Anda di halaman 1dari 34

“OSTEOARTHRITIS”

* SHAFIRA AMALIA
MUHAMMAD ARIF *
* DELINA
LUTFIANA *
* DEVITASARI
NADA GETA PRATIWI *
* REVITA
ALMA RISA FITRIANA *
* REZA PRADANA S
NINUK AJENG PUSPITANINGRUM *
* ELSA DWI F
SUCI NURINDAH SARI *
* MEGA DIVI P
FITHRIA SEPTIANI*
01 DEFINISI, ETIOLOGI,
KLASIFIKASI,

02 PATHWAY, MANIFESTASI,
PEMERIKSAAN PENUNJANG

03 PENATALAKSANAAN,
KOMPLIKASI

“Agenda 04 ASUHAN KEPERAWATAN

Presention”
DEFINISI

Osteoarthritis adalah penyakit sendi yang terjadi pada


cartilago (tulang rawan) yang ditandai dengan timbulnya
nyeri saat terjadi penekanan sendi yang terkena. Kelainan
pada kartilago akan berakibat tulang bergesekan satu
sama lain, sehingga timbul gejala kekakuan,
nyeridanpembatasan gerak pada sendi. (Helmi, 2016).
ETIOLOGI
FAKTOR PREDISPOSISI

 Umur  Kegemukan

 Keturunan  Joint Mallignment  Trauma


 Penyakit radang
sendi lain
ETIOLOGI
Faktor presepitasi

Mereka yang terdiagnosis osteoartritis,


sangatlah diperlukan adanya perhatian lebih
mengenai keadaan lingkungan. Ketika
lingkungan sekitarnya yang tidak mendukung.
Maka kemungkinan besar klien akan
merasakan gejala penyakit ini. Banyak
diantaranya ketika keadaan suhu lingkungan
sekitar klien yang cukup dingin, maka klien
akan merasa ngilu, kekakuan sendi pada area-
area yang biasa terpapar, sulit untuk mobilisasi
dan bahkan kelumpuhan.
KLASIFIKASI
“Osteoarthritis primer merupakan osteoarthritis ideopatik atau
osteoarthritis yang belum diketahui penyebabnya dan tidak ada
hubungannya dengan penyakit sistemik maupun proses
perubahan lokal sendi.”

“osteoarthritis sekunder7 penyebabnya yaitu pasca trauma,


genetic, mal posisi, pasca operasi, metabic, gangguan endokrin,
ostonekrosis aseptik.”
(Wilke, WS, 2010)
PATH
WAY
MANIFESTASI KLINIS
01 Nyeri sendi 03
Deformoitas sendi
Hambatan gerak sendi Pembengkakkan pada tulang
02 Kekakuan sendi Krepitasi 04 Perubahan gaya
berjalan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Radiografis Pemeriksaan laboratorium
Gambaran radiografik yang menyokong diagnostik OA pemeriksaan darah tepi (HB, leukosit, LED) dalam batas
adalah penyempitan celah sendi yang sering kali normal, kecuali OA generalisata yang harus dibedakan
asimetris (lebih berat pada bagian yang menanggung dengan artritis peradangan.
beban),

peningkatan densitas (sklerosis) tulang Pemeriksaan Imunologi (ANA, faktor reumatoid dan
subkondral, komplemen) juga normal.

Pada OA yang disertai peradangan, mungkin didapatkan


kista tulang, osteofit pada pinggir penurunan viskositas, pleositosis ringan sampai sedang,
sendi dan

perubahan struktur anatomi sendi. peningkatan ringan sel peradangan


(<8000/m) dan peningkatan protein.
(Joern, et al., 2010). (Maya, 2014).
PENATALAKSANAAN
Terapi konservatif Pertolongan
orthopedi

Fisioterapi Farmakotera
pi
Pembedahan
Komplikasi Deformitas atau kerusakan struktur
penunjang sendi

Pergeseran ulnar atau jari

Sublukasi sendi metakarpofalangeal

Deformitas bautonmere

Leher angsa pada kaki terdapat


protrusi (tonjolan) kaput metatarsal
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN GERONTIK

Tanggal Pengkajian : 20 Juli 2020


Ruangan : -
Diagnosa Medis : Osteoartritis

Identitas
A. Nama : Ny.R
B. Umur : 68 Tahun
C. Alamat : Jl. Kramat no.50 Kampung Tajur – Ciledug
D. Pendidikan : SD
E. Jenis Kelamin : Perempuan
F. Suku : Betawi
G. Agama : Islam
H. Status Perkawinan : Menikah
Status kesehatan saat ini
Lansia Ny. R memiliki kedaan umum yang baik. Saat dilakukan pengakajian mengatakan nyeri pada
kedua lutut, terutama lutut sebelah kanan, nyeri dirasakan sudah 1 bulan. Untuk berjalan klien
dibantumenggunakan tongkat. Dilakukan pengkajian nyeri:

 P (Provoke): Klien mengatakan nyeri dirasakan saat berjalan, menekuk lutut, terutama saat ruku
dan duduk ketika sholat
• Q (Quality): Nyeri yang dirasakan ngilu seperti ditusuk-tusuk, lutut bersuara “krek” jika berjalan.
• R (Regio): Nyeri dirasakan pada area kedua lutut, terutama lutut sebelah kanan
• S (Scale): Skala nyeri 5 dengan menggunakan Numeric Rating Scale (NRS)
• T (Time): Nyeri dirasakan hilang timbul, terutama di malam dan pagi hari

Klien juga mengatakan tekanan darah tidak stabil cenderung tinggi selama keluhan nyeri.
Riwayat kesehatan masa lalu
Klien mengatakan punya riwayat hipertensi sudah 15 tahun terkontrol dengan obat
amlodipine 1x10 mg, klien mengatakan selama keluhan nyeri, tekanan darahnya tidak
stabil cenderung tinggi. Klien juga mengatakan memiliki riwayat kolesterol, selama ini
rutin minum obat atorvastatin 20 mg setiap malam. Riwayat penyakit lain, klien pernah
operasi katarak mata kanan 5 tahun yang lalu. Selama masa covid-19 nafsu makan
meningkat dan sering ngemil (peningkatan BB dari 56 kg menjadi 60 kg), klien
mengatakan minum empon empon selama masa covid-19 (3x/hari).

Riwayat kesehatan keluarga


Lansia Ny. R memiliki riwayat penyakit keturunan yaitu hipertensi dari ayahnya.
Kedua orang tua sudah meninggal, klien tinggal bersama anak semata wayangnya
dan 1 orang cucunya. Sementara suaminya sudah lama meninggal 15 tahun yang
lalu.
Pengkajian persistem

Keadaan umum
o Tingkat Kesadaran: CM
GCS: 15 (E : 4 M : 6 V : 5 )

TTV
o HT : 150/90 mmHg
o Nadi : 82x/menit
o Suhu : 36.5°C
o RR : 16x/mnt

BB/TB : 60 kg/ 150cm ( BB bulan april 56 kg)


Bagaimana postur tulang belakang lansia
Tegap
B. Indeks Masa Tumbuh
BMI = BB(Kg) : {TB(m) X TB (m)}
60 : (1,5x1,5) = 60 : 2,25 = 27.55

Klasifikasi:
1. Kurang :< 18,5
2. Normal : 18,5 – 24,9
3. Berlebih : 25 – 29,9
4. Obesitas :> 30
Head To Toe
1. Kepala
Kebersihan : Bersih
Kerontokan Rambut: Sedikit rontok
Keluhan : ya
JikaYa, Jelaskan : banyak muncul uban

2. Mata
Konjungtiva : Tidak anemis
Penggunaan Kaca Mata: ya
Keluhan : ya
JikaYa, Jelaskan : Riwayat operasi katarak 5 tahun yang lalu
3. Hidung
Bentuk Hidung : Simetris
Peradangan : Tidak
Keluhan : Tidak

4. Mulut, Tenggorokan : Kebersihan Baik, Mukosa Lembab


5. Telinga : Bersih, Lembab, Tidak terganggu.
6. Leher
Pembesaran Kelenjar Tyroid : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
JVD (Jugularis Vena Distensi) : Tidak

7. Dada : Bentuk Dada Normal, Retraksi dinding dada baik, Suara Nafas Vesikuler
8. Abdomen: baik
9. Genetalia : bersih
10. Ekstremitas
 Kekuatan Otot (Skala 1 – 5)
5555 5555
4444 4444
Keterangan:
0 = Lumpuh
1 = Ada Kontaksi
2 = Melawan Gravitasi Dengan Sokongan
3 = Melawan Gravitasi Tetapi Tidak Ada Tahanan
4 = Melawan Gravitasi Dengan Tahanan Sedikit
5 = Melawan Gravitasi Dengan Kekuatan Penuh
 Rentang Gerak : ada rentan gerak akibat kedua lutut terasa nyeri
 Deformitas : Tidak
 Tremor : Tidak
 Edema : sedikit bengkak pada lutut kanan
 Penggunaan Alat Bantu : ya tongkat
 Nyeri Persendian : Ya
 Paralysis : Tidak
 CRT : 2 detik
 Keluhan : ada
 Jika Ya, Jelaskan :
a) P (Provoke) : Klien mengatakan nyeri dirasakan saat berjalan, menekuk lutut, terutama saat ruku dan
duduk ketika sholat
b) Q (Quality) : Nyeri yang dirasakan ngilu seperti ditusuk-tusuk, lutut bersuara “krek” jika berjalan.
c) R (Regio) : Nyeri dirasakan pada area kedua lutut, terutama lutut sebelah kanan
d) S (Scale) : Skala nyeri 5 dengan menggunakan Numeric Rating Scale (NRS)
e) T (Time) : Nyeri dirasakan hilang timbul, terutama di pagi hari
11. Integumen
Kebersihan : Baik
Warna : Tidak pucat
Kelembapan : Kering
Lesi / Luka : Tidak
PerubahanTekstur : Sedikit kasar
Gangguan Pada Kulit : Tidak
Keluhan : Tidak
Jika Ya, Jelaskan: Tidak ada

12. Pemeriksaan Penunjang ( tanggal 20/7/2020 )


Gula darah puasa : 98 mg/dl
Asam Urat : 6.4 mg/dl
Kolestrol : 145 mg/dl

Pola aktifitas sehari-hari


Lansia Ny.R mengatakan aktivitas sehari hari rajin dan taat melaksanakan ibadah, dan
hobby menanam dan merawat bunga dan tumbuh-tumbuhan lain sambil berjemur matahari,
Ny. R kadang-kadang membantu memasak di dapur, semenjak nyeri lututnya banyak duduk.
Pengkajian status fungsional klien
KATZ Indeks: Termasuk kategori yang manakah klien
Mandiri dalam hal makan, kontinen dalam BAB/BAK, menggunakan pakaian,
pergi ke toilet, berpindah dan mandi
Mandiri, semuanya kecuali salah satu dari fungsi di atas.
Mandiri, kecuali mandi dan satu lagi fungsi yang lain
Mandiri, kecuali mandi, berpakaian dan satu fungsi yang lain.
Mandiri, kecuali mandi, berpakaianke toilet dan satufungsi yang lain.
Mandiri, kecuali mandi berpakaian, ke toilet, berpindah dan satu fungsi lain
Ketergantungan untuk semua fungsi di atas
Lain – lain.
Keterangan : Lansia NY. R sulit berjalan karena sakit lututnya kanan nya,
tidak bisa ke toilet sendiri karena toliet agak tunggi dari lantai, harus dibantu
saat mau masuk toilet.
Modifikasi dari Barthel Indeks
Termasuk manakah klien ?
TOTAL Score : 125

Keterangan:
a. 130 : Mandiri
b. 65 - 129: Ketergantungan sebagian
c. 60 : Total Care

Pengkajian Status Mental Gerontik


Shorf Portable Mental Status Questioner (SPMSQ)
20-3 = 17 , 17-3 = 14, 14-3= 11 ,11-3 = 8, 8-3 = 5 5-3 = 2

Interpretasi :
a. Salah 0 – 3 : Fungsi intelektual utuh
b. Salah 4 – 5 : Kerusakan intelektual ringan
c. Salah 6 – 8 : Kerusakan intelektual sedang
d. Salah 9 – 10 : Kerusakan intelektual berat
Identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental dengan menggunakan
MMSE (Mini Mental Status Exam) :
Total : 29
Nilai MMSE 29 artinya tidak gangguan kognitif
Interprestasi hasil :
Jumlah total klien dan masukan kedalam kategori berikut ini:
24 – 30 : Tidak ada gangguan kognitif
18 – 23 : Gangguan kognitif sedang
0 – 17 : Gangguan kognitif berat

Morse Fall Scale


Total nilai : 40
Keterangan : Pelaksanan intervensi pencegahan jatuh standar
Tidak risiko : 0-24 (perawatan dasar)
Risiko rendah : 25-50 (pelaksanaan anintervensi pencegahan jatuh standar
Risiko tinggi : > 51 (pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh risiko tinggi
Data Subyektif Data Obyektif

 Klien mengatakan nyeri  Saat berjalan klien tampak


 P : Klien mengatakan nyeri dirasakan saat meringis
berjalan, menekuk lutut, terutama saat ruku  Klien tampak menggunakan
dan duduk ketika sholat. tongkat saat berjalan
 Q : Nyeri yang dirasakan ngilu seperti  TTV :
ditusuk-tusuk, lutut bersuara “krek” jika TD= 150/90 mmHg
berjalan. N= 82x/mnt
 R : Nyeri dirasakan pada area kedua lutut, RR= 16x/mnt
terutama lutut sebelah kanan. S= 36.5◦C
 S : Skala nyeri 5 dengan menggunakan  Tampak adanya edema pada
Numeric Rating Scale (NRS). lutut kanan
 T : Nyeri dirasakan hilang timbul, terutama  Dari hasil Kuesioner Barthel
di malam dan pagi hari Index didapatkan skor 125 =
 Klien mengatakan saat nyeri muncul ketergantungan Sebagian
tekanan darah tidak stabil  Dari hasil kuesioner MFS
 Klien mengatakan untuk berjalan didapatkan nilai total 40 dengan
menggunakan tongkat. arti pelaksanaan intervensi
 Klien mengatakan sulit berjalan karena sakit pencegahan jatuh standar.
lutut kanannya  Dari hasil pengkajian fungsional
 Saat ke kamar mandi klien mengatakan klien menggunakan KATZ
memerlukan bantuan Indeks, hasil yang didapatkan
adalah klien mandiri kecuali
pergi ke toilet.
Data fokus masalah etiologi
DS : Nyeri akut Agen Pencedera Fisiologis
 Klien mengatakan nyeri (SDKI D.0077) (Ostheoatritis)
• P : Klien mengatakan nyeri
dirasakan saat berjalan, menekuk
lutut, terutama saat ruku dan
duduk ketika sholat.
• Q : Nyeri yang dirasakan ngilu
seperti ditusuk-tusuk, lutut
bersuara “krek” jika berjalan.
• R : Nyeri dirasakan pada area
kedua lutut, terutama lutut
sebelah kanan.
• S : Skala nyeri 5 dengan
menggunakan Numeric Rating
Scale (NRS).
• T : Nyeri dirasakan hilang timbul,
terutama di malam dan pagi hari

 DO :
• Saat berjalan klien tampak
meringis
• Tampak adanya edema pada lutut
kanan
• TTV : TD 150/90 mmHg
• Klien tampak bersikap protektif
Data Fokus Masalah Etiologi
 DS : Gangguan Mobilitas Fisik Gangguan
• Klien mengatakan sulit berjalan karena (SDKI D.0054) Muskuloskeletal
sakit lutut kanannya
• Klien mengatakan untuk berjalan
menggunakan tongkat. Saat ke kamar
mandi klien mengatakan memerlukan
bantuan.

 DO :
• Tampak klien menggunakan tongkat saat
berjalan
• Tampak adanya edema pada lutut kanan
• Kekuatan otot kaki kanan 4444
• Tampak gerakan terbatas pada kaki
kanannya
• Dari hasil kuesioner MFS didapatkan nilai
total 40 dengan arti pelaksanaan
intervensi pencegahan jatuh standar.
Data Fokus Masalah Etiologi
 DS : Resiko Jatuh Kekuatan Otot Menurun
• Klien mengatakan dirinya memakai alat (Sdki D.0143)
bantu berjalan yaitu tongkat.

 DO :
• Tampak klien menggunakan tongkat saat
berjalan
• Menurut pengkajian fungsional klien
menggunakan KATZ Indeks, hasil yang
didapatkan adalah klien mandiri kecuali
pergi ke toilet.
• Menurut pengkajian Barthel Indeks, skor
yang didapatkan adalah 125 yaitu
ketergantungan sebagian.
• Dari hasil kuesioner MFS didapatkan nilai
total 40 dengan arti pelaksanaan
intervensi pencegahan jatuh standar.

DIAGNOSA PRIORITAS
1. (D.0077) Nyeri Akut b.d Agen Pencedera Fisiologis (Peradangan Sendi/Oa).
2. (D.0054) Gangguan Mobilitas Fisik b.d Gangguan Muskuloskeletal.
3. (D.0143) Risiko Jatuh b.d Kekuatan Otot Menurun
No Diagnosa
Keperawatan
Tujuan dan Kriteria
Hasil
Intervensi
I
1. (D.0077)
Nyeri Akut b.d
Setelah dilakukan
tindakan selama 1 x 3
MANAJEMEN NYERI (I. 08238)
Observasi
N
Agen Pencedera jam diharapkan nyeri 1) Identifikasi Lokasi, karakteristik,
Fisiologis
(Peradangan
pada klien berkurang,
dengan kriteria hasil :
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri
T
Sendi/Oa). 1. Keluhan nyeri 2) Identifikasi skala nyeri
menurun
2. Meringis menurun
3) Identifikasi respon nyeri non verbal
4) Identifikasi faktor yang memperberat
E
3. Gelisah menurun dan memperingan nyeri
4. Frekuensi nadi
membaik
5) Identifikasi pengetahuan dan
keyakinan tentang nyeri
R
5. Pola napas 6) Identifikasi pengaruh budaya terhadap
membaik respon nyeri
7) Identifikasi pengaruh nyeri pada
V
E
kualitas hidup
8) Monitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah diberikan.

N
Terapeutik
9) Berikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (mis. TENS,

S
hypnosis, akupresur, terapi musik,
biofeedback, terapi pijat, aroma terapi,
teknik imajinasi

I
No Diagnosa
Keperawatan
Tujuan dan Kriteria
Hasil
Intervensi
I
2) terbimbing, kompres hangat/dingin,
terapi bermain)
3) Kontrol lingkungan yang memperberat
N
rasa nyeri (mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
4) Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
T
dalam pemilihan strategi meredakan
nyeri.
Edukasi
E
5) Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri.
6) Jelaskan strategi meredakan nyeri.
R
7) Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri.
8) Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
V
mengurangi rasa nyeri.
Kolaborasi
9) Kolaborasi pemberian analgetik, jika
E
perlu
N
S
I
No Diagnosa
Keperawatan
Tujuan dan Kriteria
Hasil
Intervensi
I
2. (D.0054) Gangguan
Mobilitas Fisik b.d
Gangguan
Setelah dilakukan
intervensi 1 x 3 jam, maka
mobilitas fisik meningkat,
DUKUNGAN AMBULASI (1.06171)
Observasi
1) Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik
N
Muskuloskeletal dengan kriteria hasil:
1. Pergerakkan
ekstermitas cukup
lainnya
2) Identifikasi toleransi fisik melakukan
ambulasi
T
E
meningkat 3) Monitor frekuensi jantung dan tekanan
2. Kekuatan otot cukup darah sebelum memulai ambulasi.
meningkat 4) Monitor kondisi umum selama melakukan
3. Rentang gerak cukup ambulasi.
meningkat
4. Kelemahan fisik
menurun
Terapeutik
5) Fasilitasi aktivitas ambulasi dengan alat
bantu (mis. tongkat, kruk).
R
5. Gerakan terbatas
menurun
6) Fasilitasi melakukan mobilisasi fisik, jika
perlu.
7) Libatkan keluarga untuk membantu pasien
V
E
dalam meningkatkan ambulasi.
Edukasi
8) Jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi.
9) Anjurkan melakukan ambulasi dini.
10) Ajarkan ambulasi sederhana yang harus
dilakukan (mis. berjalan dari tempat tidur ke
kursi roda, berjalan dari tempat tidur ke
N
kamar mandi, berjalan sesuai toleransi).
S
I
No Diagnosa
Keperawatan
Tujuan dan Kriteria
Hasil
Intervensi
I
2. (D.0143)
Risiko Jatuh b.d
Setelah dilakukan
intervensi 1 x 3 jam,
PENCEGAHAN JATUH (SIKI I.14540)
Observasi
N
Kekuatan Otot maka tingkat jatuh 1) Identifikasi factor resiko jatuh (mis.
Menurun menurun, dengan
kriteria hasil:
Usia >65 tahun, penurunan tingkat
kesadaran, deficit kognitif, hipotensi
T
(SLKI L.14138) ortostatik, gangguan keseimbangan,
1. Jatuh saat berjalan
menurun
gangguan pengheliatan, neuropati)
Terapeutik
E
2. Jatuh saat di kamar 2) Gunakan alat bantu berjalan (mis.
mandi menurun
3. Jatuh saat naik
Kursi roda, walker, atau tongkat)
Edukasi
R
tangga menurun 3) Anjurkan menggunakan alas kaki yang
tidak licin
4) Anjurkan untuk berkonsentrasi untuk
V
E
menjaga keseimbangan tubuh
5) Anjurkan melebarkan jarak kedua kaki
untuk meningkatkan keseimbangan

N
saat berdiri

S
I
KESENJANGAN TEORI

Dalam Teori Yang di kemukakan kelompok pada faktor


presipitasi dijelaskan bahwa banyak diantara pasien pasien
yang terdiagnosa osteoarthritis pada keadaan suhu
lingkungan cukup dingin penderita akan merasakan ngilu
dan kekakuan sendi pada area area yang biasa terpapar,
Sedangkan pada pengkajian kasus yang kelompok
kerjakan Ny R tidak merasakan Ngilu ataupun Kekakuan
Sendi pada area yang biasa terpapar dalam suhu
lingkungan yang cukup dingin
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai