Bioteknologi - 0402519013 - Indah Beti Lestari - Penerapan Bioteknologi Bidang Lingkungan Fitoremediasi
Bioteknologi - 0402519013 - Indah Beti Lestari - Penerapan Bioteknologi Bidang Lingkungan Fitoremediasi
PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2020
Dosen Pengampu :
1. Dr. Yustinus Ulung Anggraito, M.Si
2. Dr. Noor Aini Habibah, M.Si
PROSES FITOREMEDIASI
02 Penyerapan dan Akumulasi Logam Berat oleh Tanaman
Proses Fitoremediasi
TUMBUHAN SEBAGAI
HIPERAKUMULATOR
03
Karakteristik hiperakumu
Tumbuhan sebagai Hiperakumulator
1. Fitostabilisasi (Phytostabilization)
Akar tumbuhan melakukan imobilisasi polutan dengan cara mengakumulasi,
mengadsorpsi pada permukaan akar dan mengendapkan presipitat polutan dalam
zona akar. Proses ini secara tipikal digunakan untuk dekontaminasi zat-zat anorganik.
PROSES FITOREMEDIASI
3. Rizofiltrasi (Rhizofiltration)
Akar tumbuhan mengadsorpsi atau presipitasi pada zona akar atau mengabsorpsi
larutan polutan sekitar akar ke dalam akar. Proses ini digunakan untuk bahan larutan
sehingga untuk kompos tidak memerlukan proses rizofiltrasi.
PROSES FITOREMEDIASI
Your Picture Here
4. Fitodegradasi/Fitotransformasi (Phytodegradation/Phytotransformation)
Organ tumbuhan menguraikan polutan yang diserap melalui proses metabolisme
tumbuhan atau secara enzimatik. Zat organik fenol (mungkin terbentuk pada
pengomposan daun berkandungan lignin) adalah tepat menggunakan proses ini.
PROSES FITOREMEDIASI
Your Picture Here
6. Fitovolatilisasi (Phytovolatilization)
Penyerapan polutan oleh tumbuhan dan dikeluarkan dalam bentuk uap cair ke atmosfer.
Kontaminan bisa mengalami transformasi sebelum lepas ke atmosfer. Kontaminan zat-
zat organik adalah tepat menggunakan proses ini.
TUMBUHAN SEBAGAI
Semua tumbuhan memiliki
HIPERAKUMULATOR kemampuan menyerap logam tetapi
dalam jumlah yang bervariasi.
Eichhornia crassipes
KANGKUNG AIR
Tanaman ini memiliki daya
adaptasi yang cukup luas karena
dapat hidup pada berbagai kondisi
iklim dan di berbagai habitat.
Ipomoea aquatica merupakan
salah satu dari banyak spesies
tanaman yang digunakan untuk
menguji kemampuan fitoremediasi
karena tanaman ini mampu
mengakumulasi logam berat
seperti Zn, Cu, Cr dan Pb melalui
mekanisme fitostabilisasi dan
distribusi ion logam pada
konsentrasi tinggi.
Ipomoea aquatica
KAYU APU
Tanaman ini juga banyak
dijumpai pada kolam-kolam air
tawar, menempati permukaan
dari perairan tersebut karena
tanaman ini tergolong floating
aquatic plant . Pistia stratiotes
memiliki tingkat pertumbuhan
tinggi dan diketahui mempunyai
kemampuan hiperakumulator
untuk menyerap logam berat,
seperti Zn, Cu, dan Cr melalui
mekanisme Rizofiltrasi.
Pistia stratiotes
KELEBIHAN METODE
FITOREMEDIASI
Metode fitoremediasi mempunyai beberapa
kelebihan, antara lain
bisa dilakukan dengan teknologi in-situ,
tidak menimbulkan gangguan terhadap
lingkungan,
dapat diterima oleh masyarakat awam,
modal proses relatif kecil, dan
biaya yang dibutuhkan relatif kecil.
Cara ini dapat menurunkan biaya pembersihan lingkungan menjadi sekitar 2-6
US$ per seribu galon air. Metode fitoremediasi paling sedikit sepuluh kali lebih
murah daripada metode pengangkatan dan pengangkutan limbah berbahaya ke
tempat pembuangan dan menjadikannya konsentrat padat .
KELEMAHAN METODE
FITOREMEDIASI
Metode fitoremediasi juga mempunyai beberapa
kelemahan, yaitu:
proses pembersihan yang diperlukan relatif
lama,
logam yang terakumulasi pada tanaman dapat
memasuki rantai makanan apabila tanaman
tersebut termakan oleh mahluk hidup,
keefektifannya dipengaruhi musim, serta
tingginya kemungkinan serangan hama dan
penyakit tanaman, dan
apabila konsentrasi kontaminan tinggi dapat
menyebabkan fitotoksik dan menghambat
pertumbuhan tanaman.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEBERHASILAN FITOREMEDIASI
METODE
Dua isolat bakteri tahan merkuri (Brevundimonas vesicularis dan Nitrococcus
mobilis) diaplikasikan pada Paspalum konjugatum sebagai tanaman akumulator
merkuri yang ditanam selama 70 hari pada tanah tambang emas yang tercemar.
Amonium tiosulfat digunakan sebagai agen pengkelat untuk merangsang ekstraksi
merkuri oleh tanaman. Setelah P. conjugatum dipanen (60 hari), sisa tanah dalam
pot ditanami jagung sampai periode vegetatif maksimum.
HASIL
METODE
M. sinensis yang akan diuji tersedia dalam bentuk bibit dalam pot oleh perusahaan
pembibitan di Shandong Provinsi, China, dan hanya bibit tersebut dengan ukuran
yang sama dikumpulkan dan diangkut ke laboratorium. Tanah mentah yang
digunakan dikumpulkan dari lapisan permukaan (0-20 cm) tanah di sebuah taman
di Beijing, Cina. PH tanah 7,70, kadar bahan organik (OM) 3,85%, dan isi total
fosfor dan nitrogen yang tersedia masing-masing adalah 460 mg/kg dan 114 mg/kg.
HASIL Penanaman
Miscanthus sinensis
dapat secara
signifikan
meningkatkan
keanekaragaman dan
kelimpahan
komunitas mikroba
tanah, tetapi dapat
menyebabkan
hilangnya potensi
nitrogen tanah dan
fosfor pada awal dan
M. sinensis atau tengah
Rumput Eulalia pertumbuhannya.
3. Liua, Zhongchuang, Li-ao Wang, Shimin Dinga & Hongyan Xiao. 2018.
Enhancer assisted-phytoremediation of mercury-contaminated soils by Oxalis
corniculata L., and rhizosphere microorganism distribution of Oxalis corniculata
L. Ecotoxicology and Environmental Safety.
METODE
Remediasi tanah yang terkontaminasi merkuri menggunakan kombinasi Oxalis corniculata
L. dengan berbagai penguat (sodium thiosulfate, ammonium thiosulfate,
ethylenediaminetetraacetic acid dan diethylenetriaminepentaacetic acid).
Percobaan dilakukan dengan menggunakan bibit Oxalis corniculata yang ditanam di pot
berisi tanah yang mengandung merkuri.
HASIL
METODE
Pengaturan percobaan fitoremediasi dilakukan dengan cara membubuhi tanah
dengan berbagai konsentrasi merkuri (Hg) (Perlakuan: T1: 10; T2: 50; T3: 100; T4:
500 dan T5: 1.000 mg Hg / kg tanah).
Kemampuan penghilangan Hg oleh tanaman sawi India ditentukan setelah 30, 60
dan 90 hari.
HASIL
Tren akumulasi Hg pada bulan kedua dan ketiga
paparan adalah akar > daun > batang, sedangkan
untuk bulan pertama adalah akar > batang > daun.
Persentase akumulasi Hg tertinggi (81%) dan
glutathione (14 mg / kg) diamati pada tanaman
perlakuan T4 dan T5, masing-masing pada 90 hari
eksposur yang menunjukkan tingkat toleransi stres Hg
yang tinggi.
METODE
Percobaan dibagi menjadi tiga tahap: (i) uji asosiasi (jamur akar), (ii) pembibitan
dan pengumpulan sampel, dan (iii) analisis morfologi dan molekuler, yang
melibatkan evaluasi ekspresi gen dan penentuan akumulasi logam berat. Sebelum
digunakan Lolium perenne dicuci dengan air deionisasi dan larutan KOH 10%.
Referensi Tierra Bona (Fercon S.A., Cali, Kolombia) digunakan untuk tanah dan
dua komersial preparat digunakan untuk membentuk mikoriza.
1. Akar dijajah dengan suatu campuran dari spora marga Glomus sp.,
Acaulospora sp., Entrophospora sp., dan Giaspora sp., (MICO1).
2. Seperti akar kolonial yang mengandung spora dari marga Glomus sp.,
Acaulospora sp., Entrophospora sp., Dan Scutellospora sp. (MICO2).
HASIL
Zhao, A., Lingyun Gao, Buqing Chen & Liu Feng. 2019. Phytoremediation potential of Miscanthus sinensis
for mercury-polluted sites and its impacts on soil microbial community. Environmental Science and
Pollution Research,
Liua, Zhongchuang, Li-ao Wang, Shimin Dinga & Hongyan Xiao. 2018. Enhancer assisted-
phytoremediation of mercury-contaminated soils by Oxalis corniculata L., and rhizosphere microorganism
distribution of Oxalis corniculata L. Ecotoxicology and Environmental Safety
Raja, D., Adarsh Kumarb, & Subodh Kumar Maitia. 2020. Brassica juncea (L.) Czern. (Indian mustard): a
putative plant species to facilitate the phytoremediation of mercury contaminated soils. International Journal
of Phytoremediation,
Leudo, Ana M., Yuby Cruz, Carolina Montoya-Ruiz, María del Pilar Delgado & Juan F. Saldarriaga. 2020. Mercury
Phytoremediation with Lolium perenne-Mycorrhizae in Contaminated Soils. Sustainability, 12(9).
THANK YOU
Let’s Discuss !