Anda di halaman 1dari 27

Manasik kesehatan haji harus diselenggarakan secara terstruktur,

sistematis, dan masif. Apakah makna kata “sistematis” pada


penyelenggaraan manasik kesehatan haji?
A. Dilaksanakan dilaksanakan melalui proses perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi dari tingkat
pusat, provinsi, dan kabupaten/kota.
B. Dilaksanakan dari tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota hingga
puskesmas sesuai kewenangannya.
C. Dilaksanakan dengan melibatkan dinas kesehatan kab/kota serta
KBIHU
D. Dilaksanakan dilakukan secara mandiri oleh organisasi masyarakat
Islam dan organisasi seminat yang memiliki kapasitas dan sumber daya.
E. Dilaksanakan dari Aceh hingga Papua

Terstruktur artinya terstruktur dari tingkat Pusat, Provinsi, Kabupaten


hingga Puskesmas. Sistematis artinya akan ada modul, kurikulum,
metode, jadwal dan trainernya. Sedangkan Masif artinya secara luas
dilakukan dari Aceh hingga Papua

Persyaratan “mampu” untuk menunaikan ibadah haji adalah kemampuan


jemaah haji secara jasmaniah, ruhaniah, pembekalan dan keamanan
tanpa menelantarkan kewajiban terhadap keluarga. Apa yang dimaksud
“mampu” untuk ibadah haji?
A. Sunnah
B. Syarat Wajib
C. Wajib
D. Rukun
E. Istitha’ah

Apakah makna “pembinaan kesehatan haji” menurut Permenkes no. 62


tahun 2016?
A. Upaya kesehatan dalam bentuk kunjungan, dilakukan kepada
Jemaah Haji pada seluruh tahap penyelenggaraan ibadah haji.
B. Upaya kesehatan dalam bentuk promotif dan preventif, dilakukan
kepada perorangan atau kelompok Jemaah Haji pada seluruh tahap
penyelenggaraan ibadah haji.
C. Upaya kesehatan dalam bentuk tanggap cepat dan perlindungan
spesifik untuk melindungi keselamatan Jemaah Haji pada seluruh tahapan
penyelenggaraan ibadah haji.
D. Upaya kesehatan dalam bentuk kuratif dan rehabilitatif, dilakukan
kepada Jemaah Haji pada seluruh tahap penyelenggaraan ibadah haji.
E. Proses pemberian informasi atau penyuluhan yang bersifat promotif
dan preventif kepada Jemaah Haji yang dilaksanakan oleh pemerintah,
pemerintah daerah dan/atau dengan melibatkan peran serta masyarakat.

Penyelenggaraan Kesehatan Haji berdasarkan Permenkes no. 62 tahun


2016 adalah rangkaian kegiatan yang meliputi pembinaan, pelayanan, dan
perlindungan kesehatan dalam penyelenggaraan ibadah haji. Apakah
makna “perlindungan kesehatan haji”?
A. Upaya kesehatan dalam bentuk kunjungan, dilakukan kepada
Jemaah Haji pada seluruh tahap penyelenggaraan ibadah haji.
B. Proses pemberian informasi atau penyuluhan yang bersifat promotif
dan preventif kepada Jemaah Haji yang dilaksanakan oleh pemerintah,
pemerintah daerah dan/atau dengan melibatkan peran serta masyarakat.
C. Upaya kesehatan dalam bentuk tanggap cepat dan perlindungan
spesifik untuk melindungi keselamatan Jemaah Haji pada seluruh tahapan
penyelenggaraan ibadah haji.
D. Upaya kesehatan dalam bentuk kuratif dan rehabilitatif, dilakukan
kepada Jemaah Haji pada seluruh tahap penyelenggaraan ibadah haji.
E. Upaya kesehatan dalam bentuk promotif dan preventif, dilakukan
kepada perorangan atau kelompok Jemaah Haji pada seluruh tahap
penyelenggaraan ibadah haji.

Manasik kesehatan haji menerapkan strategi koordinasi, kolaborasi, dan


integrasi dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan, Kementerian Agama,
Dinas Kesehatan Provinsi/ Kabupaten/kota, organisasi masyarakat Islam,
organisasi profesi dan organisasi seminat. Bagaimana pemberian
informasi Manasik Kesehatan Haji?
A. Sosialisasi kesehatan haji secara interaktif
B. Peningkatan pelayanan Kesehatan haji di Arab Saudi
C. Sosialisasi kesehatan haji secara langsung
D. Informasi manasik kesehatan haji yang disampaikan harus
terstandar dan konsisten sehingga pelaksana manasik kesehatan haji
dapat memberikan informasi yang sama dan tidak bertentangan satusama
lain
E. Pada pelatihan TKHI dan PPIH yang terintegrasi dengan
Kementerian Agama
Penetapan kriteria istithaah harus melibatkan semua pihak yang menjadi
tim penyelenggara kesehatan haji. Apa saja yang harus dilaksanakan
pada pemeriksaan kesehatan masa keberangkatan?
A. Anamnesa, pemeriksaan penunjang, hasil dan rekomendasi dokter,
penetapan Istithaah kesehatan, rekomendasi/saran/rencana tindak lanjut.
B. Anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, hasil dan
rekomendasi dokter, diagnosis, penetapan Istithaah kesehatan,
rekomendasi/saran/rencana tindak lanjut.
C. Anamnesa, pemeriksaan fisik, Pemeriksaan penunjang, hasil dan
rekomendasi dokter spesialis, diagnosis, penetapan Istithaah kesehatan,
rekomendasi/saran/rencana tindak lanjut.
D. Anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, hasil dan
rekomendasi dokter, penetapan Istithaah kesehatan,
rekomendasi/saran/rencana tindak lanjut.
E. Anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang,
rekomendasi dokter spesialis, diagnosis, penetapan Istithaah kesehatan,
rekomendasi/saran/rencana tindak lanjut.

Jemaah haji akan menempuh perjalanan jauh menuju ke Arab Saudi


dengan menggunakan pesawat. Kondisi selama dipesawat yang
membatasi aktifitas dengan posisi duduk rapat, menggunakan AC,
kemudian sarana buang air yang terbatas dan tidak familiar bagi jemaah
haji terutama jemaah lansia mengakibatkan jemaah membatasi untuk
minum.
A. Diare
B. Sesak Nafas
C. Dehidrasi
D. Kelelahan
E. Sakit Kepala

Dalam masa perjalanan ke Arab Saudi jemaah haji bisa mengalami


gangguan kesehatan berupa DVT (Deep Vein Thrombosis). DVT adalah
suatu kondisi pembekuan darah dalam pembuluh darah vena dalam
seperti di kaki. Gangguan Kesehatan ini dapat disebabkan karena?
A. Menggunakan pakaian yang ketat.
B. Berada di ruangan yang panas.
C. Kelamaan tidak bergerak.
D. Banyak minum air dingin (es).
E. Berada di ruangan yang dingin.

Jemaah haji harus menempuh perjalanan udara yang cukup lama dengan
menggunakan pesawat terbang, dari Tanah Air ke Arab Saudi begitupun
sebaliknya. Agar kondisi kesehatan tetap terjaga dengan baik selama
melakukan perjalanan, sebaiknya petugas dapat menyampaikan hal-hal
yang dapat dilakukan oleh jemaah haji di dalam pesawat. Upaya apakah
yang dapat menjaga kondisi kesehatan agar tetap baik selama melakukan
perjalanan dalam pesawat?
A. Menggunakan baju hangat, selimut dan kaos kaki, membatasi
minum air agar tidak sering BAK.
B. Melakukan peregangan tubuh di dalam pesawat dan hindari duduk
statis dengan melipat tungkai/kaki.
C. Tidur 9 jam dan istirahat selama di pesawat.
D. Berjalan-jalan di pesawat
E. Pelembab kulit dan bibir tidak perlu digunakan.

Suatu kondisi fisiologi yang terjadi akibat gangguan terhadap irama


sirkadian tubuh, yang disebabkan oleh perjalanan yang melintasi garis
meridian, sehingga sistem irama sirkadian tidak dapat segera
menyesuaikan dengan waktu lokal yang baru dan membutuhkan
beberapa hari untuk penyesuaian diri dengan jumlah zona waktu yang
dilewati. Hal ini dapat terjadi pada seseorang saat melakukan perjalanan
udara yang cukup lama dengan menggunakan pesawat terbang.
Dinamakan kondisi apakah hal tersebut?
A. Jet Lag
B. DVT (Deep Vein Thrombosis)
C. Jet Set
D. Mabuk Udara
E. Mabuk Pesawat

Dehidrasi adalah kondisi ketika tubuh kehilangan banyak cairan sehingga


keseimbangan antara kadar gula dan garam dalam darah menjadi
terganggu. Akibat dehidrasi adalah tubuh tidak dapat berfungsi secara
normal. Hal ini ditandai dengan kulit kering dan rasa tidak nyaman pada
mukosa mata, mulut, dan hidung. Jemaah haji disarankan untuk selalu
minum air putih selama menjalankan ibadah agar tidak terjadi dehidrasi.
Berapakah anjuran minum air putih untuk mencegah dehidrasi?
A. Minum air putih 1 botol (600 ml) tiap 2 jam
B. Minum air putih 1 gelas (200 ml) tiap jam
C. Minum air putih 1 botol (500 ml) tiap 2 jam
D. Minum air putih 1 botol (500 ml) tiap jam
E. Minum air putih 1 gelas (200 ml) tiap 2 jam

ada saat awal terbang (take off) dan mendarat (landing) dapat terjadi nyeri
pada telinga yang disebabkan oleh perbedaan tekanan dalam telinga
dengan udara luar. Nyeri dan sensasi bunyi letusan atau “pop” dalam
telinga saat awal terbang karena ekspansi gas dalam telinga tengah dan
rongga sinus. Saat akan mendarat, gas tersebut akan berkurang dan
menyebabkan perbedaan tekanan dengan udara luar. Bila ada sumbatan,
maka akan menyebabkan nyeri. Dengan cara apakah untuk mengatasi
nyeri tersebut?
A. Mengerak-gerakan bagian kepala
B. Minum air hangat
C. Gerakan menelan, mengunyah atau menguap
D. Mengerak-gerakan bagian bahu
E. Menutup kedua telinga

Saat di pesawat jemaah haji berisiko mengalami dehidrasi karena kadar


kelembaban yang rendah di dalam kabin pesawat. Maka dari itu
disarankan kepada jemaah haji untuk menjaga cairan tubuh agar tidak
mengalami dehidrasi selama diatas pesawat. Apa saja yang dapat
dilakukan mencegah wukuf
i di atas pesawat?
A. Minum air putih minimal 200 ml (1 gelas) setiap 2 jam,
menggunakan pelembab kulit dan bibir dan memakai kaos kaki.
B. Minum air putih minimal 300 ml (1 gelas) setiap jam, Posisikan
badan senyaman mungkin dan melakukan peregangan tubuh.
C. Minum air putih minimal 700 ml (2 gelas) setiap jam, Posisikan
badan senyaman mungkin dan melakukan peregangan tubuh.
D. Minum air putih minimal 200 ml (1 gelas) setiap jam, menggunakan
selimut, dan memakai kaos kaki
E. Minum air putih minimal 300 ml (1 gelas) setiap 2 jam,
menggunakan pelembab kulit dan bibir dan melakukan peregangan tubuh.

Mabuk udara dapat terjadi pada setiap orang, hal ini disebabkan karena
koordinasi mata dan sistem vestibular di telinga bagian dalam tidak
bekerja selaras saat mengirimkan informasi ke otak. Tindakan yang
dilakukan untuk mencegah mabuk udara, antara lain?
A. Minum obat anti mabuk, longgarkan sabuk pengaman, gosok perut
dan anggota tubuh dengan minyak angin supaya aliran darah lancar
B. Minum air putih minimal 300 mL (1 gelas) setiap jam dan makan
secukupnya, melakukan peregangan
C. Membatasi konsumsi makanan atau minuman dan istirahat yang
cukup, melakukan peregangan
D. Minum kopi panas, konsumsi makanan yang diberikan di pesawat
dan posisikan badan senyaman mungkin
E. Minum teh hangat, konsumsi makanan yang diberikan di pesawat
dan posisikan badan senyaman mungkin

Salah satu rukun haji adalah Wukuf di Arafah yang merupakan puncak
ibadah haji. Wukuf di Arafah dilakukan di dalam tenda atau lapangan
terbuka. Selain itu jumlah jemaah dalam satu tenda sangat padat. Wukuf
di lapangan terbuka berpotensi terpapar udara panas/dingin dengan
tingkat kelembaban udara yang rendah. Kondisi tersebut berpotensi
menimbulkan masalah kesehatan. Untuk mencegah risiko kesehatan saat
Wukuf di Arafah maka jemaah haji hendaknya memperhatikan hal-hal
antara lain ?
A. Membatasi konsumsi makanan atau minuman dan istirahat yang
cukup, melakukan keliling ke tenda-tenda jemaah lain.
B. Jaga kesehatan dan kebersihan diri dan lingkungan, selalu
menggunakan alat pelindung diri, konsumsi makanan tepat waktu,
istirahat yang cukup dan tidur minimal 6 – 8 jam sehari dan minum air
putih 5 – 6 botol @ 600ml sehari
C. Pakai masker, konsumsi makanan tepat waktu, istirahat yang cukup
dengan tidur minimal 6-8 jam sehari, pakai payung untuk melindungi diri
dari sengatan panas dan minum air putih walaupun tidak merasa haus.
D. Membawa peralatan ibadah sendiri termasuk sajadah, tidak
memaksakan diri, hindari berdesak-desakan dan segera minum air putih
jika merasa haus
E. Menghindari paparan langsung udara panas/dingin, melaksanakan
wukuf di dalam tenda, istirahat yang cukup, pakai masker dan payung
pada saat antri di toilet, konsumsi makanan tepat waktu dan minum air
putih minimal satu gelas (200 ml) tiap jam
Pada saat di hotel jemaah diharapkan selalu menjaga kesehatan dan
kebersihan diri serta lingkungan. Jemaah haji Indonesia biasanya juga
melakukan aktivitas seperti berbelanja baik di pusat perbelanjaan maupun
makan di rumah makan/ restoran. Hal ini berpotensi jemaah haji dapat
tertular berbagai penyakit. Agar jemaah haji tetap sehat saat di hotel
dianjurkan untuk?
A. Rutin melakukan senam baik secara mandiri maupun bersama
teman-teman
B. Menggunakan payung untuk melindungi diri dari sengatan panas
C. Menggunakan masker secara baik dan benar
D. Istirahat yang cukup, tidur minimal 6 – 8 jam sehari
E. Menggunakan topi untuk melindungi diri dari sengatan panas
Sai dilakukan dalam ruang tertutup sehingga terhindar dari sengatan
panas meskipun dilakukan di siang hari. Namun karena jarak tempuhnya
yang lebih jauh dan dilakukan setelah Tawaf, maka risiko kesehatan yang
paling sering ditemui adalah kelelahan fisik. Agar jemaah haji terhindar
dari kelelahan fisik, hal yang harus diperhatikan adalah?
A. Minum air putih minimal satu gelas (200 ml) tiap jam
B. Minum zamzam dan konsumsi makanan ringan seperti kurma atau
roti untuk menambah energi
C. Pakai Masker
D. Pakai Topi
E. Istirahat sejenak setelah Tawaf untuk memulihkan tenaga

. Mabit di Muzdalifah dilakukan di lapangan terbuka sehingga terpapar


dengan udara luar dan debu. Selain itu jemaah haji telah mengalami
kelelahan setelah wukuf di Arafah. Kondisi ini dapat menyebabkan
masalah kesehatan kambuhnya penyakit kronis pada jemaah haji. Untuk
mencegah masalah kesehatan kambuhnya penyakit kronis pada jemaah
haji hendaknya memperhatikan hal-hal berikut, antara lain?
A. Pakai Masker
B. Mengikuti nasehat tenaga medis
C. Konsumsi makanan yang disediakan tepat waktu
D. Istirahat yang cukup
E. Minum Air
. Jemaah haji yang sehat harus menyerahkan Kartu Kewaspadaan
Kesehatan Jemaah Haji (K3JH) ke Puskesmas terdekat dalam kurun
waktu 14 hari setelah kepulangan. Hal ini dilakukan untuk memantau
kesehatan jemaah haji yang pulang dari tanah suci. Termasuk kegiatan
manasik kesehatan haji apakah hal tersebut?
A. Sehat saat berada di pesawat
B. Sehat saat didebarkasi
C. Sehat saat tiba di rumah/kampung halaman
D. Sehat saat prosesi mengunggu kepulangan
E. Sehat saat prosesi iibadah haji

. Setelah melakukan perjalanan jauh selama 9 jam, pada saat tiba ditanah
air/debarkasi seorang jemaah haji diminta untuk Mengisi Kartu
Kewaspadaan Kesehatan (Health Alert Card) atau membawa Kartu
Kewaspadaan Kesehatan Jemaah Haji (K3JH) saat pulang ke rumah
masing-masing. Jika jemaah haji merasa sakit/tidak sehat sebaiknya
jemaah haji?
A. Menghubungi keluarga terdekat
B. Melakukan syukuran
C. Melakukan jalan ke mall
D. Menghubungi petugas rumah sakit
E. Menghubungi petugas kesehatan jika merasa sakit.

. Selama menunggu masa kepulangan, jemaah haji tetap berada di hotel


untuk beristirahat dan Jemaah haji tetap dalam kondisi prima sebelum
kembali ke Indonesia. Jemaah haji diiharapkan tetap mematuhi arahan
atau himbauan dari petugas yaitu?
A. Belanja oleh-oleh sampai tengah malam
B. Menerapkan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS), seperti menjaga
kebersihan diri dan lingkungan, konsumsi makanan bergizi, istirahat yang
cukup
C. Jemaah haji yang sehat harus menyerahkan Kartu Kewaspadaan
Kesehatan Jemaah Haji (K3JH) ke Puskesmas terdekat dalam kurun
waktu 14 hari setelah kepulangan.
D. Mengisi Kartu Kewaspadaan Kesehatan (Health Alert Card/HAC)
E. Minum air 200 mL (1 gelas) setiap jam
. Pengertian dari Maslahatul Mursalah adalah
A. Kebiasaan yang baik
B. Perumpamaan
C. Majelis Ummat
D. Keputusan untuk kebaikan Ummat
E. Kesepakatan para Ulama

. Pengertian Iman adalah


A. Keyakinan dalam hati, perkataan di lisan dan amalan dengan
perbuatan
B. Mempercayai
C. Keinginan yang kuat
D. Kekuatan
E. Mengikuti yang benar

. Dam yang wajib dibayar bagi Orang yang melaksanakan haji Qiran atau
Tamattu disebut :
A. Dam Nusuk
B. Dam Jaza
C. Dan Jima
D. Dam Fidyah
E. Dam Isaah

. Arti dari Hari Tasrik adalah


A. Hari yang diharamkan berpuasa
B. Hari raya islam
C. Hari kemerdekaan
D. Hari wajib berhaji
E. Hari wajib berpuasa
. Penggunaan Pil Anti Haid bagi wanita pada ibadah haji hukumnya
adalah
A. Sunah
B. Wajib
C. Mubah
D. Makruh
E. Haram

. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor berapa yang


mengatur tentang Istithaah Kesehatan Jemaah Haji
A. Nomor 16 Tahun 2015
B. Nomor 15 Tahun 2016
C. Nomor 13 Tahun 2014
D. Nomor 17 Tahun 2016
E. Nomor 14 Tahun 2013

. Pengaturan Istithaah Kesehatan Haji bertujuan untuk terselenggaranya


Pemeriksaan Kesehatan dan Pembinaan Kesehatan Jemaah Haji agar
dapat menunaikan ibadahnya sesuai dengan ketentuan ajaran agama
Islam, dalam Permenkes no 15 tahun 2016 tentang Istithaah Kesehatan
jemaah haji pernyataan ini terdapat pada;
A. Pasal 2
B. Pasal 4
C. Pasal 3
D. Pasal 6
E. Pasal 5

. Dalam rangka penyelenggaraan Istithaah Kesehatan Haji, dinas


kesehatan kabupaten/kota membentuk tim penyelenggara kesehatan haji
di wilayahnya, dalam Permenkes no 15 tahun 2016 tentang Istithaah
Kesehatan jemaah haji pernyataan ini terdapat pada
A. Pasal 4
B. Pasal 6
C. Pasal 5
D. Pasal 3
E. Pasal 2

. Pemeriksaan kesehatan tahap masa embarkasi dilaksanakan oleh PPIH


Embarkasi Bidang Kesehatan di embarkasi untuk menetapkan
A. Laik atau tidak Laik Terbang
B. Vaksinasi jemaah haji
C. Status kesehatan Risiko Tinggi atau Tidak Risiko Tinggi
D. Status Istithaah Kesehatan jemaah haji
E. Sehat atau tidak sehat
. Pemeriksaan kesehatan tahap masa keberangkatan yang dilaksanakan
di Puskesmas adalah untuk menetapkan
A. Status Istithaah Kesehatan jemaah haji
B. Vaksinasi jemaah haji
C. Laik atau tidak Laik Terbang
D. Status kebugaran atau tidak bugar
E. Sehat atau tidak sehat

. Berdasarkan pemeriksaan kesehatan masa keberangkatan akan


ditetapkan Status Istithaah Kesehatan jemaah haji, yaitu;
A. Memenuhi syarat, Memenuhi syarat dengan pendampingan,Tidak
Memenuhi syarat sementara
B. Memenuhi syarat, Memenuhi syarat dengan pendampingan,Tidak
Memenuhi syarat sementara, Tidak memenuhi syarat
C. Mandiri, Berkeadilan, Observasi dan Tunda
D. Observasi, Prima, Pengawasan dan Tunda
E. Mandiri, Pengawasan, Observasi dan Batal

. Penetapan Istithaah Kesehatan jemaah haji pada pemeriksaan tahap


kedua, dituangkan dalam Berita Acara Penetapan Istithaah Kesehatan
jemaah haji yang dikeluarkan dan ditandatangani oleh
A. Ketua PPIH
B. Kepala Pusat Kesehatan Haji.
C. Ketua Kloter
D. Ketua Tim Penyelenggara Kesehatan Haji kabupaten/kota
E. Ketua PPIH Embarkasi Bidang Kesehatan.

. Jemaah haji yang ditetapkan Tidak Memenuhi Syarat Istithaah


Kesehatan Haji, merupakan jemaah haji dengan kriteria
A. Gangguan jiwa berat antara lain skizofrenia berat, dimensia berat,
dan retardasi mental berat
B. Tingkat kebugaran buruk
C. Psikosis Akut
D. Psikopat
E. Berusia kurang dari 60 tahun
. Jenis dan metode pembinaan kesehatan haji,meliputi kegiatan
A. Penyuluhan, konseling, vaksinasi, pengobatan, pemanfaatan media
massa, penyebarluasan informasi, kunjungan rumah, dan manasik
kesehatan
B. Penyuluhan, konseling, vaksinasi, pengobatan, pemanfaatan media
massa, penyebarluasan informasi, kunjungan rumah.
C. Penyuluhan, konseling, latihan kebugaran, pemanfaatan
(Posbindu), pemanfaatan media massa, penyebarluasan informasi,
kunjungan rumah, dan manasik haji
D. Penyuluhan, konseling, latihan kebugaran, pemanfaatan
(Posbindu), pemanfaatan media massa, penyebarluasan informasi,
kunjungan rumah, dan manasik kesehatan
E. Penyuluhan, konseling, vaksinasi, pemanfaatan (Posbindu),
pemanfaatan media massa, penyebarluasan informasi, kunjungan rumah,
dan manasik kesehatan

. Pembinaan kesehatan dilakukan berdasarkan hasil pemeriksaan


kesehatan jemaah haji, merupakan upaya untuk
A. Mengetahui vaksinasi jemaah haji
B. Observasi jemaah haji
C. Mempersiapkan Istithaah Kesehatan Haji
D. Kebugaran jemaah haji
E. Pengawasan jemaah haji

. Jemaah haji yang ditetapkan tidak memenuhi syarat istithaah kesehatan


haji untuk sementara, merupakan jemaah haji dengan kriteria
A. berusia kurang dari 60 tahun
B. Tidak memiliki sertifikat vaksinasi Internasional (ICV) yang sah.
C. berusia 60 tahun atau lebih
D. Psikosis berat
E. Menderita penyakit Tuberculosis Totaly Drugs Resistance (TDR)

. Salah satu upaya mempersiapkan Istithaah Kesehatan Haji, jemaah haji


melakukan latihan fisik yang diselenggarakan oleh Puskesmas/klinik,
sebelum latihan dilakukan skrining dengan pengukuran kebugaran untuk
menilai fungsi jantung, jemaah diminta untuk berjalan konstan sejauh 1,6
km, metode pengukuran kebugaran ini disebut Metode
A. Hopkins Verbal Learning Test (HVLT).
B. PAR-Q Test.
C. Six Minutes Walking Test.
D. MMPI Test
E. Rockport Walking Test.

Penyelenggaraan Kesehatan Haji di Arab Saudi meliputi


A. Pembinaan, Pelayanan dan Pelindungan Masyarakat
B. Pelindungan Kesehatan, Pembinaan dan Pelayanan masyarakat
C. Pembinaan, Pelayanan dan Pelindungan Kesehatan
D. Pelayanan, Pembinaan dan Pelindungan kesehatan masyarakat
E. Pembinaan, Pelayanan dan Pelindungan Jemaah umroh

. Petugas Penyelenggara Kesehatan Haji di Arab Saudi terdiri dari


A. Bidang Kesehatan, PPIH Kemenag dan TPIHI
B. PPIH Bidang Kesehatan, PPIH Kemenag dan TKH.
C. PPIH Bidang Kesehatan, PPIH Kemenag dan TPK
D. PPIH Bidang Kesehatan, TKH dan TPK
E. PPIH Bidang Kesehatan, PPIH Kemenag dan TPP.

. Kepala Kesehatan daerah kerja menurut Permenkes No 9 tahun 2021


membawahi
A. Klinik kesehatan haji, sektor, dan/atau pos kesehatan
B. Daker, Sektor, Pos Kesehatan
C. Klinik kesehatan haji, kloter, dan/atau pos kesehatan
D. Kloter, sektor, dan/atau pos kesehatan
E. Klinik kesehatan haji, sektor, dan/atau Kloter

permenkes No. 9 Tahun 2021 mempunyai tujuan umum yaitu


A. Memberikan tunjangan bagi PPIH Arab Saudi Bidang Kesehatan,
Tenaga Kesehatan Haji, dan Tenaga Pendukung Kesehatan dalam
penyelenggaraan kesehatan haji di Arab Saudi
B. Pedoman penyelenggaraan kesehatan haji di Indonesia
C. Memberikan honor bagi PPIH Arab Saudi Bidang Kesehatan,
Tenaga Kesehatan Haji, dan Tenaga Pendukung Kesehatan dalam
penyelenggaraan kesehatan haji di Arab Saudi
D. Memberikan insentif bagi PPIH Arab Saudi Bidang Kesehatan,
Tenaga Kesehatan Haji, dan Tenaga Pendukung Kesehatan dalam
penyelenggaraan kesehatan haji di Arab Saudi
E. Memberikan acuan bagi PPIH Arab Saudi Bidang Kesehatan,
Tenaga Kesehatan Haji, dan Tenaga Pendukung Kesehatan dalam
penyelenggaraan kesehatan haji di Arab Saudi

. Penyelenggaraan Kesehatan Haji di Arab Saudi adalah


A. Rangkaian kegiatan yang meliputi pembinaan, pelayanan, dan
pelindungan kesehatan dalam penyelenggaraan ibadah haji di embarkasi
B. Rangkaian kegiatan yang meliputi pembinaan, pelayanan, dan
pelindungan kesehatan dalam penyelenggaraan ibadah haji di dalam dan
luar negeri
C. Rangkaian kegiatan yang meliputi pembinaan, pelayanan, dan
pelindungan kesehatan dalam penyelenggaraan ibadah haji di Arab Saudi
D. Rangkaian kegiatan yang meliputi pembinaan, pelayanan, dan
pelindungan kesehatan dalam penyelenggaraan ibadah haji di tanah air
E. Rangkaian kegiatan yang meliputi pembinaan, pelayanan, dan
pelindungan kesehatan dalam penyelenggaraan ibadah haji di timur
tengah

. Pada saat operasional kesehatan haji, pelayanan kesehatan didaerah


Mina menjadi tanggung jawab KKHI?
A. Arafah
B. Bandara
C. Muzdalifah
D. Makkah
E. Madinah

. Pada saat operasional kesehatan haji di Armuzna, KKHI Makkah


bertanggung jawab memberikan pelayanan di..
A. Madinah
B. Bandara
C. Mina
D. Muzdalifah
E. Arafah

. Penyelenggara Kesehatan Haji di Arab Saudi di pimpin oleh


A. Kepala Kesehatan PPIH Arab Saudi
B. Kepala Seksi Kesehatan Haji
C. Kepala Bidang Kesehatan PPIH Arab Saudi
D. Kepala Daker
E. Kepala Pusat Kesehatan Haji
. Penyelenggaraan kesehatan haji di tingkat provinsi merupakan tanggung
jawab dari
A. Pusat Kesehatan Haji
B. Puskesmas Kecamatan
C. Kantor Kementerian Agama
D. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
E. Dinas Kesehatan Provinsi

. Safari Wukuf ialah


A. Pelayanan Wukuf di Arafah bagi Jemaah Haji sakit di KKHI Mekkah
berdasarkan kriteria yang ditetapkan Kepala KKHI
B. Pelayanan Wukuf di Arafah bagi Jemaah Haji sakit di KKHI Mekkah
berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh TKH
C. Pelayanan Wukuf di Arafah bagi Jemaah Haji sakit di KKHI Mekkah
berdasarkan kriteria yang ditetapkan Kadaker
D. Pelayanan Wukuf di Arafah bagi Jemaah Haji sakit di KKHI Mekkah
berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan
E. Pelayanan Wukuf di Arafah bagi Jemaah Haji sakit di KKHI Mekkah
berdasarkan kriteria yang ditetapkan KBIH

. Dalam Permenkes 62 tahun 2016 tempat pemberangkatan dan


keberangkatan Jemaah Haji yang ditetapkan oleh Menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agama, merupakan
pengertian dari
A. Karantina Haji
B. Embarkasi
C. Asrama Haji
D. PPIH Embarkasi
E. Bandara Haji

. Dalam Permenkes 62 tahun 2016 upaya kesehatan dalam bentuk


tanggap cepat dan perlindungan spesifik untuk melindungi keselamatan
Jemaah Haji pada seluruh tahapan penyelenggaraan ibadah haji,
merupakan pengertian dari
A. Pembinaan
B. Penyelenggaraan
C. Perlindungan
D. Pelayanan
E. Pemeriksaan

. Kepanjangan dari SISKOHATKES adalah


A. Sistem Komputerisasi Haji Terpadu Bidang Kesehatan
B. Sistem Komputerisasi Haji
C. Sistem Komputerisasi Bidang Kesehatan Haji
D. Sistem Komputerisasi Kesehatan
E. Sistem Komputerisasi Kesehatan Haji

. Tawaf Wada adalah tawaf yang dilakukan oleh jemaah haji pada
A. Pertama kali masuk Kota Makkah
B. Melaksakanan Umrah pertama kali
C. Masuk kota Madinah
D. Melepas Ihram
E. Meninggalkan kota Makkah untuk kembali ke Tanah Air

. Rumah Sakit Arab Saudi yang menjadi rujukan jemaah sakit di Mina
adalah
A. RS Heera
B. Albayt Medical Center
C. RS Uhud
D. RS Mina Al Wadie
E. RS King Fahd
. Petugas Penghubung Maktab yang berada di RS Arab Saudi disebut
A. Umal
B. Dabit
C. Askar
D. Mandub
E. Shurtah

. Menurut Al-Qur'an, Nabi yang pertama kali membangun dan


meninggikan bangunan Ka'Bah adalah
A. Nabi Saleh AS
B. Nabi ISA AS
C. Nabi Musa AS
D. Nabi Muhammad SAW
E. Nabi Ibrahim AS

. Masjid yang pertama kali dibangun oleh Rasulullah SAW adalah


A. Ka'bah
B. Masjid Nabawi
C. Masjidil Haram
D. Masjid Quba
E. Masjid Qiblatain

. Kondisi klinis jemaah haji yang ditetapkan Tidak Memenuhi Syarat


Istithaah kesehatan haji untuk Sementara dengan kriteria;
A. Gangguan jiwa berat
B. Fraktur tulang belakang tanpa komplikasi neurologis
C. AIDS stadium IV.
D. Chronic Kidney Disease Stadium IV dengan hemodialisis reguler,
E. Gagal Jantung Stadium IV
. Jemaah haji yang ditetapkan Tidak Memenuhi Syarat Istithaah
Kesehatan Haji dengan kriteria gangguan jiwa berat, kecuali;
A. Psikosis Akut (jawaban)
B. Skizofrenia berat.
C. Diare berat (tapi ragu sama ini)
D. Dimensia berat
E. Retardasi mental berat.

. Penumpang pesawat terbang pada umumnya ketika take off dan landing
pesawat merasakan telinga terasa nyeri, sakit dan merasa penuh serta
tuli, hal tersebut di akibatkan;
A. Retardasi mental berat.
B. Tonsilitis akut.
C. Deep Vein Trombosis.
D. Diabetes Melitus Tidak Terkontrol
E. Barotrauma.

. Jemaah haji yang ditetapkan Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan haji,


antara lain dengan penyakit;
A. Tuberkulosis Totaly Drugs Resistance (TDR).
B. Bronkiektasis dengan Hypoksemia.
C. Barotrauma.
D. Tuberkulosis sputum BTA Positif, Tuberculosis Multi Drug
Resistance.
E. Hipertensi ringan.

. Jemaah haji yang ditetapkan Tidak Memenuhi Syarat Istithaah


Kesehatan haji antara lain dengan penyakit;
A. AIDS stadium IV dengan infeksi oportunistik.
B. Luka bakar kondisi stabil.
C. Grand mall fit < 24 jam.
D. HIV-AIDS dengan Diare Kronik.
E. Edema paru.

. Jemaah haji yang ditetapkan Tidak Memenuhi Syarat Istithaah


Kesehatan haji untuk Sementara, antara lain dengan penyakit;
A. HIV-AIDS dengan Diare Kronik.
B. Grand mall fit < 24 jam.
C. Luka bakar kondisi stabil.
D. AIDS stadium IV dengan infeksi oportunistik.
E. Edema paru.

. Salah satu upaya mempersiapkan Istithaah Kesehatan Haji, jemaah haji


usia diatas 60 tahun melakukan pemeriksaan deteksi dini Dimensia yang
diselenggarakan oleh Puskesmas/klinik, metode ini disebut Metode:
A. Six Minutes Walking Test.
B. MMPI
C. PAR-Q Test.
D. Hopkins Verbal Learning Test (HVLT).
E. Rockport Walking Test.

. Dalam Struktur Organisasi Penyelenggara Kesehatan Haji di Arab Saudi,


Pernyataan yang benar menurut Permenkes No 9 Tahun 2021 di bawah
ini adalah:
A. 3 Kepala Satuan Tugas, 4 Kepala Kesehatan Daerah Kerja dan 3
Kepala KKHI
B. 4 Kepala Satuan Tugas, 4 Kepala Kesehatan Daerah Kerja dan 3
Kepala KKHI
C. 3 Kepala Satuan Tugas, 3 Kepala Kesehatan Daerah Kerja dan 4
Kepala KKHI
D. Bukan salah satu diatas
E. 4 Kepala Satuan Tugas, 3 Kepala Kesehatan Daerah Kerja dan 3
Kepala KKHI
alah satu uraian tugas pelaksana surveilans yaitu:
A. Melakukan koordinasi dan kolaborasi dengan PPIH Arab Saudi
Bidang Kesehatan, TKH, dan TPK.
B. Mengoordinasikan kegiatan kesekretariatan.
C. Bukan salah satu diatas
D. Menyusun rencana kerja surveilans kesehatan haji.
E. Melakukan pengumpulan/input data operasional kesehatan haji.

. Kegiatan Satgas PP meliputi :


A. Promosi Kesehatan (Health Promotion).
B. Betul semua.
C. Deteksi dini dan pengobatan yang tepat (Early Diagnostic and
Prompt Treatment).
D. Bukan salah satu diatas
E. Pelindungan Spesifik (Spesific Protection).

. Pelayanan kuratif rehabilitatif dilaksanakan dalam bentuk:


A. Bukan salah satu diatas
B. Pelayanan rawat jalan, ambulance, dan rujukan.
C. Pelayanan konsultasi, rawat inap, dan rujukan.
D. Pelayanan rawat jalan, rawat inap, dan rekam medis.
E. Pelayanan rawat jalan, rawat inap, dan rujukan.

. Berdasarkan waktu pelaksanaannya, pelayanan kuratif rehabilitatif


kesehatan masa operasional di Arab Saudi terbagi dalam :
A. Bukan salah satu diatas
B. Periode sebelum masa Armina, Periode masa Armina, Periode
setelah masa Armina dan Periode Bandara.
C. Periode sebelum masa Armina, Periode masa Armina dan Periode
setelah masa Armina.
D. Periode Keberangkatan Armina
E. Periode sebelum masa Armina dan Periode masa Armina.

. Satgas GC melaksanakan tugas pelayanan gerak cepat di, Kecuali:


A. Daerah Kerja Mekkah dan Madinah.
B. Pos Kesehatan Sektor pra dan pasca armina.
C. Bukan salah satu diatas
D. Pos Kesehatan di Mudzalifah.
E. Pos Kesehatan masa operasional armina.

. Pernyataan di bawah ini, yang bukan Penyelenggaraan sanitasi:


A. Melakukan pendataan dan Pemantauan kondisi Jemaah Haji.
B. inspeksi dan intervensi kesehatan lingkungan di Arab Saudi.
C. Bukan salah satu diatas
D. Upaya pelindungan kesehatan bagi Jemaah Haji.
E. Mengendalikan faktor risiko kesehatan lingkungan.

. Pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan haji di Arab Saudi


dilaksanakan oleh:
A. Satgas OP dan TPK.
B. Apoteker dan Tenaga Farmasi
C. Satgas OP dan Apoteker
D. Tenaga Farmasi dan TPK.
E. Bukan salah satu diatas

. Kegiatan penanggulangan penyakit menular meliputi, kecuali:


A. Upaya promotif dan preventif bagi petugas dan Jemaah Haji
tentang pencegahan penyakit menular dan pelaksanaan protokol
Kesehatan.
B. Penyediaan obat.
C. Kesiapsiagaan, surveilans, penilaian risiko, komunikasi risiko antara
petugas kesehatan dan Jemaah Haji.
D. Bukan salah satu diatas
E. Koordinasi dan komunikasi dengan Muasasah dan Kementerian
Kesehatan Arab Saudi.

. Penggunaan dan pemanfaatan BMN Pada saat operasional kesehatan


haji di Arab Saudi menjadi tanggung jawab:
A. Bukan salah satu diatas
B. Kepala Kesehatan daerah kerja.
C. Kepala Kesehatan PPIH Bidang Kesehatan.
D. Kepala Satgas.
E. Kepala KKHI.

. Surveilans sebagaimana dimaksud pada diatur dalam Permenkes 62


tahun 2016, diselenggarakan terhadap Jemaah Haji pada saat di:
A. Embarkasi dan Debarkasi
B. Indonesia
C. Bukan salah satu diatas
D. Indonesia dan Arab Saudi
E. Arab Saudi

. Jenis tenaga untuk TKHI terdiri dari


A. Dokter dan perawat
B. Dokter dan laboratorium
C. Perawat dan laboratorium
D. Perawat dan fisioterapi
E. Dokter dan fisioterapi

. Komunikasi dua arah antara dokter atau tenaga kesehatan dan jemaah
haji di puskesmas/klinik atau rumah sakit adalah pengertian dari:
A. Semua salah
B. Konseling
C. Peningkatan kebugaran jasmani
D. Semua benar
E. Kunjungan rumah

. Penetapan kelaikan terbang dilakukan oleh dokter dengan kompentensi


kedokteran penerbangan di PPIH Embarkasi bidang Kesehatan
berdasarkan hasil diagnosis pasien. Penyakit yang ditetapkan tidak laik
terbang:
A. Penyakit yang berhubungan dengan ketinggian
B. Penyakit yang membahayakan orang lain dan penerbangan (misal
skizofrenia akut)
C. Semua benar
D. Penyakit menular berpotensi wabah
E. Penyakit dengan keadaan saturasi oksigen yang kurang

. Cara-cara visitasi antara lain:


A. Visitasi ke kamar-kamar jamaah yang direncanakan
B. Pada saat pelayanan klinik
C. Koordinasi dengan petugas kloter, ketua rombongan dan ketua
regu serta jamaah haji
D. Visitasi tanpa rencana dan dalam rangka silahturahmi
E. Semua benar

. Instansi pemerintah yang boleh melakukan kalibrasi peralatan kesehatan


adalah:
A. BPFK
B. Rumah Sakit Pusat
C. Puskesmas
D. IPSRS
E. RSUD
80

. Selama menunggu masa kepulangan, jemaah haji tetap berada di hotel


untuk beristirahat dan Jemaah haji tetap dalam kondisi prima sebelum
kembali ke Indonesia. Jemaah haji diiharapkan tetap mematuhi arahan
atau himbauan dari petugas yaitu?
A. Mengisi Kartu Kewaspadaan Kesehatan (Health Alert Card/HAC)
B. Minum air 200 mL (1 gelas) setiap jam
C. Jemaah haji yang sehat harus menyerahkan Kartu Kewaspadaan
Kesehatan Jemaah Haji (K3JH) ke Puskesmas terdekat dalam kurun
waktu 14 hari setelah kepulangan.
D. Belanja oleh-oleh sampai tengah malam
E. Menerapkan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS), seperti menjaga
kebersihan diri dan lingkungan, konsumsi makanan bergizi, istirahat yang
cukup

81

. Penyelenggaraan ibadah haji dan umrah dapat dilaksanakan secara


aman, nyaman, tertib, dan sesuai dengan ketentuan syariat. Untuk itu
pemerintah telah menetapkan undang-undang yang mengatur
penyelenggaraan ibadah haji dan umrah. Undang-undang nomor
berapakah tentang Penyelenggaraan Haji dan Umrah?
A. Undang - Undang Nomor 8 Tahun 2018
B. Undang - Undang Nomor 8 Tahun 2020
C. Undang - Undang Nomor 8 Tahun 2017
D. Undang - Undang Nomor 8 Tahun 2016
E. Undang - Undang Nomor 8 Tahun 2019

Istithaah kesehatan jemaah haji adalah kemampuan jemaah haji dari


aspek kesehatan yang meliputi fisik dan mental yang terukur dengan
pemeriksaan yang dapat dipertanggungjawabkan sehingga jemaah haji
dapat menjalankan ibadahnya sesuai tuntunan agama Islam. Sebutkan
kategori Istithaah berdasarkan PMK Nomor 15 tahun 2016?
A. Tidak Memenuhi Syarat, Tidak Memenuhi Syarat Sementara,
Memenuhi Syarat dengan Pendampingan, Memenuhi Syarat.
B. Tidak Memenuhi Syarat, Memenuhi Syarat, Memenuhi Syarat
dengan Pendampingan, Tidak Memenuhi Syarat Sementara.
C. Memenuhi Syarat, Memenuhi Syarat dengan Pendampingan, Tidak
Memenuhi Syarat Sementara, Tidak Memenuhi Syarat.
D. Tidak Memenuhi Syarat, Tidak Memenuhi Syarat Sementara,
Memenuhi Syarat, Memenuhi Syarat dengan Pendampingan.
E. Memenuhi Syarat Sementara, Memenuhi Syarat dengan
Pendampingan, Tidak Memenuhi Syarat Sementara, Tidak Memenuhi
Syarat.

 Pembinaan Kesehatan Haji adalah upaya kesehatan dalam bentuk


promotif dan preventif, dilakukan kepada perorangan atau kelompok
jemaah haji pada seluruh tahap penyelenggaraan ibadah haji. Permenkes
nomor berapa defenisi ini dapat kita jumpai?
A. Permenkes No 15 Tahun 2016
B. Permenkes No 16 Tahun 2015
C. Permenkes No 26 Tahun 2017
D. Permenkes No 26 Tahun 2015
E. Permenkes No 62 Tahun 2016

 Setelah dilakukan pemeriksaan kesehatan masa keberangkatan dapat


diketahui Status Istithaah Kesehatan jemaah haji, yang dituangkan dalam
Berita Acara Penetapan Istithaah Kesehatan Jemaah Haji. Siapakah yang
mengeluarkan dan menanda-tangani Berita Acara Penetapan Istithaah
Kesehatan Jemaah Haji?
A. Kepala Kantor Kemeterian Agama setempat
B. Kepala Dinas Kesehatan
C. Ketua Tim Penyelenggara Kesehatan Haji.
D. Sekretaris Daerah
E. Direktur Rumah Sakit

Anda mungkin juga menyukai