(PKB)
1
TEAM PERUNDING PERJANJIAN KERJA BERSAMA
PT FEDERAL IZUMI MANUFACTURING
TAHUN 2022 - 2024
2
MUKADIMAH
3
BAB I
UMUM
Pasal 1
PENGERTIAN DAN ISTILAH
4
12. Hari Kerja
Adalah jangka waktu yang berjalan dari pukul 07.00 pagi sampai dengan pukul 07.00
hari berikutnya, tidak termasuk hari istirahat mingguan dan hari libur resmi.
13. Jam Kerja
Adalah waktu yang telah ditetapkan pada hari kerja dimana Pekerja wajib berada di
tempat kerja untuk melaksanakan pekerjaan.
14. Kerja Shift I
Adalah dinas masuk kerja dari pukul 00.00 sampai dengan pukul 07.00 termasuk 1
(satu) jam istirahat.
15. Kerja Shift II
Adalah dinas masuk kerja dari pukul 07.00 sampai dengan pukul 16.00 termasuk 1
(satu) jam istirahat.
16. Kerja Shift III
Adalah dinas masuk kerja dari pukul 16.00 sampai dengan pukul 00.00 termasuk 1
(satu) jam istirahat.
17. Kerja Normal.
Adalah masuk kerja dari hari senin sampai dengan jumat atas dasar 8 (delapan) jam
sehari dan 40 (empat puluh) jam seminggu.
18. Hari Istirahat Mingguan
Adalah hari sabtu dan minggu kecuali untuk jenis pekerjaan yang sifatnya khusus.
19. Hari Libur Resmi
Adalah hari-hari libur yang ditetapkan Pemerintah.
20. Kerja Lembur
Adalah bekerja melebihi ketentuan jam kerja menurut peraturan perundang-
undangan yang berlaku atau bekerja di luar hari/jam kerja, yang pada dasarnya
bersifat sukarela dengan menyesuaikan pada kebutuhan perusahaan.
21. Pimpinan Kerja
Adalah Pekerja yang karena jabatannya mempunyai wewenang dan tanggung jawab
dalam penugasan, pembinaan dan pengawasan secara langsung terhadap pekerja di
bagiannya, dan adapun pimpinan kerja yang dimaksud adalah mulai dari level direksi
hingga level foreman.
22. Upah
Adalah imbalan dalam bentuk uang yang dibayarkan oleh perusahaan kepada pekerja
atas pekerjaan atau jasa yang telah dilakukan.
23. Mutasi
Adalah pemindahan pekerja dari satu seksi ke seksi / departemen / divisi lain bahkan
perusahaan lain dalam satu grup.
24. Rotasi
Adalah pemindahan pekerja dari satu jenis pekerjaan ke jenis pekerjaan yang lain
dalam seksi yang sama.
25. Manfaat Pensiun
Adalah manfaat yang berhak diterima oleh Pekerja sesuai dengan Peraturan
Pensiun Dana Pensiun Astra dan Peraturan BPJS Pensiun.
26. Pensiun
Adalah batas usia kerja bagi pekerja
27. Lingkungan Perusahaan
Adalah keseluruhan tempat yang secara sah berada di bawah penguasaan
perusahaan yang digunakan untuk menunjang kegiatan perusahaan.
28. Masa Kerja
Adalah jangka waktu seseorang bekerja di perusahaan/dalam satu grup mulai sejak
diterima bekerja.
5
29. Prosedur
Adalah tata cara yang mengatur pelaksanaan teknis tentang ke-HRD-an (Human
Resource Development) yang tercantum dalam Perjanjian Kerja Bersama ini. Bagian
HR/Personalia wajib mensosialisasikan prosedur tersebut kepada SP/pekerja, dan
bilamana prosedur tsb bertentangan dengan PKB maka akan diadakan uji materi
antara SP dan Manajemen untuk diperbaiki sesuai PKB.
30. Perundingan
Adalah rapat untuk mencapai kesepakatan antara serikat pekerja dengan
perusahaan.
Pasal 2
PIHAK-PIHAK YANG MEMBUAT PERJANJIAN
Pasal 3
RUANG LINGKUP PERJANJIAN KERJA BERSAMA
1. Perjanjian Kerja Bersama ini terbatas mengenai hal-hal yang umum seperti yang
tertera dalam Perjanjian Kerja Bersama ini tanpa mengurangi hak-hak Perusahaan
dan Serikat Pekerja sejauh tidak bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku serta menjunjung tinggi Hubungan Industrial.
2. Perjanjian Kerja Bersama ini berlaku bagi seluruh Pekerja sepanjang tidak diatur
khusus, sedangkan aturan khusus yang dimaksud tidak boleh bertentangan dengan
perundang-undangan dan Perjanjian Kerja Bersama yang berlaku serta diketahui oleh
Serikat Pekerja
3. Perjanjian Kerja Bersama ini berlaku bagi seluruh pekerja kecuali tenaga kerja asing
baik spesialis maupun bukan yang akan diatur tersendiri, berpedoman pada peraturan
perundang-undangan yang berlaku
Pasal 4
KEWAJIBAN PIHAK-PIHAK YANG MENGADAKAN PERJANJIAN
1. Perusahaan dan Serikat Pekerja berkewajiban untuk mematuhi semua ketentuan yang
telah ditetapkan dalam Perjanjian Kerja Bersama ini.
2. Perusahaan dan Serikat Pekerja berkewajiban untuk menyebarluaskan serta
memberikan penjelasan kepada pekerja baik isi maupun pengertian serta ketentuan-
ketentuan yang tertera dalam Perjanjian Kerja Bersama agar dimengerti dan
dipatuhi, disamping memberikan penjelasan kepada pihak lain yang berkepentingan
dengan Perjanjian Kerja Bersama ini.
6
3. Perusahaan dan Serikat Pekerja bertekad untuk terus bekerja sama dalam
menciptakan ketenangan kerja dan ketenangan usaha demi terwujudnya hubungan
industrial yang harmonis yaitu memajukan perusahaan dan kesejahteraan pekerja
serta untuk lebih meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja demi tercapainya tingkat
produktivitas yang optimal, maka Serikat Pekerja dan Perusahaan melakukan
pembinaan terhadap Pekerja secara bertanggung jawab dengan cara :
1. Memelihara moral kerja
2. Meningkatkan disiplin kerja
3. Menanamkan rasa tanggung jawab
4. Untuk menunjang tekad dimaksud ayat 1 di atas, maka Perusahaan dan Serikat
Pekerja akan melaksanakan :
1. Pertemuan-pertemuan secara teratur
2. LKS Bipartit sebagai forum komunikasi dan konsultasi antara Pekerja dan
Pengusaha mengenai Ketenagakerjaan di perusahaan
3. Memberikan pendidikan ketenagakerjaan.
Pasal 5
PENGAKUAN HAK-HAK PERUSAHAAN DAN
SERIKAT PEKERJA
BAB II
JAMINAN DAN FASILITAS BAGI PEKERJA
Pasal 6
JAMINAN BAGI
SERIKAT PEKERJA DAN PENGUSAHA
7
2. Jaminan bagi Pengusaha :
a. Serikat Pekerja bertekad akan membantu Pengusaha dalam menegakkan Tata
tertib dan disiplin kerja serta peningkatan efisiensi dan produktifitas kerja
b. Seluruh aktivitas yang dilakukan oleh Serikat Pekerja dilakukan dengan tidak
mengganggu jalannya produktivitas kerja.
c. Serikat Pekerja menyadari bahwa tindakan pemogokan dan memperlambat kerja
adalah tindakan tidak sesuai dengan semangat Hubungan Industrial, oleh karena
itu bertekad untuk dihindari.
