MATERI DASAR 4
ETIKA PROFESI PENYULUH KESEHATAN MASYARAKAT
/PROMOTOR DAN PENDIDIK KESEHATAN
I. Deskripsi Singkat
Pejabat Fungsional (Jabfung) PKM berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor 58/KEP/M.PAN/8/2000, mempunyai tugas melaksanakan
pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan serta menjalankan fungsi sebagai
agen perubahan perilaku.
Tenaga promotor dan pendidik kesehatan adalah seseorang yang memiliki keahlian
dan atau ketrampilan dalam promosi kesehatan/pendidikan/penyuluhan kesehatan
yang diperoleh melalui pendidikan formal yang diakui oleh Perkumpulan Promosi dan
Pendidikan Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya di singkat Perkumpulan PPKMI.
Pokok bahasan 2.
Etika profesi Penyuluh Kesehatan Masyarakat/Promotor dan Pendidik Kesehatan
Sub pokok bahasan:
a. Pengertian
b. Prinsip-prinsip etika
Langkah 1.
Pengantar dan penjelasan tujuan pembelajaran (5 menit)
Langkah pembelajaran:
a. Fasilitator memperkenalkan diri
b. Fasilitator menjelaskan kepada peserta tentang judul pokok bahasan dan tujuan
pembelajaran umum dan khusus yang ingin dicapai
c. Fasilitator menyampaikan secara singkat tentang latar belakang pentingnya
pejabat Fungsional PKM dalam melaksanakan tugasnya harus dilandasi nilai-nilai
yang ada dalam etika profesi.
Langkah 2.
Pengertian profesi PKM/Promotor dan Pendidik Kesehatan dan ciri-ciri nya (15
menit)
Langkah pembelajaran:
a. Fasilitator melakukan curah pendapat tentang pengertian profesi PKM/ Promotor
dan Pendidik Kesehatan.
b. Fasilitator menulis semua jawaban peserta, kemudian merangkum.
Langkah 3.
Kode etik profesi PKM/Promotor dan Pendidik Kesehatan (25 menit)
Langkah pembelajaran:
a. Fasilitator memasang dua lembar kertas flipchart di depan kelas.
b. Fasilitator menuliskan pada kertas flipchart pertama ” Jabatan Fungsional
PKM yang melaksanakan tugasnya dengan moral dan budi pekerti yang baik”.
Selanjutnya pada kertas flipchart kertas kedua dituliskan : ” Jabatan Fungsional
PKM yang melaksanakan tugasnya dengan moral dan budi pekerti yang tidak
baik ”
c. Fasilitator minta setiap peserta menuliskan contoh-contoh seorang Jabfung PKM
yang mengerjakan pekerjaannya dengan moral atau budi pekerti yang baik pada
kertas pertama, kemudian yang tidak baik pada kertas kedua.
d. Fasilitator merangkum hasil tulisan peserta yang ada dalam kertas pertama dan
kedua.
e. Fasilitator menjelaskan secara singkat tentang kode etik profesi PKM/Promotor
dan Pendidik Kesehatan.
Langkah 4.
Syarat-syarat profesi (10 menit)
Langkah pembelajaran:
a. Fasilitator melakukan presentasi untuk menjelaskan syarat-syarat profesi PKM/
Promotor dan Pendidik Kesehatan
b. Fasilitator memberikan kesempatan bertanya kepada peserta atau menyampaikan
pendapatnya.
Langkah 5.
Organisasi Profesi Perkumpulan PPKMI (20 menit)
Langkah pembelajaran:
a. Fasilitator menjelaskan tentang nama perkumpulan, azas dan dasarnya, tujuan,
siapa saja anggotannya, dan musyawarah nasional organisasi Perkumpulan
PPKMI.
b. Fasilitator memberikan kesempatan peserta untuk bertanya dan mengemukakan
pendapatnya.
Langkah 6.
Pengertian Etika, Etiket, dan Etos (15 menit)
Langkah pembelajaran:
a. Fasilitator melakukan pembentukan kelompok, sehingga peserta berkumpul
dalam empat kelompok.
b. Fasilitator memberikan tugas untuk didiskusikan apa arti dari
c. Etika, etiket, dan etos.
Langkah 7.
Kesimpulan (5 menit)
Langkah pembelajaran:
a. Fasilitator menyampaikan beberapa hal penting tentang Etika Profesi PKM/
Promotor dan Pendidik Kesehatan.
b. Fasilitator kembali menyampaikan tujuan pembelajaran umum dan khusus untuk
pokok bahasan Etika Prrofesi Penyuluh Kesehatan Masyarakat
c. Fasilitator menyampaikan ucapan terima kasih serta memberikan apresiasi kepada
peserta yang telah berperan aktif dalam proses pembelajaran pokok bahasan ini.
V. Uraian Materi
Pokok Bahasan 1.
PROFESI PENYULUH KESEHATAN MASYARAKAT/PROMOTOR DAN
PENDIDIK KESEHATAN.
A. Pengertian
Penyuluh Kesehatan Masyarakat/ Promotor dan pendidik Kesehatan adalah
Pekerja/Sumber Daya Manusia Promosi Kesehatan termasuk di dalamnya
Jabfung PKM baik yang terampil maupun ahli, yang menjalankan tugas-tugasnya
berdasarkan pendidikan/ ketrampilan spesifik yang komprehensif dan memiliki
sertifikasi resmi dari Organisasi Profesi yaitu Perkumpulan Promotor Pendidik
Kesehatan Masyarakat Indonesia (Perkumpulan PPKMI).
B. Ciri-ciri Profesi.
Profesi pada umumnya mempunyai beberapa ciri, yaitu:
1. Memberikan pelayanan pada orang secara langsung.
2. Menempuh pendidikan tertentu dengan melalui ujian tertentu sebelum
melakukan pelayanan.
Pembukaan/Mukadimah
Bab I. Kewajiban Umum (5 butir)
Bab II. Kewajiban Terhadap Masyarakat (7 butir)
Bab III. Kewajiban Terhadap Sesama Profesi (4 butir)
Bab IV. Kewajiban Terhadap Profesi Lain (3 butir)
Bab V. Kewajiban Terhadap Profesinya (7 butir)
Bab VI. Kewajiban Terhadap Diri Sendiri (5 butir)
Bab VII. Penutup (1 butir)
MUKADIMAH
kebijakan publik yang berwawasan kesehatan. Sasaran atau klien profesi promosi
kesehatan adalah individu, kelompok dan masyarakat. Berdasarkan hal tersebut,
promosi kesehatan sangat erat kaitannya dengan pencapaian tujuan pembangunan
kesehatan.
Dalam rangka pengabdian terhadap bangsa Indonesia, kami para profesi Penyuluh
Kesehatan/ Promotor dan Pendidik kesehatan, dengan Rahmat Tuhan Yang Maha
Esa, merumuskan KODE ETIK PROFESI PENYULUH KESEHATAN MASYARAKAT/
PROMOTOR DAN PENDIDIK KESEHATAN yang diuraikan dalam bab–bab dan pasal
sebagai berikut:
BAB I
KEWAJIBAN UMUM
Pasal 1
Setiap profesi Penyuluh Kesehatan Masyarakat/ Promotor dan Pendidik Kesehatan
harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan etika profesi kesehatan.
Pasal 2
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya profesi Penyuluh Kesehatan Masyarakat/
Promotor dan Pendidik Kesehatan mementingkan kepentingan umum daripada
kepentingan pribadi.
Pasal 3
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, hendaknya menggunakan pendekatan
kemitraan dengan mengutamakan prinsip kesetaraan, keterbukaan dan saling
menguntungkan.
Pasal 4
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya tidak boleh membeda-bedakan
masyarakat atas pertimbangan keyakinan, agama, suku, golongan, sosial, ekonomi,
politik dan sebagainya.
Pasal 5
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, tugas harus sejalan dengan profesi atau
keahliannya.
BAB II
KEWAJIBAN TERHADAP MASYARAKAT
Pasal 6
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, selalu berorientasi kepada masyarakat
baik sebagai individu, kelompok, maupun masyarakat luas sesuai dengan potensi
sosial budaya masyarakat setempat.
Pasal 7
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, harus mengutamakan pemerataan dan
keadilan
Pasal 8
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, harus menggunakan pendekatan yang
menyeluruh secara multi disiplin dengan mengutamakan upaya preventif dan
promotif.
Pasal 9
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, harus berdasarkan fakta melalui
penelitian atau kajian ilmiah.
Pasal 10
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya harus sesuai dengan prosedur dan
langkah–langkah yang profesional.
Pasal 11
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya harus bertanggungjawab dalam upaya
melindungi, memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat.
Pasal 12
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya harus melihat antisipasi ke depan baik
menyangkut masalah kesehatan maupun masalah bukan kesehatan yang dapat
mempengaruhi kesehatan masyarakat.
BAB III
KEWAJIBAN TERHADAP SESAMA PROFESI
Pasal 13
Setiap profesi Penyuluh Kesehatan Masyarakat/Promotor dan Pendidik Kesehatan
harus memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan.
Pasal 14
Setiap profesi Penyuluh Kesehatan Masyarakat/Promotor dan Pendidik Kesehatan
wajib bekerjasama dengan teman sejawatnya dan melakukan tugas dan fungsinya.
Pasal 15
Setiap profesi Penyuluh Kesehatan Masyarakat/Promotor dan Pendidik Kesehatan
tidak boleh mengambil alih tugas teman sejawatnya tanpa persetujuan teman
sejawat bersangkutan yang telah diberi tanggung jawab sebelumnya.
BAB IV
KEWAJIBAN TERHADAP PROFESI LAIN
Pasal 16
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya harus bekerja sama, saling menghormati
dengan profesi lain tanpa dipengaruhi oleh pertimbangan– pertimbangan keyakinan,
agama, suku, golongan, sosial, ekonomi, politik dan sebagainya.
Pasal 17
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya bersama–sama dengan profesi lain,
hendaknya berpegang pada pendekatan kemitraan dengan mengutamakan prinsip
kesehatan, keterbukaan dan saling menguntungkan.
BAB V
KEWAJIBAN TERHADAP PROFESINYA
Pasal 18
Penyuluh Kesehatan Masyarakat/Promotor dan Pendidik Kesehatan hendaknya
bersifat proaktif dalam mengatasi masalah kesehatan.
Pasal 19
Penyuluh Kesehatan Masyarakat/Promotor dan Pendidik Kesehatan hendaknya
senantiasa memelihara dan meningkatkan profesi promosi kesehatannya.
Pasal 20
Penyuluh Kesehatan Masyarakat/Promotor dan Pendidik Kesehatan hendaknya
senantiasa selalu berkomunikasi, membagi pengalaman dan saling membantu di
antara sesama anggota.
BAB VI
KEWAJIBAN TERHADAP DIRI SENDIRI
Pasal 21
Profesi Penyuluh Kesehatan Masyarakat/Promotor dan Pendidik Kesehatan harus
memelihara kesehatannya agar dapat melaksanakan tugas profesinya dengan baik.
Pasal 22
Profesi Kesehatan Masyarakat/Promotor dan Pendidik Kesehatan harus menjadi
panutan dalam menetapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
Pasal 23
Profesi Kesehatan Masyarakat/Promotor dan Pendidik Kesehatan senantiasa
berusaha untuk mengembangkan dirinya dengan meningkatkan pengetahuan dan
keterampilannya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
BAB VII
PENUTUP
Keanggotaan
Anggota terdiri dari Anggota Muda, Anggota Biasa, Anggota Luar Biasa, dan
Anggota Kehormatan. Tenaga Fungsional Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
secara otomatis menjadi Anggota Biasa. Anggota Biasa secara otomatis adalah
anggota IAKMI.
Pengurus
Pengurus Pusat berkedudukan di Jakarta/Ibu kota RI dan terdiri atas Dewan
Penasehat dan Pengurus Harian dan Dewan Pakar, serta dipilih untuk masa 4
tahun oleh Musyawarah Besar/Nasional.
