Anda di halaman 1dari 26

Renops TKH

Rencana Operasi Kesehatan


Tenaga Kesehatan Haji (TKH) Kloter
1. MEMAHAMI RENCANA OPERASI KESEHATAN
A. TUJUAN DAN SASARAN OPERASI
B. KONSEP OPERASI KESEHATAN
2. MELAKUKAN RENCANA OPERASI KESEHATAN
C. RENCANA OPERASI
D. INSTRUKSI DAN KOORDINASI
A. TUJUAN DAN SASARAN OPERASI
1. Tujuan Operasi Kesehatan
a. Menurunkan angka kesakitan (morbiditas) Jemaah haji,
b. Menurunkan angka kematian (mortalitas) Jemaah haji ≤ 1 permil
[tidak ada kematian di hotel].
2. Sasaran Operasi Kesehatan
Seluruh Jemaah haji Indonesia yang berada di Arab Saudi pada
masa operasional penyelenggaraan kesehatan haji tahun berjalan.
B. KONSEP OPERASIIONAL
Menguatkan penyelenggaraan pelayanan kesehatan dengan
memberikan pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif
yang dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh dan berkesinambungan.
Jejaring kerja dalam bentuk koordinasi dengan kesehatan lapangan,
KKHI dan PPIH dari Kementerian agama.
Hasil kinerja TKH Kloter berupa meningkatkan kesehatan jemaah,
identifikasi jamaah risti, pelayanan Kesehatan, visitasi dan penyuluhan,
pengawasan makanan.
B. KONSEP OPERASIONAL
Agar Rencana operasi Kesehatan dapat berjalan sesuai dengan tujuan
yang diharapkan maka dilaksanakan tahapan kegiatan sebagai berikut:
1) Tahap Perencanaan
2) Tahap Persiapan
3) Tahap Pelaksanaan
4) Tahap Pengakhiran
B. KONSEP OPERASIONAL

1) Tahap perencanaan
a) Membuat rencana kegiatan kloter berdasarkan rencana operasional TKH
kloter.
b) Menjelaskan kepada petugas kloter tentang rencana kegiatan kloter yang
telah dipersiapkan
B. KONSEP OPERASIONAL

2) Tahap Persiapan.
a) Koordinasi dengan dinkes kab/kota untuk identifikasi jemaah risti,
b) Persiapan alat kesehatan yang wajib dibawa TKH, seperti stetoskop,
tensimeter [anaroid], oximeter, termometer, glukometer
c) Perbekes disesuaikan dengan alat:
1. Stik glukosa untuk alat Accucheck active
2. Stik glukosa untuk alat Accucheck performa
d) Menyiapkan daftar kebutuhan obat,
e) Menyiapkan jejaring dan jaringan komunikasi antar petugas kloter dan
Jemaah.
B. KONSEP OPERASIONAL

3) Tahap Pelaksanaan
a) Sebelum keberangkatan melakukan pemeriksaan dan pembinaan kepada
jemaah risti di kab/kota,
b) Sebelum keberangkatan melakukan verifikasi dan validasi obat bawaan
Jemaah
c) Identifikasi data pra manifest, dan edukasi kesehatan saat di embarkasi
d) Mendampingi jemaah haji di kloter selama 24 jam/hari.
e) Buat COD (Dokter) jika ada kasus kematian di hotel, perjalanan dan RSAS.
B. KONSEP OPERASIONAL

4) Tahap Pengakhiran
a) Evaluasi Kegiatan pelayanan
b) Menyusun pencatatan dan pelaporan secara manual dan elektronik
C. RENCANA OPERASIONAL
1. Jenis dan Lokasi
Pelayanan kesehatan pra embarkasi, embarkasi, penerbangan, saat
di Arab Saudi dan debarkasi
2. Tanggal Disiapkan.
Pra embarkasi : 6 bulan sebelum keberangkatan kloter yang
bersangkutan
Embarkasi : 2 hari sebelum keberangkatan .
Penerbangan : 6 jam sebelum penerbangan
Arab Saudi : Saat kedatangan di Arab Saudi
Debarkasi : 1 hari sebelum jadwal kepulangan
C. RENCANA OPERASIONAL
5. Uraian Kegiatan
A. Pra Embarkasi
1. Identifikasi semua Jemaah risti
2. Identifikasi kategori risti ringan, sedang, dan berat
3. Identifikasi 50 Jemaah risti berdasarkan kategori dengan
memprioritaskan risti berat dan sedang
4. Promosi kesehatan terkait penyesuaian aktivitas fisik dengan kondisi
Kesehatan
5. Melakukan pemeriksaan dan pembinaan kepada jemaah risti.
KATEGORI RISTI
a. Risti Berat:
1)Semua Jemaah Haji yang memiliki penyakit Jantung
2)Usia di atas 60 tahun dengan Hipertensi + Diabetes Mellitus
3)Usia diatas 60 tahun dengan PPOK
b. Risti Sedang:
Usia diatas 60 tahun dengan Hipertensi/DM/Asma/Gagal
Ginjal Kronik
c. Risti Ringan:
1) Usia di atas 60 tahun tanpa komorbid
2) Usia di bawah 60 tahun dengan Hipertensi/Diabetes Mellitus
C. RENCANA OPERASIONAL
1. Masa Pra Armuzna:
a. Meningkatkan kesehatan jemaah haji:
1) Lakukan edukasi Kesehatan
2) Lakukan kegiatan senam peregangan
3) Berdayakan Jemaah Haji untuk menjaga
Kesehatan diri sendiri dan lingkungan
4) Memastikan Jemaah haji risti minum obat
secara teratur
C. RENCANA OPERASIONAL
b. Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian di Kloter
1) Melakukan Pelayanan kesehatan 24 Jam
2) Melakukan penanganan kegawatdaruratan medis dan rujukan
3) Evaluasi kondisi kesehatan 50 Jemaah Haji paling risti
4) Labeling kamar jemaah haji risti
5) Pemantauan ketat aktivitas fisik jemaah haji paling risti
6) Edukasi Kesehatan tentang penyesuaian aktivitas fisik dengan kondisi
Kesehatan
7) Memberdayakan perangkat kloter dalam pengawasan dan pendampingan
jemaah risti
8) Membuat daftar kebutuhan obat berdasarkan penyakit pada jemaah risti
9) Melaporkan kegiatan pelayanan kesehatan melalui Tele petugas
Pesan Khusus
1. Madinah
a. Berdasarkan kebijakan dari Kemenkes Madinah, tidak
diperkenankan membuka pos pelayanan Kesehatan di
hotel  Pelayanan Kesehatan dilaksanakan door to door
24/7
b. Petugas tidak mengejar Arbain
2. Makkah
c. Kemenkes Makkah mengizinkan pelayanan kesehatan di
hotel  Membuka pos pelayanan Kesehatan kloter 24/7
d. Petugas tidak mengejar target umrah sunnah
C. RENCANA OPERASIONAL
5. Uraian Kegiatan
B. Masa Armuzna:
1. Jelang Armuzna (H-5 s.d. H-1):
Mempersiapkan pelayanan jelang Armuzna:
a. Melakukan pemeriksaan kesehatan jemaah risti terutama 50
jemaah paling risti (terutama kategori berat dan sedang)
b. Berkoordinasi dengan ketua regu dan ketua rombongan dalam
mengawasi jemaah risti agar fokus mempersiapkan fisik dan
mental menghadapi puncak haji
c. memastikan jemaah risti membawa obat pribadi ke Armuzna
d. Menyiapkan paket obat Armuzna sesuai kebutuhan
e. Rencanakan badal melontar untuk Jemaah haji sangat risti.
C. RENCANA OPERASIONAL
5. Uraian Kegiatan
B. Masa Armuzna:
1. Meningkatkan kesehatan jemaah:
a. Lakukan edukasi kesehatan dengan konten manasik kesehatan saat ibadah haji (APD,
PHBS, protokol kesehatan, mencegah dehidrasi dan kelelahan, heat exhaustion,
heatstroke, mencegah eksaserbasi penyakit kronis, penyakit menular)
b. Pelayanan kesehatan 24 Jam.
2. Menurunkan angka kesakitan rawat jalan
c. Pengawasan ketat 50 Jemaah Haji paling RISTI
d. Buka pos pelayanan kesehatan 24 Jam
e. Labeling pada tenda Jemaah haji untuk mengetahui posisi Jemaah ristinya
f. Usulkan daftar kebutuhan obat dan ajukan atau Pos Kesehatan Mina bila diperlukan
g. Lakukan Emergency Respon (TRIASE), merah→RSAS, Kuning→ Pos Kesehatan Arafah
dan Mina, Hijau→ Tenda
h. berkoordinasi dengan EMT
i. Badal melontar Jemaah haji yang sangat risti
C. RENCANA OPERASIONAL
5. Uraian Kegiatan
B. Masa Armuzna:
3. Menurunkan angka rujukan
a. Monitoring berkala (tanda vital dan keluhan) jemaah risti dan
jemaah pasca rawat Inap yang perlu perhatian khusus
b. Pastikan jemaah haji risti mendapatkan prioritas (tempat istirahat,
makanan, air minum) selama di tenda Arafah dan Mina
c. Lakukan skrining kepada semua jemaah haji terutama yang risti
sebelum melakukan kegiatan ibadah dandidampingi oleh minimal
1 orang tenaga kesehatan
d. Jemaah risti dibadalkan saat melontar jumrah
e. Mentaati jadwal pelaksanaan melontar jumrah dan thawaf ifadah
sesuai aturan Pemerintah Arab Saudi.
C. RENCANA OPERASIONAL
5. Uraian Kegiatan
B. Masa Armuzna:
4. Pencatatan dan pelaporan
a. Optimalkan penggunaan Tele-Petugas
b. Lakukan pencatatan dan pelaporan manual dan
elektronik
c. Buat COD (Dokter) jika ada kasus kematian (Triase
Hitam) di tenda, perjalanan dan RSAS
C. RENCANA OPERASIONAL
5. Uraian Kegiatan
C. Masa Pasca Armuzna:
1. Makkah dan Madinah
1. Meningkatkan Kesehatan jamaah
a. Lakukan edukasi kesehatan dengan konten
manasik kesehatan saat ibadah haji (APD, PHBS,
protokol kesehatan, mencegah kelelahan,
mencegah exacerbasi penyakit kronis)
b. Lakukan kegiatan senam peregangan secara rutin
minimal 30 menit/hari atau 150 menit/ minggu.
C. RENCANA OPERASIONAL
5. Uraian Kegiatan
C. Masa Pasca Armuzna:
1. Makkah dan Madinah
2. Menurunkan angka kesakitan rawat jalan
1) Lakukan pemeriksaan fisik ulang pada jemaah haji yang
memiliki risiko tinggi, dan monitoring (tanda vital dan keluhan)
pada jemaah haji yang sakit setelah periode Armuzna
2) Update 50 Jemaah Haji sangat risti.
3) Lakukan visitasi setiap hari
4) Lakukan skrining di Pos Kesehatan atau di kamar Jemaah 2 kali
setiap minggu kepada jemaah haji yang ristiMenurunkan
angka kesakitan rawat jalan
C. RENCANA OPERASIONAL
5. Uraian Kegiatan
C. Masa Pasca Armuzna:
1. Makkah dan Madinah
3. Menurunkan angka rujukan
a. Batasi semua aktivitas jemaah haji dan kegiatan ibadah
sunnah jemaah haji yang risti
b. Lakukan Emergency Respon (TRIASE), merah→RSAS,
Kuning→KKHI, Hijau→Hotel, berkoordinasi dengan EMT
dan KKHI
c. Lakukan rehabilitasi dan pastikan jemaah cedera dan
post
c. rawat tidak bertambah parah
C. RENCANA OPERASIONAL
5. Uraian Kegiatan
C. Masa Pasca Armuzna:
1. Makkah dan Madinah
6. Pencatatan dan Pelaporan
a. Pastikan jamaah yang ditanazulkan oleh KKHI terpenuhi
persyaratan bekerjasama dengan TPHI dan TPIHI.
b. Optimalkan penggunaan Tele-jemaah, Tele-Petugas
c. Lakukan pencatatan dan pelaporan manual dan elektronik
d. Buat COD (Dokter) jika ada kasus kematian di hotel, perjalanan
dan RSAS
e. Serah terima jemaah tanazul
f. Laporkan jumlah jemaah sakit dan yang membutuhkan alat
bantu kepada PPIH Debarkasi sebelum penerbangan pulang
C. RENCANA OPERASIONAL
5. Uraian Kegiatan
C. Masa Pasca Armuzna:
1. Debarkasi
a. Monitoring dan Informasikan jemaah untuk
mengembalikan K3JH 2 minggu setelah kedatangan
b. Edukasi kepada Jemaah agar tetap menjaga
kesehatan.
C. RENCANA OPERASIONAL
6. Pengerahan Sumberdaya logistik dan peralatan
a. Sumber daya seperti TKH, TPHI, TPIHI, TPHD, TKHD, Karu dan
Karom.
b. Fasilitas seperti labeling sticker berwarna, spanduk informasi
posko kesehatan, rekap data informasi jemaah risti disertai
nomor kamar, dan no telp/hp jemaah haji risti, dan teman
sekamar/Karu.
c. Alat kesehatan, obat, perbekkes dan media edukasi, HP Android
d. Daftar tilik skrining individual; daftar tilik skrining
kelompok/kolektif, individual.
e. Daftar obat emergency.
f. Laporan kunjungan sakit harian TKH.
D. INSTRUKSI DAN KOORDINASI
1. Komando dan Pengendalian
Komando operasional TKH kloter dipimpin langsung oleh Kepala
Seksi Kesehatan Daerah Kerja Makkah dan Madinah, serta
melakukan koordinasi dan pelaporan kepada Kepala Bidang
Kesehatan PPIH Arab Saudi dan Kepala Pusat Kesehatan Haji.
2. Pengendalian
Supervisi dilakukan oleh Kepala Seksi Kesehatan Daerah Kerja
Makkah dan Madinah, Kepala Bidang Kesehatan PPIH Arab Saudi
dan dilaporkan kepada Kepala Pusat Kesehatan Haji. Pusat
Pengendalian berlokasi di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI)
Makkah dan KKHI Madinah

Anda mungkin juga menyukai