Anda di halaman 1dari 36

Materi Inti 5 Pengembangan Jejaring Kerja

URAIAN MATERI
POKOK BAHASAN
Jejaring Kerja Pelayanan Kesehatan Haji

Jejaring kerja pelayanan kesehatan haji yang berada di Kloter (kelompok


terbang) maupun non kloter merupakan sebuah tim yang akan bertugas
melayani jamaah haji dalam melaksanakan prosesi ibadah haji yang terdiri
dari :
1. Jemaah Haji (Karu dan Karom):
a) Karu (Ketua Regu)
b) Karom (Ketua Rombongan)
2. Petugas Haji di Kloter (TPHI, TKHI, TPIHI, TPHD dan TKHD):
a) TPHI (Tenaga Pembimbing Haji Indonesia),
b) TKHI (Tim Kesehatan Haji Indonesia),
c) TPIHI (Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia)
d) TPHD (Tim Pembimbing Haji Daerah)
e) TKHD (Tim Kesehatan Haji Daerah)
3. Petugas PPIH Kesehatan (TPP, TGC TKR dan TPK):
a) TPP (Tim Promotif Preventif)
b) TGC (Tim Gerak Cepat)
c) TKR (Tim Kuratif Rehabilitatif)
d) TPK (Tim Pendamping Kesehatan)
4. Petugas RSAS,
5. Petugas PPIH Embarkasi/Debarkasi,
6. Purser (Koordinator awak Pesawat / pramugara/i),

279
Materi Inti 5 Pengembangan Jejaring Kerja

1.a. Ka Ru (Ketua Regu)


Tenaga ini diambil dari jamaah haji yang diperkirakan mampu menjadi
pemimpin setiap 10 jamaah dalam melaksanakan prosesi ibadahnya
yang dikoordinasikan dengan Ka Rom. Jumlah Karu biasanya sekitar
4 – 5 orang dalam 1 rombongan.
1.b. Ka Rom (Ketua Rombongan)
Tenaga ini diambil dari jamaah haji yang diperkirakan mampu menjadi
pemimpin setiap 50 jamaah dalam melaksanakan prosesi ibadahnya.
Jumlah Karom dalam 1 kloter tergantung jumlah Jemaah haji dalam 1
kloter biasanya sekitar 7 – 10 orang. Karom membawahi 4 orang Karu.
2.a. TPHI (Ketua Kloter),
Tenaga ini direkrut oleh Kementerian Agama dengan tugas pokok
melayani kebutuhan jamaah haji di kloter selama melaksanakan
prosesi ibadah haji mulai dari tanah air, selama diperjalanan, di Arab
Saudi dan kembali ketanah air.
2.b. TKHI (medis dan paramedis)
Tenaga ini terdiri dari dokter dan perawat yang direkrut oleh
Kementerian Kesehatan dengan tugas memberikan pelayanan bidang
kesehatan semenjak dari tanah air / embarkasi, selama di perjalanan
dan di Arab Saudi hingga kembali ketanah air / debarkasi.
2.c. TPIHI
Tenaga ini ditetapkan oleh Kementerian Agama untuk memberikan
bimbingan ibadah haji / manasik haji bagi para Jemaah haji dalam
kloter.
2.d. TPHD
Tenaga ini ditetapkan oleh Bupati / Walikota kepala daerah kabupaten
/ kota untuk membantu petugas kloter lainnya dan membimbing
Jemaah haji dalam pelaksanaan ibadah hajinya.

280
Materi Inti 5 Pengembangan Jejaring Kerja

2.e. TKHD
Tenaga ini ditetapkan oleh Bupati / Walikota kepala daerah kabupaten
/ kota untuk membantu petugas kloter lainnya dalam bidang pelayanan
kesehatan agar Jemaah haji dapat sehat dalam melaksanakan ibadah
hajinya.
3.a. TPP
Tim promotif preventif, merupakan tenaga PPIH yang bertugas di Arab
Saudi yang melakukan tugas promotif dan preventif kepada Jemaah haji
dengan berkoordinasi dan berkolaborasi dengan TPHI / TKHI
3.b. TGC
Tim Gerak Cepat, merupakan tenaga PPIH yang bertugas di Arab Saudi
yang melakukan tindakan P3K kepada Jemaah haji melalui kerjasama
dengan TKHI
3.c. TKR
Tim Kuratif dan Rehabilitatif, merupakan tenaga PPIH yang bertugas di
Arab Saudi pada KKHI (Kantor Kesehatan Haji Indonesia) baik di Mekah
maupun Madinah untuk melayani pengobatan Jemaah haji yang sakit.
3.d. TPK
Tim pendamping kesehatan, merupakan tenaga pendukung kesehatan
yang di rekrut oleh Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan yang
bertugas untuk mendukung kelancaran operasional pelayanan kesehatan
bagi Jemaah haji di arab Saudi.
4. Petugas RS Arab Saudi
Petugas yang berada dan bekerja di RS Arab Saudi dengan tugas
memberikan pelayanan kesehatan kepada Jemaah haji yang dirujuk ke RS
nya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan lebih lanjut.
5. Petugas PPIH Embarkasi / Debarkasi
Petugas PPIH embarkasi / debarkasi, merupakan petugas PPIH yang
berada dan bekerja di Indonesia baik pada saat keberangkatan
(embarkasi) maupun pada saat kepulangan (debarkasi) yang bertugas
memberikan pelayanan kesehatan bagi jemaah haji untuk kelancaran
proses perjalanan ibadah hajinya.

281
Materi Inti 5 Pengembangan Jejaring Kerja

6. Purser (Koordinator awak pesawat / pramugara/i)


Purser, merupakan pimpinan awak pesawat (pramugari/pramugara) yang
mengkoordinasikan seluruh kegiatan didalam pesawat selama
dipenerbangan untuk membantu kelancaran penerbangan dan
kenyamanan jemaah haji selama di pesawat.

EVALUASI PEMBELAJARAN:
1. Sebutkan yang termasuk kedalam petugas kloter ?
2. Apa yang dimaksud dengan Purser ?
3. Siapakah petugas PPIH embarkasi / debarkasi ?

282
Materi Inti 5 Pengembangan Jejaring Kerja

POKOK BAHASAN 2
Tim Jejaring Kerja Pelayanan Haji Yang
Efektif

A. Prinsip Dasar membangun Tim Jejaring Kerja

Jejaring Kerja (kemitraan) atau sering disebut partnership, secara


etimologis berasal dari akar kata partner. Partner dapat diartikan
pasangan, jodoh, sekutu atau kompanyon. Sedangkan partnership
diterjemahkan sebagai persekutuan atau perkongsian. Dengan
demikian, jejaring kerja dapat dimaknai sebagai suatu bentuk
persekutuan antara dua pihak atau lebih yang membentuk satu ikatan
kerjasama di suatu bidang usaha tertentu atau tujuan tertentu sehingga
dapat memperoleh hasil yang lebih baik.

Jejaring Kerja adalah seni berkomunikasi satu sama lain, berbagi ide,
informasi dan sumber daya untuk meraih kesuksesan individu ataupun
kelompok. “networking is a process of getting together to get ahead. It is
the building of mutually beneficial relationship”. Networking adalah
proses kebersamaan. Selain itu networking merupakan jalinan
hubungan yang bermanfaat dan saling menguntungkan. Secara garis
besar dalam membangun Networking (jejaring kerja) haruslah
berlandaskan prinsip saling menguntungkan dan menjalin komunikasi
dua arah.

Dalam membangun jejaring kerja dalam pelaksanaan tugas diperlukan


adanya prinsip-prinsip yang harus disepakati bersama agar terjalin kuat
dan berkelanjutan.

