KEPENTINGAN UMUM
• UU 1/2004
PEMBELIAN • UU 17/2003
• Hukum PERDATA 1. Tanah dan/atau
2. Ruang atas dan bawah
UU 2/2012 tanah
3. Bangunan dan/atau
Perpres 71/2012 jo.
4. Tanaman, dan/atau
NEGARA PENGADAAN Perpres 40/2014 jo.
5. Benda yang berkaitan
Perpres 99/2014 jo.
dengan tanah dan/atau
Perpres 30/2015
6. Kerugian lain yang
dapat dinilai (kerugian
Perka BPN 5 2012 jo. non fisik yang
PMATR 6/2015 disetarakan dengan nilai
uang seperti kerugian
karena kehilangan
usaha/pekerjaan
1. UU 20/61
PENCABUTAN 2. PP 39/73
3. INPRES 9/74
2
3
SEJARAH PENGATURAN PENGADAAN TANAH DI INDONESIA
MERDEKA UUPA
BIJBLAAD PMDN KEPPRES 55/1993
BIJBLAADNO.
GOUVERNEMENT PMDN
GOUVERNEMENT NO. 15/1975 KEPPRES 55/1993
BESLUIT BIJBLAAD 15/1975 PMNA/KBPN 1/1994
BESLUIT BIJBLAAD 11372 &
11372 & PMNA/KBPN 1/1994
NO. 11372 & 12746 PMDN
NO. 11372 & 12746 12746 PMDN
2/1976
12746 2/1976 PERPRES 36/2005 PERPRES
PERPRES 36/2005 PERPRES
65/2006
- Surat Menkeu, 25-8- 65/2006
Perka BPN 3 2007
Perka BPN 3 2007
1957
- Surat Menteri
Agraria, 27-1-1958
UU 2/2012
PENCABUTAN
ONTEIGENING ONTEIGENING PP
PPN0.
N0.
ONTEIGENING ONTEIGENING UU
UUN0.
N0.
STAATBLAAD STAATBLAAD 39/1973
39/1973
STAATBLAAD STAATBLAAD 20/1961
1920-574
1920-574
1920-574
1920-574
20/1961
INPRES
INPRES
9/1973
9/1973
4
Ps. 18
Payung hukum
UUPA UU 20/61
Ps. 6
TIDAK BERHASIL
Ps. 18
Ps. 27
huruf A ≥ 5 Ha PENGADAAN
angka 2 TANAH
UU 2/2012
Perencanaan
Persiapan
Pelaksanaan
Penyerahan
Hasil
7
Didalam tahap Perencanaan Pengadaan Tanah ini Instansi
yang memerlukan tanah melakukan:
1)Pembuatan rencana Pengadaan tanah yang didasarkan pada:
Rencana tata ruang wilayah (RTRW), dan
Prioritas Pembangunan yang tercantum dalam:
a)Rencana Pembangunan Jangka Menengah
b)Rencana Strategis, dan
c)Rencana Kerja Pemerintah Instansi yang Bersangkutan.
2)Penyusunan dokumen perencanaan
8
9
Pada Tahap Persiapan Pengadaan Tanah ini,
Gubernur membentuk Tim Persiapan Pengadaan
Tanah.
10
Tim Persiapan Pengadaan Tanah mempunyai tugas
sebagai berikut:
a.Melaksanakan pemberitahuan rencana
pembangunan;
b.Melakukan pendataan awal lokasi rencana
pembangunan;
c.Konsultasi publik rencana pembangunan;
d.Menyiapkan penetapan lokasi pembangunan;
e.Mengumumkan penetapan lokasi pembangunan;
f.Melaksanakan tugas lain yang terkait persiapan
pengadaan tanah bagi pembangunan untuk
kepentingan umum yang ditugaskan oleh Gubernur
11
A. PEMBERITAHUAN RENCANA PEMBANGUNAN
12
B. PENDATAAN AWAL LOKASI RENCANA PEMBANGUNAN
14
D. PENETAPAN LOKASI PEMBANGUNAN
16
17
TAHAP PELAKSANAAN PENGADAAN TANAH
18
Dalam hal tidak terjadi kesepakatan, pihak yang berhak dapat mengajukan
keberatan ke Pengadilan Negeri setempat dalam waktu 14 hari kerja setelah
ditandatangani Berita Acara Kesepakatan.
Pihak yang keberatan atas putusan PN dapat mengajukan kasasi paling lama 14
hari kerja ke MA, dan selanjutnya MA wajib memberikan keputusan dalam
waktu paling lama 30 hari kerja setelah diterimanya permohonan kasasi.
TAHAP PELAKSANAAN PENGADAAN TANAH
22
24
TAHAP PENYERAHAN HASIL PENGADAAN TANAH
25
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012
Dan Peraturan Pendukung Lainnya
1. PEREMCAMAAM PENGADAAN TANAH
(DOKOMEN PERENCANAAN)
27
1.Pada saat Peraturan Presiden ini mulai berlaku, proses Pengadaan Tanah
yang sedang dilasanakan sebelum berlakunya Peraturan Presiden ini
diselesaikan berdasarkan ketentuan sebelum berlakunya Peraturan Presiden
ini.
2.Proses Pengadaan Tanah yang sedang dilaksanakan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) meliputi Pengadaan Tanah yang telah dituangkan dalam
dokumen perencanaan sampai dengan terlaksananya pelepasan hak
dan/atau ganti kerugian telah dititipkan di pengadilan negeri.
3.Proses Pengadaan tanah yang sedang dilaksanakan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diselesaikan paling lama sampai dengan 31 Desember 2014.
4.Dalam hal proses pengadaan tanah masih terdapat sisa tanah yang belum
selesai sampai jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
pengadaannya diselesaikan berdasar tahapan sebagaimana diatur dalam
Peraturan Presiden ini.
Masa Transisi Pengadaan Tanah
(Peraturan KBPN RI No. 5/2012)
3355
Pasal
1.Pada saat Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia ini mulai
berlaku, proses Pengadaan Tanah yang sedang dilaksanakan sebelum berlakunya Peraturan
Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia ini diselesaikan berdasarkan
ketentuan Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 3 Tahun
2007 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 tentang
Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas
Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.
2.Proses Pengadaan Tanah yang sedang dilaksanakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
meliputi Pengadaan Tanah:
a. telah dituangkan dalam dokumen perencanaan/ proposal pembangunan;
b. telah dianggarkan pada tahun anggaran yang sedang berjalan;
c. telah diterbitkan penetapan lokasi;
d. telah terlaksana pelepasan hak; dan/atau
e. ganti kerugian telah dititipkan di pengadilan negeri.
3. Proses Pengadaan tanah yang sedang dilaksanakan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diselesaikan paling lama sampai dengan 31 Desember 2014.
Masa Transisi Pengadaan Tanah
(Peraturan Presiden No. 99/2014)
Pasal34
123 A
1.Proses Pengadaan Tanah yang belum selesai berdasarkan ketentuan Pasal 123 (Perpres No.
71/2012) dan Pasal 123A (Perpres No. 99/2014) tetapi telah mendapat Penetapan Lokasi
pembangunan atau Surat Persetujuan Penetapan Lokasi Pembangunan (SP2LP) atau nama lain yang
dimaksudkan sebagai Penetapan Lokasi pembangunan, proses Pengadaan Tanah dapat diselesaikan
berdasarkan tahapan sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden ini.
2.Proses Pengadaan Tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimulai dari tahapan Pelaksanaan
Pengadaan Tanah.
3.Seluruh dokumen yang telah ada dalam rangka Pengadaan Tanah sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), berupa
a. hasil pengukuran, inventarisasi, dan identifikasi;
b. hasil musyawarah terkait bentuk dan besaran ganti kerugian atas bidang tanah yang
sudah
disepakati sebelumnya dengan Pihak yang Berhak;
c. pemberian ganti kerugian dan pelepasan hak; dan/atau
d. dokumen terkait lainnya;
menjadi dokumen Pengadaan Tanah sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden ini.
4. Penetapan Lokasi pembangunan atau Surat PersetujuanPenetapan Lokasi Pembangunan
(SP2LP) atau nama lain yang dimaksudkan sebagai Penetapan Lokasi pembangunan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diperbaharui untuk jangka waktu 2 (dua) tahun oleh Gubernur.
Masa Transisi Pengadaan Tanah
(Peraturan Menteri ATR/BPN No. 6/2015)
Pasal
3655
1.Pada saat Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional ini mulai
berlaku, proses pengadaan tanah yang belum selesai tetapi telah mendapat Penetapan Lokasi
Pembangunan (SP2LP) atau nama lain yang dimaksudkan sebagai Penetapan Lokasi Pembangunan , dapat
diselesaikan berdasarkan tahapan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 dan
peraturan pelaksanaannya dimulai dari tahapan Pelaksanaan Pengadaan Tanah.
2.Penetapan Lokasi Pembangunan (SP2LP) atau nama lain yang dimaskudkan sebagai Penetapan Lokasi
Pembangunan sebagaimanan dimaksud pada ayat (1), dapat diperbaharui untuk jangka waktu 2 Tahun.
3.Pembaruan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilakukan dengan ketentuan:
a) Dalam hal penetapan lokasi ditetapkan oleh Gubernur, pembaharuan dilakukan oleh Gubernur;
atau
b) Dalam hal penetapan lokasi ditetapkan oleh Bupati/Walikota, pembaharuan dilakukan oleh
Bupati/Walikota.
4.Dokumen yang telah ada dalam rangka pengadaan tanah menjadi dokumen pengadaan tanah sesuai
dengan Peraturan ini, dapat berupa :
a) Penyiapan pelaksanaan;
b) Inventarisasi dan identifikasi;
c) Penetapan penilai;
d) Musyawarah penetapan bantuk ganti kerugian;
e) Pemberian ganti kerugian;
f) Pemberian ganti kerugian dalam keadaan khusus;
g) Penitipan ganti kerugian;
h) Pelepasan objek Pengadaan tanah;
i) Pemutusan hubungan hukum antara pihak dengan objek pengadaan tanah;
j) Pendokumentasian peta bidang, daftar nominatif dan data administrasi;
k) Penyerahan hasil pengadaan tanah.