Disusun oleh:
Kelas Matra C
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-
Nya kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah “Kesehatan Haji dan Umroh” ini tepat
pada waktu yang telah ditentukan. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas yang diberikan
dosen mata kuliah Keperawatan Matra.
Pada kesempatan ini juga kami berterima kasih atas bimbingan dan masukan dari semua
pihak yang telah memberi kami bantuan wawasan untuk dapat menyelesaikan makalah ini baik
itu secara langsung maupun tidak langsung.
Kami menyadari isi makalah ini masih jauh dari kategori sempurna, baik dari segi
kalimat, isi, maupun dalam penyusunan. Oleh karen itu, kritik dan saran yang membangun dari
dosen mata kuliah yang bersangkutan dan rekan-rekan semuanya, sangat kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini dan makalah-makalah selanjutnya.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
i. Pembinaan
Pembinaan kesehatan haji diselenggarakan secara terpadu, terencana, terstruktur, dan terukur
melalui serangkaian kegiatan promotif dan preventif yang dimulai pada saat jemaah haji
mendaftar sampai kembali ke indonesia.
ii. Pelayanan
Pelayanan kesehatan haji adalah upaya kesehatan dalam bentuk kuratif dan rehabilitatif,
dilakukan kepada jemaah haji pada seluruh tahap penyelenggaraan ibadah haji.
iii. Perlindungan
Perlindungan kesehatan haji adalah upaya kesehatan dalam bentuk tanggap cepat dan
perlindungan spesifik untuk melindungi keselamatan jemaah haji pada seluruh tahapan
penyelenggaraan ibadah haji.
2) Vaksin Poliomyelitis
Ada banyak negara yang menampung pasien yang terinfeksi Wild
Virus Polio 1 atau memiliki Vaksin Virus Polio yang Turun seperti:
Afghanistan, Nigeria dan Pakistan. Ada juga negara yang rawan untuk
memiliki infeksi ulang pada pasien seperti: Kamerun, Afrika Tengah
Republik, Chad, Guinea, Republik Demokratik Rakyat Laos, Madagascar,
Myanmar, Niger, dan Ukraina.
Ada negara-negara yang terbuka untuk memiliki Poliomyelitis:
Republik Demokratik Kongo, Guinea Ekuatorial, Etiopia, Irak, Kenya,
Liberia, Sierra Leone, Somalia, Sudan Selatan, Republik Arab Suriah dan
Yaman.
Dalam studi terbaru tentang kepatuhan vaksinasi di antara peziarah
menunjukkan bahwa 99,5% peziarah datang dari negara-negara yang
berisiko: Pakistan, India, Nigeria, atau Afghanistan yang memiliki
vaksinasi poliomyelitis. (Memish ZA, Al-Tawfiq JA, & Gautret, Philippe)
Berdasarkan data dari penelitian di atas, maka vaksin poliomyelitis
sangat dianjurkan sebagai proteksi untuk para jeemah haji agar tidak
tertular setelah ibadah haji.
4) Vaksin Influenza
Jumlah jemaah yang sangat padat saat musim haji, serta kondisi
ketahanan tubuh menurun, maka penularan penyakit menular langsung,
terutama influenza menjadi sangat mudah. Penularan pada jemaah usia
lanjut, dan jemaah berisiko tinggi lainnya, rentan menjadi sakit dan dapat
cepat memburuk
Vaksin Influenza musiman akan rusak bila terpapar suhu di luar
kulkas, atau pada suhu beku.
Jemaah rentan influenza, antara lain, jemaah haji usia lanjut (60
tahun atau lebih), menderita penyakit kronis, paru, asma, jantung, kencing
manis, penyakit ginjal dan lain sebagainya, dianjurkan meminta dilakukan
imunisasi influenza. Petugas haji ke Arab Saudi diprioritaskan mendapat
imunisasi influenza sebelum keberangkatannya ke Arab Saudi
Jenis vaksin influenza yang digunakan mengikuti pola
perkembangan virus influenza diseluruh dunia, biasanya berganti 1 tipe
virus influenza setiap 6 bulan.
Imunisasi influenza dapat sekaligus diberikan bersamaan dengan
imunisasi meningitis, tetapi diberikannya pada tempat atau anggota tubuh
yang berbeda. (Kemenkes, 2016)
2. Meningitis
Lingkungan yang penuh dengan kelembaban tinggi dan polusi udara
padat adalah alasan utama penyakit meningokokus yang didefinisikan sebagai
infeksi setinggi 3,33% di antara semua penyakit yang dihadapi oleh jamaah
selama haji.
3. Infeksi Kulit
Infeksi kulit bakteri adalah salah satunya masalah kesehatan jemaah
haji di mana Mekah adalah salah satu yang terpanas tempat di dunia dengan
kisaran suhu 38 hingga 42°C selama haji. Studi mengungkapkan bahwa
dermatitis 23,6% dan 11,2% pasien pioderma dilaporkan selama haji. Antara
80 kasus pioderma, 52,5% adalah pioderma primer di mana impetigo adalah
penyebab utama pioderma primer. Sedangkan, 47,5% adalah pioderma
sekunder yang dipimpin oleh Staphylococcus aureus bertanggung jawab
sebagai agen penyebab utama dan diikuti oleh Streptococcus pyogenes.
5. Penyakit Kardiovaskular
Selama beberapa tahun terakhir, penelitian mengungkapkan penyakit
kardiovaskular dengan hipertensi adalah satu tentang penyebab penting unit
perawatan intensif jamaah-ICU masuk dengan tingkat kematian yang tinggi.
Selama tahun 2002, persentase penyakit kardiovaskular pada jemaah haji
sebesar 45,8%.
6. Infeksi Gastrointerstinal
Gastroenteritis merupakan wabah yang ditularkan melalui makanan dengan
angka kematian yang tinggi sering terjadi saat festival keagamaan, termasuk haji.
8. Malaria
Meskipun WHO mengklasifikasikan Arab Saudi sebagai yang terendah,
tetapi risiko selama haji masih ada. Tahun 2011 pada musim haji terdapat 19
kasus malaria P vivax dilaporkan di mana 75% kasus-kasus semacam itu
ditemukan di antara jamaah India dan Ethiopia. Di 2012, 48 kasus malaria tercatat
di Mekah dan 78 kasus tercatat di antara Madinah, Pakistan, Nigeria, Guinea,
India, Mouritania, Chad, Mali, Afghanistan, Somalia, Ethiopia, Yaman dan Pantai
Gading.
9. Risiko Trauma
Selama haji trauma adalah salah satu yang utama penyebab morbiditas dan
mortalitas. Dalam studi prospektif 713 pasien trauma, saat melakukan haji yang
terluka datang ke ruang gawat darurat, sebanyak 248 (35%) dirawat ke
departemen bedah dan perawatan intensif. Yang paling umum presentasi bedah
adalah ortopedi dan bedah saraf.
Uraian Tugas Petugas Kesehatan Yang Menyertai Jamaah Haji Di Madinah , Makkah,
Arafah Dan Mina
1. Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI)
a. Saat tiba di Madinah
1) Melapor kepada majmu'ah untuk mendapatkan tempat/ruang pelayanan
kesehatan jamaah haji bersama TPHI dan petugas Sektor;
2) Melaporkan kondisi kesehatan jamaah haji kepada Sektor yang mewilayahi;
3) Menerima kembali sisa obat ringan yang dibawa oleh Karom.
g. Di Arafah
1) Melapor kepada Petugas Arafah tentang kondisi kesehatan jamaah haji;
2) Mengobati jamaah haji yang sakit;
3) Merujuk jamaah haji sakit yang tidak bisa di atasi sendiri ke BPHI, Mobile
Hospital Arab Saudi atau RSAS;
4) Melaksanakan penyuluhan kesehatan tentang heat stroke dan
pencegahannya;
5) Membekali obat-obatan ringan kepada ketua rombongan untuk kebutuhan
jamaah haji selama dalam perjalanan menuju Mina;
6) Membuat surat kematian (COD) jamaah haji yang meninggal di kemah dan
melaporkan ke BPHI Arafah untuk dibuatkan surat pemakamannya;
7) Membuat laporan harian dan diserahkan ke Petugas PPIH Arab Saudi di
Arafah;
8) Mengingatkan kewaspadaan terhadap kejadian luar biasa (KLB).
h. Di Muzdalifah
1) Memantau kesehatan jamaah haji;
2) Memberikan obat-obatan/mengobati jamaah haji yang sakit.
i. Di Mina
1) Pada saat tiba
a) Melapor kepada Petugas PPIH Arab Saudi di Mina tentang kondisi
kesehatan jamaah haji;
b) Mengobati atau merujuk jamaah haji sakit ke BPHI/RSAS;
c) Melaksanakan penyuluhan kesehatan tentang heat stroke dan
pencegahannya;
d) Membuat surat kematian (COD) jamaah haji yang meninggal di kemah
dan melaporkan ke BPHI Mina untuk dibuatkan surat pemakamannya;
e) Meningkatkan kewaspadaan terhadap kejadian luar biasa (KLB).
2) Berangkat ke Makkah
a) Mengatur jamaah haji untuk kembali ke Makkah setelah selesai
kegiatan di Mina baik nafar awal maupun nafar tsani bersama petugas
kloter;
b) Mengawasi jamaah haji supaya tidak ada yang tertinggal dari
rombongan.
PENUTUP
III.1 Simpulan
Kegiatan Ibadah Haji adalah suatu kegiatan yang laksanakan oleh umat islam di
seluruh dunia dan berkumpul di Mekkah dan Madinah sebagai tempat untuk
melaksanakannya. Akibat banyaknya pendatang dari seluruh dunia maka tidak dapat
dipungkiri kegiatan ini juga bisa menjadikan media penularan penyakit atau kejadian
luar biasa yang menimpa para Jemaah. Oleh karena itu, penyelenggaraan kesehatan
Haji sangat penting untuk menunjang keberhasilan ibadah bagi setiap Jemaah.
III.2 Saran
Direktorat penyelenggaraan Haji dan Umrah, 2017, Modul 1 uraian tugas petugas yang
menyertai jamaah haji (petugas kloter), Jakarta : Kementrian Agama RI
Alfaraidy et al. A Tailored, Bundle Care Intervention Strategy to Reduce Cardiac Mortality
During the Hajj: A Population-Based, Before and After Study. 2019. DOI:
10.1177/000331971882263
LAMPIRAN