Anda di halaman 1dari 19

UAS MATA KULIAH TEORI ORGANISASI DAN MANAJEMEN PUBLIK

Disusun Oleh :

FEROLIKA, S.A.P

D2D022038

UNIVERSITAS BENGKULU
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI PUBLIK
2022
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i

BAB I. PENDAHULUAN.......................................................................... 3
1.1. Latar Belakang.......................................................................... 3
1.2. Rumusan Masalah..................................................................... 13

BAB II. PEMBAHASAN............................................................................. 14

BAB III. METODE PENELITIAN............................................................ 19


3.1 Kesimpulan............................................................................... 19

2
BAB I

PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang

Manajemen adalah suatu proses pengaturan untuk


mencapai tujuan perusahaan dengan melibatkan orang-orang
yang ada di dalamnya. Selain itu, manajemen adalah suatu
ilmu dan seni yang mengatur proses pemanfaatan berbagai
sumber daya yang ada di perusahaan secara efektif dan
efisien untuk mencapai tujuan perusahaan. Maka dari itu,
perusahaan harus menjalankan fungsi manajemen secara
benar. Menurut George R. Terry, fungsi manajemen
perusahaan disingkat menjadi POAC, yaitu Planning,
Organizing, Actuating, dan Controlling.

Setiap perusahaan dijalankan untuk mencapai suatu


tujuan tertentu. Tujuan-tujuan yang ingin dicapai tersebut
dirumuskan dalam visi dan misi perusahaan. Selanjutnya,
visi dan misi perusahaan tidak akan dicapai tanpa adanya
aktivitas-aktivitas yang dilakukan. Karena itulah,
kemampuan para pemimpin perusahaan diperlukan.
Pemimpin tidak boleh hanya mempunyai kemampuan dalam
menentukan dan merumuskan visi dan misi perusahaan saja,

3
namun juga harus mempunyai kemampuan manajerial. Yang
dimaksud dengan kemampuan manajerial adalah
kemampuan pemimpin untuk menjalankan seluruh aktivitas
perusahaan untuk mencapai visi dan misi yang telah
ditentukan sebelumnya.

Keempat fungsi manajemen ini tidak berjalan secara


linear, namun spiral sehingga memungkinkan suatu
organisasi akan bergerak terus menerus dan tidak berhenti
pada satu tahap. Siklus manajemen yang dilakukan oleh
perusahaan adalah merencanakan, mengorganisasi staf dan
sumber daya yang ada, melaksanakan program kerja, dan
mengendalikan jalannya pekerjaan. Di dalam tahap
pengendalian tersebut, manajemen akan melakukan evaluasi
untuk memperoleh feed back yang digunakan sebagai dasar
perencanaan selanjutnya, atau dapat juga digunakan untuk
perencanaan kembali.

Berikut adalah penjelasan dari masing-masing fungsi


manajemen:

1. PLANNING
Planning (perencanaan) merupakan susunan langkah-
langkah secara sistematik dan teratur untuk mencapai
tujuan perusahaan. Perencanaan merupakah tahap
awal dari proses manajemen karena pada tahap ini
disusun berbagai aktivitas organisasi ke depannya
sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Dalam
melakukan perencanaan ada dua hal yang harus
dilakukan, yaitu merencanakan kegiatan apa yang akan
dilakukan perusahaan dan membuat budget
(anggaran).

4
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat
membuat perencanaan, yaitu SMART. SMART yaitu
Specific yang berarti harus jelas apa saja kegiatan atau
aktivitas yang akan dilakukan. Kedua, Measurable yaitu
aktivitas tersebut dapat diukur tingkat
keberhasilannya. Selanjutnya, Achievable yaitu
perencanaan perusahaan dapat dicapai, bukan hanya
suatu rencana yang tidak dapat dilakukan. Keempat,
Realistic yaitu rencana tersebut dikerjakan sesuai
dengan kemampuan dan sumber daya yang ada di
perusahaan. Terakhir, Time yaitu rencana yang telah
ditetapkan terdapat batasan waktu yang jelas sehingga
perencanaan tersebut dapat dinilai dan dievaluasi.

2. ORGANIZING
Organizing (pengorganisasian) adalah suatu kegiatan
pembagian tugas kepada setiap sumber daya yang ada
di perusahan sesuai dengan kemampuan masing-
masing sumber daya tersebut. Terdapat dua kegiatan
yang dilakukan pada tahap organizing, yaitu staffing
dan pemaduan segala sumber daya perusahaan.
Staffing adalah kegiatan yang sangat penting karena
pada kegiatan ini, manajemen menempatkan orang
yang tepat pada tempat yang tepat sehingga dapat
menjamin kegiatan yang dilakukan. Setelah
menempatkan orang-orang yang tepat pada tempat
yang tepat, pemimpin perlu mengkoordinasikan seluruh
potensi sumber daya tersebut agar semuanya berjalan
sinergi.

3. ACTUATING

5
Actuating adalah menggerakan semua anggota
kelompok untuk bekerja sama mencapai tujuan
perusahaan. Tahapan ini terdiri dari kepemimpinan
dan koordinasi, yaitu pemimpin perusahaan memimpin
setiap sumber daya yang ada untuk bekerja sesuai
dengan perencanaan yang telah ditentukan sebelumnya
dan mengkoordinasi agar kerja sama ini dapat
dilakukan dengan harmonis. Hal ini dapat menghindari
persaingan yang ada antar sumber daya yang bisa
mengakibatkan tidak tercapainya tujuan perusahanl.

4. CONTROLLING
Controlling bukan hanya sekedar
mengendalikanpelaksanaan berbagai kegiatan yang
dilakukan, namun juga melakukan koreksi-koreksi
apabila aktivitas yang dilakukan tidak sesuai dengan
perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. Dengan
kata lain, tujuan utama dari controlling adalah untuk
memastikan bahwa aktivitas yang dilakukan sesuai
dengan perencanaan. Jadi, Pemimpin suatu
perusahaan bukan hanya bertugas dalam merancang
visi dan misi perusahaan, namun juga harus
menjalankan fungsi manajemen. Apabila fungsi
manajemen tersebut dapat dijalankan dengan benar,
maka tujuan organisasi dapat dengan tepat dicapai oleh
perusahaan.

Dalam organisasi pemerintah untuk mencapai tujuan


dan target yang telah ditentukan ada beberapa tugas
pokok dan fungsi yang tekah ditetapkan dan diatur dalam
peraturan perundang-undangan.

6
Kementerian Agraria dan Tata Ruang merupakan
kementerian yang mempunyai tugas menyelenggarakan
urusan di bidang agraria/pertanahan dan tata ruang untuk
membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan
negara. Adapun fungsi Kementerian Agraria dan Tata Ruang
(ATR) berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia
Nomor 17 Tahun 2015 tentang Kementerian Agraria dan Tata
Ruang yakni :

1. Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di


bidang tata ruang, infrastruktur keagrariaan/ pertanahan,
hubungan hukum keagrariaan/ pertanahan, penataan
agraria/ pertanahan, pengadaan tanah, pengendalian
pemanfaatan ruang dan penguasaan tanah, serta
penanganan masalah agraria/pertanahan, pemanfaatan
ruang, dan tanah;
2. Koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian
dukungan administrasi kepada seluruh unsur organisasi di
lingkungan Kementerian ATR;
3. Pengelolaan barang milik/ kekayaan negara yang menjadi
tanggung jawab Kementerian ATR;
4. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan
Kementerian ATR;
5. Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas
pelaksanaan urusan Kementerian ATR di daerah; dan
6. Pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada
seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian ATR.

Kementerian ATR/ BPN terdiri atas:


1. Sekretariat Jenderal;
2. Inspektorat Jenderal;
3. Direktorat Jenderal Tata Ruang;
4. Direktorat Jenderal Infrastruktur Keagrariaan;
5. Direktorat Jenderal Hubungan Hukum Keagrariaan
6. irektorat Jenderal Penataan Agraria;
7. Direktorat Jenderal Pengadaan Tanah;
8. Direktorat Jenderal Pengendalian Pemanfaatan Ruang
dan Penguasaan Tanah;
9. Direktorat Jenderal Penanganan Masalah Agraria,
Pemanfaatan Ruang dan Tanah;
10. Staf Ahli Bidang Landreform dan Hak Masyarakat atas
Tanah;
11. Staf Ahli Bidang Masyarakat Adat dan Kemasyarakatan;

7
dan
12. Staf Ahli Bidang Ekonomi Pertanahan.

