Anda di halaman 1dari 21

Materi Inti 1 Etika Pelayanan Kesehatan Haji

URAIAN MATERI

Untuk memperoleh PPIH Arab Saudi Bidang Kesehatan, TKHI dan


TPK yang memiliki nilai-nilai antara lain sigap, handal, amanah,
responsif, inovatif (SHARI) dan memiliki kompetensi untuk
menjalankan tugasnya dalam penyelenggaraan kesehatan haji serta
mampu melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya sesuai
ketentuan yang berlaku dalam rangka pelayanan, pembinaan, dan
perlindungan kesehatan kepada jemaah haji hal ini diamanahkan
oleh Permenkes Nomor 3 Tahun 2018 tentang Rekrutmen Panitia
Penyelenggaraan Ibadah Haji Arab Saudi Bidang Kesehatan, Tim
Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) dan Tenaga Pendukung
Kesehatan dalam Penyelenggaraan Kesehatan Haji. Mulai dari
tahapan ini diharapkan yang menjadi petugas adalah mereka yang
menjunjung tinggi moral dan etika didalam memberikan pelayanan
kesehatan kepada jemaah.

Sikap dan Perilaku seseorang dibatasi oleh Hukum dan Moral.


Hukum membatasi sisi lahiriahnya, sedangkan moral membatasi sisi
sikap batiniahnya. Disamping itu, sikap dan perilaku seseorang juga
dipengaruhi oleh EI (Emotional Intelligence) atau Kecerdasan
emosional orang itu sendiri. Kecerdasan Emosional adalah
kemampuan seseorang dalam mengendalikan emosinya saat
menghadapi situasi atau masalah yang menyenangkan maupun
menyakitkan.

Daniel Goleman (1995), dalam bukunya ? Emotional Intellegence:


Why it can matter more than IQ?, menyatakan bahwa kecerdasan
emosional adalah kemampuan lebih yang dimiliki seseorang dalam
memotivasi diri, ketahanan dalam menghadapi kegagalan,
mengendalikan emosi dan menunda kepuasan, serta mengatur
keadaan jiwa seseorang. Agar EI seseorang dapat tercapai dengan
optimal, maka Daniel Goleman membagi EI dalam 5 (lima) tahapan
bidang kompetensi yang harus dikuasai seseorang. Bidang
kompetensi tersebut adalah sebagai berikut:

1
Materi Inti 1 Etika Pelayanan Kesehatan Haji

Kemampuan untuk mengindentifikasi atau mengenal emosi dirinya


sendiri serta memahami hubungan antara emosi, pikiran dan
tindakan, Kemampuan untuk mengelola emosi, ini berarti, bahwa
seseorang harus dapat mengatur perasaannya agar perasaannya
tersebut dapat terungkap dengan baik dan benar, Kemampuan
untuk memotivasi diri dengan sikap optimis dan berpikir positif, dan
Kemampuan untuk membaca dan mengenal emosi orang lain
(empati), 5). Kemampuan untuk membina hubungan dengan orang
lain. Bidang kompetensi tersebut dapat merupakan bentuk
keterampilan yang sangat mendukung keberhasilan seorang
Tenaga Kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat.

Menurut Arief Rachman, dalam makalahnya (Surabaya, Hyatt Hotel,


19-22/05/06). Makna Nilai-Nilai moral dan Etika bagi Profesional
Kesehatan menyatakan bahwa untuk memberikan pelayanan
kesehatan yang prima kepada masyarakat, seseorang Tenaga
Kesehatan harus mempunyai 7 (tujuh) kompetensi andalan,
pertama yaitu Manajemen diri sendiri.

Manajemen diri sendiri yang perlu dimiliki oleh setiap petugas


kesehatan haji adalah keinginan untuk berprestasi, keterampilan
hubungan antar manusia, keterampilan melayani, keterampilan
Teknis Profesionalisme, keterampilan manajerial, dan ,mempunyai
wawasan berpikir global.

Ada juga beberapa faktor yang mempengaruhi sikap dan perilaku


seseorang dalam memberikan pelayanan publik, antara lain:
Pekerjaan (work it self), Pengakuan (recognition), Prestasi
(achievement), Tanggung jawab (responsibility), Gaji (salary), Status
dan Fasilitas.

Pengembangan (advancement) merupakan pengembangan watak


dari seseorang yang perlu diperhatikan, antara lain: Fleksibel,
keterbukaan, ketegasan, berencana, percaya diri, toleransi, disiplin,

2
Materi Inti 1 Etika Pelayanan Kesehatan Haji

berani ambil resiko, punya orientasi masa depan dalam


menyelesaikan tugasnya dan bertaqwa.
Semua hal di atas diharapkan terdapat dalam diri seorang petugas
tim kesehatan haji Indonesia.

