Anda di halaman 1dari 14

Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama

Bagi Pejabat Fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat Ahli

MATERI DASAR 4
ETIKA PROFESI PENYULUH KESEHATAN MASYARAKAT
/PROMOTOR DAN PENDIDIK KESEHATAN

I. Deskripsi Singkat
Pejabat Fungsional (Jabfung) PKM berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor 58/KEP/M.PAN/8/2000, mempunyai tugas melaksanakan
pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan serta menjalankan fungsi sebagai
agen perubahan perilaku.

Tenaga promotor dan pendidik kesehatan adalah seseorang yang memiliki keahlian
dan atau ketrampilan dalam promosi kesehatan/pendidikan/penyuluhan kesehatan
yang diperoleh melalui pendidikan formal yang diakui oleh Perkumpulan Promosi dan
Pendidikan Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya di singkat Perkumpulan PPKMI.

Dalam menjalankan perannya Pejabat Fungsional PKM/Promotor dan Pendidik


Kesehatan harus dilandasi dengan nilai-nilai yang ada dalam etika profesi, sehingga
kegiatan yang dilakukan menjadi efektif, bersifat tidak diskriminatif, partisipatif, dan
berkelanjutan untuk pembentukan sumber daya manusia Indonesia yang sehat dan
produktif seperti yang diamanatkan dalam Undang-Undang nomor 36 tahun 2009
tentang Kesehatan.

II. Tujuan Pembelajaran

A. Tujuan Pembelajaran Umum


Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami etika profesi Penyuluh
Kesehatan Masyarakat/Promotor dan Pendidik Kesehatan.

B. Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu:
1. Menjelaskan Profesi Penyuluh Kesehatan Masyarakat/Promotor dan Pendidik
Kesehatan
2. Menjelaskan Etika profesi Penyuluh Kesehatan Masyarakat/Promotor dan
Pendidik Kesehatan

KEMENTERIAN KESEHATAN RI - PUSAT PROMOSI KESEHATAN - PUSDIKLAT APARATUR


41
Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama
Bagi Pejabat Fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat Ahli

III. Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan


Dalam modul ini akan dibahas pokok bahasan dan sub pokok bahasan sebagai
berikut:
Pokok bahasan 1.
Profesi Penyuluh Kesehatan Masyarakat/Promotor Kesehatan
Sub pokok bahasan:
a. Pengertian
b. Ciri-ciri profesi
c. Kode Etik Profesi
d. Syarat-syarat
e. Organisasi profesi Perkumpulan PPKMI

Pokok bahasan 2.
Etika profesi Penyuluh Kesehatan Masyarakat/Promotor dan Pendidik Kesehatan
Sub pokok bahasan:
a. Pengertian
b. Prinsip-prinsip etika

IV. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran


Langkah-langkah kegiatan pembelajaran ini menguraikan tentang kegiatan fasilitator
dan peserta dalam proses pembelajaran selama sesi ini berlangsung (2 jpl x 45 menit
= 90 menit), adalah sebagai berikut:

Langkah 1.
Pengantar dan penjelasan tujuan pembelajaran (5 menit)
Langkah pembelajaran:
a. Fasilitator memperkenalkan diri
b. Fasilitator menjelaskan kepada peserta tentang judul pokok bahasan dan tujuan
pembelajaran umum dan khusus yang ingin dicapai
c. Fasilitator menyampaikan secara singkat tentang latar belakang pentingnya
pejabat Fungsional PKM dalam melaksanakan tugasnya harus dilandasi nilai-nilai
yang ada dalam etika profesi.

Langkah 2.
Pengertian profesi PKM/Promotor dan Pendidik Kesehatan dan ciri-ciri nya (15
menit)
Langkah pembelajaran:
a. Fasilitator melakukan curah pendapat tentang pengertian profesi PKM/ Promotor
dan Pendidik Kesehatan.
b. Fasilitator menulis semua jawaban peserta, kemudian merangkum.

42 KEMENTERIAN KESEHATAN RI - PUSAT PROMOSI KESEHATAN - PUSDIKLAT APARATUR


Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama
Bagi Pejabat Fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat Ahli

c. Fasilitator menyampaikan penegasan singkat tentang pengertian profesi PKM/


Promotor dan Pendidik Kesehatan.
d. Fasilitator memberi kesempatan kepada peserta untuk bertanya, dan
mengemukakan pendapatnya.

Langkah 3.
Kode etik profesi PKM/Promotor dan Pendidik Kesehatan (25 menit)
Langkah pembelajaran:
a. Fasilitator memasang dua lembar kertas flipchart di depan kelas.
b. Fasilitator menuliskan pada kertas flipchart pertama ” Jabatan Fungsional
PKM yang melaksanakan tugasnya dengan moral dan budi pekerti yang baik”.
Selanjutnya pada kertas flipchart kertas kedua dituliskan : ” Jabatan Fungsional
PKM yang melaksanakan tugasnya dengan moral dan budi pekerti yang tidak
baik ”
c. Fasilitator minta setiap peserta menuliskan contoh-contoh seorang Jabfung PKM
yang mengerjakan pekerjaannya dengan moral atau budi pekerti yang baik pada
kertas pertama, kemudian yang tidak baik pada kertas kedua.
d. Fasilitator merangkum hasil tulisan peserta yang ada dalam kertas pertama dan
kedua.
e. Fasilitator menjelaskan secara singkat tentang kode etik profesi PKM/Promotor
dan Pendidik Kesehatan.

Langkah 4.
Syarat-syarat profesi (10 menit)
Langkah pembelajaran:
a. Fasilitator melakukan presentasi untuk menjelaskan syarat-syarat profesi PKM/
Promotor dan Pendidik Kesehatan
b. Fasilitator memberikan kesempatan bertanya kepada peserta atau menyampaikan
pendapatnya.

Langkah 5.
Organisasi Profesi Perkumpulan PPKMI (20 menit)
Langkah pembelajaran:
a. Fasilitator menjelaskan tentang nama perkumpulan, azas dan dasarnya, tujuan,
siapa saja anggotannya, dan musyawarah nasional organisasi Perkumpulan
PPKMI.
b. Fasilitator memberikan kesempatan peserta untuk bertanya dan mengemukakan
pendapatnya.

KEMENTERIAN KESEHATAN RI - PUSAT PROMOSI KESEHATAN - PUSDIKLAT APARATUR


43
Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama
Bagi Pejabat Fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat Ahli

Langkah 6.
Pengertian Etika, Etiket, dan Etos (15 menit)
Langkah pembelajaran:
a. Fasilitator melakukan pembentukan kelompok, sehingga peserta berkumpul
dalam empat kelompok.
b. Fasilitator memberikan tugas untuk didiskusikan apa arti dari
c. Etika, etiket, dan etos.
Langkah 7.
Kesimpulan (5 menit)
Langkah pembelajaran:
a. Fasilitator menyampaikan beberapa hal penting tentang Etika Profesi PKM/
Promotor dan Pendidik Kesehatan.
b. Fasilitator kembali menyampaikan tujuan pembelajaran umum dan khusus untuk
pokok bahasan Etika Prrofesi Penyuluh Kesehatan Masyarakat
c. Fasilitator menyampaikan ucapan terima kasih serta memberikan apresiasi kepada
peserta yang telah berperan aktif dalam proses pembelajaran pokok bahasan ini.

V. Uraian Materi

Pokok Bahasan 1.
PROFESI PENYULUH KESEHATAN MASYARAKAT/PROMOTOR DAN
PENDIDIK KESEHATAN.

A. Pengertian
Penyuluh Kesehatan Masyarakat/ Promotor dan pendidik Kesehatan adalah
Pekerja/Sumber Daya Manusia Promosi Kesehatan termasuk di dalamnya
Jabfung PKM baik yang terampil maupun ahli, yang menjalankan tugas-tugasnya
berdasarkan pendidikan/ ketrampilan spesifik yang komprehensif dan memiliki
sertifikasi resmi dari Organisasi Profesi yaitu Perkumpulan Promotor Pendidik
Kesehatan Masyarakat Indonesia (Perkumpulan PPKMI).

Profesi Penyuluh Kesehatan Masyarakat/Promotor dan Pendidik Kesehatan,


enjalankan tugas dan fungsinya sesuai profesi dan keahlian, yang senantiasa
berupaya meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya sesuai kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi dan menjunjung tinggi kode etik profesi Promotor
dan Pendidik Kesehatan.

B. Ciri-ciri Profesi.
Profesi pada umumnya mempunyai beberapa ciri, yaitu:
1. Memberikan pelayanan pada orang secara langsung.
2. Menempuh pendidikan tertentu dengan melalui ujian tertentu sebelum
melakukan pelayanan.

44 KEMENTERIAN KESEHATAN RI - PUSAT PROMOSI KESEHATAN - PUSDIKLAT APARATUR


Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama
Bagi Pejabat Fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat Ahli

3. Anggotanya relatif bersifat homogen.


4. Menerapkan standar pelayanan tertentu.
5. Etika profesi ditegakkan oleh suatu organisasi.

Kualifikasi suatu pekerjaan sebagai suatu profesi adalah:


• Mensyaratkan pendidikan teknis yang formal lengkap dengan cara pengujian
yang terinstitusionalisasikan, baik mengenai edukuasi pendidikan maupun
mengenal kompetensi orang–orang hasil didiknya.
• Penguasaan tradisi kultural dalam menggunaan keahlian dan ketrampilan
tertentu.
• Komplek pekerjaan memiliki sejumlah sarana institusional untuk menjamin
bahwa kompetensi yang dimiliki itu akan digunakan secara bertanggungjawab,
wujudnya adalah organisasi profesi dengan prosedur penegakkan, serta
rekruitasi pengemban profesi.

C. Kode Etik Profesi Penyuluh Kesehatan/Promotor dan Pendidik Kesehatan.


Kode Etik Profesi Penyuluh Kesehatan/Promotor dan Pendidik Kesehatan
dirumuskan dalam 33 butir dan 8 bagian meliputi:

Pembukaan/Mukadimah
Bab I. Kewajiban Umum (5 butir)
Bab II. Kewajiban Terhadap Masyarakat (7 butir)
Bab III. Kewajiban Terhadap Sesama Profesi (4 butir)
Bab IV. Kewajiban Terhadap Profesi Lain (3 butir)
Bab V. Kewajiban Terhadap Profesinya (7 butir)
Bab VI. Kewajiban Terhadap Diri Sendiri (5 butir)
Bab VII. Penutup (1 butir)

MUKADIMAH

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan


dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi – tingginya. Keberhasilan pembangunan kesehatan tidak
terlepas dari partisipasi aktif masyarakat, baik secara individu, kelompok maupun
masyarakat.

Promosi kesehatan merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kemampuan


masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar
mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang
bersumberdaya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh

KEMENTERIAN KESEHATAN RI - PUSAT PROMOSI KESEHATAN - PUSDIKLAT APARATUR


45
Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama
Bagi Pejabat Fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat Ahli

kebijakan publik yang berwawasan kesehatan. Sasaran atau klien profesi promosi
kesehatan adalah individu, kelompok dan masyarakat. Berdasarkan hal tersebut,
promosi kesehatan sangat erat kaitannya dengan pencapaian tujuan pembangunan
kesehatan.

Dalam rangka pengabdian terhadap bangsa Indonesia, kami para profesi Penyuluh
Kesehatan/ Promotor dan Pendidik kesehatan, dengan Rahmat Tuhan Yang Maha
Esa, merumuskan KODE ETIK PROFESI PENYULUH KESEHATAN MASYARAKAT/
PROMOTOR DAN PENDIDIK KESEHATAN yang diuraikan dalam bab–bab dan pasal
sebagai berikut:

BAB I
KEWAJIBAN UMUM

Pasal 1
Setiap profesi Penyuluh Kesehatan Masyarakat/ Promotor dan Pendidik Kesehatan
harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan etika profesi kesehatan.

Pasal 2
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya profesi Penyuluh Kesehatan Masyarakat/
Promotor dan Pendidik Kesehatan mementingkan kepentingan umum daripada
kepentingan pribadi.

Pasal 3
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, hendaknya menggunakan pendekatan
kemitraan dengan mengutamakan prinsip kesetaraan, keterbukaan dan saling
menguntungkan.

Pasal 4
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya tidak boleh membeda-bedakan
masyarakat atas pertimbangan keyakinan, agama, suku, golongan, sosial, ekonomi,
politik dan sebagainya.

Pasal 5
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, tugas harus sejalan dengan profesi atau
keahliannya.

46 KEMENTERIAN KESEHATAN RI - PUSAT PROMOSI KESEHATAN - PUSDIKLAT APARATUR


Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama
Bagi Pejabat Fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat Ahli

BAB II
KEWAJIBAN TERHADAP MASYARAKAT

Pasal 6
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, selalu berorientasi kepada masyarakat
baik sebagai individu, kelompok, maupun masyarakat luas sesuai dengan potensi
sosial budaya masyarakat setempat.
Pasal 7
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, harus mengutamakan pemerataan dan
keadilan

Pasal 8
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, harus menggunakan pendekatan yang
menyeluruh secara multi disiplin dengan mengutamakan upaya preventif dan
promotif.

Pasal 9
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, harus berdasarkan fakta melalui
penelitian atau kajian ilmiah.

Pasal 10
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya harus sesuai dengan prosedur dan
langkah–langkah yang profesional.

Pasal 11
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya harus bertanggungjawab dalam upaya
melindungi, memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat.

Pasal 12
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya harus melihat antisipasi ke depan baik
menyangkut masalah kesehatan maupun masalah bukan kesehatan yang dapat
mempengaruhi kesehatan masyarakat.

BAB III
KEWAJIBAN TERHADAP SESAMA PROFESI

Pasal 13
Setiap profesi Penyuluh Kesehatan Masyarakat/Promotor dan Pendidik Kesehatan
harus memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan.

KEMENTERIAN KESEHATAN RI - PUSAT PROMOSI KESEHATAN - PUSDIKLAT APARATUR


47
Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama
Bagi Pejabat Fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat Ahli

Pasal 14
Setiap profesi Penyuluh Kesehatan Masyarakat/Promotor dan Pendidik Kesehatan
wajib bekerjasama dengan teman sejawatnya dan melakukan tugas dan fungsinya.

Pasal 15
Setiap profesi Penyuluh Kesehatan Masyarakat/Promotor dan Pendidik Kesehatan
tidak boleh mengambil alih tugas teman sejawatnya tanpa persetujuan teman
sejawat bersangkutan yang telah diberi tanggung jawab sebelumnya.

BAB IV
KEWAJIBAN TERHADAP PROFESI LAIN

Pasal 16
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya harus bekerja sama, saling menghormati
dengan profesi lain tanpa dipengaruhi oleh pertimbangan– pertimbangan keyakinan,
agama, suku, golongan, sosial, ekonomi, politik dan sebagainya.

Pasal 17
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya bersama–sama dengan profesi lain,
hendaknya berpegang pada pendekatan kemitraan dengan mengutamakan prinsip
kesehatan, keterbukaan dan saling menguntungkan.

BAB V
KEWAJIBAN TERHADAP PROFESINYA

Pasal 18
Penyuluh Kesehatan Masyarakat/Promotor dan Pendidik Kesehatan hendaknya
bersifat proaktif dalam mengatasi masalah kesehatan.

Pasal 19
Penyuluh Kesehatan Masyarakat/Promotor dan Pendidik Kesehatan hendaknya
senantiasa memelihara dan meningkatkan profesi promosi kesehatannya.

Pasal 20
Penyuluh Kesehatan Masyarakat/Promotor dan Pendidik Kesehatan hendaknya
senantiasa selalu berkomunikasi, membagi pengalaman dan saling membantu di
antara sesama anggota.

