Anda di halaman 1dari 20

Semua kegiatan promotif dan preventif dalam penyelenggaraan kesehatan haji dikemas dalam

Manasik Kesehatan Haji yang TSM (Terstruktur, Sistematis dan Masif)


Terstruktur artinya terstruktur dari tingkat Pusat, Provinsi, Kabupaten hingga Puskesmas.
Sistematis artinya akan ada modul, kurikulum, metode, jadwal dan trainernya. Sedangkan
Masif artinya secara luas dilakukan dari Aceh hingga Papua

1. Mengisi Kartu Kewaspadaan Kesehatan (Health Alert Card) atau membawa Kartu Kewaspadaan
Kesehatan Jemaah Haji (K3JH) saat Jemaah pulang kerumah. Hal ini termasuk dalam kegiatan
manasik ?
A. Sehat pada saat masa tunggu
B. Sehat Saat Tiba di Debarkasi/Asrama Haji
C. Sehat saat Kepulangan di Bandar Udara Arab Saudi
D. Sehat selama beribadah haji di Arab Saudi
E. Sehat Pada Masa Keberangkatan
2. Manasik Kesehatan Haji harus diselenggarakan secara terstruktur, sistematis dan masif. Apakah
makna kata “terstruktur” pada manasik kesehatan haji?
A. Dilaksanakan dari tingkat pusat, propinsi, kabupaten/kota hingga puskesmas sesuai
kewenangannya
B. Dilaksanakan dari Aceh hingga Papua
C. Dilaksanakan oleh Pengelola Kesehatan Haji Kabupaten/Kota
D. Dilaksanakan dilakukan secara mandiri oleh organisasi masyarakat Islam dan organisasi
seminat yang memiliki kapasitas dan sumber daya
E. Dilaksanakan dilaksanakan melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
pengawasan dan evaluasi dari tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota
3. Inkontinensia Urine adalah kondisi ketika seseorang sulit meanhan kencing, sehingga dapat
mengompol, Jemaah haji sering kali menahan kencing terutama saat dipesawat dan dimasjid.
Kondisi ini dapat menyebabkan infeksi saluran kencing dan rasa sakit. Tindakan untuk mencegah
masalah kesehatan tersebut adalah :
A. Tidak membawa air agar tidak sering minum
B. Tidak menahan kencing dan damping Jemaah lansia saat ke toilet
C. Tidak membawa kantong urin
D. Tidak menggunakan popok dewasa selama di pesawat dan saat ibadah dimasjid
E. Membatasi konsumsi air minum
4. Sai dilakukan dalam ruang tertutup sehingga terhindar dari sengatan panas meskipun dilakakan
disiang hari. Namun karena jarak tempuhnya yang lebih jauh dan dilakukan setelah tawaf, maka
risiko kesehatan yang paling sering ditemui adalah keletihan fisik. Agar Jemaah haji terhindar
dari kelelahan fisik, hal yang harus diperhatikan adalah :
A. Pakai Masker
B. Minum zamzam dan konsumsi makanan ringan seperti kurma atau roti untuk menambah
energi
C. Minum air putih minimal 1 gelas (200 ml) setiap jam
D. Pakai topi
E. Istirahat sejenak setelah tawaf untuk memulihkan tenaga
5. Jika prosesi ibadah haji selesai, selanjutnya jemaah haji mempersiapakan kepulangan ke
Indonesia. Seorang Jemaah haji diharapkan tetap menjaga kesehatannya. Hal ini penting karena
kelelahan fisik setelah puncak ibadah haji dapat menurunkan kondisi kesehatan sehingga
berakibat tertundanya kepulangan Jemaah haji. Kegiatan ini termasuk kedalan :
A. Sehat selama menunggu masa kepulangan
B. Sehat selama beribadah di Arab Saudi
C. Manasik Kesehatan Haji di masa Pandemi
D. Manasik Kesehatan Haji di Debarkasi
E. Manasik Kesehatan Haji setelah ibadah Haji
6. Mabuk udara dapat terjadi pada setiap orang, hal ini disebabkan karena koordinasi mata dan
sistem vestibular ditelinga bagian dalam tidak bekerja selaras saat mengirimkan infomasi ke
otak. Tindakan yang dilakukan untuk mencegah mabuk udara, antara lain :
A. Minum kopi panas, konsumsi makanan yang diberikan dipesawat dan posisikan badan
senyaman mungkin
B. Minum air putih minimal 300 ml (1 gelas) setiap jam dan makan secukupnya, melakukan
peregangan.
C. Minum teh hangat, konsumsi makanan yang diberikan dipesawat dan posisikan badan
senyaman mungkin
D. Minum obat anti mabuk, longgarkan sabuk pengaman, gosok perut dan anggota tubuh
dengan minyak angin supaya aliran darah lancar
E. Membatasi konsumsi makanan dan minuman dan istirahat yang cukup, melakukan
peregangan.
7. Penatalaksanaan hipertensi secara non farmakologis diantaranya dengan :
A. Pembatasan aktifitas dan diet rendah garam
B. Pemberian diuretic
C. Pembatasan aktifitas
D. Pemberian diuretic dan pembatasan aktifitas
E. Diet rendah garam
8. Saat di Embarkasi sebelum keberangkatan ke Arab Saudi Jemaah haji akan dilakukan
Pemeriksaan Kesehatan masa Embarasi oleh PPIH Embarkasi Bidang Kesehatan berkoordinasi
dengan dokter penerbangan. Apakah tujuan pemeriksaan kesehatan masa Embarkasi ?:
A. Menetapkan status kesehatan Jemaah haji Istitho’ah
B. Menetapkan status kebugaran untuk masuk Embarkasi
C. Menetapkan status kesehatan Jemaah haji untuk pembayaran ongkos naik haji
D. Menetapkan status kesehatan Jemaah haji laik atau tidak laik terbang
E. Menetapkan status kesehatan Jemaah haji
9. Petugas Penyelenggara Kesehatan Haji di Arab Saudi terdiri dari :
A. Bidang Kesehatan, PPIH Kemenag dan TPIH
B. PPIH Bidang Kesehatan, PPIH Kemenag dan TKH
C. PPIH Bidang Kesehatan, TKH dan TPK
D. PPIH Bidang Kesehatan, PPIH Kemenag, dan TPP
E. PPIH Bidang Kesehatan, PPIH Kemenag dan TPK
10. “Mas’alamah” adalah kalimat yang sering diucapkan oleh orang orab yang secara umum
memiliki arti :
A. Mari kita makan
B. Selamat Datang
C. Apa kabar anda
D. Silahkan masuk
E. Semoga selamat dalam perjalanan
11. Tempat kaum muslimin berkumpul untuk melaksanakan wukuf adalah :
A. Tan’im
B. Masjidil Nabawi
C. Padang Arafah
D. Masjidil Haram
E. Padang Mashyar
12. Manasik Haji Kesehatan harus dilaksanakan secara terstruktur, sistematis dan masif. Apakah
makna kata “masif” pada manasik kesehatan haji :
A. Dilaksanakan dilaksanakan melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
pengawasan dan evaluasi dari tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota
B. Dilaksanakan dengan melibatkan dinas kesehatan kabupaten/kota serta KBIHU
C. Dilaksanakan dilakukan secara mandiri oleh organisasi masyarakat Islam dan organisasi
seminat yang memiliki kapasitas dan sumber daya
D. Dilaksanakan dari tingkat pusat, propinsi, kabupaten/kota hingga puskesmas sesuai
kewenangannya dengan melibatkan semua pihak termasuk organisasi masyarakat,
keagamaan, profesi sampai level yang paling perifer yaitu KBIHU
E. Dilaksanakan dari Aceh sampai Papua
13. Pembinaan kesehatan dilakukan berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan Jemaah haji
merupakan upaya untuk :
A. Mempersiapkan Istitha’ah Kesehatan Haji
B. Pengawasan Jemaah haji
C. Kebugaran Jemaah haji
D. Mengetahui vaksinasi Jemaah haji
E. Observasi Jemaah haji
14. Upaya Kesehatan diselenggarakan dalam bentuk kegiatan dengan pendekatan promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh dan
berkesinambungan. Peraturan apakah yang mengatur upaya kesehatan diatas :
A. Undang- Undang No 36 Tahun 2020
B. Undang- Undang No 36 Tahun 2012
C. Undang- Undang No 36 Tahun 2010
D. Undang- Undang No 36 Tahun 2014
E. Undang- Undang No 36 Tahun 2009
15. Salah satu uraian tugas Kepala Satgas Pengelolaan Obat dan Perbekalan Kesehatan yaitu :
A. Bertindak sebagai penanggung jawab obat dan perbekalan kesehatan di depo utama
B. Melaksanakan pelayanan kesehatan berupa deteksi dini, emergency gerak cepat, evakuasi
dan rujukan
C. Bukan Salah Satu Diatas
D. Melaksanakan tugas 3 (tiga) level pencegahan yaitu promosi kesehatan, perlindungan
spesifik, deteksi dini dan pengobatan tepat
E. Mengkoordinir Kepala KKHI dan Kepala Pos Kesehatan Sektor
16. Penyelenggara Kesehatan Haji di Arab Saudi dipimpin oleh :
A. Kepala Pusat Kesehatan Haji
B. Kepala Daker
C. Kepala Bidang Kesehatan PPIH Arab Saudi
D. Kepala Seksi Kesehatan Haji
E. Kepala Kesehatan PPIH Arab Saudi
17. Kepala Kesehatan Daerah Kerja menurut Permenkes No 9 tahun 2021 membawahi
A. Klinik Kesehatan Haji, Sektor, dan/atau pos kesehatan
B. Kloter, Sektor, dan/atau pos kesehatan
C. Daker, Sektor, Pos Kesehatan
D. Klinik Kesehatan Haji, Sektor, dan/atau Kloter
E. Klinik Kesehatan Haji, Kloter, dan/atau pos kesehatan
18. Salah satu upaya mempersiapkan Istitha’ah Kesehatan Haji, Jemaah haji usia diatas 60 tahun
melakukan pemeriksaan deteksi dini Dimensia yang diselenggarakan oleh Puskemsas/klinik,
metode ini disebut Metode :
A. Hopkins Verbal Learning Test (HVLT)
B. MMPI
C. Six Minutes Walking Test
D. Rockport Walking Test
E. PAR-Q Test
19. Penetapan Kelaikan terbang dilakukan oleh dokter dengan kompetensi kedokteran penerbangan
di PPIH Embarkasi bidang kesehatan berdasarkan hasil diagnosis pasien. Penyakit yang
ditetapkan tidak laik terbang :
A. Penyakit yang membahayakan orang lain dan penerbangan (missal skizofrenia akut)
B. Penyakit menular berpotensi wabah
C. Penyakit dengan keadaan saturasi oksigen yang kurang
D. Penyakit yang berhubungan dengan ketinggian
E. Semua Benar
20. Kriteria Tanazul bagi Jemaah haji, Kecuali :
A. Penyakit tidak dalam periode kronik
B. Tidak Mengidap penyakit Menular/tidak infeksius
C. Tidak dalam Krisis Hipertensi
D. Bukan Salah Satu Diatas
E. Saturasi Oksigen >92
21. Tim Visitasi berasal dari KKHI dan terdiri dari :
A. Dokter, Perawat dan TPK
B. Dokter, Satgas GC dan TPK
C. Dokter, Satgas PP dan TPK
D. Dokter, Satgas KR dan TPK
E. Bukan Salah Satu Diatas
22. Selama menunggu masa kepulangan, petugas mengingatkan jemaah haji agar beristirahat di
hotel dan menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat dan bugar sebelum kepulangan kembali ke
Indonesia. Diharapkan setiap Jemaah haji tetap mematuhi atau himbauan yang telah diberikan
yaitu :
A. Melakukan aktifitas fisik ringan
B. Jalan-jalan ke pusat oleh-oleh di Arab Saudi
C. Bagi lansia dari penderita penyakit penyerta agar berkonsultasi dengan tenaga kesehatan
secara rutin
D. Minum obat secara teratur
E. Melaporkan diri ke puskesmas
23. Dalam Permenkes 62 Tahun 2016 tempat pemberangkatan dan keberangkatan Jemaah haji yang
ditetapkan oleh Menteri Yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang agama
merupakan pengertian dari :
A. Karantina Haji
B. PPIH Embarkasi
C. Embarkasi
D. Asrama Haji
E. Bandara Haji
24. Persyaratan “mampu” untuk menunaikan ibadah haji adalah kemampuan Jemaah haji secara
jasmaniah, ruhaniah, perbekalan dan keamanan tanpa menelantarkan kewajiban terhadap
keluarga. Apa yang dimaksud “mampu” untuk ibadah haji ?
A. Istitha’ah
B. Wajib
C. Sunnah
D. Rukun
E. Syarat Wajib
25. Untuk melontar jumrah Jemaah haji harus berjalan kaki dari tenda di Mina sejauh minimal 4-10
km pergi pulang, jadwal melontar Jemaah haji Indonesia mengikuti jadwal yang sudah
ditentukan oleh pemerintah Arab Saudi, biasanya disiang hari. Kondisi ini dapat berpotensi
menyebabkan masalah kesehatan seperti kelelahan. Kegiatan apakah untuk mencegah
terjadinya kelelahan ?
A. Pakai Masker
B. Konsumsi makanan yang disediakan tepat waktu
C. Istirahat yang cukup
D. Minum air putih 1 gelas (200 ml) tiap jam
E. Makan buah dan sayur
26. Jemaah haji akan menempuh perjalanan jauh menuju ke Arab Saudi dengan menggunakan
pesawat. Kondisi di pesawat yang membatasi aktifitas dengan posisi duduk rapat, menggunakan
AC, kemudian sarana buang air yang terbatas dan tidak familiar bagi Jemaah haji terutama
Jemaah lansia mengakibatkan Jemaah membatasi untuk minum.
A. Kelelahan
B. Dehidrasi
C. Diare
D. Sesak Nafas
E. Sakit Kepala
27. Tawaf merupakan ibadah fisik yang dilakukan dengan berjalan kaki mengelilingi kabah sebanyak
tujuh kali putaran, kegiatan ini dilakukan ditengah kerumunan massa. Kondisi tersebut
berpotensi menimbulkan masalah kesehatan. Dibawah ini tindakan yang dapat mengurangi
risiko kesehatan pada saat melakukan tawaf adalah :
A. Menggunakan masker selama Tawaf untuk menghindari penularan penyakit
B. Melakukan tawaf beramai-ramai dan bersesakan
C. Melakukan tawaf terburu-buru dan tidak peduli kondisi badan
D. Melaksanakan tawaf walaupun bada merasa lelah
E. Tidak menggunakan payung saat tawaf
28. Jemaah haji yang ditetapkan Tidak Memenuhi Syarat Istitha’ah Kesehatan Haji dengan kriteria
gangguan jiwa berat kecuali :
A. Retardasi Mental Berat
B. Dimensia Berat
C. Skozofrenia Berat
D. Diare Berat
E. Psikosis Akut
29. Pelaksana Utama dari Upaya promotif dan Preventif Kesehatan Haji di Arab Saudi adalah :
A. TKR
B. TPK
C. Satgas GC
D. Satgas PP
E. TKH
30. Komunikasi dua arah antara dokter atau tenaga kesehatan dan Jemaah haji di puskesmas/klinik
atau rumah sakit adalah pengertian dari :
A. Konseling
B. Semua Salah
C. Semua Benar
D. Peningkatan Kebugaran Jasmani
31. Salah satu uraian tugas Tenaga Kesehatan haji yaitu :
A. Melakukan penerimaan dan pembayaran operasional
B. Kesehatan Haji menyusun rencana Kegiatan Satgas Sanitasi di daerah kerja Mekkah,
Madinah dan Bandara termasuk Armina
C. Bukan Salah Satu Diatas
D. Melakukan Koordinasi dengan petugas kloter lainnya yaitu ketua kloter dan Tenaga
Pembimbing Ibadah Haji Indonesia
E. Membantu pelaksanaan tugas PPIH Arab Saudi Bidang Kesehatan
32. Mabit di Muzdalifah berdasarkan fatwa MUI adalah :
A. Wajib
B. Makruh
C. Mubah
D. Sunnah
E. Haram
33. Dalam Permenkes 62 Tahun 2016 upaya kesehatan dalam bentuk tanggap cepat perlindungan
spesifik untuk melindungi keselamatan Jemaah haji pada seluruh tahapan penyelenggaraan
ibadah haji, merupakan pengertian dari :
A. Pemeriksaan
B. Pembinaan
C. Penyelenggaraan
D. Perlindungan
E. Pelayanan
34. Jemaah Haji yang ditetapkan Memenuhi Syarat Istitha’ah Kesehatan haji, antara lain dengan
penyakit :
A. Bronkhiektasis dengan Hypoksemia
B. Barotrauma
C. Tuberkulosisi Totally Drugs Resistance (TDR)
D. Tuberkulosis sputum BTA Positif, Tuberkulosis Multi Drug Resistance
E. Hipertensi Ringan
35. Dalam masa perjalanan ke Arab Saudi Jemaah haji bisa mengalami gangguan kesehatan berupa
DVT (Deep Vein Thrombosis). DVT adalah suatu kondisi pembekuan darah dalam pembuluh
darah vena dalam seperti di kaki. Gangguan kesehatan ini dapat disebabkan karena ?
A. Banyak minum air dingin (es)
B. Berada di ruangan yang dingin
C. Kelamaan tidak gerak
D. Menggunakan pakaian yang ketat
E. Berada di ruangan yang panas
36. Selama melaksanakan ibadah haji di tanah suci Jemaah haji dianjurkan untuk selalu
menggunakan masker dan menghindari kerumunan massa untuk mencegah penularan penyakit.
Penyakit menular yang dapat terjadi selama pelaksanaan ibadah haji antara lain :
A. TBC, Cacar air, Campak dan Ebola
B. Hepatitis, Diare, Malaria dan Tifus abdominalis.
C. Demam, Gatal-gatal dan Mabuk Udara
D. MERS-Cov, SARS, Meningitis Meningokokus dan Covid 19
E. Demam Berdarah Dengue, Malaria, Pneumonia dan TBC
37. Saat berada di Arab Saudi petugas kesehatan memberikan informasi kepada Jemaah haji bahwa
pada saat tiba di tanah air Jemaah tersebut perlu melaporkan diri dalam waktu 14 hari untuk
memantau kesehatannya, jika Jemaah mengalami gangguan kesehatan maka Jemaah haji
tersebut wajib melapor kepada :
A. PPIH Arab Saudi
B. Bidan Desa
C. Dokter Langganan
D. Petugas Kesehatan Kloter
E. Puskesmas Terdekat
38. Setelah selesai melaksanakan ibadah haji di tanah suci, hal yang perlu dilakukan saat Jemaah
haji tiba dirumah/kampung menjaga kesehatannya dan tetap waspada jangan sampai ada
penyakit yang terbawa dari Arab Saudi. Hal yang perlu dilakukan Jemaah haji adalah :
A. Bila dalam waktu 14 hari terjadi gangguan kesehatan segera melaporkan diri
B. Bila dalam waktu 7 hari terjadi gangguan kesehatan segera Ke Rumah Sakit
C. Bila dalam waktu 3 hari terjadi gangguan kesehatan segera Ke Rumah Sakit
D. Bila dalam waktu 29 hari terjadi gangguan kesehatan segera melaporkan diri
E. Bila dalam waktu 21 hari terjadi gangguan kesehatan segera ke Rumah Sakit
39. Kriteria Safawi Wukuf adalah sebagai berikut, Kecuali :
A. Bukan Salah Satu Diatas
B. UnTransportable
C. Hemodinamik (sirkulasi) stabil, Mean Artearial Pressure (MAP) paling rendah 65 mmHg.
D. Kesadaran baik
E. Saturasi Oksigen >89 dengan nasal kanul
40. Dasar Hukum perundang-undangan dalam penyelenggaraan Haji dan Umroh adalah :
A. UU No. 13 tahun 2008
B. UU No. 23 tahun 2011
C. UU No. 12 tahun 2001
D. UU No. 8 tahun 2019
E. UU No. 36 tahun 2009
41. Pada saat awal terbang (take off) dan mendarat (landing) dapat terjadi nyeri pada telinga yang
disebabkan oleh perbedaan tekanan dalam telinga dengan udara luar. Nyeri dari sensasi bunyi
letusan atau “pop” dalam telinga saat awal terbang karena ekspansi dalam telinga tengah dan
rongga sinus. Saat akan mendarat, gas tersebut akan berkurang dan menyebabkan perbedaan
tekanan dengan udara luar. Bila ada sumbatan, maka akan menyebabkan nyeri. Dengan cara
apakah untuk mengatasi nyeri tersebut ?