3
Materi Inti 1 Etika Pelayanan Kesehatan Haji

POKOK BAHASAN
PRINSIP DASAR ETIKA

Jenis tenaga kesehatan yang direkrut sebagai TKHI meliputi dokter


atau dokter spesialis, dan perawat yang semuanya adalah tenaga
profesi kesehatan yang memiliki kemampuan pengetahuan secara
mendalam di bidangnya dan menjunjung tinggi etika dan integritas
profesi disitulah dikatakan seseorang menjadi profesional di
bidangnya. Seiring dengan dinamika penyelenggaraan kesehatan
haji tuntutan untuk menjadi profesional adalah sebuah keharusan.
Ciri ciri seorang petugas yang profesional dadalah sebagai berikut :
1. Memiliki kemampuan dan pengetahuan yang tinggi berasal
dari pendidikan dan pengalaman yang sudah di dapatnya.
2. Memiliki Etika bekerja merupakan standar moral sebagai
landasan dalam bekerja.
3. Memilki tanggung jawab dan integritas terhadap pekerjaan.
4. Memiliki jiwa mengabdi dan keputusan yang diambil
berlandaskan untuk kepentingan umum.
5. Mampu merencanakan pekerjaan dengan baik.
Dengan demikian seorang profesional tidak lepas dengan moral dan
etika yang selalu di junjungnya, semua ditujukan untuk memberikan
pelayanan kepada jemaah haji.

Kita pernah mendengar keluhan dari Jemaah haji tentang buruknya


praktek pelayanan yang diberikan petugas kloter khususnya tenaga
kesehatan kepada. Makin banyaknya pengaduan Jemaah Haji dan
pihak-pihak yang berinteraksi dengan petugas TKHI terhadap
pelayanan kesehatan yang diberikan, hal ini ditunjang dengan data
dari Badan Pusat Statistik yang menunjukkan terdapat penurunan
tingkat kepuasan Jemaah haji terhadap pelayanan yaitu sebesar
2,59 dari tahun 2012 ke 2013.

Suatu saat akan ada berita yang mengupas buruknya pelayanan


kesehatan haji dan kesalahan medik yang diberikan oleh para
Tenaga Kesehatan, dimana hal tersebut sampai-sampai tidak bisa
diterima oleh Profesi Tenaga Kesehatan tersebut, kejadian tersebut

4
Materi Inti 1 Etika Pelayanan Kesehatan Haji

tidak bisa lepas begitu saja dari sikap dan perilaku tenaga kesehatan
itu sendiri. Tenaga Kesehatan Haji yang merupakan tenaga
profesional, seyogyanya selalu menerapkan etika dalam sebagian
besar aktifitas sehari-hari. Etika yang merupakan suatu norma
perilaku atau biasa disebut dengan asas moral, sebaiknya selalu
dijunjung tinggi dalam kehidupan bermasyarakat kelompok
manusia. Etika yang berlaku dimasyarakat modern saat ini adalah
Etika Terapan (applied ethics) yang biasanya menyangkut suatu
profesi, dimana didalamnya membicarakan tentang pertanyaan-
pertanyaan etis dari suatu individu yang terlibat. Sehingga pada
masing-masing profesi telah dibentuk suatu tatanan yang
dinamakan kode etik profesi.

Perilaku ini memang agak sulit menanganinya, kecuali kesadaran


sendiri masing-masing Tenaga Kesehatan dalam menerapkan,
mengaplikasikan, menghayati, memahami, kode etik profesinya.
Karena, etika profesi lebih bersifat moral.

Etika Profesi dan Hukum Profesi Kesehatan masing-masing


mempunyai tingkatan masalah terhadap sikap dan perilaku tenaga
kesehatan yang berbeda-beda, yaitu Perilaku yang dilakukan
telah sesuai, baik terhadap Etika dan Hukum Profesi Kesehatan.

Perilaku yang dilakukan berlawanan, baik terhadap Etika dan


Hukum Profesi Kesehatan, Perilaku yang dilakukan bertentangan
dengan Etika, tetapi sesuai dengan Hukum Profesi Kesehatan,
Perilaku yang dilakukan bertentangan dengan hukum tetapi sesuai
dengan Etika. Dari sini Tenaga Kesehatan harus mencermati, dan
mensikapi dengan baik setiap tindakan yang hendak diberikan
kepada pelanggan/ pengguna jasa.

Sesuai ulasan diatas, maka dalam memberikan pelayanan yang


berkualitas atau pelayanan kesehatan yang prima terhadap
masyarakat, seperti halnya pemberian pelayanan publik lainnya,
dibutuhkan sikap dan perilaku yang handal dan profesional bagi
seluruh SDM-nya. Sikap tersebut seharusnya dimulai dari jajaran

5
Materi Inti 1 Etika Pelayanan Kesehatan Haji

yang paling atas, tingkat pimpinan yang tertinggi, sampai pada


lapisan terbawah, atau petugas lapangan. Seorang pimpinan,
seyogyanya mau meluangkan waktunya, tenaganya dan dananya
untuk mempraktekkan apa yang pernah diucapkan.

Pelayanan Kesehatan yang profesional yang tanggap atas


kebutuhan masyarakat atas pelayanan kesehatan yang baik dan
benar, terlepas dari besar kecilnya organisasi/institusi yang ada,
sangat membutuhkan SDM Kesehatan yang mempunyai sikap dan
perilaku sebagai berikut:

Memperlakukan user/pelanggan sebagai mitra, mampu


menciptakan strategi pelayanan yang baik dan benar sesuai dengan
profesi dan kompetensinya, menghargai keluhan pelanggan dengan
kebaikan, simpati dan pemecahan masalah, memperlakukan setiap
pelanggan sebagai sesuatu yang unik dan khusus, lakukan
Informed Consent secara ikhlas, laksanakan tindakan Rekam Medik
secara lege artis, sesuai dengan ketentuan yang ada. Dapat
mengetahui kepuasan pelanggan melalui sisi mata pelanggan
memandang kepuasan yang didapat, paham, mengerti, dan mampu
melaksanakan seni pelayanan pelanggan yang berkualitas sesuai
dengan Etika dan Hukum yang berlaku. Menetapkan sasaran-
sasaran kualitas pelayanan dan penghargaan yang akan diberikan,
mau terjun langsung ke lapangan dan melihat apa yang terjadi,
bersikap sabar dan tidak mudah puas dengan hasil yang didapat,
mau mendengar dan mensikapi terhadap gagasan yang timbul
terhadap pelayanan yang berkualitas.

A. Pengertian Etika dan Moralitas

Etika berasal dari bahasa Yunani ethos yang berarti kebiasaan


atau watak. Dalam bahasa Perancis etiquette (etiket) berarti
kebiasaan, cara bergaul, berperilaku yang baik. Jadi etika
merupakan pola perilaku pergaulan seseorang atau suatu
organisasi.

6
Materi Inti 1 Etika Pelayanan Kesehatan Haji

Moralitas atau moral berasal dari bahasa Latin mos (mores)


yang berarti cara hidup atau kebiasaan. Secara harafiah, moral
memilki arti yang sama dengan etika. Tapi dalam praktik sehari-
hari. Moral atau dalam bahasa Inggris morale dapat diartikan
semangat atau dorongan batin dalam diri seseorang untuk
melakukan maupun tidak melakukan sesuatu. Moral ini
dilandasi oleh nilai-nilai tertentu yang diyakini oleh seseorang
atau organisasi tertentu sebagai sesuatu yang baik atau buruk
sehingga dapat membedakan mana yang patut atau tidak patut
dilakukan.
Perbedaan antara etika dan moralitas adalah dari sistem
nilainya. Moralitas cenderung merujuk nilai-nilai yang diyakini
dari dalam diri seseorang atau organisasi, sedangkan etika
mengaitkan nilai-nilai yang diyakini itu dengan interaksi terhadap
lingkungan

B. Prinsip Etika

Etika pada dasarnya merujuk kepada dua hal:

1. Etika berkenaan dengan disiplin ilmu yang mempelajari


tentang nilai-nilai yang dianut oleh manusia beserta
pembenarannya. Etika merupakan cabang ilmu filsafat.
2. Etika merupakan nilai-nilai hidup dan hukum-hukum yang
mengatur tingkah laku manusia.
Moral, dalam pengertian umum menekankan pada karakter
dan sifat-sifat individu yang khusus diluar ketaatan dan
peraturan. Moral merujuk pada tingkah laku yang bersifat
spontan, misalnya kasih, kemurahan hati, kebesaran jiwa
dan sebagainya. Moralitas berfokus pada hukum-hukum
dan prinsip-prinsip yang abstrak dan bebas.
Berdasarkan kedua pandangan tersebut jelas perbedaan
kedua istilah tersebut. Etika dipandang sebagai suatu
sistem nilai apa yang baik dan buruk bagi manusia dan
masyarakat. Sedangkan moralitas dimaksudkan untuk
menentukan sampai sejauh mana seseorang memilki

7
Materi Inti 1 Etika Pelayanan Kesehatan Haji

dorongan untuk melakukan tindakan sesuai dengan prinsip-


prinsip etika moral.