Prinsip-prinsip dasar tersebut diantaranya :


1. Kesamaan Tujuan

283
Materi Inti 5 Pengembangan Jejaring Kerja

Jejaring tim hendaknya dibangun atas dasar kesamaam tujuan


yang akan dicapai. Kesamaan tujuan menjadi motivasi dan
perekat jejaring tim tersebut. Petugas pendamping dalam
penyelenggaraan ibadah haji mempunyai tujuan akhir yang sama
yakni menghantar jamaah haji menjadi haji yang mabrur,
sehingga jejaring tim ini dapat bersinergi untuk mencapai tujuan
yang sama.
2. Kepercayaan (trust)
Setelah adanya kesamaan tujuan maka prinsip berikutnya adalah
adanya rasa saling percaya antar pihak yang berjejaringmenjadi
sebuah tim. Kepercayaan adalah modal dasar dalam membangun
timjejaring yang sinergis dan mutualis. Untuk dapat dipercaya, maka
relasi yang dibangun harus dilandasi oleh itikad (niat) yang baik dan
menjunjung tinggi kejujuran dalam tim jejaring

3. Saling Menguntungkan
Asas saling menguntungkan merupakan pondasi yang kuat dalam
membanguntim jejaring. Jika dalam berjejaring ada salah satu pihak
yang merasa dirugikan ataupun merasa tidak mendapat manfaat
lebih, maka akan mengganggu keharmonisan dalam kerja sama tim.
Antara pihak yang berjejaring harus saling memberi kontribusi sesuai
peran masing-masing dan harus saling merasa diuntungkan dengan
adanya jalinan jejaring yang menjadi sebuah tim kerja

4. Azas Efisiensi dan Efektifitas


Dengan menjalin jejaring, maka akan dapat mensinergikan beberapa
sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan yang sama dengan
harapan mampu meningkatkan efisiensi waktu, biaya dan tenaga.
Efisiensi tersebut tentu saja tidak mengurangi kualitas proses dan
hasil, justru sebaliknya malah dapat meningkatkan kualitas proses
dan poduk yang dicapai. Tingkat efektifitas pencapaian tujuan
menjadi lebih tinggi jika proses kerja tim mampu memanfaatkan
jalinan jejaring. Dengan berjejaring dapat dicapai kesepakatan-
kesepakatan dari anggota tim jejaring tentang siapa melakukan apa
sehingga pencapaian tujuan diharapkan akan menjadi lebih efektif.

284
Materi Inti 5 Pengembangan Jejaring Kerja

5. Komunikasi Dialogis
Komunikasi timbal balik dilaksanakan secara dialogis atas dasar
saling menghargai satu sama lainnya. Komunikasi dialogis
merupakan pondasi dalam membangun kerjasama dalam tim
jejaring. Tanpa komunikasi dialogis akan terjadi dominasi pihak yang
satu terhadap pihak yang lainnya yang pada akhirnya dapat merusak
tim jejaring yang sudah dibangun.

Membangun Jejaring Kerja pada hakekatnya adalah sebuah proses


membangun komunikasi atau hubungan, berbagi ide, informasi dan
sumber daya atas dasar saling percaya (trust) dan saling menguntungkan
diantara pihak-pihak yang bermitra yang dituangkan dalam bentuk nota
kesepahaman atau kesepakatan guna mencapai kesuksesan bersama
yang lebih besar

B. Konsep Dasar Tim Efektif


Suatu tim yang bekerja efektif memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Memiliki tujuan dan sasaran yang jelas atas dasar komitmen
bersama. Semua anggota tim mengerti dan menyetujui tujuan dan
sasaran tim dan mereka mau bekerja sama untuk memenuhi hal
tersebut.
2. Pembagian peran kepemimpinan. Anggota tim saling berbagi peran
dalam kepemimpinan. Sebagai contoh : kepemimpinan tim di setiap
fase kegiatan akan didelegasikan kepada anggota yang memiliki
keahlian dan pengalaman di bidang itu. Sehingga fungsi
kepemimpinan di dalam tim dilihat dari kompentensi seseorang,
bukan berasal dari titel, otoritas dan senioritas.
3. Keterbukaan dan saling mempercayai antar anggota tim. Semua
anggota mendapatkan informasi yang sama dari akses yang sama
pula serta dapat berkomunikasi dengan lancar dan jelas. Anggota
tim bebas untuk mengeluarkan ide-idenya. Eksperimen dan
kreativitas selalu digiatkan anggota lainnya wajib untuk menolong
anggota bersangkutan, jika memang ide tersebut logis dan
berguna.

285
Materi Inti 5 Pengembangan Jejaring Kerja

4. Keragaman latar belakang anggota tim memberi warna kepada tim.


Semakin besar keragaman yang ada (keahlian, pengetahuan dan
pengalaman) akan semakin banyak tugas-tugas yang dapat
ditangani.
5. Anggota tim selalu mendukung keputusan, prosedur dan
pengawasan yang dibuat bersama-sama. Mereka memahami
peran, tanggung jawab dan keterbatasan otoritas masing-masing.
6. Konflik yang terjadi diselesaikan dengan jalan konsensus, bersifat
konstruktif dan menerapkan pendekatan menang-menang (win-win
approach).
7. Tim dapat mengelola peningkatan penghargaan individu (individual
self esteem)
8. Kegiatan tim tidak hanya berfokus pada hasil tetapi juga pada pada
proses dan isi. Tim harus selalu mengevaluasi fungsi dan proses
yang sudah dilakukan secara reguler.
9. Tim memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah dan
membuat keputusan dengan baik.
10. Kemampuan untuk berhubungan dengan lingkungan dengan baik
(para atasan, tim lain dan lingkungan perusahaan)

Selama ini orang beranggapan bahwa “tim” dan “kelompok” adalah


sama, ternyata dalam kenyataannya sangatlah berbeda. Tim dan
kelompok tidak sama. Kelompok adalah kumpulan orang dengan
kepentingan bersama. Sedangkan tim yang jauh lebih terfokus dengan
peran khusus, cara kerja, tujuan, misi dan rasa atas standar kinerja
yang diperlukan.

Hal ini dapat tergambar dalam pengertian beberapa ahli seperti di


bawah ini :
 Kurt Lewin berpendapat bahwa "The essence of a group is not
the similarity or dissimilarity of its members but their
interdepence"; "

 W. H. Y. Sprott memberikan pengertian kelompok sebagai


beberapa orang yang bergaul satu dengan yang lain

286
Materi Inti 5 Pengembangan Jejaring Kerja

 H. Smith menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan kelompok


adalah suatu unit yang terdapat beberapa individu, yang
mempunyai kemampuan untuk berbuat dengan kesatuannya
dengan cara dan atas dasar kesatuan persepsi.

 Juni Pranoto berpendapat bahwa yang dinamakan kelompok


adalah sekumpulan dua orarng atau lebih yang satu sarna lain
saling berinteraksi dalam mencapai tujuan bersama.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa yang


dimaksud dengan kelompok adalah suatu unit yang merupakan
sekelompok/sekumpulan dua orang atau lebih yang satu sama lain
saling berinteraksi dalam mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan
secara bersama-sama dalam suatu wadah tertentu.

Dari pengertian itu, maka kelompok memiliki ciri–ciri sebagai berikut

 Keberadaannya memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan


tugas-tugas organisasi atau pekerjaan-pekerjaan yang mungkin
saling berkaitan atau tidak berkaitan sama sekali

 Orang-orang yang ditunjuk oleh organisasi yang bersangkutan


untuk menjalankan peran resmi tertentu yang sudah dirinci
misalnya sebagai Ketua Kloter, Dokter kloter dan lain sebagainya

 Memiliki struktur, hubungan tugas dan hirarkis yang telah


digariskan secara jelas.

Dari pengertian di atas muncul dalam benak kita “apakah kelompok


sama dengan Tim?” Dari beberapa kajian mendalam didapatkan
“Kelompok” belum tentu merupakan “Tim”, namun Tim pasti merupakan
suatu kelompok. Ini berarti bahwa kelompok akan menikmati
keberhasilan yang luar biasa jika menjadi satu kesatuan yang lebih
produktif yang disebut dengan “Tim” yang membentuk jejaring kerja. Tim
lebih merupakan kumpulan orang-orang yang memiliki kebutuhan
tertentu dalam jalinan jejaring kerja. Lalu apakah perbedaan antara

287
Materi Inti 5 Pengembangan Jejaring Kerja

kelompok dengan Tim? Robert B. Maddux dalam bukunya "Team


Building" membedakan ke duanya seperti uraian di bawah ini.

KELOMPOK, cenderung memiliki ciri – ciri sebagai berikut :

a. Anggota menganggap pengelompokan mereka semata-mata


untuk kepentingan administratif. Individu bekerja secara mandiri,
kadang-kadang berbeda tujuan dengan individu yang lainnya
walaupun berada dalam suatu jejaring kerja
b. Anggota cenderung memperhatikan dirinya sendiri karena tidak
dilibatkan dalam penetapan sasaran. Kadang-kadang
pendekatannya hanya sebagai tenaga yang menerima bayaran
untuk menjalankan salah satu fungsi yang terdapat dalam jejaring
kerja
c. Anggota diperintah untuk mengerjakan pekerjaan, bukan diminta
saran untuk mencapai sasaran yang terbaik dan anggota tidak di
dorong untuk ikut ambil bagian dalam pengambilan keputusan
yang terjadi di jejaring kerja
d. Anggota tidak percaya pada motiv rekan-rekan sekerjanya
karena tidak memahami peran anggota lainnya, walaupun
mereka sama-sama dalam suatu jejaring kerja, oleh karena itu
menyatakan pendapat atau menyampaikan kritik dianggap
sebagai upaya memecah belah, karena kurangnya rasa toleransi
dalam pelaksanaan tugas. Sehingga anggota terkadang berada
dalam suatu konflik tanpa mengetahui sebab dan cara
pemecahan masalahnya.

TIM EFEKTIF, merupakan sebuah kelompok dengan ciri-ciri yang dapat


digambarkan sebagai berikut :

a. Anggota menyadari ketergantungan diantara mereka dan


memahami bahwa sasaran pribadi maupun Tim paling baik
dicapai dengan cara saling mendukung. Waktu akan sangat

288
Materi Inti 5 Pengembangan Jejaring Kerja

efektif karena masing-masing sangat memahami dan tidak


mencari keuntungan diatas anggota Tim yang lain;
b. Anggota Tim ikut merasa memiliki pekerjaan dan organisasinya
karena mereka memiliki komitmen terhadap sasaran yang akan
dicapai, oleh karena itu anggota memiliki kontribusi terhadap
keberhasilan organisasi;
c. Anggota bekerja dalam suasana saling percaya dan didorong
untuk mengungkapkan ide, pendapat, ketidak setujuan serta
mencetuskan perasaan secara terbuka. Pertanyaan yang muncul
akan disambut dengan baik, dengan demikian anggota akan
menjalankan komunikasi dengan tulus karena mereka saling
memahami sudut pandang masing-masing
d. Para anggota didorong untuk menambah ketrampilan dan
menerapkannya dalam Tim, mereka menerima dukungan penuh
dari Tim sehingga anggota akan berpartisipasi aktif dalam
pengambilan keputusan yang mempengaruhi Tim. Meskipun
demikian mereka tetap menyadari bahwa keputusan tetap
ditangan pemimpin apabila Tim menemui jalan buntu.
e. Mereka menyadari bahwa konflik dalam Tim merupakan hal yang
wajar, karena dengan konflik merupakan kesempatan bagi
mereka untuk mengembangkan ide dan kreativitas. Apabila
terjadi suatu konflik akan diselesaikan secara konstruktif.

C. Komponen Jejaring Kerja dalam Tim Pelayanan Haji


Tim Pelayanan Haji di kloter merupakan bagian dari Pelayanan Haji
secara keseluruhan, secara skema dapat digambarkan sebagai
berikut:

289
Materi Inti 5 Pengembangan Jejaring Kerja

Ka. Daker

Bidang Pelayanan Bidang Pelayanan Bidang Pelayanan


Bimb. Ibadah D. Umum Kesehatan

Seksi Seksi Apt& Seksi


YanKes Alkes San-Sur
SEKTOR

Seksi Seksi Sub Si Kes


Yanum YanBimDah
 BP Sektor
 Apt. Sektr
 Sansur Sktr

KLOTER
TPP TGC TKR TPK

TPHI TPIHI TKHI

PPIH Indonesia
ROMBONGAN
Embarkasi /
Debarkasi
REGU
Purser

290
Materi Inti 5 Pengembangan Jejaring Kerja

Keberhasilan organisasi kloter ini sangat ditentukan oleh kerjasama


diantara anggota tim kloter dan antara tim kloter dengan jejaring kerja
pelayanan jamaah haji secara keseluruhan. Dalam tim kloter sebagai suatu
tim kerja yang melayani 300 – 445 orang jamaah haji dituntut untuk
bertanggung jawab secara penuh melalui peran dan fungsi : membina,
melindungi dan menghantar jamaah haji selama prosesi ibadah haji.

Oleh karena itu tim ini bukan hanya sebagai “kelompok terbang” semata,
melainkan harus memiliki keterikatan dan interaksi yang harmonis agar
dapat memacu terjadinya perubahan dari “kelompok” menjadi “tim kerja
efektif”. Keterikatan dan interaksi yang harmonis tersebut akan muncul
dalam bentuk keterpaduan pola pikir (way of Thinking), pola emosi dan
motivasi (way of feeling) dan pola tindak (way of Action) (Prajudi
Atmosoedirdjo : 1989).

Adanya keterpaduan pola pikir, pola emosi, motivasi dan persepsi serta
pola tindak, akan memudahkan terjadinya titik temu berbagai keinginan
dan interest tugas sektor/ kementrian masing-masing kedalam tujuan
bersama (common goal), yakni terlayaninya kebutuhan jamaah akan rasa
aman, nyaman, dan kesehatan secara optimal.

Masalah paling rawan dalam organisasi tim kloter adalah apabila keinginan
dan interest individu petugas dalam organisasi tim kloter saling
menganggap dirinya yang paling berkuasa terhadap suatu persoalan yang
muncul atau sebaliknya justru lepas tanggung jawab ketika terjadi
permasalahan. Jika hal ini terjadi maka sebenarnya secara fakta petugas
kloter hanyalah kumpulan beberapa orang yang masing-masing
mempunyai otorita untuk mempertahankan kekuasaan sektor/ kementrian
masing-masing.

Dengan demikian tujuan diadakannya Tim Petugas pendamping Kloter


menjadi sia-sia belaka, karena jamaah haji tidak akan mendapat pelayanan

291
Materi Inti 5 Pengembangan Jejaring Kerja

sebagaimana mestinya. Bahkan lebih jauh yang akan terjadi adalah tiada
hari tanpa protes jamaah sebagai bentuk manifestasi rasa kekecewaannya
terhadap pelayanan petugas dan hal ini sangat merugikan citra bersama.

