Anda di halaman 1dari 39

PRODI PENDIDIKAN IPA

PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2020

PENERAPAN BIOTEKNOLOGI BIDANG


LINGKUNGAN: FITOREMEDIASI
Mata Kuliah : Bioteknologi

Dosen Pengampu :
1. Dr. Yustinus Ulung Anggraito, M.Si
2. Dr. Noor Aini Habibah, M.Si

Presented by Indah Beti Lestari (0402519013)


PENGERTIAN FITOREMEDIASI
01
Golongan Logam Berat
Pengertian Fitoremediasi

PROSES FITOREMEDIASI
02 Penyerapan dan Akumulasi Logam Berat oleh Tanaman
Proses Fitoremediasi

TUMBUHAN SEBAGAI
HIPERAKUMULATOR
03
Karakteristik hiperakumu
Tumbuhan sebagai Hiperakumulator

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN


04
Kelebihan dan Kelemahan Fitoremediasi
Agenda Faktor-faktor yg memengaruhi keberhasilan
Fitoremediasi
FITOREMEDIASI TANAH YANG
Presentasi 05
TERCEMAR MERKURI
Tujuan, Pendahuluan, Metode, Hasil, Simpulan, Daftar
Pustaka (Jurnal-jurnal)
Tercemar
Logam
Berat?
Logam berat dapat dibedakan atas tiga
golongan:
1) bersifat racun kritis, yaitu Na, K, Mg, Ca, Fe,
S, C, P, Cl, Br, Li, Rb, Sr, Al dan Si.
2) beracun tetapi jarang ditemukan seperti, Ti,
Zr, W, N, Ta, Ga, La, Os, Rh, Ir, Ru, dan Ba.
3) sangat beracun dan relatif sering ditemukan
seperti, Be, Co, Ni, Cu, Zn, As, Sc, Pd, Ag,
Cd, Pt, Au, Hg, Pb, Sb dan Bi
Pemanfaatan tanaman untuk
menyerap logam berat disebut
fitoremediasi.
PENGERTIAN FITOREMEDIASI

Phyto berasal dari kata Yunani/ greek “phyton” yang berarti


tumbuhan/ tanaman (plant), Remediation asal kata latin
remediare (to remedy) yaitu memperbaiki/ menyembuhkan
atau membersihkan sesuatu.
PENYERAPAN DAN AKUMULASI LOGAM BERAT OLEH TANAMAN

2. Translokasi logam 3. Lokalisasi logam


1. Penyerapan oleh akar dari akar ke bagian pada sel dan
tanaman lain jaringan
PROSES FITOREMEDIASI
Proses fitoremediasi secara umum dibedakan berdasarkan mekanisme fungsi dan
struktur tumbuhan.
Your Picture Here

1. Fitostabilisasi (Phytostabilization)
Akar tumbuhan melakukan imobilisasi polutan dengan cara mengakumulasi,
mengadsorpsi pada permukaan akar dan mengendapkan presipitat polutan dalam
zona akar. Proses ini secara tipikal digunakan untuk dekontaminasi zat-zat anorganik.
PROSES FITOREMEDIASI

2. Fitoekstraksi/ Fitoakumulasi (Phytoextraction/ Phytoaccumulation)


Akar tumbuhan menyerap polutan dan selanjutnya ditranslokasi ke dalam organ
tumbuhan. Proses ini adalah cocok digunakan untuk dekontaminasi zat-zat anorganik.
PROSES FITOREMEDIASI
Your Picture Here

3. Rizofiltrasi (Rhizofiltration)
Akar tumbuhan mengadsorpsi atau presipitasi pada zona akar atau mengabsorpsi
larutan polutan sekitar akar ke dalam akar. Proses ini digunakan untuk bahan larutan
sehingga untuk kompos tidak memerlukan proses rizofiltrasi.
PROSES FITOREMEDIASI
Your Picture Here

4. Fitodegradasi/Fitotransformasi (Phytodegradation/Phytotransformation)
Organ tumbuhan menguraikan polutan yang diserap melalui proses metabolisme
tumbuhan atau secara enzimatik. Zat organik fenol (mungkin terbentuk pada
pengomposan daun berkandungan lignin) adalah tepat menggunakan proses ini.
PROSES FITOREMEDIASI
Your Picture Here

5. Rizodegradasi (Rhizodegradation/ Enhanced Rhizosphere Biodegradation/


Phytostimulation/ Plant-Assisted Bioremediation/ Degradation)
Polutan diuraikan oleh mikroba dalam tanah, yang diperkuat/sinergis oleh ragi, fungi,
dan zat-zat keluaran akar tumbuhan (eksudat) yaitu gula, alkohol, asam. Eksudat itu
merupakan makanan mikroba yang menguraikan polutan maupun biota tanah lainnya.
PROSES FITOREMEDIASI

6. Fitovolatilisasi (Phytovolatilization)
Penyerapan polutan oleh tumbuhan dan dikeluarkan dalam bentuk uap cair ke atmosfer.
Kontaminan bisa mengalami transformasi sebelum lepas ke atmosfer. Kontaminan zat-
zat organik adalah tepat menggunakan proses ini.
TUMBUHAN SEBAGAI
Semua tumbuhan memiliki
HIPERAKUMULATOR kemampuan menyerap logam tetapi
dalam jumlah yang bervariasi.

Sejumlah tumbuhan dari banyak


famili terbukti memiliki sifat
hipertoleran, yakni mampu
mengakumulasi logam dengan
konsentrasi tinggi pada jaringan
akar dan tajuknya, sehingga
bersifat hiperakumulator.

Sifat hiperakumulator berarti dapat mengakumulasi unsur


logam tertentu dengan konsentrasi tinggi pada tajuknya dan
dapat digunakan untuk tujuan fitoekstraksi.
Secara alami tumbuhan memiliki beberapa
keunggulan, yaitu:
a) Beberapa famili tumbuhan memiliki sifat
toleran dan hiperakumulator,
b) Banyak jenis tumbuhan dapat merombak Karakteristik tumbuhan
polutan, hiperakumulator adalah:
c) Pelepasan tumbuhan yang telah dimodifikasi
secara genetik ke dalam suatu lingkungan 1) Tahan terhadap unsur logam
relatif lebih dapat dikontrol, dalam konsentrasi tinggi pada
d) Tumbuhan memberikan nilai estetika, jaringan akar dan tajuk,
e) Dapat mengadakan kontak dengan bidang 2) Tingkat laju penyerapan unsur
tanah yang sangat luas dan penetrasi akar dari tanah yang tinggi dibanding
yang dalam, tanaman lain,
f) Dapat menghasilkan energi yang dapat 3) Memiliki kemampuan
dicurahkan selama proses detoksifikasi mentranslokasi dan
polutan, dan mengakumulasi unsur logam
g) Memberikan banyak nilai tambah dalam dari akar ke tajuk dengan laju
memperbaiki kesuburan tanah. yang tinggi.
Banyak jenis tumbuhan  Lamiaceae, Lebih dari 400 jenis
berpembuluh (vascular  Poaceae, tumbuhan telah
plants) ditemukan  Violaceae ditemukan mempunyai
mempunyai kemampuan  Euphorbiaceae kemampuan
untuk mengakumulasikan  Anturium merah/kuning, hiperakumulator
logam berat (metal  Alamanda kuning/ungu,
Beberapa
hyperaccumulator plants).  Akar wangi,
tumbuhan air yang
 Bambu air
anggota famili Asteraceae, sering digunakan
 Cana presiden
dalam pengolahan
Fabaceae, merah/kuning/putih, air limbah adalah :
 Dahlia,  eceng gondok,
Caryophyllaceae,  Dracenia merah/hijau,  kangkung air,
Cyperaceae,  Helikonia kuning/merah,  kayu apu.
 Jaka,
Cunouniaceae, Ketiga tumbuhan
 Keladi loreng/sente/hitam,
air ini banyak
Flacourtiaceae,  Kenyeri merah/putih,
terdapat di
 Lotus kuning/merah,
Brassicaceae, perairan air tawar.
Surtikanti (2011), mendeskripsikan jenis-jenis tumbuhan yang digunakan dalam
berbagai aplikasi fitoremediasi sebagai berikut :
ECENG GONDOK Eceng gondok (Eichhornia
crassipes) merupakan
tumbuhan gulma yang memiliki
kecepatan tumbuh dan
berkembang biak yang tinggi,
baik secara vegetatif maupun
generatif. Spesies ini hidup
terapung di wilayah periaran
dalam. Eichhornia crassipes
memiliki kemampuan untuk
menyerap logam-logam berat
termasuk Cu dengan cara
melakukan penyerapan melalui
permukaan sel (Fitostabilisasi).

Eichhornia crassipes
KANGKUNG AIR
Tanaman ini memiliki daya
adaptasi yang cukup luas karena
dapat hidup pada berbagai kondisi
iklim dan di berbagai habitat.
Ipomoea aquatica merupakan
salah satu dari banyak spesies
tanaman yang digunakan untuk
menguji kemampuan fitoremediasi
karena tanaman ini mampu
mengakumulasi logam berat
seperti Zn, Cu, Cr dan Pb melalui
mekanisme fitostabilisasi dan
distribusi ion logam pada
konsentrasi tinggi.
Ipomoea aquatica
KAYU APU
Tanaman ini juga banyak
dijumpai pada kolam-kolam air
tawar, menempati permukaan
dari perairan tersebut karena
tanaman ini tergolong floating
aquatic plant . Pistia stratiotes
memiliki tingkat pertumbuhan
tinggi dan diketahui mempunyai
kemampuan hiperakumulator
untuk menyerap logam berat,
seperti Zn, Cu, dan Cr melalui
mekanisme Rizofiltrasi.

Pistia stratiotes
KELEBIHAN METODE
FITOREMEDIASI
Metode fitoremediasi mempunyai beberapa
kelebihan, antara lain
 bisa dilakukan dengan teknologi in-situ,
 tidak menimbulkan gangguan terhadap
lingkungan,
 dapat diterima oleh masyarakat awam,
 modal proses relatif kecil, dan
 biaya yang dibutuhkan relatif kecil.

Cara ini dapat menurunkan biaya pembersihan lingkungan menjadi sekitar 2-6
US$ per seribu galon air. Metode fitoremediasi paling sedikit sepuluh kali lebih
murah daripada metode pengangkatan dan pengangkutan limbah berbahaya ke
tempat pembuangan dan menjadikannya konsentrat padat .
KELEMAHAN METODE
FITOREMEDIASI
Metode fitoremediasi juga mempunyai beberapa
kelemahan, yaitu:
 proses pembersihan yang diperlukan relatif
lama,
 logam yang terakumulasi pada tanaman dapat
memasuki rantai makanan apabila tanaman
tersebut termakan oleh mahluk hidup,
 keefektifannya dipengaruhi musim, serta
 tingginya kemungkinan serangan hama dan
penyakit tanaman, dan
 apabila konsentrasi kontaminan tinggi dapat
menyebabkan fitotoksik dan menghambat
pertumbuhan tanaman.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEBERHASILAN FITOREMEDIASI

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan


fitoremediasi yaitu:
 kemampuan daya akumulasi berbagai jenis
tanaman untuk berbagai jenis polutan dan
konsentrasi;
 sifat kimia dan fisika, serta sifat fisiologi tanaman;
 jumlah zat kimia berbahaya;
 mekanisme akumulasi dan hiperakumulasi ditinjau
secara fisiologi, biokimia, dan molekular; serta
 konsentrasi limbah yang digunakan.
Phytoremediation of
mercury contaminated
soils
Penegasan Istilah
Fitoremediasi adalah teknik
remediasi tanah tercemar logam
berat (Liua, Wang, Ding & Xiao,
2018).

Merkuri (Hg) adalah elemen berpotensi


toksik non-esensial yang sangat
berbahaya bagi lingkungan dan
Kesehatan manusia
(Raj, Kumarb & Maiti, 2020).
TUJUAN
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. mempelajari kemampuan mikroorganisme mengekstrak
merkuri dari tanah yang terkontaminasi,
2. mengevaluasi potensi fitoremediasi sebagai alternatif
pemulihan tanah yang terkontaminasi merkuri.
PENDAHULUAN
Merkuri diklasifikasikan Ion merkuri (Hg2 +) di dalam
sebagai polutan prioritas tanah bisa diambil oleh
oleh organisasi utama tanaman yang menyebabkan
seperti Organisasi keracunan. Adanya merkuri
Kesehatan Dunia (WHO) di media tanam
(Liua, Wang, Ding & Xiao, menghambat pertumbuhan
2018). dan komposisi biokimia
Content Content
Here Here benih.
Fitoremediasi adalah
pendekatan alternatif untuk Tanaman yang digunakan :
dekontaminasi tanah, dan Paspalum conjugatum;
bisa digunakan untuk Miscanthus sinensis; Oxalis
meminimalkan tingkat corniculata L; Brassica
pencemaran Hg dalam juncea; Lolium perenne-
tanah. Mycorrhizae.
1. Ustiatik, R., Siska Nurfitriani, Amrullah Fiqri & Eko Handayanto. 2020. The Use
of Mercury-Resistant Bacteria to Enhance Phytoremediation of Soil
Contaminated with Small-scale Gold Mine Tailing. Nature Environment and
Pollution Technology An International Quarterly Scientific Journal, 19(1) : 253 –
261.

METODE
Dua isolat bakteri tahan merkuri (Brevundimonas vesicularis dan Nitrococcus
mobilis) diaplikasikan pada Paspalum konjugatum sebagai tanaman akumulator
merkuri yang ditanam selama 70 hari pada tanah tambang emas yang tercemar.
Amonium tiosulfat digunakan sebagai agen pengkelat untuk merangsang ekstraksi
merkuri oleh tanaman. Setelah P. conjugatum dipanen (60 hari), sisa tanah dalam
pot ditanami jagung sampai periode vegetatif maksimum.
HASIL

Pengaruh aplikasi bakteri resisten merkuri dan


amonium tiosulfat terhadap akumulasi merkuri
oleh P. konjugatum pada 70 hari.
*) B0 = tidak ada isolat bakteri, B1 = isolat B.
Paspalum conjugatum atau vesicularis, isolat B2 = N. mobilis, K0 = tanpa
Rumput Kerbau amonium tiosulfat, K1 = dengan amonium
tiosulfat 2 g / kg.
2. Zhao, A., Lingyun Gao, Buqing Chen & Liu Feng. 2019. Phytoremediation
potential of Miscanthus sinensis for mercury-polluted sites and its impacts on
soil microbial community. Environmental Science and Pollution Research.

METODE
M. sinensis yang akan diuji tersedia dalam bentuk bibit dalam pot oleh perusahaan
pembibitan di Shandong Provinsi, China, dan hanya bibit tersebut dengan ukuran
yang sama dikumpulkan dan diangkut ke laboratorium. Tanah mentah yang
digunakan dikumpulkan dari lapisan permukaan (0-20 cm) tanah di sebuah taman
di Beijing, Cina. PH tanah 7,70, kadar bahan organik (OM) 3,85%, dan isi total
fosfor dan nitrogen yang tersedia masing-masing adalah 460 mg/kg dan 114 mg/kg.
HASIL Penanaman
Miscanthus sinensis
dapat secara
signifikan
meningkatkan
keanekaragaman dan
kelimpahan
komunitas mikroba
tanah, tetapi dapat
menyebabkan
hilangnya potensi
nitrogen tanah dan
fosfor pada awal dan
M. sinensis atau tengah
Rumput Eulalia pertumbuhannya.
3. Liua, Zhongchuang, Li-ao Wang, Shimin Dinga & Hongyan Xiao. 2018.
Enhancer assisted-phytoremediation of mercury-contaminated soils by Oxalis
corniculata L., and rhizosphere microorganism distribution of Oxalis corniculata
L. Ecotoxicology and Environmental Safety.

METODE
Remediasi tanah yang terkontaminasi merkuri menggunakan kombinasi Oxalis corniculata
L. dengan berbagai penguat (sodium thiosulfate, ammonium thiosulfate,
ethylenediaminetetraacetic acid dan diethylenetriaminepentaacetic acid).
Percobaan dilakukan dengan menggunakan bibit Oxalis corniculata yang ditanam di pot
berisi tanah yang mengandung merkuri.
HASIL

Rasio sisa mencapai nilai minimum setelah 60 hari, dengan


urutan: Oxalis corniculata (Na2S2O3) < Oxalis corniculata
Oxalis corniculata L ((NH4) 2S2O3) < Oxalis corniculata < Oxalis corniculata
atau Daun Asam Kecil (DTPA) < Oxalis corniculata (EDTA). Oxalis corniculata
diairi dengan Na2S2O3 mengurangi kandungan merkuri
sekitar 40% setelah 60 hari.
4. Raja, D., Adarsh Kumarb, & Subodh Kumar Maitia. 2020. Brassica juncea (L.)
Czern. (Indian mustard): a putative plant species to facilitate the
phytoremediation of mercury contaminated soils. International Journal of
Phytoremediation.

METODE
Pengaturan percobaan fitoremediasi dilakukan dengan cara membubuhi tanah
dengan berbagai konsentrasi merkuri (Hg) (Perlakuan: T1: 10; T2: 50; T3: 100; T4:
500 dan T5: 1.000 mg Hg / kg tanah).
Kemampuan penghilangan Hg oleh tanaman sawi India ditentukan setelah 30, 60
dan 90 hari.
HASIL
Tren akumulasi Hg pada bulan kedua dan ketiga
paparan adalah akar > daun > batang, sedangkan
untuk bulan pertama adalah akar > batang > daun.
Persentase akumulasi Hg tertinggi (81%) dan
glutathione (14 mg / kg) diamati pada tanaman
perlakuan T4 dan T5, masing-masing pada 90 hari
eksposur yang menunjukkan tingkat toleransi stres Hg
yang tinggi.

Brassica juncea dapat bertahan di bawah kontaminasi


Hg yang tinggi dan dapat menunjukkan potensi besar
Brassica juncea atau untuk fitostabilisasi Hg jika ditanam di bawah 100 mg/
Mustar India kg Hg tanah tanpa menunjukkan efek merugikan yang
signifikan pada tanaman.
5. Leudo, Ana M., Yuby Cruz, Carolina Montoya-Ruiz, María del Pilar Delgado &
Juan F. Saldarriaga. 2020. Mercury Phytoremediation with Lolium perenne-
Mycorrhizae in Contaminated Soils. Sustainability, 12(9).

METODE
Percobaan dibagi menjadi tiga tahap: (i) uji asosiasi (jamur akar), (ii) pembibitan
dan pengumpulan sampel, dan (iii) analisis morfologi dan molekuler, yang
melibatkan evaluasi ekspresi gen dan penentuan akumulasi logam berat. Sebelum
digunakan Lolium perenne dicuci dengan air deionisasi dan larutan KOH 10%.
Referensi Tierra Bona (Fercon S.A., Cali, Kolombia) digunakan untuk tanah dan
dua komersial preparat digunakan untuk membentuk mikoriza.
1. Akar dijajah dengan suatu campuran dari spora marga Glomus sp.,
Acaulospora sp., Entrophospora sp., dan Giaspora sp., (MICO1).
2. Seperti akar kolonial yang mengandung spora dari marga Glomus sp.,
Acaulospora sp., Entrophospora sp., Dan Scutellospora sp. (MICO2).
HASIL

Ditemukan bahwa tanaman yang diinokulasi mikoriza


mengembangkan batang yang lebih panjang dan akar
yang lebih pendek; dengan cara yang sama, gen GST
memiliki ekspresi yang lebih besar pada batang
daripada di akar, terutama karena akar membantu
penyaringan nutrisi ke batang, penahan logam dan
detoksifikasi oleh glutathione yang dikatalisis GST.

Lolium perenne atau


Rumput Gandum Hitam
1. (Paspalum conjugatum;
Miscanthus sinensis; Oxalis
corniculata L; Brassica juncea;
Lolium perenne-Mycorrhizae)
merupakan alternatif yang baik
menghilangkan merkuri dari
tanah.
2. Dari beberapa tanaman yang
digunakan, yang menunjukkan
hasil penurunan merkuri yang
paling tinggi ialah Miscanthus
sinensis (27 – 32 %)
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Ustiatik, R., Siska Nurfitriani, Amrullah Fiqri & Eko Handayanto. 2020. The Use of Mercury-Resistant
Bacteria to Enhance Phytoremediation of Soil Contaminated with Small-scale Gold Mine Tailing. Nature
Environment and Pollution Technology An International Quarterly Scientific Journal, 19(1) : 253 – 261.

Zhao, A., Lingyun Gao, Buqing Chen & Liu Feng. 2019. Phytoremediation potential of Miscanthus sinensis
for mercury-polluted sites and its impacts on soil microbial community. Environmental Science and
Pollution Research,

Liua, Zhongchuang, Li-ao Wang, Shimin Dinga & Hongyan Xiao. 2018. Enhancer assisted-
phytoremediation of mercury-contaminated soils by Oxalis corniculata L., and rhizosphere microorganism
distribution of Oxalis corniculata L. Ecotoxicology and Environmental Safety

Raja, D., Adarsh Kumarb, & Subodh Kumar Maitia. 2020. Brassica juncea (L.) Czern. (Indian mustard): a
putative plant species to facilitate the phytoremediation of mercury contaminated soils. International Journal
of Phytoremediation,

Leudo, Ana M., Yuby Cruz, Carolina Montoya-Ruiz, María del Pilar Delgado & Juan F. Saldarriaga. 2020. Mercury
Phytoremediation with Lolium perenne-Mycorrhizae in Contaminated Soils. Sustainability, 12(9).
THANK YOU
Let’s Discuss !

Anda mungkin juga menyukai