6. Manasik Haji
Semua kegiatan promotif dan preventif dalam penyelenggaraan kesehatan haji dikemas dalam
Manasik Kesehatan Haji yang TSM (Terstruktur, Sistematis dan Masif),
"Terstruktur artinya terstruktur dari tingkat Pusat, Provinsi, Kabupaten hingga Puskesmas.
Sistematis artinya akan ada modul, kurikulum, metode, jadwal dan trainernya. Sedangkan Masif
artinya secara luas dilakukan dari Aceh hingga Papua," kata Budi menambahkan.
7. APD
APD dengan lengkap, demi kesehatan dan kenyamanannya dalam beribadah. Gunakan payung
atau penutup kepala agar terhindar dari panasnya sengatan matahari yang dapat mengakibatkan heat
stroke. Kacamata hitam berguna untuk mengurangi silau dan iritasi mata karena pancaran sinar
matahari dan debu. Masker bermanfaat untuk meminimalisir masuknya debu, bakteri atau virus
ke dalam tubuh.
Selanjutnya, botol semprotan air. Botol ini fungsinya dua. Untuk memenuhi kebutuhan air
minum dan untuk menyegarkan wajah dan bagian tubuh kita yang terbuka (leher, tengkuk)
setelah sekian lama terpapar suhu panas. Terakhir ialah alas kaki. Pakai selalu sandal atau
sepatu saat keluar hotel/pondokan agar kaki tidak luka atau melepuh. Simpan alas kaki dalam
kantong atau tas gendong supaya tidak terlupa atau hilang. “Kemenkes tidak henti-hentinya
meminta jemaah haji menggunakan payung, masker dan sering minum,” terang Dr. dr. Eka Jusup
Singka, MSc, Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes.
8. Pembinaan terpadu Jemaah haji merupakan kegiatan yang menyatukan kegiatan pemeriksaan
kesehatan (tekanan darah, gula darah sewaktu, dan kolesterol), pengukuran kebugaran jasmani
dengan menggunakan metode Rockport Walking Test atau Six Minute Walking Test, dan/atau
latihan fisik lain (senam, dll), serta penyuluhan kesehatan haji yang melibatkan unsur lintas
program dan lintas sektor. Sebelum dilakukan pengukuran kebugaran jasmani, seluruh jemaah haji
akan dicek apakah dapat mengikuti proses pengukuran kebugaran jasmani tersebut dengan
menggunakan kuesioner PAR-Q and You. Sebagai pertimbangan, proses pengukuran kebugaran
jasmani dapat dilihat pada bagan alur skrining pengukuran kebugaran jasmani dengan Par-Q
9. Berikut ini ada beberapa macam-macam tawaf yang sering dilakukan oleh jamaah haji dan
umroh, diantaranya:
Tawaf Qudum
Macam-macam tawaf adalah tawaf qudum. Tawaf Qudum adalah penghormatan kepada Baitullah.
Bagi jamaah yang melakukan haji ifrad atau qiran, hukum tawaf qudum adalah sunat, dilaksanakan di
hari pertama kedatangannya di Mekkah. Bagi jamaah haji yang melakukan haji tamattu tidak
disunahkan melakukan tawaf qudum karena tawaf qudum yang ia lakukan sudah termasuk di dalam
tawaf umroh.
Tawaf Ifadhah
Macam-macam tawaf yang selanjutnya adalah tawaf ifadhah. Tawaf ifadhah merupakan tawaf
yang menjadi rukun haji dan dilakukan bagi mereka yang telah pulang dari Wukuf di Arafah. Tawaf
ini juga dinamakan sebagai tawaf rukun umrah. Bagi orang yang belum melakukan Tawaf Ifadah,
hajinya dianggap belum selesai. Oleh sebab itu, meski hamaah sedang sakit, mereka tetap harus
melakukan Tawaf Ifadah dengan ditandu.
Tawaf Sunah
Macam-macam tawaf yang berikutnya adalah tawaf sunnah. Tawaf sunnah merupakan tawaf yang
dilakukan semata-mata mencari ridha Allah pada waktu kapanpun. Tawaf ini adalah tawaf yang
dikerjakan dalam setiap kesempatan masuk ke Masjidil Haram dan tidak diikuti dengan sa’i
Tawaf Tahiyyat
Macam-macam tawaf yang lainnya adalah tawaf tahiyyat. Tawaf tahiyyat merupakan tawaf sunah
yang lazim dilakukan saat memasuki Masjidl Haram.
Tawaf Nazar
Macam-macam tawaf yang berikutnya adalah tawaf nazar. Tawaf nazar merupakan tawaf untuk
memenuhi nazar (janji). Tawaf nazar hukumnya wajib dikerjakan dan waktunya kapan saja.
Tawaf Wada'
Macam-macam tawaf yang lainnya adalah tawaf wada’. Tawaf wada’ merupakan tawaf "selamat
tinggal" yang dilakukan sebelum meninggalkan kota Mekkah sebagai tanda penghormatan dan
memuliakan Baitullah.
Menurut Imam Abu Hanifah, Imam Syafi’i, Imam Ahmad, dan kebanyakan ulama, hukum
tawaf wada’ adalah wajib bagi jamaah haji yang akan meninggalkan Makkah. Jamaah yang
meninggalkan tawaf wada’ dikenakan dam satu ekor kambing berdasarkan hadis Riwayat Bukhari
Muslim bahwa Nabi SAW memberikan rukhsah (keringanan) kepada perempuan yang haid untuk
tidak tawāf wada’. Berdasar hadist ini disimpulkan bahwa hukum tawaf wada’ adalah wajib sebab
rukhsah hanya berlaku dalam hal yang wajib.
Perempuan yang haid atau nifas tidak diwajibkan melakukan tawaf wada’. Penghormatan kepada
Baitullah cukup dilakukan dengan berdoa di depan pintu gerbang Masjid al-h}arām. Menurut
pendapat Imam Malik, Dawud, dan Ibnu Mundzir, hukum tawaf wada’ adalah sunah. Seseorang yang
tidak mengerjakan tawaf wada’ tidak diharuskan membayar dam. Menurut Imam Malik, orang
sakit atau użur dapat mengikuti pendapat ini.
10. manuver Valsava cara yang paling baik, atau kita menelan ludah, kemudian di beberapa
penerbangan dikasih permen, itu tujuannya supaya kita mengunyah," kata Wawan. Tujuannya dari
mengunyah tersebut adalah agar saluran eustachi di dalam telinga terbuka. "Namun kalau tidak bisa
juga sebaiknya melakukan manuver Valsava
12. s
13.