Anda di halaman 1dari 21

KODE ETIK PECINTA ALAM SE - INDONESIA

Pecinta Alam Indonesia sadar bahwa alam beserta isinya adalah ciptaan Tuhan Yang
Maha Esa.
Pecinta Alam Indonesia sebagai bagian dari masyarakat Indonesia sadar akan
tanggung jawab terhadap Tuhan, Bangsa, dan Tanah Air.
Pecinta Alam Indonesia sadar bahwa segenap Pecinta Alam adalah saudara, sebagai
mahluk yang mencintai alam sebagai anugrah Tuhan Yang Maha Esa.
Sesuai dengan hakekat di atas kami dengan sadar menyatakan sebagai berikut :
1. Mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Memelihara alam beserta isinya, serta menggunakan sumber alam sesuai dengan
kebutuhan.
3. Mengabdi kepada Bangsa dan Tanah Air.
4. Menghormati tata kehidupan yang berlaku pada masyarakat sekitarnya, serta
menghargai manusia dengan martabatnya.
5. Berusaha mempererat tali persaudaraaan antar pecinta alam sesuai dengan asas
Pecinta Alam.
6. Berusaha saling membantu serta saling menghargai dalam pelaksanaan pengabdian
terhadap Tuhan, Bangsa, dan Tanah Air.
7. SELESAI

Disahkan dalam Forum Gladian IV di Ujung Pandang tanggal 28 Januari 1974 pukul 01.00
WITA.
BAB I
MANAJEMEN ORGANISASI
1. Organisasi
I.1. Pengertian
Menurut Etimologi, kata organisasi berasal dari bahasa Inggris “organization”. Menurut
istilah, organisasi adalah suatu kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang
saling bekerjasama karena mempunyai keinginan yang sama untuk mencapai tujuan
bersama, serta dalam usaha mencapai tujuannya kelompok tersebut membentuk suatu
sistem atau peraturan.
I.2. Manajemen atau pengelolaan
Manajemen adalah suatu aktifitas untuk mengatur atau menggerakkan orang-orang agar
mau bekerjasama serta memanfaatkan sarana yang tersedia dengan semaksimal
mungkin untuk mencapai tujuan bersama. Empat kegiatan pokok dalam melakukan
suatu manajemen organisasi :
a. Planning
Perencanaan menyeluruh atas kegiatan yang dikelola, seperti antara lain bentuk
kegiatan, kepanitiaan.
b. Organizing
Mengkoordinasi kegiatan yang telah direncanakan dengan menyesuaikan antara sumber
daya yang tersedia dan tuas yang harus diselesaikan.
c. Actuating
Melakukan tindakan atas kegiatan yang telah terencana dan terkoordinir
d. Controlling
Fungsi pengawasan sangat diperlukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Dalam suatu manajemen diperlukan seorang pemimpin / manajer. Seorang pemimpin
yang baik haruslah memiliki :
- Suatu naluri yang kuat mengenai penentuan waktu dalam mengambil keputusan
- Mengetahui bagaimana menempatkan berbagai sifat dan kemampuan anggota tim
yang berbeda – beda.
- Mampu mempersatukan keseluruhan anggota tim agar dapat bekerja lebih cerdas.
- Siap dan proaktif sepanjang waktu untuk menangkap berbagai kesempatan / peluang
dan memanfaatkan kesempatan yang ditimbulkan
- Mampu memberikan perintah atau tindakan tanpa campur tangan kepentingan
individu anggota tim.
- Mampu mengevaluasi keseluruhan tindakan yang akan / telah dilaksanakan demi
mencapai hasil yang lebih baik.
I.3. Tata Hubungan / aturan main yang disepakati
Tata hubungan dalam sebuah organisasi merupakan ”urat nadi” yang dimaksudkan
untuk setiap individu dalam suatu organisasi saling mengenal satu sama lain agar
kegiatan yang dilaksanakan menjadi efektif dan tepat guna. Dengan adanya suatu tata
hubungan hasil yang diharapkan atas suatu kegiatan akan menjadi lebih baik dengan
adanya kerjasama yang baik pula. SDM yang profesional dan mempunyai komitmen
yang tinggi serta etika kepribadian.
I.4. Pengambilan Keputusan & Resiko berorganisasi
Memasuki suatu organisasi berarti memasuki suatu lingkungan dimana setiap individu
secara bersama – sama membesarkan organisasi berdasarkan tanggung jawab yang
harus diemban.
Dalam berorganisasi setiap individu belajar mengambil keputusan bersama untuk untuk
suatu tujuan sesuai dengan visi dan misi organisasi. Solidaritas antar anggota terbentuk
dalam setiap aktifitas ini, dan selalu membekas meskipun anggota-anggotanya secara
struktural tidak lagi jadi bagian dari organisasi.
Resiko selalu ada dalam setiap tindakan yang dilakukan dalam rangka mencapai tujuan
yang diharapkan. Dalam suatu organisasi yang baik manajemen resiko di maksudkan
untuk mempersiapkan tindakan – tindakan yang diperlukan untuk mengantisipasi setiap
perubahan atau momentum yang tercipta atas rencana yang telah dipersiapkan.
2. PROFIL ORGANISASI GAPPALA 17
2.1. SEJARAH GAPPALA 17
2.2. STRUKTUR ORGANISASI
BAGAN KEPENGURUSAN
GABUNGAN PELAJAR PECINTA ALAM SMAN 17
(GAPPALA 17)
PERIODE 2021/2022
MUSAG
(MUSYAWARAH ANGGOTA GAPPALA 17)

KETUA GAPPALA 17

GPPL.00.XX1.04

PENDIDIKAN DAN
SEKRETARIS BENDAHARA RUMAH TANGGA
LATIHAN

GPPL.00.XX1.04 GPPL.00.XX1.04 GPPL.00.XX1.04


GPPL.00.XX1.04

HUMAS LOGISTIK

GPPL.00.XX1.04 GPPL.00.XX1.04
2.3. MOTTO GAPPALA 17
Motto GAPPALA 17 adalah “ “

2.4. MAKNA LAMBANG GAPPALA 17

ARTI LAMBANG GAPPALA 17

1. Tulisan GAPPALA 17 : nama organisasi


2. Simbol Mata Angin : simbolisasi kesatuan visi dan misi bahwa semua
dilaksanakan berpegang teguh pada prinsip yang secara terstruktur dan sistematis
kepada GAPPALA 17
3. Tulisan SMAN 17 Jakarta : menunjukan tempat organisasi ini berada.

ARTI WARNA PADA LAMBANG GAPPALA 17

1. Warna Orange pada background mata angin memberikan kesan hangat dan
bersemangat serta merupakan simbol dari petualangan, optimisme, percaya diri dan
kemampuan dalam bersosialisasi.
2. Warna hijau pada background dan sebagai warna utaa adalah yang identik dengan
alam dan mampu memberikan suasana tenang dan santai. Berdasarkan cara pandang
ilmu psikologi warna hijau sangat membantu seseorang yang berada dalam situasi
tertekan untuk menjadi lebih mampu dalam menyeimbangkan emosi dan
memudahkan keterbukaan dalam berkomunikasi.
3. Kuning pada symbol mata angin merujuk pada matahari, ingatan, imajinasi logis,
energi sosial, kerjasama, kebahagiaan, kegembiraan, kehangatan, loyalitas, tekanan
mental, persepsi, pemahaman, kebijaksanaan.
4. Biru sebagai list dari background orange dan hijau memberikan kesan tenang dan
menekankan keinginan. Biru tidak meminta mata untuk memperhatikan. Kesan
komunikasi, peruntungan yang baik, kebijakan, perlindungan, inspirasi spiritual,
tenang, kelembutan, dinamis, air, laut, kreativitas, cinta, kedamaian, kepercayaan,
loyalitas, kepandaian, panutan, kekuatan dari alam.
5. Hitam pada tulisan SMAN 17 Jakarta melambangkan perlindungan, pengusiran,
sesuatu yang negative, mengikat, kekuatan, formalitas, misteri, kekayaan, serta
harga diri
6. Merah pada tulisan GAPPALA 17 melambangkan kesan energi, kekuatan, hasrat,
erotisme, keberanian, perjuangan.

2.5. MENJADI ANGGOTA TETAP GAPPALA


1. Pendidikan dan Latihan (DIKLAT)
2. Pendidikan Dasar (DIKSAR)
3. Pelantikan
4. Badan Pengurus Harian (BPH)

2.6. PROGRAM-PROGRAM
Program-program yang direncanakan pada periode kepengurusan dijabarkan
sebagai berikut:

1. Program Rutin
Program adalah serangkaian perencanaan yang dilakukan secara berkala di setiap
periode kepengurusan atau sesuai dengan keputusan Musyawarah Anggota
GAPPALA 17.

2. Program Pendidikan
Program Pendidikan adalah program yang diperuntukan untuk mengembangkan
Sumber Daya Anggota GAPPALA 17 dan merupakan bentuk yang dinamis
( disesuaikan dengan kebutuhan )
3. Program Tambahan
Program Tambahan adalah program yang dibentuk atas kepentingan suatu periode
kepengurusan tertentu yang dimaksudkan untuk melengkapi program yang telah
ada dan bertujuan untuk mengembangkan organisasi.

