Anda di halaman 1dari 5

MODUL PELATIHAN DASAR

JABATAN FUNGSIONAL PEMBIMBING KESEHATAN KERJA

MATERI INTI – MD 3
Etika Pengembangan Profesi Pembimbing Kesehatan Kerja

I. DESKRIPSI SINGKAT
Etika profesi kesehatan adalah merupakan norma-norma atau perilaku bertindak bagi petugas atau
profesi kesehatan dalam melayani kesehatan masyarakat.

Dalam kaitannya dengan profesi, bahwa kode etik merupakan tata cara atau aturan yang menjadi
standar kegiatan anggota suatu profesi. Suatu kode etik menggambarkan nilai-nilai professional
suatu profesi yang diterjemahkan kedalam standart perilaku anggotanya dimana tugas pokok
Pembimbing Kesehatan Kerja adalah melakukan kegiatan pembimbingan kesehatan kerja yang
meliputi persiapan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi di bidang kesehatan kerja.

II. TUJUAN PEMBELAJARAN


Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu melaksanakan etika pengembangan profesi
pembimbing kesehatan kerja.

Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah mengikuti sesi ini, peserta mampu :
1. Menjelaskan profesi pembimbing kesehatan kerja
2. Menjelaskan etika profesi pembimbing kesehatan kerja

III. POKOK BAHASAN


Dalam modul ini akan dibahas pokok bahasan dan sub pokok bahasan sebagai berikut:
Pokok Bahasan 1. Profesi Pembimbing Kesehatan Kerja
Sub Pokok Bahasan:
a. Pengertian
b. Ciri-ciri Profesi dan Etika Profesi
c. Profesi Pembimbing Kesehatan Kerja
d. Organisasi Profesi

Pokok Bahasan 2. Etika Profesi Pembimbing Kesehatan Kerja


Sub Pokok Bahasan:
a. Pengertian
b. Prinsip-prinsip etika
c. Kode etik

IV. BAHAN BELAJAR


 Buku teks: Etika dan Hukum Kesehatan, 2010.
 Peraturan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Republik
Indonesia Nomor 13 Tahun 2013 Tentang Jabatan Fungsional Pembimbing Kesehatan Kerja Dan
Angka Kreditnya
 Standar/Pedoman dan Bahan lain berisikan informasi yang terkait dengan materi

V. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Berikut disampaikan langkah-langkah kegiatan dalam proses pembelajaran materi ini.

Langkah 1. Pengkondisian (5 menit)


Langkah pembelajaran:
a. Fasilitator menyapa peserta dengan ramah dan hangat. Apabila belum pernah menyampaikan sesi
di kelas, mulailah dengan perkenalan. Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap,
instansi tempat bekerja dan materi yang akan disampaikan.
b. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan pokok bahasan sebaiknya dengan menggunakan bahan
tayang.
MODUL PELATIHAN DASAR
JABATAN FUNGSIONAL PEMBIMBING KESEHATAN KERJA

Langkah 2. Penyampaian Materi (75 menit)


Langkah pembelajaran:
a. Fasilitator menjelaskan maksud dan tujuan materi secara singkat
b. Fasilitator menggali pengetahuan peserta tentang kesehatan kerja.
c. Fasilitator menyampaikan paparan seluruh materi sesuai urutan pokok bahasan dan sub pokok
bahasan dengan menggunakan bahan tayang. Fasilitator menyampaikan materi dengan metode
curah pendapat, kemudian ceramah tanya jawab.
d. Fasilitator memberi kesempatan kepada peserta untuk menyampaikan pendapat dan atau
pertanyaan.

Langkah 3. Rangkuman dan Kesimpulan (10 menit)


Langkah pembelajaran:
a. Fasilitator melakukan evaluasi untuk mengetahui penyerapan peserta terhadap materi yang
disampaikan dan pencapaian tujuan pembelajaran.
b. Fasilitator merangkum poin-poin penting dari materi yang disampaikan.
c. Fasilitator membuat kesimpulan.

VI. URAIAN MATERI

Pokok Bahasan 1.
PROFESI PEMBIMBING KESEHATAN
a. Pengertian
Profesi berasal dari kata profesio (Latin), yang berarti pengakuan. Profesi adalah suatu tugas
atau kegiatan fungsional dari suatu kelompok tertentu yang ”diakui” atau ”direkognisi” dalam
melayani masyarakat. Profesi pembimbing kesehatan adalah semua kelompok atau jenis tugas
fungsional di dalam melakukan bimbingan atau pelayanan kesehatan terhadap ”clients” atau
masyarakat.
Pembimbing Kesehatan Kerja adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung
jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan
upaya kesehatan kerja.
Pembimbingan kesehatan kerja adalah upaya untuk memberikan bimbingan kesehatan
pada pekerja dan tempat kerja meliputi persiapan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi di
bidang kesehatan kerja.
Upaya kesehatan kerja adalah upaya yang ditujukan untuk melindungi pekerja agar
hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk pekerjaan yang
meliputi kegiatan peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit pengendalian faktor risiko,
pertolongan pertama pada penyakit dan kecelakaan akibat kerja serta pemulihan kesehatan
pekerja.
Kesehatan kerja adalah keadaan sehat baik fisik, mental, spiritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap pekerja dapat bekerja produktif secara sosial ekonomi tanpa
membahayakan diri sendiri, teman sekerja, keluarga, masyarakat dan lingkungan sekitarnya.

b. Teori-Teori Etika
Menurut Shannon [1987], suatu teori etika adalah proses yang kita tempuh dalam
membenarkan suatu keputusan etis tertentu. Suatu teori etika adalah cara dan nilai-nilai serta
kepentingan-kepentingan yang bersaing satu sama lain, dan mencari jawaban atas pertanyaan
”Apa yang harus saya lakukan?”. maksud utama sebuah teori etika adalah menyediakan
konsistensi dan koherensi dalam mengambil keputusan-keputusan moral. Artinya, suatu teori atau
kerangka etika memberi kita suatu sarana untuk mendekati berbagai macam masalah. Sebuah
teori memungkinkan kita juga mempertahankan konsistensi tertentu dalam mengambil keputusan
kita. Kalau kita konsisten dan dan koheren dalam mengambil keputusan kita akan mencapai
kepaduan intern serta integritas yang lebih besar dalam pengambilan keputusan.

c. Ciri-ciri Profesi dan Etika Profesi


Ciri-ciri profesi:
MODUL PELATIHAN DASAR
JABATAN FUNGSIONAL PEMBIMBING KESEHATAN KERJA

1. Mengikuti pendidikan sesuai standar nasional, artinya orang yang termasuk dalam profesi yang
bersangkutan harus telah menyelesaikan pendidikan profesi tersebut.
2. Pekerjaannya berdasarkan etik profesi, artinya dalam menjalani tugas atau profesinya
seseorang harus berlandaskan atau mengacu kepada etika profesi yang telah dirumuskan oleh
organisasi profesinya.
3. Mengutamakan panggilan kemanusiaan daripada keuntungan materi. Dalam menjalankan
tugasnya tidak didasarkan pada keuntungan materi semata-mata, tetapi harus mengutamakan
terlebih dahulu panggilan kemanusiaan.
4. Pekerjaannya legal (melalui perizinan). Untuk menjalankan tugas atau praktik, profesi ini
dituntut perizinan secara hukum, atau izin praktik.
5. Anggota-anggotanya belajar sepanjang hayat. Seorang anggota profesi mempunyai kewajiban
untuk selalu meningkatkan profesinya melalui belajar terus-menerus. Seseorang profesional
tidak boleh berhenti belajar untuk memelihara dan meningkatkan profesionalitasnya.
6. Anggota-anggotanya bergabng dalam suatu organisasi profesi. Sesorang yang sudah
memperolrh pengakuan profesi atau lulus dari pendidikan profesi diwajibkan untuk menjadi
anggoa organisasi profesi yang bersangkutan.

Prinsip-prinsip etika profesi antara lain:


1. Prinsip-prinsip moral atau asa-asa akhlak yang harus diterapkan olh anggota profesi dalam
hubungannya dengan ”client”, teman sejawat dan masyarakat umum. Hal ini jelas bahwa etika
profesi tidak hanya mengatur masalah hak dan kewajiban antara anggota profesi dengan
”cilent”, tetapi juga dengan masyarakat umum dan dengan teman sejawatnya.
2. Etika profesi mengatur kewajiban anggota profesi, dalam rangka memenuhi atau memberikan
hak orang lain, khususnya hak ”client”, termasuk kewajiban terhadap sesama anggota profesi
dan terhadap diri sendiri.
3. Etika profesi atau kode etik profesi adalah ”rule of conduct” atau aturan suatu profesi. Aturan
bertindak atau berprilaku sebuah profesi, tidak hanya menyangkut apa yang harus dilakukan,
tetapi juga apa yang tidak boleh dilakukan oleh anggota profesi.

d. Profesi Pembimbing Kesehatan Kerja


Pembimbing Kesehatan Kerja adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung
jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan
upaya kesehatan kerja.
Jabatan fungsional pembimbing kesehatan kerja adalah jabatan yang memiliki ruang lingkup
tugas, tanggung jawab dan wewenang untuk melaksanakan upaya kesehatan kerja. Jabatan
fungsional Pembimbing Kesehatan Kerja merupakan jabatan fungsional tingkat ahli. Jenjang
jabatan Pembimbing Kesehatan Kerja dari yang paling rendah sampai dengan yang paling tinggi,
yaitu:
1) Pembimbing Kesehatan Kerja Pertama
2) Pembimbing Kesehatan Kerja Muda
3) Pembimbing Kesehatan Kerja Madya.

e. Organisasi Profesi
Organisasi profesi adalah Organisasi profesi Pembimbing Kesehatan Kerja yang dalam
pelaksanaan tugasnya didasarkan pada disiplin ilmu pengetahuan di bidang kesehatan dan etika
profesi di bidang kesehatan kerja.
Unit organisasi lingkup kesehatan kerja adalah tempat untuk memberikan bimbingan upaya
kesehatan kerja, meliputi kantor kementerian/lembaga, kantor pemerintah provinsi, kantor
pemerintah kabupaten/kota, rumahsakit, balai/loka, kantor kesehatan pelabuhan, puskesmas,
politeknik kesehatan dan/atau unit kesehatan kerja lainnya.
Kesehatan kerja bersifat multidisiplin, sehingga batang tubuh pengetahuannya berasal dari
beragam profesi, diantaranya: kedokteran, teknik, dan kesehatan masyarakat. Dalam kaitan
dengan kompetensi, tidak dapat dihindari adanya singgungan, tetapi sebagai profesi harus jelas
kompetensi utama yang komponennya tidak terdapat pada profesi lain terkait program
keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Upaya Kesehatan kerja mengutamakan upaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan
upaya kuratif dan rehabilitative akan melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari
MODUL PELATIHAN DASAR
JABATAN FUNGSIONAL PEMBIMBING KESEHATAN KERJA

masalah kesehatan kerja. Masalah Kesehatan kerja merupakan masalah spesifik yang dapat timbul
akibat ketidakserasian antara lingkungan tempat kerja, kapasitas kerja dan beban kerja sehingga
menimbulkan gangguan atau pengaruh buruk. Upaya Kesehatan kerja pada prinsipnya
menyerasikan ketiganya sehingga perlu pendekatan keilmuan secara khusus oleh tenaga dengan
kompetensi yang juga professional.

Pokok Bahasan 2.
ETIKA PROFESI PEMBIMBING KESEHATAN KERJA
a. Pengertian
Etika Berasal dari bahasa Yunani Ethos, Yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat.
Etika berkaitan dengan konsep yang dimiliki oleh individu atau masyarakat untuk menilai apakah
tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau baik.
Menurut Martin [1993], etika didefinisikan sebagai "the discipline which can act as the
performance index or reference for our control system". Etika adalah refleksi dari apa yang disebut
dengan self control", karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepentingan
kelompok sosial (profesi) itu sendiri.
Menurut Beauchamp & Childress [2001], etika adalah istilah umum mengenai berbagai
macam cara untuk memahami dan mengkaji moral kehidupan. Pendekatan dalam etika terbagi
menjadi dua, yaitu pendekatan normative dan non-normatif. Etika normatif merupakan sebentuk
pertanyaan yang berusaha menjawab: “norma umum yang manakah yang harus diterima sebagai
petunjuk dan evaluasi dari suatu perbuatan?”. Etika non-normatif terbagi atas etika deskriptif dan
metaetika. Etika deskriptif adalah investigasi factual atas suatu tindakan moral atau kepercayaan.
Metaetika melibatkan analisis atas bahasa, konsep-konsep, dan metode-metode penalaran dalam
setika.
Etika profesi kesehatan adalah merupakan norma-norma atau perilaku bertindak bagi
petugas atau profesi kesehatan dalam melayani kesehatan masyarakat.

b. Prinsip-prinsip Etika
Etika adalah aturan bertindak dalam kehidupan bermasyarakat, yang dianut atau dijalankan,
meskipun tidak secara tertulis.
Secara garis besarnaya prinsip-prinsip etika dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
a. Etika umum
Etika umum merupakan aturan bertindak secara umum dalam kelompok masyarakat tertentu
dan pada prinsipnya etika umum bersifat universal karena didasarkan pada hati nurani manusia.
b. Etika khusus
Etika khusus yang selanjutnya berkembang menjadi etika profesi adalah aturan bertindak pada
kelompok-kelompok masyarakat yang bersifat khusus, yaitu kelompok profesi. Tujuan
dikembangkannya etika profesi ini adalah untuk mengatur hubungan timbal balik antara kedua
belah pihak, yakni antara anggota klompok atau anggota masyarakat. Karna luasnya masalah
kesehatan ini maka di dalam profesi kesehatan masyarakat berkembang berbagai kelompok
profesi yang terkait dengan jenis dan sifat masalahnya.