A. Menggerak-gerakkan bagian bahu
B. Menggerak-gerakan bagian kepala
C. Gerakan menelan, mengunyah atau menguap
D. Minum air hangat
E. Menutup kedua telinga
42. Sebutkan nomor tahun Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor yang mengatur
tentang penyelenggarakan kesehatan Jemaah haji :
A. Nomor 23 tahun 2016
B. Nomor 62 tahun 2016
C. Nomor 12 tahun 2012
D. Nomor 32 tahun 2016
E. Nomor 62 tahun 2015
43. Pada saat operasional kesehatan haji di Armuzna, KKHI Mekkah bertanggung jawab memberikan
pelayanan di :
A. Mina
B. Arafah
C. Muzdalifah
D. Madinah
E. Bandara
44. Sistem pencatatan dan pelaporan kegiatan pemeriksaan dan pembinaan kesehatan dalam
rangka Istitha’ah Kesehatan Jemaah haji harus dimasukkan kedalam
A. Log book TKHI
B. Siskohatkes
C. Laporan Bulanan PPIH
D. Laporan HArian TKHI
E. Siskohat
45. Pemeriksaan dan pembinaan kesehatan Jemaah haji merupakan hal wajib yang harus dilakukan
oleh seluruh Jemaah haji sebelum berangkat ke Arab Saudi. Rekapitulasi hasil penetapan
istitha’ah kesehatan Jemaah haji dilaporkan kepada :
A. Kepala Pusat Data dan Informasi Kemkes
B. Gubernur
C. Kepala Daerah kabupaten/kota
D. Kepala RSUD setempat
E. Kepala Daerah kabupaten/kta dan Kepala Dinas Kesehatan Propinsi
46. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 9 tahun 2021 mengatur tentang :
A. Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Kesehatan Haji di Tanah Suci
B. Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Kesehatan Haji di Indonesia
C. Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Kesehatan Haji di Arab Saudi
D. Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Kesehatan Haji di tingkat Provinsi
E. Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Kesehatan Haji di Embarkasi
47. Manasik Kesehatan Haji harus diselenggarakan secara terstruktur, sistematis dan masif. Apakah
makna kata “sistematis” pada penyelenggaraan manasik kesehatan haji?
A. Dilaksanakan dengan melibatkan dinas kesehatan kabupaten/kota serta KBIHU
B. Dilaksanakan dilaksanakan melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
pengawasan dan evaluasi dari tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota
C. Dilaksanakan dari tingkat pusat, propinsi, kabupaten/kota hingga puskesmas sesuai
kewenangannya
D. Dilaksanakan dilakukan secara mandiri oleh organisasi masyarakat Islam dan organisasi
seminat yang memiliki kapasitas dan sumber daya
E. Dilaksanakan dari Aceh sampai Papua
48. Salah satu Rumah Sakit Arab Saudi yang menjadi rujukan Jemaah haji di kota Makkah adalah :
A. Albayt Medical Center
B. Saudi German Hospital
C. RS Uhud
D. Shifa Hspital
E. RS An Nuur
49. Nama Bandara Arab Saudi di Kota Jeddah adalah :
A. King Fahd Airport
B. King Khalid International Airport
C. King Abdul Aziz International Airport
D. Muhammad bin Salman Airport
E. Amir Muhammad bin Abdul Aziz Airport
50. Kemampuan Jemaah haji dari aspek kesehatan yang meliputi fisik dan mental yang terukur
dengan pemeriksaan yang dapat dipertangung jawabkan sehingga Jemaah haji dapat
menjalankan ibadahnya sesuai tuntunan agama Islam
A. Istitha’ah Mabrur Jemaah haji
B. Istitha’ah rohani Jemaah haji
C. Istitha’ah Kebugaran Jemaah haji
D. Istitha’ah Jemaah-jemaah haji
E. Istitha’ah Kesehatan Jemaah haji
51. Penyelenggaraan Kesehatan Haji di Arab Saudi adalah :
A. Rangkaian kegiatan yang meliputi pembinaan, pelayanan, perlindungan kesehatan dalam
penyelenggaraan dan ibadah haji di Embarkasi
B. Rangkaian kegiatan yang meliputi pembinaan, pelayanan, perlindungan kesehatan dalam
penyelenggaraan dan ibadah haji di tanah air
C. Rangkaian kegiatan yang meliputi pembinaan, pelayanan, perlindungan kesehatan dalam
penyelenggaraan dan ibadah haji di dalam dan luar negeri
D. Rangkaian kegiatan yang meliputi pembinaan, pelayanan, perlindungan kesehatan dalam
penyelenggaraan dan ibadah haji di timur tengah
E. Rangkaian kegiatan yang meliputi pembinaan, pelayanan, perlindungan kesehatan dalam
penyelenggaraan dan ibadah haji di Arab Saudi
52. Jemaah haji yang ditetapkan Tidak Memenuhi Syarat Istitha’ah Kesehatan Haji dengan kriteria
kondisi klinis yang dapat mengancam jiwa, kecuali :
A. CKD Stadium IV dengan hemodialysis regular
B. Anemia Gravis
C. Stroke Haemorragic luas
D. Gangguan Jiwa Berat
E. AIDS Stadium IV dengan infeksi oportunistik
53. Jemaah haji harus menempuh perjalanan udara yang cukup lama dengan menggunakan pesawat
terbang dari Tanah Air ke Arab Saudi begitupun sebaliknya. Agar kodisi kesehatan tetap terjaga
dengan baik selama melakukan perjalanan, sebaiknya petugas dapat menyampaikan hal-hal
yang dapat dilakukan oleh Jemaah haji di dalam pesawat. Upaya apakah yang dapat menjaga
kondisi kesehatan agar tetap baik selama melakukan perjalanan dalam pesawat ?
A. Pelembab kulit dan bibir tidak perlu digunakan
B. Tidur 9 jam dan istirahat selama di pesawat
C. Jalan-jalan di pesawat
D. Melakukan peregangan tubuh di dalam pesawat dan hindari duduk statis dengan melipat
tungkai/kaki
E. Menggunakan baju hangat, selimut dan kaos kaki, membatasi minum air agar tidak sering
BAK
54. Jemaah haji yang ditetapkan Tidak Memenuhi Syarat Istitha’ah Kesehatan Haji, merupakan
Jemaah haji dengan kriteria :
A. Gangguan Jiwa Berat antara lain skizofrenia, dimensia berat dan retardasi mental berat
B. Berusia Kurang dari 60 tahun
C. Psikopat
D. Psik0sis Akut
E. Tingkat kebugaran buruk
55. Penyelenggaraan kesehatan haji di tingkat provinsi merupakan tanggung jawab dari
A. Pusat Kesehatan Haji
B. Dinas Kesehatan Provinsi
C. Kantor Kementrian Agama
D. Puskesmas Kecamatan
E. Dinas Kesehatan Kabupaten/kota
56. Safari wukuf ialah :
A. Pelayanan Wukuf di Arafah bagi Jemaah haji sakit di KKHI Makkah berdasarkan kriteria yang
ditetapkan Kadaker
B. Pelayanan Wukuf di Arafah bagi Jemaah haji sakit di KKHI Makkah berdasarkan kriteria yang
ditetapkan TKH
C. Pelayanan Wukuf di Arafah bagi Jemaah haji sakit di KKHI Makkah berdasarkan kriteria yang
sudah ditetapkan
D. Pelayanan Wukuf di Arafah bagi Jemaah haji sakit di KKHI Makkah berdasarkan kriteria yang
ditetapkan Kepala KKHI
E. Pelayanan Wukuf di Arafah bagi Jemaah haji sakit di KKHI Makkah berdasarkan kriteria yang
ditetapkan KBIH
57. Pada saat Jemaah haji kembali ke tanah air banyak kegiatan yang dilakukan agar Jemaah haji
tetap dalam kondisi sehat. Selama 14 hari masa kepulangan dari Arab Saudi, Jemaah haji
mendapatkan :
A. Membawa Kartu Kewaspadaan Kesehatan Jemaah Haji (K3JH) saat pulang ke rumah
B. Kunjungan rumah dari petugas puskesmas untuk memantau kesehatan Jemaah haji yang
pulang dari tanah suci
C. Fasilitas jalan-jalan bersama keluarga
D. Petugas yang mendampingi Jemaah haji : perlu pengaturan posisi duduk, agar Jemaah
dengan risiko tinggi dapat terpantau secara efektif
E. Pakai alat pelindung diri saat beraktifitas diluar ruangan
58. Jemaah haji yang ditetapkan Tidak Memenuhi Syarat Istitha’ah Kesehatan haji, antara lain
dengan kriteria :
A. Suspet dan/atau konfirm penyakit menular yang berpotensi wabah
B. Gastritis Akut
C. Chronic Kidney Disease Stadium IV dengan peritoneal dialysis/hemodialysis regular
D. Tonsilitis Akut
E. Suspek dan/atau konfirm penyakit menular yang berpotensi wabah
59. Jika prosesi ibadah telah selesai dilaksanakan oleh Jemaah haji, maka Jemaah haji perlu menjaga
kondisinya agar kembali ke tanah air selalu dalam keadaan prima. Saat berada di hotel Jemaah
haji sebaiknya memanfaatkan waktu untuk :
A. Makan banyak
B. Melakukan ibadah umrah Sunnah sebanyak mungkin
C. Belanja oleh-oleh
D. Kemas barang-barang
E. Beristirahat
60. Penetapan kriteria istitha’ah harus melibatkan semua pihak yang menjadi tim penyelenggara
kesehatan haji. Apa saja yang harus dilaksanakan pada pemeriksaan kesehatan mas
keberangkatan ?
A. Anamnesa, pemeriksaan penunjang, hasil dan rekomendasi dokter, penetapan istitha’ah
kesehatan, rekomendasi/saran/rencana tindak lanjut
B. Anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, rekomendasi dokter spesialis,
diagnosis, penetapan istitha’ah kesehatan, rekomendasi/saran/rencana tindak lanjut
C. Anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, hasil dan rekomendasi dokter,
diagnosis, penetapan istitha’ah kesehatan, rekomendasi/saran/rencana tindak lanjut
D. Anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, hasil dan rekomendasi dokter,
penetapan istitha’ah kesehatan, rekomendasi/saran/rencana tindak lanjut
E. Anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, hasil dan rekomendasi dokter
spesialis, diagnosis, penetapan istitha’ah kesehatan, rekomendasi/saran/rencana tindak
lanjut
61. Beberapa potensi gangguan kesehatan dapat timbul pada Jemaah haji saat melakukan
penerbangan yang cukup lama. Ada beberapa potensi gangguan seperti jet Lag. Penyesuaian
umumnya lebih cepat jika penerbangan dilakukan ke arah Barat dibandingkan penerbangan
kearah timur. Hal ini dikarenakan penerbangan menuju barat mengikuti perjalanan matahari,
sehingga waktu siang akan lebih lama. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi jet
Lag adalah :
A. Usahakan tetap terjaga satu jam sebelum mendarat
B. Melakukan peregangan otot
C. Tidur sepanjang perjalanan
D. Minum kopi dan teh
E. Tidak tertidur selama dalam perjalanan
62. Pengaturan Istitha’ah kesehatan haji bertujuan untuk terselenggaranya Pemeriksaan Kesehatan
dan Pembinaan Kesehatan Jemaah haji agar dapat menunaikan ibadahnya seusai dengan
ketentuan ajaran agama Islam, dalam Permenkes no 15 tahun 2016 tentang Istitha’ah kesehatan
Jemaah haji pernyataan ini terdapat pada :
A. Pasal 5
B. Pasal 2
C. Pasal 6
D. Pasal 4
E. Pasal 3
63. Selama menunggu masa kepulangan, Jemaah haji tetap berada dihotel untuk beristirahat dan
Jemaah haji tetap dalam kondisi sebelum kembali ke Indonesia, Jemaah haji diharapkan tetap
mematuhi arahan atau himbauan dari petugas yaitu :
A. Jemaah haji yang sehat harus menyerahkan Kartu Kewaspadaan Kesehatan Jemaah Haji
(K3JH) kePuskesmas terdekat dalam kurun waktu 14 hari setelah kepulangan
B. Minum air 200 ml (1 gelas) setiap jam
C. Belanja oleh-oleh sampai tengah malam
D. Mengisi Kartu Kewaspadaan Kesehatan (Health Alert Card/HAC)
E. Menerapkan Prilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) seperti menjaga kebersihan diri dan
lingkungan, konsumsi makanan bergizi, istirahat yang cukup.
64. Bahasa Arab dari mobil Bus adlah :
A. Ujrah
B. Sayyarah
C. Tayyarah
D. Hafil
E. Is’af
65. Berdasarkan pemeriksaan kesehatan masa keberangkatan akan ditetapkan Status Istitha’ah
kesehatan Jemaah haji, yaitu
A. Memenuhi syarat, Memenuhi syarat dengan pendampingan, Tidak Memenuhi syarat
sementara
B. Mandiri, Pengawasan, Observasi dan Batal
C. Observasi, Prima, Pengawasan dan Tunda
D. Memenuhi syarat, Memenuhi syarat dengan pendampingan, Tidak Memenuhi syarat
sementara, Tidak Memenuhi Syarat
E. Mandiri, Berkeadilan, Observasi dan Tunda
66. Balasan dari Haji Mabrur sesuai hadist Rasulullah SAW adalah :
A. Neraka
B. Pengampunan Dosa
C. Sertifikat Haji dari pemerintah
D. Syurga
E. Penambahan Pahala
67. Satuan Tugas Promotif dan Preventif (Satgas PP) terdiri dari :
A. Dokter, Penyuluh, Tenaga Kefarmasian dan TPK
B. Dokter, Perawat, Tenaga Kefarmasian dan TPK
C. Dokter, Bidan, Tenaga Kesehatan Lainnya dan TPK
D. Bukan Salah Satu Diatas
E. Dokter, Perawat, Tenaga Kesehatan lainnya dan TPK
68. Dalam kegiatan penyelenggaraan haji secara umum, Kementrian Kesehatan berkoordinasi
dengan…….
A. Kementrian Pertanian
B. Kementrian Agama
C. Kementrian Perikanan
D. Kementrian Haji dan Umrah
E. Kementrian Hukum dan HAM
69. Untuk memantau penyakit yang terbawa dari Arab Saudi ke Indonesia maka Jemaah haji perlu
melaporkan kondisi kesehatannyan ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara ?
A. Menyerahkan Kartu Kewaspadaan Kesehatan Jemaah Haji (K3JH) dalam kurun waktu 14 hari
setelah kepulangan
B. Menerapkan Prilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) seperti menjaga kebersihan diri dan
lingkungan, konsumsi makanan bergizi, istirahat yang cukup
C. Minum air 200 ml (1 gelas) setiap jam
D. Jalan-jalan bersama keluarga
E. Mengisi Kartu Kewaspadaan Kesehatan (Health Alert Card/HAC)
70. Salah satu upaya mempersiapkan Istitha’ah Kesehatan Haji Jemaah haji melakukan latihan fisik
yang diselenggarakan oleh Puskesmas/Klinik, sebelum latihan dilakukan skrining dengan
pengukuran kebugaran untuk menilai fungsi jantung, Jemaah diminta untuk berjalan konstan
sejauh 1,6 km, metode pengukuran kebugaran ini disebut Metode
A. Hopkins Verbal Learning Test (HVLT)
B. Six Minutes Walking Test
C. Rockpork Walking Test
D. MMPI Test
E. PAR-Q Test
71. Apakah makna “pembinaan kesehatan haji” menurut Permenkes No. 62 tahun 2016 :
A. Proses pemberian informasi atau penyuluhan yang bersifat promotif dan preventif kepada
Jemaah haji yang dilaksanakan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan/atau dengan
melibatkan peran serta masyarakat
B. Upaya Kesehatan dalam bentuk tanggap cepat dan perlindungan spesifik untuk melindungi
keselamatan Jemaah haji pada seluruh tahapan penyelenggaraan ibadah haji
C. Upaya Kesehatan dalam bentuk kunjungan dilakukan kepada Jemaah haji pada seluruh
tahap penyelenggaraan ibadah haji
D. Upaya Kesehatan dalam bentuk promotif dan preventif, dilakukan kepada perorangan atau
kelompok Jemaah haji pada seluruh tahap penyelenggaraan ibadah haji
E. Upaya Kesehatan dalam bentuk kuratif dan rehabilitatif dilakukan kepada Jemaah haji pada
seluruh tahap penyelenggaraan ibadah haji
72. Pada saat di hotel Jemaah diharapkan selalu menjaga kesehatan dan kebersihan diri serta
lingkungan, Jemaah haji Indonesia biasanya juga melakukan aktifitas seperti berbelanja baik di
pusat perbelanjaan maupun makan di rumah makan/restoran. Hal ini berpotensi Jemaah haji
dapat tertular berbagai penyakit. Agar Jemaah haji tetap sehat saat dihotel dianjurkan untuk :
A. Istirahat yang cukup, tidur minimal 6-8 jam sehari
B. Rutin melakukan senam baik secara mandiri maupun secara bersama-sama
C. Menggunakan topi untuk melindungi diri dari sengatan panas
D. Menggunakan payung untuk melindungi diri dari sengatan panas
E. Menggunakan masker secara baik dan benar
73. Penetapan status Jemaah haji tidak laik terbang pada pemeriksaan kesehatan di embarkasi
dituangkan dalam Berita Acara Kelaikan Terbang yang dikeluarkan dan ditanda tangani leh
A. Ketua Tim Penyelenggara Kesehatan Haji kabupaten/kota
B. Ketua PPIH
C. Ketua PPIH Embarkasi Bidang Kesehatan
D. Ketua Kloter
74. Setelah melakukan perjalanan jauh selama 9 jam, pada saat tiba di tanah air/debarkasi seorang
Jemaah haji diminta untuk Mengisi Kartu Kewaspadaan Kesehatan (Health Alert Card) atau
membawa Kartu Kewaspadaaan Kesehatan Jemaah Haji (K3JH) saat pulang ke rumah masing-
masing jika Jemaah haji merasa sakit/tidak sehat sebaiknya Jemaah haji :
A. Melakukan jalan ke Mal
B. Melakukan syukuran
C. Menghubungi petugas kesehatan jika merasa sakit
D. Menghubungi petugas rumah sakit
E. Menghubungi keluarga terdekat
75. Jemaah haji yang ditetapkan Tidak Memenuhi Syarat Istitha’ah Kesehatan haji untuk, antara lain
dengan penyakit :
A. Tuberkulosisi Totally Drugs Resistance (TDR)
B. Bronkhiektasis dengan Hypoksemia
C. Tuberkulosis sputum BTA Positif, Tuberkulosis Multi Drug Resistance
D. Barotrauma
E. Hipertensi Ringan
76. Surveilans sebagaimana dimaksud pada diatur dalam Permenkes 62 tahun 2016 diselenggarakan
terhadap Jemaah haji pada saat di :
A. Indonesia
B. Indonesia dan Arab Saudi
C. Embarkasi dan Debarkasi
D. Bukan Salah Satu Diatas
E. Arab Saudi
77. Pemeriksaan dan pembinaan kesehatan pada Jemaah haji yang dilakukan di tanah air wajib di
catat oleh tim pemeriksa kesehatan. Hail pemeriksaan kesehatan Jemaah haji dilaporkan ke
dalam aplikasi ?
A. Daftarin
B. Siskohatkes
C. Siskohat
D. Siskopatuh
E. SIOH
78. Berdasarkan pemeriksaan kesehatan masa keberangkatan akan ditetapkan Status Istitha’ah
Kesehatan Jemaah haji. Sebutkan kriteria Jemaah haji yang memenuhi syarat Istitha’ah
kesehatan haji ?
A. Jemaah haji yang memiliki kemampuan mengikuti proses ibadah haji dengan bantuan/atau
orang lain dengan tingkat kebugaran jasmani dengan kategori cukup
B. Jemaah haji yang memiliki kemampuan mengikuti proses ibadah haji dengan bantuan/atau
orang lain dengan tingkat kebugaran jasmani dengan kategori kurang
C. Jemaah haji yang memiliki kemampuan mengikuti proses ibadah haji tanpa bantuan/atau
orang lain dengan tingkat kebugaran jasmani dengan kategori cukup
D. Jemaah haji yang memiliki kemampuan mengikuti proses ibadah haji dengan bantuan obat
dengan tingkat kebugaran jasmani dengan kategori kurang
E. Jemaah haji yang memiliki kemampuan mengikuti proses ibadah haji dengan bantuan
Tenaga Kesehatan Kloter
79. Jemaah haji yang ditetapkan Tidak Memenuhi Syarat Istitha’ah Kesehatan untuk sementara
dengan kriteria :
A. AIDS Stadium IV
B. Gangguan Jiwa Berat
C. Jemaah dengan penyakit yang sulit diharapkan kesembuhannya
D. Kondisi klinis yang dapat mengancam jiwa
E. Hamil yang diprediksi usia kehamilannya pada saat keberangkatan kurang dari 14 minggu
atau lebih dari 26 minggu
80. Kondisi klinik Jemaah haji yang ditetapkan Tidak Memenuhi Syarat Istitha’ah Kesehatan Haji
untuk sementara dengan kriteria :
A. Chronic Kidney Disease Stadium IV dengan hemodialysis regular
B. AIDS Stadium IV
C. Fraktur tulang belakang tanpa komplikasi neurologis
D. Gangguan Jiwa Berat
E. Gagal Jantung Stadium IV
81. Untuk memantau penyakit yang mungkin terbawa dari Arab Saudi ke Indonesia, setelah tiba di
debarkasi/asrama haji seorang Jemaah haji perlu memeriksakan kesehatannya ke fasilitas
pelayanan kesehatan terdekat. Hal perlu dilakukan oleh Jemaah haji adalah ?
A. Petugas yang mendampingi Jemaah; perlu pengaturan posisi duduk, agar Jemaah dengan
risiko tinggi dapat terpantau secara efektif
B. Petugas Puskesmas akan melakukan kunjungan rumah untuk memantau kesehatan Jemaah
haji yang pulang dari tanah suci
C. Menyerahkan Kartu Kewaspadaan Kesehatan Jemaah Haji (K3JH) kepada petugas
D. Jalan-jalan bersama keluarga mengobati rasa rindu setelah ditinggal berhaji
E. Pakai alat pelindung diri saat beraktifitas di luar ruangan
82. Pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan haji di Arab Saudi dilaksanakan oleh :
A. Tenaga Farmasi dan TPK
B. Apoteker dan Tenaga Farmasi
C. Bukan Salah Satu Diatas
D. Satgas OP dan Apoteker
E. Satgas OP dan TPK
83. Pelayanan kuratif rehabilitatif dilaksanakan pada 3 (tiga) daerah kerja, yaitu :
A. Mekkah, Madinah dan Muzdalifah
B. Mekkah, Madinah dan Armina
C. Bukan Salah Satu Diatas
D. Mekkah, Madinah dan Jeddah
E. Mekkah, Madinah dan Bandara
84. Kriteria Safari Wukuf adalah sebagai berikut
A. Betul semua
B. Tidak Mengidap penyakit menular
C. Tidak mengidap penyakit infeksius
D. Tidak dalam krisis hipertensi dan Transportable
E. Penyakit tidak dalam periode akut
85. Kondisi Klinis Jemaah haji dengan penyakit kardiovaskuler ditetapkan Laik Terbang pada
pemeriksaan kesehatan ketiga adalah :
A. Sirosis atau hepatoma decompensarta
B. Edema paru
C. AIDS Stadium IV dengn infeksi oportunistik
D. Anemia ringan Hb 10g/dL
E. Hipertiroid
86. Jemaah haji akan mendapatkan paket Alat Pelindung Diri (APD) yang harus dibawa ke Arab
Saudi. Karena berguna bagi Jemaah haji untuk melindungi diri dari penyakit. Selama
melaksanakan ibadah haji dianjurkan untuk selalu menggunakan alat pelindung diri. Di bawah ini
adalah alat pelindung diri yang digunakan untuk mencegah sengatan panas (heat stroke) adalah:
A. Topi, baju rompi, masker dan alas kaki
B. Payung, semprotan air, masker dan alas kaki
C. Payung, baju rompi, masker dan sarung tangan
D. Topi, semprotan air, masker dan kaos kaki
E. Topi, jaket tebal, masker dan sepatu
87. Bahasa arab dari “sakit” adalah :
A. Is’af
B. Marid
C. Wafat
D. Mustasfa
E. Shihhah
88. Satuan Tugas Gerak Cepat (Satgas GC) terdiri dari :
A. Bukan Salah Satu Diatas
B. Dokter, Dokter Kloter, Tenaga Kefarmasian dan TPK
C. Dokter, Perawat, Tenaga Kefarmasian dan TPK
D. Dokter, Bidan, Tenaga Kefarmasian dan TPK
E. Dokter, Penyuluh, Tenaga Kefarmasian dan TPK
89. Pemeriksaan Kesehatan tahap masa embarkasi dilaksanakan oleh PPIH Embarkasi Bidang
Kesehatan di embarkasi untuk menetapkan :
A. Laik atau tidak laik terbang
B. Status Istitha’ah Kesehatan Jemaah Haji
C. Vaksinasi Jemaah Haji
D. Sehat atau Tidak Sehat
E. Status Kesehatan Risiko Tinggi atau Tidak Risiko Tinggi
90. Kepanjangan dari SISKOHATKES adalah
A. Sistem Komputerisasi Bidang Kesehatan Haji
B. Sistem Komputerisasi Haji Terpadu Bidang Kesehatan
C. Sistem Komputerisasi Haji
D. Sistem Komputerisasi Kesehatan Haji
E. Sistem Komputerisasi Kesehatan
91. Suatu kondisi fisiologis yang terjadi akibat gangguan terhadap irama sirkadian tubuh, yang
disebabkan oleh perjalanan yang melintasi garis meridian, sehingga sistem irama sirkadian tidak
dapat segera menyesuaikan dengan waktu lokal yang baru dan membutuhkan beberapa hari
untk penyesuaian diri dengan jumlah zona waktu yang dilewati. Hal ini dapat terjadi pada
seseorang saat melakukan perjalanan udara yang cukup lama dengan menggunakan pesawat
terbang. Dinamakan kondisi apakah hal tersebut ?
A. Mabuk Peswat
B. DVT (Deep Vein Thrombosis)
C. Mabuk Udara
D. Jet Lag
E. Jet Set
92. Salah satu rukun haji adalah Wukuf di Arafah yang merupakan puncak ibadah haji. Wukuf di
Arafah dilakukan di dalam tenda atau lapangan terbuka. Selain itu jumlah Jemaah dalam satu
tenda sangat padat. Wukuf di lapangan terbuka berpotensi terpapar udara panas/dingin dengan
tingkat kelembaban udara yang rendah. Kondisi tersebut berpotensi menimbulkan masalah
kesehatan. Untuk mencegah risiko kesehatan saat Wukuf di Arafah maka Jemaah haji
hendaknya memperhatikan hal-hal antara lain:
A. Membawa peralatan ibadah sendiri termasuk sajadah, tidak memaksakan diri, hindari
berdesak-desakan dan segera minum air putih jika merasa haus
B. Menghindari paparan langsung udara panas/dingin, melaksanakan wukuf di dalam tenda,
istirahat yang cukup, pakai masker dan payung pada saat antri ditoilet, konsumsi makanan
tepat waktu dan minum air putih minimal satu gelas (200 ml) tiap jam
C. Membatasi konsumsi makanan atau minuman dan istirahat yang cukup, melakukan keliling
ke tenda-tenda Jemaah lain
D. Pakai masker, konsumsi makanan tepat waktu, istirahat yang cukup dengan tidur minimal 6-
8 jam sehari, pakai payung untuk melindungi diri dari sengatan panas dan minum air putih
walaupun tidak merasa haus
E. Jaga kesehatan dan kebersihan diri dan lingkungan selalu menggunakan alat pelindung diri,
konsumsi makanan tepat waktu, istirahat yang cukup dan tidur minimal 6-8 jam sehari dan
minum air putih 5-6 botol @ 600 ml sehari
93. Pencegahan DVT antara lain dalam perjalanan adalah sebagai berikut, kecuali :
A. Berjalan-jalan didalam kabin
B. Memakai stoking cmpress
C. Cukup minum dan makan snack
D. Tidur selama penerbangan
E. Menggerakan jari kaki
94. Tawaf yang pertama kali dilakukan pada saat pertama kali memasuki kota Makkah adalah :
A. Tawaf Ifadah
B. Tawaf Qudum
C. Tawaf Wada
D. Tawaf Ramat
E. Tawaf Sunnah
95. Manasik Kesehatan Haji menerapkan strategi koordinasi, kolaborasi dan integrasi dilaksanakan
oleh Kementrian Kesehatan, Kementrian Agama, Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota,
organisasi masyarakat Islam, organisasi profesi dan organisasi seminat. Bagaimana pemberian
informasi Manasik Kesehatan haji ?
A. Peningkatan pelayanan Kesehatan Haji di Arab Saudi
B. Sosialisasi kesehatan haji secara langsung
C. Sosialisasi kesehatan haji secara interaktif
D. Informasi manasik kesehatan haji yang disampaikan harus berstandar dan konsisten
sehingga pelaksana manasik kesehatan haji dapat memberikan informasi yang sama dan
tidak bertentangan satu sama lain
E. Pada Pelatihan TKHI dan PPIH yang terintegrasi dengan Kementerian Agama
96. Pembinaan kesehatan haji adalah upaya kesehatan dalam bentuk promotif dan preventif,
dilakukan kepada perorangan atau kelompok Jemaah haji pada seluruh tahap penyelenggaraan
ibadah haji. Permenkes nomor berapa definisi ini dapat kita jumpai?
A. Permenkes No. 15 tahun 2016
B. Permenkes No. 26 tahun 2015
C. Permenkes No. 62 tahun 2016
D. Permenkes No. 16 tahun 2015
E. Permenkes No. 26 tahun 2017
97. Pada Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan dinyatakan bahwa upaya
kesehatan diselenggarakan dalam bentuk kegiatan dengan pendekatan promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh dan berkesinambungan.
Upaya tersebut sejalan dengan tujuan penyelenggaraan ibadah haji berdasarkan Undang-
undang Nomor 8 tahun 2019. Sebutkan tujuan penyelengggaraan ibadah haji dan umrah pada
pasal 3 UU No 8 tahun 2019 ?
A. Memberikan keadilan dan keamanan bagi Jemaah haji sehingga dapat menunaikan
ibadahnya sesuai dengan ketentuan syariat
B. Memberikan kepercayaan serta akuntabilitas bagi Jemaah haji dan Jemaah umrah sehingga
dapat menunaikan ibadahnya sesuai dengan ketentuan syariat
C. Memberikan kesempatan ke Arab Saudi
D. Memberikan manfaat, kemaslahatan bagi jemaah haji dan Jemaah umrah sehingga dapat
menunaikan ibadahnya sesuai dengan ketentuan syariat
E. Memberikan pembinaan, pelayanan dan perlindungan bagi Jemaah haji dan Jemaah umrah
sehingga dapat menunaikan ibadahnya sesuai dengan ketentuan syariat
98. Pada saat operasional kesehatan haji, pelayanan kesehatan di daera Mina menjadi tanggung
jawab KKHI ?
A. Madinah
B. Srafah
C. Muzdalifah
D. Bandara
E. Makkah
99. Mabit di Muzdalifah dilakukan di lapangan terbuka sehingga terpapar dengan udara luar dan
debu. Selain itu Jemaah haji telah mengalami kelelahan setelah wukuf di Arafah. Kondisi ini
dapat menyebabkan masalah kesehatan kambuhnya penyakit kronis pada Jemaah haji. Untuk
mencegah masalah kesehatan kambuhnya penyakit kronis pada Jemaah haji hendaknya
memperhatikan hal-hal berikut, antara lain :
A. Pakai Masker
B. Mengikuti nasehat tenaga medis
C. Minum air
D. Konsumsi makanan yang disediakan tepat waktu
E. Istrirahat yang cukup
100. Diagnosis ditetapkan berdasarkan hasil :
A. Pemeriksaan Fisik
B. Anamnesis
C. Anamnesis, Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang
D. Semua salah
E. Pemeriksaan penunjang

Anda mungkin juga menyukai