Anda di halaman 1dari 18

ETIKA PETUGAS KESEHATAN HAJI

I. DESKRIPSI SINGKAT
Buruknya pelayanan kesehatan haji dan kesalahan medik yang diberikan
oleh para Tenaga Kesehatan kepada Jemaah haji, hal tersebut sampai-
sampai tidak bisa diterima oleh Profesi Tenaga Kesehatan tersebut, namun
kejadian tersebut tidak bisa lepas begitu saja dari sikap dan perilaku tenaga
kesehatan itu sendiri. Tenaga Kesehatan Haji yang merupakan tenaga
profesional, seyogyanya selalu menerapkan etika dalam sebagian besar
aktifitas sehari-hari.
Tentunya pernah terdengar adanya keluhan dari Jemaah haji tentang
buruknya praktek pelayanan yang diberikan petugas kloter khususnya
tenaga kesehatan. Makin banyaknya pengaduan Jemaah Haji dan pihak-
pihak yang berinteraksi dengan petugas kesehatan haji Indonesia terhadap
pelayanan kesehatan yang diberikan, hal ini ditunjang dengan data dari
Badan Pusat Statistik yang menunjukkan terdapat penurunan tingkat
kepuasan Jemaah haji terhadap pelayanan yaitu sebesar -2,59 dari tahun
2012 ke 2013.
Etika yang merupakan suatu norma perilaku atau biasa disebut dengan
asas moral, sebaiknya selalu dijunjung tinggi dalam kehidupan
bermasyarakat kelompok manusia. Etika yang berlaku dimasyarakat modern
saat ini adalah Etika Terapan (applied ethics) yang biasanya menyangkut
suatu profesi, dimana didalamnya membicarakan tentang pertanyaan-
pertanyaan etis dari suatu individu yang terlibat. Sehingga pada masing-
masing profesi telah dibentuk suatu tatanan yang dinamakan kode etik
profesi.
Perilaku ini memang agak sulit menanganinya, kecuali kesadaran sendiri
masing-masing Tenaga Kesehatan dalam menerapkan, mengaplikasikan,
menghayati, memahami, kode etik profesinya. Karena, etika profesi lebih
bersifat moral.
Dalam modul ini akan dibahas mengenai Prinsip dasar etika dan Etika
pelayanan kesehatan haji yang mencakup etika sesama petugas, kepada diri

Modul Pelatihan PPIH Cetakan tahun 2017 1


sendiri, dan kepada jemaah haji. Semoga dengan mempelajari modul ini
para pembaca / peserta pelatihan mampu meningkatkan wawasan dan
ketrampilannya dalam menerapkan etika petugas kesehatan haji Indonesia.

II. TUJUAN PEMBELAJARAN


A. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah selesai mengikuti materi ini, peserta mampu melakukan tugas sesuai
etika petugas kesehatan haji.

B. Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah selesai mengikuti materi ini, peserta mampu:
1. Menjelaskan prinsip dasar etika
2. Menerapkan etika pelayanan kesehatan haji.

III. POKOK BAHASAN


Dalam modul ini akan dibahas pokok bahasan-pokok bahasan sebagai
berikut yaitu :
Pokok Bahasan dan sub pokok bahasan:
1. Prinsip dasar etika
2. Etika pelayanan kesehatan haji
a. Sesama petugas.
b. Kepada pimpinan.
c. Kepada jemaah haji.

IV. BAHAN BELAJAR


1. Modul etika petugas kesehatan haji.
2. Panduan diskusi.

V. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Jumlah jam yang digunakan dalam modul ini adalah sebanyak 2 jam
pelajaran (T= 1 jpl, P= 1 jpl, PL= 0 jpl) @45 menit. Untuk mempermudah

Modul Pelatihan PPIH Cetakan tahun 2017 2


proses pembelajaran dan meningkatkan partisipasi seluruh perserta,
maka perlu disusun langkah-langkah kegiatan sebagai berikut :

Langkah 1. Penyiapan proses pembelajaran


1. Kegiatan Fasilitator
a. Fasilitator memulai kegiatan dengan melakukan bina suasana
dikelas
b. Fasilitator menyampaikan salam dengan menyapa peserta
dengan ramah dan hangat.
c. Apabila belum pernah menyampaikan sesi di kelas mulailah
dengan memperkenalkan diri, Perkenalkan diri dengan
menyebutkan nama lengkap, instansi tempat bekerja, materi
yang akan disampaikan.
d. Menggali pendapat pembelajar (apersepsi) tentang etika petugas
kesehatan haji dalam pelaksanaan PPIH Arab Saudi dengan
metode curah pendapat (brainstorming).
e. Menyampaikan ruang lingkup bahasan dan tujuan pembelajaran
tentang materi Prinsip dasar etika. Etika pelayanan kesehatan
haji pada pelaksanaan PPIH Arab Saudi yang disampaikan
dengan menggunakan bahan tayang (slide power point).
2. Kegiatan Peserta
a. Mempersiapkan diri dan alat tulis yang diperlukan.
b. Mengemukakan pendapat atas pertanyaan fasilitator.
c. Mendengar dan mencatat hal-hal yang dianggap penting.
d. Mengajukan pertanyaan kepada fasilitator bila ada hal-hal yang
belum jelas dan perlu diklarifikasi.

Langkah 2 : Review pokok bahasan


1. Kegiatan Fasilitator
a. Menyampaikan Pokok Bahasan dan sub pokok bahasan dari
materi awal sampai dengan materi terakhir secara garis besar
dalam waktu yang singkat

Modul Pelatihan PPIH Cetakan tahun 2017 3


b. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk menanyakan
hal-hal yang masih belum jelas.
c. Memberikan jawaban jika ada pertanyaan yang diajukan oleh
peserta
d. Menyampaikan beberapa kasus untuk didiskusikan secara
terbuka dengan seluruh peserta.
2. Kegiatan Peserta
a. Mendengar, mencatat dan menyimpulkan hal-hal yang dianggap
penting.
b. Mengajukan pertanyaan kepada fasilitator sesuai dengan
kesempatan yang diberikan.
c. Memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan fasilitator.

Langkah 3 : Rangkuman dan evaluasi hasil belajar


1. Kegiatan Fasilitator
a. Mengadakan evaluasi dengan melemparkan 3 pertanyaan
sesuai topik pokok bahasan secara acak kepada peserta.
b. Memperjelas jawaban peserta terhadap masing – masing
pertanyaan yang telah diajukan sebelumnya.
c. Bersama peserta merangkum poin-poin penting dari hasil
proses pembelajaran tentang etika petugas kesehatan haji
dalam pelaksanaan PPIH Arab Saudi.
d. Membuat kesimpulan dapat dilakukan sendiri oleh fasilitator
atau secara bersama-sama dengan mengajak peserta untuk
menyimpulkan
2. Kegiatan Peserta
a. Menjawab pertanyaan yang diajukan fasilitator.
b. Bersama fasilitator merangkum hasil proses pembelajaran etika
petugas kesehatan haji dalam pelaksanaan PPIH Arab Saudi.

Modul Pelatihan PPIH Cetakan tahun 2017 4


VI. URAIAN MATERI
Etika Profesi dan Hukum Profesi Kesehatan masing-masing
mempunyai tingkatan masalah terhadap sikap dan perilaku tenaga
kesehatan yang berbeda-beda, yaitu Perilaku yang dilakukan telah
sesuai, baik terhadap Etika dan Hukum Profesi Kesehatan.
Perilaku yang dilakukan berlawanan, baik terhadap Etika dan Hukum
Profesi Kesehatan, Perilaku yang dilakukan bertentangan dengan Etika,
tetapi sesuai dengan Hukum Profesi Kesehatan, Perilaku yang
dilakukan bertentangan dengan hukum tetapi sesuai dengan Etika. Dari
sini Tenaga Kesehatan harus mencermati, dan mensikapi dengan baik
setiap tindakan yang hendak diberikan kepada pelanggan/ pengguna
jasa.
Dalam memberikan pelayanan yang berkualitas atau pelayanan
kesehatan yang prima terhadap masyarakat, seperti halnya pemberian
pelayanan publik lainnya, dibutuhkan sikap dan perilaku yang handal
dan profesional bagi seluruh SDM-nya. Sikap tersebut seharusnya
dimulai dari jajaran yang paling atas, tingkat pimpinan yang tertinggi,
sampai pada lapisan terbawah, atau petugas lapangan. Seorang
pimpinan, seyogyanya mau meluangkan waktunya, tenaganya dan
dananya untuk mempraktekkan apa yang pernah diucapkan.
Pelayanan Kesehatan yang profesional yang tanggap atas kebutuhan
masyarakat atas pelayanan kesehatan yang baik dan benar, terlepas
dari besar kecilnya organisasi/institusi yang ada, sangat membutuhkan
SDM Kesehatan yang mempunyai sikap dan perilaku sebagai berikut:
Memperlakukan user/pelanggan sebagai mitra, mampu menciptakan
strategi pelayanan yang baik dan benar sesuai dengan profesi dan
kompetensinya, menghargai keluhan pelanggan dengan kebaikan,
simpati dan pemecahan masalah, memperlakukan setiap pelanggan
sebagai sesuatu yang unik dan khusus, lakukan Informed Consent
secara ikhlas, laksanakan tindakan Rekam Medik secara lege de artis,
sesuai dengan ketentuan yang ada. Dapat mengetahui kepuasan
pelanggan melalui sisi mata pelanggan memandang kepuasan yang

