FAKULTAS ILMU KOMPUTER TOPIK PERKULIAHAN o Pengertian Korelasi o Pengertian Korelasi Pearson Product Moment o Rumus Koefisien Korelasi Pearson o Contoh kasus Tujuan Perkuliahan Agar mahasiswa mampu dan memahami konsep dasar Korelasi Pearson Product Moment Korelasi Korelasi (correlation) adalah hubungan (relationship) antara dua variabel. Dengan kata lain, Analisis korelasi adalah teknik analisis yang digunakan untuk mengukur kuat lemahnya hubungan dua variabel. Variabel ini terdiri dari variabel bebas dan terikat. Besarnya hubungan berkisar antara 0-1. Jika mendekati angka 1 berarti hubungan kedua variabel semakin kuat, demikian juga sebaliknya jika mendekati angka 0 berarti hubungan kedua variabel semakin lemah. Korelasi Pearson Korelasi pearson digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara 2 variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat yang berskala interval atau rasio (parametrik) Koefisien korelasi Pearson, sering dinotasikan dengan simbol r (untuk pengamatan sampel) atau ρ (untuk parameter, yaitu untuk nilai pada populasi). Rumus Koefisien Korelasi Pearson Nilai r terletak antara – 1 sampai 1 (−1≤ r ≤1) • Jika r=-1, berarti antara variabel X dan Y terdapat hubungan linier (garis lurus) yang negatif (berlawanan arah , jika nilai variabel X bertambah besar maka nilai variabel Y akan bertambah kecil, dan sebaliknya jika nilai variabel X bertambah kecil maka nilai variabel Y akan bertambah besar) dan sempurna (semua pasangan nilai X, Y berada pada suatu garis lurus). • Jika r=0, berarti tidak ada hubungan garis lurus antara variabel X dan Y. • Jika r= +1, berarti antara variabel X dan variabel Y terdapat hubungan linier (garis lurus) yang positif (searah, yaitu jika nilai variabel X bertambah besar maka nilai variabel Y akan bertambah besar, dan demikian juga jika nilai variabel X bertambah kecil maka nilai variabel Y akan bertambah kecil). Terdapat kriteria yang dapat digunakan dalam menentukan derajat kuat tidaknya hubungan antara dua variabel berdasarkan koefisien korelasi Pearson. Kriteria berikut (menggunakan nilai mutlak dari r) dapat digunakan sebagai aturan sederhana (rule of thumb) untuk menentukan derajat kuat tidaknya hubungan antara dua variabel: Contoh Ingin diketahui seberapa kuat hubungan (garis lurus) antara besarnya pendapatan dengan pengeluaran konsumsi per bulan. Berdasarkan 6 orang yang diwawancarai, diperoleh data sebagai berikut (data dalam satuan ribuan):
X (pendapatan) 800 900 700 600 700 800
Y (konsumsi) 300 300 200 100 200 200
Pembahasan Untuk menghitung koefisien korelasi maka disusun tabel bantu sebagai berikut: n X Y X2 Y2 XY
nilai tersebut dimasukkan dalam rumus koefisien korelasi sehingga diperoleh sebagai berikut: Pembahasan Kesimpulan Jadi, diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,887. Karena r bernilai positif dan mendekati 1, berdasarkan rumus di bawah,
berarti hubungan antara konsumsi dan pendapatan
adalah kuat dan searah (positif). Dengan kata lain, peningkatan pendapatan seseorang akan diikuti dengan peningkatan pengeluaran (konsumsi). Pembahasan dengan SPSS • Input nilai x dan y di data View • Pilih Analyze – Corelate – Bivariate Pembahasan dengan SPSS • Pindahkan kedua variabel ke kotak sebelah kanan • Centang Pearson, two-tailed, dan flag significant • Klik ok Pembahasan dengan SPSS Pada bagian sig. (2-tailed) terlihat nilai 0,019 yang berarti lebih kecil dari 0,05 sehingga kesimpulannya H0 ditolak dan H1 diterima, artinya ada hubungan antara pendapatan dan Hipotesis : konsumsi H0 = tak ada hubungan H1 = ada hubungan • Bila probabilitas > 0,05 maka H0 diterima • Bila probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak Latihan : 5 orang mahasiswa yang memiliki waktu belajar berbeda dites dengan tes Statistika Mahasiswa : A B C D E Nama Mahasiswa 2 2 1 3 4 Waktu 6 6 4 8 8 Tes