LBM 2
“Pelayanan Kesehatan Primer (Puskesmas) pada Calon Jemaah Haji”
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan hasil
Laporan Tutorial LBM 2 “Pelayanan Kesehatan Primer (Puskesmas) pada Calon
Jemaah Haji”.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna dan perlu
pendalaman lebih lanjut. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca yang sifatnya konstruktif demi kesempurnaan laporan ini. Akhir
kata, penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak.
Alivia Ayu
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................4
1.1 Skenario............................................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................5
PEMBAHASAN.....................................................................................................5
2.5 Pencegahan secara mandiri dari masalah Kesehatan calon jamaah haji.............9
BAB III..................................................................................................................18
PENUTUP.............................................................................................................18
3.1. Kesimpulan.....................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................19
1.1 Skenario
Kasus kesakitan dan kematian yang terjadi pada jemaah haji Indonesia
setiap tahun umumnya disebabkan oleh empat faktor utama, yakni: air, suhu,
kelelahan, dan adaptasi. Ibadal haji merupakan kewajiban manusia techadap
Allah SWI, yaiu bagi orang yang mampu (istitha 'ah) mengadakan perjalanan
ke Baitullah. Dengan demikian, istitha' ah menjadi hal yang penting dalan
pelaksanaan ibadah haji, yang dalam Figh Islam, istitha' ah (termasuk istitha
ah kesahatan) dinyatakan sebagai salah satu syarat wajib untuk melaksanakan
ibadah haji.
Perjalanan dalam menunaikan ibadah haji bisa disamakan dengan
perjalanan ke tempat wisata keaganaan dimanapun di dunia. Hal ini
dikarenakan persiapan pergi haji amat sangat berbeda dengan persiapan
bepergian ke tempat lain. Kesehatan adalah modal perjalanan ibadah haji,
tampa kondisi kesehatan yang memadai akan mengakibatkan proses ritual
peribadatan menjadi tidak maksimal. Oleh karena itu setiap jamaah haji perlu
menyiapkan diri agar memiliki status kesehatan optimal, mempertahankan,
dan mencegah masalah kesehatan yang mungkin dapat teriadi. Puskesmas
sebagai fasilitas layanan kesehatan primer ikut serta dalam berperan
menyiapkan calon jemaah haji yang sehat dan siap untuk menjalankan ibadah
haji.
Jemaah Haji adalah Warga Negara Indonesia yang beragama Islam dan
telah mendaftarkan diri untuk menunaikan ibadah haji sesuai dengan persyaratan
yang ditetapkan. Jemaah Haji adalah warga negara yang beragama Islam dan telah
mendaftarkan diri untuk menunaikan Ibadah Haji sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan .
Jamaah haji adalah warga negara Indonesia yang beragama Islam dan telah
mendaftarkan diri untuk menunaikan Ibadah Haji sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan (UU No.13 Tahun 2008: 2). Jamaah haji adalah seseorang atau
sekelompok umat Islam yang akan menunaikan ibadah haji ke tanah suci dan
memiliki kemampuan untuk melakukan pembayaran, seorang customer yang
menginginkan pelayanan prima dan mempunyai kebebasan untuk menentukan apa
yang dipilihnya sesuai dengan kemampuan dan tingkat pelayanan yang
dikehendaki dan juga memenuhi rukun, syarat, wajib, sunah dan semua
persyaratan untuk menunaikan ibadah haji. Jamaah haji adalah seorang muslim
yang memiliki niat menunaikan ibadah haji dan kemampuan secara fisik untuk
menjalani ritual peribadatan dan menyediakan pembiayaan perjalanan. Dapat
disimpulkan bahwa jamaah haji adalah jamaah yang sedang menunaikan ibadah
haji atau telah selesai menunaikan ibadah haji pada tahun bersangkutan (baik yang
mengikuti Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) maupun Pemerintah)
(Selviana, 2016).
1. Beragama Islam;
2. Berusia minimal 12 (dua belas) tahun pada sat mendaftar;
1. Calon jemaah haji yang terdata berangkat pada tahun ini maupun cadangan
datang ke tempat pemeriksaan kesehatan sesuai dengan tempat
tinggal/domisilinya, dengan membawa fotokopi bukti pembayaran bank, foto
2x2 dan 4x6 sebanyak 2 lembar, dan fotokopi KTP.
2. Calon jamaah mengajukan permintaan Pemeriksaan Kesehatan untuk
mendapatkan Surat Keterangan Pemeriksaan Kesehatan bagi kelengkapan
pendaftaran haji.
3. Pemeriksaan kesehatan tahap pertama meliputi :
a. Anamnesis
b. Pemeriksaan fisik
c. Pemeriksaan penunjang
d. Diagnosis
e. Penetapan tingkat risiko kesehatan
f. Rekomendasi/saran/rencana tindak lanjut
Status kesehatan risiko tinggi ditetapkan bagi jemaah haji dengan kriteria:
LBM 2 Pelayanan Kesehatan Primer
(Puskesmas) pada Calon Jemaah Haji
a. Berusia 60 tahun atau lebih, dan/atau
b. Memiliki faktor risiko kesehatan dan gangguan kesehatan yang potensial
menyebabkan keterbatasan dalam melaksanakan ibadah haji, misalnya:
1) Penyakit degeneratif, diantaranya Alzheimer dan demensia;
2) Penyakit metabolik, diantaranya diabetes melitus, dyslipidemia, dan
hiperkolesterolemia;
3) Penyakit kronis, diantaranya sirosis hepatis, keganasan, Penyakit Paru
Obstruktif Kronis (PPOK), Chronic Kidney Diseases (gagal ginjal kronik),
decompensasi cordis (gagal jantung), dan hipertensi;
4) Penyakit imunologis, diantaranya asma, Sindrom Lupus Eritematosus
(SLE), dan HIV/AIDS (pertimbangkan kerahasiannya);
5) Penyakit bawaan, diantaranya kelainan katup jantung, kista ginjal, diabetes
melitus tipe 1; dan
6) Penyakit jiwa, diantaranya skizofrenia dan gangguan
c. Memiliki faktor risiko kesehatan yang potensial menyebabkan
ketidakmampuan menjalankan rukun dan wajib haji dan mengancam
keselamatan jemaah haji, antara lain:
1) Penyakit kardiovaskuler.
2) Penyakit metabolik.
3) Penyakit paru atau saluran nafas.
4) Penyakit ginjal.
5) Penyakit hipertensi.
6) Penyakit keganasan, seperti kanker.
Berikut ini adalah cara menjaga kesehatan bagi jemaah haji yang dapat
dilakukan dalam menghadapi cuaca panas ekstrim di Tanah Suci, Diantaranya
adalah:
1. Anamnesa.
a. Identitas Jemaah haji.
Nama (bin/binti), tempat dan tanggal lahir, umur, jenis kelamin, alamat
dan nomor telepon, pekerjaan, pendidikan terakhir, status perkawinan,
tanggal pemeriksaan
b. Riwayat Kesehatan.
1) Riwayat kesehatan sekarang, meliputi penyakit kronis yang
diderita, penyakit menular, atau penyakit yang berhubungan
dengan disabilitas tertentu.
2) Riwayat penyakit dahulu, yaitu penyakit yang pernah diderita
(termasuk operasi yang pernah dijalani), ditulis secara
kronologis.
3.1. Kesimpulan