Prinsip-Prinsip Etika
Enam prinsip yang mendasari etika adalah:
1. Keindahan (beauty)
2. Persamaan (equality)
3. Kebaikan (goodness)
4. Keadilan (justice)
5. Kebebasan (liberty)
6. Kebenaran (truth)

Dalam ilmu kedokteran, dikenal istilah Bioetika.


Perkembangan yang begitu pesat di bidang biologi dan
ilmu kedokteran membuat etika kedokteran tidak
mampu lagi menampung keseluruhan permasalahan
yang berkaitan dengan kehidupan. Etika kedokteran
berbicara tentang bidang medis dan profesi kedokteran
saja, terutama hubungan dokter dengan pasien,
keluarga, masyarakat, dan teman sejawat. Oleh karena
itu, sejak tiga dekade terakhir ini telah dikembangkan
bioetika atau yang disebut juga dengan etika biomedis.

Menurut F. Abel, Bioetika adalah studi interdisipliner


tentang masalah-masalah yang ditimbulkan oleh
perkembangan biologi dan kedokteran, tidak hanya
memperhatikan masalah-masalah yang terjadi pada
masa sekarang, tetapi juga memperhitungkan timbulnya
masalah pada masa yang akan datang.

Bioetika berasal dari kata bios yang berati kehidupan


dan ethos yang berarti norma-norma atau nilai-nilai
moral. Bioetika merupakan studi interdisipliner tentang
masalah yang ditimbulkan oleh perkembangan di bidang
biologi dan ilmu kedokteran baik skala mikro maupun
makro, masa kini dan masa mendatang. Bioetika

8
Materi Inti 1 Etika Pelayanan Kesehatan Haji

mencakup isu-isu sosial, agama, ekonomi, dan hukum


bahkan politik.

Bioetika selain membicarakan bidang medis, seperti


abortus, euthanasia, transplantasi organ, teknologi
reproduksi butan, dan rekayasa genetik, membahas pula
masalah kesehatan, faktor budaya yang berperan dalam
lingkup kesehatan masyarakat, hak pasien, moralitas
penyembuhan tradisional, lingkungan kerja, demografi,
dan sebagainya. Bioetika memberi perhatian yang
besar pula terhadap penelitian kesehatan pada manusia
dan hewan percobaan.

Masalah bioetika mulai diteliti pertama kali oleh Institude


for the Study of Society, Ethics and Life Sciences,
Hasting Center, New York pada tahun 1969. Kini
terdapat berbagai isu etika biomedik.

Prinsip-prinsip dasar etika adalah suatu aksioma yang


mempermudah penalaran etik. Prinsip-prinsip itu harus
dibersamakan dengan prinsip-prinsip lainnya atau yang
disebut spesifik. Tetapi pada beberapa kasus, karena
kondisi berbeda, satu prinsip menjadi lebih penting dan
sah untuk digunakan dengan mengorbankan prinsip yang
lain. Keadaan terakhir disebut dengan Prima Facie. Konsil
Kedokteran Indonesia, dengan mengadopsi prinsip etika
kedokteran barat, menetapkan bahwa, praktik kedokteran
Indonesia mengacu kepada kepada 4 kaidah dasar moral
yang sering juga disebut kaidah dasar etika kedokteran
atau bioetika, antara lain:

1. Beneficence
Dalam arti prinsip bahwa seorang dokter berbuat baik,
menghormati martabat manusia, dokter tersebut juga
harus mengusahakan agar pasiennya dirawat dalam
keadaan kesehatan. Dalam suatu prinsip ini dikatakan
bahwa perlunya perlakuan yang terbaik bagi pasien.
9
Materi Inti 1 Etika Pelayanan Kesehatan Haji

Beneficence membawa arti menyediakan kemudahan


dan kesenangan kepada pasien mengambil langkah
positif untuk memaksimalisasi akibat baik daripada hal
yang buruk. Ciri-ciri prinsip ini, yaitu:

 Mengutamakan Alturisme (menolong dengan sukarela


dan tanpa tekanan).
 Memandang pasien atau keluarga bukanlah suatu
tindakan tidak hanya menguntungkan seorang dokter.
 Mengusahakan agar kebaikan atau manfaatnya lebih
banyak dibandingkan dengan suatu keburukannya.
 Menjamin kehidupan baik-minimal manusia
 Memaksimalisasi hak-hak pasien secara keseluruhan.
 Menerapkan Golden Rule Principle, yaitu melakukan
hal yang baik seperti yang orang lain inginkan.
 Memberi suatu resep.