c. Kode Etik
Untuk mengatur perilaku masing-masing profesi atau petugas kesehatan ini, maka masing-
masing profesi membuat panduan sendiri-sendiri yang disebut ”Kode Etik”. Kode Etik Dapat
diartikan pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam melakukan suatu kegiatan atau
pekerjaan. Kode etik merupakan pola aturan atau tata cara sebagai pedoman berperilaku.
Kode etik profesi adalah suatu aturan tertulis tentang kewajiban yang harus dilakukan oleh
semua anggota profesi dalam menjalankan tugasnya. Kode etik pada umumnya disusun oleh
organisasi profesi yang bersangkutan. Kode etik tidak mengatur hak-hak anggota, tetapi hanya
kewajiban-kewajiban anggota.
Ruang lingkup kewajiban bagi anggota profesi atau ”isi” Kode Etik Profesi pada umumnya
mencakup:
a. Kewajiban umum
b. Kewajiban terhadap ”client”
c. Kewajiban terhadap teman sejawatnya
d. Kewajiban terhadap diri sendiri
MODUL PELATIHAN DASAR
JABATAN FUNGSIONAL PEMBIMBING KESEHATAN KERJA

Tiga Fungsi dari Kode Etik Profesi:


1) Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip
profesionalitas yang digariskan
2) Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang
bersangkutan
3) Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak diluar organisasi profesi tentang hubungan
etika dalam keanggotaan profesi
Kode Etik Profesi merupakan bagian dari etika profesi. Kode etik profesi merupakan
lanjutan dari norma-norma yang lebih umum yang telah dibahas dan dirumuskan dalam etika
profesi. Kode etik ini lebih memperjelas, mempertegas dan merinci norma-norma ke bentuk yang
lebih sempurna walaupun sebenarnya norma-norma tersebut sudah tersirat dalam etika profesi.
Dengan demikian kode etik profesi adalah sistem norma atau aturan yang ditulis secara jelas dan
tegas serta terperinci tentang apa yang baik dan tidak baik, apa yang benar dan apa yang salah
dan perbuatan apa yang dilakukan dan tidak boleh dilakukan oleh seorang professional.
Dalam kaitannya dengan profesi, bahwa kode etik merupakan tata cara atau aturan yang
menjadi standar kegiatan anggota suatu profesi. Suatu kode etik menggambarkan nilai-nilai
professional suatu profesi yang diterjemahkan kedalam standart perilaku anggotanya.

d. Moralitas dan Moralitas Umum


Dalam arti yang paling familiar, moralitas berarti norma tentang benar atau tidaknya
tindakan manusia yang membentuk konsesus sosial yang stabil. Moralitas, sebagai sebuah institusi
sosial, meliputi berbagai standar perilaku, termasuk prinsup-prinsip moral, aturan-aturan, hak, dan
kebajikan. Seseorang mempelajari tentang dasar-dasar moral dan tanggung jawab seiring dengan
pertumbuhannya. Seseorang dalam hidupnya juga belajar untuk membedakan antara moralitas-
moralitas umum yang berlaku untuk semua orang dan juga norma-norma yang hanya mengikat
anggota dari kelompok-kelompok tertentu, misalnya dokter, perawat, dan praktisi kesehatan
masyarakat, khususnya kesehatan kerja.
Menurut Childress dan Gaare [2015], jadi, moralitas lebih kepada institusi sosial atau praktik
– tentang apa yang orang percaya, hargai, dan lakukan – sedangkan etika lebih berarti kepada
pekerjaan yang dilakukan untuk menerjemahkan, mengkaji, memahami, dan mengkritisi suatu
moralitas.

VII. REFERENSI
1. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI No 13 Tahun
2013 tentang Jabatan Fungsional Pembimbing Kesehatan Kerja dan Angka Kreditnya
2. Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Etika & Hukum Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
3. Hendrik. 2011. Etika & Hukum Kesehatan. Jakarta : EGC
4. http://health.liputan6.com/read/640913/cara-kemenkes-bikin-
jajarannyaprofesional#sthash.SBaci8Yl.dpuf
5. http://etikaprofesinarotama.blogspot.com/
6. http://sehatnegeriku.com/organisasi-profesi-kesehatan-kerja-percepat-implementasi-upaya-
kesehatan-kerja/
7. Shannon, Thomas A. An Introduction to Bioethics. 1995. Terj: Bertens, K. Pengantar Bioetika.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
8. Beauchamp, Tom L & Childress, James F. 2001. Principles of Biomedical Ethics. New York:
Oxford University Press.
9. Childress, James F & Bernheim, Ruth Gaare. 2015. Introduction: a Framework for Public Health
Ethics. In: Berhein, Ruth Gaare et al. Essentials of Public Health Ethics. Massachusetts: Jones &
Bartlett Learning.

Anda mungkin juga menyukai