2.7. PROPOSAL & PROJECT OFFICER

1. Fungsi Proposal

Proposal pada hakekatnya berfungsi :

a. Alat komunikasi yang menghubungkan antara Pelaksana Kegiatan dengan


Pimpinan/lembaga/perusahaan/institusi Pemberi izin & Penyedia pendanaan.

b. Rencana kerja yang menjelaskan Latar belakang, Langkah – langkah yang


akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya serta menguraikan sarana
pendukungnya bagi seluruh pelaksana kegiatan dan
lembaga/perusahaan/institusi yang ditujukan.

c. Kontrak kerja / janji yang akan dilaksanakan oleh pengusul (pelaksana


kegiatan)

2. Isi Proposal

Proposal yang baik harus memiliki susunan, penjabaran, dan isi yang baik pula.
Bagian penting dalam proposal diuraikan antara lain :

a. Pendahuluan
Menjelaskan garis besar yang mendasari dibentuknya suatu kegiatan.

b. Dasar Pemikiran
Mencakup apa saja yang menjadi dasar/alasan dilaksanakannya suatu
kegiatan.

c. Maksud dan tujuan


Maksud yang dicantumkan pada proposal mencakup hasil yang akan didapat
dari kegiatan tersebut untuk jangka waktu yang relatif singkat dan hasil yang
langsung dirasakan. Sedangkan tujuan adalah hasil yang dapat dirasakan
dalam jangka waktu yang lebih lama.

d. Nama, tema, dan tempat kegiatan


Berfungsi untuk menjelaskan pelaksanaan kegiatan dan merupakan faktor
terpenting dalam menjelaskan proposal.

e. Susunan Acara dan kepanitiaan


Susunan acara dimaksudkan untuk menjelaskan Rundown terperinci atas
keseluruhan kegiatan yang dilaksanakan sebagai bahan pertimbangan
pelaksana kegiatan dan institusi/lembaga/ perusahaan yang ditujukan.

f. Anggaran Biaya
Berisi perincian pengeluaran dana untuk pembiayaan operasional kegiatan
tersebut, dengan mencantumkan pula rencana sumber – sumber pemasukan
dana, untuk pelaksana kegiatan (panitia) sebaiknya membuat anggaran biaya
alternatif (intern) bilamana anggaran yang tersedia tidak mencapai target.

g. Sponshorship
Sponsorship dicantumkan dalam proposal apabila diperlukan, dalam arti pihak
pelaksana melakukan suatu bentuk kerjasama dengan pihak – pihak
penyandang dana untuk merealisasikan kegiatan, pihak
pelaksana/penyelenggara kegiatan memberikan suatu timbal balik yang sesuai
dan transparan.

2.8. SURAT MENYURAT & PERALATAN

Dalam melakukan proses berorganisasi Surat Menyurat dilakukan dalan


melaksanakan hubungan GAPPALA 17 antar organisasi, instansi, Lembaga. Proses
ini diterangkan lebih lanjut dalam pembakuan surat menyurat GAPPALA 17.

Peralatan atau Inventaris GAPPALA 17 adalah Inventaris GAPPALA 17


adalah segala barang, bangunan serta lahan yang menjadi satu kesatuan dalam
tanggung jawab sesuai Aturan Dasar dan Aturan Rumah Tangga GAPPALA 17.
Inventaris terdiri dari :

1. Inventaris Barang terdiri dari:


a. Perlengkapan kesekretariatan, pengarsipan, rumah tangga serta pendukung
kegiatan Organisasi yang berada dalam tanggung jawab Pengurus GAPPALA
17;
b. Perlengkapan Alam Bebas adalah segala perlengkapan penunjang kegiatan
GAPPALA 17;
2. Inventaris barang digunakan sepenuhnya untuk kepentingan keorganisasian yang
diselenggarakan serta berada dalam tanggung jawab Pengurus GAPPALA 17;
3. Pemeliharaan, perawatan dan perbaikan inventaris GAPPALA 17 baik barang
maupun bangunan yang menjadi aset Organisasi GAPPALA 17 dikelola secara
berkesinambungan dan merupakan tanggung jawab seluruh Anggota GAPPALA
17 dengan pengawasan Pengurus GAPPALA 17;
4. Inventaris GAPPALA 17 wajib dilaporkan secara tertulis oleh pengurus
GAPPALA 17 dalam Musyawarah Anggota GAPPALA 17 yang sebelumnya juga
telah dilakukan pengecekan oleh Badan Pengurus Harian dan selanjutnya
pengecekan tersebut juga dilaporkan dalam Musyawarah Anggota GAPPALA 17.

