Anda di halaman 1dari 24

HUBUNGAN

INDUSTRIAL DAN
PERLINDUNGAN UPAH
Dr. Drs. WIDODO SURYANDONO SH, MH.

Disampaikan dalam Pelatihan Ketenagakerjaan Unit Kerja Khusus yang


diselenggarakan oleh Fakultas Teknik Universitas Indonesia di Gedung
Engineering Center FTUI Ruang 203. Senin, 4 Juni 2018
Hubungan Industrial
(Menurut UU No. 13 tahun 2003)

Hubungan industrial adalah suatu sistem hubungan


yang terbentuk antara para pelaku dalam proses
produksi barang dan/atau jasa yang terdiri dari unsur
pengusaha, pekerja/buruh, dan pemerintah yang
didasarkan pada nilai-nilai Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Tujuan Hubungan Industrial

menciptakan hubungan yang harmonis antara


pengusaha dan pekerja, dengan:

1. Mendorong setiap pengusaha mengembangkan sikap


memperlakukan pekerja sebagai manusia atas dasar
kemitraan yang sejajar sesuai dengan kodrat, harkat,
martabat dan harga diri pekerja;

2. Mendorong para pekerja mempunyai sikap rasa ikut


memiliki serta memelihara kelangsungan usaha.
Inti Hubungan Industrial
Adanya kejelasan hak dan kewajiban dari pengusaha dan
pekerja/serikat pekerja dalam segala aspek melalui:
1. UU atau regulasi Pemerintah
2. Perjanjian Kerja
3. Peraturan Perusahaan
4. Perjanjian Kerja Bersama
Untuk mencapai kesejahteraan kedua belah pihak.
Iklim yang Diwujudkan oleh Hubungan Industrial
yang Harmonis
Terciptanya ketenangan bekerja dan berusaha dengan:
1. Terpenuhinya hak dan kewajiban pekerja dan
pengusaha.
2. Perselisihan dapat diselesaikan secara internal
(Bipartit)

3. Tindakan mogok atau penutupan perusahaan tidak


perlu dilakukan untuk memaksakan kehendak
Norma Pendukung dalam
Hubungan Industrial
• Norma Umum
1. Aturan yang bersifat umum dan mengikat bagi
seluruh perusahaan
2. Aturan yang dibuat perusahaan minimal harus
sesuai dengan aturan tersebut, jika lebih baik
diperkenankan
• Norma Khusus (Kondisional)
1. Aturan yang bersifat lebih rinci dan tiap perusahaan
umumnya memiliki sendiri-sendiri
2. Mengatur hal-hal yang tidak diatur dalam aturan
Makro Minimal
3. Sering disebut PERSYARATAN KERJA
Tipe dan Pendekatan dalam Hubungan Industrial
Tipe hubungan industrial dipengaruhi oleh ideologi yang
dianut oleh suatu negara, yang meliputi:
1. Negara yang menganut idelogi liberal umumnya
menggunakan pendekatan konflik
2. Negara yang menganut ideologi sosialis umumnya
menggunakan pendekatan kooperatif
Indonesia sebagai negara yang menganut ideologi
pancasila menggunakan pendekatan harmoni, yaitu
menggunakan keseimbangan dari kedua pendekatan
tersebut,
Permasalahan Ketenagakerjaan
Permasalahan yang timbul di perusahaan bersumber:
1. Norma kerja
2. Syarat kerja
3. Hubungan kerja
4. Situasi dan kondisi kerja
5. Hubungan antar serikat pekerja
Kaedah yang Mengatur Hubungan Industrial
1. Kaedah yang bersifat heteronom, meliputi seluruh
peraturan perundang-undangan yang dibuat
pemerintah.
2. Kaedah yang bersifat otonom, meliputi seluruh
perjanjian yang dibuat oleh para pihak (perjanjian kerja,
peraturan perusahaan, dan perjanjian kerja bersama).
Kaedah Otonom dilarang bertentangan dengan Kaedah
Heteronom
Kaedah Heteronom
• UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

• UU No. 2 tahun 2004 tentang Penyelesaian PHI

• UU No. 21 tahun 2000 tentang Serikat Pekerja

• UU No. 24 Tahun 2011 tentang Badan


Penyelenggara Jaminan Sosial

• Peraturan Pelaksanaannya
Sistem Pengupahan
di Indonesia
Dasar Hukum:
a) Pasal Undang-Undang Dasar 1945, Amandemen IV.
Hukum Alam telah berfungsi sebagai instrumen utama
du dalam pentransformasian hukum perdata Romawi
Kuno menjadi suatu sistem yang lebih luas dan bersifat
kosmopolitan.
b) Pasal 1 butir 30 Undang-Undang No.13 Tahun 2003
Tentang Ketenagakerjaan. Upah sebagai hak buruh yang
diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai
imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada
buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut
perjanjian kerja, kesepakatan, atau perundang-
undangan, termasuk tunjangan bagi buruh dan
keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang
telah atau akan dilakukan.
c) Peraturan Pemerintah No.78 Tahun 2015 Tentang
Pengupahan. Upah adalah hak buruh yang diterima
dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai
imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada
buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut
suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan
perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi
buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan
dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan.
Pertimbangan Dalam Pemberian Upah:
1. Kemampuan pekerja yang tercermin dalam
produktivitas kerja.
2. Memenuhi kebutuhan yang layak bagi
kemanusiaan.

Dalam rangka memenuhi penghidupan yang layak


bagi kemanusiaan, ada intervensi dari pemerintah,
agar pengusaha memerhatikan:
3. Kebutuhan hidup pekerja
4. Kesenjangan sosial
5. Prestasi kerja
6. Nilai kemanusiaan dan harga diri
Pemberlakuan upah minimum mempertimbangkan:
1. Kebutuhan fisik minimum
2. Kebutuhan hidup minimum
3. Kebutuhan Hidup Layak (Survey Pasar/Inflasi)
4. Mempertimbangkan secara mikro regional dengan
maksud:
a) Sebagai jaring pengaman sosial
b) Sebagai sarana untuk meningkatkan taraf hidup kelompok
terendah
c) Sebagai alat terjadinya pemerataan pendapatan
d) Pemberian upah di atas upah minimum diatur secara internal di
perusahaan
Kebijakan Pemerintah di bidang Pengupahan di latar
belakangi konflik kepentingan antara pengusaha dan
pekerja, masalah pokok Pengupahan meliputi:
1. Rendahnya upah bagi pekerja bawah
2. Kesenjangan upah terendah dan tertinggi
3. Bervariasinya komponen upah
4. Tidak jelasnya hubungan upah dan produktivitas
Tujuan Kebijakan Pemerintah Tentang Upah Minimum

1. Pemerataan pendapatan
2. Peningkatan daya beli pekerja
3. Perubahan struktur biaya
4. Produktivitas nasional
5. Peningkatan etos dan disiplin kerja
6. Kelancaran komunikasi antara pengusaha dan pekerja
Faktor Yang Mempengaruhi Sistem Pengupahan Di
Tingkat Perusahaan

1. Pendidikan dan latihan


2. Kondisi pasar kerja
3. Proporsi biaya upah dan biaya lain
4. Penggunaan teknologi
5. Kemampuan perusahaan
6. Kemampuan organisasi pekerja
7. Kebijakan dan intervensi pemerintah dikaitkan dengan
harmonisasi hubungan industrial
Perlindugan Upah bagi Pekerja
Pengertian Upah

1. Menurut Dewan Penelitian Pengupahan Nasional


• Upah bukan hanya merupakan jaminan kelangsungan
penghidupan yang layak bagi buruh, melainkan juga diartikan
sebagai jaminan kelangsungan produksi.
• Upah sebagai imbalan bagi buruh atas pekerjaan dan jasanya
merupakan salah satu faktor utama untuk meningkatkan
kesejahteraan, etos kerja, dan produktivitas dalam mewujudkan
ketenangan kerja, kemampuan berusaha, dan pertumbungan
ekonomi.
2. Menurut Pasal 1 Butir 30 UU No. 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan
dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari
pengusaha atau pemberi kerja kepada buruh yang ditetapkan dan
dibayarkan menurut perjanjian kerja, kesepakatan, atay perundang-
undangan, termasuk tunjangan bagi buruh dan keluarganya atas
suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan.

3. Menurut Pasal 1 Ayat 1 PP No. 78 Tahun 2015 tentang


Pengupahan
Upah adalah hak buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk
uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada
buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian
kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk
tunjangan bagi buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan
dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan.
Upah Minimum sebagai Perlindungan
a. Untuk merefleksikan arti dan peranan pekerja
sebagai bagian dari hubungan kerja,
b. Untuk melindungi kelompok kerja dari adanya
sistem pengupahan yang sangat rendah atau
secara materiil kurang memuaskan,
c. Untuk mendorong kemungkinan diberikannya
upah yang sesuai dengan pekerjaan yang
dilakukan,
d. Untuk menjamin terciptanya ketenangan dan
kedamaian kerja dalam perusahaan,
e. Untuk mengusahakan adanya dorongan
peningkatan dalam standar hidup secara normal.
Peran pihak-Pihak Dalam Perlindungan Pengupahan

1. Peran Pemerintah/Penguasa
a. Stabilitas Sosial, Ekonomi dan Politik
1) Ethatisme
2) Free Fight Liberation
b. Hubungan Industrial Yang Baik (Industrial Peace)
1) Pendekatan Terhadap Pelaksanaan Hubungan Industrial
2) Konsep Co Determination
c. Meningkatkan Produktivitas dan Daya Saing

2. Peran Pemberi Kerja


a. Memberikan Upah Yang Layak bagi kemanusiaan
b. Menerapkan Azas “ No Work No Pay” yang sesuai ketentuan
c. Membuat Skala Upah Yang baik

3. Peran Pekerja
d. Menjaga Ethos Kerja dan Loyalitas
e. Menjaga Perdamaian
TERIMA KASIH
Curiculum Vitae
Nama : Dr. Drs. Widodo Suryandono, SH, MH
Alamat Rumah : Komplek POLRI Munjul RT 05/03, No. 55, Jakarta
13850
Telp./Faks. : 021-8442105
Alamat e-mail : kiaisuryo@yahoo.co.id
PENGALAMAN JABATAN
Jabatan Institusi Tahun ... s.d. ...
Sebagai Ass Manajer PT. Voksel Elektric Jakarta 1989 s/d 1991
Personalia
Sebagai Manajer Personalia PT. Sandyputra Makmur 1992- s/d 1994
Sebagai Staf Pengajar FHUI Fakultas Hukum UI 1995 s/d sekarang
Sebagai Pengawas Pemilu PANWASLU 1999
Kab. Bogor dan Depok
Sebagai Penasehat LKBH- Fakultas Hukum UI 2005 s/d 2008
FHUI
Sebagai Anggota Tim MONEV- Universitas Indonesia 2007
IN
Sebagai Anggota Senat Fakuitas Hukum 2008 s/d sekarang
Akademik FHUI Universitas Indonesia
Sebagai Ketua Program Studi Fakuitas Hukum 2008 s/d sekarang
Magister Kenotariatan FHUI Universitas Indonesia
 

Sebagai Pengawas Notaris Departemen Hukum dan 2008 s/d sekarang


Wilayah DKI Jakarta HAM
Sebagai Sekretaris Dewan Majelis wali Amanat 2008 s/d sekarang
Audit Universitas Indonesia Universitas Indonesia
     
Sebagai Pengawas Notaris Departemen Hukum dan 2010 s/d sekarang
Pusat HAM
PENGALAMAN MENGAJAR
Mata Kuliah Jenjang Institusi Tahun ... s.d. ...
Hukum Perburuhan S1 Fakultas Hukum UI 1997 s.d sekarang
Hukum Bisnis S1 Fakultas Ekonomi 1996 s.d sekarang
UI
Etika dan Hukum S1 Fakultas Teknik UI 2005 s.d sekarang
 
Metode Penemuan S2 Fakultas Hukum 2011 s.d sekarang
Hukum UI
Magister
Kenotariatan

Anda mungkin juga menyukai