2. Non-malficence
Non-malficence adalah suatu prinsip yang mana seorang
dokter tidak melakukan perbuatan yang memperburuk
pasien dan memilih pengobatan yang paling kecil
resikonya bagi pasien sendiri. Pernyataan kuno First, do
no harm (Yang Utama, tidak menimbulkan cedera) tetap
berlaku dan harus diikuti. Non-malficence mempunyai ciri-
ciri:
 Menolong pasien emergensi
 Mengobati pasien yang luka
 Tidak membunuh pasien
 Tidak memandang pasien sebagai objek
 Melindungi pasien dari serangan
 Manfaat pasien lebih banyak daripada kerugian dokter
 Tidak membahayakan pasien karena kelalaian
 Tidak melakukan White Collar Crime (kejahatan
profesi)

10
Materi Inti 1 Etika Pelayanan Kesehatan Haji

3. Justice
Keadilan (Justice) adalah suatu prinsip dimana seorang
dokter memperlakukan sama rata dan adil terhadap untuk
kebahagiaan dan kenyamanan pasien tersebut.
Perbedaan tingkat ekonomi, pandangan politik, agama,
kebangsaan, perbedaan kedudukan sosial, kebangsaan,
dan kewarganegaraan tidak dapat mengubah sikap
dokter terhadap pasiennya. Justice mempunyai ciri-ciri :

 Memberlakukan segala sesuatu secara universal.


 Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang
telah ia lakukan.
 Menghargai hak sehat pasien.
 Menghargai hak hukum pasien.

4. Autonomy
Dalam prinsip ini seorang dokter menghormati martabat
manusia. Setiap individu harus diperlakukan sebagai
manusia yang mempunyai hak menentukan nasib diri
sendiri. Dalam hal ini pasien diberi hak untuk berfikir
secara logis dan membuat keputusan sendiri. Autonomy
bermaksud menghendaki, menyetujui, membenarkan,
membela, dan membiarkan pasien demi dirinya sendiri.
Autonomy mempunyai ciri-ciri:

 Menghargai hak menentukan nasib sendiri.


 Berterus terang menghargai privasi.
 Menjaga rahasia pasien.
 Melaksanakan Informed Consent.

Prinsip Etika Kedokteran di atas juga diterapkan pada


pelayanan kesehatan haji.

11
Materi Inti 1 Etika Pelayanan Kesehatan Haji

POKOK BAHASAN
ETIKA PELAYANAN KESEHATAN HAJI

Etika petugas kesehatan haji ini diadopsi dari etika pegawai negeri
sipil. Karena pada dasarnya seorang petugas haji adalah pegawai
negara yang ditetapkan jabatannya oleh surat keputusan menteri
kesehatan sebagai pejabat negara.
1. Setia dan taat kepada Pancasila dan Undang Undang Dasar
1945, Negara dan Pemerintah.
2. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dalam negara
kesatuan Republik Indonesia.
3. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepadanya
dengan penuh pengabdian, kesadaran dan tanggungjawab.
4. Menyimpan rahasia jabatan.

A. Kewajiban dan Hak Petugas Kesehatan Haji

1. Kewajiban petugas berdasarkan Permenkes No. 3 tahun 2018

Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh petugas dalam


menjalankan tugasnya berdasarkan amanah Permenkes Nomor 3
Tahun 2018 tentang Rekrutmen Panitia Penyelenggaraan Ibadah
Haji Arab Saudi Bidang Kesehatan, Tim Kesehatan Haji Indonesia
(TKHI) dan Tenaga Pendukung Kesehatan dalam Penyelenggaraan
Kesehatan Haji adalah sebagai berikut :

Pasal 10 :
Setiap PPIH Arab Saudi Bidang Kesehatan, TKHI, dan TPK wajib:
a) Menjaga nama baik pribadi, institusi, bangsa dan Negara
Indonesia;
b) Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
c) Melaksanakan tugas dan kewenangan sesuai dengan
kontrak kerja;

12
Materi Inti 1 Etika Pelayanan Kesehatan Haji

d) Berperan aktif dalam pembinaan kesehatan kepada jemaah


haji;
e) Menyimpan rahasia pekerjaan dan jabatan;
f) Melaksanakan masa kerja yang telah ditetapkan;
g) Memakai pakaian seragam beserta atributnya selama
bertugas;
h) Membayar pajak penghasilan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
i) Tinggal di wisma petugas yang telah disediakan selama
operasional haji;
j) Siap bekerja 24 (dua puluh empat) jam dalam keadaan
dibutuhkan;
k) Siap ditempatkan di semua daerah kerja sesuai dengan
kebutuhan operasional kesehatan;
l) Untuk PPIH Arab Saudi Bidang Kesehatan dan TKHI harus
memiliki jaminan kesehatan nasional;
m) Melaksanakan tugas lain yang diberikan pimpinan; dan
n) Membuat laporan hasil pelaksanaan tugas.

Pasal 11:
Setiap PPIH Arab Saudi Bidang Kesehatan, TKHI, dan TPK berhak:
a) Mendapatkan penghasilan berupa honor/uang saku sesuai
dengan kontrak kerja menurut ketentuan peraturan
perundang-undangan;
b) Mendapatkan akomodasi, konsumsi, dan fasilitas
penugasan; dan
c) Mendapatkan pakaian seragam kerja beserta atributnya

Pasal 12:
Setiap PPIH Arab Saudi Bidang Kesehatan, TKHI, dan TPK dilarang:
a) Melakukan perbuatan yang melanggar norma dan susila;M
b) Meninggalkan tempat tugas tanpa izin;
c) Membawa anggota keluarga selama bertugas; dan
d) Melakukan kegiatan komersial seperti jual beli

13
Materi Inti 1 Etika Pelayanan Kesehatan Haji

2. Kewajiban Petugas Kesehatan Haji (menurut aturan ASN)

1. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila dan Undang


Undang Dasar 1945, Negara dan Pemerintah;
2. Mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan
golongan atau diri sendiri, serta menghindarkan segala sesuatu
yang dapat mendesak kepentingan negara oleh kepentingan
golongan, diri sendiri atau pihak lain;
3. Menjunjung tinggi kehormatan dan martabat negara,
pemerintah, dan Petugas kesehatan haji;
4. Mengangkat sumpah/janji jabatan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
5. Menyimpan rahasia negara dan atau rahasia jabatan dengan
sebaik-baiknya;
6. Memperhatikan dan melaksanakan segala ketentuan
pemerintah baik yang langsung menyangkut tugas kedinasan
maupun yang berlaku secara umum;
7. Melaksanakan tugas kedinasan dengan sebaik-baiknya dan
dengan penagabdian, kesadaran, dan tanggungjawab;
8. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk
kepentingan negara;
9. Memelihara dan meningkatkan keutuhan, kekompakan,
persatuan, dan kesatuan;
10. Segera melakukan rujukan kepada institusi yang lebih
berkompeten apabila mengetahui ada hal yang dapat
membahayakan kesehatan Jemaah haji;
11. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik;
12. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara
dengan sebaik-baiknya;
13. Memberikan pelayanan dengan sebaik-baiknya kepada
masyarakat menurut bidang tugasnya masing-masing;
14. Bertindak dan bersikap tegas, tetapi adil dan bijaksana terhadap
bawahannya;

14
Materi Inti 1 Etika Pelayanan Kesehatan Haji

15. Berpakaian rapi, sopan serta bersikap dan bertingkah laku sopan
santun kepada masyarakat, sesama Petugas haji, dan terhadap
atasannya;
16. Hormat menghormati antara sesama petugas haji dan kepada
jemaah haji;
17. Menjadi teladan sebagai warganegara yang baik dalam
masyarakat;
18. Mentaati segala peraturan perundang-undangan dan peraturan
kedinasan yang berlaku;
19. Mentaati perintah kedinasan dari atasan yang berwenang;
Memperhatikan dan menyelesaikan dengan sebaik-baiknya
setiap laporan.

Larangan – larangan yang tidak boleh dilanggar oleh setiap petugas


Kesehatan Haji adalah sebagai berikut :

1. Melaksanakan hal-hal yang dapat menurunkan kehormatan atau


martabat negara, pemerintah, atau petugas kesehatan haji;
2. Menyalahgunakan wewenangnya;
3. Tanpa izin pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk
negara asing;
4. Menyalahgunakan barang-barang, uang atau surat-surat
berharga milik negara;
5. Memasuki tempat-tempat yang dapat mencemarkan kehormatan
atau martabat petugas kesehatan haji, kecuali untuk kepentingan
jabatan;
6. Bertindak dan bertingkah laku yang bertentangan dengan norma
dan etika Negara tempat bertugas atau bertentangan dengan
syariat Islam.
7. Melakukan suatu tindakan atau sengaja tidak melakukan suatu
tindakan yang dapat berakibat menghalangi atau mempersulit
salah satu pihak yang dilayaninya, sehingga mengakibatkan
kerugian bagi Jemaah haji /pihak yang dilayani;
8. Melakukan pungutan tidak sah dalam bentuk apapun juga dalam
melaksanakan tugasnya untuk kepentingan pribadi, golongan
atau pihak lain.

15
Materi Inti 1 Etika Pelayanan Kesehatan Haji

Selanjutnya ditegaskan dalam ketentuan tersebut bahwa setiap


ucapan, tulisan, atau perbuatan petugas kesehatan haji yang
melanggar ketentuan mengenai kewajiban dan larangan tersebut,
dianggap sebagai pelanggaran disiplin.

B. Etika Pelayanan Kesehatan Haji

1. Memberikan Pelayanan sebaik-baiknya sebagai Petugas

Dalam memberikan pelayanan kepada Jemaah, Jadikan setiap


kegiatan melayani Jemaah haji adalah tugas mulia yang balasannya
hanya Allah yang akan memberikan sebaik-bai balasan. Sehingga
tugas pelayanan tersebut dilakukan dengan sebaik mungkin, penuh
keikhlasan dan ketulusan, menerapkan etika dan akhlak Islam,
sehingga memberikan kepuasan bagi Jemaah. Rasakan setiap kali
kebaikan dan kesempatan melayani Jemaah itu adalah kesempatan
yang paling terindah yang Allah berikan untuk beramal, karena saat
itu Anda sedang berada di tanah suci, tempat doa dikabulkan,
sedang melayani para tamu-tamu-Nya dan pahala dan juga dosa
atau kelalaian pun akan dibalas segera.

2. Menerapkan sopan santun kepada para tamu-tamu Allah.


Saat Anda sedang bertugas melayani Jemaah, selalu hadirkan
dalam ingatan Anda, dalam pikiran dan benak Anda bahwa yang
Anda layani adalah tamu-tamu istimewa, tamunya Sang Raja
Pemilik semesta Alam, Allah SWT, sehingga bersikap sopan santun
dalam memberikan pelayanan, senantiasa menerapkan etika
pelayanan dengan berfokus pada kepuasan Jemaah haji. Jikalau
mereka suka dan ridha dengan pelayanan Anda, maka Sang Pemilik
Hajat Allah swt pun insya Allah akan ridho kepada upaya pelayanan
Anda tersebut. Ingat dan selalu camkan bahwa Anda adalah
PETUGAS Kesehatan yang melayani Jemaah haji. Allah memanggil
Anda ke Baitullah, ke rumahNya sebagai Petugas. Tiket Anda ke
Baitullah Adalah Tiket sebagai Petugas pelayan tamu-tamu-Nya
bukan sebagai jemaah haji yang diberikan tambahan tugas
memberikan pelayanan kesehatan.
16
Materi Inti 1 Etika Pelayanan Kesehatan Haji

Etika Umum yang berlaku :


• Senyum
Dalam kondisi apapun, Petugas kesehatan harus senantiasa
tersenyum, bermuka manis dihadapan Jemaah haji dalam
memberikan pelayanan. Senyum merupakan sedekah yang
paling mudah dan juga dapat memberikan efek terapi kepada
Jemaah. Beberapa penelitian sudah membuktikan tentang efek
senyuman terhadap kesehatan. Dan senyum yang diberikan yang
dapat sampai ke dalam hati dan memberikan dampak itu haruslah
senyuman yang tulus yang terpancar dari hati dan sorot mata,
terlihat dari kontraksi otot zygomaticus dan orbicularis oculi.Dan
senyum merupakan Bahasa komunikasi non verbal yang paling
mudah ditangkap oleh orang lain dari diri kita. Kesan pertama
Jemaah atas diri Anda sebagai petugas kloter terlihat dari raut
wajah Anda.
• Salam → "Assalamu'alaikum Bu Maryam. Memberikan salam
kepada Jemaah dapat menguatkan hubungan dengan Jemaah
tersebut, dan banyak keutaamaan yang diberikan kepada orang
yang terdahulu memberikan salam. Salam bukan hanya sekedar
memberi salam tetapi adalah doa yang kita berikan kepada
Jemaah haji kita agar mereka selamat diberikan rahmat dan
keberkahan dari Allah SWT.
• Sapa → "Ibu Maryam dari kloter JKG 24 ya? Perkenalkan Bu,
saya Dokter Endang, yang bertugas di kloter Ibu..." Memberikan
sapa kepada Jemaah merupakan upaya aktif untuk membangun
hubungan dan ikatan dengan Jemaah tersebut.
Dalam menyapa dan bertutur kata serta berperilaku hendaklah
mengedepankan sopan santun yang dapat terlihat dari bahasa
verbal (kata-kata) dan non verbal (bahasa tubuh, tanda pengenal,
seragam).
• Menepati aturan Allah dalam bergaul dengan Jemaah haji dengan
menjaga nama baik, nama diri, unit kerja, keluarga serta bangsa
dan negara selama bertugas di tanah suci.

17
Materi Inti 1 Etika Pelayanan Kesehatan Haji

3. Mengutamakan tugasnya daripada kepentingan pribadi

Amanah sebagai petugas ini tantangannya luar biasa besar,


pahalanya pun juga besar disisi Allah jika Anda dapat melaksankan
dengan amanah. Komitmen melayani jamaah dengan memberikan
pelayanan prima saat bertugas sebagai TKHI harus dilaksanakan
karena Anda telah menandatangani kontrak kerja dengan
Kementerian Kesehatan sehingga dalam tugas ini Anda harus
mengutamakan tugas pelayanan kepada Jemaah haji dari
kepentingan pribadi. Jangan sekali-kali Anda mengutamakan
kepentingan pribadi/individu daripada kepentingan Jemaah.
Kepentingan Jemaah harus diutamakan dan dinomorsatukan. Ingat,
tugas mulia Anda adalah sebagai pelayan tamu-tamu Allah di tanah
suci, yang kesempatan ini mungkin tidak akan terulang kembali,
jangan sia-siakan, berlomba-lombalah dalam kebaikan termasuk
kepada rekan satu tim Anda untuk memberikan pelayanan terhadap
Jemaah. Mungkin Jemaah yang meminta pelayanan Anda saat itu

“Dan orang-orang yang berjuang dengan sungguh-sungguh untuk (MENCARI


KERIDHAAN) Kami, benar-benar akan Kami berikan hidayah kepada mereka
(dalam menempuh) jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta
orang-orang yang berbuat baik.”
(QS. al- ‘Ankabuut: 69)
tidak akan meminta bantuan Anda lagi karena mungkin kecewa
dengan pelayanan Anda atau (maaf semoga ini tidak terjadi di kloter
Anda) telah berpulang menghadap Allah swt. Jika seperti ini, apa
yang akan Anda pertanggung jawabkan nanti saat ia menuntut di
akhirat dihadapan Allah “ Ya Allah, petugas kesehatan yang
melayani kami saat haji tidak amanah menjalankan tugasnya.
Berikanlah keadilanmu Ya Allah…” Apa jawaban yang akan Anda
berikan nanti jika Allah pertanyakan amanah sebagai petugas TKHI
nanti dihadapan-Nya. Semoga kita menjadi petugas yang amanah
melayani dhuyufurrahman.

18
Materi Inti 1 Etika Pelayanan Kesehatan Haji

C. Etika Petugas Kesehatan Haji

a. Etika Petugas Kesehatan Haji Terhadap Diri Sendiri


1) Meningkatkan kompetensi sebagai petugas haji dengan
mengikuti pelatihan yang dipersyaratkan serta pelatihan
TKHI kompetensi dan integrasi
2) Melaksanakan Peran sebagai Petugas TKHI
3) Melaksanakan Tugas-tugas sebagai TKHI
4) Menerapkan akhlak dan perilaku mulia
5) Memakai pakaian seragam yang sopan dan sesuai dengan
syariat Islam
6) Menjaga kesehatan pribadi
7) Mempersiapkan keluarga agar tetap sejahtera selama
ditinggal bertugas.

b. Etika Petugas Kesehatan Haji Terhadap Sesama Petugas


1) Memperlakukan sesama petugas dengan baik sebagaimana
dirinya ingin diperlakukan
2) Bekerja sama dengan baik dengan sesama petugas TKHI
3) Bekerja sama dengan baik dengan petugas TPHI dan TPIHI
4) Bekerja sama dengan baik dengan petugas non kloter seperti
petugas di sektor, BPHI dan petugas lainnya.
5) Menerapkan sopan santun dan akhlak mulia pada saat
berinteraksi dan bekerja sama

c. Etika Petugas Kesehatan Haji Terhadap Jemaah Haji


Indonesia
1) Memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya
2) Menerapkan sopan santun dan akhlak mulia pada saat
berinteraksi dan memberi pelayanan kepada jemaah haji.
3) Mengutamakan tugasnya dalam melayani jemaah daripada
kepentingan pribadi.

19
Materi Inti 1 Etika Pelayanan Kesehatan Haji

EVALUASI PEMBELAJARAN
1. Jelaskan Pengertian Etika dan Moralitas?
2. Jelaskan Prinsip Etika?
3. Jelaskan Kewajiban dan hak sebagai Tim Kesehatan Haji
(TKHI)?

20
Materi Inti 1 Etika Pelayanan Kesehatan Haji

REFERENSI

1. Permenkes Nomor 3 Tahun 2018 tentang Rekrutmen Panitia


Penyelenggaraan Ibadah Haji Arab Saudi Bidang Kesehatan,
Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) dan Tenaga
Pendukung Kesehatan dalam Penyelenggaraan Kesehatan
Haji;
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
2407/Menkes/Per/XII/2011 tentang Pelayanan Kesehatan
Haji;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2008
Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji.

21

Anda mungkin juga menyukai