Anda di halaman 1dari 11

RESUME KESEHATAN HAJI DAN UMROH

Nama : Sherin Alinda Zulfa

NIM :1710711095

A. Pemeriksaan Haji dan Umroh


1. Pengertian

Ibadah Haji adalah rukun Islam kelima yang merupakan kewajiban sekali
seumur hidup bagi setiap orang Islam yang mampu menunaikannya. Jemaah Haji
adalah Warga Negara Indonesia yang beragama Islam dan telah mendaftarkan
diri untuk menunaikan Ibadah Haji sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.
Penyelenggaraan Ibadah Haji adalah rangkaian kegiatan pengelolaan pelaksanaan
Ibadah Haji yang meliputi pembinaan, pelayanan, dan perlindungan Jemaah Haji.
Penyelenggaraan kesehatan haji adalah rangkaian kegiatan pelayanan kesehatan
haji meliputi pemeriksaan kesehatan, bimbingan dan penyuluhan kesehatan haji,
pelayanan kesehatan, imunisasi, surveilans, SKD dan respon KLB,
penanggulangan KLB dan musibah massal, kesehatan lingkungan dan
manajemen penyelenggaraan kesehatan haji.

2. Landasan Hukum Kesehatan Haji

 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 15 Tahun 2016


tentang Istithaah Kesehatan Jemaah Haji. Landasan Hukum mengenai
pemeriksaan kesehatan haji tercantum pada bab 2 pasal 7 ayat 2, pasal 12 dan
pasal 13.

 Penyelenggaraan Kesehatan Haji

1) Pembinaan
Pembinaan kesehatan haji diselenggarakan secara terpadu, terencana,
terstruktur, dan terukur melalui serangkaian kegiatan promotif dan preventif
yang dimulai pada saat jemaah haji mendaftar sampai kembali ke indonesia.

2) Pelayanan

Pelayanan kesehatan haji adalah upaya kesehatan dalam bentuk kuratif dan
rehabilitatif, dilakukan kepada jemaah haji pada seluruh tahap
penyelenggaraan ibadah haji.

3) Perlindungan

Perlindungan kesehatan haji adalah upaya kesehatan dalam bentuk tanggap


cepat dan perlindungan spesifik untuk melindungi keselamatan jemaah haji
pada seluruh tahapan penyelenggaraan ibadah haji.

3. Tujuan Kesehatan Haji (Kemenkes, 2016)

1) Meningkatkan kondisi kesehatan jemaah haji seblum keberangkatan.


2) Menjaga agar jemaah haji dalam kondisi sehat selama menunaikan
ibadah, sampai tiba kembali di tanah air.
3) Mencegah terjadinya transmisi penyakit menular yang mungkin terbawa
keluar / masuk oleh jemaah haji.

4. Proses Pemeriksaan Haji


 Permenkes No 15 Tahun 2016 Tentang Istithaah Kesehatan Haji
5. Pengendalian Faktor Risiko Kesehatan Penyehatan Lingkungan Dan
Surveilans

a. Imunisaasi/Vaksin

1) Vaksin Meningokokus
2) Vaksin Poliomyelitis
3) Vaksin Demam Kuning
4) Vaksin Influenza

b. Penyehatan Lingkungan dan Sanitasi Makanan

1) Penyehatan Lingkungan dan Sanitasi Makanan di Tanah Air

2) Penyehatan Lingkungan Pesawat/Kapal dan Sanitasi Makanan

3) Penyehatan Lingkungan dan Sanitasi Makanan Selama Operasional di


Saudi Arabia
B. Kasus Kesehatan saat Haji dan Umroh

1. Infeksi Saluran Pernapasan


2. Meningitis
3. Infeksi Kulit
4. Cedera Panas Lingkungan
5. Penyakit Kardiovaskular
6. Infeksi Gastrointerstinal
7. Penyakit yang Ditularkan melalui Darah
8. Malaria
9. Risiko Trauma

C. Penanganan Darurat saat Haji dan Umroh (Permenkes, 2016)


1. Penanggulangan KLB Penyakit Menular dan Keracunan
Upaya Pencegahan dan Penanggulangan KLB Penyakit Menular dan
Keracunan bagi Jemaah Haji terdiri dari :
a. Sistem Kewaspadaan Dini dan respon KLB
b. Upaya pencegahan risiko KLB dengan melaksanakan imunisasi dan
peningkatan daya tahan jemaah haji, pengendalian faktor risiko
lingkungan dan perilaku jemaah haji
c. Penanggulangan KLB
2. Tatacara Penanggulangan KLB
Upaya penanggulangan KLB meliputi penyelidikan epidemiologis,
pemeriksaan, pengobatan, perawatan dan isolasi penderita termasuk tindakan
karantina, pencegahan dan pengebalan, pemusnahan penyebab penyakit,
penanganan jenazah, penyuluhan kepada masyarakat dan upaya
penanggulangan lainnya.
3. Penanggulangan Musibah Massal
Penanggulangan korban pada musibah massal pada umumnya
merupakan suatu rangkaian kegiatan yang sistematik terdiri dari pencegahan,
penanganan tanggap darurat, rehabilitasi, dan rekonstruksi.

