Anda di halaman 1dari 36

PENGADAAN TANAH UNTUK

KEPENTINGAN UMUM

By: Prof. Ny. Arie S. Hutagalung, SH., M.LI.


3 CARA NEGARA MEMPEROLEH TANAH UNTUK PEMBANGUNAN

CARA INSTRUMEN HUKUM OBYEK

• UU 1/2004
PEMBELIAN • UU 17/2003
• Hukum PERDATA 1. Tanah dan/atau
2. Ruang atas dan bawah
UU 2/2012 tanah
3. Bangunan dan/atau
Perpres 71/2012 jo.
4. Tanaman, dan/atau
NEGARA PENGADAAN Perpres 40/2014 jo.
5. Benda yang berkaitan
Perpres 99/2014 jo.
dengan tanah dan/atau
Perpres 30/2015
6. Kerugian lain yang
dapat dinilai (kerugian
Perka BPN 5 2012 jo. non fisik yang
PMATR 6/2015 disetarakan dengan nilai
uang seperti kerugian
karena kehilangan
usaha/pekerjaan
1. UU 20/61
PENCABUTAN 2. PP 39/73
3. INPRES 9/74
2
3
SEJARAH PENGATURAN PENGADAAN TANAH DI INDONESIA
MERDEKA UUPA
BIJBLAAD PMDN KEPPRES 55/1993
BIJBLAADNO.
GOUVERNEMENT PMDN
GOUVERNEMENT NO. 15/1975 KEPPRES 55/1993
BESLUIT BIJBLAAD 15/1975 PMNA/KBPN 1/1994
BESLUIT BIJBLAAD 11372 &
11372 & PMNA/KBPN 1/1994
NO. 11372 & 12746 PMDN
NO. 11372 & 12746 12746 PMDN
2/1976
12746 2/1976 PERPRES 36/2005 PERPRES
PERPRES 36/2005 PERPRES
65/2006
- Surat Menkeu, 25-8- 65/2006
Perka BPN 3 2007
Perka BPN 3 2007
1957
- Surat Menteri
Agraria, 27-1-1958
UU 2/2012

Perpres 71/2012 jo.


Perpres 40/2014 jo.
Perpres 99/2014 jo.
Perpres 30/2015

PENGADAAN Perka BPN 5 2012 jo.


PMATR 6/2015

PENCABUTAN

ONTEIGENING ONTEIGENING PP
PPN0.
N0.
ONTEIGENING ONTEIGENING UU
UUN0.
N0.
STAATBLAAD STAATBLAAD 39/1973
39/1973
STAATBLAAD STAATBLAAD 20/1961
1920-574
1920-574
1920-574
1920-574
20/1961

INPRES
INPRES
9/1973
9/1973
4

NORMA YANG MENJADI PAYUNG HUKUM

Ps. 18
Payung hukum
UUPA UU 20/61

Ps. 6
TIDAK BERHASIL
Ps. 18
Ps. 27
huruf A ≥ 5 Ha PENGADAAN
angka 2 TANAH
UU 2/2012

Perpres 71/2012 jo.


Ps. 34 Interprestasi Perpres 40/2014 jo.
Perpres 99/2014 jo.
huruf C Perpres 30/2015
Pelepasan
Perka BPN 5 2012 jo. HAT
Ps. 40 PMATR 6/2015

huruf C < 5 Ha LANGSUNG


5

Asas-Asas Dalam Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum


(pasal 2 UU No. 2 Tahun 2012)
KRITERIA PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM

a) Pertahanan dan Keamanan Nasional;


b) Jalan umum, jalan tol, terowongan, jalur kereta api, stasiun kereta api,dan fasilitas
operasi kereta api;
c) Waduk, bendungan, bending, irigasi, saluran air minum, saluran pembuangan air
dan sanitasi, dan bangunan pengairan lainnya;
d) Pelabuhan, bandar udara, dan terminal;
e) Infrastrusktur minyak, gas dan panas bumi;
f) Pembangkit, transmisi, gardu, jaringan dan distribusi tenaga listrik;
g) Jaringan telekomunikasi dan informatika pemerintah;
h) Tempat pembuangan dan pengolahan sampah;
i) Rumah sakit pemerintah/pemerintah daerah
j) Fasilitas keselamatan umum;
k) Tempat pemakaman umum pemerintah/pemerintah daerah;
l) Fasilitas sosial, fasilitas umum dan ruang terbuka hijau publik;
m) Cagar alam dan cagar budaya;
n) Kantor pemerintah/pemerintah daerah/desa;
o) Penataan permukiman kumuh perkotaan dan/atau konsolidasi tanah, serta
perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah dengan status sewa;
p) Prasarana pendidikan atau sekolah pemerintah/pemerintah daerah;
q) Prasarana olahraga pemerintah/pemerintah daerah; dan
r) Pasar umum dan lapangan parkir umum.
6
PENGADAAN TANAH UNTUK KEPENTINGAN UMUM DISELENGGARAKAN
MELALUI 4 TAHAPAN
(pasal 13 UU No. 2 Tahun 2012 jo. pasal 2 Perpres No. 71 Tahun 2012)

Perencanaan

Persiapan

Pelaksanaan

Penyerahan
Hasil

7
Didalam tahap Perencanaan Pengadaan Tanah ini Instansi
yang memerlukan tanah melakukan:
1)Pembuatan rencana Pengadaan tanah yang didasarkan pada:
Rencana tata ruang wilayah (RTRW), dan
Prioritas Pembangunan yang tercantum dalam:
a)Rencana Pembangunan Jangka Menengah
b)Rencana Strategis, dan
c)Rencana Kerja Pemerintah Instansi yang Bersangkutan.
2)Penyusunan dokumen perencanaan

Setelah dokumen perencanaan lengkap, maka instansi yang


memerlukan tanah menyerahkan dokumen perencanaan
tersebut kepada Gubernur di Propinsi dimana lokasi rencana
pengadaan tanah berada.

8
9
Pada Tahap Persiapan Pengadaan Tanah ini,
Gubernur membentuk Tim Persiapan Pengadaan
Tanah.

Tim Persiapan Pengadaan Tanah beranggotakan:


-Bupati/Walikota;
-Satuan Kerja Perangkat Daerah Propinsi terkait;
-Instansi yang memerlukan tanah; dan
-Instansi terkait lainnya.

10
Tim Persiapan Pengadaan Tanah mempunyai tugas
sebagai berikut:
a.Melaksanakan pemberitahuan rencana
pembangunan;
b.Melakukan pendataan awal lokasi rencana
pembangunan;
c.Konsultasi publik rencana pembangunan;
d.Menyiapkan penetapan lokasi pembangunan;
e.Mengumumkan penetapan lokasi pembangunan;
f.Melaksanakan tugas lain yang terkait persiapan
pengadaan tanah bagi pembangunan untuk
kepentingan umum yang ditugaskan oleh Gubernur

11
A. PEMBERITAHUAN RENCANA PEMBANGUNAN

Pemberitahuan rencana pembangunan oleh Tim Persiapan


Pengadaan Tanah disampaikan secara langsung maupun tidak
langsung kepada masyarakat pada rencana lokasi
pembangunan.

12
B. PENDATAAN AWAL LOKASI RENCANA PEMBANGUNAN

Pendataan awal lokasi rencana pembangunan meliputi kegiatan


pengumpulan data awal pihak yang berhak dan objek
pengadaan tanah. Pihak yang berhak meliputi:

a)Pemegang hak atas tanah;


b)Pemegang hak pengelolaan;
c)Nadzir untuk tanah wakaf;
d)Pemilik tanah bekas milik adat;
e)Masyarakat hukum adat;
f)Pihak yang menguasai tanah negara dengan itikad baik;
g)Pemegang dasar penguasaan atas tanah; dan/atau
h)Pemilik bangunan, tanaman atau benda lain yang berkaitan
dengan tanah.
13
C. KONSULTASI PUBLIK RENCANA PEMBANGUNAN

Konsultasi publik rencana pembangunan dilaksanakan untuk


mendapatkan kesepakatan lokasi rencana pembangunan dari pihak
yang berhak.

Dalam hal konsultasi publik terdapat pihak yang tidak


sepakat/keberatan, maka dilaksanakan konsultasi publik ulang.

Dalam hal konsultasi publik ulang telah dilaksanakan namun masih


terdapat pihak yang keberatan, maka instansi yang memerlukan tanah
melapor kepada Gubernur untuk ditindaklanjuti dengan pembentukan
tim kajian keberatan.

14
D. PENETAPAN LOKASI PEMBANGUNAN

Penetapan lokasi pembangunan dilakukan oleh Gubernur berdasarkan


kesepakatan atas lokasi rencana pembangunan yang dituangkan
dalam berita acara kesepakatan konsultasi publik dan berita acara
kesepakatan konsultasi publik ulang atau ditolaknya keberatan
berdasarkan rekomendasi Tim Kajian Keberatan.

Dalam hal terdapat pihak yang keberatan terhadap penetapan lokasi


pembangunan, maka pihak tersebut dapat mengajukan gugatan ke
Pengadilan TUN setempat paling lama 30 hari kerja setelah
dikeluarkannya penetapan lokasi. PTUN diberikan jangka waktu 30
hari kerja sejak diterimanya gugatan untuk memutuskan
diterima/ditolaknya gugatan.

Apabila ada yang keberatan terhadap hasil putusan PTUN tersebut,


maka pihak yang keberatan tersebut dapat mengajukan kasasi ke
Mahkamah Agung paling lama 14 hari kerja setelah keluarnya putusan
PTUN, yang kemudian Mahkamah Agung diberikan jangka waktu
paling lama 30 hari kerja. 15
E. PENGUMUMAN PENETAPAN LOKASI
PEMBANGUNAN

Gubernur bersama instansi yang memerlukan tanah


mengumumkan penetapan lokasi pembangunan
untuk kepentingan umum yang dilaksanakan di
Kantor Kelurahan/Desa atau nama lain, kantor
Kecamatan, dan/atau Kantor Kabupaten/Kota dan
dilokasi pembangunan yang juga diumumkan
melalui media cetak dan/atau media elektronik.

16
17
TAHAP PELAKSANAAN PENGADAAN TANAH
18

Pelaksanaan pengadaan tanah diselenggarakan


oleh Kepala BPN dan dilaksanakan oleh Kepala
Kantor Wilayah BPN selaku Ketua Pelaksana
Pengadaan tanah.
Pelaksanaan pengadaan tanah dilaksanakan
melalui mekanisme:
1.Inventarisasi dan identifikasi;
2.Penetapan nilai ganti rugi;
3.Musyawarah penetapan bentuk ganti kerugian;
4.Pemberian ganti kerugian;
TAHAP PELAKSANAAN PENGADAAN TANAH
19

1. INVENTARISASI DAN IDENTIFIKASI

Inventarisasi dan identifikasi meliputi kegiatan:


a.Pengukuran dan pemetaan bidang per bidang tanah; dan
b.Pengumpulan data pihak yang berhak dan objek pengadaan
tanah

Hasil inventarisasi dan identifikasi yang dibuat dalam


bentuk peta bidang tanah dan daftar nominatif dan wajib
diumumkan di Kantor Desa/Kelurahan, Kantor Kecamatan dan
di tempat pengadaan tanah

Dalam hal terdapat pihak yang keberatan, maka pihak tersebut


dapat mengajukan keberatan dan dalam jangka waktu paling
lama 14 hari kerja, dilakukan verifikasi dan perbaikan dalam
jangka waktu paling lama 14 hari kerja setelah diterimanya
keberatan.
TAHAP PELAKSANAAN PENGADAAN TANAH
20

2. PENETAPAN NILAI GANTI RUGI

Penetapan besarnya nilai ganti kerugian dilakukan oleh Ketua Pelaksana


Pengadaan Tanah berdasarkan hasil penilaian jasa penilai atau penilai publik
yang diadakan dan ditetapkan oleh Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah.

Penilai bertugas melakukan penilaian besarnya ganti kerugian bidang per


bidang tanah, meliputi:
Tanah
Ruang atas tanah dan bawah tanah
Bangunan
Tanaman
Benda yang berkaitan dengan tanah, dan/atau
Kerugian lain yang dapat dinilai.

Pelaksanaan tugas penilaian oleh penilai tersebut dilakukan paling lama 30


hari kerja.
TAHAP PELAKSANAAN PENGADAAN TANAH
21

3. MUSYAWARAH PENETAPAN BENTUK GANTI KERUGIAN

Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah melaksanakan musyawarah dengan pihak


yang berhak dalam waktu paling lama 30 hari kerja sejak hasil penilaian dari
penilai diterima. Hasil kesepakatan dalam musyawarah menjadi dasar
pemberian ganti kerugian kepada pihak yang berhak yang dituangkan kedalam
Berita Acara Kesepakatan.

Dalam hal tidak terjadi kesepakatan, pihak yang berhak dapat mengajukan
keberatan ke Pengadilan Negeri setempat dalam waktu 14 hari kerja setelah
ditandatangani Berita Acara Kesepakatan.

Pengadilan Negeri memutus bentuk dan/atau besarnya ganti kerugian dalam


waktu paling lama 30 hari kerja setelah diterimanya pengajuan keberatan.

Pihak yang keberatan atas putusan PN dapat mengajukan kasasi paling lama 14
hari kerja ke MA, dan selanjutnya MA wajib memberikan keputusan dalam
waktu paling lama 30 hari kerja setelah diterimanya permohonan kasasi.
TAHAP PELAKSANAAN PENGADAAN TANAH
22

4. PEMBERIAN GANTI KERUGIAN

Pemberian ganti kerugian dapat diberikan


dalam bentuk
1.Uang;
2.Tanah Pengganti;
3.Permukiman Kembali;
4.Kepemilikan Saham; atau
5.Bentuk lain yang disetujui oleh kedua belah
pihak
TAHAP PELAKSANAAN PENGADAAN TANAH
23

Penitipan Ganti Kerugian

Penitipan ganti kerugian dapat dilakukan dalam hal:


i.Pihak yang berhak menolak bentuk dan/atau besarnya ganti kerugian
berdasarkan hasil musyawarah dan tidak mengajukan keberatan ke
Pengadilan
ii.Pihak yang berhak menolak bentuk dan/atau besarnya ganti kerugian
berdasarkan putusan Pengadilan Negeri/Mahkamah Agung yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap
iii.Pihak yang berhak tidak diketahui keberadaannya, atau
iv.Objek pengadaan tanah yang akan diberikan ganti kerugian sedang menjadi
objek perkara di pengadilan atau masih dipersengketakan kepemilikannya
atau diletakkan sita oleh pejabat yang berwenang atau menjadi jaminan di
bank.

Penitipan ganti rugi diserahkan kepada Pengadilan Negeri setempat dalam


bentuk uang dengan mata uang Rupiah.
SKEMA TAHAP PELAKSANAAN PENGADAAN TANAH

24
TAHAP PENYERAHAN HASIL PENGADAAN TANAH

Tahap penyerahan hasil pengadaan tanah dimulai dari Ketua


Pelaksana Pengadaan Tanah menyerahkan hasil pengadaan
tanah kepada instansi yang memerlukan tanah disertai data-
data pengadaan tanah.
Penyerahan hasil pengadaan tanah tersebut berupa bidang
tanah dan dokumen pengadaan tanah. Penyerahan hasil
pengadaan tanah dilakukan dengan berita acara untuk
selanjutnya dipergunakan oleh instansi yang memerlukan
tanah guna pendaftaran / pensertipikatan.
Instansi yang memerlukan tanah dapat mulai melaksanakan
pembangunan setelah dilakukan penyerahan hasil
pengadaan tanah oleh Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah.

25
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012
Dan Peraturan Pendukung Lainnya
1. PEREMCAMAAM PENGADAAN TANAH
(DOKOMEN PERENCANAAN)
27

Kelembagaan Subtansi Perencanaan


1.Instansi Yang Memerlukan Tanah 1. Dasar, RTRW, RPJM, Renstra, RKP dan Renja
2.Intansi Teknis Terkait 2. Maksud dan Tujuan Rencana Pembangunan
3.Lembaga Profesional 3. Letak dan Luas tanah yang dibutuhkan serta
Perencanaan gambaran umum status tanah
1.Dasar Perencanaan 4. Rencana Kebutuhan Anggaran
2.Materi Perencanaan 5. Perkiraan Waktu Pengadaan Tanah dan
3.Study Kelayakan Perencanaan Pembangunannya
Hasilnya 6. Kelayakan Lokasi (P4T)
1.Dokumen Perencanaan Instansi 7. Study dan Survey yang diperlukan :
2.Diserahkan Kepada Gubernur 1) Survey sosial Ekonomi;
Konsultasi Publik 2) Kelayakan Lokasi
Komunikasi antar pihak terkait guna 3) Analisis Biaya dan Manfaat Pembangunan
Kesepahaman dan kesepakatan atas bagi wilayah Masyarakat
Rencana pengadaan tanah. 4. Perkiraan Nilai Tanah
5. Dampak Lingkungan dan
Dampak Sosial
yang mungkin timbul
6. Studi lain yang diperlukan
2. PERSIAPAN PENGADAAN TANAH
(PENETAPAN LOKASI)
28

Pembentukan Tim Tahap Kegiatan


1.Tim Persiapan 1. Pemberitahuan Rencana Pembangunan
1) Intansi Terkait 2. Pedataan Awal Lokasi
2) Bupati/Walikota 3. Konsultasi Publik/Konsultasi Publik Ulang /
3) Instansi yang Perlu Tanah Tim Kajian Keberatan/ Ditolak
atau Diterima
4) Satuan kerja perangkat daerah provinsi terkait Kebertan Pihak Yang
Berhak/Pemindahan
2.Tim Kajian Lokasi
1) Sekretaris Daerah Provinsi 4. SK Penetapan Lokasi
2) Kepala Kantor Wilayah BPN Provinsi 5. Pengumuman penetapan Lokasi
3) Instansi di Bidang Perencanaan Pembangunan 6. Keberatan Melalui PTUN
(Penetapan Lokasi
Daerah Dikukuhkan/Dibatalkan)
4) Kakanwil KUMHAM 7. Kasasi melalui MA(Penetapan Lokasi
5) Bupati/Walikota/yang ditunjukan Dikukuhkan/Dibatalkan)
6) Akademisi 8. Penetapan Lokasi berlaku 2
tahun dapat
3.Sekretariat Provinsi diperpanjang 1 tahun
4.Pendelegasian Persiapan Pengadaan Tanah 9. Durasi Maksimal 207 Hari
3. PELAKSANAAN PENGADAAN TANAH
(PEMUTUSAN HUBUNGAN HUKUM DAN PEMBAYARAN GANTI RUGI)
1. Tim Pelaksana Kanwil BPN 29 5. Tahapan Pelaksanaan Pengadaan
1) Kakanwil BPN Provinsi (Ketua) Tanah
2) Kabid HTPT (Pejabat Eselon III) 1. Penyiapan Pelaksanaan
3) Kakantah BPN Setempat 2. Inventarisasi Fisil dan Identifikasi Yuridis
4) SKPD Provinsi 3. Penetapan Penilai
5) SKPD Kab/Kota 4. Penyampaian hasil Penilaian dan dilanjutkan
6) Camat dengan Musyawarah Penetapan Bentuk
7) Lurah/Kepala Desa Ganti Kerugian
8) Kasi Pengaturan Tanah Pemerintah (Apabila tidak sepakat proses pengadilan)
2. Tim Pelaksanaan Kantah BPN 5. Pemberian Ganti Kerugian
1) Kakantah BPN (Ketua) 6. Penitipan Ganti Kerugian
2) Kasi HTPT (Pejabat Eselon IV) 7. Pelepasan Objek Pengadaan Tanah
3) SKPD Kab/Kota (Eselon IV) 8. Pemutusan hubungan hukum antara pihak
4) Camat yang berhak dengan objek pengadaan tanah
5) Lurah/Kepala Desa 9. Pendokumentasian Peta Bidang, daftar
6) Kasubsi Pengaturan Tanah Pemerintah nominatif dan data administratif
3. Sekretariat 10. Durasi Maksimal 382 Hari
4. Satuan Tugas yang membidangi Inventaris dan
Identifikasi
1) Data Fisik (Satgas A)
2) Data Pihak yang berhak (Satgas B)
4. PENYERAHAN HASIL PENGADAAN TANAH
(PEMENUHAN HAK KEPADA INSTANSI YANG MEMERLUKAN TANAH)
30

1. Serah Terima Dokumen Pengadaan Tanah Dari


Pelaksana Pengadaan Tanah Kepada Instansi Yang
Memerlukan Tanah
2. Dimulainya Kegiataan Pembangunan Infrastruktur
3. Pembangunan Dilaksanakan Pemerintah,
Pemerintah Daerah, BUMN Serta Swasta Dengan
Skema KPS (PPP)
4. Kegiatan Pendaftaran Tanah (Sertipikasi)
Masa Transisi Pengadaan Tanah
(Undang-Undang No. 2/2012)
31
Pasal 58

Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku:


1.Proses Pengadaan Tanah yang sedang dilaksanakan sebelum
berlakunya Undang-Undang ini diselesaikan berdasarkan ketentuan
sebelum berlakunya Undang-Undang ini;
2.Sisa tanah yang belum selesai pengadaannya dalam proses
Pengadaan Tanah sebagaimana dimaksud dalam huruf a,
pengadaannya diselesaikan berdasarkan ketentuan yang diatur dalam
Undang-Undang ini; dan
3.Peraturan perundang-undangan mengenai tata cara Pengadaan
Tanah dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan atau
belum diganti dengan yang baru berdasarkan ketentuan Undang-
Undang ini.
Masa Transisi Pengadaan Tanah
(Peraturan Presiden No. 71/2012)
32
Pasal 123

1.Pada saat Peraturan Presiden ini mulai berlaku, proses Pengadaan Tanah
yang sedang dilasanakan sebelum berlakunya Peraturan Presiden ini
diselesaikan berdasarkan ketentuan sebelum berlakunya Peraturan Presiden
ini.
2.Proses Pengadaan Tanah yang sedang dilaksanakan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) meliputi Pengadaan Tanah yang telah dituangkan dalam
dokumen perencanaan sampai dengan terlaksananya pelepasan hak
dan/atau ganti kerugian telah dititipkan di pengadilan negeri.
3.Proses Pengadaan tanah yang sedang dilaksanakan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diselesaikan paling lama sampai dengan 31 Desember 2014.
4.Dalam hal proses pengadaan tanah masih terdapat sisa tanah yang belum
selesai sampai jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
pengadaannya diselesaikan berdasar tahapan sebagaimana diatur dalam
Peraturan Presiden ini.
Masa Transisi Pengadaan Tanah
(Peraturan KBPN RI No. 5/2012)
3355
Pasal

1.Pada saat Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia ini mulai
berlaku, proses Pengadaan Tanah yang sedang dilaksanakan sebelum berlakunya Peraturan
Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia ini diselesaikan berdasarkan
ketentuan Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 3 Tahun
2007 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 tentang
Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas
Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.
2.Proses Pengadaan Tanah yang sedang dilaksanakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
meliputi Pengadaan Tanah:
a. telah dituangkan dalam dokumen perencanaan/ proposal pembangunan;
b. telah dianggarkan pada tahun anggaran yang sedang berjalan;
c. telah diterbitkan penetapan lokasi;
d. telah terlaksana pelepasan hak; dan/atau
e. ganti kerugian telah dititipkan di pengadilan negeri.
3. Proses Pengadaan tanah yang sedang dilaksanakan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diselesaikan paling lama sampai dengan 31 Desember 2014.
Masa Transisi Pengadaan Tanah
(Peraturan Presiden No. 99/2014)
Pasal34
123 A

1.Proses pengadaan tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 123 ayat


(3) yang belum selesai sampai dengan tanggal 31 Desember 2014 tetapi
telah mencapai 75% dari luas kebutuhan tanah, dapat diperpanjang proses
pengadaannya sampai dengan tanggal 31 Desember 2015.
2.Pencapaian proses pengadaan tanah sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) ditetapkan oleh pimpinan instansi yang memerlukan tanah.
3.Penetapan Lokasi pembangunan untuk pengadaan tanah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diperpanjang sampai dengan tanggal 31 Desember
2015 oleh gubernur atau bupati/walikota sesuai kewenangannya.
4.Dalam hal proses pengadaan tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
masih terdapat sisa tanah yang belum selesai sampai dengan tanggal 31
Desember 2015, pengadaannya diselesaikan berdasarkan tahapan
sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden ini.
Masa Transisi Pengadaan Tanah
(Peraturan Presiden No. 30/2015)
Pasal35123B

1.Proses Pengadaan Tanah yang belum selesai berdasarkan ketentuan Pasal 123 (Perpres No.
71/2012) dan Pasal 123A (Perpres No. 99/2014) tetapi telah mendapat Penetapan Lokasi
pembangunan atau Surat Persetujuan Penetapan Lokasi Pembangunan (SP2LP) atau nama lain yang
dimaksudkan sebagai Penetapan Lokasi pembangunan, proses Pengadaan Tanah dapat diselesaikan
berdasarkan tahapan sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden ini.
2.Proses Pengadaan Tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimulai dari tahapan Pelaksanaan
Pengadaan Tanah.
3.Seluruh dokumen yang telah ada dalam rangka Pengadaan Tanah sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), berupa
a. hasil pengukuran, inventarisasi, dan identifikasi;
b. hasil musyawarah terkait bentuk dan besaran ganti kerugian atas bidang tanah yang
sudah
disepakati sebelumnya dengan Pihak yang Berhak;
c. pemberian ganti kerugian dan pelepasan hak; dan/atau
d. dokumen terkait lainnya;
menjadi dokumen Pengadaan Tanah sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden ini.
4. Penetapan Lokasi pembangunan atau Surat PersetujuanPenetapan Lokasi Pembangunan
(SP2LP) atau nama lain yang dimaksudkan sebagai Penetapan Lokasi pembangunan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diperbaharui untuk jangka waktu 2 (dua) tahun oleh Gubernur.
Masa Transisi Pengadaan Tanah
(Peraturan Menteri ATR/BPN No. 6/2015)
Pasal
3655
1.Pada saat Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional ini mulai
berlaku, proses pengadaan tanah yang belum selesai tetapi telah mendapat Penetapan Lokasi
Pembangunan (SP2LP) atau nama lain yang dimaksudkan sebagai Penetapan Lokasi Pembangunan , dapat
diselesaikan berdasarkan tahapan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 dan
peraturan pelaksanaannya dimulai dari tahapan Pelaksanaan Pengadaan Tanah.
2.Penetapan Lokasi Pembangunan (SP2LP) atau nama lain yang dimaskudkan sebagai Penetapan Lokasi
Pembangunan sebagaimanan dimaksud pada ayat (1), dapat diperbaharui untuk jangka waktu 2 Tahun.
3.Pembaruan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilakukan dengan ketentuan:
a) Dalam hal penetapan lokasi ditetapkan oleh Gubernur, pembaharuan dilakukan oleh Gubernur;
atau
b) Dalam hal penetapan lokasi ditetapkan oleh Bupati/Walikota, pembaharuan dilakukan oleh
Bupati/Walikota.
4.Dokumen yang telah ada dalam rangka pengadaan tanah menjadi dokumen pengadaan tanah sesuai
dengan Peraturan ini, dapat berupa :
a) Penyiapan pelaksanaan;
b) Inventarisasi dan identifikasi;
c) Penetapan penilai;
d) Musyawarah penetapan bantuk ganti kerugian;
e) Pemberian ganti kerugian;
f) Pemberian ganti kerugian dalam keadaan khusus;
g) Penitipan ganti kerugian;
h) Pelepasan objek Pengadaan tanah;
i) Pemutusan hubungan hukum antara pihak dengan objek pengadaan tanah;
j) Pendokumentasian peta bidang, daftar nominatif dan data administrasi;
k) Penyerahan hasil pengadaan tanah.

Anda mungkin juga menyukai