Modul Pelatihan PPIH Cetakan tahun 2017 5


didapat, paham, mengerti, dan mampu melaksanakan seni pelayanan
pelanggan yang berkualitas sesuai dengan Etika dan Hukum yang
berlaku. Menetapkan sasaran-sasaran kualitas pelayanan dan
penghargaan yang akan diberikan, mau terjun langsung ke lapangan
dan melihat apa yang terjadi, bersikap sabar dan tidak mudah puas
dengan hasil yang didapat, mau mendengar dan mensikapi terhadap
gagasan yang timbul terhadap pelayanan yang berkualitas.

1. Prinsip dasar etika.


A. Pengertian Etika dan Moralitas
Etika berasal dari bahasa Yunani ethos yang berarti kebiasaan atau
watak. Dalam bahasa Perancis etiquette (etiket) berarti kebiasaan, cara
bergaul, berperilaku yang baik. Jadi etika merupakan pola perilaku
pergaulan seseorang atau suatu organisasi.
Moralitas atau moral berasal dari bahasa Latin mos (mores) yang
berarti cara hidup atau kebiasaan. Secara harafiah, moral memilki arti
yang sama dengan etika. Tapi dalam praktik sehari-hari. Moral atau
dalam bahasa Inggris morale dapat diartikan semangat atau dorongan
batin dalam diri seseorang untuk melakukan maupun tidak melakukan
sesuatu. Moral ini dilandasi oleh nilai-nilai tertentu yang diyakini oleh
seseorang atau organisasi tertentu sebagai sesuatu yang baik atau
buruk sehingga dapat membedakan mana yang patut atau tidak patut
dilakukan.
Perbedaan antara etika dan moralitas adalah dari sistem nilainya.
Moralitas cenderung merujuk nilai-nilai yang diyakini dari dalam diri
seseorang atau organisasi, sedangkan etika mengaitkan nilai-nilai yang
diyakini itu dengan interaksi terhadap lingkungan.
B. Konsep Etika dan Moralitas
Etika pada dasarnya merujuk kepada dua hal:
1. Etika berkenaan dengan disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai-
nilai yang dianut oleh manusia beserta pembenarannya. Etika
merupakan cabang ilmu filsafat.

Modul Pelatihan PPIH Cetakan tahun 2017 6


2. Etika merupakan nilai-nilai hidup dan hukum-hukum yang mengatur
tingkah laku manusia.
Moral, dalam pengertian umum menekankan pada karakter dan sifat-
sifat individu yang khusus diluar ketaatan dan peraturan. Moral merujuk
pada tingkah laku yang bersifat spontan, misalnya kasih, kemurahan
hati, kebesaran jiwa dan sebagainya. Moralitas berfokus pada hukum-
hukum dan prinsip-prinsip yang abstrak dan bebas.
Berdasarkan kedua pandangan tersebut jelas perbedaan kedua istilah
tersebut. Etika dipandang sebagai suatu sistem nilai apa yang baik dan
buruk bagi manusia dan masyarakat. Sedangkan moralitas
dimaksudkan untuk menentukan sampai sejauh mana seseorang
memilki dorongan untuk melakukan tindakan sesuai dengan prinsip-
prinsip etika moral.
Prinsip-Prinsip Etika
Enam prinsip yang mendasari etika adalah:
1. Keindahan (beauty)
2. Persamaan (equality)
3. Kebaikan (goodness)
4. Keadilan (justice)
5. Kebebasan (liberty)
6. Kebenaran (truth)
Dalam ilmu kedokteran, dikenal istilah Bioetika. Perkembangan yang
begitu pesat di bidang biologi dan ilmu kedokteran membuat etika
kedokteran tidak mampu lagi menampung keseluruhan permasalahan
yang berkaitan dengan kehidupan. Etika kedokteran berbicara tentang
bidang medis dan profesi kedokteran saja, terutama hubungan dokter
dengan pasien, keluarga, masyarakat, dan teman sejawat. Oleh
karena itu, sejak tiga dekade terakhir ini telah dikembangkan bioetika
atau yang disebut juga dengan etika biomedis.
Menurut F. Abel, Bioetika adalah studi interdisipliner tentang masalah-
masalah yang ditimbulkan oleh perkembangan biologi dan
kedokteran, tidak hanya memperhatikan masalah-masalah yang

Modul Pelatihan PPIH Cetakan tahun 2017 7


terjadi pada masa sekarang, tetapi juga memperhitungkan timbulnya
masalah pada masa yang akan datang.
Bioetika berasal dari kata bios yang berati kehidupan dan ethos yang
berarti norma-norma atau nilai-nilai moral. Bioetika merupakan studi
interdisipliner tentang masalah yang ditimbulkan oleh perkembangan
di bidang biologi dan ilmu kedokteran baik skala mikro maupun makro,
masa kini dan masa mendatang. Bioetika mencakup isu-isu sosial,
agama, ekonomi, dan hukum bahkan politik.
Bioetika selain membicarakan bidang medis, seperti abortus,
euthanasia, transplantasi organ, teknologi reproduksi butan, dan
rekayasa genetik, membahas pula masalah kesehatan, faktor budaya
yang berperan dalam lingkup kesehatan masyarakat, hak pasien,
moralitas penyembuhan tradisional, lingkungan kerja, demografi, dan
sebagainya. Bioetika memberi perhatian yang besar pula terhadap
penelitian kesehatan pada manusia dan hewan percobaan.
Masalah bioetika mulai diteliti pertama kali oleh Institude for the Study
of Society, Ethics and Life Sciences, Hasting Center, New York pada
tahun 1969. Kini terdapat berbagai isu etika biomedik.
C. Prinsip-prinsip Dasar Bioetika
Prinsip-prinsip dasar etika adalah suatu aksioma yang mempermudah
penalaran etik. Prinsip-prinsip itu harus dibersamakan dengan prinsip-
prinsip lainnya atau yang disebut spesifik. Tetapi pada beberapa
kasus, karena kondisi berbeda, satu prinsip menjadi lebih penting dan
sah untuk digunakan dengan mengorbankan prinsip yang lain.
Keadaan terakhir disebut dengan Prima Facie. Konsil Kedokteran
Indonesia, dengan mengadopsi prinsip etika kedokteran barat,
menetapkan bahwa, praktik kedokteran Indonesia mengacu kepada
kepada 4 kaidah dasar moral yang sering juga disebut kaidah dasar
etika kedokteran atau bioetika, antara lain:
1. Beneficence
Dalam arti prinsip bahwa seorang dokter berbuat baik, menghormati
martabat manusia, dokter tersebut juga harus mengusahakan agar

Modul Pelatihan PPIH Cetakan tahun 2017 8


pasiennya dirawat dalam keadaan kesehatan. Dalam suatu prinsip ini
dikatakan bahwa perlunya perlakuan yang terbaik bagi pasien.
Beneficence membawa arti menyediakan kemudahan dan
kesenangan kepada pasien mengambil langkah positif untuk
memaksimalisasi akibat baik daripada hal yang buruk. Ciri-ciri prinsip
ini, yaitu:
 Mengutamakan Alturisme (menolong dengan sukarela dan tanpa
tekanan).
 Memandang pasien atau keluarga bukanlah suatu tindakan tidak
hanya menguntungkan seorang dokter.
 Mengusahakan agar kebaikan atau manfaatnya lebih banyak
dibandingkan dengan suatu keburukannya.
 Menjamin kehidupan baik-minimal manusia
 Memaksimalisasi hak-hak pasien secara keseluruhan.
 Menerapkan Golden Rule Principle, yaitu melakukan hal yang baik
seperti yang orang lain inginkan.
 Memberi suatu resep.
2. Non-malficence
Non-malficence adalah suatu prinsip yang mana seorang dokter tidak
melakukan perbuatan yang memperburuk pasien dan memilih
pengobatan yang paling kecil resikonya bagi pasien sendiri.
Pernyataan kuno First, do no harm (Yang Utama, tidak menimbulkan
cedera) tetap berlaku dan harus diikuti. Non-malficence mempunyai
ciri-ciri:
 Menolong pasien emergensi
 Mengobati pasien yang luka
 Tidak membunuh pasien
 Tidak memandang pasien sebagai objek
 Melindungi pasien dari serangan
 Manfaat pasien lebih banyak daripada kerugian dokter
 Tidak membahayakan pasien karena kelalaian
 Tidak melakukan White Collar Crime (kejahatan profesi)

Modul Pelatihan PPIH Cetakan tahun 2017 9


3. Justice
Keadilan (Justice) adalah suatu prinsip dimana seorang dokter
memperlakukan sama rata dan adil terhadap untuk kebahagiaan dan
kenyamanan pasien tersebut. Perbedaan tingkat ekonomi, pandangan
politik, agama, kebangsaan, perbedaan kedudukan sosial,
kebangsaan, dan kewarganegaraan tidak dapat mengubah sikap
dokter terhadap pasiennya. Justice mempunyai ciri-ciri :
 Memberlakukan segala sesuatu secara universal.
 Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia
lakukan.
 Menghargai hak sehat pasien.
 Menghargai hak hukum pasien.
4. Autonomy
 Dalam prinsip ini seorang dokter menghormati martabat manusia.
Setiap individu harus diperlakukan sebagai manusia yang
mempunyai hak menentukan nasib diri sendiri. Dalam hal ini
pasien diberi hak untuk berfikir secara logis dan membuat
keputusan sendiri. Autonomy bermaksud menghendaki,
menyetujui, membenarkan, membela, dan membiarkan pasien
demi dirinya sendiri. Autonomy mempunyai ciri-ciri:
 Menghargai hak menentukan nasib sendiri.
 Berterus terang menghargai privasi.
 Menjaga rahasia pasien.
 Melaksanakan Informed Consent.
 Prinsip Etika Kedokteran di atas juga diterapkan pada pelayanan
kesehatan haji.
2. Etika pelayanan kesehatan haji
Etika petugas kesehatan haji ini diadopsi dari etika pegawai negeri sipil.
Karena pada dasarnya seorang petugas haji adalah pegawai negara
yang ditetapkan jabatannya oleh surat keputusan menteri kesehatan
sebagai pejabat negara.

Modul Pelatihan PPIH Cetakan tahun 2017 10


1. Setia dan taat kepada Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945,
Negara dan Pemerintah.
2. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dalam negara kesatuan
Republik Indonesia.
3. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepadanya
dengan penuh pengabdian, kesadaran dan tanggungjawab.
4. Menyimpan rahasia jabatan.
Kewajiban Bagi Petugas kesehatan haji
1. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila dan Undang Undang
Dasar 1945, Negara dan Pemerintah;
2. Mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan golongan
atau diri sendiri, serta menghindarkan segala sesuatu yang dapat
mendesak kepentingan negara oleh kepentingan golongan, diri
sendiri atau pihak lain;
3. Menjunjung tinggi kehormatan dan martabat negara, pemerintah,
dan Petugas kesehatan haji;
4. Mengangkat sumpah/janji jabatan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
5. Menyimpan rahasia negara dan atau rahasia jabatan dengan
sebaik-baiknya;
6. Memperhatikan dan melaksanakan segala ketentuan pemerintah
baik yang langsung menyangkut tugas kedinasan maupun yang
berlaku secara umum;
7. Melaksanakan tugas kedinasan dengan sebaik-baiknya dan dengan
penagabdian, kesadaran, dan tanggungjawab;
8. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk
kepentingan negara;
9. Memelihara dan meningkatkan keutuhan, kekompakan, persatuan,
dan kesatuan;
10. Segera melakukan rujukan kepada institusi yang lebih berkompeten
apabila mengetahui ada hal yang dapat membahayakan kesehatan
Jemaah haji;

Modul Pelatihan PPIH Cetakan tahun 2017 11


11. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik;
12. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan
sebaik-baiknya;
13. Memberikan pelayanan dengan sebaik-baiknya kepada masyarakat
menurut bidang tugasnya masing-masing;
14. Bertindak dan bersikap tegas, tetapi adil dan bijaksana terhadap
bawahannya;
15. Berpakaian rapi, sopan serta bersikap dan bertingkah laku sopan
santun kepada masyarakat, sesama Petugas haji, dan terhadap
atasannya;
16. Hormat menghormati antara sesama petugas haji dan kepada
jemaah haji;
17. Menjadi teladan sebagai warganegara yang baik dalam masyarakat;
18. Mentaati segala peraturan perundang-undangan dan peraturan
kedinasan yang berlaku;
19. Mentaati perintah kedinasan dari atasan yang berwenang;
Memperhatikan dan menyelesaikan dengan sebaik-baiknya setiap
laporan.
Sedangkan larangan-larangan yang tidak boleh dilanggar oleh setiap
Petugas Kesehatan Haji adalah sebagai berikut:
1. Melaksanakan hal-hal yang dapat menurunkan kehormatan atau
martabat negara, pemerintah, atau petugas kesehatan haji;
2. Menyalahgunakan wewenangnya;
3. Tanpa izin pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk negara
asing;
4. Menyalahgunakan barang-barang, uang atau surat-surat berharga
milik negara;
5. Memasuki tempat-tempat yang dapat mencemarkan kehormatan
atau martabat petugas kesehatan haji, kecuali untuk kepentingan
jabatan;

Modul Pelatihan PPIH Cetakan tahun 2017 12


6. Bertindak dan bertingkah laku yang bertentangan dengan norma
dan etika Negara tempat bertugas atau bertentangan dengan syariat
Islam.
7. Melakukan suatu tindakan atau sengaja tidak melakukan suatu
tindakan yang dapat berakibat menghalangi atau mempersulit salah
satu pihak yang dilayaninya, sehingga mengakibatkan kerugian bagi
Jemaah haji /pihak yang dilayani;
8. Melakukan pungutan tidak sah dalam bentuk apapun juga dalam
melaksanakan tugasnya untuk kepentingan pribadi, golongan atau
pihak lain.
Selanjutnya ditegaskan dalam ketentuan tersebut bahwa setiap
ucapan, tulisan, atau perbuatan petugas kesehatan haji yang
melanggar ketentuan mengenai kewajiban dan larangan tersebut,
dianggap sebagai pelanggaran disiplin.
a. Sesama petugas
1) Memperlakukan sesama petugas dengan baik sebagaimana
dirinya ingin diperlakukan
2) Bekerja sama dengan baik dengan sesama petugas TKHI
3) Bekerja sama dengan baik dengan petugas TPHI dan TPIHI
4) Bekerja sama dengan baik dengan petugas non kloter seperti
petugas di sektor, BPHI dan petugas lainnya.
5) Menerapkan sopan santun dan akhlak mulia pada saat
berinteraksi dan bekerja sama
b. Kepada pimpinan
1) Tidak menaruh sifat iri dengki, mudah diperintah, selalu siap
siaga
2) Tidak mudah tersinggung, merajuk, menggerutu, menyerah.
3) Mudah untuk di Hubungi dan tidak mudah menyalahkan orang
lain.
4) Tidak pernah berkhianat/ pantang berkhianat, Bersikap hormat,
Harus Jujur dan terbuka, jangan sekali-kali membohongi
pimpinan

Modul Pelatihan PPIH Cetakan tahun 2017 13


5) Siap menjalankan tugas yang diberikan
6) Menjaga rahasia institusi, negara maupun pimpinan
7) Jangan melangkahi pimpinan dalam mengambil keputusan
8) Melaporkan/menyampaikan setiap perkembangan situasi
9) Meminta persetujuan pimpinan apabila mau memutuskan hal2
yang penting dan urgent
10) Luwes, fleksibel namun sesuai dengan norma, etika dan aturan
bukan bersikap ABS (Asal Bapak Senang)
11) Meminta Ijin jika ada keperluan pribadi utk meninggalkan
pekerjaan jangan sampai membolos atau menghilang tanpa
keterangan yang jelas
12) Menyelesaikan pekerjaan sampai tuntas
13) Jangan sekali2 membicarakan kejelekan pimpinan
14) Melaksanakan setiap perintah dgn rasa ikhlas sbg sebuah
ibadah krn hanya dgn rasa ikhlas yg beratpun akan jadi ringan,
tetapi dgn keterpaksaan yg ringan pun akan menjadi terasa
berat.
c. Kepada jemaah haji
1) Memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya
2) Menerapkan sopan santun dan akhlak mulia pada saat
berinteraksi dan memberi pelayanan kepada jemaah haji.
3) Mengutamakan tugasnya dalam melayani jemaah dari pada
kepentingan pribadi.
4) Setiap saat dibutuhkan oleh jemaah haji selalu siap sedia.

VII. RANGKUMAN
Dalam memberikan pelayanan yang berkualitas atau pelayanan kesehatan
yang prima terhadap masyarakat khususnya terhadap jemaah haji Indonesia,
seperti halnya pemberian pelayanan publik lainnya, dibutuhkan sikap dan
perilaku yang handal dan profesional bagi seluruh SDM-nya. Sikap tersebut
seharusnya dimulai dari jajaran yang paling atas, tingkat pimpinan yang
tertinggi, sampai pada lapisan terbawah, atau petugas lapangan. Pelayanan

Modul Pelatihan PPIH Cetakan tahun 2017 14


Kesehatan yang profesional yang tanggap atas kebutuhan masyarakat atas
pelayanan kesehatan yang baik dan benar, terlepas dari besar kecilnya
organisasi/institusi yang ada, sangat membutuhkan SDM Kesehatan yang
mempunyai sikap dan perilaku beretika.

Modul Pelatihan PPIH Cetakan tahun 2017 15


VIII. DAFTAR PUSTAKA :
1. Adji, Oemar Seno, (1991): Profesi Dokter Etika Profesional dan Hukum
Pertanggung Jawaban Dokter, Erlangga, Jakarta
2. K.Bertens, (1993), Etika, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Indonesia
3. Kementerian kesehatan RI, Modul Etika Dan Moral Verifikator, Pelatihan
Verifikasi Program Jamkesmas, Jakarta, 2008.
4. Http://hamzah-harun.blogspot.co.id/2012/01/islam-dan-etika-kedokteran
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2407 /Menkes /
Per/XII/2011 tentang Pelayanan Kesehatan Haji;
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2008 Tentang
Penyelenggaraan Ibadah Haji.

Modul Pelatihan PPIH Cetakan tahun 2017 16


IX. LATIHAN SOAL
1. Jelaskan perbedaan etika dan moral ?
2. Jelaskan tiga jenis etika yang harus dilakukan selama berada di Arab
Saudi?
3. Jelaskan prinsip-prinsip dasar etika ?
4. Jelaskan yang dimaksud dengan 4 kaidah bioetika ?

Modul Pelatihan PPIH Cetakan tahun 2017 17


Lampiran
PANDUAN DISKUSI
Hal-hal sebagai yang didiskusikan adalah sebagai berikut :
1) Bagaimana menurut etikanya bila jemaah memberikan sejumlah uang
untuk biaya pengobatannya?
2) Apa yang harus dilakukan oleh PPIH kesehatan bila menjumpai jemaah
haji yang tersesat ?
3) Mengapa PPIH kesehatan harus dapat bekerja sama dengan PPIH
kemenag dalam memberikan pelayanan kepada jemaah ?
4) Apa yang terjadi dari kacamata etika bila mendapati perselisihan sesama
anggota PPIH kesehatan, dan bagaimana seharusnya yang dilakukan ?

Modul Pelatihan PPIH Cetakan tahun 2017 18

Anda mungkin juga menyukai