Musyawarah Nasional.
Musyawarah besar/nasional diadakan 4 tahun sekali kecuali bila sewaktu-waktu
diperlukan dan diminta oleh setengah jumlah cabang.
Pokok Bahasan 2.
ETIKA PROFESI PENYULUH KESEHATAN MASYARAKAT/PROMOTOR DAN
PENDIDIK KESEHATAN
A. Pengertian Etika
Kata etika sering dirancukan dengan istilah etiket, etis, ethos, iktikad dan kode
etik atau kode etika. Etika adalah ilmu yang mempelajari apa yang baik dan buruk.
Etiket adalah ajaran sopan santun yang berlaku bila manusia bergaul atau
berkelompok dengan manusia lain. Etiket tidak berlaku bila seorang manusia
hidup sendiri misalnya hidup di sebuah pulau terpencil atau di tengahhutan.
Etis artinya sesuai dengan ajaran moral, misalnya tidak etis menanyakan usia
pada seorang wanita.
Ethos artinya sikap dasar seseorang dalam bidang tertentu. Maka ada ungkapan
ethos kerja artinya sikap dasar seseorang dalam pekerjaannya, misalnya ethos kerja
yang tinggi artinya dia menaruh sikap dasar yang tinggi terhadap pekerjaannya.
Kode atika atau kode etik artinya daftar kewajiban dalam menjalankan tugas
sebuah profesi yang disusun oleh anggota profesi dan mengikat anggota dalam
menjalankan tugasnya.
Etika (Inggris = Ethics), adalah istilah yang muncul dari pemikiran aristoteles (yunani-
ethos) yang berarti = adapt atau budi pekerti. Dalam filsafat pengertian ETIKA
adalah telaah dan penilaian kelakuan manusia ditinjau dari kesusilaan. Kesusilaan
yang baik merupakan ukuran kesusilaan yang disusun bagi diri seseorang,
atau merupakan kumpulan keharusan, kumpulan kewajiban yang dibutuhkan
oleh masyarakat atau golongan tertentu. Kesusilaan biasanya berdasarkan hal
tertentu, misalnya: agama, kesejahteraan, atau kemakmuran negara.
Keberadaan etika dalam strata kehidupan sosial tidak lepas dari sistem
kemasyarakatan serta kodrat manusia yang terdiri atas aspek tubuh/jasmani, jiwa
dan rohani. Aspek jiwa mencakup kodrat alamiah, budaya serta nilai. Kodrat alamiah
dan budaya terdiri atas Cipta (pikiran dan rasio), Karsa (kehendak, kemauan),
Rasa (perasaan, emosi). Cipta melalui logika menciptakan ilmu pengetahuan,
sedangkan Karsa melalui etika menciptakan religi, akhlak, sopan santun dan
hukum. Sedangkan aspek rohani mencakup roh kebaikan, roh kepercayaan, roh
pengabdian, roh cinta-kasih.
Secara umum, etika dapat dibagi menjadi etika umum dan etika khusus.
Etika khusus adalah penerapan prinsip dasar moral dalam bidang kehidupan
yang khusus. Etika khusus dibagi menjadi 3 bagian: (1) etika individual, (2) etika
sosial dan (3) etika spiritual.
B. Prinsip-prinsip Etika
Prinsip etika berkembang dari sumpah Hipocrates, bunyinya: Saya bersumpah
demi Apollo Dewa penyembuh Aescupalius dan Hygea, dan Panacea dan semua
dewa–dewa sebagai saksi bahwa sesuai dengan kemampuan dan pikiran saya
akan mematuhi sebagai berikut (ada 10 janji):
1. Saya akan memperlakukan guru yang telah mengajarkan ilmu ini dengan
penuh kasih sayang sebagaimana orang tua saya sendiri, jika perlu saya akan
bagikan harta saya untuk dinikmati bersama.
Dari sumpah tadi ada 7 prinsip pokok yaitu: tidak merugikan, membawa kebaikan,
menjaga kerahasiaan, otonomi pasien, berkata benar, berlaku adil, sopan dan
menghormati privasi.