Berdasarkan Pasal 2 Peraturan Presiden Nomor 17


Tahun 2015 Tentang Kementerian Agraria dan Tata Ruang,
Kementerian Agraria Tata Ruang mempunyai tugas
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
agraria/pertanahan dan tata ruang untuk membantu
Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara,
dan memiliki fungsi salah satunya perumusan, penetapan,
dan pelaksanaan kebijakan di bidang tata ruang,
infrastruktur keagrariaan/pertanahan, hubungan hukum
keagrariaan/pertanahan, penataan agraria/pertanahan,
pengadaan tanah, pengendalian pemanfaatan ruang dan
penguasaan tanah, serta penanganan masalah
agraria/pertanahan, pemanfaatan ruang, dan tanah.
Sedangkan sesuai Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2015 tentang Badan Pertanahan
Nasional, adapun fungsi Badan Pertanahan Nasional (BPN)
di bidang pertanahan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yakni :
1. penyusunan dan penetapan kebijakan di bidang
pertanahan;
2. perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
survei, pengukuran, dan pemetaan;
3. perumusan dan pelaksanaan kebijakan di
bidang penetapan hak tanah, pendaftaran tanah, dan
pemberdayaan masyarakat;
4. perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
pengaturan, penataan dan pengendalian kebijakan
pertanahan;
5. perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
pengadaan tanah;
6. perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
pengendalian dan penanganan sengketa dan perkara
pertanahan;\
7. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan
BPN;

8
8. pelaksanaan koordinasi tugas, pembinaan, dan
pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit
organisasi di lingkungan BPN;
9. pelaksanaan pengelolaan data informasi lahan
pertanian pangan berkelanjutan dan informasi di
bidang pertanahan;
10. pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang
pertanahan; dan
11. Pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia di
bidang pertanahan. Untuk menyelenggarakan tugas
dan fungsi BPN di daerah, maka dibentuk Kantor
Wilayah BPN di provinsi dan Kantor Pertanahan di
kabupaten/kota.

Pasal 29 ayat (1) Peraturan Menteri Agraria dan Tata


Ruang/Badan Pertanahan Nasional Nomor 38 Tahun 2016
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan menyatakan
bahwa Kantor Pertanahan adalah instansi vertikal
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional di kabupaten/kota yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Menteri Agraria dan Tata
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional melalui Kepala
Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional. Kantor
Pertanahan Kabupaten Pesisir Selatan merupakan instansi
vertikal Badan Pertanahan Nasional (BPN) yang
bertanggung jawab kepada menteri melalui Kantor Wilayah
Badan Pertanahan Nasional Provinsi Sumatera Barat.
Kantor Pertanahan sebagai garda terdepan dari
Badan Pertanahan Nasional, mempunyai peranan yang
sangat strategis serta penting dalam memberikan
pelayanan di bidang pertanahan secara langsung kepada
masyarakat. Hal ini telah tertera di dalam Pasal 7
Peraturan Presiden No. 20 Tahun 2015 tentang Badan
Pertanahan Nasional menyatakan bahwa:
1. untuk menyelenggarakan tugas dan fungsi BPN di

9
daerah, dibentuk Kantor Wilayah BPN di provinsi dan
Kantor Pertanahan di kabupaten/kota.
2. Kantor Pertanahan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dapat dibentuk lebih dari 1 (satu) Kantor
Pertanahan tiap kabupaten/kota
Kantor Pertanahan kabupaten Lebong yang
beralamatkan di Jalan Raya Jalur Dua Komplek
Perkantoran Pemda Lebong. Yang berbatasan dengan :
Utara : Kab. Bengkulu Utara dan Kab.Merangin
Selatan : Kab. Rejang Lebong
Timur : Kab.Merangin Jambi
Barat : Kab. Bengkulu Utara

Kantor Pertanahan Kabupaten Lebong dibentuk


berdasarkan Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional
Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2007 Tanggal 08 Maret
2006, Tentang Pembentukan Kantor Pertanahan Kabupaten
Lebong di Provinsi Bengkulu dengan kode satker 670578.

Suatu instansi atau organiasi tentu saja memiliki visi


dan misi dalam mencapai tujuan dan cita-cita nasional. visi
misi Kementerian Agraria dan Tata ruang atau Badan
Pertanahan Nasional sendiri adalah:

Visi:
adalah “Terwujudnya Kementerian ATR/BPN Menjadi
Institusi Pengelola Pertanahan dan Tata Ruang yang
berstandar dunia.

Misi:
1. Seluruh tanah di Indonesia harus didaftarkan;
2. Memaksimalkan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR);
3. Peningkatan Sumber daya manusia menuju birokrasi
berstandar dunia;

10
4. Kementerian ATR/BPN harus menjadi pusat informasi
pertanahan dan tata ruang;
5. Mewujudkan Kantor Pertanahan modern dengan
memberikan produk pertanahan dan tata ruang berbasis
elektronik;
6. Meningkatkan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP)
10 kali dengan layanan informasi pertanahan sebagai
basis penerimaan negara;
7. Memberlakukan stelsel positif atau asuransi
pertananahan untuk mengatasi kerugian masyarakat
akibat sengketa pertanahan.

Sedangkan Visi dan Misi Kantor Pertanahan Kabupaten


VISI:
Menjadi lembaga yang mampu mewujudkan tanah dan
pertanahan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat, serta
keadilan dan keberlanjutan sistem kemasyarakatan,
kebangsaan dan kenegaraan Republik Indonesia.

MISI:
1. Mengembangkan dan Menyelenggarakan Kebijakan
Pertanahan untuk peningkatan rakyat serta penciptaan
sumber-sumber baru kemakmuran rakyat.
2. Meningkatkan pelayanan prima dalam kegiatan legalisasai
asset masyarakat.
3. Menata system kearsipan guna tertib administrasi
pertanahan
4. Mewujudkan tatanan kehidupan bersama yang harmonis
dengan mengatasi berbagai sengketa, konflik dan perkara
pertanahan.
5. Meningkatkan tatanan kehidupan bersama yang lebih
berkeadilan, bermasrtabat dalam kaitannya dengan
penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan
tanah.

11
6. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan
pembangunan bidang pertanahan.
Sejak februari 2018 penulis di tempatkan di kantor
pertanahan kabupaten lebong di seksi hubungan hukum
pertanahan. Sejak saat itu penulis mulai di libatkan dalam
beberapa pekerjaan di seksi ini. Khususnya dalam
pelaksanaan dalam menjalankan system KKP. kegiatan
penulis selama masa habituasi adalah untuk merealisasikan
aktualisasi agar berjalan sesuai rancangan yang telah
dibuat, berdasarkan nilai-nilai dasar profesi ASN. Selain itu
penulis juga melaksanakan kegiatan lain atas perintah
pempinan. Dan kegiatan yang berjalan di kantor saat ini
adalah :
a. Sub bagian tata usaha
 Penyusunan Rencana Program dan Anggaran
 Penguatan Pemantauan dan Evaluasi
 Pengelolaan Kepegawaian
 Pengelolaan Keuangan dan Perbendaharaan
 Penatausahaan BMN
 Hubungan Masyarakat dan Advokasi Hukum
 Layanan Perkantoran (Gaji, Tunjangan, dan Biaya
Operasional)
b. Seksi Infrastruktur Pertanahan
 Pelayanan Pengukuran Batas Bidang Tanah
 Pelayanan Pengembalian Batas
 Pelayanan Informasi Data Tekstual / Grafikal /
Kutipan / Scan / Printout Digital warkah
 Pelayanan Informasi Salinan Surat Ukur

c. Seksi Hubungan Hukum Pertanahan


 Pelayanan Pendaftaran Tanah Pertama Kali
 Pelayanan Pemeliharaan Data Pendaftaran Tanah
 Pelayanan Informasi Pengecekan Sertifikat
 Pelayanan Penerbitan Surat Keterangan Pendaftaran
Tanah
 Pemberdayaan Masyarakat Pasca Legalisasi Aset
d. Seksi Penataan Pertanahan
 Pelayanan Pertimbangan Teknis Dalam Rangka Ijin
Lokasi

12
 Pelayanan Pertimbangan Teknis Pertanahan Dalam
Rangka Ijin Perubahan Penggunaan tanah
e. Seksi Penangan Masalah dan Pengendalian Pertanahan
 Pemantauan dan Evaluasi Hak Atas Tanah DPAT/
Perizinan di Kantor Pertanahan
 Analisa Sengketa / Konflik
 Layanan Pengaduan

Pada kesempatan ini penulis akan membahas unsur-


unsur manajemen hanya fokus pada satu seksi saja yaitu
pada Sub bagian tata usaha karena pada saat ini penulis
menjalani tugas pokok pada sub bagian tata usaha sebagai
Koordinator Kelompok Substansi Keuangan dan BMN serta
Koordinator Kelompok Substansi Perencanaan, Pelaporan
dan Evaluasi.

I.2 Rumusan Masalah

Bagaimana penerapan fungsi-fungsi manajemen pada Kantor


Pertanahan Kabupaten Lebong?

13
BAB II
PEMBAHASAN
Pada bab pembahasan ini penulis akan membahas
mengenai fungsi-fungsi manajemen yang telah dijelaskan
secara singkat pada bab sebelumnya. Menurut George R.
Terry, 1958 dalam bukunya Principles of Management
(Sukarna, 2011: 10) membagi empat fungsi dasar
manajemen, yaitu Planning (Perencanaan), Organizing
(Pengorganisasian), Actuating (Pelaksanaan) dan Controlling
(Pengawasan). Keempat fungsi manajemen ini disingkat
dengan POAC. Berikut penulis jelaskan penerapan fungsi-
fungsi manajemen pada Kantor Pertanahan Kabupaten
Lebong:

1. PLANNING
Perencanaan atau planning adalah tahap pertama
dari proses manajemen karena pada tahap ini
disusun berbagai aktivitas organisasi ke depan
sehingga tujuan bisa dicapai suatu perusahaan.
Ketika melakukan planning, terdapat dua hal yang
harus menjadi perhatian yakni merencanakan
kegiatan apa yang dilakukan perusahaan dan
membuat budget atau pun anggaran. Beberapa hal
yang harus diperhatikan ketika membuat
perencanaan yakni SMART yang berarti Specific
dalam artian dalam kegiatan apa saja harus ada

14
kejelasan. Selanjutnya Measurable yakni aktivitas
itu diukur tingkat keberhasilannya. Adapula
Achievable yang mana perencanaan perusahaan
harus tercapai bukan hanya dengan suatu rencana
saja.

Realistic yakni rencana itu harus dikerjakan sesuai


dengan kemampuan dan sumber daya yang dimiliki
suatu perusahaan. Terakhir ada Time yang
merupakan rencana yang telah ditetapkan terdapat
batasan jelas hingga dapat dinilai serta dievaluasi.

Pada Kantor Pertanahan Kabupaten Lebong, telah


dilaksanakan fungsi Perencanaan atau Planning
ini, yaitu dengan adanya bagian urusan
perencanaan, dimana penulis sendiri menjadi
coordinator pada substansi ini. Kegiatan
perencanaan ini pada Kantor Pertanahan
Kabupaten Lebong memang lebih kearah budgeting
dan penganggaran kegiatan besar yang
dilaksanakan setiap tahun adalah penyusunan
rencana kegiatan, penyusunan pagu anggaran atau
Rancangan Kegiatan dan Kegiatan
Kementerian/Lembaga (RKAKL) dan kebetulan
penulis sendiri yang langsung terlibat pada
kegiatan tersebut yang dilaksanakan pada bulan
Juli dan Oktober setiap tahunnya. Pada tahun
2022 bulan Juli kegiatan RKAKL Penyusunan
Alokasi anggaran dilaksanakan di Kota Jakarta
sedangkan pada bulan Oktober Penyusunanan
Pagu Anggaran dilaksanakan di Kota Bandung, dan
diselang 5 tahun ada penyusunan Renstra.

15
Sedangkan untuk kegiatan rutinitas harian, pada
bagian perencanaan ini yaitu melakukan revisi
anggaran sesuai dengan kebutuhan instansi dalam
rangka untuk mendukung pelaksanaan kegiatan
dan penyerapan anggaran.

2. ORGANIZING
Organizing atau pengorganisasian yang merupakan
pembagian tugas kepada setiap sumber daya di
perusahaan sesuai dengan kemampuan masing-
masing. Ada dua kegiatan yang dilakukan di tahap
Organizing yaitu antara lain staffing atau
pemanduan segala sumber daya. Ini juga
merupakan kegiatan krusial karena manajemen
akan menempatkan orang tepat pada tempat
sehingga bisa menjamin kegiatan dapat
terselenggara. Bukan hanya itu, setelah
ditempatkan dalam tempat yang tepat, pemimpin
perlu melakukan koordinasi dengan seluruh
potensi sumber daya agar bisa bersinergi dengan
baik adanya.

Pada Kantor Pertanahan Kabupaten Lebong telah


dilaksanakan fungsi staffing dimana para pegawai
ditempatkan sesuai dengan kompetensi nya
masing-masing, apalagi sekarang sudah ada
Jabatan Fungsional Tertentu yang mana
mengharuskan para pegawai ditempatkan pada
bidang kompetensi yang ia miliki yang dibuktikan
dengan pengalaman kerja, sertifikat-sertifikat
keahlian dan pelatihan. Kemudian tidak hanya

16
penempatan pada bidang kompetensi nya masing-
masing namun juga memberikan pelatihan-
pelatihan untuk peningkatan kompetensi dari
sumberdaya yang ada serta memperbaiki sarana
dan prasarana yang mendukung kinerja Kantor
Pertanahan Kabupaten Lebong.

3. ACTUATING
Actuating adalah peran manajer untuk
mengarahkan pekerja yang sesuai dengan tujuan
organisasi. Actuating adalah implementasi rencana,
berbeda dari planning dan organizing. Actuating
membuat urutan rencana menjadi tindakan dalam
dunia organisasi. Sehingga tanpa tindakan nyata,
rencana akan menjadi imajinasi atau impian yang
tidak pernah menjadi kenyataan.

Actuating di Kantor Pertanahan Kabupaten Lebong


sudah dijalankan dengan baik, semua kegiatan di
Kantor Pertanahan Kabupaten Lebong telah
telaksana dengan baik dan mencapai target 100%
meskipun pada tahun 2021 Kantor Pertanahan
Kabupaten Lebong tidak bisa mencapai target
program strategis nasional sampai dengan 100%
namun berbeda dengan tahun 2022, Kantor
Pertanahan Kabupaten Lebong mencapai 100%
untuk semua kegiatan baik itu program nasional
maupun bukan program nasional.

4. CONTROLLING
Controlling, memastikan bahwa kinerja sesuai
dengan rencana. Hal ini membandingkan antara

17
kinerja aktual dengan standar yang telah
ditentukan. Jika terjadi perbedaan yang signifikan
antara kinerja aktual dan yang diharapkan,
manajer harus mengambil tindakan yang sifatnya
mengoreksi. Misalnya meningkatkan periklanan
untuk meningkatkan penjualan. Fungsi dari
controlling adalah menentukan apakah rencana
awal perlu direvisi, melihat hasil dari kinerja
selama ini. Jika dirasa butuh ada perubahan, maka
seorang manajer akan kembali pada proses
planning. Di mana ia akan merencanakan sesuatu
yang baru, berdasarkan hasil dari controlling.

Pelaksanaan Kegiatan di Kantor Pertanahan selalu


diawasi dan dimonitoring langsung oleh
Kementerian ATR/BPN. Setiap tiga bulan sekali
Kementerian ATR/BPN selalu mengadakan Rapat
Evaluasi untuk setiap kegiatan prioritas nasional,
sehingga jika ada kendala dan hambatan yang
dihadapi yang membuat kegiatan menjadi
terhambat dalam pelaksanaannya maka hal itu
akan langsung menjadi koreksi oleh Kementerian
ATR/BPN. Selain itu setiap instansi pasti memiliki
laporan bulanan, triwulan, semester bahkan
tahunan begitu juga halnya dengan Kantor
Pertanahan Kabupaten Lebong, sebagai bahan
evaluasi dan pengawasan pelaksanaan kegiatan
maka selalu ada penyusunan laporan evaluasi,
laporan keuangan, laporan kinerja dan laporan
capaian output setiap bulannya.

18
BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat dirangkum dari bab
pembahasan sebelumnya adalah pada Kantor Pertanahan
Kabuapten Lebong adalah bahwa semua fungsi-fungsi
manajemen di Kantor Pertanahan Kabupaten Lebong telah
di laksanakan.

19

Anda mungkin juga menyukai