Anda di halaman 1dari 31

PERAN IDI DALAM MENCAPAI

ELIMINASI MALARIA di
KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2018
ISU PENTING
• STATUS KESEHATAN MASY. (MDGs, IPM/IPKM)
• JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
• KESIAPAN DOKTER DAN FASILITAS KESEHATAN
• PEMBINAAN ANGGOTA  STANDAR PROFESI
• PERUBAHAN IKLIM
• ELIMINASI MALARIA ?
Std Profesi = Std Pendidikan + Std Etika + Std Kompetensi + Std Pelayanan
PENYAKIT TROPIS DI INDONESIA
• DBD
• DIARE
•MALARIA
• TB ( MDR TB, Co-infection TB-HIV)
• HIV/AIDS
• FLU BURUNG
• DIFTERI
• DLL
MASALAH MALARIA
• Malaria masih menjadi masalah kesehatan
• Angka kesakitan malaria (Nov 2012, Kemenkes RI) :
• 429.948 kasus positif malaria
• 2.051.425 kasus klinis
• 341.697 kasus diterapi ACT
• 1.900.725 kasus diperiksa darah
• API = 1,75 ‰
• Masih banyak propinsi di Indonesia yang belum bebas
malaria
• Malaria klinis tanpa konfirmasi, resistensi OAM, supply
ACT, sistem informasi dan manajemen logistik ??
IDI
• Ikatan Dokter Indonesia (IDI) adalah satu-satunya
organisasi profesi Kedokteran yang menghimpun
para dokter Indonesia, bersifat independen, dijiwai
oleh Sumpah Dokter dan Kode Etik Kedokteran
Indonesia.
• Ketentuan umum UUPK : Organisasi profesi dokter
adalah IDI.
TUJUAN IDI
• Memadukan segenap potensi dokter di Indonesia,
meningkatkan harkat, martabat, dan kehormatan
diri dan profesi dokter di Indonesia,
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi
Kedokteran, dalam rangka meningkatkan derajat
kesehatan rakyat Indonesia menuju masyarakat
sehat dan sejahtera.
PENGURUS BESAR IKATAN DOKTER INDONESIA

PENGURUS BESAR
Majelis Kolegium Majelis Pengembangan Majelis PENGURUS
Pelayanan Keprofesian
Kedokteran Kehormatan Tingkat Pusat
Indonesia Etik
35 PDSp
Kedokteran
2 PDPP
34 Kolegium 42 PDSm

Badan
Kajian

Pengurus
32 IDI Wilayah
Tingkat
Propinsi

Pengurus
374 IDI Cabang
Tingkat
IDI Cabang
IDI Cabang Cabang

Dokter
KEGIATAN IDI
• Fungsi sebagai organisasi profesi yang menyangkut
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
serta pembinaan terhadap anggota melalui
koordinasi di Wilayah, cabang dan perhimpunan,
• Melakukan berbagai kegiatan dalam rangka
menjaga dan meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat bermitra dengan pemerintah,
organisasi maupun lembaga donor yang
mempunyai tujuan yang sama dalam menyehatkan
bangsa Indonesia.
TERKAIT TB
• Melalui ISTC :
• Membentuk Task Force ISTC
• Membuat modul pelatihan DOTS dan ISTC untuk DPS
• TOT ISTC dan DOTS di 20 Wilayah IDI
• Pelatihan ISTC dan DOTS untuk dokter praktek swasta
(DPS)
• Melalui dukungan Gobal Fund, IDI menjadi sub-
resipient (SR) untuk kegiatan penanggulangan TB
sampai dengan tahun 2014
TERKAIT MALARIA
• Mengangkat topik malaria pada pertemuan ilmiah tahunan,
misalnya pada PIT PDUI dan Indo Medica Expo PB IDI
• Bersama dengan KEMENKES menyelenggarakan seminar
dalam rangka hari malaria sedunia
• Penyusunan kurikulum malaria untuk pendidikan dokter
• Penyusunan buku saku penatalaksanaan kasus malaria
• Workshop penanganan malaria di RS rujukan
• Membuat “Dukungan Resmi” untuk program Eliminasi
Malaria yang ditandatangani oleh PB IDI dan 9 perhimpunan
terkait
• Sosialisasi pedoman tata laksana kasus malaria terkini ke IDI
Wilayah dan Cabang
Dukungan Organisasi Profesi
Diserahkan
Kepada
Menkes RI
pada
Peringatan
HMS 2010
oleh Ketua IDI
STANDARD DIAGNOSIS
• Setiap individu yang tinggal di daerah endemik malaria yang
menderita demam atau memiliki riwayat demam dalam 48 jam
terakhir atau tampak anemi; wajib diduga malaria tanpa
mengesampingkan penyebab demam yang lain.
• Setiap individu yang tinggal di daerah non endemik malaria yang
menderita demam atau riwayat demam dalam 7 hari terakhir dan
memiliki risiko tertular malaria ; wajib diduga malaria. Risiko
tertular malaria termasuk : riwayat bepergian ke daerah endemik
malaria atau adanya kunjungan individu dari daerah endemik
malaria di lingkungan tempat tinggal penderita.
• Setiap penderita yang diduga malaria harus diperiksa darah
malaria dengan mikroskop atau RDT.
• Untuk mendapatkan pengobatan yang cepat maka hasil diagnosis
malaria harus didapatkan dalam waktu kurang dari 1 hari
terhitung sejak pasien memeriksakan diri.
STANDARD PENGOBATAN
• Pengobatan penderita malaria harus mengikuti kebijakan nasional
pengendalian malaria di Indonesia.
• Pengobatan dengan ACT hanya diberikan kepada penderita dengan hasil
pemeriksaan darah malaria positif.
• Penderita malaria tanpa komplikasi harus diobati dengan terapi
kombinasi berbasis artemisinin (ACT) plus primakuin sesuai dengan jenis
plasmodiumnya.
• Setiap tenaga kesehatan harus memastikan kepatuhan pasien meminum
obat sampai habis melalui konseling agar tidak terjadi resistensi
Plasmodium terhadap obat.
• Penderita malaria berat harus diobati dengan Artesunate intravena atau
Artemeter intramuskular dan dilanjutkan ACT oral plus primakuin.
• Jika penderita malaria berat akan dirujuk, sebelum dirujuk penderita
harus diberi dosis awal Artemeter intramuskuler atau Artesunate
intravena/intramuskular .
STANDARD PEMANTAUAN PENGOBATAN

• Evaluasi pengobatan dilakukan dengan


pemeriksaan klinis dan mikroskopis
• Pada penderita rawat jalan, evaluasi pengobatan
dilakukan setelah pengobatan selesai (hari ke-4),
hari ke-7, 14, 21, dan 28.
• Pada penderita rawat inap, evaluasi pengobatan
dilakukan setiap hari hingga tidak ditemukan
parasit dalam sediaan darah selama 3 hari
berturut-turut, dan setelahnya di evaluasi seperti
pada penderita rawat jalan.
STANDARD TANGGUNG JAWAB
KESEHATAN MASYARAKAT
• Petugas kesehatan harus mengetahui tingkat endemisitas
malaria di wilayah kerjanya dengan berkoordinasi dengan
Dinas Kesehatan setempat.
• Untuk meningkatkan penemuan kasus dan pengobatan
malaria maka layanan terhadap penderita dapat dilakukan
dengan membina hubungan kemitraan antara fasilitas
kesehatan pemerintah dengan swasta
• Petugas kesehatan memantau pasien malaria dengan
memastikan bahwa dilakukan penanganan yang sesuai
pedoman tatalaksana malaria .
• Petugas harus melaporkan semua kasus malaria baik
kasus baru maupun relaps dan hasil pengobatannya
kepada dinas kesehatan setempat sesuai dengan
ketentuan dan kebijakan yang berlaku.
Mikroskop vs Uji Malaria
Mikroskopik Uji Cepat Malaria

• SDM harus trampil sekali • mudah


• Pelatihan cukup • Pelatihan 1 hari
• Kontrol kualitas terjaga • Kontrol kualitas bisa dijaga
• Pemeliharaan sulit • Tidak perlu pemeliharaan
• Mobilitas terbatas • Mobilitas bisa dilapangan
• Lebih mahal • Harga bervariasi, namun total
mungkin lebih murah
• Lebih sensitif • Kurang sensitif
ALUR PENEMUAN PENDERITA
Pasien datang dengan gejala klinis demam atau
riwayat demam dalam 7 hari terakhir
(dapat disertai nyeri kepala, mual, muntah,
diare, nyeri otot dan pegal-pegal )

Periksa Darah Malaria dengan


mikoskop atau RDT

HASIL NEGATIF
HASIL POSITIF

MALARIA CARI
ULANG PEMERIKSAAN
DARAH MALARIA ETIOLOGI
SETIAP 24 JAM DEMAM
HINGGA 48 JAM YANG LAIN

HASIL POSITIF TERAPI


SESUAI
ETIOLOGI
MALARIA
Dokter Layanan Primer
• Dokter Primer diharapkan mampu menanggani
Setiap Malaria tanpa Komplikasi:
• Diagnosis Malaria yang cepat
• Pengobatan Malaria yang tepat
• Terlibat dalam upaya Promosi & Pencegahan
Penularan antara lain mampu melakukan
komunikasi untuk mengubah Perilaku berisiko
terkena Malaria
RENCANA KERJA IDI
• SOSIALISASI PEDOMAN PENATALAKSANAAN
MALARIA TERKINI UNTUK DOKTER PRAKTEK
SWASTA (DPS)

• TRAINING OF TRAINER (TOT) PELATIHAN


PENATALAKSANAAN MALARIA TERKINI
• PELATIHAN PENATALAKSANAAN MALARIA TERKINI
• MONITORING & EVALUASI PENATALAKSANAAN
KASUS-KASUS MALARIA DI TEMPAT PRAKTEK
• PENCATATAN DAN PELAPORAN
PENATALAKSANAAN KASUS MALARIA
RENCANA KERJA IDI
• KEMITRAAN UNTUK MENDUKUNG PROGRAM
ELIMINASI MALARIA DI INDONESIA

• KEMITRAAN LINTAS PROFESI (DOKTER, BIDAN, PERAWAT,


FARMASI, KESMAS ) UNTUK MENDUKUNG PROGRAM
ELIMINASI MALARIA DI INDONESIA
• KELOMPOK KERJA MALARIA PB IDI BERMITRA DENGAN
KEMENKES, EIJKMAN, FK, FARMASI, DLL
• SEMINAR, SIMPOSIUM DAN WORKSHOP TENTANG
PENATALAKSANAAN MALARIA TERKINI
RENCANA KERJA IDI
• MEMBENTUK POKJA “MALARIA”
• KEBIJAKAN DAN STRATEGI IDI UNTUK PERCEPATAN
ELIMINASI MALARIA DI INDONESIA
• MENGKOORDINIR KEGIATAN IDI TERKAIT MALARIA

• PENYUSUNAN PEDOMAN PENATALAKSANAAN


KASUS MALARIA KHUSUS :
• MALARIA ANAK
• MALARIA PADA KEHAMILAN
• MALARIA BERAT
• MALARIA DENGAN PENYAKIT LAIN
RENCANA KERJA IDI
• PENYEDIAAN ALAT DIAGNOSTIK DAN OBAT
MALARIA DI DOKTER PRAKTEK SWASTA

• PENYEDIAAN OBAT MALARIA


• PENYEDIAAN ALAT DIAGNOSTIK MALARIA BERUPA
FASILITAS RDT DAN ALAT PERIKSA MIKROSKOPIK
• PENYEDIAAN SISTEM DATABASE TERKAIT
PENATALAKSANAAN KASUS MALARIA
RENCANA KERJA IDI
• PENYUSUNAN MUATAN MATERI PENATALAKSANAAN
MALARIA TERKINI DALAM KURIKULUM PENDIDIKAN
DOKTER INDONESIA DAN P2KB DENGAN KOLEGIUM
DOKTER INDONESIA, AIPKI DAN KKI
• PENYUSUNAN STANDAR PELAYANAN DAN STANDAR
PROSEDUR OPERASIONAL (SOP) PENATALAKSANAAN KASUS
MALARIA DI LAYANAN PRIMER, DI LAYANAN RUJUKAN, DAN
DI FASILITAS DENGAN SUMBER DAYA TERBATAS
(TERPENCIL)
RENCANA KERJA IDI
• MAPPING FASILITAS KESEHATAN (DOKTER) BERDASARKAN PETA
ENDEMISITAS, MIGRASI DAN RESISTENSI PENGOBATAN MALARIA
• TOPIK MALARIA MASUK KE MAJALAH IDINEWS DAN WEBSITE IDI
YANG BISA DIAKSES OLEH SELURUH ANGGOTA
• KAJIAN KEBUTUHAN VAKSIN SPESIFIK DAN OBAT ALTERNATIF UNTUK
KASUS MALARIA DI INDONESIA
• PENCEGAHAN PENULARAN MALARIA MELALUI TRANSFUSI DARAH
• RISET KLINIS DAN EPIDEMIOLOGIS TERKAIT KASUS MALARIA DI
LAYANAN PRIMER DAN RUJUKAN
• TINDAK LANJUT PENEMUAN KASUS DI KLINIK DENGAN AKTIFITAS
PENCEGAHAN UNTUK MEMUTUS MATA RANTAI PENULARAN
• PENINGKATAN MUTU, AKSES & CAKUPAN PEMERIKSAAN DAN
PENGOBATAN KASUS MALARIA DI DAERAH TERPENCIL
• PENINGKATAN KOMPTETENSI DOKTER : IN HOUSE TRAINING  ON
JOB TRAINING  SELF GUIDANCE
JEJARING (NETWORK)

Apabila sarang laba-laba bersatu


maka dapat mengikat seekor singa
(Pepatah Ethiopia)
28
SLIDE DEPKES
DUKUNGAN IDI WILAYAH
KALIMANTAN TENGAH
• Penandatanganan komitmen dalam eliminasi malaria
di Provinsi Kalimantan Tengah
• Tim eliminasi malaria provinsi
• Sosialisasi penatalaksanaan malaria, baik melalui
simposium/seminar maupun melalui grup medsos
• Aktif dalam pertemuan-pertemuan malaria, baik
sebagai narasumber, moderator maupun peserta
• Ikut berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan malaria
oleh Dinas Kesehatan Provinsi Kalteng
TERIMA KASIH
Referensi
• Abd. Halik Malik, Peran IDI dalam
Mencapai Eliminasi Malaria, 2013
• Kemenkes RI-WHO-IDI, Buku Saku
Penatalaksanaan Kasus Malaria,
2012

Anda mungkin juga menyukai