Definisi • komplikasi kehamilan yang ditandai tekanan darah tinggi dan kejang sebelum, selama, atau setelah persalinan Pre eklamsia Eklamsia • TD diastol ≥ 90 mmHg dilakukan 2 kali pengukuran : indikator dalam penanganan hipertensi dalam kehamilan, oleh karena tekanan diastol mengukur tahanan perifer dan tidak tergantung pada keadaan emosional pasien Gejala • kejang sebelum, selama, atau sesudah persalinan • Preeklamsia umumnya timbul sejak minggu ke- 20 kehamilan • Adanya protein pada urin • Jika tidak mendapatkan penanganan, preeklampsia bisa menyebabkan eklamsia • Kejang eklamsia dapat terjadi sekali atau berulang kali • tekanan darah >140/90
• TD diastol ≥ 90 mmHg indikator dalam
penanganan hipertensi dalam kehamilan 2 fase kejang yang bisa terjadi saat mengalami eklamsia • Fase pertama Pada fase ini, kejang akan terjadi selama 15-20 detik disertai dengan kedutan pada wajah, kemudian dilanjutkan dengan munculnya kontraksi otot di seluruh tubuh. • Fase kedua Fase kedua dimulai pada rahang, kemudian bergerak ke otot muka, kelopak mata, dan akhirnya menyebar ke seluruh tubuh selama 60 detik. Pada fase kedua, kejang eklamsia akan membuat otot kontraksi dan rileks secara berulang-ulang dalam waktu yang cepat. Pengobatan • Kejang obat antikovulsan • TD obat antihipertensi • Kombinasi keduanya HIPERTENSI PADA KEHAMILAN • Metildopa : aman pada kehamilan • Beta bloker : efektif dan aman pada trimester ketiga • Pemberian intravena labetalol dapat digunakan untuk mengendalikan krisis hipertensi • sebagai alternatif : hidralazin dapat digunakan secara intravena • Magnesium Sulfat Metildopa • Indikasi: Anti hipertensi • Kontraindikasi : depresi, penyakit hati aktif • Efek Samping: gangguan saluran cerna, mulut kering, sedasi, depresi, mengantuk, diare, retensi cairan, gangguan ejakulasi, kerusakan hati, anemia hemolitik, ruam kulit, hidung tersumbat. • Dosis: • oral, 250 mg 2-3 kali/hari, secara bertahap dinaikkan dengan selang waktu 2 hari atau lebih; dosis maksimum sehari 3 g; Beta Bloker • Example , ASEBUTOLOL • dosis awal 400 mg sekali sehari atau 200 mg 2 kali sehari, jika perlu tingkatkan setelah dua minggu sampai 400 mg 2 kali sehari • Kontraindikasi: Propanolol LABETALOL HIDROKLORIDA • Indikasi: • hipertensi (termasuk hipertensi pada kehamilan, hipertensi dengan angina, dan hipertensi setelah infark miokard akut); krisis hipertensi; mendapatkan hipotensi yang terkendali pada anestesia. • Kontraindikasi: propanolol Dosis: • oral, dosis awal 50 mg sehari (usia lanjut 25 mg) 2 kali sehari dengan makanan, tingkatkan dengan interval 14 hari sampai ke dosis lazim 100 mg 2 kali sehari; sampai dengan 400 mg sehari dalam 2 dosis terbagi (jika lebih tinggi dalam 3-4 dosis terbagi). • Injeksi intravena, 50 mg selama paling tidak 1 menit, jika perlu ulangi setelah 5 menit; maksimal 200 mg. HIDRALAZIN HIDROKLORIDA • Indikasi: • hipertensi sedang hingga berat (sebagai terapi tambahan); gagal jantung (dengan nitrat kerja panjang, tapi kombinasi ini sering tidak dapat ditoleransi); krisis hipertensi (sebagai terapi alternatif pada kehamilan) Dosis: • Oral, hipertensi, 25 mg dua kali sehari, dapat ditingkatkan hingga maksimal 50 mg dua kali sehari; gagal jantung (dosis awal dilakukan di rumah sakit) 25 mg 3-4 kali sehari, jika diperlukan dosis dapat ditingkatkan setiap 2 hari; dosis penunjang lazim 50- 75 mg empat kali sehari. • Injeksi intravena lambat, hipertensi dengan komplikasi ginjal dan krisis hipertensi, 5-10 mg diencerkan dengan 10 mL NaCl 0,9%; dapat diulangi setelah 20-30 menit • Infus intravena, hipertensi dengan komplikasi ginjal dan krisis hipertensi, dosis awal 200-300 mcg/menit; dosis penunjang 50-150 mcg/menit. Magnesium sulfat • menunjukkan peran besar dalam eklampsia untuk mencegah serangan (seizure) berulang. • Injeksi kalsium glukonat digunakan pada penanganan keracunan magnesium. Magnesium sulfat bermanfaat pada wanita dengan praeklampsia yang dapat menjadi eklampsia. • Terima kasih