Untuk mengantisipasi kejadian di atas ada baiknya kita gunakan “tujuh


resep habits” oleh Steven Covey (1997) yang perlu dimiliki oleh individu
yang ingin memiliki keefektifan yang tinggi yaitu:
1) Pro aktif,
2) Mendahulukan yang utama,
3) Selalu memulai dengan tujuan akhir,
4) Pendekatan menang-menang,

5) Berusaha mengerti orang lain sebelum dimengerti oleh orang-orang


lain,
6) Selalu menciptakan sinergi, keterpaduan dan kebersamaan

7) Selalu mengasah dan mengembangkan diri baik fisik, sosial maupun


nilai-nilai.

Dari ketujuh habits tersebut yang menonjolkan adanya Tim adalah


pendekatan menang-menang (win-win), mengerti orang lain dan selalu
bersinergi.

Tidak ada manusia yang sempurna, oleh karena itu manusia perlu
melaksanakan kegiatan bersama secara efektif sehingga pekerjaan akan
berjalan dengan efektif, oleh karena itu diperlukan sebuah Tim yang efektif.
Mengapa ada Tim yang mampu bertahan lama dan ada yang tidak dapat
bertahan lama? Apabila berbicara tentang Tim, maka ada Tim yang dapat
mencapai suatu prestasi yang tinggi, namun juga ada yang hanya bertahan
beberapa hari saja. Untuk itu maka diperlukan suatu usaha bersama
secara optimal untuk menciptakan Tim yang dinamis.

292
Materi Inti 5 Pengembangan Jejaring Kerja

Tim Dinamis adalah Tim yang memiliki kinerja yang sangat tinggi dengan
memanfaatkan segala energi yang ada dalam Tim tersebut untuk
menghasilkan sesuatu. Tim dinamis merupakan Tim yang penuh dengan
rasa percaya diri, Tim yang para anggotanya menyadarikekuatan dan
kelemahannya untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan
bersama.

Untuk mencapai tim dinamis seperti yang diuraikan di atas maka sebaiknya
setiap anggota hendaknya menyadari dan memahami akan manfaat tim
dinamis seperti berikut:

a. Beroperasi secara kreatif


Dalam pelaksanaan kerja Tim Pelayanan Haji memerlukan daya kreatif
dan dinamis untuk menghadapi tugas di Arab Saudi dengan
memperhitungkan resiko yang ada dan selalu mencoba cara berbeda
dalam melakukan sesuatu. Mereka tidak boleh takut menghadapi
kegagalan-kegagalan dan harus selalu mencari-cari peluang untuk
mengimplementasikan kreatifitas untuk menghadapi tantangan sebagai
akibat dari kebijakan pemerintah setempat yang selalu berubah-ubah.

b. Memfokuskan pada hasil


Tim yang dinamis mampu menghasilkan melampaui kemampuan
jumlah individu yang menjadi anggotanya. Para anggota Tim secara
terus menerus memenuhi komitmen waktu, anggaran, produktivitas dan
mutu. "Produktivitas Optimum" merupakan tujuan bersama

c. Memperjelas peran dan tanggungjawab


Peran dan tanggung jawab anggota Tim jelas. Setiap anggota Tim
mengetahui dengan jelas apa yang diharapkan dari dirinya, dan
mengetahui dengan jelas peran temannya dalam Tim. Tim yang dinamis
selalu memperbaharui peran dan tanggungjawab anggotanya sesuai
dengan perubahan tuntutan, sasaran dan teknologi.

293
Materi Inti 5 Pengembangan Jejaring Kerja

d. Diorganisasikan dengan baik .


Tim dinamis menjalankan fungsi-fungsi manajemen dengan baik,
menetapkan prosedur secara jelas serta kebijakan dengan jelas, Tim
juga menginventarisir jenis ketrampilan yang dimiliki oleh para anggota
Timnya.

e. Dibangun diatas kekuatan individu


Kompetensi individu sangat diperhatikan, sehingga pimpinan Tim
memahami betul kekuatan dan kelemahan anggota Timnya. Pimpinan
Tim sangat memperhatikan bagaimana memberdayakan Timnya,
sehingga dalam pemberdayaan disesuaikan dengan kompetensi
masing–masing anggota Tim.

f. Saling mendukung kepemimpinan anggota yang lain


Dalam Tim yang dinamis kepemimpinan dibagi diantara para
anggotanya. Dalam hal ini tidak ada pimpinan yang mutlak. Setiap
anggota Tim memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi Pimpinan
Tim manakala dibutuhkan

g. Mengembangkan iklim Tim yang bersinergi


Tim yang berkinerja tinggi memiliki anggota yang secara antusias
bekerja bersama dengan tingkat keterlibatan dan energi kelompok yang
tinggi (bersinergi).

h. Menyelesaikan ketidak sepakatan


Perbedaan persepsi dan ketidak sepakatan akan terjadi dalam setiap
Tim. Tim dinamis menganggap bahwa konflik merupakan suatu wahana
untuk pembelajaran hal-hal yang lebih positif. Segala konflik akan
diselesaikan dengan pendekatan secara terbuka dengan teknik
kolaborasi.

294
Materi Inti 5 Pengembangan Jejaring Kerja

i. Berkomunikasi secara terbuka


Pembicaraannya secara “asertif” yakni bicara yang lugas, jujur tetapi
tidak melukai pihak lain. Masing-masing anggota kelompok saling
memberi dan menerima saran dari anggota kelompok yang lain,
komunikasi dilakukan secara timbal balik dan selalu berpikir untuk
kepentingan bersama.

j. Membuat keputusan secara obyektif


Dalam pemecahan masalah menggunakan pendekatan yang proaktif.
Keputusan dicapai melalui konsesus. Setiap anggota kelompok
bersedia dan mendukung keputusan tersebut. Anggota kelompok
bebas mengutarakan pendapat dan ide-idenya dan mendukung
rencana yang telah ditetapkan.

k. Mengevaluasi efektifitasnya sendiri


Evaluasi dilaksanakan secara terus menerus dengan tujuan untuk
melihat bagaimanakah pelaksanaan rencana salama ini.
Penyempurnaan dilaksanakan secara berkelanjutan dengan
manajemen proaktif. Apabila muncul masalah kinerja, mereka bisa
segera memecahkannya sebelum berkembang menjadi permasalahan
yang serius

EVALUASI PEMBELAJARAN
1. Apa yang dimaksud dengan jejaring kerja / networking ?

2. Sebutkan prinsip-prinsip dasar dari jejaring kerja?


3. Jelaskan karakteristik tim yang bekerja secara efektif ?
4. Jelaskan komponen dalam jejaring kerja tim pelayanan haji ?
5. Jelaskan manfaat dari tim dinamis ?

295
Materi Inti 5 Pengembangan Jejaring Kerja

POKOK BAHASAN 3
Penyelesaian Konflik Dalam Tim Jejaring
Kerja
A. Penyebab Terjadinya Konflik dalam Tim Jejaring Kerja

Dalam suatu Tim Jejaring Kerja yang berinteraksi satu sama lain dalam
mencapai tujuannya hampir selalu mengalami perbedaan pendapat.
Perbedaan Pendapat yang berlarut-larut akan menyebabkan konflik.
Anggota Tim perlu memahami bahwa konflik atau ketidak-sepakatan
adalah sesuatu yang tidak bisa dihindarkan dan tidak memiliki sifat baik
atau buruk (konflik bersifat netral). Konflik akan menghancurkan kemajuan
Tim jika dibiarkan atau tidak dkelola dengan baik. Tetapi konflik juga dapat
mengarah pada pengambilan keputusan yang baik jika dikelola secara
efektif. Hasil dari suatu konflik sangat tergantung pada bagaimana Tim
mengelolanya.

