JAMAAH HAJI
RESIKO TINGGI
dr.Devvy Herawati S
Latar Belakang
Ibadah haji adalah Rukun Islam kelima yang
merupakan kewajiban sekali seumur hidup bagi setiap
orang Islam yang mampu menunaikannya. Dalam
Alquran Surat Ali Imran ayat 97 dijelaskan bahwa
mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap
Allah, yaitu (bagi) orang yang mampu (istithaah)
mengadakan perjalanan ke Baitullah. Dengan demikian,
istithaah menjadi hal penting dalam pelaksanaan
ibadah haji, yang dalam Fiqih Islam, Istithaah
(termasuk Istithaah Kesehatan) dinyatakan sebagai
salah satu syarat wajib untuk melaksanakan ibadah haji
Penyelenggaraan Kesehatan Haji bertujuan untuk:
1. mencapai kondisi Istithaah Kesehatan Jemaah
Haji;
2. mengendalikan faktor risiko kesehatan haji;
3. menjaga agar Jemaah Haji dalam kondisi sehat
selama di Indonesia, selama perjalanan, dan Arab
Saudi;
4. mencegah terjadinya transmisi penyakit menular
yang mungkin terbawa keluar dan/atau masuk
oleh Jemaah Haji
Secara umum, Istithaah Kesehatan Jemaah Haji
didefinisikan sebagai kemampuan jemaah haji
dari aspek kesehatan yang meliputi fisik dan
mental yang terukur dengan pemeriksaan dan
pembinaan yang dapat dipertanggungjawabkan
sehingga jemaah haji dapat menjalankan
ibadahnya sesuai tuntunan agama Islam.
B. Penyebarluasan informasi
Penyebarluasan informasi kesehatan sebaiknya fokus
kepada bagaimana jemaah haji dapat melakukan
pengendalian faktor risiko kesehatan yang dimilikinya dan
perlunya jemaah haji melakukan konseling kesehatan selama
masa tunggu
PEMERIKSAAN KESEHATAN TAHAP KEDUA
(PENETAPAN ISTITHAAH KESEHATAN)
7. Gunakan masker.
Gunakan masker terutama ketika berada di luar masjid
dan pondokan/hotel. Masker dapat mencegah
terjadinya penularan penyakit yang berbahaya. Selain
itu, masker juga mencegah masuknya debu ke saluran
pernapasan yang dapat menyebabkan gangguan
pernapasan seperti batuk dan sesak napas. Masker
sebaiknya juga dibasahi.
8. Gunakan alas kaki jika berada diluar ruangan.
Usahakan alas kaki selalu dibawa bersama Jemaah Haji. Jangan
ditinggal di luar Masjid. Hindari jalan kaki tanpa menggunakan
alas kaki karena bisa menyebabkan kaki lecet, luka, melepuh,
sampai luka bakar. Gangguan lecet dan luka pada kaki akan
sangat menghambat pelaksanaan rangkaian ibadah haji, apalagi
masa penyembuhannya lama.
Beberapa jamaah dgn penyakit kronis Amprah obat kesektor, resiko tidak
Makka
tidak membawa bekal obat yg cukup semua obat tersedia di
h
sampai pulang Indonesia Formularium Obat untuk Haji
Jemaah dengan resiko tinggi Makkah Pemberdayaan Karu &
ada yang tanpa pendamping & karom,dengan resiko karu &
Madinah karom sibuk beribadah sehingga
tidak bias menjadi pendamping.
Programer haji puskesmas Makkah Bertanya kejamaah atau
tidak semua menginput obat- & menghubungi anak jamaah ditanah
obat yang dibawa jamaah dan Madinah air untuk konfirmasi obat-obatan
dosis serta waktu minum obat jamaah yang dirasa kurang jelas
tidak ditulis diSiskohatkes
REKOMENDASI
HAJI SEHAT
HAJI MABRUR