Anda di halaman 1dari 56

KESEHATA

N HAJI &
UMRAH
Kelompok 2 – Kesehatan Matra
KELOMPOK 2
SYIFA AMALIA
FAUZIYAH NURFIANI. R MAHARANTI
1810713057 1810713083 1810713013

JESSICA Naomi. ALIFAH


S SAFIRA . A DWI DINI. K
10810713088 1810713050 1810713072
POKOK PEMBAHASAN
01 DEFINISI 04 STRATEGI
KESEHATAN HAJI & KEGIATAN KESEHATAN
UMRAH HAJI & UMRAH

02 TUJUAN 05 PENJADWALAN
KEGIATAN KESEHATAN KEGIATAN KESEHATAN
HAJI & UMRAH HAJI & UMRAH

03 LANDASAN 06 INDIKATOR
KEGIATAN KESEHATAN DALAM KESEHATAN
HAJI & UMRAH HAJI & UMRAH
POKOK PEMBAHASAN
PENGENDALIAN
07 PELAYANAN 10 FAKTOR RISIKO
KESEHATAN HAJI & KESEHATAN HAJI & UMRAH
UMRAH

BIMBINGAN & PENYEHATAN


08 PENYULUHAN 11 LINGKUNGAN &
KESEHATAN HAJI & SANITASI MAKANAN
UMRAH KESEHATAN HAJI & UMRAH

BIMBINGAN DAN SURVEILANS


09 PENYULUHAN 12 KESEHATAN MATRA
HAJI & UMRAH
KESEHATAN JAMAAH
HAJI & UMRAH
01
DEFINISI
KEGIATAN KESEHATAN
HAJI & UMRAH
Definisi Kegiatan Kesehatan Haji &
Umrah

Penyelenggaraan kesehatan haji adalah


rangkaian kegiatan pelayanan kesehatan haji
meliputi pemeriksaan kesehatan, bimbingan
dan penyuluhan kesehatan haji, pelayanan
kesehatan, imunisasi, surveilans, SKD dan
respon KLB, penanggulangan KLB dan
musibah massal, kesehatan lingkungan dan
manajemen penyelenggaraan kesehatan haji.
(KMK-RI No. 442/Menkes/SK/VI/2009)
02
TUJUAN
KEGIATAN KESEHATAN
HAJI & UMRAH
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 62 Tahun 2016 tentang
Penyelenggaraan Kesehatan Haji, tujuan Penyelenggaraan Kesehatan Haji adalah:

1. Mencapai kondisi Istitaah Kesehatan Jemaah haji


2. Mengendalikan faktor risiko kesehatan haji
3. Menjaga agar Jemaah haji dalam kondisi sehat selama di Indonesia, selama
perjalanan, dan Arab Saudi
4. Mencegah terjadinya transmisi penyakit menular yang mungkin terbawa keluar
dan/atau masuk oleh Jemaah haji
5. Memaksimalkan peran serta masyarakat dalam Penyelenggaraan Kesehatan Haji.
03
LANDASAN
KEGIATAN KESEHATAN
HAJI & UMRAH
Kesehatan merupakan modal utama dalam penyelenggaraan dan
pelaksanaan ibadah haji

Tingginya aktivitas fisik ibadah haji dan kondisi lingkungan di Arab Saudi,
seperti:
a. suhu udara yang tinggi dan kelembaban udara yang rendah
b. perbedaan lingkungan sosial budaya
c. kepadatan populasi jemaah haji pada saat jemaah melakukan ritual
ibadah haji

Hal tersebut berdampak terhadap status kesehatan jemaah haji Indonesia dan
menjadi salah satu faktor risiko tingginya angka kesakitan dan/atau kematian
jemaah haji Indonesia.
Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa kesehatan haji
merupakan hal yang penting untuk diselenggarakan sebagai bentuk
pengendalian, mengurangi atau bahkan meniadakan faktor risiko yang
mempengaruhi kesehatan calon jemaah, agar calon jemaah haji dapat
melaksanakan ibadah dengan baik dan lancar
04
STRATEGI
KEGIATAN KESEHATAN
HAJI & UMRAH
Permenkes No. 9 Tahun 2021
tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Kesehatan Haji di Arab
Saudi
a. c.
Penguatan pembinaan kesehatan melalui
upaya promotif dan preventif dengan tetap Penguatan pelayanan kesehatan
meningkatkan pelayanan kuratif dan di Arafah, Muzdalifah, dan Mina
rehabilitatif

b. d.
Penguatan fungsi pelayanan melalui
mobilisasi Petugas Penyelenggara Ibadah Penguatan sistem komunikasi
Haji Arab Saudi bidang Kesehatan dan dan informasi antar daerah
Tenaga Kesehatan Haji sesuai situasi dan kerja;
kondisi
Permenkes No. 9 Tahun 2021
tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Kesehatan Haji di Arab
Saudi

e. f.
Penguatan koordinasi antar Penguatan pelindungan kesehatan
petugas penyelenggara dalam pelayanan bergerak, safari
kesehatan haji melalui wukuf, tanazul jemaah haji sakit, serta
pelaksanaan kegiatan yang pelayanan kesehatan jemaah haji sakit
terintegrasi di Arab Saudi pasca operasional.
Kepmenkes Nomor 442/MENKES/SK/VI/2009
○ Meningkatkan kemampuan penyelenggaraan
kesehatan haji yang didukung tenaga
profesional.
o Meningkatkan mutu dan kecukupan
○ Meningkatkan upaya pembinaan, pelayanan sediaan farmasi, alat kesehatan dan logistik
dan perlindungan kesehatan dengan kesehatan haji.
menekankan pendekatan manajemen risiko
dan kemandirian jemaah haji. o Mengembangkan kajian dan penelitian
serta penerapan teknologi bagi
○ Meningkatkan surveilans epidemiologi, SKD- penyelenggaraan kesehatan haji.
respon KLB dan sistem informasi manajemen
kesehatan haji. o Meningkatkan kerjasama dan kemitraan
lintas program, sektor, pusat dan daerah,
○ Memperkuat kemampuan pencegahan dan bilateral dan multilateral dalam
penanggulangan KLB dan musibah massal penyelenggaraan kesehatan haji.
dengan menekankan pengendalian faktor
risiko, imunisasi dan kesiapsiagaan.
05
PENJADWALAN
KEGIATAN KESEHATAN
HAJI & UMRAH
Berikut Contoh Penjadwalan Penyelenggaraan Kesehatan Haji
Berikut Contoh Penjadwalan Penyelenggaraan Kesehatan Haji
Berikut Contoh Penjadwalan Penyelenggaraan Kesehatan Haji
06
INDIKATOR
DALAM KESEHATAN
HAJI & UMRAH
Kepmenkes Nomor 442/MENKES/SK/VI/2009

2. Indikator Pengerahan
1. Indikator Umum Tenaga Kesehatan
● Minimal satu petugas Kloter pernah
Angka kematian jemaah haji
menjadi petugas kesehatan haji 4
< 2/1000 jemaah (jemaah haji wafat tahun terakhir.
adalah jemaah haji yang wafat pada ● Minimal sepertiga jumlah petugas
saat berada di embarkasi, di Arab kesehatan di setiap bidang PPIH, dua
Saudi (selama operasional haji + 14 tahun terakhir pernah bertugas pada
hari), dan di debarkasi sampai bidang tugas yang sama
dengan 14 hari tiba di tanah air ● 100 % petugas kesehatan mengikuti
pelatihan kompetensi teknis
kesehatan dan kompetensi koordinasi
tim di kloter dan PPIH
Kepmenkes Nomor 442/MENKES/SK/VI/2009

4. Indikator Pelayanan
3. Indikator Bimbingan dan Kesehatan
Penyuluhan ○ Kelengkapan dokumen Buku
Kesehatan Jemaah Haji
● Prosentase kunjungan usia lanjut (BKJH) pada usia 60 tahun
ke pelayanan kesehatan keatas lebih dari 70 %
meningkat
● Angka Kematian jemaah haji di ○ Proporsi kesakitan dan
luar sarana kesehatan < 40 % kematian karena gangguan
fungsi jantung dan pernafasan
turun
Kepmenkes Nomor 442/MENKES/SK/VI/2009

5. Indikator Pengendalian
Penyakit 6. Indikator Surveilans

○ Setiap asrama haji dan


Kelengkapan dan ketepatan waktu
pondokan jemaah haji
pendataan harian, Laporan Khusus
memenuhi 80% standar
dan Laporan Akhir, Layanan umum
sanitasi
(COD/OV, info : media, keluarga
○ Tidak Terjadi KLB dan masyarakat)
○ Deteksi dini KLB dan
respon
Kepmenkes Nomor 442/MENKES/SK/VI/2009

7. Indikator Logistik

Tersedianya sediaan - farmasi, alat


kesehatan, peralatan medik dan
logistik kesehatan haji tepat waktu
dan sesuai kebutuhan di setiap
layanan kesehatan haji, baik di tanah
air, dalam perjalanan maupun di
Saudi Arabia.
07
PELAYANAN
KESEHATAN HAJI &
UMRAH
Pelayanan Kesehatan Haji

Pemeriksaan, perawatan dan pemeliharaan


kesehatan jamaah haji yang bertujuan untuk
meningkatkan kondisi kesehatan jamaah
sebelum keberangkatan, menjaga jamaah haji
dalam kondisi sehat selama menunaikan
ibadah haji sampai tiba kembali di tanah air,
serta mencegah terjadinya transmisi penyakit
menular yang mungkin terbawa keluar atau
masuk oleh jamaah haji
• Pelayanan kesehatan merupakan rangkaian pelayanan kesehatan yang
bersifat kontinum dan komprehensif dengan melaksanakan proses
pemeriksaan kesehatan, pengobatan dan pemeliharaan kesehatan
terhadap jemaah haji sesuai standar agar jemaah haji dapat melaksanakan
ibadah haji yang sebaik-baiknya.
• Menteri Kesehatan berkewajiban melakukan pembinaan dan pelayanan
kesehatan ibadah haji, baik pada saat persiapan maupun pelaksanaan
penyelenggaraan ibadah haji dan kewaspadaan terhadap penularan
penyakit yang terbawa oleh jemaah haji, yang dalam pelaksanaannya
berkoordinasi dengan sektor terkait dan pemerintah daerah
Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan
Pelayanan Kesehatan
Pelayanan
Kesehatan di kesehatan selama di
daerah Arab Saudi

1 2 3 4

Pelayanan Pelayanan
kesehatan di kesehatan di
embarkasi dan kelompok terbang
debarkasi
• Setiap Jemaah Haji wajib memiliki jaminan perlindungan kesehatan/asuransi
kesehatan sehingga dapat memperoleh manfaat pelayanan kesehatan
komprehensif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
• Pelayanan Kesehatan Haji di Indonesia diselenggarakan di puskesmas/klinik,
rumah sakit di kabupaten/kota, perjalanan, Embarkasi/Debarkasi, dan rumah
sakit rujukan
Pelayanan Kesehatan di
Daerah
• Perjalanan ibadah haji merupakan
perjalanan dengan kondisi matra haji
yang memerlukan persiapan kesehatan
yang memadai agar ibadah haji dapat
terlaksana dengan baik.
• Oleh karena itu, sebelum keberangkatan
ke tanah suci, jemaah haji memeriksakan
kesehatannya ke unit pelayanan
pemeriksa kesehatan haji di daerah
(pemeriksaan kesehatan sebelum
keberangkatan haji).
Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Keberangkatan
Haji

Pemeriksaan
Pertama Pemeriksaan Kedua
Pemeriksaan dasar di Pemeriksaan rujukan bagi jemaah
Puskesmas bagi semua yang dirujuk oleh puskesma sesuai
jemaah haji dengan status kesehatan setiap
jemaah haji, serta pelaksanaan
imunisasi meningitis bagi jemaah
haji Indonesia
• Berdasarkan hasil Pemeriksaan Kesehatan Pertama dan Pemeriksaan
Kesehatan Kedua, Tim Pemeriksa Kesehatan menerbitkan Surat
Keterangan Kesehatan Jemaah Haji dan dicatat dalam Buku Kesehatan
Jemaah Haji.
• Buku Kesehatan Jemaah Haji akan menjadi salah satu dokumen
kesehatan yang akan diperiksa oleh petugas di Embarkasi Haji.
• Pemeriksaan Kesehatan Pertama dan Pemeriksaan Kesehatan Kedua
dilaksanakan antara waktu sejak selesainya masa Operasional
Penyelenggaraan Haji tahun sebelumnya dan jemaah telah ditetapkan
sebagai jemaah haji yang akan melaksanakan perjalanan ibadah haji pada
tahun berjalan.
• Pemeriksaan kesehatan sudah selesai seluruhnya 1 bulan sebelum
dimulainya Operasional Haji tahun berjalan.
• Mekanisme kerja dan Tim Pemeriksa Kesehatan Pertama dan Tim
Pemeriksa Kesehatan Kedua ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota sesuai peraturan yang ada.
• Kerjasama pelaksanaan pemeriksaan kesehatan jemaah haji antar
Kabupaten/Kota di kordinasikan oleh Dinas Kesehatan Provinsi
setempat.
• Jemaah haji baru saja tiba di daerah (14 hari pertama kedatangan) dan
kemudian memeriksakan diri ke Puskesmas, klinik atau Rumah Sakit
segera dilaporkan ke Dinas Kesehatan setempat sebagai bagian dari
kewaspadaan kemungkinan adanya penyakit menular yang dibawa
jemaah dari Arab Saudi
Pelayanan Kesehatan di Embarkasi dan
Debarkasi

• Pelayanan Kesehatan Haji di


Embarkasi/Debarkasi meliputi,
pemeriksaan kesehatan, pelayanan rawat
jalan, pelayanan rawat darurat,
pemeriksaan laboratorium dan
penunjang, pelayanan rujukan,
pelaksanaan kekarantinaan kesehatan,
dan Penanganan jemaah haji wafat di
pesawat
Pemeriksaan kesehatan Rujukan dan Perawatan di
Poliklinik Embarkasi dan
dilaksanakan dalam rangka Debarkasi bagi jemaah haji sakit Rumah Sakit bagi jemaah haji
menetapkan status kesehatan sakit yang dirujuk oleh PPIH
atau konsultasi kesehatan pada
Jemaah Haji laik terbang atau Bidang Kesehatan
saat tiba di embarkasi/debarkasi
tidak laik Embarkasi/Debarkasi

Rujukan ke daerah tempat


Pemberian alert card K3JH Pemeriksaan kesehatan jemaah tinggal bagi jemaah haji sakit
kepada setiap jemaah haji haji saat kepulangan (debarkasi) yang dirujuk oleh PPIH bidang
Kesehatan Embarkasi/Debarkasi
Pelayanan Kesehatan Selama
Penerbangan

● Pelayanan yang diberikan


dengan kemampuan
pelayanan gawat darurat,
terutama oleh TKHI kloter.
Pelayanan Kesehatan Selama di Arab
Saudi
● Pelayanan Kesehatan Haji di Arab
Saudi meliputi penanganan
kegawatdaruratan/life saving,
rawat jalan, rawat inap, rujukan,
evakuasi, safari wukuf jemaah
haji sakit, dan pemulangan
Jemaah Haji sakit.
• Pelayanan Kesehatan Haji di Arab Saudi diselenggarakan di perjalanan,
Pos Kesehatan di kloter dan/atau Sektor, Pos Kesehatan Satelit, KKHI,
Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Pelayanan Kesehatan Haji di Arab Saudi
dilakukan oleh TKHI, PPIH Arab Saudi Bidang Kesehatan, tenaga
pendukung kesehatan, serta tenaga lainnya.
• Pelayanan rujukan Jemaah Haji selama berada di Arab Saudi dapat
dilakukan di rumah sakit Arab Saudi
Pelayanan Kesehatan Selama di Kelompok
Terbang
● Penyelenggaraan kesehatan haji di
kelompok terbang, terdiri dari
berbagai kegiatan yang seringkali
dilaksanakan sekaligus oleh TKHI
kloter, termasuk didalamnya
kegiatan pelayanan kesehatan
oleh petugas TKHI.
• Pelayanan kesehatan di kelompok terbang sendiri terdiri dari pelayanan
pasif, dimana jemaah haji sakit meminta pelayanan kesehatan pada TKHI
kloter dan pelayanan aktif, dimana TKHI secara aktif dan teratur
melakukan pemeriksaan dan bimbingan kesehatan pada jemaah haji di
pondokan tempat tinggal jemaah, terutama jemaah haji usia lanjut dan
jemaah haji risiko tinggi.
• Pada saat melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan pasif maupun
aktif, TKHI sekaligus melakukan identifikasi kemungkinan adanya KLB
penyakit. Jemaah haji, yang karena kondisi kesehatannya, dapat dirujuk
ke BPHI Sektor, BPHI Daker atau ke RS Arab Saudi
08
BIMBINGAN &
PENYULUHAN
KESEHATAN JAMAAH
HAJI & UMRAH
A. Kegiatan Pembimbingan Kesehatan
Haji
Pembimbingan kesehatan haji merupakan proses pemberian komunikasi,
informasi, dan edukasi kesehatan secara terencana, sistematis, dan
berkesinambungan terhadap jemaah haji sehingga jemaah tersebut dapat
menyesuaikan diri dengan kondisi kesehatan dan lingkungan dalam rangka
mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya.
Bentuk pembimbingan kesehatan haji:

Konseling kesehatan Peningkatan


kebugaran jasmani
Proses konseling ini sangat penting
dalam rangka mengendalikan Bentuk latihan fisik yang dilakukan
faktor risiko penyakit yang sebaiknya disesuaikan dengan
terdapat pada jemaah haji agar kesenangan seperti jalan kaki, jogging,
jemaah haji menyadari faktor-faktor senam aerobik, senam kebugaran
risiko yang ada pada dirinya jasmani, latihan fisik lain seperti
berenang, dan bersepeda
Bentuk pembimbingan kesehatan haji:
Pemanfaatan upaya
kesehatan berbasis Kunjungan rumah
masyarakat
Petugas kesehatan secara berkala akan
Jemaah haji dapat mengikuti melakukan kunjungan rumah untuk
program Posbindu yang dibentuk melakukan pembinaan kepada Jemaah
oleh masyarakat dan dibina oleh haji termasuk memberdayakan
Puskesmas karena Posbindu dapat keluarganya sehingga tercapai
dibentuk dalam kelompok jemaah peningkatan status kesehatan jemaah
haji haji.
B. Kegiatan Penyuluhan Kesehatan Haji
Penyuluhan kesehatan haji adalah proses penyampaian pesan kesehatan
secara singkat dan jelas yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan
dan mengubah perilaku jemaah haji seperti yang diharapkan.

Tujuan umumnya adalah untuk meningkatkan kondisi kesehatan


calon jemaah haji, dan mencegah masyarakat dari transmisi penyakit
menular yang mungkin terbawa keluar atau masuk oleh jemaah haji.
Komponen penyuluhan kesehatan haji:
Penyebarluasan
Penyuluhan kesehatan informasi
bagi jemaah haji

Penyuluhan berisi pemberian Penyebarluasan informasi dengan


informasi tentang upaya menjaga menggunakan poster, brosur,
dan mempertahankan kondisi leaflet dan video. Informasi yang
kesehatan selama masa tunggu disampaikan berupa pesan singkat
sehingga jemaah haji dapat dan menarik tentang kesehatan yang
memenuhi persyaratan istithaah berhubungan dengan ibadah haji
sampai waktu keberangkatan.
Komponen penyuluhan kesehatan haji:
Pemanfaatan media
massa

Pemanfaatan media massa dapat


berupa running teks atau dialog
interaktif di radio atau televisi,
dan penulisan artikel tentang
pentingnya kesehatan dalam ibadah
haji

Contoh artikel
10
PENGENDALIAN
FAKTOR RISIKO
KESEHATAN HAJI & UMRAH
IMUNISASI
Imunisasi Meningitis Imunisasi Influenza
Meningokokus tetravalent musiman (seasional)
ACW135Y

Imunisasi meningitis diberikan pada setiap Jumlah jemaah yang sangat padat saat musim
jemaah haji selambat-lambatnya 10 hari haji, serta kondisi ketahanan tubuh menurun,
sebelum keberangkatan ke Arab Saudi. Seorang maka penularan penyakit menular langsung,
jemaah yang mendapat imunisasi meningitis, terutama influenza menjadi sangat mudah.
akan memiliki kekebalan terhadap bakteri Imunisasi influenza dapat sekaligus diberikan
meningitis A, C, W135 dan Y (masa kekebalan) bersamaan dengan imunisasi meningitis
selama 3 tahun tetapi diberikannya pada tempat atau
anggota tubuh yang berbeda
11
PENYEHATAN
LINGKUNGAN &
SANITASI
MAKANAN
PENYEHATAN LINGKUNGAN & SANITASI
MAKANAN
Kegiatan pemeriksaan, pemantauan, kajian, rekomendasi antisipasi, kewaspadaan dan tindakan
penanggulangan serta kerjasama berbagai pihak dalam sanitasi makanan, penyehatan lingkungan
asrama/pondokan, transportasi, restoran, dan tempat-tempat pelayanan agar jemaah haji dan
petugas bebas dari ancaman terjadinya KLB keracunan dan penyakit menular, atau timbulnya
gangguan kesehatan lainnya

 Penyehatan Lingkungan dan Sanitasi Makanan di Indonesia


 Penyehatan Lingkungan Pesawat/Kapal dan Sanitasi Makanan
 Penyehatan Lingkungan dan Sanitasi Makanan selama Operasional di Saudi Arabia
 Penanggulangan KLB Penyakit Menular dan Keracunan Kejadian Luar Biasa (KLB)
 Penanggulangan Musibah Massal
12
SURVEILANS
KESEHATAN
MATRA HAJI &
UMRAH
SURVEILANS KESEHATAN MATRA HAJI &
UMRAH
Surveilans epidemiologi kesehatan haji adalah kegiatan analisis secara sistematis dan terus
menerus terhadap penyakit atau masalah-masalah kesehatan jemaah haji dan kondisi yang
mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau masalah-masalah kesehatan
tersebut, agar dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektip dan efisien melalui proses
pengumpulan data, pengolahan dan penyebaran informasi epidemiologi kepada penyelenggara
program kesehatan haji.

Pelaksanaan Surveilans Epidemiologi bertujuan agar tersedia data dan informasi epidemiologi
sebagai dasar manajemen kesehatan untuk pengambilan keputusan dalam perencanaan,
pelaksanaan, pemantauan, evaluasi program kesehatan haji dan peningkatan kewaspadaan serta
respon kejadian luar biasa yang cepat dan tepat secara nasional, propinsi dan kabupaten/kota serta
dalam operasional penyelenggaraan haji.
SUMBER REFRENSI
● Departemen Kesehatan RI. 2017. Penyuluhan Kesehatan Haji. Diakses pada 6 Maret 2021 dari
https://docplayer.info/46118124-Penyuluhan-kesehatan-haji-departemen-kesehatan-republik-indonesia.html
● Fitri, F. A. (2018). MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DI DINAS KESEHATAN
KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2018 [INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
PURWOKERTO]. http://repository.iainpurwokerto.ac.id/5929/2/COVER_ABSTRAK_DAFTAR ISI_BAB
I_BAB V_DAFTRA PUSTAKA.pdf
● Kemenkes RI. 2009. KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
442/MENKES/SK/VI/2009 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI
INDONESIA. Diakses dari: https://persi.or.id/wp-content/uploads/2020/11/kmk4422009.pdf
SUMBER REFRENSI
● Kemenkes RI. 2020. Petunjuk Teknis Pelayanan Kesehatan Klinik Kesehatan Haji Indonesia (Kkhi) Madinah.
https://puskeshaji.kemkes.go.id/upload/pedoman/files/JUKNIS_KKHI_MADINAH.pdf
● Kemenkes RI. 2021. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9
TAHUN 2021 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI DI ARAB
SAUDI. Diakses dari
https://puskeshaji.kemkes.go.id/upload/peraturan/files/PMK_No__9_Th_2021_ttg_Petunjuk_Teknis_Penyele
nggaraan_Kesehatan_Haji_di_Arab_Saudi-sign.pdf

● KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 442/MENKES/SK/VI/2009


TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI INDONESIA , (2009) (testimony of
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia).
● PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG
THAN
KS!
Any Question?

Anda mungkin juga menyukai