URAIAN MATERI
POKOK BAHASAN
Jejaring Kerja Pelayanan Kesehatan Haji
279
Materi Inti 5 Pengembangan Jejaring Kerja
280
Materi Inti 5 Pengembangan Jejaring Kerja
2.e. TKHD
Tenaga ini ditetapkan oleh Bupati / Walikota kepala daerah kabupaten
/ kota untuk membantu petugas kloter lainnya dalam bidang pelayanan
kesehatan agar Jemaah haji dapat sehat dalam melaksanakan ibadah
hajinya.
3.a. TPP
Tim promotif preventif, merupakan tenaga PPIH yang bertugas di Arab
Saudi yang melakukan tugas promotif dan preventif kepada Jemaah haji
dengan berkoordinasi dan berkolaborasi dengan TPHI / TKHI
3.b. TGC
Tim Gerak Cepat, merupakan tenaga PPIH yang bertugas di Arab Saudi
yang melakukan tindakan P3K kepada Jemaah haji melalui kerjasama
dengan TKHI
3.c. TKR
Tim Kuratif dan Rehabilitatif, merupakan tenaga PPIH yang bertugas di
Arab Saudi pada KKHI (Kantor Kesehatan Haji Indonesia) baik di Mekah
maupun Madinah untuk melayani pengobatan Jemaah haji yang sakit.
3.d. TPK
Tim pendamping kesehatan, merupakan tenaga pendukung kesehatan
yang di rekrut oleh Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan yang
bertugas untuk mendukung kelancaran operasional pelayanan kesehatan
bagi Jemaah haji di arab Saudi.
4. Petugas RS Arab Saudi
Petugas yang berada dan bekerja di RS Arab Saudi dengan tugas
memberikan pelayanan kesehatan kepada Jemaah haji yang dirujuk ke RS
nya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan lebih lanjut.
5. Petugas PPIH Embarkasi / Debarkasi
Petugas PPIH embarkasi / debarkasi, merupakan petugas PPIH yang
berada dan bekerja di Indonesia baik pada saat keberangkatan
(embarkasi) maupun pada saat kepulangan (debarkasi) yang bertugas
memberikan pelayanan kesehatan bagi jemaah haji untuk kelancaran
proses perjalanan ibadah hajinya.
281
Materi Inti 5 Pengembangan Jejaring Kerja
EVALUASI PEMBELAJARAN:
1. Sebutkan yang termasuk kedalam petugas kloter ?
2. Apa yang dimaksud dengan Purser ?
3. Siapakah petugas PPIH embarkasi / debarkasi ?
282
Materi Inti 5 Pengembangan Jejaring Kerja
POKOK BAHASAN 2
Tim Jejaring Kerja Pelayanan Haji Yang
Efektif
Jejaring Kerja adalah seni berkomunikasi satu sama lain, berbagi ide,
informasi dan sumber daya untuk meraih kesuksesan individu ataupun
kelompok. “networking is a process of getting together to get ahead. It is
the building of mutually beneficial relationship”. Networking adalah
proses kebersamaan. Selain itu networking merupakan jalinan
hubungan yang bermanfaat dan saling menguntungkan. Secara garis
besar dalam membangun Networking (jejaring kerja) haruslah
berlandaskan prinsip saling menguntungkan dan menjalin komunikasi
dua arah.
283
Materi Inti 5 Pengembangan Jejaring Kerja
3. Saling Menguntungkan
Asas saling menguntungkan merupakan pondasi yang kuat dalam
membanguntim jejaring. Jika dalam berjejaring ada salah satu pihak
yang merasa dirugikan ataupun merasa tidak mendapat manfaat
lebih, maka akan mengganggu keharmonisan dalam kerja sama tim.
Antara pihak yang berjejaring harus saling memberi kontribusi sesuai
peran masing-masing dan harus saling merasa diuntungkan dengan
adanya jalinan jejaring yang menjadi sebuah tim kerja
284
Materi Inti 5 Pengembangan Jejaring Kerja
5. Komunikasi Dialogis
Komunikasi timbal balik dilaksanakan secara dialogis atas dasar
saling menghargai satu sama lainnya. Komunikasi dialogis
merupakan pondasi dalam membangun kerjasama dalam tim
jejaring. Tanpa komunikasi dialogis akan terjadi dominasi pihak yang
satu terhadap pihak yang lainnya yang pada akhirnya dapat merusak
tim jejaring yang sudah dibangun.
285
Materi Inti 5 Pengembangan Jejaring Kerja
286
Materi Inti 5 Pengembangan Jejaring Kerja
287
Materi Inti 5 Pengembangan Jejaring Kerja
288
Materi Inti 5 Pengembangan Jejaring Kerja
289
Materi Inti 5 Pengembangan Jejaring Kerja
Ka. Daker
KLOTER
TPP TGC TKR TPK
PPIH Indonesia
ROMBONGAN
Embarkasi /
Debarkasi
REGU
Purser
290
Materi Inti 5 Pengembangan Jejaring Kerja
Oleh karena itu tim ini bukan hanya sebagai “kelompok terbang” semata,
melainkan harus memiliki keterikatan dan interaksi yang harmonis agar
dapat memacu terjadinya perubahan dari “kelompok” menjadi “tim kerja
efektif”. Keterikatan dan interaksi yang harmonis tersebut akan muncul
dalam bentuk keterpaduan pola pikir (way of Thinking), pola emosi dan
motivasi (way of feeling) dan pola tindak (way of Action) (Prajudi
Atmosoedirdjo : 1989).
Adanya keterpaduan pola pikir, pola emosi, motivasi dan persepsi serta
pola tindak, akan memudahkan terjadinya titik temu berbagai keinginan
dan interest tugas sektor/ kementrian masing-masing kedalam tujuan
bersama (common goal), yakni terlayaninya kebutuhan jamaah akan rasa
aman, nyaman, dan kesehatan secara optimal.
Masalah paling rawan dalam organisasi tim kloter adalah apabila keinginan
dan interest individu petugas dalam organisasi tim kloter saling
menganggap dirinya yang paling berkuasa terhadap suatu persoalan yang
muncul atau sebaliknya justru lepas tanggung jawab ketika terjadi
permasalahan. Jika hal ini terjadi maka sebenarnya secara fakta petugas
kloter hanyalah kumpulan beberapa orang yang masing-masing
mempunyai otorita untuk mempertahankan kekuasaan sektor/ kementrian
masing-masing.
291
Materi Inti 5 Pengembangan Jejaring Kerja
sebagaimana mestinya. Bahkan lebih jauh yang akan terjadi adalah tiada
hari tanpa protes jamaah sebagai bentuk manifestasi rasa kekecewaannya
terhadap pelayanan petugas dan hal ini sangat merugikan citra bersama.
Tidak ada manusia yang sempurna, oleh karena itu manusia perlu
melaksanakan kegiatan bersama secara efektif sehingga pekerjaan akan
berjalan dengan efektif, oleh karena itu diperlukan sebuah Tim yang efektif.
Mengapa ada Tim yang mampu bertahan lama dan ada yang tidak dapat
bertahan lama? Apabila berbicara tentang Tim, maka ada Tim yang dapat
mencapai suatu prestasi yang tinggi, namun juga ada yang hanya bertahan
beberapa hari saja. Untuk itu maka diperlukan suatu usaha bersama
secara optimal untuk menciptakan Tim yang dinamis.
292
Materi Inti 5 Pengembangan Jejaring Kerja
Tim Dinamis adalah Tim yang memiliki kinerja yang sangat tinggi dengan
memanfaatkan segala energi yang ada dalam Tim tersebut untuk
menghasilkan sesuatu. Tim dinamis merupakan Tim yang penuh dengan
rasa percaya diri, Tim yang para anggotanya menyadarikekuatan dan
kelemahannya untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan
bersama.
Untuk mencapai tim dinamis seperti yang diuraikan di atas maka sebaiknya
setiap anggota hendaknya menyadari dan memahami akan manfaat tim
dinamis seperti berikut:
293
Materi Inti 5 Pengembangan Jejaring Kerja
294
Materi Inti 5 Pengembangan Jejaring Kerja
EVALUASI PEMBELAJARAN
1. Apa yang dimaksud dengan jejaring kerja / networking ?
295
Materi Inti 5 Pengembangan Jejaring Kerja
POKOK BAHASAN 3
Penyelesaian Konflik Dalam Tim Jejaring
Kerja
A. Penyebab Terjadinya Konflik dalam Tim Jejaring Kerja
Dalam suatu Tim Jejaring Kerja yang berinteraksi satu sama lain dalam
mencapai tujuannya hampir selalu mengalami perbedaan pendapat.
Perbedaan Pendapat yang berlarut-larut akan menyebabkan konflik.
Anggota Tim perlu memahami bahwa konflik atau ketidak-sepakatan
adalah sesuatu yang tidak bisa dihindarkan dan tidak memiliki sifat baik
atau buruk (konflik bersifat netral). Konflik akan menghancurkan kemajuan
Tim jika dibiarkan atau tidak dkelola dengan baik. Tetapi konflik juga dapat
mengarah pada pengambilan keputusan yang baik jika dikelola secara
efektif. Hasil dari suatu konflik sangat tergantung pada bagaimana Tim
mengelolanya.
Lalu apa sebanarnya yang dimaksud dengan konflik ? Isyarat apakah yang
merupakan gejala konflik dalam suatu Tim? Bagaimana konflik merebak
dan bagaimanakah respon terhadap konflik? Dalam uraian di bawah ini
akan membahas hal tersebut. Kata konflik menimbulkan kesan tidak
menyenangkan. Reaksi kita pada umumnya adalah negatif. Pada
umumnya konflik merupakan bahaya dan menyakiti perasaan orang lain.
Kita cenderung menghubungkan konflik dengan kekerasan, krisis,
perkelahian, perang, kalah, menang, kehilangan kendali dan lain
sebagainya.
Konflik selalu melibatkan dua orang atau lebih (perorangan atau kelompok)
yang terjadi apabila salah satu pihak merasa kepentingannya dihalang-
halangi atau akan dihalang-halangi. Selanjutnya Hanmer dan Hogan
dalam bukunya How to Manage Conflik mengatakan bahwa yang
dimaksud dengan konflik adalah segala macam bentuk pertikaian yang
terjadi dalam organisasi, baik antara individu dengan individu, individu
dengan kelompok maupun antar kelompok yang bersifat antagonis.
296
Materi Inti 5 Pengembangan Jejaring Kerja
297
Materi Inti 5 Pengembangan Jejaring Kerja
Adanya konflik didalam tim jejaring kerja adalah suatu hal keniscayaan
yang kemungkinan besar terjadi di kloter, sehingga ada beberapa cara
untuk menyelesaikannya, seperti melakukan negosiasi, mediasi,
kompromi, konsiliasi maupun konsolidasi.
298
Materi Inti 5 Pengembangan Jejaring Kerja
Mengakui adanya
konflik yg sedang Mengidentifikasi
berkembang konflik yang
sebenarnya
299
Materi Inti 5 Pengembangan Jejaring Kerja
300
Materi Inti 5 Pengembangan Jejaring Kerja
diantara yang terlibat konflik. Dalam Tim yang efektif tidak seluruh anggota
kelompok menyukai satu sama lain, tetapi yang utama adalah mampu
bekerja sarna secara efektif.
Langkah 5 : Mendapatkan kesepakatan dan tanggung jawab
untuk menemukan solusi.
Tidak setiap orang merespon adanya konflik dengan cara yang sama,
respon-respon tersebut antara lain :
1. Konfrontasi agresif,
2. Melakukan manufer negatif,
3. Penundaan terus menerus serta
301
Materi Inti 5 Pengembangan Jejaring Kerja
upaya dengan menanggapi nya secara rasional. Respon yang tepat ini
akan memperkuat Tim kerja dan melancarkan jalan untuk mengatasi
konfllk.
Konflik yang gagal dikelola dengan baik maka akan berdampak terhadap
keefektifan suatu Tim sehingga produktivitas Tim akan menurun.
Sebaliknya konflik akan menjadi sehat apa bila pihak-pihak yang terlibat
mau menjajaki ide-ide baru, menguji posisi dan keyakinan mereka serta
memperluas wawasan imajinasi mereka. Konflik yang ditangani secara
“konstruktif” akan merangsang anggota Tim lebih kreatif sehingga akan
memperoleh hasil yang terbaik.
Oleh karena itu setiap anggota Tim dalam menghadapi suatu konflik
menurut Robert B. Maddux dalam bukunya Team Building
mengklasifikasikan ke dalam 5 (lima) gaya tanggapan sebagai berikut:
302
Materi Inti 5 Pengembangan Jejaring Kerja
menuntut dan
Harus membuktikan
agresif
superioritas
Harus menang
Paling benar secara etis dan
dengan cara
profesi.
apapun.
303
Materi Inti 5 Pengembangan Jejaring Kerja
EVALUASI PEMBELAJARAN:
1. Sebutkan sumber-sumber yang dapat memicu terjadinya konflik ?
2. Sebutkan cara-cara menyelesaikan konflik dan jelaskan maksudnya ?
3. Jelaskan langkah-langkah menyelesaikan konflik ?
304
Materi Inti 5 Pengembangan Jejaring Kerja
POKOK BAHASAN 4.
Pola pikir Dalam Membangun Komitmen Tim
Jejaring Kerja
Pola pikir erat kaitannya dengan proses berpikir, berpikir adalah suatu
kegiatan mental yang melibatkan kinerja otak (Alek sobur, 2003). Di dalam
berpikir setiap individu menggunakan pola-pola pikir tertentu. Pola pikir
adalah pola -pola dominan yang menjadi acuan utama seseorang untuk
bertindak (Workshop Pengembangan Jati Diri dan Pola Pikir Bagi para
pejabat struktural dan Fungsional, 2003).
305
Materi Inti 5 Pengembangan Jejaring Kerja
Dengan demikian pola pikir yang “ideal” adalah apa yang kita pikirkan
dalam menanggapi suatu kejadian/ fenomena “sesuai” dengan kenyataan
atau minimal “mendekati” kenyataan.
Pola pikir ideal ini merupakan pondasi dalam membangun komitmen tim
jejaring, karena jika pola pikir yang digunakan tidak ideal atau terlalu
banyak menggunakan asumsi, maka komitmen tim dalam jejaring kerja
tidak akan terbentuk secara optimal. Sedangkan proses terbentuknya pola
pikir secara umum dapat dibedakan 3 (tiga) proses yaitu:
306
Materi Inti 5 Pengembangan Jejaring Kerja
atau sebaliknya. Hal ini dikenal dengan proses “imprint”, yakni peristiwa
masa lalu yang sangat membekas.
307
Materi Inti 5 Pengembangan Jejaring Kerja
Kita bisa saja melarang seseorang untuk tidak melakukan sesuatu atau
mendorong seseorang melakukan sesuatu tetapi jika tanpa merubah pola
pikirnya lebih dulu maka tidak akan menghasilkan suatu perubahan hasil
yang permanen atau perubahan yang berarti. Kalau kita ingin merubah
perilaku seseorang dengan hasil yang lebih permanen atau lebih berarti
maka yang harus dipengaruhi pertama kali adalah pola pikirnya.
Untuk itu 6 (enam) kondisi di bawah ini harus diciptakan secara sungguh-
sungguh agar komitmen tim jejaring kerja dapat terwujud senyatanya.
308
Materi Inti 5 Pengembangan Jejaring Kerja
1. Valid information :
Untuk dapat menumbuhkan komitmen tim jejaring kerja secara
nyatapada proses kegiatan jejaring harus tersedia informasi yang valid.
Informasi yang valid harus dipandang sebagai sesuatu yang bernilai
tinggi karena sebagai bahan pengambilan keputusan tim.
Komitmen tim jejaring kerja akan rendah atau sulit terbentuk secara
optimal jika terkait dengan informasi terjadi hal-hal seperti di bawah ini:
Informasi diragukan kebenarannya
Informasi tidak lengkap / kurang
Informasi dari sumber yang tidak jelas
Informasi membingungkan
Informasi sulit diperoleh/ hanya dikuasai pihak tertentu/
disembunyikan
Informasi yang terlambat/ kedaluwarsa
2. Choice :
Untuk dapat memunculkan komitmen tim jejaring kerja, setiap
anggota tim diberi ruang untuk menentukan pilihan. Ruang pilihan
yang disediakan dapat dimanfaatkan oleh anggota/ unit
kerjasepanjang pilihan itu dapat dipertanggung-jawabkan latar
belakangnya dan masih dalam kerangka keutuhan dan demi
kemajuan tim jejaring kerja. Perlu disadari bersama walaupun dalam
tim jejaring kerja memerlukan kebersamaan, namun karakteristik
individu atau karakteristik mitra jejaring masih terdapat perbedaan
terutama yang menyangkut spesifikasi pekerjaan/ tugas dan
fungsinya. Untuk itu ruang pilihan untuk berbeda tetap masih
diperlukan sepanjang masih dalam koridor kesepakatan bersama.
Komitmen tim jejaring kerja akan rendah atau sulit terbentuk secara
optimal jika terkait dengan kebebasan pilihan terjadi hal-hal seperti di
bawah ini :
Semua serba keharusan [ paksaan ]
309
Materi Inti 5 Pengembangan Jejaring Kerja
3. Trust :
Dalam tim jejaring kerja harus berkembang budaya saling dapat
dipercaya dan saling dapat mempercayai. Saling mempercayai
sesama anggota tim akan memunculkan rasa senasib
sepenanggungan. Hal ini dibutuhkan karena dalam tim jejaring kerja
terdiri dari berbagai macam unit kerja yang memiliki tugas pokok dan
fungsi yang beraneka ragam yang memerlukan sumber daya yang
berbeda-beda. Dalam kaitan ini komitmen akan terwujud jika
masing-masing anggota tim/ mitra jejaring kerja saling mempercayai
terutama dalam hal penggunaan sumberdaya, durasi waktu yang
dibutuhkan, tingkat kesulitan pelaksaan tugas dsb.
Komitmen tim jejaring kerja akan rendah atau sulit terbentuk secara
optimal jika yang terkait dengan kepercayaan terjadi hal-hal seperti
di bawah ini :
Semua pihak saling tidak mempercayai
310
Materi Inti 5 Pengembangan Jejaring Kerja
4. Openness :
Keterbukaan sesama anggota tim jejaring kerja menjadi persyaratan
mutlak jika yang diharapkan adanya komitmen yang utuh, karena
tanpa keterbukaan diantara anggota tim maka komitmen tidak
terwujud secara baik. Keterbukaan yang dapat mengeratkan rasa
komitmen terutama dalam hal ketersediaan sumber daya (tenaga,
biaya, sarana). Jika dalam proses kegiatan jejaring kerja tidak terjadi
saling tolong-menolong, tidak saling peduli, tidak saling mengakui
kelemahan/ kelebihan, maka sesungguhnya komitmen yang ada
hanyalah sebatas formalitas saja.
Komitmen tim jejaring kerja akan rendah atau sulit terbentuk secara
optimal jika yang terkait dengan keterbukaan terjadi hal-hal seperti
di bawah ini :
Tidak ada suasana saling memberi / menerima
5. Responsibility :
Dalam komitmen tim jejaring kerja masing-masing anggota harus
diberi tanggung jawab yang jelas, spesifik dan terukur. Pemberian
tanggung jawab ini berkaitan erat dengan wewenangnya dalam
311
Materi Inti 5 Pengembangan Jejaring Kerja
sebuah tim. Dalam jalinan jejaring kerja yang sering terjadi unit kerja
anggota tim hanya dituntut pertanggung-jawaban saja tanpa
diberikan wewenang termasuk delegasi otoritas. Atau terkadang
sebaliknya hanya diberi wewenang tetapi pertanggung-jawabannya
tidak pernah dinilai, alias boleh melakukan semau-maunya sendiri,
sehingga komitmen yang bersangkutan lambat laun akan terkikis/
luntur
Komitmen tim jejaring kerja akan rendah atau sulit terbentuk secara
optimal jika yang terkait dengan wewenang dan tanggung jawab
terjadi hal-hal seperti di bawah ini :
1. Tidak diberi tanggung jawab sama sekali
2. Tanggung jawab yang diterimanya tidak jelas
3. Tidak diberi wewenang sesuai tanggung jawab
4. Tidak dimintai pertanggungjawaban kerja
5. Tidak ditentukan ukuran keberhasilan kinerja
6. Tidak dikembangkan budaya tanggung jawab
7. Tanggung jawab hanya kewajiban pemimpin
6. Involvement :
Setiap anggota tim jejaring kerja harus dilibatkan secara total pada
seluruh proses kegiatan tim, sekecil apapun kegiatan itu. Pelibatan
total setiap anggota tim jejaring ini sangat berpengaruh pada derajat
komitmen yang berhasil dibangun, karena semakin sedikit pelibatan
anggota tim jejaring akan semakin rendah derajat komitmen yang
dilakukan oleh yang bersangkutan. Pelibatan seluruh anggota/ unit
jejaring harus dilakukan sedini mungkin mulai dari perencanaan
sampai dengan evaluasi hasil kerja. Setiap persoalan yang muncul
walaupun hanya menyagkut salah satu unit kerja anggota jejaring
312
Materi Inti 5 Pengembangan Jejaring Kerja
Komitmen tim jejaring kerja akan rendah atau sulit terbentuk secara
optimal jika yang terkait dengan keterlibatan terjadi hal-hal seperti di
bawah ini :
Keputusan ditentukan oleh pemimpin sendiri
Pola Pikir atau mindset adalah sekumpulan kepercayaan (belief) atau cara
berpikir yang mempengaruhi perilaku dan sikap seseorang, yang akhirnya
akan menentukan level keberhasilan hidupnya. (Adi W. Gunawan dalam
Yoga, 2008). Bahwa belief menentukan cara berpikir, berkomunikasi dan
bertindak seseorang. Dengan demikian jika ingin mengubah pola pikir,
yang harus diubah adalah belief atau kumpulan belief.
EVALUASI PEMBELAJARAN :
1. Apa yang dimaksud dengan pola pikir ?
2. Sebutkan proses terbentuknya pola pikir secara umum ?
313
Materi Inti 5 Pengembangan Jejaring Kerja
DAFTAR PUSTAKA
1. Kemenkes RI, 2014. Bahan Bacaan Peserta Pelatihan Tim
Kesehatan Haji.
2. Hardjana AM. komunkasi Intrapersonal dan Interpersonal. Jakarta:
Kanisius. 2001.
3. Lawrence, Human Capital, Sidney, 1998.
4. LAN-RI, Membangun Tim Efektif, , Jakarta, 2010.
5. LAN-RI, Pola Pikir PNS, Jakarta, 2010
314