Anda di halaman 1dari 11

PEDOMAN PELAYANANGERIATRI

RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN


TAHUN 2019

DisusunOleh :
POKJA GERIATRI

RSUD KRATON KAB. PEKALONGAN KABUPATEN


PEKALONGAN
JL. VETERAN NO.31 PEKALONGAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latarbelakang
Keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia berdampak terhadap terjadinya
penurunan angka kelahiran, angka kesakitan dan angka kematian serta peningkatan usia
harapan hidup (UHH). Salah satu konsekuensinya sejak tahun 2010 terjadi peningkatan
jumlah penduduk lanjut usia(lansia).
Upaya peningkatan kesejahteraan pada lanjut usia diarahkan untuk memperpanjang usia
harapan hidup dan masa produktif agar terwujud kemandirian dan kesejahteraan. Salah
satu upaya yang dilakukan adalah peningkatan pelayanan kesehatan geriatric di rumah
sakit. Dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan geriatri dirumah sakit
yang berkualitas, merata dan terjangkau maka pelayanan geriatri harus dilakukan secara
terpadu melalui pendekatan yang bersifat interdisiplin oleh berbagai tenaga professional
yang bekerja dalam tim terpadu geriatri. Oleh sebab itu,dalam rangka meningkatkan
pelayanan kesehatan geriatri dirumah sakit dan untuk mengakomodasi berbagai
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang pelayanan geriatri, perlu disusun
penyelenggaraan pelayanan geriatric dirumah sakit.
Data proyeksi penduduk Indonesia tahun 2010-2035 dari Badan Pusat Statistik (BPS)
menunjukkan penigkatan UHH dari 69.8 tahun pada tahun 2010 menjadi 70.9 tahun
pada tahun 2017 dan diperkirakan akan meningkat menjadi 72.4 pada tahun 2035
mendatang. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013, terjadi transisi epidemiologi dari
penyakit menular ke peningkatan penyakit tidak menular (PTM). Dengan meningkatnya
usia harapan hidup pada lansia, risiko terjadinya penyakit degenerative yang bersifat
multi patologis akan meningkat. Sebagai upaya preventif maka Kemenkes mendorong
percepatan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan lansia di fasilitas kesehatan.

B. Tujuan
1.Tujuan umum:
Terselenggaranya pelayanan lanjut usia/geriatri secara terpadu dan nyaman di
RSUD Kraton Kab. Pekalongan.

2.Tujuan Khusus :
Terselengaranya pelayanan geriatri tingkat sederhana, yang meliputi :
a. pelayanan rawat jalan
b. kunjungan rumah (home care)
C. Ruang lingkup pelayanan
Berdasarkan kemampuan pelayanan, pelayanan Geriatri dibagi menjadi:
1.Tingkat Sederhana
Jenis pelayanan Geriatri tingkat sederhana paling sedikit terdiri atas rawat jalan
dan kunjungan rumah (home care).
2.Tingkat Lengkap
Jenis pelayanan Geriatri tingkat lengkap paling sedikit terdiri atas rawat jalan,
rawat inap akut,dan kunjungan rumah (homecare).
3.Tingkat Sempurna
Jenis pelayanan Geriatri tingkat sempurna paling sedikit terdiri atas rawat jalan,
rawat inap akut, kunjungan rumah (homecare), dan Klinik Asuhan Siang.
4.Tingkat Paripurna
Jenis pelayanan Geriatri tingkat paripurna terdiri atas rawat jalan, Klinik Asuhan
Siang, rawat inap akut, rawat inap kronik, rawat inap Psikogeriatri, penitipan Pasien
Geriatri (respitecare), kunjungan rumah (homecare), dan Hospice.

Tingkatan sebagaimana dimaksud tersebut ditetapkan berdasarkan :


1.Jenis pelayanan
2.Sarana dan prasarana
3.Peralatan
4.Ketenagaan

D. Batasan Operasional
Geriatri adalah pasien lanjut usia (≥60 tahun) dengan multi penyakit atau gangguan
akibat penurunan fungsi organ atau psikologis, sosial, ekonomi, dan lingkungan yang
membutuhkan pelayanan kesehatan secara terpadu. Dengan pendekatan multi disiplin
yang bekerja secara inter disiplin;
Assesmen Geriatri adalah suatu proses diagnostik multidisiplin yang biasanya
dilaksanankan secara interdisiplin oleh seorang dokter / geriatris dan atau suatu tim
interdisiplin geriatrik untuk menentukan masalah dan kapitalitas medis, psikososial dan
ungsional guna merencanakan terapi menyeluruh serta pemantauan kesehatan jangka
panjang bagi seorang pasien usia lanjut.
Unit Poliklinik Geriatri adalah tempat pelayanan yang memberikan jasa pemeriksaan
menyeluruh, tindakan pengobatan sederhana dan konsultasi bagi penderita rawat jalan,
baik di masyarfakat, puskesmas, maupun antar poliklinik.
Pelayanan kunjungan rumah (home care) merupakan pelayanan kesehatan yang
berkesinambungan dan komprehensif yang diberikan kepada individu, keluarga, di
tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan,
memulihkan kesehatan / memaksimalkan kemandirian dan meminimalkan kecacatan
akibat penyakit.
E. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor190,Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3796);
2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4431);
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (LembaranNegara Republik
Indonesia)
4. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5072);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2004 tentang Pelaksanaan Upaya Peningkatan
Kesejahteraan Lanjut Usia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor144,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomur 4451);
6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129 / Menkes / SK / II / 2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit;
7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 229 / Menkes / SK / Vll / 2012 tentang Pedoman
Pelayanan Psikogeriatri;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan
Rumah Sakit (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1221);
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 79 tahun 2014 tentang penyelenggaran pelayanan
geriatri rumah sakit.
Jenis pelayanan yang dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Kraton Kab.
Pekalongan berdasarkan tersedianya fasilitas sarana dan prasana, peralatan dan
ketenagaan adalah pelayanan tingkat sederhana.

BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


NO SUMBER DAYA MANUSIA KUALIFIKASI

1 Dokter Spesialis Penyakit Dalam Mempunyai ijasah ormal pendidikan dokter spesialis
yang diakui oleh pemerintah
Pengalaman bekerja di unit pelayanan kesehatan
minimal 3 tahun
Memiliki SIP (Surat Ijin Praktek)
Bersertiikat ACLS / ATLS

2 Dokter Spesialis lain Mempunyai ijasah ormal pendidikan dokter pesialis


yang diakui oleh
Pengalaman bekerja di unit pelayanan kesehatan
minimal 3 tahun
Memiliki SIP (Surat Ijin Praktek)
Bersertiikat ACLS / ATLS

3 Dokter Umum Mempunyai ijasah ormal pendidikan dokter umum


yang diakui oleh pemerintah (minimal proesi
kedokteran umum)
Pengalaman bekerja di unit pelayanan kesehatan
minimal 3 tahun
Memiliki SIP (Surat Ijin Praktek)
Bersertiikat ACLS / ATLS

4 Perawat Memiliki Ijasah pendidikan ormal D3 keperawatan


yang diakui pemerintah
Pengalaman bekerja di unit pelayanan kesehatan
Memiliki STR / SIP / SIPP / SIK
Bersertiikat BCLS Minimal PK II

5 Apoteker Memiliki Ijasah pendidikan ormal yang diakui


pemerintah
Pengalaman bekerja di unit pelayanan kesehatan
Memiliki surat registrasi proesi

6 Tenaga Gizi Memiliki Ijasah pendidikan ormal yang diakui


pemerintah
Pengalaman bekerja di unit pelayanan kesehatan
Memiliki surat registrasi proesi

7 Fisioterapis Memiliki Ijasah pendidikan ormal yang diakui


pemerintah
Pengalaman bekerja di unit pelayanan kesehatan
Memiliki surat registrasi proesi

8 Okupasi Terapi Memiliki Ijasah pendidikan ormal yang diakui


pemerintah
Pengalaman bekerja di unit pelayanan kesehatan
Memiliki surat registrasi proesi

B. Distribusi Ketenagaan
Ketua : dr. Afiyah, Sp.PD
Dokter Spesialis Lain : dr. Stefanus Kurniawan, Sp. KFR
dr. Laksmi Indira Kartini Tedjo, Sp. N
Dokter Umum : dr. Tanti Devi
Koordinator : Hernik Priheti, S.Kep.Ns
Perawat : Ratna Septiana, S.Kep. Ns
Lilih Nurwaelih, S. Kep. Ns
Susiati, S. Kep. Ns
Gizi : Fatharani Rozanah, S.Tr.Gz
Farmasi : Timur Hadipradopo, S.Farm.Apt
Fisioterapi : Taryono, Amd.Fis
Laily Dwi Agung Rachmawati, AMF
Okupasi Terapi : Daru Waluyo Jati, Amd. TW

C. Pengaturan Jaga
Rumah sakit dengan pelayanan geriatri sederhana, tim geriatri untuk pengaturan jaga
nya dilakukan 1 shift atau pagi

Ketenagaan dalam pelayanan Geriatri di RSUD Kraton Kab. Pekalongan terdiri atas
tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan yang bekerja bersama-sama sebagai Tim
Terpadu Geriatri.
1. Tim Terpadu Geriatri terdiri atas ketua dan koordinator pelayanan yang merangkap
sebagai anggota, dan anggota.
2. Tim Terpadu Geriatri dibentuk oleh Direktur Rumah Sakit.
3. Ketua Tim Terpadu Geriatri terdiri atas :
a. Dokter spesialis penyakit dalam untuk pelayanan Geriatri tingkat sederhana.
b. Koordinator pelayanan dibentuk sesuai dengan masing-masing pelayanan pada
pelayanan Geriatri tingkat sederhana.
Tim Terpadu Geriatri pada pelayanan Geriatri tingkat sederhana paling sedikit
terdiri atas:
1. Dokter spesialis penyakit dalam
2. Dokter spesialis lainnya sesuai dengan jenis penyakit Pasien Geriatri
3. Dokter Umum
4. Perawat yang telah mengikuti pelatihan keperawatan gerontik atau pelatihan
keterampilaninteligensia
5. Apoteker
6. Tenaga gizi
7. Fisioterapis
8. Okupasi terapis
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah ruang
B. Standarfasilitas
Ruang pelayanan Geriatri tingkat sederhana paling sedikit terdiri atas
1. Ruang pendaftaran / administrasi
Ruang pendaftaran/administrasi sebagaimana dimaksud dapat bergabung
dengan ruang pendaftaran / administrasi lain di Rumah Sakit. Ruang pendaftaran
administrasi ini harus cukup luas untuk penempatan meja tulis, lemari arsip untuk
penyimpanan dokumen medic pasien. Letaknya dekat dengan ruang tunggu,
sehingga mudah dilihat oleh pasien yang baru datang.
2. Ruang tunggu
Ruang tunggu harus bersih dan cukup luas, aman dan nyaman, baik untuk pasien
dari luar ataupun dari bangsal yang menggunakan kursi roda atau tempat tidur.
3. Ruang periksa
Ruangan ini dekat dengan ruang pendaftaran serta dilengkapi dengan fasilitas dan
alat-alat pemeriksaan.
Ruangan terdiri dari:
a. Ruang periksa perawat geriatri dan sosial medik untuk melakukana
namnesis;
b. Ruang periksa dokter / tim geriatri
c. WC dan kamar mandi
d. Ruangan diskusi tim geriatric atau pertemuan dengan keluarga pasien (family
meeting).
4. RuangTimTerpadu Geriatri
Ruang tim terdiri dari:
a. Ruang ketua tim
b. Ruang anggota
c. 1 (satu) ruang pertemuan untuk tim
d. Ruang istirahat karyawan dan pantri
e. Kamar kecil untuk karyawan

PERSYARATAN BANGUNAN
Konstruksi bangunan Jalan
a. Jalan menuju kepelayanan geriatri harus cukup kuat, rata, tidak licin serta
disediakan jalur khusus untuk pasien / pengunjung dengan kursi roda.
b. Pintu
Pintu harus cukup lebar untuk memudahkan pasien / pengunjung lewat dengan
kursi roda atau tempat tidur. Lebar pintu sebaiknya 120 cm terdiri dari pintu 90
cm dan pintu 30 cm.
c. Listrik
Daya listrik harus cukup dengan cadangan daya bila suatu saat memerlukan
tambahan penerangan sehingga diperlukan stabilisator untuk menjamin stabilitas
tegangan, dilengkapi dengan generator listrik.
d. Penerangan
Penerangan lorong dan ruang harus terang namun tidak menyilaukan. Setiap
lampu penerangan di atas tempat tidur harus diberi penutup, agar tidak
menyilaukan.
e. Lantai
Lantai harus rata, mudah dibersihkan tetapi tidak licin, bila ada undakan atau
tangga harus jelas terlihat dengan warna ubin yang berbeda untuk mencegah jatuh.
f. Langit-langit
Langit-langit harus kuat dan mudah dibersihkan.
g. Dinding
Dinding harus permanen dan kuat dan sebaiknya dicat berwarna terang. Agar
memberi semangat dan di sepanjang dinding, terdapat pegangan yang kuat
sebaiknya terbuat dari kayu (hand rail).
h. Ventilasi
Semua ruangan harus diberi cukup ventilasi. Ruangan yang menggunakan
pendingin / air condition harus dilengkapi cadangan ventilasi untuk mengantisipasi
apabila sewaktu-waktu terjadi kematian arus listrik.
i. Kamar mandi dan WC
Kamar mandi menggunakan kloset duduk dengan pegangan disebelah kanan dan
kirinya.Shower dilengkapi dengan tempat duduk dan pegangan. Gagang shower
harus diletakkan ditempat yang mudah dijangkau oleh pasien dalam posisi duduk.
Demikian pula tempat sabun harus diletakkan sedemikian agar mudah dijangkau
pasien. Tersedia bel untuk meminta bantuan dan pintu
Membuka keluar.
j. Air
Penyediaan air untuk kamar mandi, WC, cuci tangan harus cukup dan memenuhi
persyaratan. Semua fasilitas gedung dan lingkungan harus mengacu kepada
pedoman Pekerjaan Umum tentang standar teknis eksesibilitas gedung dan
lingkungan
k. Pada dinding-dinding tertentu harus diberi pengaman dan kayu atau alumunium
(leuning) yang berfungsi sebagai pegangan bagi pasien pada saat berjalan serta
untuk melindungi dinding dari benturan kursi roda.
l. Agar dihindari sudut-sudut yang tajam pada dinding atau bagian tertentu untuk
menghindari kemungkinan terjadinya bahaya / trauma.
m. Disediakan wastafel pada setiap ruangan pemeriksaan, pengobatan dan ruangan
yang lain.

BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

Semua pasien lanjut usia yang dating ke poliklinik / UGD akan dilakukan triase apakah
tergolong ke dalam pasien geriatri. Untuk pasien lanjut usia biasa akan diteruskan ke
dokter spesialis yang sesuai dengan penyakitnya. Apabila tergolong pasien geriatri
(misalnya memiliki: penurunan status fungsional, ada sindrom geriatri, gangguan
kognitif-demensia, jatuh-osteoporosis dan inkontinensia) akan dilakukan asesmen
geriatri komprehensif oleh Tim Terpadu Geriatri.

Model 1.
Alur Pelayanan di Ruamh Sakit dengan Pelayanan Geriatri
Tingakt Sederhana

FKTP KLINIK PENYAKIT KLINIK


DALAM LAIN

KLINIK GERIATRI

ASSESSMENT GERIATRI :
- KONDUSIF MEDIK UMUM
- STATUS SOSIAL
- KOGNITIF
- GIZI

TATA LAKSANA PELAYANAN


GERIATRI

KURATIF PSIKOSOSIAL REHABILITASI HOME CARE

YA
PERLU
RAWAT RAWAT INAP
INAP?

TIDAK

PULANG
Rumah sakit dengan pelayanan geriatri sederhana boleh melakukan perawatan inap
namun karena belum terdapat ruang rawat khusus yakni ruang rawat akut geriatri maka dapat
dirawat diruang rawat biasa.
BAB V
LOGISTIK
Jumlah peralatan didasarkan pada :
a. Kebutuhan pelayanan
b. Rata rata jumlah kunjungan setiap hari
c. Angka rata-rata pemakaian tempat tidur / Bed Occupancy Rate (BOR) bagi pelayanan
rawat inap
d. Evaluasi kemampuan alat dan efisiensi penggunaan alat
NO ALAT RUANG PEMERIKSAAN SEDERHANA
1 Tempat tidur pasien �
2 1 set alat pemeriksaan fisik �
3 EKG �
4 Light box �
5 Bioelectrical impedance �
6 Timbangan berat badan dan pengukur tinggi �
badan
7 Instrumen penilaian kognitif, psikologi, psikiatri �

NO ALAT RAWAT INAP LENGKAP


1 Tempat tidur pasien �
2 Oksigen �
3 Suction �
4 Komod �
5 Light box �
6 EKG �
7 Blue bag �
8 Chair scale �
9 Timbangan rumah tangga �

NO RUANG FISIOTERAPI
1 Paralel bar �
2 Walker �
3 Stick �
4 Tripot �
5 Ouatdripot �
6 Kursi Roda �
7 Tiling table �
8 Meja fisioterapi �
9 Diatermi �
10 Tens �

BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Keselamatan pasien adalah proses dirumah sakit yang memberikan pelayanan pasien
yang lebih aman termasuk didalamnya assesmen resiko, identifikasi, dan managemen resiko
terhadap pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan untuk belajar dan
menindaklanjuti inseden, dan menerapkan solusi untuk mengurangi serta meminimalisir
timbulnya resiko.

Tujuh langkah keselamatan pasien menurut Pemenkes Nomor 1691/MENKES/Per/VIII/2011


tentang keselamatan pasien rumah sakit, pasal 7 ayat 2, meliputi :
1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dalam kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program
peningkatan keselamatan pasien
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
6. Mendidik staf dalam keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk keselamatan pasien

Pasal 8 Peraturan Menteri Kesehatan Mewajibkan setiap rumah sakit untuk mengupayakan
sasaran keselamatan pasien yang meliputi :
1. Ketepatan identifikasi pasien
2. Peningkatan komunikasi yang efektif
3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
4. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi
5. Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
6. Pengurangan resiko pasien jatuh

BAB VII
PENGENDALIAN MUTU

Pemantauan dan evaluasi dilaksanakan secara berkesinambungan guna mewujudkan


keberhasilan program pelayanan kesehatan bagi pasien geriatri. Pemantauan dan evaluasi
harus ditindaklanjuti untuk menentukan faktor-faktor yang potensial berpengaruh agar dapat
diupayakan penyelesaian yang efektif. Pemantauan dan evaluasi mutu dilakukan dalam
bentuk kegiatan pencatatan dan pelaporan. Diperlukan sejumlah indicator dalam pencatatan,
diantaranya sebagai berikut:
1. Lama rawat
Lama rawat pasien geriatric diruang rawat inap akut tergantung dari kemampuan TTG
serta dukungan sarana dan prasarana. Makin terampil dan lengkap, lama rawat akan
semakin singkat. Rata-rata lama rawat pasien geriatri yang masuk karena mengalami
geriatric giants dan dirawat inap dengan menerapkan pengkajian paripurna pasien
geriatriadalah 12 hari.
2. Status fungsional
Status fungsional pasien diukur sejak pasien masuk rumah sakit sampai saat
pemulangan. Diukur rata-rata kenaikan skor status fungsional pasien geriatric dengan
karakteristik seperti diatas adalah 4/20 jika menggunakan instrument ADL Barthel.
3. Kualitas hidup
Penilaian kualitas hidup harus menggunakan instrument yang mampu menilai kualitas
hidup terkait kesehatan (health related quality of life = HRQoL). Salah satu instrumen
yang sering digunakan adalah EQ5D (Euro-Quality of Life Five Dimension) yang
mengukur lima dimensi atau aspek yang memengaruhi kesehatan. Standar nilai EQ5D
� 0,71 dengan EQ5D-VAS minimal 79%.
4. Rawat inap ulang (rehospitalisasi)
Rehospitalisasi adalah perawatan kembali setelah pulang kerumah dari rumah sakit.
Perawatan yang terjadi kembali dalam 30 hari pertama pasca rawat menggambarkan
adanya permasalahan kesehatan yang sesungguhnya belum optimal ditatalaksana di
rumah sakit. Persentase maksimal rehospitalisasi pasien geriatri pasca rawat inap akut
adalah 15%. Rehospitalisasi ini dapat dipengaruhi oleh kesiapan tim terpadu geriatri
serta dukungan yang ada dirumah sakit. Rehospitalisasi juga tak terlepas dari pengaruh
kemampuan puskesmas dan community based geriatric service.
5. Kepuasan pasien
Kepuasan pasien diukur saat pasien pulang dengan instrumen yang secara sahih dapat
mengukur kepuasan pasien. Salah satu instrument yang sering digunakan adalah
Patients's Satisfaction Questionair (PSQ) yang telah diuji kesahihan (Spearman
correlation coefficient: 0,383-0,607;p<0,01) dan keandalannya (Cronbach's
alpha:0,684). Instrumen ini memiliki nilai standar minimal 190.
BAB VIII
PENUTUP

Pedoman Pelayanan Geriatri ini diharapkan menjadi panduan penyelenggaraan


pelayanan lanjut usia / geritari secara terpadu dan nyaman di RSUD Kraton Kab. Pekalongan.
Pelaksanaan pelayanan geriatric di RSUD Kraton Kab. Pekalongan harus disesuaikan dengan
SDM yang tersedia, peralatan, sarana dan prasarana sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan, selain itu perlu adanya kerjasama tim terpadu geriatri yang secara bersama-sama
menangani pasien geriatric sesuai dengan bidang ilmu nya masing-masing sehingga terwujud
pelayanan geriatric yang terpadu.
Pedoman petunjuk teknis pelayanan ini selanjutnya perlu dijabarkan dalam prosedur
tetap guna kelancaran pelaksanaannya.

DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KRATON
KABUPATEN PEKALONGAN

dr. Eko Wigiantoro, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640107 199103 1 009

Anda mungkin juga menyukai