MATERI INTI – MD 3
Etika Pengembangan Profesi Pembimbing Kesehatan Kerja
I. DESKRIPSI SINGKAT
Etika profesi kesehatan adalah merupakan norma-norma atau perilaku bertindak bagi petugas atau
profesi kesehatan dalam melayani kesehatan masyarakat.
Dalam kaitannya dengan profesi, bahwa kode etik merupakan tata cara atau aturan yang menjadi
standar kegiatan anggota suatu profesi. Suatu kode etik menggambarkan nilai-nilai professional
suatu profesi yang diterjemahkan kedalam standart perilaku anggotanya dimana tugas pokok
Pembimbing Kesehatan Kerja adalah melakukan kegiatan pembimbingan kesehatan kerja yang
meliputi persiapan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi di bidang kesehatan kerja.
V. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Berikut disampaikan langkah-langkah kegiatan dalam proses pembelajaran materi ini.
Pokok Bahasan 1.
PROFESI PEMBIMBING KESEHATAN
a. Pengertian
Profesi berasal dari kata profesio (Latin), yang berarti pengakuan. Profesi adalah suatu tugas
atau kegiatan fungsional dari suatu kelompok tertentu yang ”diakui” atau ”direkognisi” dalam
melayani masyarakat. Profesi pembimbing kesehatan adalah semua kelompok atau jenis tugas
fungsional di dalam melakukan bimbingan atau pelayanan kesehatan terhadap ”clients” atau
masyarakat.
Pembimbing Kesehatan Kerja adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung
jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan
upaya kesehatan kerja.
Pembimbingan kesehatan kerja adalah upaya untuk memberikan bimbingan kesehatan
pada pekerja dan tempat kerja meliputi persiapan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi di
bidang kesehatan kerja.
Upaya kesehatan kerja adalah upaya yang ditujukan untuk melindungi pekerja agar
hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk pekerjaan yang
meliputi kegiatan peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit pengendalian faktor risiko,
pertolongan pertama pada penyakit dan kecelakaan akibat kerja serta pemulihan kesehatan
pekerja.
Kesehatan kerja adalah keadaan sehat baik fisik, mental, spiritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap pekerja dapat bekerja produktif secara sosial ekonomi tanpa
membahayakan diri sendiri, teman sekerja, keluarga, masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
b. Teori-Teori Etika
Menurut Shannon [1987], suatu teori etika adalah proses yang kita tempuh dalam
membenarkan suatu keputusan etis tertentu. Suatu teori etika adalah cara dan nilai-nilai serta
kepentingan-kepentingan yang bersaing satu sama lain, dan mencari jawaban atas pertanyaan
”Apa yang harus saya lakukan?”. maksud utama sebuah teori etika adalah menyediakan
konsistensi dan koherensi dalam mengambil keputusan-keputusan moral. Artinya, suatu teori atau
kerangka etika memberi kita suatu sarana untuk mendekati berbagai macam masalah. Sebuah
teori memungkinkan kita juga mempertahankan konsistensi tertentu dalam mengambil keputusan
kita. Kalau kita konsisten dan dan koheren dalam mengambil keputusan kita akan mencapai
kepaduan intern serta integritas yang lebih besar dalam pengambilan keputusan.
1. Mengikuti pendidikan sesuai standar nasional, artinya orang yang termasuk dalam profesi yang
bersangkutan harus telah menyelesaikan pendidikan profesi tersebut.
2. Pekerjaannya berdasarkan etik profesi, artinya dalam menjalani tugas atau profesinya
seseorang harus berlandaskan atau mengacu kepada etika profesi yang telah dirumuskan oleh
organisasi profesinya.
3. Mengutamakan panggilan kemanusiaan daripada keuntungan materi. Dalam menjalankan
tugasnya tidak didasarkan pada keuntungan materi semata-mata, tetapi harus mengutamakan
terlebih dahulu panggilan kemanusiaan.
4. Pekerjaannya legal (melalui perizinan). Untuk menjalankan tugas atau praktik, profesi ini
dituntut perizinan secara hukum, atau izin praktik.
5. Anggota-anggotanya belajar sepanjang hayat. Seorang anggota profesi mempunyai kewajiban
untuk selalu meningkatkan profesinya melalui belajar terus-menerus. Seseorang profesional
tidak boleh berhenti belajar untuk memelihara dan meningkatkan profesionalitasnya.
6. Anggota-anggotanya bergabng dalam suatu organisasi profesi. Sesorang yang sudah
memperolrh pengakuan profesi atau lulus dari pendidikan profesi diwajibkan untuk menjadi
anggoa organisasi profesi yang bersangkutan.
e. Organisasi Profesi
Organisasi profesi adalah Organisasi profesi Pembimbing Kesehatan Kerja yang dalam
pelaksanaan tugasnya didasarkan pada disiplin ilmu pengetahuan di bidang kesehatan dan etika
profesi di bidang kesehatan kerja.
Unit organisasi lingkup kesehatan kerja adalah tempat untuk memberikan bimbingan upaya
kesehatan kerja, meliputi kantor kementerian/lembaga, kantor pemerintah provinsi, kantor
pemerintah kabupaten/kota, rumahsakit, balai/loka, kantor kesehatan pelabuhan, puskesmas,
politeknik kesehatan dan/atau unit kesehatan kerja lainnya.
Kesehatan kerja bersifat multidisiplin, sehingga batang tubuh pengetahuannya berasal dari
beragam profesi, diantaranya: kedokteran, teknik, dan kesehatan masyarakat. Dalam kaitan
dengan kompetensi, tidak dapat dihindari adanya singgungan, tetapi sebagai profesi harus jelas
kompetensi utama yang komponennya tidak terdapat pada profesi lain terkait program
keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Upaya Kesehatan kerja mengutamakan upaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan
upaya kuratif dan rehabilitative akan melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari
MODUL PELATIHAN DASAR
JABATAN FUNGSIONAL PEMBIMBING KESEHATAN KERJA
masalah kesehatan kerja. Masalah Kesehatan kerja merupakan masalah spesifik yang dapat timbul
akibat ketidakserasian antara lingkungan tempat kerja, kapasitas kerja dan beban kerja sehingga
menimbulkan gangguan atau pengaruh buruk. Upaya Kesehatan kerja pada prinsipnya
menyerasikan ketiganya sehingga perlu pendekatan keilmuan secara khusus oleh tenaga dengan
kompetensi yang juga professional.
Pokok Bahasan 2.
ETIKA PROFESI PEMBIMBING KESEHATAN KERJA
a. Pengertian
Etika Berasal dari bahasa Yunani Ethos, Yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat.
Etika berkaitan dengan konsep yang dimiliki oleh individu atau masyarakat untuk menilai apakah
tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau baik.
Menurut Martin [1993], etika didefinisikan sebagai "the discipline which can act as the
performance index or reference for our control system". Etika adalah refleksi dari apa yang disebut
dengan self control", karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepentingan
kelompok sosial (profesi) itu sendiri.
Menurut Beauchamp & Childress [2001], etika adalah istilah umum mengenai berbagai
macam cara untuk memahami dan mengkaji moral kehidupan. Pendekatan dalam etika terbagi
menjadi dua, yaitu pendekatan normative dan non-normatif. Etika normatif merupakan sebentuk
pertanyaan yang berusaha menjawab: “norma umum yang manakah yang harus diterima sebagai
petunjuk dan evaluasi dari suatu perbuatan?”. Etika non-normatif terbagi atas etika deskriptif dan
metaetika. Etika deskriptif adalah investigasi factual atas suatu tindakan moral atau kepercayaan.
Metaetika melibatkan analisis atas bahasa, konsep-konsep, dan metode-metode penalaran dalam
setika.
Etika profesi kesehatan adalah merupakan norma-norma atau perilaku bertindak bagi
petugas atau profesi kesehatan dalam melayani kesehatan masyarakat.
b. Prinsip-prinsip Etika
Etika adalah aturan bertindak dalam kehidupan bermasyarakat, yang dianut atau dijalankan,
meskipun tidak secara tertulis.
Secara garis besarnaya prinsip-prinsip etika dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
a. Etika umum
Etika umum merupakan aturan bertindak secara umum dalam kelompok masyarakat tertentu
dan pada prinsipnya etika umum bersifat universal karena didasarkan pada hati nurani manusia.
b. Etika khusus
Etika khusus yang selanjutnya berkembang menjadi etika profesi adalah aturan bertindak pada
kelompok-kelompok masyarakat yang bersifat khusus, yaitu kelompok profesi. Tujuan
dikembangkannya etika profesi ini adalah untuk mengatur hubungan timbal balik antara kedua
belah pihak, yakni antara anggota klompok atau anggota masyarakat. Karna luasnya masalah
kesehatan ini maka di dalam profesi kesehatan masyarakat berkembang berbagai kelompok
profesi yang terkait dengan jenis dan sifat masalahnya.
c. Kode Etik
Untuk mengatur perilaku masing-masing profesi atau petugas kesehatan ini, maka masing-
masing profesi membuat panduan sendiri-sendiri yang disebut ”Kode Etik”. Kode Etik Dapat
diartikan pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam melakukan suatu kegiatan atau
pekerjaan. Kode etik merupakan pola aturan atau tata cara sebagai pedoman berperilaku.
Kode etik profesi adalah suatu aturan tertulis tentang kewajiban yang harus dilakukan oleh
semua anggota profesi dalam menjalankan tugasnya. Kode etik pada umumnya disusun oleh
organisasi profesi yang bersangkutan. Kode etik tidak mengatur hak-hak anggota, tetapi hanya
kewajiban-kewajiban anggota.
Ruang lingkup kewajiban bagi anggota profesi atau ”isi” Kode Etik Profesi pada umumnya
mencakup:
a. Kewajiban umum
b. Kewajiban terhadap ”client”
c. Kewajiban terhadap teman sejawatnya
d. Kewajiban terhadap diri sendiri
MODUL PELATIHAN DASAR
JABATAN FUNGSIONAL PEMBIMBING KESEHATAN KERJA
VII. REFERENSI
1. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI No 13 Tahun
2013 tentang Jabatan Fungsional Pembimbing Kesehatan Kerja dan Angka Kreditnya
2. Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Etika & Hukum Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
3. Hendrik. 2011. Etika & Hukum Kesehatan. Jakarta : EGC
4. http://health.liputan6.com/read/640913/cara-kemenkes-bikin-
jajarannyaprofesional#sthash.SBaci8Yl.dpuf
5. http://etikaprofesinarotama.blogspot.com/
6. http://sehatnegeriku.com/organisasi-profesi-kesehatan-kerja-percepat-implementasi-upaya-
kesehatan-kerja/
7. Shannon, Thomas A. An Introduction to Bioethics. 1995. Terj: Bertens, K. Pengantar Bioetika.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
8. Beauchamp, Tom L & Childress, James F. 2001. Principles of Biomedical Ethics. New York:
Oxford University Press.
9. Childress, James F & Bernheim, Ruth Gaare. 2015. Introduction: a Framework for Public Health
Ethics. In: Berhein, Ruth Gaare et al. Essentials of Public Health Ethics. Massachusetts: Jones &
Bartlett Learning.