4. Cardiac Mortality

Satuan intervensi dalam penelitian tersebut adalah upaya atau metode


yang digunakan untuk mengurangi kematian jantung selama musim haji,
intervensi dirancang untuk menjadi bukti berbasiskan program
multikomponen yang terdiri dari:

a. Perekrutan tim jantung yang dimulai 3 bulan sebelumnya haji dan terdiri
dari ahli jantung umum, intervensi ahli jantung, asisten dokter ahli
jantung kardiologi, perawat dan teknisi kardiologi, pekerja kesehatan
sekutu, dan mahasiswa kedokteran
b. Memperkenalkan laboratorium kateterisasi 24/7 didirikan secara khusus
di dalam wilayah haji
c. Pembentukan kantor koordinasi jantung yang menyediakan layanan
dukungan 24 jam sehari ke semua 13 rumah sakit setempat yang melayani
jamaah haji
d. Pengenalan jalur perawatan jantung standar dan pelatihan anggota tim
e. Pendirian sebuah sistem transportasi pasien yang efektif.

D. Kegiatan Tim Kesehatan di Mekkah dan Madinah

1. Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI)

b. Saat tiba di Madinah

1) Melapor kepada majmu'ah untuk mendapatkan tempat/ruang


pelayanan kesehatan jamaah haji bersama TPHI dan petugas Sektor;

2) Melaporkan kondisi kesehatan jamaah haji kepada Sektor yang


mewilayahi;
3) Menerima kembali sisa obat ringan yang dibawa oleh Karom.

c. Selama berada di Madinah

1) Membuat jadwal pembagian tugas untuk pelayanan kesehatan;

2) Melakukan pertolongan pertama/darurat dan selanjutnya merujuk


pasien-pasien ke BPHI/RSAS;

3) Mengadakan kunjungan berkala ke kamar-kamar (pemondokan)


jamaah haji untuk pemantauan kondisi kesehatan jamaah haji;

4) Memberikan penyuluhan kesehatan tentang musim dingin, frosblite,


makanan bergizi, minum, kesehatan lingkungan dan menjaga kondisi
kesehatan;

5) Menyampaikan laporan harian ke Sektor;

6) Mengajukan permohonan untuk mendapatkan formulir laporan obat-


obatan ke Sektor;

7) Mengisi data kegiatan harian ke dalam buku laporan pelaksanaan tugas


sebelum laporan dikirim ke Sektor;

8) Mengadakan pengamatan penyakit pada jamaah haji dan


meningkatkan kewaspadaan terhadap KLB;

9) Membuat surat kematian (COD) apabila ada jamaah haji meninggal di


pemondokan;

d. Pada saat berangkat ke Makkah (Gelombang I)

1) Mengecek kesehatan jamaah haji;

2) Mengecek kelengkapan kesehatan dan obat obatan;


3) Memberikan pelayanan kesehatan kepada jamaah haji yang sakit
ringan.

e. Di Bir Ali

1) Memantau kondisi kesehatan jamaah haji;

2) Mengadakan penyuluhan kesehatan terutama menjaga kondisi


kesehatan jamaah haji.

f. Di Madinah bagi gelombang II

1) Melaporkan tentang kondisi jamaah haji ke Sektor;

2) Menyampaikan laporan dan meminta obat-obatan ke Sektor;

3) Merujuk jamaah haji sakit yang tidak bisa di atasi di kloter ke BPHI/
RSAS;

4) Mencatat jamaah haji sakit yang akan dipulangkan lebih awal;

5) Memantau kesehatan jamaah haji;

6) Mengobati jamaah haji sakit dan melakukan pencatatan serta membuat


laporan harian;

7) Memberikan penyuluhan kesehatan;

8) Membuat surat kematian/Certificate of Date (COD) apabila terjadi


jamaah haji meninggal di pemondokan;

f. Di Makkah sebelum Wukuf

1) Pada saat tiba di Makkah

a) Bersama TPHI meminta kepada maktab untuk mendapatkan


tempat/ruangan pelayanan kesehatan jamaah haji;
b) Mengadakan koordinasi dengan petugas TKHI Kloter lain yang
dalam satu Sektor tentang pelaksanaan pelayanan kesehatan;

c) Melaporkan kondisi jamaah haji kepada Sektor.

2) Selama berada di Makkah

a) Memberikan pelayanan kesehatan kepada jamaah haji;

b) Mengadakan kunjungan berkala ke kamar-kamar jamaah haji guna


memantau kondisi kesehatan jamaah haji;

c) Memberikan penyuluhan kesehatan tentang heat stroke, gizi,


kesehatan lingkungan dan menjaga kondisi kesehatan;

d) Merujuk jamaah haji sakit yang tidak dapat ditangani di kloter ke


BPHI/RSAS;

e) Menyampaikan laporan harian ke Sektor;

f) Mengecek dan melengkapi formulir pencatatan pelaporan dan


obat-obatan/alat- alat kesehatan;

g) Membuat COD apabila ada jamaah haji yang meninggal dunia di


pemondokan.

3) Saat akan berangkat ke Arafah.

a) Mendata jamaah haji sakit yang akan disafari wukufkan;

b) Melaporkan jamaah haji sakit yang akan disafari wukufkan ke


Sektor 3 hari sebelum berangkat ke Arafah;

c) Meningkatkan pemantauan dan penyuluhan kesehatan kepada


jamaah haji;
d) Menyiapkan obat-obatan/alat kesehatan untuk kebutuhan di
Arafah dan Mina;

e) Mengadakan peninjauan ke Arafah 3 (tiga) hari sebelum wukuf


bersama petugas kloter yang lain termasuk Karu/Karom;

g. Di Arafah

1) Melapor kepada Petugas Arafah tentang kondisi kesehatan jamaah


haji;

2) Mengobati jamaah haji yang sakit;

3) Merujuk jamaah haji sakit yang tidak bisa di atasi sendiri ke BPHI,
Mobile Hospital Arab Saudi atau RSAS;

4) Melaksanakan penyuluhan kesehatan tentang heat stroke dan


pencegahannya;

5) Membekali obat-obatan ringan kepada ketua rombongan untuk


kebutuhan jamaah haji selama dalam perjalanan menuju Mina;

6) Membuat surat kematian (COD) jamaah haji yang meninggal di kemah


dan melaporkan ke BPHI Arafah untuk dibuatkan surat
pemakamannya;

7) Membuat laporan harian dan diserahkan ke Petugas PPIH Arab Saudi


di Arafah;

8) Mengingatkan kewaspadaan terhadap kejadian luar biasa (KLB).

h. Di Muzdalifah

1) Memantau kesehatan jamaah haji;

2) Memberikan obat-obatan/mengobati jamaah haji yang sakit.


i. Di Mina

1) Pada saat tiba

a) Melapor kepada Petugas PPIH Arab Saudi di Mina tentang


kondisi kesehatan jamaah haji;

b) Mengobati atau merujuk jamaah haji sakit ke BPHI/RSAS;

c) Melaksanakan penyuluhan kesehatan tentang heat stroke dan


pencegahannya;

d) Membuat surat kematian (COD) jamaah haji yang meninggal di


kemah dan melaporkan ke BPHI Mina untuk dibuatkan surat
pemakamannya;

e) Meningkatkan kewaspadaan terhadap kejadian luar biasa (KLB).

2) Berangkat ke Makkah

a) Mengatur jamaah haji untuk kembali ke Makkah setelah selesai


kegiatan di Mina baik nafar awal maupun nafar tsani bersama
petugas kloter;

b) Mengawasi jamaah haji supaya tidak ada yang tertinggal dari


rombongan.

j. Di Makkah Sesudah Wukuf

1) Melapor tentang kondisi jamaah haji ke Sektor;

2) Mencatat pemakaian obat-obatan dan melaporkan ke Sektor;

3) Minta obat-obatan ke Sektor atau langsung ke BPHI;


4) Merujuk ke BPHI/RSAS apabila ada penderita yang tidak dapat diatasi
di kloter;

5) Memantau kondisi kesehatan jamaah haji dan membuat laporan harian


penderita;

6) Mengirim laporan harian ke Sektor;

7) Mengobati penderita dan memantau keadaan jamaah haji mengenai


kemungkinan Kejadian Luar Biasa (KLB);

8) Mengadakan penyuluhan kesehatan;

9) Melaporkan jamaah haji yang perlu dipulangkan lebih dini karena


sakit.

k. Keberangkatan ke Jeddah / Madinah

1) Pengecekan kesehatan jamaah haji melalui ketua regu/ketua


rombongan;

2) Pengecekan alat kesehatan dan obat-obatan;

3) Memberikan pelayanan kesehatan bagi jamaah haji yang sakit;

4) Melaporkan jamaah haji yang masih dirawat di RSAS dan BPHI ke


Sektor

Anda mungkin juga menyukai