Lalu apa sebanarnya yang dimaksud dengan konflik ? Isyarat apakah yang
merupakan gejala konflik dalam suatu Tim? Bagaimana konflik merebak
dan bagaimanakah respon terhadap konflik? Dalam uraian di bawah ini
akan membahas hal tersebut. Kata konflik menimbulkan kesan tidak
menyenangkan. Reaksi kita pada umumnya adalah negatif. Pada
umumnya konflik merupakan bahaya dan menyakiti perasaan orang lain.
Kita cenderung menghubungkan konflik dengan kekerasan, krisis,
perkelahian, perang, kalah, menang, kehilangan kendali dan lain
sebagainya.

Konflik selalu melibatkan dua orang atau lebih (perorangan atau kelompok)
yang terjadi apabila salah satu pihak merasa kepentingannya dihalang-
halangi atau akan dihalang-halangi. Selanjutnya Hanmer dan Hogan
dalam bukunya How to Manage Conflik mengatakan bahwa yang
dimaksud dengan konflik adalah segala macam bentuk pertikaian yang
terjadi dalam organisasi, baik antara individu dengan individu, individu
dengan kelompok maupun antar kelompok yang bersifat antagonis.

296
Materi Inti 5 Pengembangan Jejaring Kerja

Dari pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa konflik terkait


dengan “persepsi” pihak yang bersangkutan yang merasa kepentingannya
dihalang-halangi atau akan dihalang-halangi, terlepas dari ada atau tidak
ada halangan tersebut secara nyata. Apabila konflik ini kita biarkan maka
akan menghancurkan kemajuan Tim, tetapi konflik juga dapat
mengarahkan pada pengambilan keputusan yang baik bila dikelola dengan
baik dan tepat.

Menurut Bolton dalam bukunya “Manajemen Konflik” sumber-sumber yang


biasanya dapat memicu terjadinya konflik diantaranya sebagai berikut :

 Menghalangi pencapaian sasaran perorangan;


 Kehilangan status;
 Kehilangan otonomi atau kekuasaan;
 Kehilangan Sumber-sumber;
 Merasa diperlakukan tidak adil;
 Mengancam nilai dan norma;
 Perbedaan persepsi
 dan lain-lainnya.

Hasil dari suatu konflik tergantung pada bagaimana mengelolanya. Untuk


itu perlu mengenali isyarat – isyarat adanya konflik tersebut secara dini
sebagai berikut :

 Anggota Tim memberikan komentar dan saran dengan penuh


emosi.
 Anggota Tim menyerang gagasan orang lain sebelum gagasan
tersebut dijelaskan secara tuntas.
 Anggota Tim saling menuduh bahwa mereka tidak memahami
masalah yang sebenamya.
 Anggota Tim selalu menolak untuk berkompromi.
 Anggota Tim saling menyerang secara langsung pada pribadinya.
 Suasana yang terbangun mengarah pada tindakan bermusuhan:
 Anggota Tim memasuki permainan menang kalah.
 Mereka lebih senang memenangkan kemenangan pribadi dari

297
Materi Inti 5 Pengembangan Jejaring Kerja

pada memecahkan masalah.


 Suasana yang ditonjolkan pihak yang sedang berkonflik
masing-masing memegang teguh pada posisinya (I’m in my
position) sehinggamempersempit celah komunikasi dan
membatasi keterlibatan yang lain. Anggota Tim tidak melihat
perlunya mencapai tujuan yang menguntungkan, mereka
bersikukuh dan berdiri teguh pada posisinya.

B. Langkah Penyelesaian Konflik Tim Jejaring Kerja

Adanya konflik didalam tim jejaring kerja adalah suatu hal keniscayaan
yang kemungkinan besar terjadi di kloter, sehingga ada beberapa cara
untuk menyelesaikannya, seperti melakukan negosiasi, mediasi,
kompromi, konsiliasi maupun konsolidasi.

 Negoisasi adalah komunikasi dua arah dirancang untuk mencapai


kesepakatan pada saat kedua belah pihak memiliki berbagai
kepentingan yang sama atau berbeda.

 Mediasi berarti menengahi atau penyelesaian sengketa melalui


penengah (mediator). Dengan demikian sistem mediasi, mencari
penyelesaian sengketa melalui mediator (penengah).

 Kompromi, yaitu mencari jalan tengah yang dicapai oleh pihak-pihak


yang terlibat di dalam konflik.

 Konsiliasi, yaitu usaha untuk mempertemukan keinginan pihak-pihak


yang berselisih sehingga tercapai persetujuan bersama.

 Konsolidasi (concilidation), dapat diartikan sebagai pendamai atau


lembaga pendamai.

Agar konflik tidak menghasilkan kondisi yang merugikan tim secara


keseluruhan, maka konflik perlu di tangani secara benar dengan langkah-
langkah sebagai berikut :

298
Materi Inti 5 Pengembangan Jejaring Kerja

LANGKAH – LANGKAH MENYELESAIKAN KONFLIK

Mengakui adanya
konflik yg sedang Mengidentifikasi
berkembang konflik yang
sebenarnya

Dikaji bersama Mendengarkan


untuk mencari dng serius dari
penyelesaian berbagai sudut
pandang

Kesepakatan dan Jadwalkan sesi


tgg jawab unt. khusus untuk
Menemukan solusi menyelesaikannya

299
Materi Inti 5 Pengembangan Jejaring Kerja

Langkah 1: Mengakui adanya konflik.

Langkah ini merupakan langkah awal untuk penyelesaian konflik, tanpa


ada yang mengakui adanya suatu konflik maka masalah tidak akan
terpecahkan. Tim yang dinamis akan membahas konflik secara dini karena
kearifan dari semua pihak sangat diperlukan.

Langkah 2 : Mengidentifikasi konflik secara benar.

Langkah ini dalam kegiatan penelitian sering disebut dangan identifikasi


masalah. Kegiatan ini sangat diperlukan dan memerlukan keahlian khusus.
Mengapa demikian ? Konflik dapat muncul dari akar masalah, tetapi juga
karena masalah emosi. Oleh karena itu perlu memilah antara masalah inti
dangan masalah emosional. Masalah inti adalah masalah yang mendasari
suatu konflik (misalnya ketidak sepakatan adanya tugas) sedangkan isu
emosional merupakan masalah yang akan memperumit masalah tersebut.
Misalnya salah satu anggota Tim mendapat tugas yang sangat penting
(masalah inti), orang lain merasa tersinggung (masalah emosional), Untuk
hal ini maka hendaknya kita "mengatasi masalah yang inti” terlebih dahulu.

Langkah 3: Dengar semua pendapat.

Lakukan kegiatan sumbang saran. Libatkan mereka yang terlibat dalam


konflik untuk megungkapkan pendapatnya, hindarilah pendapat benar dan
salah. Bahas juga mengenai dampak konflik terhadap Tim serta kinerja
Tim. Fokuskan pembicaraan pada fakta dan perilaku bukan pada perasaan
atau unsur pribadi. Hindari mencari-cari kesalahan orang lain, tetapi
temukan mana yang terbaik jika dipandang dari sisi positif.

Langkah 4:Bersama-sama mencari cara menyelesaikan konflik

Kegiatan ini dilakukan melalui diskusi terbuka sangat diharapkan. Karena


dengan diskusi terbuka dapat memperluas informasi dan alternatif serta
dapat mengarahkaan pada rasa percaya dan hubungan yang sehat

300
Materi Inti 5 Pengembangan Jejaring Kerja

diantara yang terlibat konflik. Dalam Tim yang efektif tidak seluruh anggota
kelompok menyukai satu sama lain, tetapi yang utama adalah mampu
bekerja sarna secara efektif.
Langkah 5 : Mendapatkan kesepakatan dan tanggung jawab
untuk menemukan solusi.

Memaksakan kesepakatan akan berakibat fatal. Oleh karena itu doronglah


mereka untuk bekerjasama memecahkan permasalahan secara jitu.
Buatlah semua anggota Tim senang terhadap solusi yang dihasilkan. Oleh
karena itu solusi harus diusahakan secara bersama-sama. Salah satu cara
yang disarankan agar orang lain menerima saran yang diajukan adalah
memposisikan dirinya pada peran orang lain, dengan kata lain setiap
anggota mempresentasikan pendapat orang lain.

Langkah 6: Menjadwal sesi tindak lanjut untuk mengkaji solusi.

Pemberian tanggung jawab untuk melaksanakan komitmen sangat


dihargai oleh anggota Tim. Mengkaji resolusi sangat diperlukan untuk
mengetahui tingkat keefektifan resolusi yang telah diberikan.

Gaya Tanggapan seseorang terhadap Konflik

Tidak setiap orang merespon adanya konflik dengan cara yang sama,
respon-respon tersebut antara lain :
1. Konfrontasi agresif,
2. Melakukan manufer negatif,
3. Penundaan terus menerus serta

4. Bertempur secara pasif.


Namun terkadang ada pula anggota Tim meresponnya dari segi positif dan
apabila hal ini yang terjadi maka pemecahan konflik mengarah ke hal yang
positif. Dengan demikian konflik yang terjadi harus diarahkan dengan
menggunakan energi secara sehat dan langsung untuk memecahkan
masalah, dengan kata lain tidak ada reaksi secara emosional, melakukan

301
Materi Inti 5 Pengembangan Jejaring Kerja

upaya dengan menanggapi nya secara rasional. Respon yang tepat ini
akan memperkuat Tim kerja dan melancarkan jalan untuk mengatasi
konfllk.

Konflik yang gagal dikelola dengan baik maka akan berdampak terhadap
keefektifan suatu Tim sehingga produktivitas Tim akan menurun.
Sebaliknya konflik akan menjadi sehat apa bila pihak-pihak yang terlibat
mau menjajaki ide-ide baru, menguji posisi dan keyakinan mereka serta
memperluas wawasan imajinasi mereka. Konflik yang ditangani secara
“konstruktif” akan merangsang anggota Tim lebih kreatif sehingga akan
memperoleh hasil yang terbaik.

Oleh karena itu setiap anggota Tim dalam menghadapi suatu konflik
menurut Robert B. Maddux dalam bukunya Team Building
mengklasifikasikan ke dalam 5 (lima) gaya tanggapan sebagai berikut:

GAYA TANGGAPAN SESEORANG TERHADAP KONFLIK YANG


TERJADI DALAM TIM KERJANYA

GAYA CIRI PERILAKU ALASAN PENYESUAIAN

 Tidak mau  Perbedaan yang ada terlalu


berkonfrontasi. kecil atau terlalu besar untuk
diselesaikan.
 Mengabaikan atau
Menghindar

melewatkan pokok  Usaha penyelesaian mungkin


permasalahan. mengakibatkan rusaknya
hubungan atau justru
 Menyangkal bahwa
menciptakan masalah yang
hal tersebut
lebih kompleks
merupakan
masalah

302
Materi Inti 5 Pengembangan Jejaring Kerja

GAYA CIRI PERILAKU ALASAN PENYESUAIAN


Mengakomodasi  Bersikap Tidak sepadan risikonya, jika
menyetujui dan mengambil resiko justru akan
tidak agresif merusak hubungan dan
menimbulkan ketidak-selarasan
 Kooperatif bahkan
secara keseluruhan
terkadang dengan
mengorbankan
keinginan priadi.

 Konfrontatif,  Pihak yang kuat akan menang.


Menang/Kalah

menuntut dan
 Harus membuktikan
agresif
superioritas
 Harus menang
 Paling benar secara etis dan
dengan cara
profesi.
apapun.

 Mementingkan  Tidak ada ide perorangan


pencapaian yang sempurna.
sasaran utama
 Seharusnya ada lebih dari
Kompromi

semua pihak serta


satu cara yang baik dalam
memelihara
melakukan sesuatu.
hubungan baik.
 Anda harus barkorban untuk
 Agresif namun
dapat menerima.
kooperatif

303
Materi Inti 5 Pengembangan Jejaring Kerja

GAYA CIRI PERILAKU ALASAN PENYESUAIAN

Penyelesaian Masalah  Kebutuhan kedua Jika pihak-pihak yang terlibat mau


belah pihak adalah membicarakan secara terbuka
(Kolaborasi win-win)

sah dan penting. pokok permasalahannya,


biasanya solusi yang saling
 Penghargaan yang
menguntungkan dapat ditemukan
tinggi terhadap
tanpa satu pihakpun merasa
sikap saling
dirugikan.
mendukung.
 Tegas dan
kooperatif

Untuk menyelesaikan konflik maka diperlukan usaha-usaha yang dilakukan


untuk menghilangkan konflik dengan cara mencari kesepakatan antara pihak-
pihak yang terlibat didalam konflik tersebut.

EVALUASI PEMBELAJARAN:
1. Sebutkan sumber-sumber yang dapat memicu terjadinya konflik ?
2. Sebutkan cara-cara menyelesaikan konflik dan jelaskan maksudnya ?
3. Jelaskan langkah-langkah menyelesaikan konflik ?

4. Jelaskan gaya tanggapan seseorang terhadap konflik, ciri perilaku dan


alasan penyesuaiannya ?

304
Materi Inti 5 Pengembangan Jejaring Kerja

POKOK BAHASAN 4.
Pola pikir Dalam Membangun Komitmen Tim
Jejaring Kerja

A. Konsep Dasar Pola pikir

Pola pikir erat kaitannya dengan proses berpikir, berpikir adalah suatu
kegiatan mental yang melibatkan kinerja otak (Alek sobur, 2003). Di dalam
berpikir setiap individu menggunakan pola-pola pikir tertentu. Pola pikir
adalah pola -pola dominan yang menjadi acuan utama seseorang untuk
bertindak (Workshop Pengembangan Jati Diri dan Pola Pikir Bagi para
pejabat struktural dan Fungsional, 2003).

Pola-pola yang dominan ini cenderung menetap dalam pikiran bawah


sadar seseorang (mind setting, LPCD, 2005). Pikiran bawah sadar
menurut Mel sandy dalam bukunya The piece of mind dikatakan bahwa
pikiran bawah sadar adalah gudang dimana seluruh informasi tersimpan.
Seluruh informasi, kejadian dan fenomena yang pernah ditangkap melalui
5 indera akan menjadi pengalaman-pengalaman dalam hidup yang
direkam secara permanen pada pikiran bawah sadar. Pengalaman yang
direkam dalam pikiran bawah sadar inilah yang membentuk pola pikir
seseorang. Rekaman bawah sadar yang terekam dalam pikiran bawah
sadar seseorang ini dapat bersifat positif dan juga negatif. Penting bagi
setiap orang untuk menghindari pemikiran yang negatif, karena pemikiran
negatif tidak akan membawa kita kemana-mana, melainkan hanya diam
ditempat. Berbeda dengan orang yang memiliki pola pikir positif, biasanya
mereka hidup dalam kebahagiaan dan mendapatkan apa yang mereka
inginkan.

Pola pikir seseorang akan nampak ketika yang bersangkutan merespon,


menanggapi dan bertindak tentang kejadian/ fenomena yang tengah

305
Materi Inti 5 Pengembangan Jejaring Kerja

dihadapi. Dengan demikian karakter, kebiasaan dan value/ norma yang


ditampilkan saat ini merupakan cerminan rekaman atau “file” yang sudah
ada di dalam pikirannya. Lebih lanjut jika ingin mempunyai pola pikir yang
ideal maka ketika menghadapi suatu kejadian/ fenomena tertentu
sebaiknya apa yang dipikirkan jangan selalu ditanggapi dengan
menggunakan rekaman/ file yang sudah ada di pikiran kita, karena dapat
melahirkan “asumsi”. Untuk dapat memiliki pola pikir yang ideal sebaiknya
setiap menghadapi kejadian/ fenomena tetentu maka yang harus kita
lakukan adalah menelaah lebih lanjut, apa yang sebenarnya terjadi (?). Hal
ini untuk menghindari “asumsi” yang belum tentu kejadian / fenomena itu
sama dengan yang ada di pikiran bawah sadar yang telah kita miliki selama
ini.

Dengan demikian pola pikir yang “ideal” adalah apa yang kita pikirkan
dalam menanggapi suatu kejadian/ fenomena “sesuai” dengan kenyataan
atau minimal “mendekati” kenyataan.

Pola pikir ideal ini merupakan pondasi dalam membangun komitmen tim
jejaring, karena jika pola pikir yang digunakan tidak ideal atau terlalu
banyak menggunakan asumsi, maka komitmen tim dalam jejaring kerja
tidak akan terbentuk secara optimal. Sedangkan proses terbentuknya pola
pikir secara umum dapat dibedakan 3 (tiga) proses yaitu:

1. Bersumber dari keturunan secara genetika.


Seorang anak pasti mewarisi watak dari kedua orang tuanya, dan
terkadang dominan ke salah satunya saja, contoh normal anak lelaki akan
mewarisi cara berpikir ayahnya yang mampu bekerja keras dan
bertanggung jawab terhadap keluarga. Sedangkan anak perempuan
biasanya mewarisi cara berpikir ibunya yang lembut dan penuh dengan
kasih serta mengatur rumah. Namun demikian adakalanya terjadi
penyimpangan, hal ini dapat dikarenakan adanya keadaan yang tidak
normal baik secara fisik dan psikologis. Kejadian-kejadian yang bertubi-tubi
dan dalam jangka waktu lama secara intens dapat membentuk pola pikir
yang menyimpang, misalkan anak lelaki berkarakter seperti perempuan

306
Materi Inti 5 Pengembangan Jejaring Kerja

atau sebaliknya. Hal ini dikenal dengan proses “imprint”, yakni peristiwa
masa lalu yang sangat membekas.

2. Bersumber dari proses “penanaman” (imprint).


Terbentuknya pola pikir melalui proses “imprint” (penanaman) adalah satu
reaksi tingkah laku yg diperoleh orang selama usia masih sangat muda
dalam kehidupan dan berlangsung sangat intens dan bahkan “traumatis”
dapat bersifat positif dan negatif (International Thinking Training &
Consultancy, Mind Setting). Pola pikir yang dibentuk secara proses imprint
ini dapat berubah ketika individu yang bersangkutan menghendaki dan
tumbuh dalam lingkungan yang sesuai.

3. Bersumber dari proses sosial.


Pola pikir yang tebentuk karena pengaruh lingkungan yang
berlangsung terstruktur dan berlangsung lama. Individu ini dibentuk
oleh lingkungan tanpa disadarinya bahkan pelan-pelan dalam dirinya
telah melekat kebiasaan ini menjadi value/ norma bahkan menjadi
budaya yang harus di yakini kebenarannya. Pola pikir yang bersumber
dari proses sosial ini relatif sulit dirubah, walaupun yang bersangkutan
ingin merubahnya.

B. Pengembangan Pola pikir Komitmen Tim Jejaring Kerja


Manusia pada umumnya dalam melakukan sesuatu pasti lebih dulu karena
didorong oleh pola berfikirnya. Jadi pola pikirlah orang tersebut yang
menggerakkan, mendorong atau yang menjadi landasan mengapa
seseorang melakukan sesuatu. Itulah sebabnya kalau kita hendak
melarang seseorang untuk tidak melakukan suatu hal atau sebaliknya
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu maka hal pertama yang
harus dipengaruhi lebih dulu adalah pola pikirnya, jalan pikirannya yang
diubah dulu.

307
Materi Inti 5 Pengembangan Jejaring Kerja

Kita bisa saja melarang seseorang untuk tidak melakukan sesuatu atau
mendorong seseorang melakukan sesuatu tetapi jika tanpa merubah pola
pikirnya lebih dulu maka tidak akan menghasilkan suatu perubahan hasil
yang permanen atau perubahan yang berarti. Kalau kita ingin merubah
perilaku seseorang dengan hasil yang lebih permanen atau lebih berarti
maka yang harus dipengaruhi pertama kali adalah pola pikirnya.

Komitmen merupakan sikap kesediaan diri untuk memegang teguh


kesepakatan serta kemauan untuk mengerahkan seluruh usaha dalam
melaksanakan tugas. Komitmen tim tidak akan tumbuh dengan sendirinya,
ada hubungan signifikan antara pola pikir dengan komitmen tim kerja
(Robbins & Judge 2007).

Munandar (2004), komitmen tim dalam organisasi adalah sifat hubungan


seorang individu dengan organisasi dengan memperlihatkan ciri-ciri
sebagai berikut:
 Menerima nilai-nilai dan tujuan organisasi
 Mempunyai keinginan berbuat untuk organisasinya
 Mempunyai keinginan yang kuat untuk tetap bersama dengan
organisasinya

Sedangkan Lawrence (1998) mengatakan bahwa untuk memunculkan


komitmen tim dalam jalinan jejaring kerja membutuhkan pola pikir yang
sesuai sebagai persyaratan kondisi tertentu. Jika pola pikir yang digunakan
masih bertumpu pada pola pikir masing-masing tanpa mau beranjak dari
kondisi semula (I am in my position) komitmen yang terbangun hanya
sebatas formalitas saja.

Untuk itu 6 (enam) kondisi di bawah ini harus diciptakan secara sungguh-
sungguh agar komitmen tim jejaring kerja dapat terwujud senyatanya.

308
Materi Inti 5 Pengembangan Jejaring Kerja

1. Valid information :
Untuk dapat menumbuhkan komitmen tim jejaring kerja secara
nyatapada proses kegiatan jejaring harus tersedia informasi yang valid.
Informasi yang valid harus dipandang sebagai sesuatu yang bernilai
tinggi karena sebagai bahan pengambilan keputusan tim.
Komitmen tim jejaring kerja akan rendah atau sulit terbentuk secara
optimal jika terkait dengan informasi terjadi hal-hal seperti di bawah ini:
 Informasi diragukan kebenarannya
 Informasi tidak lengkap / kurang
 Informasi dari sumber yang tidak jelas
 Informasi membingungkan
 Informasi sulit diperoleh/ hanya dikuasai pihak tertentu/
disembunyikan
 Informasi yang terlambat/ kedaluwarsa

2. Choice :
Untuk dapat memunculkan komitmen tim jejaring kerja, setiap
anggota tim diberi ruang untuk menentukan pilihan. Ruang pilihan
yang disediakan dapat dimanfaatkan oleh anggota/ unit
kerjasepanjang pilihan itu dapat dipertanggung-jawabkan latar
belakangnya dan masih dalam kerangka keutuhan dan demi
kemajuan tim jejaring kerja. Perlu disadari bersama walaupun dalam
tim jejaring kerja memerlukan kebersamaan, namun karakteristik
individu atau karakteristik mitra jejaring masih terdapat perbedaan
terutama yang menyangkut spesifikasi pekerjaan/ tugas dan
fungsinya. Untuk itu ruang pilihan untuk berbeda tetap masih
diperlukan sepanjang masih dalam koridor kesepakatan bersama.

Komitmen tim jejaring kerja akan rendah atau sulit terbentuk secara
optimal jika terkait dengan kebebasan pilihan terjadi hal-hal seperti di
bawah ini :
 Semua serba keharusan [ paksaan ]

 Tidak tersedia alternatif pilihan

309
Materi Inti 5 Pengembangan Jejaring Kerja

 Segala sesuatu ditetapkan oleh pihak lain

 Tidak bekerja sesuai dengan bakat dan minat

 Sulit mengembangkan potensi diri

 Semua serba kaku tanpa fleksibilitas

 Keseragaman menjadi tujuan utama

 Tidak mampu menerima perbedaan

 Kreativitas tidak diberi peluang berkembang

 Pengawasan menjadi metoda utama

 Melakukan kesalahan sangat ditakuti

3. Trust :
Dalam tim jejaring kerja harus berkembang budaya saling dapat
dipercaya dan saling dapat mempercayai. Saling mempercayai
sesama anggota tim akan memunculkan rasa senasib
sepenanggungan. Hal ini dibutuhkan karena dalam tim jejaring kerja
terdiri dari berbagai macam unit kerja yang memiliki tugas pokok dan
fungsi yang beraneka ragam yang memerlukan sumber daya yang
berbeda-beda. Dalam kaitan ini komitmen akan terwujud jika
masing-masing anggota tim/ mitra jejaring kerja saling mempercayai
terutama dalam hal penggunaan sumberdaya, durasi waktu yang
dibutuhkan, tingkat kesulitan pelaksaan tugas dsb.

Komitmen tim jejaring kerja akan rendah atau sulit terbentuk secara
optimal jika yang terkait dengan kepercayaan terjadi hal-hal seperti
di bawah ini :
 Semua pihak saling tidak mempercayai

 Semua pihak tidak dapat dipercaya

 Berkembangnya suasana saling curiga

310
Materi Inti 5 Pengembangan Jejaring Kerja

 Semua tidak menghargai kepercayaan yang diberikan oleh


orang lain

 Kejujuran bukan lagi merupakan nilai bersama yang dijunjung


tinggi

 Berkembangnya kebiasaan saling menuduh dan memfitnah

4. Openness :
Keterbukaan sesama anggota tim jejaring kerja menjadi persyaratan
mutlak jika yang diharapkan adanya komitmen yang utuh, karena
tanpa keterbukaan diantara anggota tim maka komitmen tidak
terwujud secara baik. Keterbukaan yang dapat mengeratkan rasa
komitmen terutama dalam hal ketersediaan sumber daya (tenaga,
biaya, sarana). Jika dalam proses kegiatan jejaring kerja tidak terjadi
saling tolong-menolong, tidak saling peduli, tidak saling mengakui
kelemahan/ kelebihan, maka sesungguhnya komitmen yang ada
hanyalah sebatas formalitas saja.

Komitmen tim jejaring kerja akan rendah atau sulit terbentuk secara
optimal jika yang terkait dengan keterbukaan terjadi hal-hal seperti
di bawah ini :
 Tidak ada suasana saling memberi / menerima

 Tidak ada suasana saling peduli & menolong

 Tidak ada toleransi, merasa diri paling mampu/ benar

 Tidak mampu mengakui kelebihan pihak lain

 Tidak mau mengakui kelemahan diri sendiri

 Tidak siap untuk selalu belajar dan berubah

5. Responsibility :
Dalam komitmen tim jejaring kerja masing-masing anggota harus
diberi tanggung jawab yang jelas, spesifik dan terukur. Pemberian
tanggung jawab ini berkaitan erat dengan wewenangnya dalam

311
Materi Inti 5 Pengembangan Jejaring Kerja

sebuah tim. Dalam jalinan jejaring kerja yang sering terjadi unit kerja
anggota tim hanya dituntut pertanggung-jawaban saja tanpa
diberikan wewenang termasuk delegasi otoritas. Atau terkadang
sebaliknya hanya diberi wewenang tetapi pertanggung-jawabannya
tidak pernah dinilai, alias boleh melakukan semau-maunya sendiri,
sehingga komitmen yang bersangkutan lambat laun akan terkikis/
luntur

Komitmen tim jejaring kerja akan rendah atau sulit terbentuk secara
optimal jika yang terkait dengan wewenang dan tanggung jawab
terjadi hal-hal seperti di bawah ini :
1. Tidak diberi tanggung jawab sama sekali
2. Tanggung jawab yang diterimanya tidak jelas
3. Tidak diberi wewenang sesuai tanggung jawab
4. Tidak dimintai pertanggungjawaban kerja
5. Tidak ditentukan ukuran keberhasilan kinerja
6. Tidak dikembangkan budaya tanggung jawab
7. Tanggung jawab hanya kewajiban pemimpin

8. Tidak ada perhargaan terhadap hasil tanggung jawab


seseorang

6. Involvement :
Setiap anggota tim jejaring kerja harus dilibatkan secara total pada
seluruh proses kegiatan tim, sekecil apapun kegiatan itu. Pelibatan
total setiap anggota tim jejaring ini sangat berpengaruh pada derajat
komitmen yang berhasil dibangun, karena semakin sedikit pelibatan
anggota tim jejaring akan semakin rendah derajat komitmen yang
dilakukan oleh yang bersangkutan. Pelibatan seluruh anggota/ unit
jejaring harus dilakukan sedini mungkin mulai dari perencanaan
sampai dengan evaluasi hasil kerja. Setiap persoalan yang muncul
walaupun hanya menyagkut salah satu unit kerja anggota jejaring

312
Materi Inti 5 Pengembangan Jejaring Kerja

sebaiknya menjadi area bersama untuk mencari solusi dan


pengambilan keputusan. Seluruh anggota/ unit jejaring kerja
mempunyai kesempatan untuk berperan secara seimbang karena
pelibatan inilah sebenarnya yang membuat perekat dalam menjaga
komitmen tim jejaring kerja.

Komitmen tim jejaring kerja akan rendah atau sulit terbentuk secara
optimal jika yang terkait dengan keterlibatan terjadi hal-hal seperti di
bawah ini :
 Keputusan ditentukan oleh pemimpin sendiri

 Tidak semua tahapan proses melibatkan anggota tim

 Anggota tim hanya dilibatkan dalam pelaksanaan saja

 Tidak dikembangkan budaya partisipatif

 Banyak anggota tim hanya menunggu secara pasif

 Anggota tim tidak diberi peluang untuk sumbang saran (buah


pikiran)

Pola Pikir atau mindset adalah sekumpulan kepercayaan (belief) atau cara
berpikir yang mempengaruhi perilaku dan sikap seseorang, yang akhirnya
akan menentukan level keberhasilan hidupnya. (Adi W. Gunawan dalam
Yoga, 2008). Bahwa belief menentukan cara berpikir, berkomunikasi dan
bertindak seseorang. Dengan demikian jika ingin mengubah pola pikir,
yang harus diubah adalah belief atau kumpulan belief.

EVALUASI PEMBELAJARAN :
1. Apa yang dimaksud dengan pola pikir ?
2. Sebutkan proses terbentuknya pola pikir secara umum ?

3. Bagaimana caranya mengembangkan pola pikir komitmen tim


jejaring kerja ?

313
Materi Inti 5 Pengembangan Jejaring Kerja

DAFTAR PUSTAKA
1. Kemenkes RI, 2014. Bahan Bacaan Peserta Pelatihan Tim
Kesehatan Haji.
2. Hardjana AM. komunkasi Intrapersonal dan Interpersonal. Jakarta:
Kanisius. 2001.
3. Lawrence, Human Capital, Sidney, 1998.
4. LAN-RI, Membangun Tim Efektif, , Jakarta, 2010.
5. LAN-RI, Pola Pikir PNS, Jakarta, 2010

314

Anda mungkin juga menyukai