Anda di halaman 1dari 62

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

TENTANG P2K3

P2K3-DISNAKER KAB BEKASI


HIRARKI PERUNDANG-UNDANGAN
 PANCASILA  Kementrian
 UUD 1945  Peraturan Mentri
 Ketetapan MPR  Keputusan Mentri
 UU/Perpu  Surat Edaran Mentri
 Peraturan Pemerintah  Instruksi Mentri
 Presiden  Keputusan Dirjen
 Peraturan Presiden  Surat Edaran Dirjen
 Keputusan Presiden  Instruksi Dirjen
 Instruksi Presiden  Peraturan Daerah
 Pergub
 Perda
 dll

P2K3 – DISNAKER KAB. BEKASI


UNDANG-UNDANG NO. 01 TAHUN 1970
TENTANG
KESELAMATAN KERJA
UNDANG-UNDANG 01. THN 1970 (KESELAMATAN KERJA)

12 Januari 1970

 Undang undang No 1 tahun


1970 tentang keselamatan
Kerja,
Mencabut : Bulan K3 Nasional
Veiligheidsreglement. Stbl Van 12 Januari – 12 Februari
Nederlandsch Indie No 406
Tahun 1910. Tema Bulan K3 2019
“Wujudkan Kemandirian
Masyarakat Indonesia Berbudaya
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) Untuk Mendukung Stabilitas
Ekonomi Nasional”

P2K3 – DISNAKER KAB. BEKASI


UNDANG-UNDANG 01. THN 1970 (KESELAMATAN KERJA)

TUJUAN
Memberikan perlindungan atas keselamatan
 Tenaga kerja
 Orang lain
 Sumber-sumber produksi  agar dapat dipakai secara aman dan
efisien, guna mewujudkan Produktifitas

P2K3 – DISNAKER KAB. BEKASI


UNDANG-UNDANG 01. THN 1970 (KESELAMATAN KERJA)

UNDANG-UNDANG 01. THN 1970


Menimbang :
a. Bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan dalam
melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan dan; meningkatkan produksi serta
produktivitas Nasional
b. bahwa setiap orang lainnya yang berada di tempat kerja perlu terjamin pula
keselamatannya;
c. bahwa setiap sumber produksi perlu dipakai dan dipergunakan secara aman dan
effisien;
d. bahwa berhubung dengan itu perlu diadakan segala daya upaya untuk membina
norma-norma perlindungan kerja;
e. bahwa pembinaan norma-norma itu pelru diwujudkan dalam Undang-undang yang
memuat ketentuan-ketentuan umum tentang keselamatan kerja yang sesuai
dengan perkembangan masyarakat, industri, teknik dan teknologi.

P2K3 – DISNAKER KAB. BEKASI


UNDANG-UNDANG 01. THN 1970 (KESELAMATAN KERJA)

DEFINISI BAB
Pasal 1 I

1) ”tempat kerja” ialah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana
tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana
terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya sebagaimana diperinci dalam pasal 2; termasuk tempat
kerja ialah semua ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya yang merupakan bagian-bagian atau
yang berhubungan dengan tempat kerja tersebut;

2) ”pengurus” ialah orang yang mempunjai tugas memimpin langsung sesuatu tempat kerja atau bagiannya
yang berdiri sendiri;

3) ”pengusaha”

4) ”direktur” ialah pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja untuk melaksanakan Undang-undang
ini;

5) ”pegawai pengawas” ialah pegawai teknis berkeahlian khusus dari Departemen Tenaga Kerja yang
ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja;

6) ”Ahli keselamatan kerja” ialah tenaga teknis berkeahlian khusus dari luar Departemen Tenaga Kerja yang
ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja untuk mengawasi ditaatinya Undang-undang ini.

P2K3 – DISNAKER KAB. BEKASI


UNDANG-UNDANG 01. THN 1970 (KESELAMATAN KERJA)
BAB
II
RUANG LINGKUP
Pasal 2

(1) Yang diatur oleh Undang-undang ini ialah keselamatan kerja dalam
segala tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air,
di dalam air maupun di udara, yang berada di dalam wilayah
kekuasaan hukum Republik Indonesia;

Kritria Tempat kerja terdapat 3 unsur pokok


1. Adanya kegiatan usaha
2. Adanya orang yang bekerja
3. Terdapat sumber bahaya

P2K3 – DISNAKER KAB. BEKASI


UNDANG-UNDANG 01. THN 1970 (KESELAMATAN KERJA)
BAB
II
RUANG LINGKUP
Pasal 2

(2) Ketentuan-ketentuan dalam ayat (1) tersebut berlaku dalam tempat kerja di mana :
a) dibuat, dicoba, dipakai atau dipergunakan mesin, pesawat, alat, perkakas, peralatan atau
instalasi yang berbahaya atau dapat menimbulkan kecelakaan, kebakaran atau peledakan;
b) dibuat, diolah, dipakai, dipergunakan, diperdagangkan, diangkut, atau disimpan bahan atau
barang yang: dapat meledak, mudah terbakar, menggigit, beracun, menimbulkan infeksi,
bersuhu tinggi;
c) dikerjakan pembangunan, perbaikan, perawatan, pembersihan atau pembongkaran rumah,
gedung atau bangunan lainnya termasuk bangunan pengairan, saluran atau terowongan di
bawah tanah dan sebagainya atau dimana dilakukan pekerjaan persiapan.

P2K3 – DISNAKER KAB. BEKASI


UNDANG-UNDANG 01. THN 1970 (KESELAMATAN KERJA)
BAB
II
RUANG LINGKUP
Pasal 2 (2)
d) dilakukan usaha: pertanian, perkebunan, pembukaan hutan, pengerjaan hutan,
pengolahan kayu atau hasil hutan lainnya, peternakan, perikanan dan lapangan
kesehatan;
e) dilakukan usaha pertambangan dan pengolahan: emas, perak, logam atau bijih logam
lainnya, batu-batuan, gas, minyak atau mineral lainnya, baik di permukaan atau di
dalam bumi, maupun di dasar perairan;
f) dilakukan pengangkutan barang, binatang atau manusia, baik di darat, melalui
terowongan, dipermukaan air, dalam air maupun di udara;
g) dikerjakan bongkar muat barang muatan di kapal, perahu, dermaga, dok, stasiun atau
gudang;
h) dilakukan penyelaman, pengambilan benda dan pekerjaan lain di dalam air;

P2K3 – DISNAKER KAB. BEKASI


UNDANG-UNDANG 01. THN 1970 (KESELAMATAN KERJA)
BAB
II
RUANG LINGKUP
Pasal 2 (2)
i) dilakukan pekerjaan dalam ketinggian di atas permukaan tanah atau perairan;
j) dilakukan pekerjaan dibawah tekanan udara atau suhu yang tinggi atau rendah;
k) dilakukan pekerjaan yang mengandung bahaya tertimbun tanah, kejatuhan,
terkena pelantingan benda, terjatuh atau terperosok, hanyut atau terpelanting;
l) dilakukan pekerjaan dalam tangki, sumur atau lubang;
m) terdapat atau menyebar suhu, kelembaban, debu, kotoran, api, asap, uap, gas,
hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara atau getaran;
n) dilakukan pembuangan atau pemusnahan sampah atau limbah;

P2K3 – DISNAKER KAB. BEKASI


UNDANG-UNDANG 01. THN 1970 (KESELAMATAN KERJA)
BAB
II
RUANG LINGKUP
Pasal 2 (2)
o) dilakukan pemancaran, penyiaran atau penerimaan radio, radar, televisi,
atau telepon;
p) dilakukan pendidikan, pembinaan, percobaan, penyelidikan atau riset
(penelitian) yang menggunakan alat teknis;
q) dibangkitkan, dirubah, dikumpulkan, disimpan, dibagi-bagikan atau
disalurkan listrik, gas, minyak atau air;
r) diputar film, pertunjukan sandiwara atau diselenggarakan rekreasi lainnya
yang memakai peralatan, instalasi listrik atau mekanik.

P2K3 – DISNAKER KAB. BEKASI


UNDANG-UNDANG 01. THN 1970 (KESELAMATAN KERJA)
BAB
III
SYARAT-SYARAT KESELAMATAN KERJA
Pasal 3
(1) Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja
untuk :
a. mencegah dan mengurangi kecelakaan;
b. mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;
c. mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;
d. memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian-kejadian
lain yang berbahaya;
e. memberi pertolongan pada kecelakaan;
f. memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja;
g. mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran,
asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar radiasi, suara dan getaran;

P2K3 – DISNAKER KAB. BEKASI


UNDANG-UNDANG 01. THN 1970 (KESELAMATAN KERJA)
BAB
III
SYARAT-SYARAT KESELAMATAN KERJA
Pasal 3 (1)
h. mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik maupun psikis,
peracunan, infeksi dan penularan.
i. memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;
j. menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;
k. menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;
l. memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;
m. memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanya;
(Ergonomi)
n. mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau barang;
o. mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;

P2K3 – DISNAKER KAB. BEKASI


UNDANG-UNDANG 01. THN 1970 (KESELAMATAN KERJA)
BAB
III
SYARAT-SYARAT KESELAMATAN KERJA
Pasal 3 (1)
p. mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan barang;
q. mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;
r. menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya kecelakaannya
menjadi bertambah tinggi.

P2K3 – DISNAKER KAB. BEKASI


UNDANG-UNDANG 01. THN 1970 (KESELAMATAN KERJA)
BAB
III
SYARAT-SYARAT KESELAMATAN KERJA
Pasal 3

(2) Dengan peraturan perundangan dapat dirubah perincian seperti


tersebut dalam ayat (1) sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknik dan teknologi serta pendapatan-pendapatan
baru di kemudian hari.

P2K3 – DISNAKER KAB. BEKASI


UNDANG-UNDANG 01. THN 1970 (KESELAMATAN KERJA)
BAB
III

Pasal 4

(1) Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja


dalam perencanaan, pembuatan, pengangkutan, peredaran, perdagangan,
pemasangan, pemakaian, penggunaan, pemeliharaan dan penyimpanan bahan,
barang, produk teknis dan aparat produksi yang mengandung dan dapat
menimbulkan bahaya kecelakaan.

P2K3 – DISNAKER KAB. BEKASI


UNDANG-UNDANG 01. THN 1970 (KESELAMATAN KERJA)

• bahan,
Syarat K3 • barang,
• aparat produksi dan
• produk teknis

Pembuatan,
PERENCANAAN Pemasangan
Pengangkutan
Pemakaian
Peredaran
Penggunaan
Perdagangan
Pemeliharaan
Penyimpanan

P2K3 – DISNAKER KAB. BEKASI


UNDANG-UNDANG 01. THN 1970 (KESELAMATAN KERJA)
BAB
III

Pasal 4
(2) Syarat-syarat tersebut memuat prinsip-prinsip teknis ilmiah menjadi
suatu kumpulan ketentuan yang disusun secara teratur, jelas dan
praktis yang mencakup bidang konstruksi, bahan, pengolahan dan
pembuatan, perlengkapan alat-alat perlindungan, pengujian dan
pengesahan, pengepakan atau pembungkusan, pemberian tanda-
tanda pengenal atas bahan, barang, produk teknis dan aparat
produk guna menjamin keselamatan barang-barang itu sendiri,
keselamatan tenaga kerja yang melakukannya dan keselamatan
umum.

P2K3 – DISNAKER KAB. BEKASI


UNDANG-UNDANG 01. THN 1970 (KESELAMATAN KERJA)

Barang-barang yang mengandung


POTENSI BAHAYA harus dikendalikan
untuk keselamatan :
- Barang itu sendiri
- Tenaga kerja
- Umum

Barang-barang atau Produk teknik harus


LULUS UJI KESELAMATAN

P2K3 – DISNAKER KAB. BEKASI


UNDANG-UNDANG 01. THN 1970 (KESELAMATAN KERJA)
BAB
III

Pasal 4
(3) Dengan peraturan perundangan dapat dirubah perincian seperti tersebut dalam
ayat (1) dan (2); dengan peraturan perundangan ditetapkan siapa yang
berkewajiban memenuhi dan mentaati syarat-syarat keselamatan tersebut.

P2K3 – DISNAKER KAB. BEKASI


Pola penerapan K3 terhadap produk teknik Termasuk
Termasuk
Pasal 4 produk
produkdari
dari
Luar
LuarNegeri
Negeri
Pemeriksaan/
Pemeriksaan/
perhitungan
pengujian Test
teknis
Berkala

-Pemasangan - Pemakaian
Perencanaan -Pembuatan - Peredaran
-dll - Pengangkutan

Pengesahan Pengesahan
gambar rencana Pemakaian

P2K3 – DISNAKER KAB. BEKASI


UNDANG-UNDANG 01. THN 1970 (KESELAMATAN KERJA)
BAB
PENGAWASAN IV
Pasal 5
(1) Direktur melakukan pelaksanaan umum terhadap Undang-undang
ini, sedangkan para pegawai pengawas dan ahli keselamatan kerja
ditugaskan menjalankan pengawasan langsung terhadap ditaatinya
Undang-undang ini dan membantu pelaksanaannya.

(2) Wewenang dan kewajiban direktur, pegawai pengawas dan ahli


keselamatan kerja dalam melaksanakan Undang-undang ini diatur
dengan peraturan perundangan.

P2K3 – DISNAKER KAB. BEKASI


UNDANG-UNDANG 01. THN 1970 (KESELAMATAN KERJA)

PENGAWASAN K3 & AHLI KESELAMATAN

Pasal 1 (5)
 Pegawai Pengawasan adalah pegawai teknis berkeahlian
khusus dari Depnaker yang ditunjuk oleh Menteri
Tenaga Kerja

Pasal 1 (6)
 “Ahli Keselamatan Kerja” ialah tenaga teknis
berkeahlian khusus dari luar Depnaker yang ditunjuk
oleh Menteri Tenaga Kerja untuk mengawasi ditaatinya
Undang-undang ini

P2K3 – DISNAKER KAB. BEKASI


PENGAWASAN K3 ?

P D C A

Management Review
Pengawasan dalam prinsip manajemen:
adalah kegiatan Monitoring dan Evaluasi, guna menilai
kesesuaian Pelaksanaan kegiatan dibandingkan dengan
Rencana tujuan yang ingin dicapai

P2K3 – DISNAKER KAB. BEKASI


UNDANG UNDANG
NO 1 TH 1970
KESELAMATAN KERJA

Tugas
Tugas dan
dan Fungsi
Fungsi Pengawas
Pengawas
•• Polisioner
Polisioner
•• Advis
Advis teknis
teknis

Dimaksudkan untuk mencegah atau memperbaiki


kesalahan, penyimpangan, ketidaksesuaian,
pelanggaran dan lainnya yang tidak sesuai dengan
yang telah ditentukan

P2K3 – DISNAKER KAB. BEKASI


UNDANG-UNDANG 01. THN 1970 (KESELAMATAN KERJA)
BAB
Pasal 5 IV

(1) Direktur sebagai pelaksana umum


(2) Wewenang dan kewajiban :
 Direktur (Kepmen No. 79/Men/1977)
 Pegawai Pengawas (Permen No. 2/Men/1992)
 Ahli K3 (Permen No. 2/Men/1992)

P2K3 – DISNAKER KAB. BEKASI


Presiden GUBERNUR

KEMNAKER BUPATI /
WALI KOTA
Dirien Binwasnaker

Direktorat Pengawas
UNIT
K3 PENGA WASAN
K3
Peg Pengawas K3

K3 Ahli K3 + Dokter
Tanggung
Jawab Pengusaha
BERSAMA
PEKERJA

P2K3 – DISNAKER KAB. BEKASI


UNDANG-UNDANG 01. THN 1970 (KESELAMATAN KERJA)
BAB
Pasal 6 IV
Panitia banding (belum di atur)

(1)Barang siapa tidak dapat menerima keputusan direktur


(Pejabat Kementrian) dapat mengajukan permohonan
banding kepada Panitia Banding.

(2) Cara-cara permohonan banding, susunan Panitia


Banding, tugas Panitia Banding dan lain-lainnya ditetapkan
oleh Menteri Tenaga Kerja.

(3) Keputusan PanitIa Banding tidak dapat dibanding lagi

P2K3 – DISNAKER KAB. BEKASI


UNDANG-UNDANG 01. THN 1970 (KESELAMATAN KERJA)
BAB
IV
Pasal 7
Retribusi

Untuk pengawasan berdasarkan Undang-undang


ini pengusaha harus membayar retribusi
menurut ketentuan-ketentuan jang akan diatur
dengan peraturan perundangan.

P2K3 – DISNAKER KAB. BEKASI


UNDANG-UNDANG 01. THN 1970 (KESELAMATAN KERJA)
BAB
Pasal 8 IV

(1) Pengurus (Pengusaha) diwadjibkan memeriksakan kesehatan


badan, kondisi mental dan kemampuan fisik dari tenaga kerja yang
akan diterimanya maupun akan dipindahkan sesuai dengan sifat-sifat
pekerjaan yang diberikan padanya.

(2) Pengurus (Pengusaha) diwajibkan memeriksa semua tenaga kerja


yang berada dibawah pimpinannya, secara berkala pada Dokter Yang
ditunjuk oleh Pengusaha dan dibenarkan oleh Direktur. (permen No.
02/Men/1980 dan Permen No. 03/Men/1982)

(3) Norma-norma mengenai pengujian kesehatan ditetapkan dengan


peraturan perundangan.

P2K3 – DISNAKER KAB. BEKASI


UNDANG-UNDANG 01. THN 1970 (KESELAMATAN KERJA)

Pasal 9 BAB
V
Pembinaan
Pengurus Wajib:
1 Menjelaskan dan menunjukkan pada tenaga kerja baru :
 Kondisi dan bahaya di tempat kerja
 Semua pengaman dan alat perlindungan yang diharuskan
 Menyediakan APD
 Menjelaskan cara dan sikap bekerja aman
2 Mempekerjakan setelah yakin memahami K3
3 Melakukan pembinaan
 pencegahan kecelakaan
 pemberantasan kebakaran
 peningkatan K3
 pemberiaan P3K
4 Wajib memenuhi dan mentaati syarat K3

P2K3 – DISNAKER KAB. BEKASI


UNDANG-UNDANG 01. THN 1970 (KESELAMATAN KERJA)

P2K3 BAB
VI
Pasal 10
(1) Menteri Tenaga Kerja berwenang membertuk Panitia Pembina
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) guna
memperkembangkan kerja sama, saling pengertian dan partisipasi
efektif dari pengusaha atau pengurus dan tenaga kerja dalam
tempat-tempat kerja untuk melaksanakan tugas dan kewajiban
bersama dibidang keselamatan dankesehatan kerja, dalam rangka
melancarkan usaha berproduksi.
(2) Susunan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja, tugas
dan lain-lainnya ditetapkan oleh Menteri Tenaga Kerja.

P2K3 – DISNAKER KAB. BEKASI


UNDANG-UNDANG 01. THN 1970 (KESELAMATAN KERJA)
BAB
Penjelasan Pasal 10 VI

Ayat (1)
Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja bertugas memberi
pertimbangan dan dapat membantu pelaksanaan usaha pencegahan
kecelakaan dalam perusahaan yang bersangkutan serta dapat
memberikan dan penerangan efektif pada para pekerja yang
bersangkutan.
Ayat (2)
Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan suatu
Badan yang terdiri dari unsur-unsur penerima kerja, pemberi kerja
dan Pemerintah (tripartite).

P2K3 – DISNAKER KAB. BEKASI


 Susunan P2K3
Diatur dan tetapkan oleh Menteri
Peraturan pelaksana Permen No. 04/Men/1987
Ketua : Manajemen
Sekretaris : AK3
Anggota : (Bipartite)
Dilantik : Disnaker

Fungsi
Wadah kerjasama peningkatan bidang K3 TRIPARTITE

P2K3 – DISNAKER KAB. BEKASI


UNDANG-UNDANG 01. THN 1970 (KESELAMATAN KERJA)

Kecelakaan BAB
VII
Pasal 11
(1) Pengurus diwajibkan melaporkan tiap kecelakaan yang
terjadi dalam tempat kerja yang dipimpinnya, pada
pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja.
(2) Tata cara pelaporan dan pemeriksaan kecelakaan oleh
pegawai termaksud dalam ayat (1) diatur dengan
peraturan perundangan.

Tata
Tatacara
caraPelaporan
Pelaporandiatur
diaturoleh
olehPeraturan
PeraturanPerundangan
PerundanganPermen
Permen
No.
No.03/Men/1998
03/Men/1998

P2K3 – DISNAKER KAB. BEKASI


UNDANG-UNDANG 01. THN 1970 (KESELAMATAN KERJA)
BAB
KEWAJIBAN DAN HAK TENAGA KERJA VIII
Pasal 12

 Kewajiban pekerja  Hak pekerja

a. Memberikan keterangan yang benar d. Meminta pada Pengurus agar


bila diminta oleh pegawai dilaksanakan semua syarat-syarat
pengawas dan atau ahli K3yang diwajibkan;
keselamatan kerja; e. Menyatakan keberatan kerja pada
b. Memakai alat perlindungan diri pekerjaan dimana syarat K3 serta
yang diwajibkan; alat-alat perlindungan diri yang
c. Memenuhi dan mentaati semua diwajibkan diragukan olehnya kecuali
syarat-syarat keselamatan dan dalam hal-hal khusus ditentukan lain
kesehatan kerja yang diwajibkan; oleh pegawai pengawas dalam batas-
batas yang masih dapat
dipertanggung jawabkan.

P2K3 – DISNAKER KAB. BEKASI


UNDANG-UNDANG 01. THN 1970 (KESELAMATAN KERJA)
BAB
IX
Kewajiban Memasuki Tempat Kerja
Pasal 13

Barang siapa akan memasuki sesuatu tempat


kerja, diwajibkan mentaati semua petunjuk
keselamatan kerja dan memakai alat-alat
perlindungan diri yang diwajibkan.

P2K3 – DISNAKER KAB. BEKASI


UNDANG-UNDANG 01. THN 1970 (KESELAMATAN KERJA)
BAB
KEWAJIBAN PENGURUS (PEMIMPIN USAHA) X
Pasal 14

Pengurus diwajibkan:
a. secara tertulis menempatkan dalam tempat kerja yang
dipimpinnya, semua syarat keselamatan kerja yang
diwajibkan, sehelai Undang-undang ini dan semua
peraturan pelaksanaannya yang berlaku bagi tempat
kerja yang bersangkutan, pada tempattempat yang
mudah dilihat dan terbaca dan menurut petunjuk
pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja;

P2K3 – DISNAKER KAB. BEKASI


UNDANG-UNDANG 01. THN 1970 (KESELAMATAN KERJA)
BAB
X

Pengurus diwajibkan:

b. Memasang dalam tempat kerja yang dipimpinnya,


semua gambar keselamatan kerja yang diwajibkan dan
semua bahan pembinaan lainnya, pada tempat-tempat
yang mudah dilihat dan terbaca menurut petunjuk
pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja.

P2K3 – DISNAKER KAB. BEKASI


UNDANG-UNDANG 01. THN 1970 (KESELAMATAN KERJA)
BAB
X

Pengurus diwajibkan:

c. Menyediakan secara cuma-cuma, semua alat


perlindungan diri yang diwajibkan pada tenaga
kerja yang berada dibawah pimpinannya dan
menyediakan bagi setiap orang lain yang
memasuki tempat kerja tersebut, disertai dengan
petunjuk-petunjuk yang diperlukan menurut
petunjuk pegawai pengawas atau ahli-ahli
keselamatan kerja.

P2K3 – DISNAKER KAB. BEKASI


UNDANG-UNDANG 01. THN 1970 (KESELAMATAN KERJA)
BAB
Pasal 15 – Ketentuan Penutup XI

1. Pelaksanaan ketentuan pasal-pasal di


atur lebih lanjut dengan peraturan
perundangan
2. Ancaman pidana atas pelanggaran :
1. Maksimum 3 bulan kurungan atau
2. Denda maksimum Rp. 100.000
3. Tindak pindana tersebut adalah
pelanggaran

P2K3 – DISNAKER KAB. BEKASI


UNDANG-UNDANG 01. THN 1970 (KESELAMATAN KERJA)
BAB
XI
Pasal 16
Kewajiban pengusaha memenuhi ketentuan undang-
undang ini paling lama setahun (12 Januari 1970)

Pasal 17
Selama Peraturan perundangan untuk melaksanakan
ketentuan dalam Undang-undang ini belum dikeluarkan,
maka peraturan dalam bidang keselamatan kerdja jang ada
pada waktu Undang-undang ini mulai berlaku, tetap berlaku
sepandjang tidak bertentangan dengan Undang-undang ini.

P2K3 – DISNAKER KAB. BEKASI


UNDANG-UNDANG 01. THN 1970 (KESELAMATAN KERJA)
BAB
Pasal 18 XI
Undang-undang ini disebut “UNDANG-UNDANG KESELAMATAN
KERJA” dan mulai berlaku pada hari diundangkan.
Agar supaja setiap orang dapat mengetahuinja, memerintahkan
pengundangan Undang-undang ini dengan penempatannja dalam
Lembaran Negara Republik Indonesia.
Disahkan di Djakarta
pada tanggal 12 Djanuari 1970
PRESIDEN REPUBLI INDONESIA
ttd.
SOEHARTO
Djenderal TNI
Ditetapkan di Djakarta
pada tanggal 12 Djanuari 1970
SEKRETARIS NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
ttd.
ALAMSJAH
Major Djenderal T.N.I

P2K3 – DISNAKER KAB. BEKASI


UU 13/2003
Tentang UU 1/1970
Ketenagakerjaan Tentang
Keselamatan Kerja

K3
Standar teknik,
Persyaratan medik
Pasal 35 & Prosedur
Pemberi kerja wajib memberikan perlindungan K3

Pasal 86
Hak tenaga keja Kewajiban
Tenaga Kerja berhak atas jaminan K3 Pengusaha
Pasal 87
Perusahaan wajib menerapkan SMK3
Org & Personel K3
Kelembagaan

Pembinaan
Pengawasan Sangsi

Di segala tempat kerja diseluruh wilayah RI

P2K3 – DISNAKER KAB. BEKASI


UNDANG-UNDANG 13-2003 (KETENAGAKERJAAN)

Pasal 35
1) Pemberi kerja yang memerlukan tenaga kerja dapat merekrut sendiri
tenaga kerja yang dibutuhkan atau melalui pelaksana penempatan
tenaga kerja.
2) Pelaksana penempatan tenaga kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) wajib memberikan perlindungan sejak rekrutmen sampai penempatan
tenaga kerja
3) Pemberi kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dalam
mempekerjakan tenaga kerja wajib memberi kan perlindungan yang
mencakup kesejahteraan, keselamatan, dan kesehatan baik mental
maupun fisik tenaga kerja.

P2K3 – DISNAKER KAB. BEKASI


UNDANG-UNDANG 13-2003 (KETENAGAKERJAAN)

Pasal 86
1) Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan
atas :
a. keselamatan dan kesehatan kerja;
b. moral dan kesusilaan; dan
c. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta
nilai-nilai agama.

2) Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan


produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan
dan kesehatan kerja.
3) Perlindungan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2)
dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang
berlaku.

P2K3 – DISNAKER KAB. BEKASI


UNDANG-UNDANG 13-2003 (KETENAGAKERJAAN)

Pasal 87

1) Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem


manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
yang terintegrasi dengan sistem manajemen
perusahaan.
2) Ketentuan mengenai penerapan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur
dengan Peraturan Pemerintah.

P2K3 – DISNAKER KAB. BEKASI


UNDANG-UNDANG 13-2003 (KETENAGAKERJAAN)

SANKSI
Pasal 186
(1) Barang siapa melanggar ketentuan Pasal 35 , dikenakan sanksi pidana penjara paling singkat
1 (satu) bulan dan paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda paling sedikit Rp 10.000.000,00
(sepuluh juta rupiah) dan paling banyak Rp 400.000.000,00 (empat ratus juta rupiah).

Pasal 190
(1) Menteri atau pejabat yg ditunjuk mengenakan sanksi administratif atas pelanggaran …. Pasal 87…
(2) ….ayat (1) berupa :
a. teguran;
b. peringatan tertulis;
c. pembatasan kegiatan usaha;
d. pembekuan kegiatan usaha;
e. pembatalan persetujuan;
f. pembatalan pendaftaran;
g. penghentian sementara sebagin atau seluruh alat produksi;
h. pencabutan ijin;
(3) …sanksi adm. …….. diatur lebih lanjut oleh Menteri.

P2K3 – DISNAKER KAB. BEKASI


PERATURAN PELAKSANAAN UU No. 1 Tahun 1970

KUMPULAN PERATURAN

P2K3 – DISNAKER KAB. BEKASI


APLIKASI UPDATE
PERUNDANG-UNDANGAN
APLIKASI UPDATE PERATURAN

P2K3 – DISNAKER KAB. BEKASI


APLIKASI UPDATE PERATURAN

P2K3 – DISNAKER KAB. BEKASI


APLIKASI UPDATE PERATURAN

P2K3 – DISNAKER KAB. BEKASI


P2K3 – DISNAKER KAB. BEKASI
ARTI DAN MAKNA
KEP. No.1135/MEN/1987 (3 Agt ‘87).

1. Warna dasar putih yang digunakan berarti bersih,


suci
2. Warna hijau yang digunakan memiliki makna
selamat, sehat dan sejahtera
3. Roda gigi memiliki makna bekerja dengan kesegaran
jasmani dan rohani
4. Sedangkan sebelas gerigi roda adalah unsur-unsur 11
Bab dalam Undang-undang Keselamatan Kerja
(UU/No.1/Th.1970) (18p)
5. Palang hijau yang berarti bebas dari kecelakaan dan
sakit akibat kerja (PAK)

P2K3 – DISNAKER KAB. BEKASI


P2K3 – DISNAKER KAB. BEKASI
P2K3 – DISNAKER KAB. BEKASI
P2K3 – DISNAKER KAB. BEKASI
Lebih mudah di
tafsirkan seperti
posisi foto wakil
presiden

P2K3 – DISNAKER KAB. BEKASI

Anda mungkin juga menyukai