Anda di halaman 1dari 42

MANAJEMEN KESEHATAN HAJI

OLEH :

dr.H.Ziad Batubara, MPH

Latar Belakang

Ibadah haji merupakan rangkaian


kegiatan ibadah yang memerlukan
kesiapan fisik dan mental prima,
untuk
itu
dibutuhkan
persiapan
kesehatan yang memenuhi syarat
bagi JH (kekhususan daripada ibadah
lainnya).
JH Risti mempunyai peluang yg lbh
besar utk mendptkan risiko suatu
peny, kekambuhan bahkan hal yg tdk
dihrpkan seperti kematian akibat

DASAR HUKUM
1. UU nomer 13 tahun 2008 tentang
Penyelenggaraan Ibadah Haji
2. UU no 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
3. Talimatul Hajj dari Pemerintah Kerajaan
Arab Saudi
4. IHR Revisi tahun 2005
5. Kepmenkes No 442 tahun 2009 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Haji

DASAR PENYELENGGARAAN KESEHATAN


HAJI
UU NOMOR 13 TAHUN 2008

BAB III Pasal 6 :


Pemerintah
berkewajiban
melakukan
pembinaan,
pelayanan, dan perlindungan dengan menyediakan
layanan administrasi, bimbingan ibadah haji, akomodasi,
transportasi, Pelayanan Kesehatan, keamanan
dan hal lain yang diperlukan oleh jemaah haji.

DASAR PENYELENGGARAAN KESEHATAN


HAJI
UU NOMOR 13 TAHUN 2008

BAB VIII Pasal 31 (Tentang


Kesehatan)

(1) Pembinaan dan pelayanan kesehatan ibadah


haji, baik pada
saat persiapan maupun
pelaksanaan penyelenggaraan ibadah haji,
dilakukan oleh menteri yang ruang lingkup
tugas dan tanggung jawabnya di bidang
kesehatan.
(2) Pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dikoordinasi oleh menteri.
5

PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI


(KEPMENKES 442 TAHUN 2009)

a) Meningkatkan kondisi kesehatan jemaah


haji sebelum keberangkatan
b) Menjaga agar jemaah haji dalam kondisi
sehat selama menunaikan ibadah,
sampai
tiba kembali di tanah air
c) Mencegah terjadinya transmisi penyakit
menular yang mungkin terbawa keluar /
masuk oleh jamaah haji
6

TANTANGANPELAYANAN KESEHATANHAJI
1)

Meningkatnya jumlah Jamaah Hajirisiko


tinggiterutama JH Senilitas dengan disertai penyakit
degeneratif berdasarkan kebijakan dari Kemenag yg
lebih
mengutamakan JH Usila sbg prioritas keberangkatan.
2) Beragamnya latar belakang pendidikan, etnis dan sosial
budaya .
3) Kondisi fisik yang kurang baik (Kelelahan)
4) Kondisi lingkungan di Arab Saudi yang berbeda secara
bermakna dengan kondisi di tanah air.
* perbedaan musim (panas, dingin).
* kelembaban udara yang rendah.
* perbedaan lingkungan sosial budaya.

LANJUTAN TANTANGANYANKESHAJI

*Kepadatan populasi jemaah haji


pada saat Tawwaf, syai, wukuf di
Arafah maupun melontar jumrah di
Mina.
* Re/new-emerging disease yg
dibawa JH dari
seluruh penjuru dunia.
*
Endemisitas
meningitis
meningococcus masih
mengancam JH.

TUJUAN YANKES HAJI


Meningkatnyakondisikesehatanjamaahhaji
Indonesia serta terbebasnya masyarakat
Indonesia/Internasional
dari
transmisi
penyakit menular yang mungkin terbawa
keluar/masukolehjamaahhajiIndonesia

KEBIJAKAN
1.Meningkatkan sistem
dan
manajemen
penyelenggaraan kesehatan haji secara terpadu,
menyeluruh baik lintas program maupun lintas
sektor dengan pendekatan epidemiologi.
2.Mengembangkan dan meningkatkan pembinaan
kesehatan Jamaah
haji dengan
pendekatan
manajemen risiko
dan profesional
dengan
melibatkan disiplin ilmu Kedokteran.

LANJUTAN KEBIJAKAN
3. Mengembangkan dan memperkuat jejaring
surveilans dengan fokus penyakit potensial
wabah terutama MeningitisMeningokokus,
peny. menular baru (newemergingdiseases)
& penyakit menular yg berjangkit kembali
(Re-emergingDiseases).

LANJUTAN KEBIJAKAN
4.Sosialisasi pemeriksaan dan pembinaan
kesehatan jamaah haji sehingga petugas
dan masyarakat mengetahui manfaat dari
pemeriksaan dan pembinaan kesehatan
haji.
5.Standarisasi pemeriksaan dan pembinaan
kesehatan calon jamaah haji.

Sistem Pelayanan Kesehatan Jamaah Haji di


Indonesia
Pemeriksaan Kesehatan
Dasar

Jamaah haji sehat (laik


berangkat), siap berhaji
Telah mendapat imunisasi
meningitis
Telah bebas penyakit
menular
Hamil terkelola

Jamaah risiko tinggi (jemaah


dengan potensi masalah
kesehatan) :
Usia Lanjut (=/> 60 th)
Hamil
Menderita sakit kronis berat
Pemeriksaan Kesehatan
Lanjutan

(rujukan di Rumah
Sakit)

Pembinaan Kesehatan
Pemeriksaan Kesehatan di
Embarkasi Haji
Jemaah haji sehat, siap berhaji
Telah mendapat ICV
Telah bebas penyakit menular
Hamil terkelola

Jemaah risiko tinggi dan


sakit lain yang memerlukan
rawat

Rujukan di Rumah
Sakit

Pembinaan Kesehatan

Jamaah Haji Mandiri

13

13

PEMBINAAN KESEHATAN JH
MELIPUTIASPEKKESEHATANFISIKDAN
MENTAL
BERTUJUAN:
-CJHSEHATTETAPSEHAT
-CJHSEHATDENGANRESTIDIPERHATIKAN
-CJHSAKITDIBERIPENGOBATAN/DIRUJUK
PEMBINAANDILAKUKANSEJAKPEMERIKSAAN
PERTAMAS/DSAATPEMBERANGKATAN
CJHYANGDIPERKIRAKANTDKDPTSEMBUH,
DITOLAKATAUDITUNDAKEBERANGKATANNYA

PENYAKIT YANG SERING DIDERITA JAMAAH HAJI


No
1

Peny.Sisitim Sirkulasi (hipertensi, PJK, dll)

Peny.Sistim Pernafasan (Asma, Bronchitis, dll)

Peny.Sistim Endokrin (DM)

Peny.Sistim Pencernaan (Gastritis, dyspepsia, dll)

Peny.Sistim Otot, tulang & sendi (Rheumatik, as.urat, dll)

Peny.Sistim syaraf (Post stroke, dll)

Gangguan Mental & Prilaku (kecemasan, Schizofrenia, dll)

Neoplasma (Tumor jinak/ganas)

Kehamilan

10

Peny. Menular langsung (TBC, hepatitis, dll)

PENGERTIAN RISIKO TINGGI PADA JH

RISTI :
Suatu kondisi dimana JH memiliki
potensi untuk mendapatkan suatu
penyakit atau kekambuhan akan
penyakit bawaannya pada saat
melaksanakan ibadah haji di Arab
Saudi.

JAMAAH HAJI RISTI


1.

RISTI SEHAT
JAMAAH HAJI DLM KONDISI SEHAT TIDAK
MENUNJUKKAN GEJALA SUATU PENYAKIT DAN
TIDAK PERNAH MENGALAMI PENYAKIT YG
CUKUP SERIUS SEBELUMNYA
RISTI SEHAT :

SENILITAS (usia lanjut)

OBESITAS (Kegemukan)

2.

RISTI SAKIT
JAMAAH HAJI
PENYAKIT SPT

YG MENGALAMI

HIPERTENSI, DM, PASCA STROKE, dll.

PENCATATAN KODE RISTI

KEPMENKES No.50/Menkes/SK/I/1998
tentang penggunaan Kode Diagnosis
ICD-X

Manfaat; Perencanaan, peningkatan


kualitas pelayanan, monitoring &
evaluasi program pasca musim haji.

CONTOH KODE ICD-X


Usila
: R.54
Obesitas
: E.66
Hipertensi
: I.10
DM
: E.11
Dyspepsia
: K.29
TB
: A.15
(konversi BTA Neg)

Hipotensi
Dst.

: I.95

DOKUMENTASI HAJI

TERIMA KASIH
wassalamualaikum wr wb

SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai