada pelayan kesehatan yang sudah
ditujukan. Sehingga apabila terdapat gejala kelainan kesehatan akan dapat
segera diatasi.
DAFTAR PUSTAKA

Akperkapuas.files.worspress.com/2010/04/kesehatan - haji

Almazinni, Prima .2001. Buku Kesehatan Jemaah Haji, Jakarta ; grafindo

Adningsih, 2003. Tidak Merokok Adalah Investasi, Interaksi Media Promosi


Kesehatan Indonesia No XIV, Jakarta.
Agustina, 1999. Pencahayaan dan Perhawaan Terhadap Perumahan Penderita
TB Paru, Cermin Dunia Kedokteran, No.84.

Alfrida, 2003. Perumahan Sehat, Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Depkes


R.I. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai