Disusun oleh :
Hanina Salsabila (1810046)
1
d. Sistem kesehatan haji terintegrasi dengan sistem pelayanan umum
Diatas merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi lancarnya ibadah
haji, contohnya adalah memberikan pembinaan kesehatan dan
pemeriksaan kesehatan pada jamaah haji. Kesehatan merupakan salah
satu hal yang paling penting dalam menjalankan ibadah haji karena
apabila kesehatan para jemaah tersebut baik maka akan terlaksananya
rukun dan wajib haji sehingga jemaah mencapai kondisi istithaah.
4. Ibadah Haji Dan Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan haji Arab Saudi
Dalam menjalankan ibadah haji pastinya para jemaah akan melakukan
perjalanan yang jauh, melakukan aktivitas ibadah yang cukup padat, dalam
melakukan ibadah para jemaah berkumpul dengan jutaan jemaah dari asal
yang berbeda, penjelasan tersebut merupakan faktor yang dapat
mempengaruhi kesehatan para jemaah seperti memungkinkan untuk
munculnya penyakit baru maupun eksaserbasi akut, yang mengakibatkan dua
kemungkinan yaitu jemaah yang kesehatannya terganggu akan dirawat dan
kemungkinan terburuknya yaitu wafat. Mengakibatkan tidak terlaksananya
rukun dan wajib haji. Maka dari itu, fasilitas pelayanan kesehatan yang baik
termasuk menjadi faktor yang mempengarhui kesehataan jemaah haji di arab
saudi.
5. Istitaah Kesehatan
PERMENKES No. 15 Tahun 2016
“Isthitaah kesehatan jamaah haji adalah kemampuan jemaah haji dari aspek
kesehatan yang meliputi fisik dan mental yang terukur dengan pemeriksaan
yang dapat dipertanggungjawabkan sehingga jemaah haji dapat menjalankan
ibadahnya sesuai tuntunan agama islam.”
Kriteria tidak memenuhi syarat isthitaah kesehatan haji :
Kondisi klinis yang dapat mengancam jiwa
Contoh : PPOK derajat IV, gagal jantung stadium IV, gagal ginjal dengan
peritoneal/hemodialisis, aids stadium IV, stroke haemoragic.
Gangguan jiwa berat
Contoh : skizofrenia berat, demensia berat, retardasi mental berat.
Sulit diharapkan kesembuhannya
2
Contoh : keganasan stadium akhir, TDR (totally drugs resistance), sirosis
hepatoma decompensata.
6. Proses Pemeriksaan Dan Pembinaan Kesehatan Jemaah haji PERMENKES
15 tahun 2016
Pemeriksaan tahap I :
Pemeriksaan kesehatan tahap pertama terdapat jemaah dengan non
resiko tinggi terkena penyakit dan resiko tinggi terkena penyakit
pembinaan masa tunggu. Pemeriksaan tahap II :
Pemeriksaan kesehatan tahap kedua apabila tidak memenuhi syarat
isthitaah kesehatan maka :
a. Tidak diberikan kesempatan pelunasan
b. Tidak divaksinasi
c. Tidak diberikan SPMA
apabila memenuhi syarat isthitaah kesehatan maka akan
melakukan pelunasan, divaksinasi, diberikan SPMA, dan akan
dilakukan pembinaan masa keberangkatan.
Pemeriksaan tahap III :
Pemeriksaan tahap terakhir ini menentukan jemaah haji layak
terbang atau tidak.
7. Visitasi
Visitasi dilakukan terus menerus, visitasi dilakukan untuk :
a. Memantau kesehatan jemaah
b. Memantau Keadaan yang mempengaruhi kesehatan jemaah
c. Bimbingan dan penyuluhan kesehatan
Tujuan visitasi :
a. Terdeteksinya jemaah haji sakit secara dini untuk diobati, dirawat dan
dirujuk
b. Terdeteksi keadaan yang bisa memperburuk kesehatan jemaah haji
c. Terbangunnya komunikasi antar petugas dikloter dalam kerangka
kesehatan jemaah haji
d. Tebangunnya komunikasi antara jemaah dan petugas
8. Masalah Yang Sering Muncul Saat Pelaksanaan Ibadah
3
Masalah-masalah dibawah ini sering muncul saat meakukan ibadah karena
berbagai macam faktor seperti cuaca yang sangat panas dan udara kering.
a. Dehidrasi
Kondisi dimana tubuh kekurangan cairan. Macam-macam dehidrasi :
- DH hipertonik
- DH Isotonik
- DH hipotonik
b. Jetlag
Masalah yang timbul pada penerbangan jarak jauh adalah gangguan
psikofisiologik. Pertanda bahwa irama sirkadian memerlukan
sinkronisasi siklus malam dan siang di tempat yang baru. Gejala yang
timbul :
- Lelah fisik dan mental
- Dehidrasi
- Penurunan energi, performance, dan motivasi
- Gangguan pola tidur
c. Heatsroke
Suatu kelainan pada tubuh yang disebabkan karena terpaparnya
dengan udara panas yang tinggi menyebabkan mengingkatnya suhu
tubuh (hipertermi) bisa mencapai 41,1 derajat celcius disertai dengan
kelainan disik dan neurologis.
d. Frosbite
Kerusakan kelainan kulit dan jaringan lainnya karena terpapar oleh udara
dingin dalam waktu yang lama.
9. Safari Wukuf
Safari wukuf adalah pelaksanaan wukuf bagi jemaah sakit yang dirawat di
KKHI, RS Arab Saudi maupun jemaah yang sakit yang diusulkan oleh dokter
kloter dengan menggunakan kendaraan khusus baik dalam posisi berbaring
atau posisi duduk. Safari wukuf dilakukan secara terkoordinasi antara kabid
kes, kasi kes, kkhi dengan pelayanan ibadan dan kasi transportasi darat
makkah, kementrian haji sar.
4
Keiteria jemaah safari wukuf :
a. Penyakit Kardiovaskuler
e. Hipertensi emergensi (td > 180/120 mmHg) yang tidak terkontrol
dengan 3 macam obat hipertensi
f. Edema paru kardiogenik dan non kardiogenik
g. 1 bulan pasca MCI (Myocardial infarct)
b. Penyakit Paru
h. PPOK stadium lanjut dengan eksaserbasi akut
i. Asma persisten berat dengan eksaserbasi akut
j. Karsinoma paru stadium lanjut
k. Hemoptisis massive atau Hb < 10 %
c. Penyakit dalam
l. Sirosis Hepatis dengan komplikasi acites permagna dan
hematemesis
m. Diabetes melitus dengan komplikasi peripheral artery
disease atau terdapat ulkus yang masih terinfeksi
n. Diabetes melitus dengan nefropati DM dan dengan
gejala sindrom uremikum
d. Penyakit saraf
o. Cerebrovascular disease dengan perdarahan kecil yang
belum stabil dan iskemik belum stabil
p. Epilepsi yang belum terkontol
e. Penyakit bedah
q. Fraltur femur dan kruris yang tidak memungkinkan
untuk mobilisasi
f. Psikiatri
r. Pasien yang dirawat di bangsal psikiatri
s. Psikosis dan neurosis akut yang dalam kondisi tenang
t. Psikosis akut dan neurosis akut yang gejala utama
sudah teratasi namun masih memerlukan perawatan /
pengawasan
5
u. Perawatan diri dapat dilakukan tetapi dengan bantuan
orang lain.