Anda di halaman 1dari 10

PENILAIAN MUTU PELAYANAN KEBIDANAN

Kelompok 4 :
1. Lodya. Jacob
2. Menny. C. Batuwael
3. Paulina. Venska. Istia
4. Tresya. Seleky
5. Zelavensya. L. Latuihamallo
6. Imelda. C. Lefna
7. Gabriela. Noya
8. Mega. Keliting
9. Anisa. Fadila. Mahu
Pengertian mutu pelayanan kebidanan

“mutu” dapat di artikan sebagai derajat kesempurnaan atau tingkat


kesempurnaan penampilan, dalam hal ini adalah tingkat kesempurnaan
penampilan dari pelayanan kesehatan. Untuk mengukur Derajat
Kesempurnaan tentunya harus dibandingkan dengan sesuatu keadaan
kesempurnaan yang di idamkan atau yang ditetapkan yang dinamakan
Standar.

Siklus PDCA

Siklus PDCA adalah suatu proses pemecahan masalah empat langkah


interatif yang umum digunakan dalam pengendalian kualitas. Siklus
PDCA berguna sebagai pola kerja dalam perbaikan suatu proses atau
system sehaingga mutu pelayanan kesehatan.
Siklus PDCA terdiri dari empat tahapan, yaitu:
1. Perencanaan ( Plan )
2. Pelaksanaan ( Do )
3. Pemeriksaan ( Check )
4. Perbaikan (Action)
1. Perencanaan ( Plan )
Tahapan pertama adalah membuat suatu perencanaan. Perencanaan merupakan suatu upaya menjabarkan cara
penyelesaian masalah yang ditetapkan ke dalam unsur-unsur rencana yang lengkap serta saling terkait dan
terpadu sehingga dapat dipakaisebagai pedoman dalam melaksanaan cara penyelesaian masalah.
Rencana kerja penyelesaian masalah mutu yang baik mengandung setidak-tidaknya tujuh unsur rencana yaitu :
a) Judul rencana kerja (topic)
b)  Pernyataan tentang macam dan besarnya masalah mutu yang dihadapi (problem statement)
c) Rumusan tujuan umum dan tujuan khusus, lengkap dengan target yang ingin dicapai (goal, objective, and
target)
d)  Kegiatan yang akan dilakukan (activities)
e)  Organisasi dan susunan personalia pelaksana (organization and personnels)
f)  Biaya yang diperlukan (budget)
g) Tolak ukur keberhasilan yang dipergunakan (milestone)

2. Pelaksanaan ( Do )
Tahapan kedua yang dilakukan ialah melaksanakan rencana yang telah disusun. Jika pelaksanaan rencana
tersebut membutuhkan keterlibatan staf lain di luar anggota tim
 Untuk dapat mencapai kerjasama yang baik, diperlukan keterampilan pokok manajerial yaitu:
h) Keterampilan komunikasi (communication) untuk menimbulkan pengertian staf terhadap cara pentelesaian
mutu yang akan dilaksanakan
i)  Keterampilan motivasi (motivation) untuk mendorong staf bersedia menyelesaikan cara penyelesaian
masalah mutu yang telah direncanakan
j) Keterampilan kepemimpinan (leadershif) untuk mengkordinasikan kegiatan cara penyelesaian masalah
mutu yang dilaksanakan
k) Keterampilan pengarahan (directing) untuk mengarahkan kegiatan yang dilaksanakan.
3. Pemeriksaan ( Check )
Tahapan ketiga yang dilakukan ialah secara berkala memeriksa kemajuan dan hasil yang dicapai dan
pelaksanaan rencana yang telah ditetapkan. Tujuan dari pemeriksaan untuk mengetahui :
a)  Sampai seberapa jauh pelaksanaan cara penyelesaian masalahnya telah sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan
b) Bagian mana kegiatan yang berjalan baik dan bagaian mana yang belum berjalan dengan baik
c) Apakah sumberdaya yang dibutuhkan masih cukup tersedia
d) Apakah cara penyelesaian masalah yang sedang dilakukan memerlukan perbaikan.

4. Perbaikan (Action)
Tahapan keempat yang dilakukan adalah melaksanaan perbaikan rencana kerja. Lakukanlah penyempurnaan
rencana kerja atau bila perlu mempertimbangkan pemilihan dengan cara penyelesaian masalah lain.
Untuk selanjutnya rencana kerja yang telah diperbaiki tersebut dilaksanakan kembali. Jangan lupa untuk
memantau kemajuan serta hasil yang dicapai. Untuk kemudian tergantung dari kemajuan serta hasil tersebut,
laksanakan tindakan yang sesuai.
Penilaian Mutu kebidanan

Mutu merupakan kepatuhan terhadap standar yang telah ditetapkan


(Saifudin, 2006).
Dimensi mutu pelayanan kebidanan adalah :
a.       Kompetensi Teknis (Technical competence)
b.      Akses terhadap pelayanan (Access to service)
c.      Efektivitas (Effectiveness)
d.       Efisiensi (Efficiency)
e.       Kontinuitas (Continuity)
f.        Keamanan (Safety)
g.      Hubungan antar manusia (Interpersonal relations)
h.       Kenyamanan (Amenities
1. Observasi

Observasi adalah pengamatan langsung atau observasi dapat menghindarkan berbagai kesulitan yang
berhubungan dengan rekonstruksi kejadian hasil pemeriksaan pencatatan retrospektif dan dari
jawaban terhadap wawancara atau kuisioner.
Dalam pelaksanaan pengamatan langsung terdapat syarat bagi pengamatan yaitu:
1.  Harus mengerti terhadap apa yang akan di ambil
2. Harus low profile, tidak sok pintar
3. Mempunyai latar belakang yang berhubungan dengan apa yang sedang di amati
4. Harus bersifat obyektif
Seorang bidan yang tajam pengamatannyaakan memperhatikan bahwa ada beberapa ketidaksesuaian
antara tingkah laku verbal dan nonverbal antara apa yang di ucapkan dan apa yang di kerjakan:
1. Pengamatan objectif
Merupakan berbagai tingkah laku yang dilihat dan di dengar.
Misalnya: duduk, berdiri, gelisah dengan mengeluarkan kata seperti aduh
2. Penafsiran (interpretasi)
Merupakan kesan yang di berikan terhadap apa yang di lihat atau amati dan di dengar.
Misalnya: jengkel, karna terlalu lama menunggu.
3. Tingkah laku verbal dan nonverbal
  Tingkah laku verbal merupakan perbuatan atau perilakuyang di tunjukan melalui bahasa
atau kata-kata.
 Tingkah laku nonverbal merupakan tingkah laku dalam bentuk bahasa tubuh.
2. Wawancara

1. Pengertian wawancara
Wawancara adalah proses komunikasi dengan tujuan tertentu antara individu dengan individu lain
(komunikan). Merupakan langkah nyata, perasaan dan pengertian dengan menggunakan kata-kata isyarat
maupun tindakan-tindakan lain(menurut M.Greenhil).
Adapun komponen-komponen yang terlibat dalam wawancara adalah sbb:
•  Komunikator
•  Masalah
•  Saluran
• Menerima
•  penerima
•  Tempat

2. Tujuan wawancara
• Mampu memahami perilaku orang lain
• Mengalih perilaku bila setuju dan tidak setuju
•  Memahami perlunya memberi tujuan
• Menciptakan hubungan persoalan yang baik
•  Memperoleh informasi tentang situasi ataun sikap tertentu
• Untuk menentukan suatu kesanggupan
•  Mendorong untuk bertindak
•  Memberi nasehat

3. Proses wawancara
Didalam proses wawancara (interview) ada 3 faktor atau komponen. Adapin komponen-komponen trs:
a. Komunikator  (klien)
b. Masalah
c. Saluran
4. Menjadi pendengar Yang baik
Maksud atau menjadi pendengar yang baik adalah:
a. Menyenangkan hati klien.
b.  Mengetahui dan mengerti pembicaraan orang lain.
c.  Memberikan rasa puas pada klien.
d.  Memberikan rasa aman pada pembicara.
e. Menunjukan rasa saling percaya.
f.  Menghargai pembicaraan.

5. Teknik wawancara
Adapun tehnik-tehnik tersebut antara lain:
g. Inisiatif
h. Pendekatan tidak langsung.
i. Pertanyaan yang terbuka.
j. Pengunaan aktifitas yang ferbal.
k. Wawancara spontan.
l. Penenganan ekspresi yang timbul dalam wawancara.

6. Faktor-faktor yang mempengaruhi wawancara.


m. Faktor penunjang
Kecakapan dan kemauan klien dalam menceritakan masalahnya.
n. Faktor penghambat
• Pewawancara kurang cakap dalam mendengarkan dan mengajukan pertanyaan terbuka serta
menyimpulkan inti pembicaraan, sehingga tidak dapat menangkap pembicaraan.
• Sikap wawancara yang acuh tak acuh, tidak dapat menyusuaikan diri dengan keadaan di
sekelilingnya, sikap yang kurang ramah terhadap klien, keluarga, masyarakat.
• Pengetahuan klien kurang.
Dokumen

Sebuah tulisan yg memuat informasi. Biasanya, dokumen ditulis di kertas &


informasinya ditulis memakai tinta baik memakai tangan atau memakai media
elektronik. melihat kelengkapan dokumen rekam medik, register, buku catatan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai