* SHAFIRA AMALIA
MUHAMMAD ARIF *
* DELINA
LUTFIANA *
* DEVITASARI
NADA GETA PRATIWI *
* REVITA
ALMA RISA FITRIANA *
* REZA PRADANA S
NINUK AJENG PUSPITANINGRUM *
* ELSA DWI F
SUCI NURINDAH SARI *
* MEGA DIVI P
FITHRIA SEPTIANI*
01 DEFINISI, ETIOLOGI,
KLASIFIKASI,
02 PATHWAY, MANIFESTASI,
PEMERIKSAAN PENUNJANG
03 PENATALAKSANAAN,
KOMPLIKASI
Presention”
DEFINISI
Umur Kegemukan
peningkatan densitas (sklerosis) tulang Pemeriksaan Imunologi (ANA, faktor reumatoid dan
subkondral, komplemen) juga normal.
Fisioterapi Farmakotera
pi
Pembedahan
Komplikasi Deformitas atau kerusakan struktur
penunjang sendi
Deformitas bautonmere
Identitas
A. Nama : Ny.R
B. Umur : 68 Tahun
C. Alamat : Jl. Kramat no.50 Kampung Tajur – Ciledug
D. Pendidikan : SD
E. Jenis Kelamin : Perempuan
F. Suku : Betawi
G. Agama : Islam
H. Status Perkawinan : Menikah
Status kesehatan saat ini
Lansia Ny. R memiliki kedaan umum yang baik. Saat dilakukan pengakajian mengatakan nyeri pada
kedua lutut, terutama lutut sebelah kanan, nyeri dirasakan sudah 1 bulan. Untuk berjalan klien
dibantumenggunakan tongkat. Dilakukan pengkajian nyeri:
P (Provoke): Klien mengatakan nyeri dirasakan saat berjalan, menekuk lutut, terutama saat ruku
dan duduk ketika sholat
• Q (Quality): Nyeri yang dirasakan ngilu seperti ditusuk-tusuk, lutut bersuara “krek” jika berjalan.
• R (Regio): Nyeri dirasakan pada area kedua lutut, terutama lutut sebelah kanan
• S (Scale): Skala nyeri 5 dengan menggunakan Numeric Rating Scale (NRS)
• T (Time): Nyeri dirasakan hilang timbul, terutama di malam dan pagi hari
Klien juga mengatakan tekanan darah tidak stabil cenderung tinggi selama keluhan nyeri.
Riwayat kesehatan masa lalu
Klien mengatakan punya riwayat hipertensi sudah 15 tahun terkontrol dengan obat
amlodipine 1x10 mg, klien mengatakan selama keluhan nyeri, tekanan darahnya tidak
stabil cenderung tinggi. Klien juga mengatakan memiliki riwayat kolesterol, selama ini
rutin minum obat atorvastatin 20 mg setiap malam. Riwayat penyakit lain, klien pernah
operasi katarak mata kanan 5 tahun yang lalu. Selama masa covid-19 nafsu makan
meningkat dan sering ngemil (peningkatan BB dari 56 kg menjadi 60 kg), klien
mengatakan minum empon empon selama masa covid-19 (3x/hari).
Keadaan umum
o Tingkat Kesadaran: CM
GCS: 15 (E : 4 M : 6 V : 5 )
TTV
o HT : 150/90 mmHg
o Nadi : 82x/menit
o Suhu : 36.5°C
o RR : 16x/mnt
Klasifikasi:
1. Kurang :< 18,5
2. Normal : 18,5 – 24,9
3. Berlebih : 25 – 29,9
4. Obesitas :> 30
Head To Toe
1. Kepala
Kebersihan : Bersih
Kerontokan Rambut: Sedikit rontok
Keluhan : ya
JikaYa, Jelaskan : banyak muncul uban
2. Mata
Konjungtiva : Tidak anemis
Penggunaan Kaca Mata: ya
Keluhan : ya
JikaYa, Jelaskan : Riwayat operasi katarak 5 tahun yang lalu
3. Hidung
Bentuk Hidung : Simetris
Peradangan : Tidak
Keluhan : Tidak
7. Dada : Bentuk Dada Normal, Retraksi dinding dada baik, Suara Nafas Vesikuler
8. Abdomen: baik
9. Genetalia : bersih
10. Ekstremitas
Kekuatan Otot (Skala 1 – 5)
5555 5555
4444 4444
Keterangan:
0 = Lumpuh
1 = Ada Kontaksi
2 = Melawan Gravitasi Dengan Sokongan
3 = Melawan Gravitasi Tetapi Tidak Ada Tahanan
4 = Melawan Gravitasi Dengan Tahanan Sedikit
5 = Melawan Gravitasi Dengan Kekuatan Penuh
Rentang Gerak : ada rentan gerak akibat kedua lutut terasa nyeri
Deformitas : Tidak
Tremor : Tidak
Edema : sedikit bengkak pada lutut kanan
Penggunaan Alat Bantu : ya tongkat
Nyeri Persendian : Ya
Paralysis : Tidak
CRT : 2 detik
Keluhan : ada
Jika Ya, Jelaskan :
a) P (Provoke) : Klien mengatakan nyeri dirasakan saat berjalan, menekuk lutut, terutama saat ruku dan
duduk ketika sholat
b) Q (Quality) : Nyeri yang dirasakan ngilu seperti ditusuk-tusuk, lutut bersuara “krek” jika berjalan.
c) R (Regio) : Nyeri dirasakan pada area kedua lutut, terutama lutut sebelah kanan
d) S (Scale) : Skala nyeri 5 dengan menggunakan Numeric Rating Scale (NRS)
e) T (Time) : Nyeri dirasakan hilang timbul, terutama di pagi hari
11. Integumen
Kebersihan : Baik
Warna : Tidak pucat
Kelembapan : Kering
Lesi / Luka : Tidak
PerubahanTekstur : Sedikit kasar
Gangguan Pada Kulit : Tidak
Keluhan : Tidak
Jika Ya, Jelaskan: Tidak ada
Keterangan:
a. 130 : Mandiri
b. 65 - 129: Ketergantungan sebagian
c. 60 : Total Care
Interpretasi :
a. Salah 0 – 3 : Fungsi intelektual utuh
b. Salah 4 – 5 : Kerusakan intelektual ringan
c. Salah 6 – 8 : Kerusakan intelektual sedang
d. Salah 9 – 10 : Kerusakan intelektual berat
Identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental dengan menggunakan
MMSE (Mini Mental Status Exam) :
Total : 29
Nilai MMSE 29 artinya tidak gangguan kognitif
Interprestasi hasil :
Jumlah total klien dan masukan kedalam kategori berikut ini:
24 – 30 : Tidak ada gangguan kognitif
18 – 23 : Gangguan kognitif sedang
0 – 17 : Gangguan kognitif berat
DO :
• Saat berjalan klien tampak
meringis
• Tampak adanya edema pada lutut
kanan
• TTV : TD 150/90 mmHg
• Klien tampak bersikap protektif
Data Fokus Masalah Etiologi
DS : Gangguan Mobilitas Fisik Gangguan
• Klien mengatakan sulit berjalan karena (SDKI D.0054) Muskuloskeletal
sakit lutut kanannya
• Klien mengatakan untuk berjalan
menggunakan tongkat. Saat ke kamar
mandi klien mengatakan memerlukan
bantuan.
DO :
• Tampak klien menggunakan tongkat saat
berjalan
• Tampak adanya edema pada lutut kanan
• Kekuatan otot kaki kanan 4444
• Tampak gerakan terbatas pada kaki
kanannya
• Dari hasil kuesioner MFS didapatkan nilai
total 40 dengan arti pelaksanaan
intervensi pencegahan jatuh standar.
Data Fokus Masalah Etiologi
DS : Resiko Jatuh Kekuatan Otot Menurun
• Klien mengatakan dirinya memakai alat (Sdki D.0143)
bantu berjalan yaitu tongkat.
DO :
• Tampak klien menggunakan tongkat saat
berjalan
• Menurut pengkajian fungsional klien
menggunakan KATZ Indeks, hasil yang
didapatkan adalah klien mandiri kecuali
pergi ke toilet.
• Menurut pengkajian Barthel Indeks, skor
yang didapatkan adalah 125 yaitu
ketergantungan sebagian.
• Dari hasil kuesioner MFS didapatkan nilai
total 40 dengan arti pelaksanaan
intervensi pencegahan jatuh standar.
DIAGNOSA PRIORITAS
1. (D.0077) Nyeri Akut b.d Agen Pencedera Fisiologis (Peradangan Sendi/Oa).
2. (D.0054) Gangguan Mobilitas Fisik b.d Gangguan Muskuloskeletal.
3. (D.0143) Risiko Jatuh b.d Kekuatan Otot Menurun
No Diagnosa
Keperawatan
Tujuan dan Kriteria
Hasil
Intervensi
I
1. (D.0077)
Nyeri Akut b.d
Setelah dilakukan
tindakan selama 1 x 3
MANAJEMEN NYERI (I. 08238)
Observasi
N
Agen Pencedera jam diharapkan nyeri 1) Identifikasi Lokasi, karakteristik,
Fisiologis
(Peradangan
pada klien berkurang,
dengan kriteria hasil :
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri
T
Sendi/Oa). 1. Keluhan nyeri 2) Identifikasi skala nyeri
menurun
2. Meringis menurun
3) Identifikasi respon nyeri non verbal
4) Identifikasi faktor yang memperberat
E
3. Gelisah menurun dan memperingan nyeri
4. Frekuensi nadi
membaik
5) Identifikasi pengetahuan dan
keyakinan tentang nyeri
R
5. Pola napas 6) Identifikasi pengaruh budaya terhadap
membaik respon nyeri
7) Identifikasi pengaruh nyeri pada
V
E
kualitas hidup
8) Monitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah diberikan.
N
Terapeutik
9) Berikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (mis. TENS,
S
hypnosis, akupresur, terapi musik,
biofeedback, terapi pijat, aroma terapi,
teknik imajinasi
I
No Diagnosa
Keperawatan
Tujuan dan Kriteria
Hasil
Intervensi
I
2) terbimbing, kompres hangat/dingin,
terapi bermain)
3) Kontrol lingkungan yang memperberat
N
rasa nyeri (mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
4) Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
T
dalam pemilihan strategi meredakan
nyeri.
Edukasi
E
5) Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri.
6) Jelaskan strategi meredakan nyeri.
R
7) Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri.
8) Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
V
mengurangi rasa nyeri.
Kolaborasi
9) Kolaborasi pemberian analgetik, jika
E
perlu
N
S
I
No Diagnosa
Keperawatan
Tujuan dan Kriteria
Hasil
Intervensi
I
2. (D.0054) Gangguan
Mobilitas Fisik b.d
Gangguan
Setelah dilakukan
intervensi 1 x 3 jam, maka
mobilitas fisik meningkat,
DUKUNGAN AMBULASI (1.06171)
Observasi
1) Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik
N
Muskuloskeletal dengan kriteria hasil:
1. Pergerakkan
ekstermitas cukup
lainnya
2) Identifikasi toleransi fisik melakukan
ambulasi
T
E
meningkat 3) Monitor frekuensi jantung dan tekanan
2. Kekuatan otot cukup darah sebelum memulai ambulasi.
meningkat 4) Monitor kondisi umum selama melakukan
3. Rentang gerak cukup ambulasi.
meningkat
4. Kelemahan fisik
menurun
Terapeutik
5) Fasilitasi aktivitas ambulasi dengan alat
bantu (mis. tongkat, kruk).
R
5. Gerakan terbatas
menurun
6) Fasilitasi melakukan mobilisasi fisik, jika
perlu.
7) Libatkan keluarga untuk membantu pasien
V
E
dalam meningkatkan ambulasi.
Edukasi
8) Jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi.
9) Anjurkan melakukan ambulasi dini.
10) Ajarkan ambulasi sederhana yang harus
dilakukan (mis. berjalan dari tempat tidur ke
kursi roda, berjalan dari tempat tidur ke
N
kamar mandi, berjalan sesuai toleransi).
S
I
No Diagnosa
Keperawatan
Tujuan dan Kriteria
Hasil
Intervensi
I
2. (D.0143)
Risiko Jatuh b.d
Setelah dilakukan
intervensi 1 x 3 jam,
PENCEGAHAN JATUH (SIKI I.14540)
Observasi
N
Kekuatan Otot maka tingkat jatuh 1) Identifikasi factor resiko jatuh (mis.
Menurun menurun, dengan
kriteria hasil:
Usia >65 tahun, penurunan tingkat
kesadaran, deficit kognitif, hipotensi
T
(SLKI L.14138) ortostatik, gangguan keseimbangan,
1. Jatuh saat berjalan
menurun
gangguan pengheliatan, neuropati)
Terapeutik
E
2. Jatuh saat di kamar 2) Gunakan alat bantu berjalan (mis.
mandi menurun
3. Jatuh saat naik
Kursi roda, walker, atau tongkat)
Edukasi
R
tangga menurun 3) Anjurkan menggunakan alas kaki yang
tidak licin
4) Anjurkan untuk berkonsentrasi untuk
V
E
menjaga keseimbangan tubuh
5) Anjurkan melebarkan jarak kedua kaki
untuk meningkatkan keseimbangan
N
saat berdiri
S
I
KESENJANGAN TEORI