Anda di halaman 1dari 23

PENGERAHAN DAN

PENDAYAGUNAAN TENAGA
KERJA

Dr. Drs. Widodo Suryandono SH, MH.


Masalah tenaga kerja Indonesia
dewasa ini
• jumlah dan pertumbuhan penduduk.
• struktur umur
• penyebaran penduduk
• tingkat pendayagunaan
• tingkat pendidikan
• keterbatasan daya serap perekonomian
Ciri-ciri dari industri berat diantaranya adalah:
• membutuhkan dana investasi yang sangat besar
• membutuhkan teknologi tinggi dan peralatan yang
modern dan mahal
• membutuhkan tenaga ahli dan terampil
• pemasaran hasilnya sangat tergantung pada
industri-industri dalam negeri
• jangka waktu perolehan hasil investasi relatif lama
• daya serap tenaga kerja terbatas
1. Peningkatan Penanaman Modal (Investasi)
Asing dalam rangka PMA dan PMDN
2. Peningkatan Penempatan dan Perlindungan
Tenaga Kerja Indonesia ke Luar Negeri
3. Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kerja
4. Pembatasan Penggunaan Tenaga Kerja Asing
5. Informasi/Bursa Kesempatan Kerja
6. Usaha Mandiri dan atau wirausaha
7. Padat Karya
8. Program Transmigrasi dan Keluarga Berencana
1. Peningkatan Penanaman
Modal (Investasi) Asing dalam
rangka PMA dan PMDN
• Penanaman modal asing perlu dimanfaatkan
secara maksimal untuk mempercepat
pembangunan ekonomi Indonesia serta
digunakan dalam bidang/sektor yang dalam
waktu dekat belum dan atau ridak dapat
dilaksanakan oleh modal Indonesia sendiri dan
dengan adanya investasi modal asing tersebut
diharapkan dapat memberi peluang kesempatan
kerja bagi tenaga kerja Indonesia.
• Tidak semua bidang usaha dan jabatan terbuka bagi
tenaga kerja asing. Pemerintah membatasi dengan
cara menetapkan perincian bidang-bidang usaha
yang terbuka bagi modal asing menurut urutan
prioritas dan menentukan syarat-syarat yang harus
dipenuhi oleh penanaman modal asing dalam tiap-
tiap usaha tersebut (ingat pasal 33 UUD 1945).
• Perincian urutan prioritas ditetapkan tiap kali pada
waktu pemerintah menyusun rencana pembangunan
jangka pendek dan menengah dengan
memperhatikan perkembangan ekonomi dan
teknologi.
Manfaat yang dapat ditarik dengan adanya
investasi modal asing dalam rangka PMA dan
PMDN
memberi peluang dan kesempatan kerja bagi tenga
kerja warga negara Indonesia
• mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional
• meningkatkan pendapatan serta daya beli
masyarakat
• memperoleh pengetahuan dan pengalaman (transfer
of knowledge) dari tenga kerja warga negara asing
ke tenaga kerja warga negara Indonesia
• mengurangi jumlah pengangguran dalam
masyarakat
Penempatan
Tenaga Kerja
(ps 33)

Di Dalam Negeri Di Luar Negeri


2. Peningkatan Penempatan dan
Perlindungan Tenaga Kerja
Indonesia ke Luar Negeri
• merupakan upaya alternatif untuk
mengurangi masalah pengangguran dan
kelangkaan kesempatan kerja di dalam
negeri. Penempatan TKI ke luar negeri
perlu ditingkatkan dalam bidang
pemasaran, penyediaan tenaga kerja yang
berkualitas, perlindungan dan
kesejahteraan tenaga kerja yang
dilaksanakan secara terpadu.
• Banyak kasus yang menimpa TKI (wanita
maupun pria) yang bekerja di luar negeri,
diantaranya penganiayaan, pemerkosaan,
deportasi, pemotongan upah dan lain-lain.
Sehingga perlindungan terhadap mereka
harus diselenggarakan.
Tujuan penempatan TKI ke luar negeri diantaranya
sebagai berikut :
• memperoleh/memperluas kesempatan kerja
• meningkatkan penghasilan tenaga kerja
• meningkatkan penerimaan negara dalam bentuk
devisa
• mengurangi pengangguran dalam negeri
• mempererat hubungan baik antar negara dan
bangsa
• menambah pengalaman dengan bekerja di luar
negeri
Yang dapat menempatkan TKI ke luar negeri
dapat berupa instansi pemerintah dan
swasta, yaitu :
• Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia
• Instansi pemerintah dan badan usaha milik
negara
• Badan usaha swasta untuk kepentingan
sendiri
3. Pendidikan dan Latihan
Tenaga Kerja
pasar kerja Indonesia dewasa ini adalah :
(1)terdapat sejumlah besar angkatan kerja yang belum
berpendidikan atau tingkat pendidikannya relatif
rendah;
(2)setiap tahunnya sekitar 1,5-2 juta angkatan kerja
baru memasuki pasar kerja, sebagian besar golongan
muda usia dan putus sekolah yang belum siap serta
belum mempunyai pengalaman kerja;
(3)keterbatasan kesempatan kerja di sektor formal; dan
(4) terjadi kesulitan penempatan karena ketrampilan
pencari kerja tidak sesuai dengan persyaratan yang
diperlukan dalam jabatan/lowongan yang tersedia.
• Salah satu cara yang paling efektif untuk
meningkatkan kemampuan dan
ketrampilan tenaga kerja Indonesia adalah
melalui program-program latihan kerja.
• Sasaran program ini adalah tenaga yang
sudah dan akan bekerja.
• Latihan kerja adalah keseluruhan kegiatan yang
bertujuan untuk memberi, memperoleh,
meningkatkan serta mengembangkan
ketrampilan, produktivitas, disiplin, sikap dan
etos kerja, pada tingkat ketrampilan tertentu
berdasarkan persyaratan jabatan tertentu yang
pelaksanaannya lebih mengutamakan praktek
daripada teori. Latihan kerja disusun dan
dilaksanakan secara bertahap, berjenjang,
berkesinambungan dan sistematis, sesuai
dengan perkembangan pasar kerja, persyaratan
jabatan dan teknologi.
• Latihan kerja bagi angkatan kerja baru dan putus
sekolah sebaiknya diarahkan pada dua sasaran:
1. Latihan kerja dilakukan hanya bila sudah ada
permintaan dan disesuaikan dengan permintaan
tersebut.
2. Latihan dilakukan untuk menjadi wiraswasta,
perorangan maupun kelompok 2-10 orang.

• Latihan sebaiknya diberikan dalam bentuk modul,


sesuai dengan rencana jenis usaha yang akan dikelola.
Untuk itu perlu dilakukan tes terhadap calon peserta,
terutama untuk menjadi wiraswasta. Menjelang
selesainya latihan, tiap orang atau kelompok orang
yang dilatih harus menyusun rencana usaha termasuk
studi kelayakannya yang akan dievaluasi oleh
penyelenggara latihan.
Latihan Kerja
Terhadap
Pendidikan Formal

SUPLEMEN KOMPLEMEN
Penempatan Tenaga Kerja
(ps 31 UU 13/2003)
Asas penempatan tenaga kerja (pasal 32
ayat (1) UU No. 13 Tahun 2003):
1. Terbuka
2. Obyektif
3. Adil
4. Setara tanpa diskriminasi
Penggunaan Tenaga Kerja Asing
1. Wajib meminta ijin tertulis (kecuali perwakilan negara
asing) (ps 42);
2. Perseorangan dilarang mempekerjakan TKA (ps 42);
3. TKA dipekerjakan dalam hubungan kerja untuk jabatan
tertentu dan waktu tertentu (ps 42);
4. Pengguna TKA harus memiliki penggunaan TKA yang
disahkan Menteri Tenaga Kerja (ps 42);
5. Mentaati ketentuan mengenai jabatan dan standar
kompetensi (ps 43);
6. Wajib didampingi oleh TKI dan dilakukan pelatihan bagi
TKI untuk aloh teknologi dan alih keahlian dari TKA (ps
45);
7. Dilarang memegang jabatan personalia;
8. Membayar kompensasi (ps 47).

Anda mungkin juga menyukai