2.9. Project Officer


Project officer atau Ketua Pelaksana adalah anggota / anggota muda GAPPALA 17
yang dimandatkan oleh ketua GAPPALA 17 untuk merealisasikan suatu program
kerja tertentu dengan diberikan SURAT MANDAT.

Seorang Project officer bertanggung jawab atas persiapan, pelaksanaan dan laporan
hasil kegiatan. Project officer membentuk kepanitiaan dan rencana kerja serta teknis
pelaksanaan dalam rapat tersendiri.
BAB II
MOUNTAINERING
Gunung Hutan merupakan salah satu divisi yang berkegiatan di bidang pendakian
gunung. Pendakian gunung sendiri termasuk salah satu kegiatan olah raga alam bebas yang
keras dan penuh petualangan sehingga dibutuhkan kecerdasan, keterampilan, dan kekuatan
yang memadai. Kegiatan dalam divisi ini meliputi pembukaan jalur, teknik membaca peta,
teknik hidup di alam bebas dan lain-lain.
Mountaineering berasal dari kata “mountain” yang berarti gunung. Mountaineering
adalah kegiatan mendaki gunung  dan menyusuri hutan dengan menerapkan materi-materi
yang  dibutuhkan selama pendakian.
Pembagian mountaineering menurut jenis medan yang dihadapi:
1. Hill Walking = Perjalanan mendaki bukit-bukit atau pegunungan yang belum
membutuhkan peralatan khusus dan tekhnik khusus.
2. Climbing = Pendakian yang membutuhkan alat dan teknik khusus.
Climbing dibagi menjadi dua macam, yaitu :
a) Rock Climbing = Pendakian pada batu yang membutuhkan alat dan Teknik khusus.
b) Snow and Ice Climbing = Pendakian pada gunung es atau daerah besalju yang
membutuhkan alat dan tekhnik khusus.
3. Scrambling = Pendakian pada tebing-tebing batu yang tidak terlalu terjal yang
terkadang menggunakan tangan untuk keseimbangan. Bagi pemula biasanya dipasang
tali untuk pengaman jalur di lintasan.
Materi-materi yang harus di kuasai pada mountainering
1. Navigasi Darat.
2. Suvival.
3. Ilmu membaca medan dan peta (IMMP)
4. Teknik hidup di alam bebas (THAB)
5. Pengetahuan dan teknik SAR
6. Teknik tali – temali
7. Manajemen perjalanan
8. Manajemen Konflik.
9. Manajemen Logistik.
A. Persiapan dan perlengkapan standart mountainering
Mendaki gunung dalam pengertian mountenering terdiri dari tiga tahap kegiatan, yaitu
berjalan (Hill Walking), memanjat tebing (rock climbing) dan mendaki gunung es (snow and
ice climbing). Dalam tiga tahapan ini berjalan adalah yang paling banyak dilakukan di
gunung- gunung Indonesia. Dalam mendaki gunung ada dua faktor yang menentukan
keberhasilan atau tidaknya suatu pendakian.
1. faktor pertama yaitu faktor manusia dari diri si pendaki, jika faktor intern ini tidak
dipersiapkan dengan baik, maka si pendaki gunung terancam dapat bahaya subjek
(subjective danger). Persiapan yang bersangkutan ini mencakup latihan fisik,
perlengkapan standar pendakian, pengetahuan karakter gunung yang di daki,
keterampilan mendaki gunung dan mental si pendaki.
2. Faktor kedua yaitu faktor alam yang bersifat ekstern yang datang dari luar diri si
pendaki, bahaya yang datang dari luar ini datang dari objek pendakiannya (Gunung),
sehingga secara teknis disebut bahaya objek ( objective danger). Bahaya ini bisa berupa
hujan, badai, udara dingin, kabut, longsor, banjir bandang, dll. Faktor eksteren ini masih
bisa diperhitungkan meski tak semudah memperhitungkan faktor intern.

Kecelakaan yang terjadi di gunung-gunung Indonesia umumnya di sebabkan oleh faktor


intern. Persiapan fisik bagi pendaki gunung, terutama aerobiknya. Kesegaran jasmani pendaki
gunung mempengaruhi transport oksigen melalui peredaran darah ke otot-otot badan. Ini
sangat penting karena semakin tinggi suatu daerah maka semakin tipis kadar
oksigennya.persiapan merupakan wal pendakian gunung itu sendiri. Perlengkapan mendaki
gunung umumnya mahal, tetap ini wajar karena gunung merupakan lingkungan yang asing
bagi organ tubuh kita yang sudah terbiasa hidup di daerah yang lebih rendah, karena itu
diperlukan perlengkapan yang memadai dan safty prosedur agar si pendaki dapat beradaptasi
dengan baik di lingkungan tersebut.

Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan pendakian mencakup :

- Data –data terbaru tentang gunung tersebut, seperti peta, karakteristik alam, medan, titik
rawan maupun objek wisata.
- Perijinan mencakup surat jalan, surat ijin memasuki kawasan konservasi, jika gunung
tersebut termasuk kawasan konservasi, ijin diwilayah hukum kepolisian setempat dan di
desa terakhir sebelum masuk jalur pendakian.
- Jenis dan biaya transportasi
- Mountaineering equiptment
- Navigation equiptment
- Logistic
- Dokumentasi
- Dll,

B. Perlengkapan Dasar

SEPATU

Sepatu yang baik mempunyai syarat-syarat sebagai berikut :

1 Terbuat dari bahan yang kuat (misal : kulit) namun tidak menyakiti kaki
pemakainya
2 Melindungi kaki sampai mata kaki untuk mencegah bahaya
terkilir
3 Nyaman dipakai, karena itu pakailah sepatu yang
4 telah dikenal oleh kaki anda/bukan pinjaman
5 Bentuk sol bawah dapat menggigit ke segala arah agar pemakainya
6 tidak mudah tergelincir
7 Sepatu lapangan ABRI cukup baik dengan beberapa modifikasi seperti
memberi lubang dibagian sampingnya untuk ventilasi udara dan mengeluarkan air yang
terperangkap didalamnya dan diberi alas tambahan sehngga lebih lunak.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyesuaikan kaki dan sepatu adalah :

 Untuk mencegah lecet, mungkin kita perlu memberi plester pada bagian-bagian kaki
yang bergesekan dengan sepatu.
 Jagalah kebersihan kaki dan kaus kaki dengan mengusahakan agar kita selalu
memakai kaus kaki yang kering.
 Jangan mengeringkan sepatu pada panas yang ekstrim karena akan mengakibatkan
sepatu menjadi kaku dan kulit sepatu pecahpecah.
 Rajin-rajinlah menyemir sepatu agar kulit sepatu anda selalu dalam keadaan lembut
sehingga nyaman dipakai.
 Gunakanlah sepatu yang tidak terlalu sempit atau lebih longgar (dengan
memperhatikan kaos kaki yang digunakan).

KAUS KAKI

Kaus kaki berguna untuk melindungi kulit kaki dari gesekan langsung dengan sepatu
dan menjaga agar kaki selalu dalam keadaan hangat. Kaus kaki yang baik akan dapat menjaga
kaki kita dapat bernafas. Kaus kaki yang terbuat dari katun atau wool akan sangat baik untuk
memenuhi syarat-syarat di atas. Ketebalan kaus kaki yang akan kita gunakan tentunya
disesuaikan dengan medan yang akan dilalui, demikian pula panjangnya kaus kaki. Akan
sangat berguna bila kita membawa lebih dari satu pasang kaus kaki karena bila melakukan
perjalanan dengan kaus kaki yang basah maka kaki akan mudah lecet. Untuk lebih nyaman,
gunakan dua lapis kaus kaki. Bagian dalam kita gunakan kaus kaki yang terbuat dari bahan
katun yang lembut dan bagian luarnya kaus kaki yang lebih tebal.

CELANA LAPANGAN

Karena kegiatan berjalan adalah kegiatan utama dalam melakukan perjalanan di medan
gunung hutan maka celana lapangan yang baik harus dapat menjamin bahwa gerakan yang
dilakukan tidak menyiksa diri kita.

Celana lapangan yang baik mempunyai syarat sbb :

 Terbuat dari bahan katun yang lembut namun kuat. Celana yang terbuat dari bahan
jeans sangat tidak dianjurkan karena bila basah akan menjadi sangat berat dan tidak
mudah kering. Sedangkan celana yang terbuat dari katun selain menyerap keringat juga
mudah kering.
 Desain celana memberikan ruang gerak yang leluasa bagi kaki kita. Hal ini dapat
diperoleh dengan memberi lipatan pada bagian lutut dan ukuran pipa celana yang
tidak terlalu sempit. bAgian pantat celana terdiri dari dua lapis karena bagian ini
paling mudah sobek. Jahitan celana juga harus kuat.
 Celana yang baik mempunyai saku yang cukup. Bila tidak ada sakunya maka tidak
akan berguna namun bila terlalu banyak saku akan sangat mengganggu. Saku celana
sebaiknya mempunyai penutup agar isi di dalamnya tidak mudah keluar.
BAJU LAPANGAN

Prinsip baju lapangan sama dengan celana lapangan yaitu terbuat dari
bahan yang nyaman dipakai, menyerap keringat, mudah kering namun
cukup kuat. Sebaiknya baju lapangan yang digunakan berlengan panjang
karena akan berguna untuk melindungi dari sengatan matahari, duri
tanaman, atau udara dingin.

Jumlah pakaian (baju dan celana) yang dibawa dalam perjalanan


disesuaikan dengan medan yang dilalui dan lamanya perjalanan. Jangan pernah

membiarkan diri anda memakai pakaian basah karena hal ini akan sangat membahayakan.
Bawalah pakaian ganti/cadangan yang cukup

TOPI LAPANGAN

Topi lapangan berguna untuk melindungi kepala dari kemungkinan cedera akibat
ranting/duri tumbuhan, melindungi dari curahan hujan ataupun panas matahari terutama
kepala bagian belakang. Topi yang digunakan terbuat dari bahan yang kuat, biasanya katun,
dan sangat baik bila diberi lubang ventilasi udara.

Ada beberapa topi lapangan yang bisa digunakan sesuai medan dan keperluannya. Untuk
medan gunung hutan sebaiknya menggunakan topi rimba. Sedangkan untuk medan padang
rumput atau pantai kita dapat menggunakan topi yang lebih lebar seperti topi cowboy. Bila
memakai topi yang terlalu lebar pada perjalanan gunung hutan hanya akan mengganggu
pergerakan.

SARUNG TANGAN

 Kegunaan sarung tangan disini adalah untuk melindungi tangan saat menyibak
semak duri atau saat menggunakan golok tebas.
 Karena itu sarung tangan sebaiknya terbuat dari kulit yang pas dengan ukuran
tangan namun tidak terlalu kaku agar tidak mengganggu gerakan tangan kita.

IKAT PINGGANG
Kegunaan ikat pinggang selain agar celana tidak melorot juga untuk menaruh
benda-benda yang kita butuhkan dengan cepat seperti pisau pinggang, golok tebas air
minum atau peralatan P3K. Dengan demikian ikat pinggang yang kita gunakan harus
terbuat dari bahan yang kuat seperti kulit atau bahan lain yang kuat. Perhatikan bagian
kepala ikat pinggang terutama jahitan antara ikat pinggang dengan tali ikat pinggang,
bagian ini biasanya yang paling rentan terhadap kelapukan.

Tali ikat pinggang yang terlalu kecil atau terlalu besar akan sangat mengganggu.

RANSEL (Cariel)

 Ransel berguna untuk membawa segala peralatan yang kita butuhkan, karena itu
kita harus menghindari ransel sebagai beban tambahan. Dengan kata lain kita harus
memilih ransel yang kuat namun ringan. Selain itu ransel juga harus terbuat dari
bahan water proof. Perhatian lebih sebaiknya diberikan pada bagian jahitan ransel
tersebut apakah kuat atau tidak.

 Ada beberapa jenis ransel yaitu ransel dengan rangka dalam dan ransel dengan
rangka luar. Ransel dengan rangka luar lebih cocok untuk medan terbuka seperti
padang rumput atau pantai. Untuk medan gunung hutan, rangka dalam akan lebih
cocok karena bila menggunakan rangka luar akan mengganggu pergerakan bila
menyangkut pada ranting pohon. Rangka ransel ini akan berguna untuk membagi
beban agar merata keseluruh tubuh.
 Kapasitas ransel yang dipilih disesuaikan dengan jumlah barang yang akan dibawa.
Kantung-kantung tambahan yang ada pada ransel lebih bersifat praktis dan selera
pribadi masing-masing yang dapat diatur. Carilah kombinasi penyetelan yang
paling nyaman untuk anda agar beban yang berat tidak terasa terlalu berat.
 Saat ini dipasaran banyak beredar bermacam-macam jenis dan merek ransel. Jangan
terlalu terpaku dengan harga yang mahal karena belum tentu ransel yang lebih murah
lebih buruk dari ransel yang mahal. Untuk memilih ransel yang paling sesuai
dengan kebutuhan harus teliti memilihnya. Untuk perjalanan-perjalanan tertentu
mungkin kita perlu membawa daypack bila kita melakukan perpindahan-perpindahan
singkat (misal: penelitian, dokumentasi).

LAMPU SENTER

Lampu senter harus disertakan dan baterai cadangan. Gnakan lampu senter dungan kualitas
cahaya yang baik, bentuknya ringkas dan tidak boros. Bila sedang tidak digunakan, untuk
mencegah agar senter tidak menyala secara tidak sengaja, kita dapat mensiasati dengan
membalik salah satu baterai atau memberi isolasi pada salah satu kutub baterai.

Untuk penerangan malam hari dalam waktu yang lama kita dapat menggunakan lilin.

B. Peta & Kompas


Peta
Peta adalah gambaran sebagian atau keseluruhan permukaan bumi yang diproyeksikan ke
dalam bidang datar dengan metode dan perbandingan tertentu. Di Indonesia, peta yang lazim
digunakan adalah peta keluaran Direktorat Geologi Bandung, lalu peta dari Jawatan
Topologi, yang sering disebut sebagai peta AMS (American Map Service) dibuat oleh
Amerika dan rata-rata dikeluarkan pada tahun 1960. Peta AMS biasanya berskala 1 : 50.000
dengan interval kontur (jarak antar kontur) 25 m. Selain itu ada peta keluaran Bakosurtanal
(Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional) yang lebih baru, dengan skala 1 : 50.000
atau 1 : 25.000 (dengan interval kontur 12,5 m). Peta keluaran Bakosurtanal biasanya
berwarna.

Peta berdasarkan isinya dibagi menjadi :

 Peta Umum; yaitu peta yang memuat kenampakan-kenampakan umum, baik


kenampakan fisis maupun kenampakan sosial ekonomi. Peta jenis ini meliputi :
a. Peta Topografi yaitu peta yang berskala besar dan memuat keterangan yang umum.
b. Peta Chorografi yaitu peta yang berskala sedang yang menggambarkan daerah
yang luas, negara atau benua.
c. Peta Duniayaitu peta yang digambarkan dengan skala kecil dan meliputi seluruh
dunia.
 Peta Khusus / Thematik; yaitu peta yang menggambarkan kenampakan-kenampakan
yang khusus. Peta ini meliputi antara lain : peta militer, peta bintang, peta triangulasi,
peta pariwisata, dll.
Peta berdasarkan skalanya digolongkan menjadi :
a. Peta Kadaster
1 : 100 sampai 1 : 5.000
b. Peta berskala besar
1 : 5.000 sampai 1 : 250.000
c. Peta berskala sedang
1 : 250.000 sampai 1 : 500.000
d. Peta berskala kecil
1 : 500.000 sampai 1 : 1.000.000
e. Peta Geografi
1 : 1.000.000 ke atas
 Bagian-bagian Peta :
1. Judul peta : menyatakan lokasi yang ditunjukkan oleh peta yang bersangkutan,
biasanya terdapat diatas.

2. Penerbit : menyatakan badan/lembaga yang menerbitkan/mengeluarkan peta.

3. Nomor : sebagai nomor registrasi dari badan pembuat peta, juga berguna sebagai petunjuk
bila kita memerlukan peta daerah lain di sekitar daerah yang terpetakan.

4. Tahun : menyatakan waktu pembuatan peta, semakin baru tahun pembuatannya, maka data
yang disajikan akan semakin akurat.

5. Legenda : yaitu keterangan singkat mengenai simbol/tanda yang tercantum dalam sebuah
peta, dibuat untuk memudahkan pembaca menganalisa peta.
6. Skala/Kedar : yaitu perbandingan jarak antara dua titik tertentu pada peta dengan jarak
sebenarnya di lapangan.

7. Koordinat : yaitu kedudukan suatu titik di peta. Secara teori, koordinat merupakan titik
pertemuan antara absis dan ordinat. Koordinat ditentukan dengan menggunakan sistem sumbu,
yakni perpotongan antara garis-garis yang tegak lurus satu sama lain.

 Koordinat Geografis (Geographycal Coordinate)


Sumbu yang digunakan adalah garis bujur (bujur barat dan bujur timur) yang tegak
lurus dengan garis khatulistiwa, dan garis lintang (lintang utara dan lintang selatan)
yang sejajar dengan garis khatulistiwa. Koordinat geografis dinyatakan dalam satuan
derajat, menit dan detik.
Pada peta Bakosurtanal, biasanya menggunakan koordinat geografis sebagai
koordinat utama. Pada peta ini, satu kotak (atau sering disebut satu karvak) lebarnya
adalah 3,7 cm. Pada peta skala 1 : 25.000, satu karvak sama dengan 30 detik (30”),
dan pada peta skala 1 : 50.000, satu karvak sama dengan 1 menit (60”).
Contoh : 114°34’10” BT atau 05°15’17” LS

8. Kontur : yaitu garis khayal yang menghubungkan titik-titik yang berketinggian sama dari
permukaan laut atau garis bayangan/imajinasi dari rangkaian titik-titik di lapangan yang
mempunyai nilai ketinggian/elevasi yang sama.

