Anda di halaman 1dari 5

Korelasi Pearson

Parametrik / Data Normal

Uji yang digunakan peneliti untuk menganalisis antara 2 variabel numerik yang memiliki
skala interval/rasio. Uji korelasi pearson digunakan jika data berdistribusi normal. Jika
data tidak normal, bisa menggunakan uji non parametrik yaitu Korelai Spearman-rho.

Pada uji korelasi ada 2 hasil interpretasi :

Signifikansin sebuah hubungan / signifikansi sebuah korelasi dimana p value yang digunakan

Kekuatan hubungan yang disimbolkan dengan (r) atau bisa disebut r pearson .

Berkisar antara 0 dan 1

0= tidak ada hubungan linier antara Var X dg Var Y

1= hubungan kedua variabel linier sempurna

Yang sering berada antara 0 dan 1

Interpretasi Koef Korelasi

Kekuatan hub (subjektif)

r < 0,4 : Hub lemah

0,4 < r < 0,8 : Sedang

r > 0,8 : Kuat

Korelasi tidak selalu berarti hubungan sebab akibat (Causality).

Korelasi yang lemah atau mendekati 0 berarti tidak ada hub linier, mungkin hub parabol atau
exponensial.

Pearson’s Correlation Coefficient ( r ) ditandai oleh + dan –

+ = Hubungan direct: korelasi positif yang berarti semakin besar nilai X semakin besar
juga nilai Y

- = Hubungan terbalik ( inverse): korelasi negatif berarti kenaikan variabel X diikuti


penurunan var Y atau sebaliknya

Ket : x = variabel independen

Y = variabel dependen

PENERAPAN DALAM PENELITIAN


JURNAL : Uji Korelasi Pearson 1

KORELASI KADAR PLUMBUM DARAH DENGAN KADAR HEMOGLOBIN DAN


HEMATOKRIT

Variabel yang diuji:

Variabel independent:

Kadar Plumbun Darah: jenis data numerik, skala interval

Variabel Dependent:

Kadar Hemoglobin dan Hematokrit : jenis data numerik, skala interval

Hasil: Jika nilai p < 0,05 (nilai p<α), maka Ho ditolak/ H1 diterima, nilai r??

p = 0,230 (> 0,05) arinya tidak ada korelasi antara kadar plumbum darah dengan kadar
hemoglobin

r = 0,235 (< 0,4) artinya hubungan lemah, arah hubungan positif, semakin besar kadar
plumbum darah, semakin besar kadar hemoglobin, (meskipun secara statistic korelasi tidak
signifikan; p > 0,05)

p = 0,068 (> 0,05) arinya tidak ada korelasi antara kadar plumbum darah dengan kadar
hematokrit

r = 0,349 (< 0,4) artinya hubungan lemah, arah hubungan positif, semakin besar kadar
plumbum darah, semakin besar kadar hematokrit, (meskipun secara statistic korelasi tidak
signifikan; p > 0,05)

JURNAL : Uji Korelasi Pearson 2

Korelasi Kadar Hemoglobin dengan Saturasi Oksigen Pada Guru Besar Universitas
Padjadjaran

Variabel yang diuji:

Variabel independent:

Kadar Hemoglobin: jenis data numerik, skala interval

Variabel Dependent:

Saturasi Oksigen : jenis data numerik, skala interval

Hasil: Jika nilai p < 0,05 (nilai p<α), maka Ho ditolak/ H1 diterima, nilai r??
p = 0,538 (> 0,05) berarti tidak ada korelasi antara kadar hemoglobin dengan saturasi oksigen
pada guru besar perempuan Universitas Padjadjaran

r = 0,132 (< 0,4) berarti hubungan lemah, arah hubungan positif, semakin besar nilai Hb,
semakin besar nilai saturasi oksigen (meskipun secara statistik korelasi tidak signifikan; p >
0,05)

JURNAL : Uji Korelasi Pearson 3

KORELASI LAMA OPERASI DENGAN PERUBAHAN KADAR

NATRIUM PASCA OPERASI TRANSURETHRAL RESECTION

OF THE PROSTATE DI RSUP DR. M. DJAMIL PADANG

Variabel yang diuji:

Variabel independent:

Lama Operasi: jenis data numerik, skala rasio

Variabel Dependent:

Perubahan Kadar natrium : jenis data numerik, skala interval

Hasil: Jika nilai p < 0,05 (nilai p<α), maka Ho ditolak/ H1 diterima, nilai r??

p = 0,552 (> 0,05) artinya tidak ada korelasi antara lama operasi dengan perubahan kadar
natrium

r = 0,141 (< 0,4) artinya hubungan lemah, arah hubungan positif, semakin lama waktu
operasi, semakin besar perubahan kadar natrium pasien, (meskipun secara statistic korelasi
tidak signifikan; p > 0,05)

JURNAL : Uji Korelasi Pearson 4

Korelasi Panjang Tulang Radius Terhadap Tinggi Badan pada Pria Suku Bali di
Universitas Lampung

Variabel yang diuji:

Variabel independent:

Panjang Tulang Radius: jenis data numerik, skala rasio

Variabel Dependent:

Tinggi Badan: jenis data numerik, skala rasio


Hasil: Jika nilai p < 0,05 (nilai p<α), maka Ho ditolak/ H1 diterima, nilai r??

p = 0,000 (< 0,05) arinya ada korelasi antara panjang tulang radius dengan tinggi badan

r = 0,704 (< 0,8) tulang radius kanan dan r = 0,735 (< 0,8) tulang radius kiri, artinya
hubungan sedang, arah hubungan positif, semakin panjang tulang radius, semakin tinggi
badannya

Konsep Dasar Analisis Korelasi

Uji korelasi bertujuan untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan antar variabel yang
dinyatakan dengan koefisien korelasi (r).

Jenis hubungan antar variabel X dan Y dapat bersifat positif dan negatif.

Positif : semakin tinggi variabel X maka akan meningkatkan variabel Y

Negatif : semakin tinggi variabel X maka akan menurunkan variabel Y

Langkah-langkah menerapkan di SPSS

Input data, pilih variabel view lalu isi nama dan label

Pilih data view, copy&paste data dari excel ke SPSS

Pilih analyze, pilih correlate, klik bivariate lalu masukan data ke kolom variabel, centang
pearson pada correlation coefficient, lalu centang two tailed pada test of significant , centang
flag significant correlation, lalu klik OK

Output SPSS

Pengambilan keputusan :

Jika nilai signifikansi < 0.05, maka berkorelasi

Jika nilai signifikansi > 0.05, maka tidak berkorelasi

Pedoman derajat hubungan

Nilai Pearson correlation 0.00 - 0.20 tidak ada korelasi

Nilai Pearson correlation 0.21 - 0.40 berkorelasi lemah

Nilai Pearson correlation 0.41 - 0.60 berkorelasi sedang

Nilai Pearson correlation 0.61 - 0.80 berkorelasi kuat

Nilai Pearson correlation 0.81- 1.00 berkorelasi sempurna


Mengetahui negatif atau positif :

lihat nilai Pearson correlation, jika hasilnya positif maka positif, jika negatif maka negatif.

Jika signifikansi tepat pada 0,05 :

Membandingkan nilai Pearson correlation dengan r table

Pearson correlation > r table, berhubungan

Pearson correlation < r table, tidak berhubungan

Latihan SPSS

Hubungan antara motivasi dengan kinerja

Motivasi (variabel x) dan kinerja (variabel y)

Hasil :

p = 0,001 (< 0,05) artinya ada korelasi antara motivasi dengan kinerja

r = 0,427 (0,41-0,60) artinya hubungan antara motivasi dengan kinerja berkorelasi sedang,
arah hubungan positif, semakin besar motivasi, semakin besar hasil kinerja

Anda mungkin juga menyukai