Implementasi merupakan salah satu tahap dari keseluruhan proses kebijakan publik, mulai
dari perencanaan sampai dengan evaluasi, dan implementasi dimaksudkan untuk
mencapai tujuan kebijaksanaan yang membawa konsekuensi langsung pada masyarakat
yang terkena kebijaksanaan. Tujuan implementasi kebijaksanaan adalah untuk
menetapkan agar tujuan-tujuan kebijaksanaan pemerintah dapat direalisir
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
merupakan kelanjutan dari Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992, terlihat bahwa
kelanjutannya adalah merupakan pengembangan yang signifikan dilihat dari jumlah
clausul yang diaturnya, yakni 16 bab dan 74 pasal, menjadi 22 bab dan 326 pasal.
4
Jika kita melihat UU sebelumnya yakni UU Nomor 14 Tahun 1992 menyebutkan Untuk mencapai
tujuan pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila, transportasi memiliki posisi yang
penting dan strategis dalam pembangunan bangsa yang berwawasan lingkungan dan hal ini harus
tercermin pada kebutuhan mobilitas seluruh sektor dan wilayah. Transportasi merupakan sarana
yang sangat penting dan strategis dalam memperlancar roda perekonomian, memperkukuh
persatuan dan kesatuan serta mempengaruhi semua aspek kehidupan bangsa dan negara.
Secara substansi, UU Nomor 22 Tahun 2009 masih dapat diperdebatkan. Mulai dari banyaknya
amanat untuk membuat aturan pelaksana dan teknis; nilai keefektifan dari penegakan hukum berupa
sanksi administrasi, perdata hingga pada pidana; pengaturan mengenai hak dan kewajiban dari
penyelenggara negara dan masyarakat, dan sebagainya. Pertanyaan-pertanyaan ini adalah untuk
lebih mendalami apakah peraturan ini dapat dilaksanakan, kedayagunaan dan kehasilgunaan. Selain
itu, apakah norma peraturan tersebut memang lahir dari masyarakat, hal ini guna menjawab
kebutuhan siapa yang memang harus dipenuhi.
Secara struktur, UU Nomor 22 Tahun 2009 telah menjelaskan mengenai pihak yang terkait. Jika
kita cermati maka kita dapat melihatnya sebagai berikut
Pembinaan menjadi Urusan di bidang sarana dan Urusan di bidang Jalan, oleh
tanggung jawab negara. Prasarana Lalu Lintas dan kementerian negara yang
Pembinaan mencakup Angkutan Jalan, oleh kementerian bertanggung jawab di bidang
perencanaan, pengaturan, negara yang bertanggung jawab di Jalan
pengendalian, dan bidang sarana dan Prasarana Lalu
pengawasan Lintas dan Angkutan Jalan
Urusan di bidang
pengembangan teknologi Lalu
Urusan pemerintahan di bidang Urusan di bidang pengembangan Lintas dan Angkutan Jalan, oleh
Registrasi dan Identifikasi industri Lalu Lintas dan kementerian negara yang
Kendaraan Bermotor dan Angkutan Jalan, oleh bertanggung jawab di bidang
Pengemudi, Penegakan Hukum, kementerian negara yang pengembangan teknologi serta
Operasional Manajemen dan bertanggung jawab dibidang Mengkoordinasi
Rekayasa Lalu Lintas, serta industri penyelenggaraan lalu lintas dan
pendidikan berlalu lintas, oleh angkutan jalan dilakukan oleh
Kepolisian Negara Republik forum Lalu Lintas dan
Indonesia. Angkutan Jalan
7
Pengimplementasian UU Nomor 22 Tahun 2009
8
Pengimplementasian UU Nomor 22 Tahun 2009
9
Pengimplementasian UU Nomor 22
Tahun 2009 (Pemidanaan)
Pasal 292 1
Tentang pengemudi dilarang untuk
berboncengan lebih dari dua orang
2 Pasal 291 ayat 1
Dari beberapa contoh diatas , bahwa penerapan ( implementasi ) uu no 22 tahun 2009 masih
belum dapat dijalan dengan baik , yaitu peraturan hukum ( das sollen) dengan suatu petistiwa
konkret yang terjadi masyarakat ( das sein ) tidak dapat berjalan dengan baik “ HARAPAN
TIDAK SESUAI DENGAN KENYATAAN” , dan dalam segi perspektif antropologi hukum
yaitu “ menempatkan hukum pada tempatnya atau suatu peraturan hukum harus sesuai dengan
pelaksaannya yang terjadi di masyarakat “ juga belum dapat diimplementasikan dengan baik .
Oleh sebab itu, pemerintah harus lebih mengutamakan program kegiatan Penegakkan Hukum
bukan berorientasi mencari kesalahan dari pengguna jalan tetapi lebih berorientasi pada
perlindungan, pengayoman dan pelayanan pengguana jalan yang melanggar itu sendiri.
Faktor penyebab peraturan perundang-undangan lalu lintas tidak dapat
terealisasikan dengan baik
1. Faktor Internal
19
That’s all! Thank you!
Any questions?