 Karakteristik Garis Kontur Ketinggian :


1. Garis kontur ketinggian yang lebih rendah selalu mengelilingi garis kontur
yang lebih tinggi.
2. Garis kontur ketinggian tidak akan saling berpotongan dan tidak bercabang.
3. Garis kontur ketinggian merupakan kurva tertutup sehingga tidak akan ada
yang terputus.
4. Garis kontur ketinggian pada daerah landai/datar akan tergambar
renggang/berjauhan sebaliknya garis kontur di daerah curam/terjal akan
tergambar rapat.
5. Garis kontur ketinggian yang ujungnya melengkung keluar menjauhi puncak
berbentuk “U” menggambarkan punggungan.
6. Garis kontur ketinggian yang ujungnya melengkung kedalam mendekati
puncak berbentuk “∩” menggambarkan lembah.
7. Garis kontur ketinggian untuk daerah yang cekung digambarkan garis
berbulu.
8. Garis kontur ketinggian antara digambarkan dengan garis terputus-putus.
9. Perbedaan ketinggian antara dua garis kontur yang berurutan (interval kontur)
merupakan bilangan tetap.
10. Interval kontur sama dengan skala peta dibagi 2000. Rumus ini tidak berlaku
apabila peta tersebut telah di fotocopy perbesar atau perkecil. Jadi cara yang
paling mudah mencari interval kontur adalah selisih antara dua indeks kontur
yang berdekatan dibagi spasinya adalah harga interval kontur.

KOMPAS
Kompas adalah alat penunjuk arah. Kompas sendiri sudah dikenal sejak 900 tahun yang
lalu terbukti dengan diketemukannya kompas kuno yang dipakai pejuang China sekitar
tahun 1100 M.

Karena sifat kemagnetannya maka jarum kompas selalu menunjukkan arah utara dan
selatan (jika tidak dipengaruhi oleh adanya gaya-gaya magnet lainnya selain magnet
bumi). Arah yang ditunjuk oleh jarum kompas adalah kutub utara magnetis bumi yang
letaknya tidak bertepatan dengan kutub utara bumi, kira-kira disebelah utara Kanada, di
jazirah Boothia sekitar 1400 mil atau sekitar 2250 km. Tapi unyuk keperluan praktis,
utara peta, utara sebenarnya dan utara kompas/magnetis dianggap sama.

Menurut kegunaan dan fungsinya kompas dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu :

- Kompas Orientasi, yaitu jenis kompas yang digunakan untuk orientasi dalam suatu
perjalanan (orientering). Contohnya kompas silva.
- Kompas Bidik, yaitu kompas yang digunakan untuk membidik objek serta arah yang
akan kita lalui. Contohnya Kompas Prisma.
- Kompas Geologi, yaitu kompas yang digunakan untuk menentukan arah serta
kemiringan dalam pekerjaan geologi. Contoh .Kompas Geologi.

Bagian –bagian kompas antara lain :

- Badan/Body kompas yaitu tempat melekatnya komponen-komponen kompas.


- Jarum Kompas Selalu menunjuk arah utara-selatan pada posisi bagaimanapun
(dengan syarat tidak dipengaruhi oleh medan magnet lain dan jarum tidak
terhambat perputarannya.)
- Skala kompas, menunjukkan pembagian derajat sistem mata angin.

Cara Penggunaan kompas :

Penggunaan kompas pada prinsipnya yang paling penting diperhatikan adalah


kompas harus horozontal, maka pembacaan skala peta melalui garis fisir, sedangkan
pada kompas orienteering (misal kompas silva) yang paling penting diperhatikan
adalah Utara Kompas harus sejajar dengan utara peta.
Faktor kesalahan pada sudut bacaan kompas :
- Karena benturan dengan benda keras.
- Cairan yang terdapat dalam tabung kompas membeku (pengaruh waktau
atau cuaca), sehingga jarum atau piringan kompas tidak bergerak bebas.
- Ada kesalahan indeks yaitu penunjuk indeks skala bacaan kompas tidak
segaris lurus dengan garis penunjuk arah bacaan.
- Garis penunjuk arah bacaan tidak segaris lurus dengan pisir/garis rambut
pembidik objek.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemakaian kompas yaitu :

- Jauhkanlah dari benda-benda yang mengandung unsur logam seperti


golo/parang, pisau, gunting, victorinoks, dll
- Jauhkan dari benda-benda elektronik seperti : TV, jam tangan, walkman, dll.
- Sesama kompas dilarang saling berdekatan

Anda mungkin juga menyukai