48 KEMENTERIAN KESEHATAN RI - PUSAT PROMOSI KESEHATAN - PUSDIKLAT APARATUR


Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama
Bagi Pejabat Fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat Ahli

BAB VI
KEWAJIBAN TERHADAP DIRI SENDIRI

Pasal 21
Profesi Penyuluh Kesehatan Masyarakat/Promotor dan Pendidik Kesehatan harus
memelihara kesehatannya agar dapat melaksanakan tugas profesinya dengan baik.

Pasal 22
Profesi Kesehatan Masyarakat/Promotor dan Pendidik Kesehatan harus menjadi
panutan dalam menetapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.

Pasal 23
Profesi Kesehatan Masyarakat/Promotor dan Pendidik Kesehatan senantiasa
berusaha untuk mengembangkan dirinya dengan meningkatkan pengetahuan dan
keterampilannya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB VII
PENUTUP

Setiap anggota profesi Penyuluh Penyuluh Kesehatan Masyarakat/Promotor dan


Pendidik Kesehatan dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari harus berusaha
dengan sungguh -sungguh dan memegang teguh kode etik Penyuluh Kesehatan
Masyarakat/Promotor dan Pendidik Kesehatan.
C. Kode Etik Profesi Penyuluh Kesehatan/Promotor dan Pendidik Kesehatan.

D. Syarat-syarat Profesi Penyuluh Kesehatan Masyarakat/ Promotor dan


Pendidik Kesehatan.
Syarat minimal sebagai profesi PKM/Promotor dan Pendidik Kesehatan:
1. Memiliki keahlian dan keterampilan dalam bidang ilmu pengetahuan, seni dan
teknologi termasuk metode pendidikan, pelatihan serta penelitian,
2. Mempunyai kemampuan satu atau lebih beberapa materi substansi yang
berkaitan dengan pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku/promosi kesehatan,
3. Memiliki kemampuan dan keahlian dalam mempergunakan berbagai metode
pendidikan kesehatan dan perilaku, penyuluhan kesehatan, Komunikasi
Informasi dan Edukasi (KIE), Advokasi, Bina Suasana, Gerakan Pemberdayaan
Masyarakat, Pemasaran Sosial, Mobilisasi Sosial, mengembangkan jejaring
kemitraan yang terkait dengan promosi kesehatan, dan

KEMENTERIAN KESEHATAN RI - PUSAT PROMOSI KESEHATAN - PUSDIKLAT APARATUR


49
Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama
Bagi Pejabat Fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat Ahli

4. Pernah mengikuti dan lulus diklat profesional: PKM dasar ahli–terampil,


magang di bidang PKM/Promosi Kesehatan, Training of Trainers (TOT), Master
of Trainer (MOT) di bidang promosi kesehatan/PKM.

Profesi Penyuluh Kesehatan Masyarakat/Promotor dan Pendidik Kesehatan wajib


mentaati hal-hal berikut:
1. Menunjukkan secara seksama kemampuan sesuai dengan pendidikan,
pelatihan dan pengalaman, serta bertindak dalam batas–batas kecakapannya
yang profesional.
2. Mempertahankan kecakapan pada tingkatan tinggi melalui belajar, pelatihan
dan penelitian berkesinambungan.
3. Melaporkan hasil penelitian dan kegiatan praktik secara jujur dan bertanggung
jawab.
4. Tidak membeda–bedakan individu berdasarkan ras, warna kulit, bangsa,
agama, usia, jenis kelamin, status sosial ekonomi dalam menyumbangkan
pelayanan, pekerjaan, pelatihan atau dalam meningkatkan kemajuan orang
lain.
5. Menjaga kemitraan klien (individu, kelompok, institusi) yang dilayani.
6. Menghargai hak pribadi (privasi), martabat (dignity), budaya dan harga diri
setiap individu, dan menggunakan keterampilan yang didasari dengan nilai-
nilai secara konsisten.
7. Membantu perubahan berdasarkan pilihan, bukan paksaan.
8. Mematuhi prinsip ”Informed Consent” sebagai perhargaan terhadap klien.
9. Membantu perkembangan suatu tatanan pendidikan yang mengasuh /
memelihara pertumbuhan dan perkembangan individu.
10. Bertanggungjawab untuk menerima tindakan/hukuman selayaknya sesuai
dengan kepentingan malpraktek yang dilakukan

Tiga Fungsi Kode Etik Profesi :


1. Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang
prinsip profesionalitas yang digariskan;
2. Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas
profesi yang bersangkutan;
3. Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak diluar organisasi profesi
tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi

50 KEMENTERIAN KESEHATAN RI - PUSAT PROMOSI KESEHATAN - PUSDIKLAT APARATUR


Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama
Bagi Pejabat Fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat Ahli

E. Organisasi Profesi Perkumpulan Promotor dan Pendidik Kesehatan


Masyarakat (Perkumpulan PPKMI)

Nama dan kedudukan


Perkumpulan ini bernama “Perkumpulan Promotor dan Pendidik Kesehatan
Masyarakat Indonesia (Indonesian Society For Health Promotor Educator –
ISHPE) disingkat dengan Perkumpulan PPKMI. Berkedudukan dan didirikan di
Jakarta pada tanggal 14 Februari 1988 untuk waktu yang tidak ditentukan dan
selanjutnya dalam Anggaran Dasar ini disebut PERKUMPULAN. Perkumpulan
ini adalah perkumpulan profesi promotor dan pendidik kesehatan masyarakat
bernaung di bawah Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI).

Azas Dasar dan Tujuan Perkumpulan


Azas- Dasar Perkumpulan PPKMI adalah Pancasila dan Undang- Undang Dasar 45.

Tujuan Perkumpulan PPKMI


Tujuan Perkumpulan PPKMI secara umum sejalan dengan tujuan IAKMI yakni:
1. Turut dalam pengembangan ilmu pengetahuan dalm bidang kesehatan
Masyarakat.
2. Turut dalam peningkatan derajat kesehatan badaniah, rohaniah, dan sosial
rakyat Indonesia khususnya dan umat manusia umumnya.
3. Melindungi kepentingan Anggota
4. Membantu Pemerintah dalam program pembangunan nasional.

Tujuan Perkumpulan PPKMI secara khusus adalah :


1. Melestarikan profesi promotor dan pendidik kesehatan masyarakat Indonesia
2. Mengembangkan, mempraktikkan, mendayagunakan ilmu dan seni promosi
kesehatan serta keterampilan profesi dalam program pembangunan Indonesia
Sehat berbasis perilaku.
3. Meningkatkan kapasitas promosi kesehatan utamanya kapasitas SDM
Promkes Profesional
4. Melakukan pembinaan kehidupan profesi, integritas moral dan etika profesi
serta melindungi dan memperjuangkan kepentingan anggota dan profesi.
5. Menggalang kemitraan baik dengan Pemerintah Pusat maupun Pemerintah
Daerah, antar Profesi Kesehatan, LSM,Swasta, Media massa serta
mengembangkan jejaring nasional, regional dan global.

Keanggotaan
Anggota terdiri dari Anggota Muda, Anggota Biasa, Anggota Luar Biasa, dan
Anggota Kehormatan. Tenaga Fungsional Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
secara otomatis menjadi Anggota Biasa. Anggota Biasa secara otomatis adalah
anggota IAKMI.

KEMENTERIAN KESEHATAN RI - PUSAT PROMOSI KESEHATAN - PUSDIKLAT APARATUR


51
Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama
Bagi Pejabat Fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat Ahli

Pengurus
Pengurus Pusat berkedudukan di Jakarta/Ibu kota RI dan terdiri atas Dewan
Penasehat dan Pengurus Harian dan Dewan Pakar, serta dipilih untuk masa 4
tahun oleh Musyawarah Besar/Nasional.

Pengurus cabang berkedudukan di propinsi atau di kabupaten/kota, dipilih untuk


masa 4 tahun oleh Musyawarah Cabang. Cabang Perkumpulan PPKMI dapat
dibentuk bila mempunyai anggota sekurang-kurangnya 5 orang.

Musyawarah Nasional.
Musyawarah besar/nasional diadakan 4 tahun sekali kecuali bila sewaktu-waktu
diperlukan dan diminta oleh setengah jumlah cabang.

Pokok Bahasan 2.
ETIKA PROFESI PENYULUH KESEHATAN MASYARAKAT/PROMOTOR DAN
PENDIDIK KESEHATAN

A. Pengertian Etika
Kata etika sering dirancukan dengan istilah etiket, etis, ethos, iktikad dan kode
etik atau kode etika. Etika adalah ilmu yang mempelajari apa yang baik dan buruk.

Etiket adalah ajaran sopan santun yang berlaku bila manusia bergaul atau
berkelompok dengan manusia lain. Etiket tidak berlaku bila seorang manusia
hidup sendiri misalnya hidup di sebuah pulau terpencil atau di tengahhutan.

Etis artinya sesuai dengan ajaran moral, misalnya tidak etis menanyakan usia
pada seorang wanita.

Ethos artinya sikap dasar seseorang dalam bidang tertentu. Maka ada ungkapan
ethos kerja artinya sikap dasar seseorang dalam pekerjaannya, misalnya ethos kerja
yang tinggi artinya dia menaruh sikap dasar yang tinggi terhadap pekerjaannya.
Kode atika atau kode etik artinya daftar kewajiban dalam menjalankan tugas
sebuah profesi yang disusun oleh anggota profesi dan mengikat anggota dalam
menjalankan tugasnya.

Etika (Inggris = Ethics), adalah istilah yang muncul dari pemikiran aristoteles (yunani-
ethos) yang berarti = adapt atau budi pekerti. Dalam filsafat pengertian ETIKA
adalah telaah dan penilaian kelakuan manusia ditinjau dari kesusilaan. Kesusilaan
yang baik merupakan ukuran kesusilaan yang disusun bagi diri seseorang,
atau merupakan kumpulan keharusan, kumpulan kewajiban yang dibutuhkan
oleh masyarakat atau golongan tertentu. Kesusilaan biasanya berdasarkan hal
tertentu, misalnya: agama, kesejahteraan, atau kemakmuran negara.

52 KEMENTERIAN KESEHATAN RI - PUSAT PROMOSI KESEHATAN - PUSDIKLAT APARATUR


Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama
Bagi Pejabat Fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat Ahli

Etika pada umumnya mengajarkan bahwa setiap pribadi manusia mempunyai


”otonomi moral”, artinya bahwa ia mempunyai hak dan kewajiban untuk
menentukan sendiri tindakan–tindakannya serta mempertanggungjawabkannya
kepada Tuhan YME.

Keberadaan etika dalam strata kehidupan sosial tidak lepas dari sistem
kemasyarakatan serta kodrat manusia yang terdiri atas aspek tubuh/jasmani, jiwa
dan rohani. Aspek jiwa mencakup kodrat alamiah, budaya serta nilai. Kodrat alamiah
dan budaya terdiri atas Cipta (pikiran dan rasio), Karsa (kehendak, kemauan),
Rasa (perasaan, emosi). Cipta melalui logika menciptakan ilmu pengetahuan,
sedangkan Karsa melalui etika menciptakan religi, akhlak, sopan santun dan
hukum. Sedangkan aspek rohani mencakup roh kebaikan, roh kepercayaan, roh
pengabdian, roh cinta-kasih.

Secara umum, etika dapat dibagi menjadi etika umum dan etika khusus.

Etika umum membicarakan kondisi-kondisi atas dasar bagaimana, manusia


bertindak secara etis, teori etika dan prinsip moral dasar yang menjadi pegangan
bagi manusia dalam bertindak, serta tolok ukur menilai atas baik atau buruk.

Etika khusus adalah penerapan prinsip dasar moral dalam bidang kehidupan
yang khusus. Etika khusus dibagi menjadi 3 bagian: (1) etika individual, (2) etika
sosial dan (3) etika spiritual.

• Etika Individual menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap diri


sendiri.
• Etika sosial menyangkut hubungan manusia dengan manusia lain, baik secara
perorangan dan langsung atau bersama–sama dalam bentuk kelembagaan,
sikap kritis terhadap dunia dan ideologi, serta tanggung jawab manusia
terhadap lainnya.
• Etika spiritual menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap Sang
Pencipta yaitu Tuhan YME.

B. Prinsip-prinsip Etika
Prinsip etika berkembang dari sumpah Hipocrates, bunyinya: Saya bersumpah
demi Apollo Dewa penyembuh Aescupalius dan Hygea, dan Panacea dan semua
dewa–dewa sebagai saksi bahwa sesuai dengan kemampuan dan pikiran saya
akan mematuhi sebagai berikut (ada 10 janji):

1. Saya akan memperlakukan guru yang telah mengajarkan ilmu ini dengan
penuh kasih sayang sebagaimana orang tua saya sendiri, jika perlu saya akan
bagikan harta saya untuk dinikmati bersama.

KEMENTERIAN KESEHATAN RI - PUSAT PROMOSI KESEHATAN - PUSDIKLAT APARATUR


53
Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama
Bagi Pejabat Fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat Ahli

2. Saya akan memperlakukan anak–anaknya sebagai saudara kandung saya


dan saya akan mengajarkan ilmu yang telah saya peroleh dari ayahnya kalau
mereka mau mempelajarinya tanpa imbalan.
3. Saya akan meneruskan ilmu pengetahuan ini kepada anak– anaknya saya
sendiri dan kepada anak–anak guru–guru saya dan kepada mereka yang telah
mengikatkan diri dengan sumpah untuk mengabdi kepada ilmu pengobatan,
dan tidak merugikan siapapun.
4. Saya akan mengikuti cara pengobatan yang menurut pengeahuan dan
kemampuan saya akan membawa kebaikan bagi penderita dan tidak akan
merugikan siapapun.
5. Saya tidak akan memberikan obat yang mematikan kepada siapapun
meskipun diminta atau menganjurkan kepada mereka untuk tujuan itu. Atas
dasar yang sama, saya tidak akan memberikan obat untuk menggugurkan
kandungan.
6. Saya ingin menempuh hidup yang saya baktikan kepada ilmu saya ini dengan
tetap suci dan bersih.
7. Saya tidak akan melakukan pembedahan terhadap seseorang walaupun ia
menderita penyakit baru, tetapi akan menyerahkan kepada mereka yang
berpengalaman dalam pekerjaan ini.
8. Rumah siapapun yang saya masuki, kedatangan saya itu saya tujukan untuk
kesembuhan yang sakit dan tanpa niat buruk atau mencelakakan dan lebih
lagi tanpa berbuat cabul terhadap wanita ataupun pria baik mereka maupun
hamba sahaya.
9. Apapun yang saya dengar dan lihat tentang kehidupan seseorang yang
tidak patut disebarluaskan tidak akan saya ungkapkan karena saya harus
merahasiakannya.
10. Selama saya tetap mematuhi sumpah saya ini, izinkanlah saya menikmati hidup
dalam mempraktikkan ilmu saya ini, dihormati oleh semua orang sepanjang
waktu. Tetapi jika saya sampai mengkhianati sumpah ini balikkanlah nasib
saya.

Dari sumpah tadi ada 7 prinsip pokok yaitu: tidak merugikan, membawa kebaikan,
menjaga kerahasiaan, otonomi pasien, berkata benar, berlaku adil, sopan dan
menghormati privasi.

Dalam menjalankan profesinya, hanya pengemban profesi yang bersangkutan


sendiri yang dapat atau paling mengetahui apakah perilakunya dalam mengemban
profesi sudah memenuhi tuntutan etika profesinya atau tidak. Kepatuhan kepada
etika profesi akan sangat bergantung pada akhlak pengemban profesi yang
bersangkutan.

54 KEMENTERIAN KESEHATAN RI - PUSAT PROMOSI KESEHATAN - PUSDIKLAT APARATUR

Anda mungkin juga menyukai