I. DESKRIPSI SINGKAT
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan cerminan pola hidup yang senantiasa
memperhatikan dan menjaga kesehatan. PHBS adalah semua perilaku yang dilakukan atas
kesadaran sendiri sehingga dapat menolong dirinya sendiri dan orang lain di bidang
kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat. Prinsip
utama yang menjadi dasar pelaksanaan PHBS adalah pencegahan lebih baik daripada
mengobati.
Sedangkan, PHBS di tempat kerja adalah upaya untuk memberdayakan para pekerja,
pemilik dan pengelola usaha/kantor, agar tahu, mau dan mampu mempraktekkan perilaku
hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam mewujudkan tempat kerja sehat.
d. Penggunaan Baju Kerja Yang Berbeda Dengan Baju Yang Digunakan Di Luar
Tempat Kerja
e. Aktivitas Fisik
f. Makan Sebelum Bekerja
g. Mandi Setelah Bekerja
h. Cukup Tidur, Istirahat, Dan Rekreasi
i. Pengendalian Emosi
Penggunaan APD Sesuai Pekerjaan
Pokok Bahasan 3. Pencatatan Hambatan Pelaksanaan Program Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat di Tempat Kerja
V. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Berikut disampaikan langkah-langkah kegiatan dalam proses pembelajaran materi ini.
menyebutkan nama lengkap, instansi tempat bekerja dan materi yang akan
disampaikan.
b. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan pokok bahasan sebaiknya dengan
menggunakan bahan tayang.
Upaya untuk mencapai derajat kesehatan tersebut tidak hanya ditentukan oleh pelayanan
kesehatan, tetapi juga kondisi lingkungan dan perilaku masyarakat. Upaya untuk
mengubah perilaku masyarakat agar mendukung peningkatan derajat kesehatan
dilakukan melalui program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Merupakan sekumpulan perilaku yang dilakukan atas dasar kesadaran sebagai hasil
pembelajaran yang menjadikan seseorang, keluarga, kelompok atau masyarakat
mampu menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam
mewujudkan dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya. Jadi, PHBS merupakan
wujud pemberdayaan masyarakat yang sadar, mau dan mampu mempraktekkan PHBS.
Pokok Bahasan 1.
UPAYA PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI TEMPAT KERJA
PHBS di tempat kerja adalah upaya untuk memberdayakan para pekerja, pemilik dan
pengelola tempat kerja agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih
dan sehat serta berperan aktif dalam mewujudkan Tempat Kerja Sehat (Dinkes Kepri,
2010).
Ada beberapa manfaat yang diperoleh dengan diterapkannya PHBS di tempat kerja,
antara lain : setiap pekerja meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit, Produktivitas
pekerja meningkat yang berdampak pada peningkatan penghasilan pekerja dan ekonomi
keluarga, Pengeluaran biaya rumah tangga hanya ditujukan untuk peningkatan taraf
hidup bukan untuk biaya pengobatan. Selain itu, lingkungan tempat kerja tetap bersih dan
sehat.
PHBS mencakup semua perilaku yang harus dipraktikkan di bidang pencegahan,
penanggulangan penyakit, penyehatan lingkungan dan pemeliharaan kesehatan. Perilaku-
perilaku tersebut harus dipraktikkan ketika berada di tempat kerja. Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat di tempat kerja antara lain :
Minum alkohol terlalu banyak, baik pada suatu kesempatan atau dari waktu ke waktu,
menimbulkan dampak buruk pada kesehatan. Dampak yang ditimbulkan akibat minum
alkohol antara lain:
a) Alkohol mengganggu jalur komunikasi otak, dan dapat mempengaruhi cara otak
terlihat dan bekerja. Gangguan tersebut dapat mengubah suasana hati dan
perilaku, dan membuat lebih sulit untuk berpikir jernih dan bergerak dengan
koordinasi.
b) Dapat merusak jantung, detak jantung yang tidak beraturan, dan tekanan darah
tinggi
c) Masalah dan inflamasi pada hati antara lain : sirosis, perlemakan hati, fibrosis, dan
kanker hati.
d) Terganggunya imunitas tubuh, yang dapat memudahkan terserang penyakit pada
individu.
Narkotika dan obat obatan digunakan untuk berbagai keperluan medis seperti
pembiusan pada pasien dan tindakan lainnya. Namun seiring dengan
perkembangannya, bahan dan zat aditif ini dijadikan sebagai bahan yang
diperjualbelikan secara gelap kepada masyarakat umum. Menurut Haryanto (2012)
dampak yang ditimbulkan akibat mengkonsumsi narkoba antara lain:
Dampak fisik : gangguan sistem syaraf, gangguan jantung dan pembuluh darah,
gangguan kulit, gangguan pernapasan, serta gangguan reproduksi.
Dampak psikis : ceroboh, tegang, sulit berkonsentrasi, cenderung menyakiti diri
Dampak lingkungan sosial : anti sosial, asusila,
4. Menggunakan baju kerja yang berbeda dengan baju yang digunakan di luar tempat
kerja
Untuk menghindari bahan-bahan lingkungan kerja yang dapat menimbulkan penyakit
dan menghindari tersebarnya ke seluruh anggota keluarga.
Pola dan kecukupan tidur berperan cukup penting pada saat memulai pekerjaan. Tidur
yang berkualitas yang ditandai dengan bangun dalam keadaan segar sangat
mempengaruhi produktifitas keesokan harinya. Istirahat sejenak setelah bekerja 2 jam
terus menerus berguna untuk memulihkan tenaga dan menjaga kesehatan.
9. Pengendalian emosi
Kondisi kejiwaan atau emosi juga bisa dipengaruhi oleh lingkungan di sekitarnya, baik
lingkungan kerja, lingkungan keluarga maupun lingkungan sosial.
Pokok Bahasan2.
FASILITASI PENGKAJIAN HAMBATAN PELAKSANAAN PROGRAM PERILAKU HIDUP
BERSIH DAN SEHAT DI TEMPAT KERJA
Ada tiga strategi pokok dalam pelaksanaan promosi kesehatan berdasarkan acuan
Ottawa Charter yaitu advokasi, bina suasana, dan pemberdayaan. Di tempat kerja,
pembinaan PHBS dilaksanakan melalui kegiatan pengembangan sistem manajemen
kesehatan dan keselamatan kerja (SMK3) yang terintegrasi dengan kegiatan
pengembangan dan pembinaan Desa Siaga Aktif. Melalui strategi tersebut dapat
dilakukan pengkajian dalam pelaksanaan PHBS di tempat kerja melalui pembinaan, bina
suasana, dan advokasi.
1. Pemberdayaan
Pemberdayaan merupakan proses memosisikan masyarakat agar memiliki peran yang
berpengaruh dalam proses pengambilan keputusan dan penetapan tindakan.
Pemberdayaan ditujukan kepada pekerja dengan membentuk pengorganisasian
masyarakat, dengan demikian tim manajemen K3 dan pekerja dapat ditunjuk sebagai
kader. Pemberdayan dapat dilakukan melalui penyelenggaraan klinik konsultasi
kesehatan di tempat kerja yang dikelola oleh tenaga kesehatan yang dibantu oleh
kader.
2. Bina suasana
Bina suasana adalah upaya menciptakan lingkungan sosial yang mendorong
individu/masyarakat mau melakukan tindakan yang direkomendasikan. Di tempat
kerja, bina suasana dilakukan oleh pengurus organisasi, pemuka masyarakat pekerja,
pengelola/manajer. Bina suasana di tempat kerja dapat dilakukan dengan pemanfaatan
media seperti poster, banner di ruang kerja, pemutaran film, melalui artikel/berita,
serta seminar.
3. Advokasi
Merupakan upaya atau proses strategis dan terencana untuk mendapatkan komitmen
serta dukungan dari pihak terkait. Advokasi dilakukan oleh fasilitator dari
kabupaten/provinsi kepada pemilik, pengelola dan manajer tempat kerja serta
pengurus organisasi pekerja. advokasi dilakukan agar turut serta dalam kegiatan PHBS
di tempat kerja. Para pemilik tempat kerja harus memberikan dukungan terhadap
kebijakan dan peraturan serta menyediakan sarana PHBS di tempat kerja.
Pokok Bahasan3.
PENCATATAN HAMBATAN PELAKSANAAN PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN
SEHAT DI TEMPAT KERJA
Pencatatan merupakan salah satu kegiatan administrasi yang harus dilakukan dalam
pelaksanaan sebuah program karena pencatatan merupakan wujud dari suatu kegiatan
atau program. Pencatatan hambatan dalam pelaksanaan program PHBS di tempat kerja
dilakukan oleh petugas klinik kesehatan kerja atau puskesmas. Pencatatan hambatan
pelaksanaan PHBS di tempat kerja bertujuan untuk memperoleh informasi dalam
pelaksanaan PHBS di tempat kerja yang belum terlaksana secara menyeluruh.
a. Petugas kesehatan bersama lintas sektor terkait melakukan pemantauan ke
tempat kerja terkait pelaksanaan PHBS.
b. Dari pemantauan tersebut diperoleh data atau mapping tentang hambatan
pelaksanaan PHBS di tempat kerja.
c. Data tersebut selanjutnya akan digunakan untuk menyusun rekomendasi yang
tepat dan sesuai.
Pokok Bahasan 4.
Penyusunan Saran/Rekomendasi Kepada Pemberi Kerja/Pengusaha/Pengurus untuk
Program PHBS di Tempat Kerja
Dari hasil pencatatan hambatan dalam pelaksanaan program PHBS di tempat kerja, maka
ditentukan masalah perilaku pekerja. Selanjutnya, Petugas kesehatan setempat dapat
melakukan penyusunan saran ataupun rekomendasi kepada pemberi atau pemilik kerja.
Rekomendasi tersebut dapat berupa suatu kebijakan ataupun program alternatif untuk
pekerja sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran para pemberi kerja
agar memperhatikan pekerja dan lingkungan kerjanya sehingga terhindar dari penyakit
dan kecelakaan.
Pokok Bahasan 5.
PENYAMPAIAN SARAN/ REKOMENDASI KEPADA PEMBERI KERJA/PENGUSAHA/
PENGURUS UNTUK PROGRAM PHBS DI TEMPAT KERJA
Dalam penyampaian rekomendasi program PHBS di tempat kerja secara efektif dan
efisien, dilakukan dengan 5 tahap (Maulana, 2007) yaitu :
a. Analisis khalayak dan program : menentukan orang yang menjadi tujuan dalam
penyampaian rekomendasi PHBS di tempat kerja yaitu pemberi kerja atau pemilik
kerja. selanjutnya meninjau kebijakan dan program yang telah ada.
b. Penyusunan rancangan program komunikasi : dilakukan dengan menentukan
tujuan komunikasi, sasaran komunikasi dan media yang digunakan
c. Pengembangan : mengembangkan konsep pesan yang akan disampaikan.
d. Penerapan dan pemantauan : membangun iklim organisasi, menerapkan rencana
komunikasi yang sudah dibuat melalui media yang sudah ditentukan. Selanjutnya
memantau hasil program.
VII. REFERENSI
1. Dinkes Kepri, 2010. Ayo Ber-PHBS.
http://www.dinkesprovkepri.org/component/content/article/3-artikel-kesehatan/30-
phbs#ixzz315zAAFoD (diakses pada Kamis, 8 Mei 2014)
2. Kementerian Kesejahteraan Rakyat, 2012. Jumlah Perokok Indonesia Terbanyak
Ketiga di Dunia. http://menkokesra.go.id/content/jumlah-perokok-indonesia-
terbanyak-ketiga-di-dunia (diakses pada Kamis, 8 Mei 2014)
3. Maulana. 2007. Promosi Kesehatan. Penerbit buku Kedokteran EGC : Jakarta.
4. http://www.hidupsehat.web.id/2014/02/bahaya-merokok-bagi-kesehatan-tubuh.html
(diakses pada Kamis, 8 Mei 2014)
5. http://www.niaaa.nih.gov/alcohol-health/alcohols-effects-body (diakses pada Kamis,
8 Mei 2014)
6. Haryanto. 2012. Dampak Penyalahgunaan narkoba.
http://belajarpsikologi.com/dampak-penyalahgunaan-narkoba/ (diakses pada Kamis,
8 Mei 2014)
7. http://www.hidupsehat.web.id/2014/02/khasiat-dan-manfaat-minum-air-putih.html
(diakses pada Kamis, 8 Mei 2014)
8. Fakultas Kedokteran UNS. 2013. Modul PHBS.
http://fk.uns.ac.id/static/filebagian/MODUL_PHBS.pdf (diakses pada Senin, 5 Mei
2014)
VIII. LAMPIRAN
A. Studi Kasus
Lingkungan Kerja
Menurut profil Masalah Kesehatan Pekerja di Indonesia tahun 2005, lingkungan
kerja menurut sektor informal dan formal hasil studi di 12 kabupaten kota :
Persentase tempat kerja yang tergolong bersih di sektor formal lebih besar
dibandingkan dengan sektor informal yaitu 48,1% berbanding 28,4%.
Kebersihan kamar mandi tergolong bersih di sektor formal lebih besar
dibandingkan dengan sektor informal yaitu 48,4% berbanding 42,7%. Namun untuk
kondisi kamar mandi yang sangat bersih justru lebih banyak dari sektor informal
yaitu 9,1% berbanding 7,8%.
B. Panduan Penugasan
Prosedur penugasan:
a. Peserta membentuk kelompok
b. Setiap kelompok melakukan identifikasi lokasi tempat kerja
c. Peserta mempelajari studi kasus PHBS di tempat kerja
d. Peserta melakukan tinjauan literatur.
e. Peserta mendiskusikan hambatan dalam pelaksanaan PHBS di tempat kerja
f. Peserta menyusun dan menyampaikan saran/rekomendasi mengenai PHBS di
tempat kerja.