Pasal 7
PEMUNGUTAN IURAN SERIKAT PEKERJA
Iuran anggota Serikat Pekerja dipotong dari upah Pekerja oleh Perusahaan setelah
mendapat surat kuasa dari Pekerja yang bersangkutan dan Serikat Pekerja, untuk
selanjutnya disetorkan ke Bank setempat sebagaimana dimaksud dalam :
Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. KEP 187/Men IX/2004 tertanggal 4 Oktober 2004,
tentang iuran anggota Serikat Pekerja / Serikat Buruh.
Pasal 8
FASILITAS DAN BANTUAN UNTUK SERIKAT PEKERJA
1. Perusahaan menyediakan ruang kantor untuk Serikat Pekerja dan sarana lainnya
untuk kegiatan insidentil yang berkaitan dengan kegiatan Serikat Pekerja.
2. Perusahaan menyediakan papan pengumuman bagi Serikat Pekerja di tempat
yang mudah dilihat di dalam lingkungan Perusahaan, dan sebelum
pengumuman dipasang harus diketahui oleh Bagian HR/Personalia.
3. Dalam hal pengurus Serikat Pekerja melakukan kegiatan di luar lingkungan
Perusahaan, Perusahaan dapat membantu memberikan dana.
4. Pemakaian sarana dan prasarana untuk pertemuan, teknis pelaksanaannya diatur
oleh perusahaan.
Pasal 9
DISPENSASI BAGI SERIKAT PEKERJA
8
BAB III
HUBUNGAN KERJA
Pasal 10
PENERIMAAN PEKERJA
Pasal 11
PEKERJA JANGKA WAKTU TERTENTU
Pasal 12
MASA PERCOBAAN
Setiap Pekerja yang diterima di Perusahaan, menjalani masa Percobaan paling lama 3
(tiga) bulan sebelum menjadi pekerja tetap, dengan mendapatkan hak - haknya
sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku.
Pasal 13
PENGANGKATAN PEKERJA TETAP
Pekerja yang telah menyelesaikan masa percobaan diangkat sebagai Pekerja tetap,
jika memenuhi persyaratan dan kriteria yang telah ditetapkan.
9
Pasal 14
GOLONGAN, PANGKAT DAN JABATAN PEKERJA
I 1A – 2A
II 1E – 2E
III 2B – 3B
IV 2E – 3D
V 3B – 3F
VI 3E – 4B
VII 4A – 4D
VIII 4E – 4F
IX 5A – 5B
X 5C – 5D
XI 6A – 6B
XII 6C – 6D
3. Klasifikasi Jabatan (KJ) tercantum pada slip gaji masing-masing karyawan.
4. Jabatan ditetapkan dengan SK (Surat Keputusan) dan SK asli diberikan kepada
karyawan yang bersangkutan.
Pasal 15
MUTASI
10
3. Dalam hal seorang pekerja akan dimutasi internal, kepada pekerja yang
bersangkutan harus diberitahukan terlebih dahulu secara lisan sekurang-
kurangnya 2 minggu sebelumnya. Dan untuk mutasi eksternal terlebih dahulu
menandatangani form mutasi sekurang-kurangnya 2 minggu sebelumnya
4. Setiap mutasi sesuai prosedur yang berlaku ditetapkan dengan Surat Keputusan
dari Perusahaan, dan SK asli diberikan kepada karyawan yang bersangkutan
maksimal 2 minggu sesudahnya.
Pasal 16
PROMOSI JENJANG KEKARYAAN
Pasal 17
PENILAIAN KARYA
1. Penilaian Karya dilakukan untuk periode 1 (satu) tahun dan dilakukan pada bulan
November.
2. Penilaian Karya dilakukan oleh atasan langsung pekerja dan didocking pada 2
(dua) level di atasnya.
3. Hasil Penilaian Karya yang telah didocking dikomunikasikan kepada pekerja oleh
atasan langsung sekaligus sebagai proses coaching dan counseling.
11
Pasal 18
DEMOSI
Perusahaan dapat mengambil tindakan berupa pencabutan jabatan dari Pekerja yang
melakukan perbuatan yang melanggar peraturan tata tertib kerja dan aturan
kedisiplinan tanpa mengurangi upah Pekerja.
Pasal 19
PERJALANAN DINAS
BAB IV
WAKTU KERJA
Pasal 20
HARI DAN JAM KERJA
2. KANTOR :
Senin s/d Jumat : Pukul 07.00 - 16.00 (Istirahat 60 menit)
Sabtu dan Minggu : Istirahat mingguan.
untuk bagian tertentu diatur sesuai kebutuhan oleh Kepala Departemen dan
disetujui oleh Direksi.
3. KEAMANAN :
Sesuai dengan sifat pekerjaan yang khusus dari Keamanan maka jam kerja,
hari kerja dan hal-hal lain diatur sebagai berikut:
a. Jam Kerja
- Shift I : Pukul 23.00 - 06.00
- Shift II : Pukul 06.00 - 15.00
- Shift III : Pukul 15.00 - 23.00
b. Pengaturan waktu kerja, waktu istirahat, shift, regu diatur oleh Pimpinan
kerja
4. Apabila karena kebutuhan sehingga terjadi perubahan waktu kerja, maka
Perusahaan akan membicarakan dengan Serikat Pekerja mengenai pengaturan
waktu kerja sesuai dengan peraturan per-Undang-undangan yang berlaku.
12
Pasal 21
KERJA LEMBUR
BAB V
PENGUPAHAN
Pasal 22
UPAH
Upah terdiri dari :
a. Gaji yang terdiri dari gaji pokok dan tunjangan tetap.
b. Tunjangan-tunjangan tidak tetap.
Pasal 23
PAJAK PENGHASILAN
Pasal 24
PEMBAYARAN UPAH
Pasal 25
KENAIKAN GAJI
13
b. Kenaikan karena promosi.
b.1. Promosi dilaksanakan sebagaimana dimaksud di pasal 16.
b.2. Promosi karena Kenaikan Pangkat Reguler (KPR) dan Kenaikan Pangkat
Pilihan (KPP)
c. Annual Merit
Diberikan kepada karyawan setiap tahun bersamaan dengan kenaikan massa
yang besarnya disesuaikan dengan penilaian karya.
Perhitungan kenaikan:
GP Baru = (GP Lama X (1 + %IHK + % AM)) X (1 + % Promosi)
Pasal 26
PERHITUNGAN UPAH LEMBUR
Tarif Upah Lembur (TUL) = 1/173 X upah sebulan. Besarnya upah lembur tiap jam
kerja diatur sebagai berikut :
GP+Insentif+((Snack+Tunj.Makan+Tunj.Transport)xHari Kerja)
1 TUL =
173
Pasal 27
UPAH DALAM MASA PERCOBAAN
Selama menjalani masa percobaan, Pekerja menerima upah sebesar 100% dari upah
yang telah ditetapkan dengan batas minimum sama dengan Upah Minimum Sektoral
Kabupaten yang berlaku, disamping tunjangan lainnya.
Pasal 28
UPAH DALAM MENJALANKAN
KEWAJIBAN NEGARA
14
c. Perusahaan tidak diwajibkan untuk membayar upah Pekerja, bilamana dalam
menjalankan kewajiban Negara tersebut, Pekerja telah memperoleh upah dan
tunjangan lainnya yang besarnya sama atau lebih dari upah yang biasa ia terima
dari Perusahaan.
d. Ketentuan ini berlaku bagi pekerja tetap.
Pasal 29
UPAH DALAM MASA SKORSING
Kepada Pekerja yang dikenakan tindakan skorsing, maka selama dalam skorsing
upahnya dibayar sesuai peraturan perundang – undangan yang berlaku.
Pasal 30
UPAH SELAMA SAKIT BERKEPANJANGAN
1. Upah selama sakit diberikan Perusahaan kepada karyawan yang menderita sakit
yang cukup lama dan terus menerus dan tidak mampu bekerja dan berdasarkan
keterangan dokter yang sah.
2. Termasuk sakit terus menerus adalah:
a. Sakit menahun atau berkepanjangan sehingga tidak dapat menjalankan
pekerjaannya secara terus menerus.
b. Setelah sakit lama kemudian masuk bekerja kembali tetapi tidak lebih lama
dari 4 (empat) minggu kemudian sakit kembali.
3. Dengan berpedoman pada Undang-undang No. 13 tahun 2003 tentang
ketenagakerjaan, besarnya upah selama sakit diatur sebagai berikut:
15
Pasal 31
UPAH SELAMA DITAHAN
YANG BERWAJIB
1. Bilamana Pekerja ditahan oleh pihak yang berwajib, upahnya diatur sebagai
berikut:
a. Ditahan bukan berdasarkan pengaduan Perusahaan, kepada keluarga
Pekerja diberikan tunjangan yang besarnya ditetapkan atas dasar jumlah
anggota keluarga, yaitu :
- 1 (satu) anggota keluarga = 25% x gaji pokok
- 2 (dua) anggota keluarga = 50% x gaji pokok
- 3 (tiga) anggota keluarga = 60% x gaji pokok
- 4 (empat) anggota keluarga atau lebih = 75% x gaji pokok
b. Ditahan berdasarkan tuduhan Perusahaan, upah Pekerja dibayarkan 75% X
Gaji Pokok. Bilamana Pekerja dibebaskan dari tuduhan, maka Perusahaan
akan memberikan selisih upahnya yang belum dibayar selama ditahan.
Pasal 32
TUNJANGAN KEHADIRAN
1. Perusahaan memberikan tunjangan uang hadir kepada Pekerja golongan I s/d III,
kecuali kepada Pekerja dalam masa percobaan.
2. Tunjangan Kehadiran dibayarkan bersamaan dengan penerimaan upah,
kenaikannya berdasarkan inflasi yang disesuaikan dengan kemampuan
perusahaan.
Rincian selanjutnya menyangkut tunjangan kehadiran diatur dalam lampiran PKB
ini.
Pasal 33
TUNJANGAN UANG TRANSPOR
Pasal 34
FASILITAS MAKAN
Pasal 35
FASILITAS MINUM DAN MAKANAN KECIL
Pasal 36
TUNJANGAN HARI RAYA
Tunjangan Hari Raya (THR) dibayarkan kepada Pekerja 2 (dua) minggu sebelum
Hari Raya dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Masa kerja 1 (satu) tahun atau lebih menerima 1 (satu) bulan Gaji Pokok +
tunjangan tetap.
2. Masa kerja 1 (satu) bulan sampai dengan kurang dari 1 (satu) tahun menerima
menurut perimbangan bulan masa kerja (x). ( x/12 X (gaji pokok + tunjangan
tetap) sebulan).
3. Masa kerja kurang dari 1 (satu) bulan tidak menerima THR.
Pasal 37
TUNJANGAN AKHIR TAHUN
1. Setiap akhir tahun Pekerja menerima tunjangan akhir tahun yang besarnya
dimusyawarahkan/disepakati bersama antara Perusahaan dengan Serikat Pekerja
dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan.
2. Bagi Pekerja yang masa kerjanya kurang dari 1 (satu) tahun dan telah melampaui
masa percobaan mendapat tunjangan akhir tahun dengan perimbangan x/12
dari tunjangan akhir tahun yang bersangkutan.
3. Bagi pekerja yang putus hubungan kerjanya 3 (tiga) bulan sebelum akhir
tahun karena:
a. Meninggal dunia
b. Cacat tetap
c. Medical Unfit
d. Sakit berkepanjangan
e. Pensiun/mencapai batas usia kerja, tetap diberikan tunjangan akhir tahun
secara proporsional.
BAB VI
JAMINAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN
Pasal 38
FASILITAS KESEHATAN
Pasal 39
TUNJANGAN UANG PENGOBATAN
Pasal 40
PERAWATAN DI RUMAH SAKIT
18
5. Apabila ada rekomendasi dari Dokter Perusahaan untuk penyembuhan penyakit
dengan melalui operasi tanpa rawat inap (operasi kecil), maka biaya operasi
tersebut termasuk ke dalam biaya perawatan.
6. Biaya pemeriksaan dan perawatan/pengobatan pekerja dan atau keluarganya
akibat bunuh diri/percobaan bunuh diri tidak ditanggung oleh perusahaan.
Pasal 41
PEMERIKSAAN BERKALA
Pasal 42
ASURANSI
Pasal 43
DANA PENSIUN
1. Setiap Pekerja wajib didaftarkan sebagai peserta Dana Pensiun Astra (DPA) dan
berhak menerima sejumlah manfaat pensiun sesuai dengan peraturan DPA.
2. Besarnya iuran Dana Pensiun Astra adalah 3.2 % dibayarkan oleh Pekerja,
sedangkan iuran perusahaan ditetapkan berdasarkan perhitungan manfaat
pensiun. Besarnya iuran dapat berubah sesuai peraturan DPA.
19
Pasal 44
BANTUAN UANG KEDUKAAN
Apabila Pekerja / keluarga Pekerja dari Pekerja yang telah melewati masa
percobaan dan terdaftar pada Perusahaan meninggal dunia, Perusahaan
memberikan bantuan uang kedukaan setelah Pekerja/Keluarga Pekerja
menyerahkan bukti-bukti yang sah yang besarnya sesuai dengan lampiran PKB ini.
Pasal 45
BANTUAN UANG PERNIKAHAN
Pekerja yang telah berdinas 1 (satu) tahun dan melangsungkan pernikahan yang
pertama diberikan bantuan uang pernikahan yang besarnya sesuai dengan lampiran
PKB ini.
Pasal 46
KELUARGA BERENCANA
Pasal 47
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Pasal 48
KESENIAN DAN OLAHRAGA
Pasal 49
DARMAWISATA
Pasal 50
PINJAMAN KEPEMILIKAN DAN RENOVASI RUMAH
Perusahaan memberikan bantuan pinjaman uang yang dapat digunakan sebagai uang
muka untuk pembelian rumah atau renovasi rumah bagi Pekerja sesuai prosedur
yang berlaku.
20
Pasal 51
FASILITAS KREDIT SEPEDA MOTOR
1. Pekerja golongan I s/d III yang telah menjalani masa kerja 5 (lima) tahun dan
tidak mempunyai utang kepada Perusahaan dan Koperasi mendapatkan
kesempatan kredit sepeda motor produk ASTRA maksimal Rp.15.000.000,-.
2. Kesempatan berikutnya diberikan setelah 5 (lima) tahun sejak kredit sebelumnya.
3. Kesempatan ini diberikan dengan tetap memperhatikan kondisi Perusahaan dan
memenuhi persyaratan yang ada.
Pasal 52
USAHA KOPERASI
Pasal 53
FASILITAS IBADAH
Pasal 54
PENGHARGAAN
1. Bagi Pekerja yang telah berdinas selama 10 (sepuluh) tahun, 15 (lima belas)
tahun, 20 (dua puluh) tahun, 25 (dua puluh lima) tahun, 30 (tiga puluh) tahun,
dan 35 (tiga puluh lima) tahun terus menerus, Perusahaan memberikan
penghargaan karena dedikasi dan loyalitasnya dalam bentuk logam mulia
standar ANTAM bersertifikat yang beratnya sesuai dengan masa kerjanya (gram).
2. Bagi Pekerja yang telah mencapai batas usia pensiun akan diberikan
penghargaan.
3. Bentuk penghargaan yang diberikan sesuai dengan SK yang berlaku dan
disosialisasikan kepada pekerja.
Pasal 55
PEKERJA TELADAN
21
BAB VII
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Pasal 56
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
1. Perusahaan berkewajiban menyediakan alat-alat pelindung perlengkapan dan
peralatan keselamatan kerja dan mengupayakan lingkungan kerja yang tidak
membahayakan keselamatan dan kesehatan pekerja sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
2. Untuk mengupayakan hal tersebut di atas, maka Panitia Pembina Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (P2K3) menetapkan peraturan kesehatan dan keselamatan
kerja .
3. Pekerja diwajibkan mentaati semua ketentuan mengenai keselamatan dan
kesehatan kerja dan tidak melakukan perbuatan yang mengabaikan keselamatan
bagi pekerja sendiri dan atau pekerja lainnya.
4. Mengabaikan ketentuan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu
pelanggaran yang dapat dikenakan sanksi.
5. Pada dasarnya perusahaan hanya menyedia-kan perlengkapan kerja seperti
ketentuan tersebut di atas, kecuali perlengkapan kerja tersebut rusak karena
pekerjaan, sehingga tidak memenuhi syarat lagi untuk dipakai sebagai
perlengkapan kerja.
6. Penggantian perlengkapan kerja karena rusak dimaksud ayat 5. hanya diberikan
atas usul atasan langsung pekerja yang bersangkutan dan disetujui oleh kepala
departemennya dengan menyerahkan perlengkapan yang rusak tersebut.
7. Bila perlengkapan tersebut diatas hilang maka karyawan yang bersangkutan
wajib mengganti, sesuai yang telah diterima karyawan.
Pasal 57
P 2 K 3 dan Pemeriksaan Alat Pelindung Keselamatan dan Kesehatan
Kerja
Pasal 58
PERLENGKAPAN KERJA
22
BAB VIII
CUTI DAN MENINGGALKAN PEKERJAAN
DENGAN MENDAPAT UPAH
Pasal 59
PENGAJUAN CUTI
Pekerja yang akan mengambil cuti diwajibkan memberitahukan secara tertulis 2 (dua)
hari kerja sebelumnya.
Pasal 60
CUTI TAHUNAN
Pasal 61
CUTI BESAR
1. Pekerja yang telah bermasa kerja 5 (lima) tahun berturut-turut atau kelipatan 5
(lima) tahun masa kerja, memperoleh cuti besar 1 (satu) bulan dan uang cuti
sebesar 1 (satu) bulan upah (GP + Tunjangan tetap) pada saat bulan jatuh tempo.
2. Cuti besar dapat diambil sekaligus 1 (satu) bulan kalender atau bertahap (jumlah
keseluruhannya 22 hari kerja) dengan memperhatikan kebutuhan Perusahaan dan
Pekerja, yang pelaksanaannya diatur melalui Pimpinan Kerja masing-masing.
Pasal 62
CUTI HAID
Pasal 63
CUTI HAMIL
1. Kepada Pekerja wanita yang hamil diberikan hak cuti 3 (tiga) bulan, pelaksanaannya
diatur 1 1/2 (satu setengah) bulan sebelum melahirkan dan 1 1/2 (satu
setengah) bulan setelah melahirkan atau gugur kandungan, dengan melampirkan
surat keterangan usia kehamilan dan prediksi waktu kelahiran dari dokter kandungan
atau bidan.
23
2. Cuti hamil ini dapat diperpanjang apabila dokter memandang perlu bahwa Pekerja
wanita yang bersangkutan masih harus istirahat dengan melampirkan surat
keterangan dokter.
3. Jika pekerja sengaja melakukan pelanggaran terhadap ketentuan ayat 1 pasal ini,
maka segala akibat hukum serta akibat lainnya yang timbul, sepenuhnya menjadi
tanggung jawab pekerja yang dikuatkan dengan pernyataan tertulis.
Pasal 64
TIDAK MASUK KERJA DENGAN MENDAPAT UPAH
Pekerja berhak mendapat izin tidak masuk kerja dengan mendapat upah dengan
ketentuan sebagai berikut :
1. Pekerja sendiri melangsungkan pernikahan : 3 hari
2. Anak Pekerja melangsungkan pernikahan : 2 hari
3. Saudara sekandung Pekerja atau saudara sekandung istri/suami Pekerja
melangsungkan pernikahan. (dengan melampirkan undangan dan kartu keluarga)
: 1 hari
4. Keluarga Pekerja meninggal dunia : 3 hari
Dengan pertimbangan jarak dan waktu tempuh, diberikan tambahan cuti yang diatur
sebagai berikut:
- Wilayah Banten, Jawa Barat, dan DKI : 1 hari
- Wilayah Jawa Tengah, DIY, dan Jawa Timur : 2 hari
- Wilayah Luar Pulau Jawa : 3 hari
5. Anggota keluarga Pekerja meninggal dunia yaitu orang tua/mertua, menantu,
saudara sekandung dan saudara sekandung suami/istri : 2 hari
Dengan pertimbangan jarak dan waktu tempuh, diberikan tambahan cuti yang diatur
sebagai berikut :
- Wilayah Banten, Jawa Barat, dan DKI : 1 hari
- Wilayah Jawa Tengah, DIY, dan Jawa Timur : 2 hari
- Wilayah Luar Pulau Jawa : 3 hari
6. Orang serumah dari Pekerja meninggal dunia : 1 hari
7. Isteri Pekerja melahirkan atau keguguran kandungan : 2 hari
8. Pembaptisan/khitanan anak Pekerja : 2 hari
9. Pekerja kembali dari perjalanan dinas yang melebihi 3(tiga) bulan : 2 hari
10. Mendapat musibah / bencana alam dapat diberikan sesuai dengan waktu yang
dianggap perlu.
11. Menjalankan/menunaikan ibadah haji untuk yang pertama kali diberikan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
12. Memenuhi panggilan Pengadilan atau Pihak yang berwajib, dengan menunjukkan
bukti yang sah dapat diberikan sesuai dengan waktu yang dibutuhkan.
13. Menjalankan tugas negara (misalnya: wajib militer, pelatnas dan lain-lain) dengan
menunjukan bukti yang sah.
14. Pekerja yang mengikuti ujian sekolah dengan pembuktian yang sah : 1 hari
(Maksimal 2 kali ujian sekolah dalam setahun)
15. Setelah perawatan rumah sakit, pekerja mendapatkan cuti : 2 hari
Pasal 65
IZIN MENINGGALKAN PEKERJAAN (IMP)
1. Pekerja diberikan izin meninggalkan pekerjaan dengan upah penuh untuk hal-hal
sebagai berikut (menggunakan kertas IMP berwarna putih / dispensasi) :
a. Sebagai saksi karena panggilan Penyidik/Pengadilan.
24
b. Mendapat berita bahwa istri/suami, orangtua/mertua, anak sah, saudara
sekandung, saudara sekandung suami/istri, atau orang yang tinggal serumah
dengan Pekerja meninggal dunia / mendapat musibah.
c. Mendapat berita istri Pekerja melahirkan.
d. Mengikuti ujian sekolah dengan pembuktian yang sah, maksimum 2 (dua) kali
dalam satu tahun.
e. Mengikuti acara keagamaan sesuai dengan Peraturan Departemen Agama.
f. Keluarga pekerja dirawat dirumah sakit, mendapat izin dispensasi waktu (± 4
jam) untuk mengurus administrasi pada hari pertama dirawat,untuk kondisi
darurat dikomunikasikan dengan pimpinan kerja dan Bagian HR/Personalia.
2. Pekerja diberikan Izin Meninggalkan Pekerjaan dengan dipotong upah untuk hal-
hal selain pada ayat 1 (satu) (menggunakan kertas IMP berwarna merah).
Pasal 66
HARI LIBUR RESMI
Pada hari libur resmi yang ditetapkan oleh Pemerintah, Pekerja berhak tidak masuk
kerja dengan menerima upah.
BAB IX
TATA TERTIB KERJA DAN ATURAN KEDISIPLINAN
Pasal 67
TATA TERTIB KERJA DAN KEDISIPLINAN
Tumbuhnya moral dan etos kerja ditentukan oleh kesadaran seluruh Pekerja dan
semua golongan, oleh karena itu semua Pekerja dituntut untuk memahami dan
melaksanakan tata tertib dan kedisiplinan yang ditetapkan sebagai berikut :
1. Pekerja wajib hadir di tempat kerja dan meninggalkan lingkungan pekerjaan pada
waktu yang telah ditentukan, kecuali seizin Pimpinan kerjanya.
2. Pekerja diwajibkan masuk dan keluar tempat kerja/lingkungan Perusahaan
melalui pintu masuk dan pintu keluar yang sudah ditentukan.
3. Pekerja diwajibkan melakukan verifikasi kehadirannya pada saat datang dan
pulang bekerja sesuai dengan prosedur yang ditentukan pada mesin pencatat
waktu, atau pada Pimpinan kerja bila mesin pencatat waktu tidak berfungsi.
4. Pekerja yang tidak dapat masuk bekerja diwajibkan :
a. Memberitahukan secara tertulis atau lisan kepada pimpinan kerja/bagian
Personalia sebelum atau pada hari kerja yang bersangkutan dengan
menyebutkan alasannya.
b. Bagi yang tidak dapat masuk bekerja karena sakit, wajib menyampaikan
surat keterangan istirahat sakit yang dikeluarkan oleh dokter.
c. Surat keterangan sakit harus diserahkan 1 (satu) hari kerja setelah
berlakunya surat keterangan sakit tersebut sampai pada saat yang
bersangkutan kembali bekerja.
d. Bagi yang tidak dapat masuk bekerja bukan karena sakit, wajib
menyampaikan bukti-bukti bahwa alasannya dapat dipertanggung-jawabkan
dan dapat diterima oleh Pimpinan kerja.
Pekerja yang tidak dapat mempertanggungjawabkan kewajiban seperti
tersebut pada ayat diatas dianggap mangkir atau bolos.
5. Pekerja yang akan hadir terlambat masuk bekerja harus memberitahukan secara
lisan atau melalui media lain kepada pimpinan kerja.
6. Pekerja yang terpaksa harus meninggalkan pekerjaan keluar lingkungan
Perusahaan, diharuskan memperoleh ijin dari Pimpinan kerjanya dan mengisi
formulir yang disediakan oleh Perusahaan dengan tetap mengikuti
prosedur yang berlaku.
25
7. Pekerja diwajibkan melaksanakan tugas dan pekerjaannya dengan penuh rasa
tanggung jawab sesuai instruksi kerja yang berlaku dengan ketentuan yang
diatur oleh Pimpinan kerjanya.
8. Pekerja dilarang berada di tempat kerja yang tidak ada hubungan dengan
pekerjaannya maupun mengerjakan pekerjaan lain tanpa izin dari Pimpinan
kerjanya.
9. Pekerja setiap menjalankan tugas harus mengenakan pakaian kerja harian
dengan rapi dan perlengkapan keselamatan kerja yang diperlukan, serta tanda-
tanda pengenal yang diharuskan oleh Perusahaan. Bagi yang menggunakan
jilbab akan diatur tersendiri.
10. Pekerja diwajibkan memelihara dengan sebaik-baiknya pakaian kerja harian,
perlengkapan dan peralatan kerja, mesin-mesin dan harta lain milik
Perusahaan yang menjadi tanggung jawabnya.
11. Pekerja diwajibkan segera melapor kepada Pimpinan kerjanya atas kerusakan
atau kehilangan perlengkapan/peralatan kerja atau harta milik Perusahaan
yang menjadi tanggung jawabnya.
12. Pekerja diwajibkan mempergunakan perlengkapan/peralatan kerja atau harta
milik Perusahaan hanya untuk kepentingan Perusahaan. Tanpa seizin yang
berwenang, dilarang menggunakan atau memindahkan dari lokasi yang telah
ditentukan, kecuali pemakaian tersebut berkenaan dengan tugas dan
kewajibannya di dalam lingkungan Perusahaan.
13. Pekerja wajib menjaga kebersihan dan kerapihan lingkungan kerja , ruang
makan dan ruang istirahat dan lingkungan dalam perusahaan serta mencegah
timbulnya hal-hal yang tidak diinginkan.
14. Pekerja pria dilarang berambut panjang (gondrong), dan bagi wanita yang
berambut panjang harus diikat dengan rapi.
15. Pekerja dilarang makan, minum dan merokok di dalam pabrik kecuali pada
tempat yang telah ditentukan.
16. Bagi yang memelihara jenggot harus rapi dan memperhatikan unsur safety.
17. Pekerja wajib membuang sampah di tempat yang telah disediakan.
18. Pekerja dilarang membawa barang-barang ke dalam pabrik atau melakukan
usaha-usaha bisnis pribadi, dan atau melaksanakan pekerjaan diluar
kepentingan/kontrak kerja perusahaan di dalam lingkungan Perusahaan sehingga
mengganggu kegiatan kerja perusahaan.
19. Pekerja wajib mengambil tindakan yang dapat dilakukan apabila mengetahui
suatu kejadian yang dapat merugikan, membahayakan orang lain atau
Perusahaan dan segera memberitahukan kepada Atasan/Pimpinan Perusahaan.
20. Pekerja diwajibkan memberitahukan kepada bagian Personalia selambat-
lambatnya 1 (satu) minggu setelah ada perubahan yang berkenaan dengan
alamat, tempat tinggal dan status keluarganya.
21. Pekerja wajib memelihara sopan-santun, saling menghargai antara atasan dan
bawahan maupun sesama Pekerja.
22. Pekerja wajib memperlakukan bawahannya dengan sopan, adil, jujur, serta wajar
sesuai dengan tugas yang telah ditetapkan perusahaan
23. Pimpinan kerja wajib memberikan petunjuk, bimbingan serta motivasi kepada
bawahannya.
24. Pekerja wajib melaksanakan perintah dan petunjuk atasannya dengan sebaik-
baiknya selama tidak bertentangan dengan ketentuan dalam PKB maupun
perundang-undangan yang berlaku.
25. Pekerja wajib menjaga nama baik Perusahaan dalam tingkah lakunya baik di
dalam maupun di luar Perusahaan.
26. Pekerja dilarang berganti pakaian/menyimpan pakaian kerja di tempat yang
bukan ditentukan untuk keperluan tersebut.
27. Pekerja dilarang melewati hak jabatannya atau menyalahgunakan hak tersebut.
28. Pekerja dilarang mengikat hubungan kerja dengan Perusahaan lain tanpa izin
tertulis dari perusahaan.
26
29. Pekerja dilarang menerima tamu pribadi pada jam kerja kecuali seizin pimpinan
kerja dan pada tempat yang telah ditentukan.
30. Setiap Pekerja wajib mentaati pemeriksaan badan yang dilakukan oleh
petugas keamanan dalam batas-batas kesopanan.Jika dalam pemeriksaan
tersebut yang diperiksa kedapatan melakukan perbuatan yang dilarang seperti
ayat 12 di atas, maka petugas keamanan berhak /wajib mengadakan
pengusutan lebih lanjut dan menyita barang tersebut.
31. Setiap Pekerja wajib menjaga kerahasiaan data Perusahaan, baik yang tertulis
maupun yang tidak tertulis yang diketahui bersifat rahasia atau dapat dianggap
bersifat rahasia, baik untuk kepentingan pribadi maupun untuk kepentingan
orang lain.
32. Setiap Pekerja diwajibkan menjaga kerahasiaan rencana kegiatan/tindakan
Perusahaan yang apabila diketahui orang lain dapat menimbulkan ancaman
bahaya/kerugian bagi Perusahaan.
33. Setiap pekerja tidak diperbolehkan menjadi supplier perusahaan.
34. Setiap pekerja dilarang istirahat di luar jam istirahat, kecuali seijin pimpinan
kerjanya
35. Setiap pekerja yang akan masuk lingkungan perusahaan diluar jam kerjanya,
wajib melaporkan kepentingannya kepada petugas keamanan yang bertugas dan
mematuhi peraturan yang berlaku.
36. Pekerja yang pada waktu masuk lingkungan kerja membawa barang diwajibkan
untuk melaporkannya kepada security untuk diperiksa, kecuali barang tersebut
tidak dibawa masuk dan dititipkan kepada security atau disimpan di locker. Juga
dilarang membawa kamera foto atau film kedalam lingkungan kerja, tanpa seijin
tertulis dari perusahaan.
37. Dilarang membawa keluar barang-barang yang menjadi milik perusahaan atau
barang-barang milik Pihak Ketiga, yang dipercayakan kepada perusahaan jika
tidak disertai surat pengeluaran barang. Barang-barang tersebut harus
ditunjukkan kepada security tanpa ditanya terlebih dahulu, sebelum keluar dari
pintu pagar.
38. Pelanggaran dari peraturan ini dianggap sebagai pencurian. Jika perlu, pekerja
dapat digeledah badannya oleh petugas yang ditetapkan. Untuk pekerja wanita,
penggeledahan dilakukan oleh petugas wanita.
Pasal 68
LARANGAN MASUK BEKERJA
1. Dalam keadaan mabuk atau dalam pengaruh obat-obatan terlarang atau zat
psikotropika lainnya.
2. Tidak memakai pakaian kerja yang ditetapkan (pakaian kerja, sepatu, topi, ID,
dan lain-lain)
3. Membawa senjata api, senjata tajam atau sejenisnya yang dianggap berbahaya
dan tanpa hak.
4. Memakai pakaian kerja yang tidak pantas atau melanggar batas kesopanan
umum.
5. Tidak melaksanakan perintah yang layak dari atasan walaupun sudah
diperingatkan.
6. Menolak pemeriksaan atas barang yang dibawa.
7. Datang terlambat dengan alasan yang tidak dapat diterima.
Pekerja yang dikenakan larangan masuk kerja dikenakan sanksi sesuai pelanggaran
tata tertib kerja dan kedisiplinan yang berlaku.
27
Pasal 69
SANKSI PELANGGARAN TATA TERTIB KERJA
DAN ATURAN KEDISIPLINAN
Perusahaan dan Serikat Pekerja menyadari bahwa disiplin kerja perlu ditegakkan,
maka pelanggaran terhadap Tata Tertib Kerja dan Aturan Kedisiplinan dapat
dikenakan sanksi. Dalam menentukan sanksi akan dipertimbangkan berat ringannya
kesalahan/ pelanggaran yang dilakukan serta hal-hal yang mempengaruhi terjadinya
kesalahan/pelanggaran tersebut.
Jenis peringatan atau sanksi atas pelanggaran Tata Tertib Kerja dan Aturan
Kedisiplinan adalah sebagai berikut :
A. Teguran Lisan
B. Surat Teguran
C. Surat Peringatan I
D. Surat Peringatan II
E. Surat Peringatan III
F. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Dalam hal masa berlaku suatu sanksi belum habis, masih terjadi pelanggaran
terhadap tata tertib kerja dan aturan kedisiplinan, maka masa berlaku sanksi
yang baru dihitung sejak tanggal dikeluarkannya sanksi baru.
Pasal 70
TEGURAN LISAN
Adalah teguran yang boleh dilakukan oleh pimpinan kerja kepada pekerja yang
melanggar tata tertib kerja dan aturan kedisiplinan (pasal 67 dan 68) sesaat setelah
pelanggaran dilakukan.
Pasal 71
SURAT TEGURAN
1. Surat Teguran, dibuat/ditandatangani dan diberikan oleh Kepala Seksi
tembusannya disampaikan kepada Bagian Personalia dan Serikat Pekerja dan
masa berlakunya 3 (tiga) bulan.
2. Pelanggaran yang dikenakan sanksi Surat Teguran:
a. Mendapatkan teguran lisan minimal 2 (dua) kali untuk pelanggaran tata tertib
kerja dan aturan kedisiplinan.
b. Terlambat masuk kerja tanpa pemberitahuan kepada pimpinan kerja (Pasal
67 ayat 5) 3 (tiga) kali dalam 1 (satu) bulan takwim atau 6 (enam) kali dalam
2 (dua) bulan takwim.
c. Mangkir 1 (satu) hari kerja dalam 1 (satu) bulan takwim.
d. Menempatkan/memakai kartu tanda pengenal bukan di tempat yang telah
ditentukan dan atau tidak menjaga keutuhannya.
e. Pada waktu bekerja, tidak mengenakan pakaian kerja dan perlengkapan lain
yang ditentukan baginya.
f. Mengganggu ketenangan dan ketertiban dalam lingkungan kerja.
g. Beristirahat tidak pada tempat-tempat yang telah ditentukan.
h. Masuk/keluar Perusahaan tidak melalui pintu yang telah ditetapkan
i. Menerima tamu pribadi bukan di tempat yang telah ditentukan.
j. Meninggalkan tempat kerjanya ke tempat lain dalam lingkungan
Perusahaan untuk keperluan yang tidak ada hubungan dengan
pekerjaannya tanpa seizin pimpinan kerja.
k. Melalaikan kewajibannya untuk memberitahukan dan menyerahkan
surat keterangan sakit dari dokter yang sah pada saatnya.
l. Makan/istirahat lebih awal dari waktu yang telah ditentukan tanpa izin
pimpinan kerja .
m. Tidak melakukan pencatatan kehadiran baik masuk ataupun pulang selama 1
minggu atau 5 hari kerja berturut-turut tanpa ada alasan yang dapat diterima
atau bukti yang ditandatangani oleh pimpinan kerja atau personalia kecuali
yang mendapatkan tugas dinas luar.
28
Pasal 72
SURAT PERINGATAN PERTAMA (SP-I)
29
Pasal 73
SURAT PERINGATAN KEDUA (SP-II)
Pasal 74
SURAT PERINGATAN KETIGA (SP-III)
30
16. Menyalahgunakan fasilitas kesehatan
17. Melakukan kegiatan politik propaganda / kampanye / bujukan / intimidasi atau
ancaman / paksaan baik terhadap teman sekerja maupun pimpinan atau
sebaliknya
Pasal 75
PEMBEBASAN TUGAS SEMENTARA (SKORSING)
Pasal 76
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)
31
q. Menggunakan hak, wewenang, dan tanggung jawab untuk kepentingan pribadi
atau pihak-pihak tertentu yang bisa menimbulkan kerugian, mengurangi
keuntungan dan atau menambah biaya bagi perusahaan.
r. Melakukan perbuatan selain yang telah disebutkan pada ayat-ayat di atas di
lingkungan perusahaan yang diancam pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih.
BAB X
PUTUSNYA HUBUNGAN KERJA
Pasal 77
UMUM
Pasal 78
DALAM MASA PERCOBAAN
Pasal 79
MENGUNDURKAN DIRI
1. Bagi Pekerja yang ingin mengundurkan diri dari pekerjaannya atas kemauannya
sendiri harus memenuhi syarat-syarat:
a. Mengajukan permohonan pengunduran diri secara tertulis selambat-
lambatnya 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal pengunduran diri.
b. Tidak sedang terkait dalam ikatan dinas.
c. Tetap melaksanakan kewajibannya sampai tanggal mulai pengunduran diri.
2. Kepada Pekerja yang mengundurkan diri dan memenuhi syarat-syarat sesuai
dengan ayat 1 (satu) pasal ini, Perusahaan memberikan surat keterangan kerja
serta hak-haknya sesuai dengan peraturan Perundang – undangan yang
berlaku.
Pasal 80
BERAKHIRNYA JANGKA WAKTU YANG
DIPERJANJIKAN
Dalam hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu pada suatu pekerjaan
tertentu, berakhirnya hubungan kerja terhitung sejak tanggal berakhirnya jangka
waktu yang diperjanjikan Perusahaan tidak berkewajiban memberi uang pesangon
dan atau imbalan apapun di luar yang telah diperjanjikan.
32
Pasal 81
SAKIT BERKEPANJANGAN
1. Dalam hal Pekerja mengalami sakit yang berkepanjangan yang bukan karena sakit
akibat kecelakaan kerja atau sakit karena hubungan kerja dan tidak dapat
melakukan pekerjaannya selama 12 (dua belas) bulan terus menerus, hubungan
kerjanya dapat diputuskan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
2. Pekerja yang mengalami sakit berkepanjangan, mengalami cacat akibat kecelakaan
kerja dan tidak dapat melakukan pekerjaannya setelah melampaui batas 12 (dua
belas) bulan dapat mengajukan pemutusan hubungan kerja dan kepadanya akan
diberikan hak-haknya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 82
TIDAK MAMPU BEKERJA
(MEDICAL UNFIT)
Dalam hal Pekerja dipandang tidak mampu bekerja karena alasan kesehatan
(Medical Unfit) dengan rekomendasi medis dari dokter ahli, hubungan kerja dapat
diputuskan dengan pemberian pesangon, tunjangan pengobatan selama 2 (dua)
tahun dan uang jasa sesuai peraturan yang berlaku.
Pasal 83
MENINGGAL DUNIA
Dalam hal Pekerja meninggal dunia, kepada ahli warisnya yang sah diberikan hak-
hak sesuai dengan pasal 42, 43 dan 44 dan hak-hak lainnya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 84
MENCAPAI BATAS USIA KERJA
Pasal 85
PELANGGARAN TATA TERTIB KERJA
DAN ATURAN KEDISIPLINAN
33
Pasal 86
PUTUSAN PENGADILAN
Pasal 87
BERAKHIRNYA HUBUNGAN KERJA KARENA RASIONALISASI,
MERGER, AKUISIS, PERUBAHAN KEPEMILIKAN,
SERTA PAILIT
Pasal 88
TIDAK CAKAP BEKERJA
Dalam hal Pekerja dinyatakan tidak cakap bekerja, walaupun sudah dicoba di bidang
tugasnya dan telah mendapatkan Surat Peringatan ketiga, maka Perusahaan dapat
melakukan Pemutusan Hubungan Kerja. Hak-haknya akan diberikan sesuai peraturan
perundangan yang berlaku.
Pasal 89
UANG PESANGON, PENGHARGAAN MASA KERJA DAN
PENGGANTIAN HAK
Kepada pekerja yang diputuskan hubungan kerjanya oleh perusahaan dan atau
mencapai batas usia kerja akan diberikan uang pesangon, uang penghargaan masa
kerja, dan uang penggantian hak yang besarnya sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Pasal 90
UANG PISAH
1. Pemutusan Hubungan Kerja yang berhak mendapatkan uang pisah sesuai dengan
peraturan perundang – undangan yang berlaku.
2. Pemutusan Hubungan Kerja karena pelanggaran/kesalahan berat berhak
mendapatkan uang pisah.
3. Besarnya uang pisah diatur tersendiri.
34
Pasal 91
PENYELESAIAN UTANG PEKERJA
Pasal 92
PENYELESAIAN KEWAJIBAN PEKERJA
BAB XI
PENYELESAIAN KELUH KESAH
Pasal 93
KELUH KESAH
Adalah tugas dan tanggung jawab Perusahaan dan Serikat Pekerja untuk menanggapi
dan menyelesaikan keluh kesah Pekerja yang dinilai wajar.
Pasal 94
TATA CARA PENYELESAIAN KELUH KESAH
35
BAB XII
MASA BERLAKU, PERUBAHAN DAN
PERPANJANGAN
Pasal 95
MASA BERLAKU
1. Jangka waktu berlakunya Perjanjian Kerja Bersama ini adalah 2 (dua) tahun sejak
tanggal ditandatangani bersama oleh pihak Perusahaan dan pihak Serikat
Pekerja, yang penandatanganannya maksimal 1 bulan setelah selesainya
perundingan.
2. Untuk musyawarah Perjanjian Kerja Bersama berikutnya kedua belah pihak
sepakat untuk membicarakan keinginan tersebut paling lambat 3 (tiga) bulan
sebelum tanggal berakhirnya masa Perjanjian Kerja Bersama ini.
Pasal 96
PERUBAHAN
Apabila selama masa berlakunya Perjanjian Kerja Bersama ini ada ketentuan-
ketentuan yang oleh salah satu pihak dianggap perlu untuk diperbaiki/diubah maka
hal tersebut dapat dilakukan atas dasar kesepakatan kedua belah pihak.
Pasal 97
PERPANJANGAN
Sebelum masa berlakunya Perjanjian Kerja Bersama ini berakhir, Serikat Pekerja dan
Perusahaan bersama-sama menyusun Perjanjian Kerja Bersama yang baru. Apabila
Perjanjian Kerja Bersama yang baru belum selesai pada waktunya, Perjanjian Kerja
Bersama yang lama dianggap sebagai telah diperpanjang secara langsung untuk
waktu paling lama 1 (satu) tahun.
Pasal 98
LAMPIRAN
Perjanjian Kerja Bersama ini dilengkapi dengan lampiran PKB ini yang mengatur
besarnya nilai berbagai tunjangan, penggantian biaya dan bantuan kesejahteraan
Pekerja.
BAB XIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 99
PENUTUP
1. Perjanjian Kerja Bersama ini didaftarkan pada Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Bogor dan dibukukan serta diperbanyak oleh Perusahaan
untuk dibagikan kepada seluruh Pekerja.
2. Perjanjian Kerja Bersama ini ditandatangani di Bogor dan mengikat bagi kedua
belah pihak.
3. Apabila terjadi salah penafsiran terhadap isi Perjanjian Kerja Bersama ini, kedua
belah pihak sepakat untuk menyelesaikannya dengan jalan musyawarah/mufakat.
4. Perjanjian Kerja Bersama ini dibuat dan disepakati serta ditandatangani oleh
kedua belah pihak.
36
KEPUTUSAN
No. 010/SK–DIR/FIM/X/2022
Tentang
NILAI BERBAGAI TUNJANGAN,
PENGGANTIAN BIAYA DAN BANTUAN KESEJAHTERAAN PEKERJA
DALAM
PERJANJIAN KERJA BERSAMA
TAHUN 2022 – 2024
PT. FEDERAL IZUMI MANUFACTURING
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
37
III. FASILITAS MAKAN
1. Fasilitas makan sebagaimana dimaksud pada pasal 34 ditentukan untuk semua
golongan Rp 13.500 / hari masuk kerja.
2. Untuk perhitungan overtime maka nilai ditentukan Rp. 10.000
3. Kepada semua Pekerja yang karena tugasnya melakukan dinas luar, sehingga
tidak dapat makan di Perusahaan, mendapat penggantian uang makan per hari
sebagai berikut:
Golongan I – II : Rp 22.000
Golongan III : Rp 22.000
Golongan IV up : Diatur tersendiri
4. Kepada Pekerja yang menjalankan ibadah puasa untuk semua golongan
diberikan penggantian uang makan sebesar Rp 20.000 / hari.
39
a. Keluarga Pekerja meninggal dunia diberikan uang duka untuk semua golongan
sebesar Rp 3.500.000
b. Bila Pekerja meninggal dunia diberikan uang duka kepada ahli warisnya
sebesar 3 x gaji, dengan gaji minimum UMSK Kabupaten Bogor
40
XII. Penutup
1. Surat Keputusan ini dinyatakan berlaku terhitung sejak tanggal 1 Oktober 2022.
2. Dengan ditetapkannya Surat Keputusan ini, maka segala ketentuan yang berlaku
terdahulu dan bertentangan dengan Surat Keputusan ini dengan sendirinya
menjadi tidak berlaku lagi.
3. Apabila ternyata kemudian terdapat kekurangan dalam Surat Keputusan ini, maka
akan dilakukan pembetulan.
Ditetapkan di : Cileungsi
Pada tanggal : 1 Oktober 2022
ABDUL GHONIN
Presiden Direktur
41
SURAT KEPUTUSAN
DIREKSI PT. FEDERAL IZUMI MANUFACTURING
NO. 011 / SK – DIR / FIM / X / 2022
Tentang
UANG PISAH
Menimbang / mengingat :
1. UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, bahwa ketentuan besar dan
pelaksanaan uang pisah diatur oleh masing – masing perusahaan.
2. Pedoman Astra Group Tentang Pemberian Uang Pisah Nomor : PDM / AI / HRD / 01
/VIII / 03.
3. Perjanjian Kerja Bersama tahun 2022 – 2024 pasal 90 tentang “ Uang Pisah “
MEMUTUSKAN
Menetapkan
UANG PISAH
Pasal 1
Uang pisah akan diberikan kepada karyawan yang memenuhi persyaratan sesuai yang
tercantum dalam Perjanjian Kerja Bersama pasal 79 tentang “ Mengundurkan Diri “
Karyawan dengan masa kerja minimal 3 tahun yang putus hubungan kerja karena
mangkir selama 5 (lima) hari kerja atau lebih berturut – turut tanpa keterangan secara
tertulis yang dilengkapi dengan bukti yang sah dan telah dipanggil oleh perusahaan 2
(dua) kali secara patut dan tertulis, besarnya uang pisah 1 X Gaji Pokok.
Pasal 2
42
Pasal 3
Karyawan dengan masa kerja minimal 3 tahun yang putus hubungan kerja karena
melakukan pelanggaran berat dan atau pelanggaran yang dapat langsung dikenakan
sanksi pemutusan hubungan kerja seperti diatur dalam Perjanjian Kerja Bersama Pasal 76
tentang Pemutusan Hubungan Kerja, besarnya uang Pisah adalah 1 X Gaji Pokok.
Ditetapkan di : Cileungsi
Pada tanggal : 1 Oktober 2022
ABDUL GHONIN
Presiden Direktur
43