Anda di halaman 1dari 71

Buku Saku

Sehat Saat Berhaji

Tim Penulis
1440 H/ 2019 M
TIM PENULIS

Dr. Amira

Dr. Dian Shinta Fitriyanti

Dr. Mardiati

Dr. Mas’ud Ruga Idris

Dr. Yanti Fitria, Sp.KJ

Rusman Farid, AMK, SKM

EDITOR

Dr. Yanti Fitria, Sp.KJ


Kesehatan Dan Ibadah Haji 1

Persiapan Haji Sehat Sebelum Keberangkatan 7

Sehat Saat Terbang 9

Sehat Saat Di Pemondokan 13

Sehat Saat Di Armina 18

Penyakit Yang Sering Diderita Di Tanah Suci 29

Penyakit Bawaan Dari Tanah Air 36

Obat-Obatan Pribadi Jemaah Haji 42

Sehat Jiwa Selama Berhaji 47

Teknik Pengaturan Haid Selama Berhaji 51

Evaluasi Kesehatan Sekembali Di Tanah Air 52

Pemanfaatan Akupresur Dan Bahan Alami Tradisional Selama Berhaji 54


Dengan Menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

Segala puji hanya bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam, karena atas izin Nya jualah
penulisan buku ini dapat kami selesaikan. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada
Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari kegelapan menuju jalan cahaya.
Ucapan terima kasih tak lupa kami haturkan untuk semua pihak yang telah memberi
dukungan dan bantuan dalam penulisan buku ini.

Buku ini ditulis sebagai bentuk rasa syukur dan bahagia kepada Allah SWT, yang telah
memperkenankan kami, mengemban sebuah amanah mulia untuk melayani tamu-tamu Nya
di Tanah Suci, mempertemukan dan menyatukan kami dalam sebuah ikatan persaudaraan
petugas haji. Semoga Allah berkenan memberikan kami kesempatan untuk tetap
bersilaturahmi dan melayani tamu-tamu Nya, walau lewat sebuah sumbangsih sederhana,
buku SEHATI ini.

Buku ini ditulis dengan mengharap ridho Allah SWT, semoga dapat bermanfaat untuk
seluruh umat muslim dimana saja berada, yang rindu akan panggilan Nya. Semoga mimpi
setiap insan untuk menunaikan Rukun Islam yang kelima, mengunjungi Baitullah yang
Agung dan ziarah ke makam Rasulullah yang mulia dapat terwujud, menjadi haji sehat, haji
mabrur.

Akhirul kalam, tentunya penulisan buku ini masih banyak kekurangan, sehingga saran
dan masukan dari semua pihak sangat kami harapkan untuk perbaikan ke depannya. Seluruh
kebenaran datangnya dari Allah SWT dan adapun kekurangan yang ada pada buku ini maka
tak luput dari keterbatasan kami sebagai manusia.

Salam Sehati,

Editor
KESEHATAN DAN IBADAH HAJI
Amira

Mengapa Harus Sehat Saat Berhaji?


Agama Islam merupakan agama yang memiliki perkembangan paling cepat di dunia,
seperti di Timur Tengah, Afrika, India, Asia Tengah dan di bagian dunia lainnya. Indonesia
adalah salah satu negara dengan populasi penduduk beragama Islam terbesar, sekitar 88%
beragama Islam dari total penduduk 247 juta Indonesia (BPS, 2010). Dalam Islam,
menunaikan ibadah haji merupakan salah satu dari Rukun Islam yang merupakan kewajiban
sekali seumur hidup bagi setiap umat Islam yang mempu menunaikannya. Setiap tahunnya,
seluruh umat muslim dari berbagai negara melakukan perjalanan spiritual untuk menjalankan
Rukun Islam yang ke lima tersebut.
Secara etiomologi, haji berasal dari kata “hajja-yahujja-hajjan” artinya menyengaja
atau menuju. Secara terminologi, di antara rumusannya adalah menziarahi Ka’bah dengan
melakukan serangkaian ibadah di Masjidil Haram dan sekitarnya (Lihat M. Hasbi Ash-
Shiddieqy, Pedoman Haji)
Jemaah haji adalah warga negara Indonesia yang beragama Islam dan telah berangkat
untuk menunaikan ibadah haji di Arab Saudi sesuai dengan persyaratan yang telah
ditetapkan. Pada pelaksanaan ibadah haji terdapat dua kegiatan yang harus dipenuhi yaitu
rukun haji dan wajib haji. Rukun haji adalah serangkaian kegiatan yang harus dilakukan dan
tidak dapat diganti dengan denda, jika tidak dikerjakan maka ibadah hajinya tidak sah.
Sedangkan wajib haji adalah serangkaian kegiatan yang harus dilakukan dalam ibadah haji,
jika tidak dikerjakan maka hajinya tetap sah tetapi dikenakan denda. Setiap jemaah haji harus
melaksanakan semua rukun haji agar hajinya sah walau dalam keadaan apapun (Kementerian
Agama RI, 2011). Rukun dan wajib haji, keduanya melibatkan aktivitas fisik, untuk itu
jemaah harus sehat saat berhaji.
Menurut aspek UU NO.36/2009 tentang KESEHATAN adalah keadaan sehat, baik
secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup
produktif secara sosial dan ekonomis. Sedangkan menurut WHO adalah suatu keadaan
sejahtera sempurna dari fisik, mental dan sosial yang tidak terbatas hanya bebas dari
penyakit atau kelemahan. Menurut (Levey & Loomba, 1973) bahwa kesehatan adalah upaya
perseorangan/ bersama dalam organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,

SEHATI
Untuk kemashlahatan umat, Tidak untuk diperjual-belikan
Seluruh isi adalah milik tim penulis 1
mencegah & menyembuhkan penyakit, memulihkan kesehatan perseorangan, keluarga,
kelompok, masyarakat.

Apa saja faktor yang mempengaruhi kesehatan jemaah haji?


1. Faktor Karakteristik Individu
a. Usia
Semakin lanjut usia seseorang maka semakin memiliki potensi penyulit. Jemaah haji
Indonesia dengan usia ≥ 60 tahun berjumlah seperlima dari total jemaah haji.
Kelompok usia ≥ 60 tahun tergolong kelompok risiko tinggi non penyakit. Besarnya
kelompok usia ≥ 60 tahun ini disebabkan karena jemaah haji Indonesia harus
menunggu waktu cukup lama untuk mengumpulkan uang dan menunggu giliran
dalam rangka menjalankan ibadah haji.
b. Gender
Jemaah haji Indonesia sebagian besar terdiri dari jenis kelamin perempuan. Secara
fisik perempuan lebih lemah dan cenderung anemis sehingga memiliki kondisi awal
yang lebih buruk dibanding laki-laki.
c. Pengetahuan
Sebagian besar jemaah haji Indonesia berpendidikan sekolah dasar. Latar pendidikan
rendah dengan tingkat pengetahuan dan wawasan yang terbatas merupakan salah
satu penyulit yang akan meningkatkan risiko terjadinya masalah kesehatan pada diri
jemaah haji tersebut.
d. Status gizi
Berdasarkan profil kesehatan haji Indonesia tahun 2013, sebagian besar pekerjaan
jemaah haji Indonesia adalah petani. Umumnya petani berasal dari pedesaan dan
diasumsikan dengan keadaan sosial ekonomi yang terbatas sehingga dapat
berdampak kurang baik pada kondisi gizi dan kesehatannya
e. Status risiko tinggi (ada tidaknya penyakit yang diderita)
Penyakit-penyakit yang ditemukan pada jemaah haji saat pemeriksaan kesehatan di
tanah air merupakan salah satu faktor risiko yang harus diwaspadai. Penyakit
tersebut antara lain kardiovaskuler termasuk hipertensi, penyakit saluran pencernaan,
penyakit rematik, penyakit saluran pernafasan, penyakit saluran kemih, endokrin.
Jemaah haji yang memiliki penyakit-penyakit tersebut berpotensi untuk

SEHATI
Untuk kemashlahatan umat, Tidak untuk diperjual-belikan
Seluruh isi adalah milik tim penulis 2
menimbulkan masalah kesehatan yang dapat mengganggu jalannya ibadah haji,
sehingga perlu menjadi perhatian bagi petugas kesehatan.

2. Faktor Perilaku
a. Merokok
Merokok dapat merusak dinding pembuluh darah dan mempercepat proses
pergeseran pembuluh darah arteri. Apabila jemaah haji mempunyai kebiasaan
merokok selama di tanah air, maka ini akan memperburuk kondisinya selama di Arab
Saudi karena kondisi cuaca di Arab Saudi mempunyai tingkat kelembaban yang
sangat rendah dengan suhu udara yang sangat tinggi sehingga rentan terhadap
munculnya penyakit sistem pernafasan.
b. Kurang aktivitas fisik
Kurang melakukan aktivitas fisik secara rutin dapat berisiko terhadap kesehatan
jantung, serebrovaskuler, endokrin dan metabolik. Berkaitan dengan persiapan fisik
dalam menghadapi ibadah haji dengan medan lingkungan yang berat, maka penting
untuk melakukan aktivitas fisik secara rutin sejak dini sewaktu masih berada di tanah
air. Untuk melaksanakan perjalanan ibadah haji diperlukan kondisi fisik yang ideal
sehingga dapat menjalankan ibadah haji dengan lancar.
c. Kedisiplinan minum obat
Jemaah haji yang mempunyai penyakit kronis yang telah terdiagnosis sejak di tanah
air seperti hipertensi, diabetes mellitus, tentunya akan membawa obat-obatan yang
biasa dikonsumsi untuk mengontrol penyakit yang diderita. Kesibukan dalam
kegiatan ibadah haji dapat mengakibatkan mereka kurang memperhatikan dalam
mengkonsumsi obat sehingga kondisinya menjadi tidak terkontrol bahkan menjadi
lebih buruk dan dapat menyebabkan kesakitan yang berat bahkan kematian.

3. Faktor Lingkungan
a. Suhu
Kota Madinah merupakan kota dengan suhu terendah jika dibandingkan dengan kota
Jeddah atau Makkah. Penyakit yang dapat timbul akibat pengaruh musim dingin
adalah seperti kulit bersisik di sertai gatal, infeksi pernafasan, gangguan otot dan

SEHATI
Untuk kemashlahatan umat, Tidak untuk diperjual-belikan
Seluruh isi adalah milik tim penulis 3
tulang, bibir pecah-pecah, dehidrasi, jantung, asma dan rematik yang dapat
memperberat penyakit yang sudah di derita sebelumya.
b. Kelembaban
Arab Saudi mempunyai kelembaban udara yang rendah pada musim dingin atau
musim panas. Kelembaban rata-rata harian lebih rendah atau dibawah normal
(<65%). Keadaan ini akan meningkatkan evaporasi cairan tubuh sepanjang hari yang
dapat mengakibatkan tubuh menjadi kekurangan cairan (dehidrasi).

4. Faktor Pelayanan Kesehatan


a. Sarana
Sarana berfungsi untuk menunjang kelancaran penyelenggaraan kesehatan haji di
Indonesia dan di Arab Saudi. Sarana pelayanan kesehatan berhubungan dengan
aksesibilitas dan kelengkapan peralatan dan obat. Setiap jemaah haji memiliki hak
yang sama dalam memperoleh kemudahan akses pelayanan dan pelayanan kesehatan
yang bermutu tanpa memandang perbedaan antar individu. Kementerian Kesehatan
setiap tahunnya selalu berupaya memperbaiki dan menyempurnakan sarana
pelayanan kesehatan di Arab Saudi agar tercapai target pelayanan kesehatan jemaah
haji yang optimal (Profil Kesehatan Haji, 2012)
b. Jumlah petugas
Kementerian Kesehatan melakukan pemilihan dan pengerahan tenaga kesehatan haji
ke Arab Saudi yang menjadi bagian dari PPIH Arab Saudi bidang kesehatan dan
Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI). Kebutuhan jumlah petugas atau tenaga
kesehatan harus terpenuhi dengan memperhatikan jumlah jemaah haji yang
berangkat agar pelayanan kesehatan dapat diberikan dengan baik. Jumlah petugas
yang mencukupi sangat penting untuk menunjang pelayanan kesehatan saat
pelaksanaan ibadah haji (Profil Kesehatan Haji, 2012).
c. Kemampuan petugas
Sebagai tenaga kesehatan haji professional harus dapat memperkirakan atau
melakukan analisis faktor risiko terhadap apa saja yang mungkin akan dialami oleh
jemaah haji apabila yang bersangkutan berada dalam perjalanan fisik dan mental
yang berat. Seluruh petugas tersebut diharapkan mengikuti pelatihan kompetensi

SEHATI
Untuk kemashlahatan umat, Tidak untuk diperjual-belikan
Seluruh isi adalah milik tim penulis 4
teknis kesehatan dan kompetensi koordinasi tim di kelompok terbang dan PPIH,
termasuk kesehatan di embarkasi haji (Profil Kesehatan Haji, 2012).

Apa itu Istithaah Kesehatan Haji ?


Syarat berhaji adalah istithaah (kemampuan) secara jasmaniyah, amaliyah dan
ubudiyah yang juga ditetapkan oleh pemerintah sesuai kriteria jasmani, rohani, ekonomi dan
keamanan. Dari aspek kesehatan, istithaah yang di maksud adalah bebas cedera, sehat dan
bugar. Penetapan istithaah sebagai indikator pencapaian pembinaan kesehatan, sehingga
setiap jemaah mempunyai kemampuan secara fisik dan mental dalam menjalankan ibadah
haji dengan sempurna. Sesuai dengan Firman Allah dalam surat Ali Imran ayat 97 yang
artinya “mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu bagi orang yang
mampu mengadakan perjalanan ke Baitullah”
Istithaah kesehatan jemaah haji ditetapkan pada saat pemeriksaan kesehatan tahap
kedua. Ada 4 tingkatan istithaah bagi Jemaah Haji, yaitu:
1. Memenuhi syarat Istithaah Kesehatan Haji
2. Memenuhi syarat Istithaah Kesehatan Haji dengan pendampingan, kriterianya adalah:
a. Berusia 60 tahun atau lebih; dan/atau
b. Menderita penyakit tertentu yang tidak masuk kriteria Tidak memenuhi syarat
Istithaah sementara dan/atau tidak memenuhi syarat istithaah
3. Tidak Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji untuk Sementara adalah Jemaah Haji
dengan kriteria:
a. Tidak memiliki sertifikat vaksinasi Internasional (ICV) yang sah;
b. Menderita penyakit tertentu yang berpeluang sembuhSuspek dan/atau konfirm
penyakit menularyang berpotensi wabah;
c. Psikosis akut;
d. Fraktur tungkai yang membutuhkan immobilisasi;
e. Fraktur tulang belakang tanpa komplikasi neurologis; atau
f. Hamil yang diprediksi usia kehamilannya pada saat keberangkatan kurang dari 14
minggu atau lebih dari 26 minggu

SEHATI
Untuk kemashlahatan umat, Tidak untuk diperjual-belikan
Seluruh isi adalah milik tim penulis 5
4. Tidak Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji dengan kriteria:
a. Kondisi klinis yang dapat mengancam jiwa
b. Gangguan jiwa berat antara lain skizophrenia berat, dan retardasi mental berat;
c. Jemaah dengan penyakit yang sulit diharapkan kesembuhannya

SEHATI
Untuk kemashlahatan umat, Tidak untuk diperjual-belikan
Seluruh isi adalah milik tim penulis 6
PERSIAPAN HAJI SEHAT SEBELUM KEBERANGKATAN
Amira

Pelayanan kesehatan merupakan rangkaian pelayanan kesehatan yang bersifat


kontinum dan komprehensif dengan melaksanakan proses pemeriksaan kesehatan,
pengobatan dan pemeliharaan kesehatan terhadap jemaah haji sesuai standard agar jemaah
haji dapat melaksanakan ibadah haji yang sebaik-baiknya. Pemeliharaan kesehatan sendiri
merupakan upaya menjaga kemandirian kesehatan jemaah dengan persiapan obat dan cara-
cara konsultasi kesehatan di perjalanan, asupan makanan dan gizi, konsultasi dan bimbingan
kesehatan.
Pelayanan kesehatan Haji diselenggarakan selama di Indonesia dan di Arab Saudi.
Pelayanan kesehatan haji di Indonesia diselenggarakan oleh puskesmas, rumah sakit di
kabupaten /kota, di embarkasi/debarkasi dan rumah sakit rujukan.
Sebelum keberangkatan, jemaah haji akan mendapatkan pelayanan kesehatan berupa
pemeriksaan kesehatan dan pembinaan kesehatan haji. Selain itu, jemaah haji akan
mendapatkan program manasik dari kemenag. Jemaah haji juga dianjurkan untuk
melakukan olah raga dan persiapan fisik, mengatur diet dan pola hidup sehat, kontrol
penyakit rutin ke dokter dan menyiapkan obat-obatan yang diperlukan.

Pemeriksaan kesehatan jemaah haji meliputi 3 tahap yaitu :


1. Tahap pertama : dilaksanakan oleh Tim Penyelenggara Kesehatan Haji Kabupaten/Kota
saat pendaftaran untuk mendapatkan nomor porsi
Pemeriksaan ini dilakukan di Puskesmas setempat tingkat kecamatan. Bila didapat
suatu penyakit maka calon jemaah haji akan di obati dan dilakukan pembinaan
kesehatan menunggu waktu pemeriksaan kedua.
2. Tahap kedua : dilaksanakan oleh Tim Penyelenggara Kesehatan Haji Kabupaten/Kota
di puskesmas atau rumah sakit (bila di rujuk) pada saat pemerintah telah menentukan
kepastian keberangkatan Jemaah Haji tahun berjalan.
Biasanya ditahap ini jemaah yang sehat akan di lakukan vaksinasi meningitis sebagai
syarat mendapatkan SPMA (Surat Panggilan Masuk Asrama) dan sebaiknya pula
dilakukan vaksinasi influenza mengingat populasi jemaah dari seluruh dunia yang akan
berkumpul di Tanah Suci untuk berhaji.

SEHATI
Untuk kemashlahatan umat, Tidak untuk diperjual-belikan
Seluruh isi adalah milik tim penulis 7
3. Tahap ketiga: dilaksanakan oleh PPIH Embarkasi Bidang Kesehatan di embarkasi pada
saat Jemaah Haji menjelang pemberangkatan untuk menentukan apakah jemaah haji
laik terbang atau tidak.

Jemaah haji akan mendapatkan catatan kesehatan dari hasil pemeriksaan yang sudah
dilakukan saat sebelum berangkat ke Tanah Suci. Mulai tahun 2018, Pusat Kesehatan Haji
Kementerian Kesehatan Indonesia melakukan inovasi dengan pecatatan kesehatan berbasis
elektronik yang terhubung dengan data based dalam Siskohatkes yang di akses dengan smart
phone android petugas kesehatan haji Indonesia di Tanah suci saat mendampingi jemaah haji
di kloter dan embarkasi. Catatan kesehatan jemaah haji akan dituangkan dalam Kartu
Kesehatan Jemaah Haji Indonesia (KKJH). Dalam KKJH juga terdapat sertifikat vaksinasi
profilaksis untuk berkunjung ke tanah suci yaitu vaksinasi meningitis dan influenza.

SEHATI
Untuk kemashlahatan umat, Tidak untuk diperjual-belikan
Seluruh isi adalah milik tim penulis 8
SEHAT SAAT TERBANG
Mas’ud Ruga Idris

Umumnya saat bepergian menggunakan pesawat udara,


banyak yang mengalami sedikit gangguan kesehatan
apalagi perjalanan yang memakan waktu cukup lama.
Selama penerbangan tentu harus beradaptasi dengan
dengan lingkungan tersebut sehingga ini dapat
mempengaruhi kenyamanan dan kesehatan jemaah
tertentu. Efek dari ketinggian, masalah ergonomik,
variasi iklim, perubahan zona waktu (irama sirkadian)
dan faktor-faktor fisik serta fisiologis lainnya harus
diperhatikan.
Selain itu juga perlu dipertimbangkan adanya keterbatasan ruang dan fasilitas dalam
kabin, stress fisik dan mental selama menunggu pada saat keberangkatan dan kedatangan, dan
kelelahan dalam perjalanan.
Biasanya beberapa gejala sakit dan rasa ketidaknyamanan pasien atau penumpang
adalah sebagai berikut:
Pengaruh Bagian Tubuh Berongga yang Berisi Gas
1. Saluran Pencernaan
Gas-gas terutama berkumpul dalam lambung dan usus besar
Gejala-gejala yang dirasakan adalah ringan yaitu rasa tidak enak (discomfort) pada perut.
Tindakan preventif agar tidak banyak terkumpul gas dalam saluran pencernaan, meliputi :
a) Dilarang minum bir, air soda dan minuman lain yang mengandung gas CO2 sebelum
terbang.
b) Makanan yang dilarang sebelum terbang adalah bawang merah, bawang putih, kubis,
kacang-kacangan, ketimun, semangka dan chewing gum.
c) Tidak dibenarkan makan dengan tidak teratur, tergesa-gesa dan sambil bekerja.
Tindakan regresif bila gejala sudah timbul, adalah :
a) Ketinggian segera dikurangi sampai gejala-gejala ini hilang.
b) Diusahakan untuk mengeluarkan udara dari mulut atau kentut.
c) Banyak mengadakan gerakan.

SEHATI
Untuk kemashlahatan umat, Tidak untuk diperjual-belikan
Seluruh isi adalah milik tim penulis 9
2. Telinga
a. Aerotitis atau barotitis.
Tindakan preventif :
a) Menelan ludah pada waktu pesawat udara naik agar tuba Eustachii terbuka dan
mengadakan gerakan valsava pada waktu pesawat turun.
b) Penggunaan pesawat udara dengan pressurized cabin.
Tindakan represif :
a) Bila terjadinya pada waktu naik, dilakukan :
Menelan ludah berulang-ulang sampai hilang gejalanya.
b) Bila terjadi pada waktu turun, dilakukan :
Melakukan valsava berulang sampai gejalanya hilang.
3. Sinus Paranasalia
Aerosinusitis : timbul rasa sakit di sinus.
4. Gigi
Aerodontalgia : Rasa sakit pada kantong udara di gigi yang rusak.

Pengaruh Penguapan Gas yang Larut dalam Tubuh


Gejala-gejala pada penerbang baru timbul pada ketinggian 25.000 kaki.
Menurut sifat dan lokasinya, gejala-gejala ini terdiri atas :
1) Bends
Adalah rasa nyeri yang dalam dan terdapat di sendi serta dirasakan terus-menerus, dan
umumnya makin lama makin bertambah berat. Sendi yang terkena umumnya adalah
sendi yang besar seperti sendi bahu, sendi lutut.
2) Chokes
Adalah rasa sakit di bawah tulang dada yang disertai dengan batuk kering yang terjadi
pada penerbangan tinggi, akibat penguapan gas nitrogen yang membentuk gelembung
didaerah paru-paru.
3) Gejala-gejala pada kulit
Adalah perasaan seperti ditusuk-tusuk dengan jarum, gatal-gatal, rasa panas dan dingin,
timbul bercak kemerah-merahan dan gelembung-gelembung pada kulit.
4) Kelainan pada sistem syaraf

SEHATI
Untuk kemashlahatan umat, Tidak untuk diperjual-belikan
Seluruh isi adalah milik tim penulis 10
Jarang sekali terjadi dan bila timbul mempunyai gambaran dengan variasi yang besar.
Yang sering diketemukan adalah kelainan penglihatan dan sakit kepala yang tidak jelas
lokasinya.

Pengaruh Penerbangan Pada Alat Keseimbangan


1. Mabuk Udara
Adalah sebagian dari motion sickness yang disebabkan oleh penerbangan.
Gejala mabuk udara adalah pusing, sakit kepala, perasaan tidak enak pada lambung, mual,
muntah-muntah, pucat dan sebagainya.

2. Kelelahan
Adalah suatu keadaan dimana efisiensi kerja menurun secara progresif disertai perasaan tidak
enak badan, penurunan daya tahan tubuh, dan efisiensi jasmani dan daya berpikir.
Penyebab
- Persiapan dan perjalanan dari kampung halaman menuju asrama haji.
- Menunggu keberangkatan.
- Duduk di kursi penumpang pesawat terbang selama > 8 jam.
- Getaran dan bising oleh empat buah mesin jet pesawat terbang.
Lokasi dan Gejala
Lokal (lelah pada sebagian tubuh) dan umum (lelah seluruh tubuh).
Gejala :
• Pegal-pegal sendi dan otot.
• Tanda-tanda mental : gugup, mudah tersinggung (pemarah), sukar berpikir, sukar
tidur, sakit kepala, waktu untuk bereaksi lebih lambat, pelupa, kurang teliti, kondisi
menurun, daya memutuskan pendapat mulai terganggu, mata lelah, gangguan saluran
pencernaan, nafsu makan menurun.
Pencegahan
- Hilangkan atau kurangi faktor penyebab kelelahan.

3. Jet Lag
Bila terbang melewati > 4 zona waktu terjadi desinkronisasi irama sirkadian (jam biologis)
- Sebab : Kurang persiapan fisik dan psikologis

SEHATI
Untuk kemashlahatan umat, Tidak untuk diperjual-belikan
Seluruh isi adalah milik tim penulis 11
Keterbatasan waktu di tempat tujuan
Faktor kabin
Beda waktu dengan tempat tujuan
- Gejala : Lelah mental dan fisik
Dehidrasi
Penurunan Energi
Penurunan Performance dan motivasi
Gangguan tidur

Kiat Meminimalkan Pengaruh Jet Lag


Sebelum Melakukan Perjalanan
• Rileks, bebas dari beban fisik dan psikis, tidak sakit.
• Persiapan segala keperluan.
• Tidur lebih awal dari biasa.
Selama Dalam Perjalanan
• Putar jarum jam sesuai waktu tempat tujuan
• Hindari alkohol
• Jangan minum kopi terlalu banyak
• Perbanyak minum air putih & sari buah
• Tidur bila waktu malam
• Lakukan peregangan & relaksasi
• Lakukan jalan-jalan dalam kabin
• Mandi pada saat transit

SEHATI
Untuk kemashlahatan umat, Tidak untuk diperjual-belikan
Seluruh isi adalah milik tim penulis 12
SEHAT SAAT DI PEMONDOKAN
Dian Shinta Fitriyanti, Yanti Fitria

Beberapa hal yang perlu diperhatikan jemaah haji agar tetap sehat selama di
pemondokan, sebelum ataupun sesudah puncak haji di ARMINA adalah senantiasa
menggunakan Alat Pelindung Diri (APD), diet sehat, dan mengatur aktivitas sesuai
kemampuan.

ALAT PELINDUNG DIRI (APD) JEMAAH HAJI


Terdapat beberapa jenis peralatan/ perlengkapan yang jika digunakan oleh Jemaah
Haji selama berada di tanah suci maka dapat berfungsi sebagai pelindung diri dari paparan
sinar matahari langsung dan dampak buruk sengatan panas yang membahayakan kesehatan.
Peralatan/ perlengkapan ini disebut juga dengan Alat Pelindung Diri (APD) Jemaah Haji,
yang meliputi:
1. Pelindung Kepala (payung, topi, dll)
2. Pelindung Mata (kacamata hitam)
3. Masker (pelindung area hidung dan mulut)
4. Botol spray multifungsi (harus selalu terisi air, sebagai tempat minum sekaligus botol
penyemprot yang bisa dibawa oleh Jemaah haji kemana saja)
5. Alas Kaki (dengan model slip on/tidak berjepit, sesuai rekomendasi kesehatan)
6. Tas/Kantung (untuk membawa keperluan penting terutama menyimpan alas kaki saat
memasuki masjid di tanah suci, hal ini menghindari hilangnya alas kaki Jemaah haji jika
ditinggal/dititipkan/tidak dibawa sendiri).

SEHATI
Untuk kemashlahatan umat, Tidak untuk diperjual-belikan
Seluruh isi adalah milik tim penulis 13
SEHATI
Untuk kemashlahatan umat, Tidak untuk diperjual-belikan
Seluruh isi adalah milik tim penulis 14
DIET SEHAT SELAMA BERHAJI

Pada dasarnya, mengatur diet tidak hanya dilakukan menjelang keberangkatan, tapi
diusahakan untuk dilakukan sejak jauh-jauh hari sebelumnya. Sebelum berangkat ke tanah
suci, hendaknya sudah mengatur dan membiasakan supaya apa yang dimakan benar-benar
makanan yang cukup jumlahnya dan lengkap gizinya. Bagi yang memiliki penyakit tertentu,
seperti sakit maag, kencing manis (diabetes mellitus), hipertensi (tekanan darah tinggi), asam
urat tinggi dan kolesterol tinggi, hendaknya menghindari makanan yang dapat memperparah
penyakitnya. Bagi yang tidak memiliki masalah dengan kesehatan juga tetap harus menjaga
pola makannya, karena tidak tertutup kemungkinan menjelang keberangkatan justru muncul
masalah kesehatan hanya karena salah makan.
Selanjutnya, pengaturan diet akan sangat mendukung kesehatan dan kebugaran
jemaah selama prosesi ibadah haji. Berikut beberapa tips dalam mengatur diet sehat selama
berhaji.

1. Hindari membawa bekal makanan yang tidak sehat dari Tanah Air
Jemaah haji biasanya dihimbau untuk tidak membawa bekal makanan yang mudah busuk
atau makanan camilan yang kurang sehat dari Tanah Air. Hal ini bertujuan untuk
mengantisipasi munculnya/ kekambuhan penyakit terutama bagi yang memiliki riwayat
peyakit tertentu.

2. Berusaha beradaptasi dengan makanan yang disediakan pihak katering


Adakalanya seseorang memiliki sifat pemilih dalam hal makanan. Kebiasaan seperti ini
sebaiknya sudah diniatkan untuk ditinggalkan sejak di Tanah Air karena akan menyulitkan
ketika di tanah suci. Usahakan bersyukur dan sebisa mungkin menyantap makanan yang
disediakan oleh pihak katering. Selama lambung masih bisa menerima dan tidak ada
pantangan terhadap makanan tersebut, hendaknya kita tetap memakannya. Biasanya pihak
katering sudah memperhitungkan jenis makanan yang dihidangkan bagi jemaah haji.

3. Tidak terlambat makan


Pemberian makanan yang resmi dari katering penyelenggara ibadah haji disertai keterangan
kapan makanan tersebut dapat dikonsumsi dan kapan tidak dapat dikonsumsi lagi. Oleh

SEHATI
Untuk kemashlahatan umat, Tidak untuk diperjual-belikan
Seluruh isi adalah milik tim penulis 15
karena itu, memerhatikan jadwal makan sangat penting. Menunda makanan dapat memicu
masalah pada lambung dan makanan yang dibagikan sudah tidak layak dikonsumsi lagi.

4. Makan dengan porsi yang cukup


Jemaah hendaknya mengusahakan dapat menghabiskan seporsi makanan yang dibagikan oleh
pihak katering. Bawalah bekal makanan seperti roti dan kurma ketika akan bepergian. Namun
jangan pula berlebihan dalam makan karena membuat tubuh menjadi mudah lelah dan bisa
memunculkan permasalahan kesehatan yang tidak diinginkan.

5. Hati-hati memilih makanan


Bagi yang punya kegemaran mencicipi makanan, hendaknya berhati-hati dalam memilih
makanan. Bumbu dan citarasa makanan di Arab Saudi tentu berbeda dengan yang biasa
disantap sehari-hari. Jika tidak selektif, dikhawatirkan akan berakibat buruk pada sistem
pencernaan kita. Sebagai alternatif, bagi yang lambungnya sensitif lebih baik memilih menu
makanan Indonesia yang banyak tersedia dibeberapa rumah makan.

6. Hati-hati ketika hendak menyantap makanan


Ketika membeli makanan di luar, perhatikan tanggal kadaluarsanya. Jika tidak ada, baui
aromanya untuk mengetahui apakah makanan tersebut apek atau tengik. Periksa dengan
seksama apakah ada bintik-bintik jamur yang menunjukkan telah ada kontaminasi
mikroorganisme. Dan jangan lupa mencicipi sedikit dulu untuk mengetahui apakah makanan
tersebut sudah basi atau belum. Jika makanan dikemas dan dilengkapi dengan daftar
komposisi, maka perhatikan apakah ada zat-zat tambahan yang berbahaya bagi kesehatan.
Ketelitian dalam memilih makanan sangat bermanfaat untuk menghindari kejadian keracunan
dan hal-hal yang tidak diinginkan.

7. Minum air yang cukup


Cuaca panas meningkatkan risiko jemaah haji mengalami dehidrasi dan heat stroke. Jika
dibiarkan, kondisi ini dapat berbahaya dan bahkan mengancam nyawa. Untuk itu, konsumsi
cairan diperbanyak untuk memastikan kebutuhan tercukupi. Sebisa mungkin membawa
bekal minuman jika akan bepergian kemanapun. Namun jika tidak membawa bekal air

SEHATI
Untuk kemashlahatan umat, Tidak untuk diperjual-belikan
Seluruh isi adalah milik tim penulis 16
minum, tidak sulit menemukan air untuk kita minum. Karena bisa membeli air mineral atau
bahkan air zam zama bisa didapatkan secara cuma-cuma di tempat-tempat umum.
Perhatikan juga warna air urine. Air urine yang berwarna keruh dan cokelat kekuningan
menandakan tubuh sedang dehidrasi. Hindari konsumsi minuman berkafein seperti kopi dan
soda karena dapat memperberat dehidrasi.

8. Selalu menjaga kebersihan


Usahakan untuk selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah makan supaya terhindar dari
penyakit diare, muntaber, dan penyakit gangguan saluran cerna lainnya. Selain itu, jangan
lupa untuk membuang sampah makanan pada tempatnya.

SEHATI
Untuk kemashlahatan umat, Tidak untuk diperjual-belikan
Seluruh isi adalah milik tim penulis 17
SEHAT SAAT DI ARMINA
Rusman Farid

Ibadah Haji merupakan perjalanan ibadah yang dimulai dari wukuf di Arafah, mabit di
Muzdalifah, mabit dan melontar jumroh di Mina (ARMINA) dan berakhir setelah melakukan
tawaf Ifadhah, Sai, dan Tahalul di Mekkah. Sekilas tampak singkat, akan tetapi pada
pelaksanaanya sangat menguras tenaga dan membutuhkan persiapan baik fisik, mental dan
kesehatan yang baik sehingga dapat dilaksanakan dengan lancar dan Insyaallah tanpa
kendala. Penting bagi jemaah haji untuk melakukan persiapan dalam melaksanakan
perjalanan ibadah haji. Memanfaatkan waktu istrahat selama berada di kota Mekkah dan
Madinah serta tidak memaksakan melakukan aktifitas yang tidak terlalu penting. Menjaga
kesehatan serta kebugaran sehingga nantinya dapat melaksanakan seluruh rangkaian ibadah
dengan sehat dan mandiri.
Armina merupakan daerah yang wajib dikunjungi bagi jemaah haji untuk
menyempurnaakan ibadah hajinya. Ditempat-tempat suci itulah jemaah haji akan
melaksanakan kegiatan yang menjadi rangkaian dalam perjalanan Ibadah Haji itu sendiri.
Bagi Jemaah haji yang tidak bisa melaksanakan rangkaian tersebut karena alasan sakit, maka
untuk pelaksanaannya dapat diwakilkan atau dibadalkan; misal dengan safari wukuf
(melaksanakan wukuf dengan didampingi petugas kesehatan).
Menjelang Armina, petugas kesehatan haji akan lebih sering menyampaikan informasi
kesehatan kepada Jemaah haji dengan harapan dapat dijadikan acuan dalam melaksanakan
aktifitas selama Armina. Informasi-informasi serta tips kesehatan yang disampaikan dapat
berupa penyuluhan promotif preventif, penggunaan alat-alat pelindung diri serta tips-tips
yang dapat digunakan agar sehat selama Armina.

Masalah Kesehatan yang Sering Terjadi Selama ARMINA


1. Kelelahan
Selama Armina kelelahan merupakan salah satu masalah yang paling sering terjadi pada
Jemaah haji hal ini dapat diakibatkan karena adanya penyakit bawaan yang telah
terdiagnosa sebelumnya seperti penyakit kardiovaskular,diabetes, maupun karena
aktifitas fisik yang dijalani serta suhu dan cuaca pada saat pelaksanaan Armina. Perlu
diketahui bahwa musim panas di Arab Saudi berlangsung antara bulan Juni hingga

SEHATI
Untuk kemashlahatan umat, Tidak untuk diperjual-belikan
Seluruh isi adalah milik tim penulis 18
Agustus dengan puncak suhu tertinggi di Kota Mekkah mencapai 55oC. Suhu yang panas
tersebut dapat menjadi pemicu dari kelalahan yang dialami oleh Jemaah. Khususnya di
Mina pada saat Jemaah melaksanakan lempar jumrah, Jemaah akan berjalan kurang lebih
6-10 kilometer untuk bisa melaksanan lempar jumroh dan kembali ke tenda masing-
masing di Mina. Jarak tempuh tersebut serta cuaca yang panas dan didukung dengan
kondisi fisik beberapa Jemaah yang lemah dapat memicu kelalahan sehingga dapat
menjadi penghambat dalam melaksanakan ibadah.
2. Kekurangan Cairan
Kekurangan cairan atau dehidrasi sangat sering dijumpai pada Jemaah haji pada saat
Armina. Penyebabnya bisa karena suhu udara yang panas, juga dapat disebabkan oleh
Jemaah yang membatasi minum dengan alasan takut akan sering buang air kecil.
Padatnya antrian toilet menjadi momok tersendiri bagi Jemaah sehingga tidak jarang
Jemaah membatasi asupan cairannya. Padahal cairan sangat penting untuk tubuh. Ciri
Jemaah yang mengalami dehidrasi antara lain:
a. Mulut kering
b. Bibir pecah-pecah bahkan berdarah
c. Urine berwarna kuning pekat
d. Kelelahan
3. Sengatan Panas
Sengatan Panas atau Heatstroke merupakan suatu kondisi dimana suhu tubuh meningkat
secara tiba-tiba lebih dari 40oC. Penyebabnya selain karena suhu panas lingkungan juga
didukung dengan adanya aktivitas fisik yang dapat meningkatkan suhu tubuh. Tanda dan
gejala umum yang sering terjadi pada Jemaah selama Armina antara lain:
a. Badan terasa panas
b. Mual
c. Kejang
d. Kelelahan berlebihan
e. Sesak napas
f. Pingsan
g. Penurunan kesadaran
4. Batuk

SEHATI
Untuk kemashlahatan umat, Tidak untuk diperjual-belikan
Seluruh isi adalah milik tim penulis 19
Batuk kering sangat umum terjadi pada Jemaah baik sebelum, setelah maupun pada
saat Armina bahkan setelah kembali ke tanah air. Suhu udara yang panas serta
kelembaban yang kurang dari normal serta paparan debu saat berada arafah Muzdalifah
maupun mina dapat menjadi pemicu terjadinya tenggorokan kering dan batuk.

ARAFAH
Pelaksanaan Wukuf di Afarah
Arafah merupakan daerah terbuka dan sangat luas yang mampu menampung jutaan
jemaah haji dari seluruh penjuru dunia. Terletak di sebelah timur luar kota Mekkah. Pada
tanggal 9 Dzulhijjah setiap tahunnya ada lebih dari dua juta jemaah haji melaksanakan wukuf
di Arafah. Arafah merupakan momentum yang sangat ditunggu oleh seluruh jemaah. Bahkah
yang sakitpun rela ditandu untuk bisa berdiam di tanah lapang itu. Arafah bukan hanya
sekedar formalitas atau tanda telah sahnya ibadah haji seseorang. Lebih dari itu Arafah sarat
akan pesan dan perenungan. Dimana Arafah adalah potret kecil dari padang mahsyar, tempat
dimana manusia akan ditimbang kadar Al-Haq dalam dirinya. Hari yang sangat terik dimana
tidak ada penghalang diatasnya.

Jemaah haji mulai memasuki Arafah pada tanggal 08 Dzulhijjah yang kemudian akan
bermalam satu malam di Arafah yang dilanjutkan dengan melaksanakan wukuf dimulai saat
terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari pada tanggal 9 Dzulhijjah yang berarti Jemaah
haji akan berada di arafah selama kurang lebih 12 jam dalam suhu udara yang relatif panas

SEHATI
Untuk kemashlahatan umat, Tidak untuk diperjual-belikan
Seluruh isi adalah milik tim penulis 20
dengan resiko lain yang dapat mengintai seperti badai pasir, dan lain sebagainya. Kondisi ini
dapat memicu terjadinya masalah kesehatan bagi Jemaah.

Faktor risiko terjadinya gangguan kesehatan di Arafah


1. Cuaca, Suhu dan Kelembaban Udara
Arafah yang merupakan daerah terbuka dan relative kering dengan Suhu udara yang
mencapai 50oC dengan kelembaban yang kurang dari 60% mengakibatkan Jemaah haji
mudah lelah, dehidrasi bahkan terkena heat stroke. Selain itu, risiko terjadinya badai
pasir/ debu juga sangat mungkin terjadi sehingga dapat menimbulkan masalah
kesehatan khususnya gangguan pernapasan seperti ISPA. Maka dari itu penting bagi
Jemaah untuk menghindari factor risiko tersebut termasuk paparan sinar matahari
secara langsung.

2. Karakteristik dan Perilaku Jemaah


Karakteristik serta penyakit bawaan Jemaah haji dapat memicu terjadinya gangguan
kesehatan selama di Arafah, dukungan suhu dan kelembaban udara serta factor perilaku
beberapa Jemaah seperti kebiasaan merokok merupakan salah satu pemicu gangguan
kesehatan saat berada di Arafah.

SEHATI
Untuk kemashlahatan umat, Tidak untuk diperjual-belikan
Seluruh isi adalah milik tim penulis 21
Pelayanan Kesehatan di Arafah
Kementerian Kesehatan membuka Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Arafah untuk
melaksanakan pelayanan kesehatan selama di Arafah. Klinik tersebut hanya beroperasi
selama waktu pelaksanaan wukuf. Untuk mendukung jangkauan pelayanan kesehatan kepada
seluruh Jemaah haji yang tersebar di ratusan lokasi tenda arafah, maka selain KKHI Arafah,
terdapat juga klinik satelit TGC (Tim Gerak Cepat) yang tersebar dibeberapa lokasi tenda
maktab yang focus pelayanan kesehatanya yaitu deteksi dini dan respon cepat. Pos satelit
tersebut dijaga oleh tenaga kesehatan yang tergabung dalam TGC dan Tim Promotiv
Preventiv (TPP). TPP mempunyai tugas untuk memberikan peringatan serta penyuluhan
kepada seluruh Jemaah agar tetap sehat selama perjalanan Ibadah haji, tidak terkecuali pada
saat di Arafah.. Tidak hanya itu, dukungan dari Tenaga Kesehatan Haji Indonesia (TKHI)
yang selalu bersama kloter merupakan salah satu ujung tombak dalam pelayanan kesehatan
selama di Arafah. Sarana dan prasarana pendukung lainya tidak luput dipersiapan untuk
memaksimalkan pelayanan kesehatan Jemaah haji seperti Ambulan, obat-obatan dan
peralatan serta perbekalan kesehatan. Seluruhnya dapat diakses oleh Jemaah melalui
koordinasi dengan petugas kesehatan baik TKHI, TPP maupun TGC pada pos satelit.

Tips Sehat selama di Arafah


Selama berada di Arafah, Jemaah haji perlu untuk mengetahui hal-hal penting apa yang perlu
dipersiapkan dalam pelaksanaan wukuf dan apa saja yang harus serta tidak harus dilakukan
oleh Jemaah saat berada di Arafah utntuk tetap sehat dan bugar saat wukuf.
a. Tidak melakukan aktivitas yang tidak terlalu penting diluar tenda
b. Menghafalkan lokasi tenda agar tidak tersesat saat keluar tenda baik itu untuk ke Toilet
atau keperluan lainya
c. Untuk menghindari antrian di toilet pada saat di Arafah, disarankan bagi Jemaah untuk
dapat lebih awal ke toilet khususnya diwaktu-waktu tertentu seperti saat memasuki
waktu shalat.
d. Suhu udara yang panas mengakibatkan suhu air menjadi panas, untuk itu pada saat
membasuh muka dan/atau aera sensitive lainya, pastikan air yang digunakan tidak
terlalu panas.
e. Konsumsi makanan sesaat setelah disediakan dan jangan mengkonsumsi makanan yang
telah melewati batas waktu penyajian.

SEHATI
Untuk kemashlahatan umat, Tidak untuk diperjual-belikan
Seluruh isi adalah milik tim penulis 22
f. Selalu menggunakan Alat Pelindung Diri seperti masker, payung, membawa botol
berisi air, semprotan wajah. Hal ini untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan
seperti infeksi saluran nafas karena tidak menggunakan masker.
g. Minum sesering mungkin minimal satu gelas setiap jam.
h. Jangan merokok
i. Segera melaporkan kepada petugas kesehatan apabila terjadi gangguan kesehatan.

MUZDALIFAH
Pelaksanaan Mabit di Muzdalifah
Seteleh melaksanakan wukuf, Jemaah haji kemudian bergerak meninggalkan Arafah
yang selanjutnya menuju Muzdalifah dan melaksanakan mabit. Muzdalifah merupakan
sebuah daerah terbuka diantara Makkah dan Mina di Arab Saudi yang merupakan tempat
Jemaah haji diperintahkan untuk singgah dan bermalam setelah bertolak dari Arafah. Luas
Muzdalifah adalah sekitar 12,25 km². Jemaah haji setelah melaksanakan wukuf di Arafah
bergerak menuju Muzdalifah saat setelah terbenamnya matahari (waktu Maghrib). Di
Muzdalifah jemaah haji melaksanakan salat Maghrib dan Isya dengan cara digabungkan dan
disingkat (jamak-qashar) dan bermalam disana hingga waktu fajar. Di Muzdalifah jemaah
haji mengumpulkan batu kerikil yang akan digunakan untuk melempar jumrah.

SEHATI
Untuk kemashlahatan umat, Tidak untuk diperjual-belikan
Seluruh isi adalah milik tim penulis 23
Masalah Kesehatan di Muzdalifah
Umumnya masalah kesehatan yang timbul saat Jemaah berada di Muzdalifah yakni
kelelahan. Hal ini karena kurangnya waktu istrahat pada saat berada di Arafah karena Jemaah
haji fokus untuk berdoa. Kelelahan saat menunggu antrian bus yang akan mengantarkan ke
Mina juga menjadi salah satu masalah yang dihadapi oleh Jemaah.

Pelayanan Kesehatan di Muzdalifah


Untuk mendukung pelayanan kesehatan di Muzdalifah, Jemaah haji dapat mengakses
beberapa pos kesehatan yang akan memberikan pelayanan kesehatan kepada Jemaah yang
membutuhkan. Pada pos-pos kesehatan tersebut diisi oleh tenaga-tenaga kesehatan terlatih
untuk penanganan masalah kesehatan dengan cepat. Dukungan sarana dan prasana seperti
ambulan dan perbekalan kesehatan juga dapat diakses pada pos-pos kesehatan tersebut.

Tips Sehat saat di Muzdalifah


Selama berada di Muzdalifah, Jemaah haji akan mabit (bermalam) sambil mengumpulkan
kerikil untuk digunakan saat melontar jumroh di Mina. Jemaah haji selama di Muzdalifah
akan berada di tanah lapang tanpa tenda dengan beralaskan karpet. Walaupun tersedia
pelayanan kesehatan selama di Muzdalifah, tidak menutup kemungkinan Jemaah tidak dapat
mengakses secara maksimal layanan tersebut baik itu karena terkendala jarak maupun waktu
ataupun karena banyaknya Jemaah yang mengakses layanan tersebut dalam waktu
bersamaan. Untuk itu, Untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan selama di Muzdalifah,
berikut tips yang perlu diperhatikan dan dilaksanakan:
1. Memanfaatkan waktu istrahat untuk tidur
2. Tidak melakukan aktivitas yang tidak terlalu penting
3. Selalu membawa APD termasuk botol berisi air dan semprotan wajah
4. Minum air sesering mungkin.
5. Selalu berkonsultasi dan menghubungi petugas kesehatan apabila mengalami gangguan
kesehatan.

SEHATI
Untuk kemashlahatan umat, Tidak untuk diperjual-belikan
Seluruh isi adalah milik tim penulis 24
MINA
Pelaksanaan Mabit dan Melontar Jumroh di Mina
Mina merupakan sebuah kawasan yang terletak sekitar 5 kilometer sebelah Timur
kota Makkah, Arab Saudi. Terletak diantara Makkah dan Muzdalifah. Mina mendapat
julukan sebagai kota tenda, karena berisi tenda-tenda untuk jutaan jemaah haji. Meski musim
haji tidak berlangsung, tenda-tenda itu tetap berdiri. Mina paling dikenal sebagai tempat
dilaksanakannya kegiatan lempar jumrah dalam ibadah haji. Di Mina jemaah haji wajib
melaksanakan mabit (bermalam) yaitu malam tanggal 11,12 Dzulhijah bagi jemaah haji yang
melaksanakan Nafar Awal atau malam tanggal 11,12,13 dzulhijah bagi jemaah yang
melaksanakan Nafar Tsani. Mina juga merupakan tempat atau lokasi penyembelihan
binatang kurban.

Faktor Risiko terjadinya gangguan kesehatan di Mina


1. Suhu dan Kelembaban
Pada dasarnya, suhu dan kelembaban di Arafah, Muzdalifah dan Mina sama saja karena
masih berada dalam wilayah kota Makkah, hanya saja, waktu tinggal di Mina jauh lebih
lama dibandingkan dari kedua tempat sebelumnya yaitu arafah dan Muzdalifah. Tidak
hanya itu, saat berada di Mina Jemaah tidak hanya mabit atau berdiam tetapi juga
termobilisasi untuk melaksanakan lempar jumroh dengan berjalan kaki. Suhu yang panas
ditambah dengan aktivitas fisik dengan berjalan kaki untuk melontar jumroh
meningkatkan risiko kelelahan, dehidrasi maupun heat stroke. Suhu dan aktivitas
tersebut juga dapat memicu kekambuhan penyakit yang sudah terdiagnosa sebelumnya.
2. Jarak Tenda dengan Jamarat
Di Mina, jemaah haji harus berjalan kaki dari tenda untuk menuju ke Jamarat, tempat
melakukan lempar jumroh. Jarak antara tenda dengan jamarat sekitar 3-5 km. Jemaah
harus menempuh perjalanan pulang pergi. Artinya total jarak yang ditempu dalam sekali

SEHATI
Untuk kemashlahatan umat, Tidak untuk diperjual-belikan
Seluruh isi adalah milik tim penulis 25
melaksanakan lontar jumroh yaitu sekiitar 6-10 km. Jika tidak didukung dengan staimina
dan kondisi fisik yang baik maka besar kemungkinan banyak Jemaah tidak mampu untuk
melaksanakan aktivitas melontar jumroh tersebut. Setiap tahunya, petugas kesehatan
yang berjaga di pos-pos pelayanan kesehatan di jalur jamarat banyak menemukan
Jemaah haji yang kelelahan, bahkan tidak jarang harus di rujuk ke Rumah Sakit karena
tidak sadarkan diri. Hal ini dipicu karena factor jarak serta suhu dan kelembaban udara
yang didukung oleh kondisi fisik sebagian Jemaah.

Pelayanan Kesehatan di Mina


Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Mina disediakan untuk mendukung pelayanan
kesehatan Jemaah haji Indonesia selama berada di Mina. Klinik tersebut diisi oleh tenaga-
tenaga kesehatan professional yang siap membantu Jemaah dalam mengatasi masalah
kesehatan selama berada di Mina. Tidak hanya itu, dukungan ambulan untuk proses evakuasi
pasien juga disedianakan untuk mempermudah proses rujukan. Disepanjang jalur jamarat,
Jemaah haji dengan mudah dapat menjumpai tenaga kesehatan baik itu TGC, TPP, maupun
TKHI yang dengan sigap dan cepat dapat memberikan pelayanan kesehatan, pertolongan
pertama pada kedaruratan serta proses evakuasi dan rujukan.

SEHATI
Untuk kemashlahatan umat, Tidak untuk diperjual-belikan
Seluruh isi adalah milik tim penulis 26
Tips Sehat saat di Mina
1. Gunakan waktu istrahat untuk tidur yang cukup
2. Minum air sesering mungkin dan tidak menunggu haus. Sangat disarankan untuk
minum 1 gelas air setiap jam.
3. Hindari mengkonsumsi kopi ataupun minuman lain yang menggandung kafein, karena
dapat menyebabkan kekurangan cairan.
4. Perhatikan asupan nutrisi serta tidak menunda untuk mengkonsumsi makanan yang
telah disediakan
5. Batasi aktifitas yang tidak terlalu penting diluar tenda khususnya pada siang hari agar
terhidar dari kelalahan, dehidrasi maupun sengatan panas.
6. Selalu membawa dan menggunakan Alat Pelindung Diri seperti masker, payung,
kacamata hitam, sandal, serta tas paspor ketika keluar dari tenda.
7. Hafalkan lokasi tenda untuk meminimalisir kelelahan karena kebingungan mencari
lokasi tenda tempat tinggal selama berada di Mina

SEHATI
Untuk kemashlahatan umat, Tidak untuk diperjual-belikan
Seluruh isi adalah milik tim penulis 27
8. Perhatikan arahan dan petunjuk dari petugas terkait jadwal dan waktu serta rute
pelaksanaan lempar jumrah yang telah ditentukan oleh petugas.
9. Bagi Jemaah yang tidak mampu berjalan jauh dapat meminta bantuan teman atau
keluarga untuk mendorong menggunakan kursi roda atau dapat diwakilkan dalam
pelaksanaan lontar jumroh.
10. Konsultasikan masalah kesehatan yang dialami pada petugas kesehatan.
11. Identifikasi lokasi pos-pos pelayanan kesehatan baik di lokasi tenda maupun
disepanjang jalur jamarat.
12. Jangan ragu untuk meminta bantuan petugas ketika memerlukan bantuan.

SEHATI
Untuk kemashlahatan umat, Tidak untuk diperjual-belikan
Seluruh isi adalah milik tim penulis 28
PENYAKIT YANG SERING DIDERITA DI TANAH SUCI
Dian Shinta Fitriyanti

Jemaah haji yang sakit di tanah suci secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi
dua. Pertama, adalah Jemaah haji yang sudah memiliki riwayat masalah kesehatan sejak di
tanah air. Jemaah kelompok ini sebagian besar berhasil terdeteksi saat pemeriksaan kesehatan
sebelum keberangkatan sehingga tercatat sebagai jemaah risiko tinggi dalam Kartu Kesehatan
Jemaah Haji (KKJH). Namun ada pula sebagian kecil lainnya yang tidak atau belum
terdeteksi sakit saat pemeriksaan kesehatan tersebut, sehingga terekam sebagai Calon Jemaah
Haji (CJH) sehat di dalam KKJH. Hal ini bisa saja terjadi misalnya pada CJH yang saat
pemeriksaan kesehatan sedang dalam keadaan sehat lalu proses sakitnya baru dimulai saat
setelah pemeriksaan selesai dilakukan. Oleh sebab itu penting bagi CJH agar tetap menjaga
pola hidup bersih dan sehat dalam mempersiapkan ibadah haji yang akan dilakukan secara
terus-menerus sejak melakukan pendaftaran haji sampai prosesi haji di tanah suci selesai dan
kembali ke tanah air.
Kedua, adalah Jemaah haji yang sakit dan sakitnya tersebut baru terjadi di tanah
suci. Sakitnya Jemaah haji yang baru terjadi di tanah suci biasanya berkaitan dengan dua hal
berikut ini:
1. Proses sakit yang terbentuk berkaitan dengan faktor-faktor yang berbeda antara
Indonesia dengan Arab Saudi, misalnya; tingginya suhu dan rendahnya kelembaban
udara di Arab Saudi jika dibandingkan dengan di Indonesia; maupun karakteristik
penyakit tertentu yang banyak dan hanya terjadi di negara-negara Timur Tengah
termasuk Arab Saudi seperti Middle Respiratory Syndrome Corona Virus (MERS-CoV).
2. Proses sakit yang terbentuk berkaitan dengan rangkaian prosesi ibadah haji, misalnya;
kepadatan manusia dari seluruh dunia di Arab Saudi saat musim haji; tingginya aktivitas
pada jemaah haji; maupun keragaman suasana bagi sebagian besar jemaah Indonesia
yang belum atau tidak terbiasa seperti aktivitas di perjalanan (pesawat maupun bus).
Berikut ini akan dijelaskan lebih lanjut tentang penyakit-penyakit yang sering
diderita oleh Jemaah haji ketika di tanah suci.

SEHATI
Untuk kemashlahatan umat, Tidak untuk diperjual-belikan
Seluruh isi adalah milik tim penulis 29
INFEKSI SALURAN NAFAS AKUT
Dalam menjalankan ibadah haji, Jemaah haji kerap kali menderita batuk yang
merupakan salah satu gejala penyakit Infeksi Saluran Nafas Akut (ISPA). ISPA pada Jemaah
haji dapat terjadi karena perbedaan suhu dan cuaca yang mempengaruhi daya tahan tubuh.
Selain itu, tingginya aktivitas fisik ketika menjalani prosesi ibadah haji dapat memicu
kelelahan sehingga rentan tertular penyakit. Penularan ISPA bisa terjadi melalui partikel
cairan pernafasan (droplet) yang keluar saat batuk atau bersin dan berterbangan di udara,
apalagi di kerumunan orang yang padat seperti saat musim haji. Selain batuk, gejala ISPA
lainnya adalah pilek (hidung berair), demam, badan lemah, dan bila lebih berat maka dapat
batuk berdahak yang berwarna kehijauan. Kondisi tubuh saat terkena ISPA menjadi amat
lemah sehingga selain mengganggu pelaksanaan ibadah, juka dapat dengan mudah
terkena/tertular penyakit lain yang lebih buruk. Bagi jemaah yang termasuk risiko tinggi (usia
tua dan atau ada penyakit kronik) perlu lebih ekstra hati-hati karena ISPA dapat menurunkan
daya tahan tubuh dengan cepat dan bila tidak segera ditangani maka dapat berkembang
menjadi penyakit saluran nafas berat lainnya yang mengancam jiwa.
Jemaah haji dapat menghindari atau menanggulangi ISPA, dengan melakukan hal-
hal berikut ini:
1. Istirahat yang cukup (minimal 6-8 jam sehari) agar stamina tubuh selalu prima,
2. Makan makanan yang bergizi dan tepat waktu agar daya tahan tubuh terjaga,
3. Sering minum untuk membasahi tenggorokan dan meredakan batuk,
4. Selalu menggunakan masker terutama saat berada di area padat Jemaah,

INGAT!!!

· Ganti masker setiap 4-6


jam atau kapanpun saat
masker sudah kotor.
· Gunakan masker degan
menutupi area lubang
hidung dan juga mulut
dengan ikatan yang pas
(tidak terlalu longgar
ataupun terlalu kuat)

SEHATI
Untuk kemashlahatan umat, Tidak untuk diperjual-belikan
Seluruh isi adalah milik tim penulis 30
5. Selalu mencuci tangan menggunakan sabun untuk mencegah penularan yang dapat
terjadi karena benda yang kita pegang terkontaminasi bakteri/virus penyebab ISPA,
KAPAN CUCI
TANGAN PAKAI
SABUN?

· Sebelum makan.
· Setelah Buang Air
Besar/Kecil (BAB/K).
· Setelah batuk/bersin.
· Setelah beraktivitas di luar
pondokan.
· Setelah bersentuhan
dengan Jemaah yang sakit.
· Setelah mencari batu di
Muzdalifah.
· Setelah memegang benda
yang kotor.

6. Bila ada yang batuk atau bersin agar menutup mulutnya ketika batuk atau bersin dengan
sapu tangan atau lengan baju bagian dalam (etika batuk), dan

7. Bila sudah terlanjur menderita gejala dan tanda penyakit ISPA maka segera berobat ke
dokter/perawat yang menjadi petugas kesehatan di kloter.

SEHATI
Untuk kemashlahatan umat, Tidak untuk diperjual-belikan
Seluruh isi adalah milik tim penulis 31
PENYAKIT AKIBAT SENGATAN PANAS (HEAT STROKE DAN KAKI MELEPUH)
Tingginya suhu dan rendahnya kelembaban udara di Tanah Suci sangat berbeda jika
dibandingkan bahkan dengan daerah terpanas di Indonesia. Perlu diketahui bahwa tubuh
manusia secara sederhana sebagian besarnya adalah cairan dan juga elektrolit yang serupa
garam dan gula. Perbedaan ekstrem suhu dan kelembaban di Tanah Suci ditambah dengan
tingginya aktivitas Jemaah haji di luar pondokan dapat menyebabkan cairan dan elektrolit
tubuh menjadi lebih cepat dan lebih banyak menguap. Hal ini dapat mengakibatkan tubuh
jatuh kedalam kondisi kekurangan cairan yang dapat mengganggu kesehatan bahkan
menyebabkan kematian jika tidak dengan cepat di antisipasi.
Beberapa kondisi penyakit pada Jemaah juga bisa memperbesar kemungkinan untuk
jatuh kedalam kondisi kekurangan cairan, misalnya saja Jemaah pengidap “Sakit Gula” atau
“Kencing Manis”. Sebagian besar jemaah haji Indonesia juga sudah lanjut usia dan berisiko
tinggi, sehingga lebih rentan terkena kekurangan cairan. Saat Wukuf di Arafah Jemaah haji
Indonesia kerap berdoa di tempat yang tinggi atau di luar tenda tanpa pelindung dari sengatan
sinar matahari. Begitu pula saat perjalanan melempar Jamarat, masih banyak ditemukan
Jemaah haji yang tidak memakai Alat Pelindung Diri (APD) yang berfungsi menghindari
sengatan panas secara langsung. Kondisi ini tentu saja akan memudahkan jemaah terkena
heat stroke. Heat stroke akibat suhu udara yang sangat panas sehingga tubuh kekurangan
cairannya dalam jumlah sangat banyak sehingga mengganggu kerja tubuh dan merusak
tubuh, Mereka yang terkena heat stroke akan mengalami suhu tubuh yang panas, kejang-
kejang, denyut jantung cepat, pusing yang berlebihan, dan laju napas yang sangat cepat, dan
jika tidak cepat mendapat pertolongan akan menyebabkan kematian.
Gejala kekurangan cairan tubuh sebenarnya mudah dikenali sejak awal, antara lain
sebagai berikut:
1. Rasa haus,lemah, lesu, dan tidak bertenaga,
2. Rongga mulut, bibir,dan kulit kering,
3. Pusing/sakit kepala,
4. Tidak bisa mengunyah dan menelan makanan kering,
5. Air seni atau Urine yang berwarna gelap

SEHATI
Untuk kemashlahatan umat, Tidak untuk diperjual-belikan
Seluruh isi adalah milik tim penulis 32
6. Kelelahan pada otot,
7. Tekanan darah yang rendah, dan atau
8. Demam.

Sebelum jatuh ke kondisi kekurangan cairan yang berat, ada beberapa hal yang bisa
dilakukan untuk mencegah terjadi heat stroke, sebagai berikut:
1. Sering minum air (setiap 2-3 jam) tanpa menunggu haus.
2. Menggunakan payung, topi, atau pelindung kepala lainnya saat beraktivitas di luar
pondokan atau tenda.
3. Menyemprotkan air ke wajah dan bagian tubuh lainya yang terkena sinar matahari.
4. Menggunakan pakaian yang longgar dan mudah menyerap keringat.
5. Bagi yang berusia lanjut dan atau memiliki penyakit sebaiknya berpergian dengan
pendamping.
Jemaah haji juga disarankan untuk mengkonsumsi Oralit saat persiapan dan selama
prosesi Armina. Agar memudahkan Jemaah haji membuat larutan Oralit siap minum, 1
bungkus Oralit dilarutkan dalam air mineral kemasan berukuran besar (+ 600 ml). Jika air
mineral kemasannya berukuran kecil (+ 300 ml), maka Oralit yang dilarutkan cukup setengah
bungkus saja.

SEHATI
Untuk kemashlahatan umat, Tidak untuk diperjual-belikan
Seluruh isi adalah milik tim penulis 33
Sandal merupakan salah satu Alat Pelindung Diri (APD) bagi Jemaah haji untuk
mencegah penyakit akibat sengatan panas seperti kaki melepuh. Banyak Jemaah haji yang
terpaksa berjalan dari masjid (khususnya masjid Nabawi di Madinah) menuju ke pondokan
(ataupun sebaliknya) tanpa menggunakan alas kaki dikarenakan alas kakinya hilang. Hal ini
mengakibatkan kaki Jemaah melepuh karena tingginya suhu di Arab Saudi. Oleh sebab itu
seluruh Jemaah haji harus selalu menggunakan alas kaki dan menyimpan/membawa sendiri
alas kakinya dalam kantong/tas serta tidak menitipkannya, dan memilih menggunakan alas
kaki yang tepat dan nyaman. Jika mengalami/melihat Jemaah dengan kaki melepuh seperti
pada gambar dibawah ini, tindakan yang sebaiknya dilakukan adalah menghubungi tim
kesehatan yang mendampingi Jemaah di setiap kloter, atau tim kesehatan lainnya yang
ditemui untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

SEHATI
Untuk kemashlahatan umat, Tidak untuk diperjual-belikan
Seluruh isi adalah milik tim penulis 34
RADANG SELAPUT OTAK (MENINGITIS)
Pada musim haji, manusia dari seluruh penjuru datang ke Arab Saudi untuk
menunaikan ibadah haji, termasuk negara-negara di Afrika yang banyak ditemukan penyakit
radang selaput otak (Meningitis). Hal ini diduga menjadi penyebab terjadinya kasus penyakit
meningitis pada jemaah dan petugas yang melayani jemaah di Arab Saudi. Meningitis
merupakan satu penyakit infeksi menular yang menyerang selaput otak. Penularan dari
manusia ke manusia melalui cairan saluran pernafasan (droplet) ataupun air liur (saliva).
Gejala-gejala mengingitis yaitu demam tinggi, mual, muntah, sakit kepala, kaku
kuduk, takut melihat cahaya (photofobia), ketahanan fisik yang melemah disertai tidak mau
makan minum, kejang, dan kesadaran menurun. Adapun gejala awalnya seperti flu biasa,
namun bertambah berat dengan panas tinggi dalam waktu yang singkat, 12-24 jam sejak awal
gejala. Karena gejala awal penyakit ini seperti flu biasa, seringkali diabaikan oleh
penderitanya. Biasanya setelah memberat baru melaporkan dan meminta pertolongan
kesehatan. Oleh sebab itu jangan sepelekan gejala flu biasa saat berhaji.
Hal-hal yang bisa dilakukan untuk mencegah penyakit ini adalah sama dengan
langkah-langkah pencegahan penyakit menular lainnya yang sering terjadi pada Jemaah haji,
antara lain menjaga istirahat yang cukup, tidak menunda makan dan makan hanya yang
bergizi sesuai yang disediakan pemerintah, rajin mencuci tangan dengan sabun,
menggunakan masker untuk menghindari penularan langsung, dan lain sebagainya.
Seperti diketahui bahwa negara Timur Tengah secara umum khususnya Arab Saudi
adalah negara yang banyak ditemukan penyakit ini. Dengan demikian, untuk mencegah
terjadinya penyakit radang selaput otak ini, maka setiap warga negara Indonesia yang ingin
pergi ke Arab Saudi perlu melakukan suntik vaksin. Pemberian vaksin Meningitis merupakan
syarat mutlak bagi semua calon jemaah haji dan umrah yang akan memasuki negara Arab
Saudi.

SEHATI
Untuk kemashlahatan umat, Tidak untuk diperjual-belikan
Seluruh isi adalah milik tim penulis 35
PENYAKIT BAWAAN DARI TANAH AIR
Mardiati

1. HIPERTENSI
Hipertensi adalah tekanan darah yang meningkat, Akibat hipertensi yang paling
berbahaya adalah serangan jantung yang dapat terjadi secara tiba-tiba yang menyebabkan
kematian mendadak. Tekanan darah umumnya meningkat seiring dengan meningkatnya usia
dan berkaitan erat dengan terjadinya penyakit jantung serta stroke.
Hipertensi menyebabkan 4 masalah utama pada
§ Jantung (penyakit jantung coroner dan jantung bengkak)
§ Otak (stroke)
§ Ginjal (gagal ginjal)
§ Mata (perdarahan pada mata)
Gejala dan tanda :
1. Pada tahap awal, seperti hipertensi pada umumnya kebanyakan pasien tidak ada
keluhan.
2. Bila ada gejala yang nampak, maka biasanya disebabkan oleh:
a) Peninggian tekanan darah itu sendiri, seperti berdebar-debar, rasa melayang .
b) Penyakit jantung/hipertensi vaskular seperti cepat capek, sesak napas, sakit dada ,
bengkak kedua kaki atau perut. Gangguan vaskular lainnya adalah mimisan,
kencing darah, pandangan kabur karena perdarahan retina.
Tips bagi calon jemaah haji yang menderita hipertensi :
¡ Kontrol ke dokter anda
¡ Kontrol teratur Tekanan Darah
¡ Minum obat teratur dan membawa obat yang cukup selama ditanah suci
¡ Teratur berolah raga
¡ Diet Rendah Garam
¡ Diet Rendah Lemak dan Cholesterol
¡ Turunkan BB ke BB ideal (TB-BB)-10%(TB-BB)/ sesuai BMI
¡ Stop Merokok
¡ Kelola stress
¡ Tingkatkan keimanan dengan banyak berdoa memohon kesehatan dan keselamatan.

SEHATI
Untuk kemashlahatan umat, Tidak untuk diperjual-belikan
Seluruh isi adalah milik tim penulis 36
2. DIABETES
Siapa yang berisiko kencing manis :
1. Umur > 45 tahun, saat ini bisa umur lebih muda
2. Riwayat keluarga DM
3. BB lahir bayi > 4000 gr
4. BB lahir bayi < 2500 gr
5. BB lebih (IMT > 23 kg/m2)à kegemukan
6. Lingkar perut besar
7. Kurang aktifitas fisik
8. Darah tinggi
9. Konsumsi gula/karbohidrat berlebih, kurang serat
10. dislipidemia (kolesterol total > 200 mmHg/lemak yang tidak normal didalam
darah).

Gejala Utama Kencing manis


1. Sering Haus
2. Sering lapar
3. Sering kencing terutama malam
4. Berat badan turun drastis
5. Penglihatan kabur

SEHATI
Untuk kemashlahatan umat, Tidak untuk diperjual-belikan
Seluruh isi adalah milik tim penulis 37
Tips sehat bagi penderita Diabetes Melitus saat melaksanakan ibadah haji :
1. Perbanyak konsultasi ke dokter kloter
2. Kontrol gula darah secara teratur
3. Perbanyak aktifitas fisik sebelum dan saat melaksanakan ibadah haji, karena ibadah
haji merupakan ibadah memerlukan fisik dan stamina yang prima.
4. Membawa obat obatan secukupnya.
5. Membawa sepatu yang nyaman di kaki.

3. ASMA BRONKIALE
Beberapa tanda atau gejala serangan asma :
1. Sesak nafas Sesak nafas Pernapasan berbunyi (wheezing/mengi/bengek), terutama
saat mengeluarkan napas (exhalation).
2. Batuk berkepanjangan di waktu malam hari atau cuaca dingin.
3. Penderita merasakan dadanya sempit.
4. Tidak dapat berbicara karena kesulitannya dalam mengatur pernafasan akibat
serangan asma yang hebat Gejala awal bisa berupa rasa gatal di rongga dada atau
leher.

SEHATI
Untuk kemashlahatan umat, Tidak untuk diperjual-belikan
Seluruh isi adalah milik tim penulis 38
5. Selama serangan asma, rasa kecemasan yang berlebihan dari penderita dapat
memperburuk keadaannya. Sebagai reaksi terhadap kecemasan, penderita juga akan
mengeluarkan banyak keringat.
Faktor pemicu :
1. Kelelahan pikiran atau gangguan emosi.
2. Kelelahan jasmani.
3. Perubahan lingkungan, misalnya cuaca, kelembapan, temperatur, asap (terutama
rokok), dan bau-bauan yang merangsang.
4. Infeksi saluran napas, terutama penyakit influenza tertentu.
5. Reaksi alergi dari bahan yang terhirup atau dimakan.
6. Di samping itu, faktor penyebab dan pemicu asma lainnya antara lain debu rumah
dengan tungaunya, bulu binatang, asap obat nyamuk, dan lain-lain.

Tips pencegahan dan penanganan penderita asma saat berhaji :


1. Menjauhi faktor penyebab atau pemicu serangan asma.
2. Jangan panik dan tegang . Santaikan pikiran
3. Kenali faktor-faktor pemicu asma untuk memberikan bantuan.
4. Beri bantuan dengan mengenali faktor pemicu.
I. Cari tempat yang nyaman untuk beristirahat.
II. Carilah tempat yang memiliki banyak udara segar atau sirkulasi udara yang
baik.
III. Posisi terbaik saat beristirahat adalah duduk tegak menghadap ke bagian
sandaran kursi. Kemudian letakkan kedua tangan yang terlipat agar
bertumpu di sandaran kursi.
IV. Menenangkan si penderita.
V. Santaikan pikiran dan lakukan senam pernapasan ringan. Usahakan menarik
napas panjang, menahan, dan mengeluarkannya secara perlahan.
VI. Beri bantuan sesuai faktor pemicu :
1. Jika disebabkan kelelahan, sebaiknya jemaah haji penderita asma
beristirahat hingga gangguan asmanya reda. Untuk membantu
memulihkan stamina, penderita bisa mengonsumsi madu alami dan
habbatussaudah.

SEHATI
Untuk kemashlahatan umat, Tidak untuk diperjual-belikan
Seluruh isi adalah milik tim penulis 39
2. Jika disebabkan udara dingin, gunakan syal dan baju tebal. Minum-
minuman hangat yang bisa membantu menghangatkan tubuh sekaligus
meringankan sesak napas, misalnya jahe.
3. Untuk melegakan pernapasan, selain dengan perpasan juga bisa dengan
menghirup uap atsiri yang melegakan. Secara alami bisa menghirup
uap minyak kayu putih atau mint. Jika sangat terpaksa, bisa
menggunakan obat asma semprot atau hisap. Untuk pengobatan dengan
obat-obatan kimia, konsultasikan dengan dokter pendamping. Obat
Asma Semprot boleh digunakan.

4. SERANGAN JANTUNG
Penyakit yang ditandai dengan penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah jantung.
Faktor Risiko :
1. Jenis kelamin dan hormon : laki-laki 2 X lebih berisiko
2. Riwayat keluarga
3. Lemak dan pola makan
4. Kebiasaan merokok
5. Kegemukan / obesitas
6. Kencing Manis
7. Hipertensi /darah tinggi
9. Stress
10. Kurang olahraga

Gejala-gejala serangan jantung


• Gejala awal jantung Koroner harus diketahui, karena jika semakin kronis akan
menyebabkan kematian mendadak
• Beberapa sebelum serangan penderita sering merasa lelah tanpa alasan
• Nyeri dada sebelah kiri (dengan atau tanpa penjalaran ke bagian belakang lengan dan
leher ) sampai dengan ulu hati, dengan sifat nyeri sebagai berikut :
ü Mencengkeram, seperti diremas-remas
ü Rasa terbakar
ü Rasa tertekan (merasa tertindih benda berat)

SEHATI
Untuk kemashlahatan umat, Tidak untuk diperjual-belikan
Seluruh isi adalah milik tim penulis 40
ü Rasa seperti tertusuk pisau
ü Lama nyeri 5 menit- 10 menit

PERHATIAN
Pada saat melaksanakan ibadah haji, ada beberapa hal yang sering diabaikan oleh jemaah
yang akhirnya membawa masalah :
1. Jemaah tidak mengkonsumsi obat-obatan yang diresepkan di Indonesia dengan
menghentikan sendiri konsumsi obat tanpa konsultasi kedokter. Biasanya karena
alasan takut sering buang air kecil sehingga mengganggu ibadah.
2. Jemaah tidak membawa obat-obatan yang selama ini rutin diminum di Indonesia.
Apabila pasien tidak mengkonsumsi obat-obatan tersebut ditambah dengan faktor
stress, faktor kelelahan, dan faktor fisik maka akan memicu tekanan darah yang lebih
tinggi, gula darah yang tidak terkontrol, juga penumpukan cairan yang menyebabkan
perburukan.
3. Jemaah haji Risti ( beresiko tinggi ) penyakit jantung memaksakan untuk melakukan
aktivitas fisik melampaui batasan yang dianjurkan dokter, baik oleh karena ibadah
maupun karena non ibadah Seperti belanja oleh-oleh.

SEHATI
Untuk kemashlahatan umat, Tidak untuk diperjual-belikan
Seluruh isi adalah milik tim penulis 41
OBAT-OBATAN PRIBADI JEMAAH HAJI
Yanti Fitria

SIAPA SAJA YANG PERLU MEMBAWA OBAT-OBATAN PRIBADI ?


Semua jemaah haji perlu membawa obat-obatan pribadi dari tanah air.

MENGAPA JEMAAH HAJI HARUS MEMBAWA OBAT-OBATAN PRIBADI ?


Hampir bisa dipastikan seluruh jemaah haji akan menurun kondisi stamina dan fisiknya
selama prosesi ibadah haji. Di setiap kloter tentunya akan ditempatkan para petugas
kesehatan yang dilengkapi dengan stok obat-obatan yang cukup selama berada di Arab Saudi.
Namun jemaah haji yang mampu mandiri akan sangat membantu proses pelayanan,
mengingat banyaknya jemaah lansia dan risiko tinggi di setiap kloter yang membutuhkan
berbagai macam tindakan dan obat-obatan. Dengan demikian, membawa obat-obatan pribadi
dari tanah air, akan memudahkan jemaah itu sendiri menjaga kesehatannya tetap prima,
karena obat yang dibawa tentunya sudah dikenal dan cocok dipakai. Terlebih lagi para
jemaah yang mempunyai penyakit kronis menahun dan penyakit khusus, tentunya obat yang
di minum sangat individual dan membutuhkan stok banyak. Dengan membawa obat sendiri
akan menjamin tersedianya obat yang cocok yang dibutuhkan selama prosesi ibadah haji,
sehingga ibadah haji pun dapat berjalan dengan lancar.

OBAT APA SAJA YANG PERLU DIBAWA OLEH JEMAAH HAJI ?


Obat yang perlu dibawa terbagi atas 2 macam, yaitu :
1. Obat-obatan ringan/ umum
Obat golongan ini diperuntukkan untuk antisipasi penyakit/ gangguan yang sering dialami
selama prosesi ibadah haji. Jemaah haji bisa mendapatkannya di puskesmas atau membeli
secara bebas di toko obat dan apotek. Yang tergolong obat golongan ini dan dianjurkan
untuk dibawa sebagai berikut :
a. Obat anti mabuk perjalanan
Adalah golongan obat yang dapat mengurangi keluhan tidak nyaman yang muncul selama
di perjalanan seperti pusing, mual, muntah, dll. Contoh obatnya adalah antimo,
dimenhidrinat.

SEHATI
Untuk kemashlahatan umat, Tidak untuk diperjual-belikan
Seluruh isi adalah milik tim penulis 42
b. Obat analgetik
Adalah golongan obat yang dapat membantu mengatasi rasa nyeri seperti sakit kepala,
sakit gigi, nyeri badan karena kecapekan. Contoh obatnya seperti paracetamol, asam
mefenamat, ibuprofen. meloxicam, dll
c. Obat batuk
Obat batuk dapat dibedakan menjadi 2 macam, dimana komponen yang terkandung
tersebut, dapat di cek pada label komposisi di kemasan obat.
Pertama, obat untuk batuk berdahak, biasanya mengandung ekspektoran yang berfungsi
membantu mengeluarkan dahak, contohnya gliseril guaiakolat dan amonium klorid, serta
yang mengandung mukolitik yang berfungsi mengencerkan dahak. Contoh obatnya adalah
OBH, woods ekspektoran, laserin, dll.
Kedua, obat untuk batuk kering atau tidak berdahak, biasanya mengandung
dekstrometorfan yang berfungsi sebagai penekan batuk. Contoh obatnya adalah Bisolvon
antitusif, woods antitusif, dll.
d. Obat pilek (influenza)
Obat pilek setidaknya mengandung 3 macam komponen yang dapat di cek pada label
komposisi di kemasan obat.
Pertama, anti nyeri dan anti demam, misalnya paracetamol, asam mefenamat, ibuprofen
dll.
Kedua, dekongestan yang berfungsi untuk meringankan hidung tersumbat, misalnya
pseudoefedrin, phenilpropanalamin, dll.
Ketiga, anti alergi (antihistamin) untuk gejala bersin dan gatal pada hidung; tenggorokan.
Contoh obatnya antara lain neozep, sanaflu, decolgen, demacolin, alpara,
e. Obat maag
Adalah golongan obat yang dapat mengatasi kelebihan asam lambung yang menimbulkan
rasa sebah, mual, kembung, dll. Contoh obatnya adalah sanmaag, mylanta, lansoprazole,
omeprazole, dll
f. Obat diare
Adalah golongan obat yang dapat mengatasi keluhan buang air besar encer lebih dari
3x/hari. Contoh obatnya adalah loperamid, enterostop, diatab, biodiar, dll.

SEHATI
Untuk kemashlahatan umat, Tidak untuk diperjual-belikan
Seluruh isi adalah milik tim penulis 43
g. Obat alergi
Adalah golongan obat yang dapat mengatasi reaksi berlebihan pada cuaca, debu, makanan,
dll. Contoh obatnya adalah CTM, ceterizin, loratadin, dll.
h. Obat immunomodulator, antioksidan dan vitamin
Adalah golongan obat yang dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh dan
memperbaiki sel-sel sehingga tidak mudah sakit. Misalnya immunos, imboost, asthin
force, neurobion dll.
i. Obat topikal
Adalah golongan obat yang tidak diminum, namun dapat dioleskan atau di hisap untuk
mengurangi keluhan tertentu yang sifatnya ringan dan terlokalisir, misalnya molacream
untuk pegal, balsem/ minyak kayu putih untuk gatal-gatal, betadine dan hansaplast untuk
luka dan lecet dll.

2. Obat-obatan khusus
Golongan obat ini adalah obat-obat yang khusus untuk jemaah haji dengan penyakit
tertentu, misal penyakit kronis dan menahun. Atau obat untuk kondisi tertentu misal obat
penunda haid untuk perempuan. Obat-obat ini diperoleh melalui pemeriksaan terlebih dahulu
dan harus dengan rekomendasi dokter untuk mendapatkan hasil yang optimal. Sebagian obat
dapat dibeli bebas dan adapula yang harus menggunakan resep dokter.
Beberapa contoh obat-obatan khusus yang banyak digunakan :
Obat kolesterol : simvastatin, atorvastatin, fenofibrat, dll
Obat tekanan darah tinggi : amlodipin, captopril, nifedipin, candesartan, furosemid dll
Obat jantung : digoxin, ISDN, clopidogrel dll
Obat asam urat : allopurinol dll
Obat diabetes mellitus : insulin, metformin, glibenklamid, dll
Obat asma : salbutamol, aminofilin
Obat penunda haid : regumen, primolut, pil KB
Ada pula obat-obatan yang sifatnya sangat spesifik misal obat TBC, obat kemoterapi, obat
anti retroviral, obat antipsikotik, obat KB suntik, dll sesuai dengan kondisi jemaah yang
bersangkutan berdasarkan resep dokter.

SEHATI
Untuk kemashlahatan umat, Tidak untuk diperjual-belikan
Seluruh isi adalah milik tim penulis 44
KAPAN MULAI MENYIAPKAN OBAT-OBATAN TERSEBUT?
Jemaah haji hendaknya menyiapkan obat-obatan yang akan dibawanya setidaknya
sebulan sebelum keberangkatan agar tidak tergesa-gesa dan persiapan nya optimal, karena
semakin dekat dengan hari keberangkatan, persiapan yang harus dilakukan semakin banyak,
sehingga bisa saja tidak ada lagi waktu atau lupa untuk menyiapkan, atau obat tertinggal di
rumah. Terlebih lagi untuk obat-obat khusus yang memerlukan waktu untuk proses
pemeriksaan dan rekomendasi dari dokter.

Untuk memudahkan, jemaah haji dapat membuat checklist seperti contoh berikut ;
N NAMA BARANG Jumlah Checklist
O
1 Obat2an penyakit kronis/rutin diminum + copy salinan resep/ket.
Dokter
2 Obat2an pribadi biasa (persiapan)
3 Obat penunda haid
4 Minyak angin, minyak kayu putih,minyak telon, balsem gosok
5 Pelembab kulit, pelembab bibir
6 Kacamata hitam
7 Topi, payung
8 Masker
9 Sprey / Semprotan
10 Botol minum
11 Kanebo
12 Handuk kecil
13 Sabun cuci tangan tanpa bilas
14 Sandal
15 Kantong plastic tempat sandal
16 Tissue kering
17 Tissue basah
18 Kartu kesehatan Jemaah Haji
19 Kartu jaminan kesehatan Nasional
20

BERAPA BANYAK OBAT-OBATAN YANG HARUS DIBAWA?


Untuk obat-obatan ringan dapat dibawa secukupnya misal 5 tablet diletakkan di dalam tas
kabin.
Untuk obat-obatan khusus, dibawa sesuai jumlah hari di Arab Saudi dan jika memungkinkan
membawa berlebih untuk antisipasi obat tercecer, hilang dll.

SEHATI
Untuk kemashlahatan umat, Tidak untuk diperjual-belikan
Seluruh isi adalah milik tim penulis 45
DIMANA TEMPAT MENYIMPAN OBAT?
Obat-obatan yang dibawa sebagian di simpan di dalam tas paspor atau tas kabin sejumlah
yang diperlukan selama di perjalanan hingga tiba ke maktab. Sedangkan sisanya dapat di
simpan di dalam koper bagasi.
Pada jenis obat tertentu misal obat suntik yang memerlukan wadah tertentu, dapat
dikoordinasikan dengan petugas kesehatan kloter untuk proses membawa obat tersebut.

BAGAIMANA PROSES PENGESAHAN MEMBAWA OBAT ?


Agar obat-obatan yang dibawa dapat diizinkan memasuki negara Arab Saudi, maka semua
obat yang dibawa jemaah harus dituliskan dalam formulir yang telah disediakan dan
dibagikan oleh Dinas Kesehatan di tempat asal.
Ketika berada di asrama embarkasi, jemaah haji akan di bantu petugas kesehatan kloter untuk
meminta validasi/ tanda tangan dari petugas KKP embarkasi untuk pengesahan formulir
tersebut.
Untuk golongan obat-obatan khusus, dapat dilampiri dengan surat keterangan dokter yang
merawat di tempat asal terkait diagnosis dan obat yang direkomendasikan.
Berikut ini adalah formulir obat yang dimaksud, isilah formulir ini dengan lengkap terkait
nama, jenis dan jumlah obat yang dibawa :

SEHATI
Untuk kemashlahatan umat, Tidak untuk diperjual-belikan
Seluruh isi adalah milik tim penulis 46
SEHAT JIWA SELAMA BERHAJI
Yanti Fitria

Tips Menjaga Kesehatan Jiwa Selama Berhaji


Mengapa kesehatan jiwa menjadi penting? Karena jiwa merupakan bagian integral
dari kesehatan. Sesempurna apapun fisik yang dimiliki, bila jiwa kurang sehat, maka kualitas
hidup akan berkurang. Kesehatan jiwa merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh semua
orang, terlebih lagi para jemaah haji yang akan menjemput panggilan mulia dari Allah SWT.
Sebagai orang asing yang berangkat ke negeri orang, jemaah haji dari berbagai
negara tentu dilanda kekhawatiran tersendiri saat di Tanah Suci. Bahkan kemungkinan akan
terjadi perbedaan sosial budaya yang berpotensi menimbulkan stress. Stress yang berlebihan
dapat mengganggu kesehatan jiwa seseorang. Selanjutnya, orang yang terganggu kesehatan
jiwa nya, baik ringan maupun berat, dapat terjadi peningkatan pembentukan radikal bebas
dan proses peradangan dalam tubuh, yang akan menurunkan daya tahan tubuh, yang akhirnya
memancing munculnya beragam penyakit fisik. Dengan demikian, sehat jiwa selama berhaji
menjadi sangat penting untuk diperhatikan oleh para jemaah haji.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) merumuskan 8 ciri orang yang sehat jiwanya.
Berikut ini adalah ke delapan poin tersebut dan bagaimana tips mendapatkannya selama
berhaji :

1. Dapat menyesuaikan diri secara konstruktif pada kenyataan


Poin ini merujuk pada kemampuan menghadapi stress dan menyesuaikan diri terhadap
kondisi yang baru di Tanah suci. Langkah pertama untuk mencapai poin ini adalah dengan
meluruskan niat ibadah haji karena ingin mendapat ridha Allah SWT. Selanjutnya,
melakukan persiapan yang lengkap mulai dari tanah air, yakni mengikuti manasik,
memeriksakan kesehatan, olahraga, menyiapkan perbekalan, memahami seluk beluk
akomodasi di Tanah Suci, menyiapkan keluarga yang ditinggalkan, dan lain-lain. Semakin
matang persiapan sebelum berangkat ke Tanah Suci, proses penyesuaian diri nantinya akan
lebih mudah. Kemudian, setibanya di Tanah suci, pilihlah kegiatan dengan menyesuaikan
antara kemampuan dan keinginan ibadah yang akan dilaksanakan, sehingga tidak
memaksakan diri untuk beribadah di luar batas kemampuan. Hendaknya memahami antara

SEHATI
Untuk kemashlahatan umat, Tidak untuk diperjual-belikan
Seluruh isi adalah milik tim penulis 47
ibadah yang bersifat wajib dan sunah, agar rangkaian ibadah haji yang paling utama dapat
diselesaikan dengan optimal.

2. Memperoleh kepuasan dari usahanya atau perjuangan hidupnya


Poin ini dapat dicapai dengan meyakini bahwa saat ibadah haji adalah saat terindah
yang telah lama ditunggu dalam hidup. Keyakinan demikian dapat mengurangi rasa lelah dan
meningkatkan kepuasan dalam melakukan rutinitas di Tanah Suci. Pikiran manusia sangat
sugestif terhadap ide-ide. Bila jemaah terus meyakinkan dirinya bahwa saat ibadah haji
merupakan saat terindah dalam hidup, maka akan indah pula lah jadinya.

3. Merasa lebih puas memberi daripada menerima


Poin ini dapat dicapai dengan meningkatkan keikhlasan. Ikhlas dalam berbagi, dalam
berjuang bersama, dan tidak menuntut untuk diperlakukan lebih atau yang pertama dari orang
lain. Selain itu, dapat dicapai dengan memperbanyak sedekah, baik itu sedekah senyum,
sedekah tenaga, misalnya membantu mengangkat koper jemaah lansia, maupun sedekah
materi terhadap kaum dhuafa di Tanah Suci.

4. Merasa bebas secara relatif dari ketegangan dan kecemasan


Poin ini dapat dicapai dengan senantiasa mempertahankan dan meningkatkan sikap
tawakal kepada Allah SWT, berpikir positif dan selalu optimistis dalam menghadapi segala
hal yang dialami pada setiap rangkaian ibadah haji. Daripada sibuk memikirkan hal-hal buruk
yang belum tentu menimpa, lebih baik menyiapkan rencana untuk esok dengan optimis dan
semangat. Tanyakan kepada petugas atau pembimbing haji tentang apa yang perlu disiapkan
untuk kegiatan yang mungkin sudah dijadwalkan esok hari. Kesiapan menjalani esok hari
akan mengurangi rasa tegang dan cemas.

5. Dapat menerima kekecewaan untuk dipakainya sebagai pelajaran di kemudian


hari
Poin ini dapat dicapai dengan hendakhya senantiasa sabar disertai ikhtiar yang
optimal dalam mencari jalan keluar ketika menghadapi masalah, memperbanyak zikir dan
shalat disertai bermunajat kepada Allah SWT, agar diberi hikmah atas segala hal yang
dihadapi. Realitas yang dihadapi di Tanah Suci memang kadang tidak selalu sesuai dengan

SEHATI
Untuk kemashlahatan umat, Tidak untuk diperjual-belikan
Seluruh isi adalah milik tim penulis 48
ekspektasi atau harapan. Misalnya, berjejal di bus, katering terlambat, koper tertukar maktab,
kepanasan dan lain-lain. Dalam kondisi ini, ingatlah selalu bahwa setiap jemaah haji berada
di Tanah Suci yang mungkin Allah akan hadirkan cobaan-cobaan untuk menempa jemaah
haji menjadi insan yang lebih baik.

6. Dapat berhubungan dengan orang lain secara tolong menolong dan saling
memuaskan.
Poin ini dapat dicapai dengan menyelipkan canda tawa (tapi tidak berlebihan) di
tengah kesibukan beribadah. Saling membantu dan menyemangati dengan sesama jemaah.
Pada saat melaksanakan ibadah haji, terbuka kesempatan untuk menjalin persaudaraan baru,
dipertemukan oleh Allah dalam momen yang tidak dapat ditemui pada bulan-bulan lain,
sehingga jalinlah hubungan baik yang silaturahminya tetap terjaga hingga pulang ke Tanah
Air.

7. Dapat mengarahkan rasa permusuhan pada penyelesaian yang kreatif dan


konstruktif
Poin ini dapat dicapai dengan senantiasa berusaha menjaga sikap dengan bijak dan
mengendalikan diri ketika ada hal yang tidak menyenangkan. Jemaah haji berangkat dengan
orang yang sebelumnya belum dikenal, memang akan rentan terjadi konflik karena pelayanan
ataupun sikap sesama jemaah. Ingatlah selalu emosi tidak akan menyelesaikan masalah
bahkan dapat memperparah kondisi fisik, misal tekanan darah tinggi.

8. Mempunyai rasa kasih sayang yang besar


Poin ini dapat dicapai mulai dari menyayangi diri sendiri seperti mempertahankan
dan meningkatkan daya tahan tubuh dengan gizi yang halal dan baik, cukupi kebutuhan air
minum, tidak merokok, istirahat dan tidur yang cukup, minum obat untuk yang mempunyai
penyakit kronis atau melakukan pemeriksaan kesehatan rutin. Kemudian saling menyayangi
sesama ciptaan Allah, misal tidak menimbulkan konflik antar jemaah, mengikuti kegiatan
sesuai waktu yang dijadwalkan, tidak melakukan hal-hal berbau syirik yang dapat
menimbulkan masalah hukum, hingga tidak menyakiti binatang. Termasuk pula menyayangi
lingkungan seperti tidak merusak properti di maktab.

SEHATI
Untuk kemashlahatan umat, Tidak untuk diperjual-belikan
Seluruh isi adalah milik tim penulis 49
Tips Menenangkan Diri Dengan Latihan Relaksasi
Latihan relaksasi dapat dipraktikkan dengan mudah oleh jemaah dan berguna untuk
mengurangi serangan cemas misalnya pada saat lepas landas pesawat, berada di tempat yang
ramai, menunggu antrian lama, dll.
Berikut ini langkah-langkahnya :
1. Duduklah dengan nyaman, punggung tegak, rileks kan tangan dan kaki
2. Dapat dilakukan sambil menutup mata sambil membayangkan tempat yang membuat
perasaan nyaman (jika memungkinkan)
3. Tarik nafas melalui hidung dengan perlahan hingga hitungan ke 3 (hitunglah dalam hati 1-
2-3), sambil dinikmati aliran udara yang masuk dan menghidupi sel-sel di tubuh kita
4. Tahan nafas hingga hitungan ke 3 dengan perlahan
5. Hembuskan nafas melalui mulut hingga hitungan ke 3 dengan perlahan, lepaskan
sebanyak mungkin udara dengan mengkontraksikan otot perut, dan katakan rileks
dindalam hati
6. Tarik nafas kembali, dan ulangi langkah-langkah di atas hingga merasa nyaman dan rileks
7. Untuk hasil optimal, berlatihlah 2 x 5-10 menit per hari meskipun sedang tidak cemas,
hingga terbiasa mengendalikan rasa cemas dan merasa nyaman.

SEHATI
Untuk kemashlahatan umat, Tidak untuk diperjual-belikan
Seluruh isi adalah milik tim penulis 50
TEKNIK PENGATURAN HAID SELAMA BERHAJI
Yanti Fitria

Wanita usia subur umumnya mempunyai siklus haid yang teratur (28 – 30 hari). Karena
prosesi ibadah haji berlangsung selama 41 hari, maka wanita usia subur yang akan
melakukan ibadah haji membutuhkan metode pengaturan pola haid agar dapat melakukan
semua rukun haji.
Cara merubah pola haid ada 2 metode :
1. Memajukan jadwal haid. Cara ini jarang sekali digunakan karena sebagian besar wanita
ingin memundurkan siklus haidnya
2. Menunda jadwal haid. Paling sering dan lebih mudah dilakukan.
Beberapa metode untuk menunda haid :
1. Menggunakan pil Primolut, regumen: diminum 2-3 x 1 tablet /hari
2. Menggunakan pil Lutenyl : diminum 1x1 tablet / hari
3. Meneruskan jadwal suntik KB
4. Pil KB kombinasi, dapat digunakan dengan melewatkan pil yang diminum saat menstruasi
Penting untuk diperhatikan :
• Pengaturan haid saat haji akan memberikan hasil lebih baik apabila dilakukan pengaturan
siklus haid minimal 3 (tiga) bulan sebelumnya
• Berkonsultasi dengan dokter sebelumnya untuk memilih metode pengaturan haid yang
paling tepat
• Obat pengatur haid harus diminum secara teratur dalam waktu yang sama
• Obat pengatur haid umumnya hanya efektif dalam menunda haid selama 14 hari.
• Stress dan kelelahan dapat mempercepat terjadinya haid
• Beberapa efek samping penudaan haid adalah mual – muntah, pusing, ketidaknyaman
payudara, perubahan siklus haid, bercak perdarahan (spotting), kembung, gangguan emosi
dll

SEHATI
Untuk kemashlahatan umat, Tidak untuk diperjual-belikan
Seluruh isi adalah milik tim penulis 51
EVALUASI KESEHATAN SEKEMBALI DI TANAH AIR
Yanti Fitria

Selama di Tanah Suci, jemaah haji berkontak dengan orang dari berbagai negara, yang
memungkinkan adanya penularan penyakit yang dibawa oleh jemaah dari negara lain, salah
satunya yang diwaspadai adalah Mers Coronavirus, dengan masa inkubasi 14 hari. Sehingga
bisa saja ketika meninggalkan Tanah Suci, jemaah haji terlihat sehat namun kemudian tanda-
tanda infeksi baru muncul ketika di Tanah Air.
Untuk itu, jemaah haji dibekali dengan Kartu Kewaspadaan Kesehatan Jemaah Haji
(K3JH), yang akan diserahkan oleh petugas kesehatan di debarkasi (tempat kedatangan).
K3JH berisi list tanda-tanda infeksi yang diisi setiap hari oleh jemaah haji untuk deteksi dini
penyakit menular dan berbahaya yang terbawa dari Arab Saudi. Jika dalam waktu 14 hari
setelah pulang, jemaah haji mengalami keluhan-keluhan yang memberat seperti demam dan
sesak, maka jemaah haji diminta segera kontrol kesehatan ke puskesmas dengan membawa
K3JH. Sedangkan untuk jemaah haji yang tidak ada keluhan, setelah semua kolom terisi
sesuai jumlah hari yang ditentukan, maka jemaah haji wajib mengembalikan K3JH tersebut
ke puskesmas terdekat.

SEHATI
Untuk kemashlahatan umat, Tidak untuk diperjual-belikan
Seluruh isi adalah milik tim penulis 52
Jemaah haji juga disarankan untuk beristirahat, mengurangi aktivitas dan makan
makanan bergizi, setidaknya 14 hari setelah kepulangan untuk mengembalikan stamina dan
mencegah penurunan daya tahan tubuh setelah proses ibadah haji di Arab Saudi yang cukup
panjang.

SEHATI
Untuk kemashlahatan umat, Tidak untuk diperjual-belikan
Seluruh isi adalah milik tim penulis 53
PEMANFAATAN AKUPRESUR DAN BAHAN ALAMI TRADISIONAL
SELAMA BERHAJI
Mas’ud Ruga Idris

Pelayanan kesehatan terbagi dalam dua kategori dalam hal ini adalah pelayanan
konvensional dan non konvensional. Pelayanan non konvensional termasuk adalah non
tradisional/ complementary medicine (CM) dan tradisional.

PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL


• TRADITIONAL MEDICINE menurut (WHO) adalah Gabungan pengetahuan,
keterampilan dan praktik yang berdasarkan pada teori, keyakinan, dan pengalaman
yang dari kebudayaan tertentu, baik yang dapat dijelaskan maupun tidak, yang
digunakan dalam pemeliharaan kesehatan serta pencegahan, diagnosis, perbaikan atau
pengobatan penyakit fisik dan mental
• PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL menurut (UU NO.36/2009 ttg
Kesehatan) adalah Pengobatan dan/atau perawatan dengan cara dan obat yang
mengacu pada pengalaman dan keterampilan turun temurun secara empiris yang dapat
dipertanggungjawabkan dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di
masyarakat

Pelayanan kesehatan sederhana sebagaimana (PP No. 103 Th 2014) dalam hal ini kita
kenal dengan cara pengobatan atau perawatan dalam hal ini antara lain:
Ramuan SEHAT
Kekayaan alam hayati berupa tumbuh-tumbuhan yang berjumlah lebih kurang 30.000
spesies tanaman. Dari jumlah spesies yang ada tersebut diantaranya 7.000 spesies berkhasiat
obat dan 940 jenis telah teridentifikasi, serta 283 jenis sudah terdaftar. (sumber: Kemenkes
RI, yayasan kesehatan tradisional). Potensi kekayaan alam berupa tanaman obat telah

SEHATI
Untuk kemashlahatan umat, Tidak untuk diperjual-belikan
Seluruh isi adalah milik tim penulis 54
dimanfaatkan sejak dahulu kala oleh para leluhur dan penyehat tradisional (Hattra) untuk
mengatasi gangguan kesehatan.

RAMUAN dapat berupa tumbuhan, hewan, mineral, sari


KETERAMPILAN dapat berupa manual, olah pikir, energi
GABUNGAN dapat berupa ramuan dan keterampilan dalam satu kesatuan pelayanan
kesehatan tradisional komplementer

Pengetahuan & keterampilan jemaah haji saat dalam penerbangan & pemondokan
dapat melakukan cara/tips berikut ini :

Pemanfaataan Taman Obat Keluarga (TOGA)


Taman Obat Keluarga kita ketahui mempunyai manfaat yang baik untuk kesehatan
keluarga karena sebagai bahan alami yang digunakan oleh masyarakat secara turun temurun
dilingkungan keluarga. Sekumpulan tanaman berkhasiat obat untuk kesehatan keluarga yang
ditata menjadi sebuah taman dan memiliki nilai keindahan.

Pemanfaatan Akupresur
Perawatan kesehatan tradisional dikenal dengan keterampilan yang
dilakukan melalui teknik penekanan di permukaan tubuh pada titik akupunktur dengan
menggunakan jari, atau bagian tubuh lain, atau alat bantu yang berujung tumpul, dengan
tujuan untuk perawatan kesehatan.

SEHATI
Untuk kemashlahatan umat, Tidak untuk diperjual-belikan
Seluruh isi adalah milik tim penulis 55
PEMANFAATAN SECARA MANDIRI BAGI DIRI SENDIRI DAN KELUARGA
JEMAAH HAJI
Berikut ini adalah cara memelihara kesehatan dan mengatasi gangguan kesehatan
ringan dengan ramuan sehat dan akupresur :

Petunjuk Umum Membuat Ramuan:


1. Peralatan yang digunakan untuk membuat

2. JANGAN MENGUNAKAN peralatan dari alumunium, timah, tembaga karena mudah


bereaksi dengan tanaman obat
3. Pembuatan ramuan obat tradisional dari
bahan segar dengan mendidihkan air terlebih dahulu à masukan bahan à biarkan
10-15 mnt diatas api kecil
4. Urutan memasukan bahan obat dalam merebus didahulukan yang berbahan keras,
setelah itu masukan bahan yang lebih lunak

Berikut beberapa contoh tanaman obat yang sering digunakan

Jahe Merah Sereh Pegagan

Meniran
Pala Ketumbar

SEHATI
Untuk kemashlahatan umat, Tidak untuk diperjual-belikan
Seluruh isi adalah milik tim penulis 56
Daun Kelor Kunyit Daun Katuk

Seledri Sambiloto

Petujuk AKUPRESUR
1. Teknik penekanan :
30 kali hitungan sampai terasa ngilu dilakukan 1-2 kali sehari
2. Alat yang digunakan :
Jari tangan, telapak tangan,siku, alat bantu lain yang berujung tumpul.
3. Bahan: Minyak/ pelicin
4. Kondisi yang TIDAK DIANJURKAN akupresur
Terlalu lapar/terlalu kenyang
Hamil : sekitar perut bagian bawah, pungung tangan, bahu (titik akupresur yang tidak
boleh dipijat)
Tubuh sangat lemah
Anak tidak kooperatif
Anak dalam keadaan sakit

SEHATI
Untuk kemashlahatan umat, Tidak untuk diperjual-belikan
Seluruh isi adalah milik tim penulis 57
AKUPRESUR MENINGKATKAN NAFSU MAKAN
Lokasi yang terletak pada 3 jari di atas pertengahan pergelangan
tangan bagian dalam.

Lokasi yang terletak di punggung tangan pada tonjolan tertinggi


ketika ibu jari dan telunjuk dirapatkan.

Lokasi yang terletak 4 jari di bawah tempurunglutut di tepi luar


tulang kering.

AKUPRESUR MENGATASI ANEMIA


Mengatasi anemia bisa dilakukan pemijatan pada lokasi yang
terletak 3 jari di atas dan sisi dalam tempurung lutut.

Lokasi yang terletak di punggung sejajar dengan tepi bawah


tulang belikat, selebar 2 (dua) jari tangan ke samping kiri dan
kanan dari garis tengah. Lokasi yang terletak di pinggang sejajar
dengan pusar, selebar 2 (dua) jari tangan ke samping kiri dan
kanan dari garis tengah.

AKUPRESUR MENGATASI KRAM OTOT TUNGKAI


Kram otot/pegal linu tungkai bawah ditandai dengan ketegangan otot disertai rasa nyeri.

Bahan Ramuan Sehat:

DAUN LANDEP KAPUR SIRIH

Daun landep ½ genggam, Kapur sirih ½ sendok teh, Air matang 2 sendok makan

SEHATI
Untuk kemashlahatan umat, Tidak untuk diperjual-belikan
Seluruh isi adalah milik tim penulis 58
Cara pembuatan
Daun landep dari jenis berbunga kuning
ditumbuk halus dengan kapur sirih, tambahkan air dan aduk sampai rata.
Cara pemakaian
Dilumurkan di bagian yang sakit 2 kali sehari.
Perhatian
Hindari pemakaian pada kulit yang peka.
Keterangan : Ramuan ini hanya digunakan untuk dewasa.

Akupresur untuk kram otot/pegal linu tungkai bawah dapat dilakukan


pemijatan pada bagian paha yang letaknya sejajar ujung jari tengah
pada posisi tubuh berdiri dan lengan menggantung di sisi paha.

Lokasi yang terletak di bawah tonjolan tulang,


sisi bawah luar lutut.

Lokasi yang terletak di lekukan bagian bawah otot betis.

AKUPRESUR MENGATASI SAKIT KEPALA


Sakit kepala migrain ditandai dengan timbulnya rasa sakit pada sebagian sisi kepala

1. Bahan Ramuan Sehat:


Bawang putih 1 siung
Pegagan\ Antanan 1 jumput
Air 1 ½ gelas

2. Cara pembuatan
Bawang putih dimemarkan, campur
kan semua bahan kemudian direbus dalam air mendidih selama 10-15 menit dengan api
kecil

SEHATI
Untuk kemashlahatan umat, Tidak untuk diperjual-belikan
Seluruh isi adalah milik tim penulis 59
3. Cara pemakaian
Air rebusan Pegagan Diminum 3 kali sehari, masing-masing 1/3 gelas.
4. Perhatian
Hindari takaran yang berlebih. Tidak diperkenankan bagi yang sedang mengkonsumsi
obat pengencer darah, ibu hamil dan yang sensitif terhadap bawang putih.

Keterangan :
Ramuan ini hanya bisa digunakan untuk usia dewasa.

Akupresur untuk Sakit Kepala


Untuk mengurangi sakit kepala / pusing dapat dilakukan pemijatan
pada lokasi yang letaknya di daerah kepala bagian depan, yang
terletak di lekukan tulang pelipis, sejajar dengan sudut mata luar
Lokasi yang terletak di belakang kepala, 1 ibu jari tangan dan di atas
batas rambut bagian belakang.
Untuk sakit kepala daerah puncak kepala, dapat dilakukan pemijatan
pada lokasi yang terletak di puncak kepala
Lokasi yang terletakdi puncak bahu, pertengahan antara tengkuk
dan pangkal lengan.
Lokasi yang terletak di punggung tangan pada tonjolan tertinggi
ketika ibu jari dan telunjuk dirapatkan.
Lokasi yang terletak di punggung kaki pada cekungan antara
pertemuan tulang telapak kaki ibu jari dan jari kedua kaki.

AKUPRESUR MENGATASI SUSAH TIDUR DAN STRESS


Akupressur mengatasi stress dapat dilakukan pemijatan pada lokasi
tiga jari di atas pergelangan tangan bagian dalam
Lokasi yang terletak di lekukan garis pergelangan tangan bagian
dalam, segaris dengan jari kelingking.
Lokasi yang terletak di belakang kepala, 1 ibu jari di atas batas
rambut bagian belakang.

SEHATI
Untuk kemashlahatan umat, Tidak untuk diperjual-belikan
Seluruh isi adalah milik tim penulis 60
Bahan Ramuan Sehat :
Biji Pala 1/5 bagian
Madu 1 sendok mkn
Air Panas 1 cangkir
Cara Pembuatan
1/5 bagian biji pala ditumbuk halus. Seduh dengan 1 cangkir air hangat dan madu 1 sendok
makan.
Cara Pemakaian
Diminum 1-2 kali sehari dalam kedaan hangat

AKUPRESUR UNTUK LANJUT USIA

MENINGKATKAN DAYA TAHAN TUBUH


Daya tahan tubuh adalah kemampuan yang dimiliki tubuh untuk melindungi diri dari
berbagai serangan penyakit.

Bahan Ramuan Sehat:


Jahe emprit/ jahe merah : 1 Ibu jari
Pegagan : 1 jumput
Temulawak : 1 iris
Gula Merah : secukupnya
Air : 1 ½ gelas

Cara pembuatan
Jahe dan temulawak dimemarkan. Pegagan dan gula merah dipotong kecil-kecil. Semua
bahan dicampur dan direbus di dalam air mendidih selama 10-15 menit dengan api kecil.
Ramuan diminum hangat-hangat 2 kali sehari sebanyak 1 gelas.

SEHATI
Untuk kemashlahatan umat, Tidak untuk diperjual-belikan
Seluruh isi adalah milik tim penulis 61
Perhatian
Hindari penggunaan untuk ibu hamil dan sedang mengonsumsi obat pengencer darah.

Keterangan : Ramuan bisa juga digunakan pada usia kerja.

Akupresur meningkatkan daya tahan tubuh :


Akupresur untuk meningkatkan daya tahan tubuh dapat dilakukan
pemijatan pada lokasi yang letaknya 4 jari di bawah lutut di tepi luar
tulang kering .

Lokasi yang letaknya 4 jari di atas mata kaki bagian dalam. Pijatan
lokasi ini dilakukan dengan posisi kaki disilangkan ke atas paha.

Lokasi yang terletak di punggung tangan pada tonjolan tertinggi


ketika ibu jari dan telunjuk dirapatkan.

MENGATASI NYERI PINGGANG


Nyeri pinggang adalah kondisi yang ditandai dengan ketegangan pada otot pinggang disertai
rasa nyeri.

Bahan Ramuan Sehat:


Jahe merah : 1 jempol
Sereh : 2 batang
Gula merah : 1 sdm
Garam : seujung sendok teh
Air : 2 gls

Cara pembuatan
Jahe dibakar dan memarkan, masukkan bersama sereh dalam air mendidih. Tunggu 10 menit
tambah kan gula merah serut dan garam, adukaduk dan dinginkan.

Cara pemakaian: Minum 2 kali sehari.

SEHATI
Untuk kemashlahatan umat, Tidak untuk diperjual-belikan
Seluruh isi adalah milik tim penulis 62
Akupresur mengatasi nyeri pinggang :
Akupresur untuk mengatasi nyeri pinggang dapat dilakukan pemijatan
pada lokasi yang letaknya di pinggang sejajar dengan pusar, selebar
2 jari tangan ke samping kiri dan kanan dari garis tengah tubuh.
Lokasi yang terletak di pertengahan lipat lutut.

SEHATI
Untuk kemashlahatan umat, Tidak untuk diperjual-belikan
Seluruh isi adalah milik tim penulis 63
TIM PENULIS

Dr. Amira

Tempat, Tanggal Lahir : Bandar Lampung, 23 Agustus 1990

Domisili : Jakarta

Tempat kerja : Puskesmas Kecamatan Duren Sawit

Email : dr.mira23@gmail.com

Pengalaman bertugas : TKHI 2018

Dr. Dian Shinta Fitriyanti

Tempat, Tanggal Lahir : Banjarmasin, 24 Juni 1987

Domisili : Bekasi

Tempat kerja : Kementerian Kesehatan RI

Email: dian.rorengar@gmail.com

Pengalaman bertugas : PPIH (TPP) 2016 & 2018

Dr. Mardiati

Tempat, Tanggal Lahir : Barito Kuala, 27 Maret 1983

Domisili : Barito Kuala, Kalimantan Selatan

Tempat kerja : Puskesmas Marabahan

Email : mardiatialbirri@yahoo.com

Pengalaman bertugas : TKHI 2014 & 2018


Dr. Mas’ud Ruga Idris

Tempat, Tanggal Lahir : Gorontalo, 5 Oktober 1971

Domisili : Barito Selatan, Kalimantan Tengah

Tempat kerja : Puskesmas Patas

Email : dokter.online27@ymail.com

Pengalaman bertugas : PPIH 2014, TKHI 2009 & 2018

Dr. Yanti Fitria, Sp.KJ

Tempat, Tanggal Lahir : Banjarmasin, 21 Agustus 1985

Domisili : Banjarmasin, Kalimantan Selatan

Tempat kerja : RSUD Ulin Banjarmasin

Email: yan.fitri.kj@gmail.com

Pengalaman bertugas : TKHI 2018, Fasilitator Pelatihan TKHI 2019

Rusman Farid, AMK, SKM

Tempat, Tanggal Lahir : Lapuko, 18 Februari 1987

Domisili : Kendari

Tempat kerja : Lapas Kelas II Kendari

Email : faredmanga@gmail.com

Pengalaman bertugas : PPIH (TGC) 2016 & 2018

Anda mungkin juga menyukai