1
5. Memaksimalkan peran serta masyarakat dalam Penyelenggaraan Kesehatan haji
Dalam pasal 3, penyelenggaraan Kesehatan haji dilaksanakan dalam bentuk pembinaan
kesehatan haji, Pelayanan Kesehatan Haji, dan Perlindungan Kesehatan haji.
Dalam pasal 10, pelayanan Kesehatan haji di Indonesia diselenggarakan di:
1. Puskesmas/ klinik
2. Rumah Sakit di kabupaten/ kota
3. Perjalanan
4. Embarkasi/ Debarkasi
5. Rumah Sakit Rujukan
Pasal 14 menyatakan bahwa Pelayanan di Embarkasi/ debarkasi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 10 huruf d meliputi:
1. Pemeriksaan Kesehatan
2. Pelayanan Rawat jalan
3. Pelayanan gawat darurat
4. Pemeriksaan Laborat dan Penunjang
5. Pelayanan rujukan
6. Pelaksanaan kekarantinaan kesehatan
7. Penanganan jemaah haji wafat di pesawat
Dalam pasal 15, pemeriksaan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 huruf a
dilaksanakan dalam rangka menetapkan status kesehatan jemaah haji laik terbang atau ntidak
laik terbang dan penilaian kembali Istithoah Kesehatan Jemaah haji.
Pasal 20 menyatakan bahwa penanganan jemaah haji wafat sebagaimana dimaksud dalam
pasal 14 huruf g meliputi penetapan penyebab wafat dan identifikasi potensi penyebab wafat.
Potensi penyebab wafat sebagaimana dimaksud ayat (1) dapat disebabkan oleh penyakit
menular dan/ atau wabah serta keracunan makanan dan substansi toksis lainnya.
Pasal 21 dan 22 meliputi kegiatan pelayanan kesehatan haji di Rumah sakit Rujukan .
Disebutkan bahwa rumah sakit rujukan dapat merupakan rumah sakit pemerintah maupun
swasta yang ditetapkan oleh menteri.
Pasal 23 berkaitan denagn Pelayanan Kesehatan Haji di Arab Saudi. Dimana Pelayanan
Kesehatan Haji di Arab Saudi meliputi:
1. Penanganan kegawatdaruratan
2. Rawat jalan
3. Rawat inap
4. Rujukan
2
5.evakuasi
6. safari wukuf jemaah haji sakit
7. Pemulangan jemaah haji sakit
Perlindungan Kesehatan haji dalam pasal 28 diselenggarakan selama di Indonesia dan arab
Saudi dan dalam bentuk :
1. Perelindungan spesifik
2. Penyelenggaraan kesehatan lingkungan
3. Penyelenggaraan gizi
4. Visitasi Jemaah haji sakit
5. Penyelenggaraan system kewaspadaan dini dan penanggulangan KLB/ kedaruratan
Kesehatan Masyarakat yang meresahkan dunia/ KKMD
6. Penanggulangan krisis kesehatan
Pasal 43 ,menerangkan bahwa Perlunya Pemberdayaan masyarakat dalam penyelenggaraan
kesehatan haji dengan melibatkan organisasi masyarakat, akademisi, dan sector swasta.
Dalam Pasal 51 dibentuk Penyelenggara Kesehatan haji dalam rangka Penyelenggaran
Kesehatan haji. Penyelenggara Kesehatan Haji sebagaimana dimaksud terdiri dari
Penyelenggara Kesehatan haji di Indonesia dan Penyelenggara Kesehatan haji di arab Saudi.
Pencatatan dan pelaporan secara berjenjang perlu dilaksanakan dalam setiap kegiatan
Penyelenggaraan Haji sebagaimana Pasal 62. Dan perlu dilakukan monitoring dan evaluasi,
serta pembinaan dan pengawasan dalam Pelaksanaan Penyelenggaraan Ibadah haji.
Pembiayaan Penyelenggaraan Kesehatan haji bersumber dari APBN, APBD, dan sumber lain
yang sah sesyuai dengan peraturan perundang-undangaan.